Sunteți pe pagina 1din 19

2017

ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT


REPRODUKSI PRIA

FIOLA FINANDAKASIH
P1807216007

KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI


PRODI S2 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN-2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah Wanita dan Kesehatan Keluarga Anatomi dan Fisiologi Alat
Reproduksi Pria tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata Wanita dan Kesehatan Keluarga pada
Wanita semester II di Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu, khususnya kepada Ibu sebagai dosen
pembimbing mata kuliah Wanita dan Kesehatan Keluarga. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Makassar, 20 Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

C. Tujuan.................................................................................................................................... 2

D. Manfaat ................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki ...................................................................................... 3

B. Spermatogenesis ................................................................................................................... 6

C. Hormon Pria ......................................................................................................................... 9

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria ............................................................................. 11

E. Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki ............................................................................ 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak, atau melakukan
reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem reproduksi.
Sistem reproduksi melibatkan organ reproduksi. Tujuan utama makhluk hidup
melakukan reproduksi adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah. Apa yang
akan terjadi dengan manusia misalnya, jika tidak bisa melakukan reproduksi? Tentu
lama kelamaan manusia akan punah.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis
bagian anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses biologis dasar
termasuk perilaku seksual dipengaruhi oleh faktor emosi dan sosiokultural masyarakat.
Di sini, yang akan difokuskan adalah fungsi dasar seksual sistem reproduksi di bawah
kontrol syaraf dan hormon.
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testes pada pria dan sepasang
ovarium pada wanita. Gonad yang matang berfungsi menghasilkan gamet
(gametogenesis) dan menghasilkan hormon seks, khususnya testosteron pada pria dan
estrogen & progesteron pada wanita. Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia akan
melalui saluran reproduksi (sistem duktus). Pada wanita juga terdapat payudara yang
termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian eksternal sistem reproduksi sering juga
disebut genitalia eksternal.
Seiring perkembangan teknologi dan zaman, reproduksi juga merupakan objek
utama untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia mengembangkan
teknologi reproduksi berupa bayi tabung untuk mengatasi masalah pasangan suami istri
yang tidak memiliki anak dan juga inseminasi buatan pada hewan untuk memperoleh
keturunan hewan yang diinginkan. Selain perkembangan teknologi, kita juga sering
mendengar atau membaca informasi mengenai berbagai penyakit yang berhubungan
dengan sistem reproduksi. Berbagai penyakit sistem reproduksi ini tentunya harus kita
cegah agar manusia tetap dapat memperoleh keturunan. Satu hal yang penting bagi
generasi muda adalah menjaga kesehatan reproduksi agar tidak terkena penyakit pada
sistem reproduksi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki ?

2. Bagaimana proses Spermatogenesis ?

3. Apa saja jenis-jenis Hormon Pria ?

4. Apa saja gangguan pada Sistem Reproduksi Pria ?

5.Bagaimana teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki.

2. Untuk mengetahui proses Spermatogenesis.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis Hormon Pria.

4. Untuk mengetahui gangguan pada Sistem Reproduksi Pria.

5. Untuk mengetahui teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki.

D. Manfaat

Menambah wawasan mengenai Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki, proses

Spermatogenesis, jenis-jenis Hormon Pria, gangguan pada Sistem Reproduksi Pria,

serta teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki agar mampu melakukan proses reproduksi

yang aman dan sehat serta menghasilkan keturunan yang berkualitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki


Alat reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni
sperma. Disamping itu, alat reproduksi pria juga berfungsi dalam proses pelepasan
sperma ke saluran sel kelamin wanita. Pria memiliki serangkaian alat reproduksi
dan di dalam alat ini berlangsung pula proses pembentukan sperma. Dalam proses
pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-hormon seksual. Alat
reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar (eksternal)
dan alat kelamin bagian dalam (internal).

