Sunteți pe pagina 1din 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal (Wahit, 2005). Dalam mencapai tujuan tersebut,
terdapat beberapa kendala, salah satu kendala yang berpengaruh sekali adalah adanya
masalah kesehatan yang bersumber dari berbagai faktor seperti faktor keturunan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan lingkungan.
Keperawatan komunitas merupakan salah satu strategi guna mencapai tujuan
pembangunan nasional. Keperawatan komunitas merupakan sebuah upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).
Tujuan dari keperawatan komunitas menurut Wahit (2005) adalah untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya keperawatan,
sehingga diharapkan masyarakat dapat secara mandiri untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan, menetapkan dan memprioritaskan masalah tersebut, merumuskan serta
memecahkan, menanggulangi masalah kesehatan serta mengevaluasi keberhasilan
dari suatu pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri. Tujuan inilah yang dapat dijadikan strategi
utama dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal seperti yang diharapkan dalam
pembangunan nasional.
Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional, khususnya di daerah pedesaan, Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang Program Studi Keperawatan Purwokerto melakukan
upaya dengan menjalankan Praktek Keperawatan Komunitas selama enam minggu di
RW IV desa Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Pada saat pembekalan PKK di desa Karang duren Drs. Amin Supangat selaku
Kepala Desa Karangduren menyampaikan bahwa lingkungan di desa Karangduren
secara umum belum memiliki saluran pembuangan limbah dan masih belum layak.
Beliau juga menyampaikan bahwa kesadaran masyarakatnya sendiri dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat masih kurang.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada
tanggal 21 23 Maret 2011 dengan menggunakan beberapa metode khususnya
community approach. Dalam pengkajian tersebut ditemukan berbagai data tentang
kesehatan dan dari data tersebut terdapat data yang menunjukan adanya suatu masalah
kesehatan di RW IV Desa Karangduren.
Masalah kesehatan yang muncul tersebut antara lain : mengenai kebiasaan
hidup bersih dan sehat yang ditunjukan dengan terdapatnya 26 % rumah tidak sehat,
34% warga tidak punya jamban sendiri, 30% warga lebih suka BAB di sungai, 17 %
warga buang sampah di sungai dan 24 % di kebun, 33 % warga membuang limbah di
selokan dan 41% di sungai. Kemudian tentang angka kesakitan lansia yang mana 36%
lansia menderita asam urat, 24 % hipertensi, 2% Diabetes Melitus dan 2% lansia
menderita TBC. Disamping itu juga ditemukan adanya angka kesakitan balita yang
menunjukan 12 % balita menderita diare, 11 % menderita ISPA. Terdapat pula data
temuan tentang pemanfaatan posyandu, yang menunjukan 14,75% balita tidak rutin ke
posyandu dan 73% lansia yang tidak rutin memeriksakan diri ke posyandu. Dari
beberapa masalah tersebut juga ditemukan data yang menunjukan 94,4% warga jarang
atau tidak pernah rutin berolahraga, padahal terdapat tiga lapangan bulu tangkis di
RW IV dan satu lapangan sepak bola yang merupakan fasilitas olahraga milik warga
desa.
Masalah masalah tersebut telah diinformasikan kepada warga Desa
Karangduren, khususnya warga RW IV serta petugas Puskesmas dan petugas
kesehatan setempat pada saat Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) pada tanggal
25 Maret 2011. Tanggapan warga terhadap penentuan pokok-pokok masalah sangatlah
baik dan warga juga sangat antusias ketika diminta kerjasamanya menyusun
perencanaan guna menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Sebagai bentuk realisasi dari perencaaan pada saat MMD I, mahasiswa bekerja
sama dengan petugas kesehatan, tokoh masyarakat serta warga setempat dalam
melakukan implementasi dari berbagai perencanaan tersebut selama kurang lebih
enam minggu. Sebagai bahan evaluasi dan guna mengetahui seberapa besar
peningkatan derajat kesehatan warga desa Karangduren RW IV, maka perlu adanya
suatu pelaporan hasil kegiatan dari awal hingga akhir.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan berbagai konsep dan ilmu yang terkait dengan Praktek
Keperawatan Komunitas dan Kelompok Khusus yang telah diperoleh pada saat
perkuliahan serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Komunitas.

