Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Latar belakang
"batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para
Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke
manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia . Penyakit telah
dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu dan kejadian pada manusia sejak
zaman Romawi telah diketahui penyebabnya yaitu karena konsumsi daging dari
hampir seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang seperti di Inggris,
Perancis, Jerman, Siberia, Iran, Tibet, Cina, India, Arabia, Amerika Selatan,
Buleleng (Bali), Rawas (Palembang) dan Lampung. Kemudian pada tahun 1886 di
Banten, Padang Barat, Kalimantan Barat dan Timur, Roti, Krawang, Madura,
kejadian pada akhir abad yang lalu, sampai saat ini masih dilaporkan kejadian
Boyolali (1990) menunjukkan gejala penyakit yang tidak khas, baik di hewan
maupun di manusia, sehingga didiagnosa sebagai penyakit lain. Setelah itu
kejadian di Citeureup, Bogor pada tahun 2001 dan antraks pada burung unta di
daerah Karawang, Jawa Barat, pada tahun 2002 menunjukkan bahwa daerah
endemis antraks di Jawa Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya
masih tetap ada dan akan tetap merupakan ancaman bagi kesehatan ternak dan
manusia.
II. Identifikasi Masalah
hewan ke manusia (Zoonosis). Hampir semua jenis hewan piara dan hewan liar
dapat diserangnya seperti: sapi, kerbau, macan, biri-biri, keledai, babi, singa,
menjangan, jaguar, kucing dahan, racoon, puma, beruang dan gajah. Beberapa
jenis hewan tertentu seperti anjing, kucing, amfibia Berdasar penelitan yang
selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai
terutama sapi. Sapi merupakan salah satu hwan ternak yang paling banyak di
positif, tidak motil, berkapsul, tahan asam dan membentuk spora. Spora antraks
ini akan terbentuk bila O2 berlebihan dan dapat bertahan di lingkungan selama 25
sampai 30 tahun. Selain itu, penyebab penyakit ini tahan pembekuan cepat pada
-72 C, tahan desinfektan dan panas. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora
yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada
menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik
penyakit antraks.
V. Kajian Pustaka
spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit.
lapangan.
kabupaten Enrekang.
Sumber data berupa lisan yang berasal dari warga desa baik yang
warga.
yaitu sapi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Antraks.
http://www.antaranews.com/berita/konsumsi-sapi-antraks-tiga-warga- tewas
http://www.poultryindonesia.com
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews
http://drhyudi.blogspot.com/virus-antraks-serangwarga-maros