Gambar 1. Alat Reproduksi Pria


Struktur internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran
pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar
asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper)
1. Testis
Testis terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk memproduksi
sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus seminiferus, yang
berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera yang paling halus.
Proses pembentukan sperma ini disebut spermatogenesis. Sperma yang
dihasilkan oleh seorang laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel
sperma setiap hari. Sperma ini berfungsi dalam meneruskan keturunan. Testis
juga menghasilkan hormon reproduksi yaitu, testosteron. Hormon ini
dihasilkan oleh sel-sel Leydig yang terletak di celah-celah antara tubulus

3
seminiferus. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kelamin sekunder pada seorang laki-laki. Ciri-ciri kelamin sekunder pada
seorang laki-laki antara lain:
a) suara yang membesar,
b) tumbuhnya kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,
c) bentuk dada yang bidang.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta
penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit
lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.
2. Saluran Pengeluaran
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar
permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan
sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan
untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis
dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran
jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung
mani).
Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis
dan uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki
lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran
keluar air mani.
3. Kelenjar Asesoris
Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-
lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan
bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan
tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk
pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.

4
Kelenjar prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara
langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu
mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran
mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa
yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Struktur eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis dan skortum :
1. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari
vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus
kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus
spongiosum. Batang utama penis
dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala
penis (glands penis) ditutup oleh lipatan
kulit yang jauh lebih tipis dan disebut
preputium (prepuce), kulit inilah
yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila
terjadi suatu rangsangan jaringan
erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang
disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi
dan alat koitus (persetubuhan).
2. Skrotum (kantung pelir)
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan
dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut
dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak
sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan
sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat
lebih rendah daripada suhu tubuh.

5
B. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan
lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme
hormonal tubuh.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala
mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma.
Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki
ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala
sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang
disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur
dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis
dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan
anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi
terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan
spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig
berfungsi menghasilkan testosterone
Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit
primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder
membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi
spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen
Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan
cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenja
Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai
semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300
- 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan
pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.

6
C. Hormon Pria
Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang merupakan
bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ. Hormon-
hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem reproduksi pria adalah follicle-
stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan hormon testosteron.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak.
FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis), dan LH merangsang
produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan proses spermatogenesis.
Testosteron juga penting dalam pengembangan karakteristik laki-laki, termasuk massa
dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang dan dorongan seks.
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron,
LH(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan
hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium,
dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-
atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok
androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita.

7
Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak
2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu
menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan
androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari.
Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron
dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron
melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu
menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH
dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi
tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan
sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini
juga berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan
pertumbuhan sel-sel otot.
3. efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat
dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa
waktu.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi
sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi)
tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen
serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon
ini tersedia untuk pematangan sperma.

8
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria


a. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga
abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan
pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika
belum turun juga, dilakukan pembedahan.
c. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah
Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
d. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti
Escherichia coli maupun bukan bakteri.
e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi
pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
g. Sifilis
Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan
seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.
h. Gonorhea
Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri
Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan

9
menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai dengan
rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.
i. Kanker testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria berusia 29-35
tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit ini sangat
mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma.
Biasanya hanya menghantam satu testis saja. Gejala pertama dirasa dari munculnya
sel-sel tumor adalah nyeri dan bengkak. Hingga kini penyebab kanker testis masih
belum pasti. Pria yang memiliki testis tidak berkembang sempurna berisiko tinggi
terkena kanker. Demikian pula mereka yang terlahir dari ibu yang mengkonsumsi
hormon tambahan selama kehamilan.
Kanker testis umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia tubuh
seperti alpha fetoprotein dan beta human chorionic gonadotropin yang diproduksi
sel-sel kanker. Pemeriksaan Kanker. Dalam kondisi tertentu, untuk menghentikan
sebaran sel kanker ke bagian yang lainnya, seringkali mengharuskan membuang
testis. Perawatan selanjutnya termasuk operasi yang juga membersihkan
jaringan lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel kanker. Pada stadium awal atau
pria dengan jenis kanker testis seminoma dilakukan terapi radiasi. Jika kanker telah
menyebar sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.
Efek samping dari setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker bervariasi.
Paling umum adalah stres. Meskipun membuang satu buah zakar tidak otomatis
membuat impoten. Namum jika jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi
sperma berkurang. Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan
yang amat sangat. Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya.
Penyakit ini seringkali menyebabkan ketidaksuburan. Sementara itu kemoterapi
umumnya menyebabkan mual dan muntah-muntah, mengganggu sistem kekebalan
tubuh, infertil dan botak. Efek samping ini bisa bersifar temporer atau permanen.
j. Sterilitas/Infertilitas
Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu membentuk
sperma sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma dalam jumlah yang
cukup. Hal itu terjadi sebagai akibat tidak normalnya organ-organ reproduksi,
peradangan pada alat kelamin, kecanduan alkohol, atau akibat penyakit menular
seksual. Beberapa laki-laki juga mengalami masalah ejakulasi.