2. Tujuan Khusus
a. Melaporkan hasil pengkajian di wilayah RW IV.
b. Melaporkan hasil analisa data dari hasil pengkajian.
c. Melaporkan hasil perencanaan kegiatan yang akan dilakukan di RW IV.
d. Melaporkan hasil realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pihak yang
terkait yaitu warga RW IV Desa Karangduren, tenaga kesehatan setempat, dan
pihak Puskesmas.
e. Mengevaluasi peningkatan derajat kesehatan warga Desa RW IV berkaitan
dengan proses dan hasil asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus.
C. Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun memfokuskan masalah yang di
masyarakat RW IV Desa Karangduren, antara lain mengenai kebiasaan hidup yang
kurang bersih dan sehat, adanya resiko peningkatan angka kesakitan pada lansia,
adanya resiko peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita, kurangnya
pemanfaatan posyandu lansia dan balita, serta kurangnya kesadaran masyarakat RW
IV dalam berolahraga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


Perawatan Kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang
kesehatan, keterampilan, hubungan antar manusia dan keterampilan organisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada masyarakat (Freeman, 1961).
Perawatan komunitas merupakan perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok yang memepengaruhi kesehatan
keseluruhan penduduk, meliputi: peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan sebagai suatu pendekatan yang komperhensip (Wahit, 2005).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perawatan
komunitas merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan yang ditunjukan
kepada individu, keluarga, kelompok yang mempengaruhi kesehatan.

1. Asuhan Keperawatan Komunitas


a. Pengkajian
Riyadi, S (2007) menjelaskan bahwa pengkajian komunitas merupakan
suatu proses untuk dapat mengenal masyarakat. Masyarakat merupakan mitra
terhadap keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas
adalah mengidentifikasi faktor-faktor, baik faktor positif maupun faktor
negatif yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat.
Menurut Anderson dan Elisabeth (2006) dalam Riyadi, S (2007)
pengkajian sumber data yang digunakan data diperoleh melalui beberapa
sumber yaitu :
1) Sensus
Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat
diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat. Meskipun data sensus
sangat lengkap namun kerancuan masih terjadi. Masyarakat mungkin masih
memberikan jawaban yang tidak jujur atas pertanyaan yang bersifat pribadi.
Data yang diperlukan meliputi data jumlah penduduk, komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin, mata pencaharian penghasilan dan
tingkat pendidikan.
2) Data statitik vital
Data statitik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat
secara terus menerus badan pemerintahan. Data tersebut meliputi data
kelahiran, kematian, perkawinan, perkawinan, perceraian, serta mobilitas
penduduk (migrasi, imigrasi, transmigrasi).

3) Laporan penyakit yang terinformasikan


Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan
oleh Departemen Kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-
penyakit atau kejadian luar biasa yang pernah atau sedang dialami oleh
suatu daerah, misalnya data penyakit yang pernah wabah atau penyakit
yang mayoritas pernah diderita oleh sebagian besar mayarakat di suatu
daerah.
4) Catatan medis dan rumah sakit
Catatan medis ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Selain itu, juga
diperlukan untuk mengetahui jenis penyakit dan angka kesakitan di daerah
tersebut. Namun catatan-catatan ini tidak menyajikan gambaran yang
lengkap atau valid tentang kesehatan komunitas karena tidak semua
masyarakat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga perlu
dilakukan pendataan yang lebih lengkap melalui pemeriksaan langsung
kemasyarakat.

b. Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak langkah.
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisa data adalah :
1. Kategorisasi
Untuk menganalisa data pengkajian komunitas sangat membantu jika
pertama-tama mengkategorikan data. Data dikategorikan dalam berbagai
cara. Kategori data pengkajian komunitas ini meliputi :
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan
kelompok etnis serta ras).
b) Karakteristik geografi (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat
tinggal, ruang publik dan jalan).
c) Karakteristik sosial ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan,
pendidikan yang dicapai dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, pusat pelayanan
kesehatan mental, bidan desa, polikinik kesehatan desa, Pukesmas).

2. Ringkasan
Setelah menentukan kategorisasi langkah selanjutnya membuat
ringkasan data dalam tiap kategori dan dibutuhkan pernyataan ringkasan
maupun ukuran ringkasan seperti rata-rata, diagram dan grafik.

3. Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah
mengidentifikasi kesenjangan, kerancuan dan kehilangan data. Kesenjangan
data tidak dapat dihindari seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting
adalah menganalisa secara ktiris data dan menyadari potensi adanya
kesenjangan.

4. Penarikan Kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang
telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan logis dari
bukti yang ada untuk mengarah ke rumusan diagnosa keperawatan
komunitas. Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis.
Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data
yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam komunitas. Tugas
terakhir adalah menganalisa penyataan kesimpulan menjadi diagnosa
keperawatan komunitas.
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah pernyataan hasil analisa data. Diagnosa merupakan
label yang mendeskripsikan situasi atau kondisi dan mengandung etiologi.
Diagnosa keperawatan membatasi proses diagnostik pada berbagai diagnosis
yang ditegakkan untuk menjadi respon manusia terhadap masalah kesehatan
baik aktual maupun potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat.
Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga bagian, yaitu : bagian pertama
adalah deskripsi masalah, respon berdasarkan kondisi, bagian kedua adalah
identifikasi berbagai faktor etiologi yang berhubungan dengan masalah dan
bagian ketiga adalah tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang
biasanya didefinisikan sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan
orang dengan sekurang-kurangnya memiliki suatu karakteristik tertentu. Untuk
memperoleh diagnosa komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisa
dan dibuat kesimpulan.
Pernyataan kesimpulan tersebut membentuk diagnosa keperawatan.
Beberapa kesimpulan membentuk bagian deskriptif dari diagnosa keperawatan
yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial dan aktual.
Pernyataan kesimpulan bersifat etiologi dan mencatat kemungkinan penyebab
timbulnya masalah kesehatan. Pernyataan etiologi dihubungkan dengan
menggunakan berhubungan dengan, yang diikuti tanda dan gejala dari
etiologi tersebut.

d. Perencanaan
Setelah mengkaji kesehatan komunitas, menganalisa data dan
menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Langkah selanjutnya adalah
mempertimbangkan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan
kesehatan komunitas tersebut untuk memfokuskan rencana berfokus
komunitas. Masing-masing diagnosa keperawatan komunitas mengarahkan
kepada upaya perencanaan perawat.
Setiap bagian dari diagnosis selain menggambarkan pengkajian
komunitas juga memberikan pengarahan bagi perencanaan, implementasi dan
evaluasi program. Rencana berfokus komunitas didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang mengandung tujuan serta intervensi spesifik dalam
mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan seperti pengkajian dan analisa
merupakan proses sistematik yang dibuat melalui kerja sama lintas program
dan lintas sektoral dalam komunitas.
Setelah tersusun diagnosa keperawatan kemudian semua ide dan
proposal implementasi dihasilkan melalui satu tujuan berfokus komunitas dan
rencana kegiatan konkrit. Setelah memvalidasi diagnosa keperawatan bersama
komunitas, tujuan berfokus untuk melaksanakan program promosi kesehatan
berdasarakan isi yang didasarkan warga, dengan menggunakan yang diterima
oleh norma, budaya dan dilakukan dari lokasi yang terjangkau oleh komunitas.
Setelah merumuskan tujuan langkah selanjutnya adalah menetapkan aktivitas
program secara spesifik. Perencanaan yang detail dari aktivitas program dan
pencapaian tujuan.

e. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat :
a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
b. Mengikutsertakan partisipasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan atau input, pelaksanaan atau
proses dan hasil akhir atau output. Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan
tujuan yang akan dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
semula.
Fokus evaluasi adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses pelaksanaan kegiatan.
c. Efektifitas kerja mahasiswa Praktek Keperawatan Komunitas dan masyarakat.
d. Seberapa besar peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan.
e. Keberhasilan : Apakah status kesehatan meningkat atau menurun dalam
waktu tertentu?
f. Tindak lanjut dari pelaksanaan kesehatan yang ada terhadap masalah
kesehatan yang belum teratasi.

B. Konsep Masyarakat dan Konsep Sakit


Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,atau dengan
istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh
suatu rasa indentitas bersama. Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi
kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari penyakit dan
cacat atau kelemahan. Ciri-ciri masyarakat sehat menurut Efendi (1998) yang dikutip
oleh Wahit (2005) :
1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat.
2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhanamelalui upaya peningkatan
kesehatan (health promotion), pencegahan penyakit (health prevention),
penyembuhan (curative) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif health) terutama
untuk ibu dan anak.
3. Berupaya meningkatkan kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup.
4. Selalu menigkatkan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat.
5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab
dan penyakit.

C. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan


Guna memenuhi pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial pada
tingkat yang paling minimal secara rasional sehingga diharapkan dapat mengurangi
kesenjangan pelayanan kesehatan dan lebih jauh dapat memelihara / menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka disusunlah Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan oleh Menteri Kesehatan melalui Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008. Standar tersebut berisi kerangka
kebijakan, pengorganisasian didaerah kabupaten/ kota serta peran pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota. Dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tersebut
dicantumkan mengenai cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit yang
ditargetkan dengan prosentase tertentu antara lain;
1. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru yang
ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau kerusakan bernafas. Target
balita yang ditangani adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Disamping itu juga
ditemukan data kejadian pneumonia dari Profil Puskesmas Sokaraja II yang
menyatakan prosentase balita yang terkena pneumonia pada tahun 2010 sebesasar
4,47 % (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).
2. TB BTA Positif
TB BTA positif merupakan penemuan pasien TB melelui pemeriksaan
dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati diunit pelayanan kesehatan
dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu. Target penderita TB yang
ditangani pada tahun 2010 adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Terdapat pula data
dari Profil Puskesmas Sokaraja II yang menunjukan adanya kasus TB pada tahun
2010 sebesar 0,1 % (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).

3. Diare
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya. Target penderita diare yang
ditangani pada tahun 2010 adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Dalam Profil
Puskesmas Sokaraja pada tahun 2010 ditemukan adanya kasus diare pada tahun
2010 sebesar 13,5% (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).
4. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
diastolik 90 mmHg. Berdasarkan 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas
tahun 2009 di Kabupaten Banyumas tercatat kasus hipertensi sebesar 19, 72 %
( Dinkes Kabupaten Banyumas,2009).
5. Asam Urat
Asam urat adalah adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah yang
terakulumasi pada persendian. Berdasarkan 10 besar penyakit rawat jalan
puskesmas tahun 2009 di Kabupaten Banyumas tercatat kasus rematik sebesar
16,84 %. Menurut Ning Harmanto(2007) asam urat merupakan bagian dari
rematik.

Guna memepermudah penyediaan data dan informasi dalam rangka evaluasi


tahunan kegiatan-kegiatan dan pemantapan Puskesmas Sehat , maka Puskesmas
Sokaraja II menyusun suatu Profil Puskesmas II Sokaraja Tahun 2010. Dalam
profil tersebut berisi beberapa kejadian dan indikator yang berhubungan dengan
kesehatan wilayah binaan Puskesmas tersebut, antara lain;
1. Pelayanan kesehatan lanjut usia
Jumlah usila yang berada di wilayah binaan Puskesmas II Sokaraja hingga
tahun 2010 sebanyak 7021 lansia dan yang diperiksa sebanyak 6095 lansia atau
sekitar 86,81 % dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah 55 %.
2. Cakupan rumah sehat
Rumah yang berada di wilayah binaan Puskesmas II Sokaraja sebanyak
6027 unit dan yang diperiksa sebanyak 1690 unit. Dari yang diperiksa tersebut, 887
unit atau 61 % diantaranya dikatakan sehat. SPM rumah sehat sendiri adalah 44,32
%.
3. Pemanfaatan jamban
Terdapat sebanyak 887 jamban yang berada di wilayah binaan dan yang
memenuhi standar sebanyak 454 atau sebesar 51,76 %. SPM pemanfaatan jamban
adalah 55,66%.

4. Perilaku bersih dan sehat


Terdapat 6024 rumah tangga di wilayah binaan Puskesmas II Sokaraja dan
yang diperiksa adalah 1681 rumah tangga dan hasilnya adalah 435 rumah tangga
dinyatakan berperilaku sehat atau sebesar 25,87 %, sedangkan SPM nya adalah
64,96%.

5. Pelayanan Gizi
Jumlah bayi (6-11) bulan = 816 anak . Jumlah bayi yang mendapat vitamin
A 1 kali = 816 atau 100 % Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 sebesar
90 % dengan demikian Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi Standar Pelayanan
Minimal.
Jumlah balita (12-59) bulan = 3256 anak. Jumlah balita yang mendapat
vitamin A 2 kali = 3256 atau 100 % Standar Pelayanan Minimal tahun 2010
sebesar 90 % dengan demikian sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Jumlah ibu nifas = 622 orang. Jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul
vitamin A = 598 atau ( 96,14 ) Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 90
% Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Jumlah ibu hamil = 622 orang, yang mendapat tablet Fe = 598 orang atau
97,24 %. Cakupan PMT-ASI pada bayi Askeskin = 22 anak. Balita gizi buruk yang
ada = 5 anak. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan = 5 anak atau 100 %
Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 100 % Puskesmas II Sokaraja
sudah memenuhi standar pelayanan Minimal.