10
k. Mikropenis
Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada kelainan
seperti ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran di bawah ukuran rata-
rata, yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.
l. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama
sekali.
m. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada
usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
n. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada
pada hubungan kelamin yang normal.
o. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor
di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

E. Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki


1. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara
memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma biasanya
berasal dari pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan
yang suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah variasi dari
inseminasi buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang ovari.
Selanjutnya, sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.
2. Intracytoplasmic Sperm Injection
Intracytoplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan
prosedur yang lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah sel

11
telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang mempunyai beberapa
masalah kesuburan.
3. Kondom
Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Perhatikan Gambar
10.18. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan mencegah
bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya efektivitas sekitar 90%
untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma terbuat dari karet yang sangat
tipis. Perhatikan Gambar 10.19. Diafragma ini menutup uterus dan tuba fallopii untuk
mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai efektivitas
sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.

F. Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Reproduksi


Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat yang dapat kita
lakukan diantaranya:
a. Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk
menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah
menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari
untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri,
karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
b. Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan
dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan
daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian
celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan
membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu,
keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
c. Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan sabun.
Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan bukan
sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina. Untuk
pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.

12
d. Pemeriksaan Rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin sangat
diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri, dengan
cara:
Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis.
Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.
Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau sepanjang
testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera periksakan diri ke dokter.
Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa nyaman segera
konsulultasikan kepada dokter.
Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan gatal-gatal
pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar
(eksternal) dan alat kelamin bagian dalam (internal).
2. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa
(sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya
sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme
hormonal tubuh.
3. Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada hormon, yang merupakan
bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ. Hormon-
hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem reproduksi pria adalah follicle-
stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan hormon testosteron.
4. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria terdiri dari : Hipogonadisme,
Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis, Epididimitis, Orkitis, Sifilis, Gonorhea,
Kanker testis, Sterilitas/Infertilitas, Mikropenis, Anorkidisme, Hyperthropic
prostat, Impotensi, Infertilitas (kemandulan),
5. Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki : Inseminasi Buatan, Intracytoplasmic
Sperm Injection, Kondom
6. Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Reproduksi :
Kebersihan Pakaian Dalam, Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana
Jeans yang Ketat, Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar,
Pemeriksaan Rutin yaitu dengan mengenali ukuran, bentuk, serta berat masing-
masing testis.
Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.
Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau
sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera periksakan
diri ke dokter.
Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa nyaman
segera konsulultasikan kepada dokter.
Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan
gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.

14
B. Saran
1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi pria dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Diharapkan petugas petugas Kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya dalam bidang reproduksi pria sehingga dapat memaksimalkan untuk
memberikan health education dalam pelayanan.
3. Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui dampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. Aaltonen, Priscilia Gaudet, 2004. Customer Relationship Marketing and Effects of

Demographics and Technology on Customer Satisfaction and Loyalty in Financial

Services, Dissertation, Old Dominion University.

2. Achrol, R, 1997. Change in The Theory of Interorganizational Relationship in Marketing

toward a Network Paradigm, Journal of The Academy of Marketing Sciences, Vol.

5, No. 1, pp. 56-71.

3. Kadaryanto et al. 2006.20.Biologi 2, Yudhistira, Jakarta

4. Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3,Esis-Penerbit Erlangga,Jakarta.

5. Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3,15-18. Galaxy PuspaMega,

Jakarta.

6. Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344, 348,349, 354359. Biologi 2. GalaxyPuspa Mega.

Jakarta.

16

S-ar putea să vă placă și