BAB III
TINJAUAN KASUS
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW IV DESA KARANGDUREN KECAMATAN SOKARAJA
KABUPATEN BANYUMAS

A. Pengkajian
a. Profil Wilayah
RW IV merupakan suatu wilayah di Desa Karangduren Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas yang letaknya di tengah wilayah Desa Karangduren.
Batas Wilayah RW IV
Utara : lapangan sepak bola, perumahan Karen
Timur : Klahang, Sungai Sogra
Selatan : Sungai Sogra
Barat : RW II
Wilayah administrasi RW 4 dibagi dalam 6 RT. Kondisi geografis RW IV
merupakan wilayah dataran rendah. Dengan curah hujan RW IV tergolong sedang dan
luas wilayah RW IV adalah 3 Ha.

RW V
U

KLAHANG

RW II

RW I

SOKARAJA WETAN
b. Data Demografi

Gambar 3.1. Peta wilayah RW 4

LEGENDA

JALAN BESAR

JALAN DESA

SUNGAI

BATAS RW

BATAS DESA
60

50 0-5 tahun
6-12 tahun
40
13-20 tahun
30 21-35 tahun
36-45 tahun
20
46-60 tahun

10 > 60 tahun

0
RT I RT II RT III RT IV RT V RT VI
Gambar 3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Gambar 3.2 menunjukan bahwa berdasarkan hasil survey jumlah penduduk RW
IV Desa Karangduren sebanyak 896 jiwa dengan jumlah warga laki-laki 432 jiwa dan
perempuan 464 jiwa. Jadi, tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini cukup tinggi.
Untuk jumlah penduduk RW IV sebagian besar berusia produktif. Hal ini dibuktikan
ada 254 jiwa dengan usia 21-35 tahun, 127 jiwa usia 36-45 tahun, dan 139 jiwa
dengan usia 46-60 tahun.
Sebagian besar penduduk RW IV desa Karangduren bekerja sebagai pedagang
( 11,83 %), petani (6,02 %), PNS (1,11 %), swasta (12,6 %), buruh (21, 54 %), ibu
rumah tangga (15,29 %) dan tidak bekerja sebanyak 31, 58 %.

c. Nilai dan kepercayaan


Sebagian besar komunitas menganut agama islam dengan jumlah 99,21 %.
Terdapat sebuah tempat ibadah Masjid Al Amin yang terletak di RT 6 RW IV dan
terdapat 4 mushola. Kegiatan rohani di RW IV dilakukan secara bergilir di rumah
warga. Adapun acara rohani yang ada adalah tahlilan bapak-bapak, ibu-ibu,
muslimatan ibu-ibu RW setiap hari Minggu sore. Terdapat perkumpulan remaja
masjid Desa Karangduren RW IV yang bernama IRMASA dan dilaksanakan setiap
Jumat Malam.
d. Lingkungan Fisik
1. Lingkungan Umum
Iklim di wilayah RW IV desa Karangduren beriklim tropis dengan curah
hujan tergolong sedang dan merupakan wilayah dataran rendah, wilayah ini
terbagi dalam 6 RT, dalam wilayah ini terdapat sungai besar yaitu sungai sogra
yang membentang di wilayah RT 1 dan RT 2.
2. Lingkungan Perumahan
Sebagian besar perumahan di RW IV desa Karangduren permanen sebanyak
191 rumah (83, 4 %), semipermanen 30 rumah (13,1 %), dan non permanen 8
rumah (3,5 %). Dengan lantai keramik (62,4 %), ubin (31,9 %), dan tanah
sebanyak (5,7 %). Dengan ventilasi baik dan pencahayaan 61,1 % baik, 31,9
cukup dan kurang 7 %. Kepadatan hunian rumah < 8 m2 sebanyak 15,3 %.
3. Penggunaan Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan sebagain besar oleh komunitas adalah
sumur sebanyak 96,1 %. Dengan kondisi air yang digunakan oleh warga dengan
air bersih dari sumur dan PDAM sebanyak 85,2 % dan air keruh sebanyak 14,8 %.
Masyarakat yang BAB di jamban sebanyak 161 (70,30%) sementara yang di
sungai 68 (29,70%), data kepemilikan jamban adalah 152 (66,37 %) dan jarak
sumber air bersih dengan septictank dengan jarak < 10 m2 sebanyak 34,04%.
4. Pengolahan Limbah dan Sampah
Sebagian besar masyarakat sudah membuang sampah di tempat sampah baik
tempat sampah permanen maupun non permanen sebanyak 58,51 %, di kebun
24,45 % dan sebanyak 17,04 % di sungai. Pengolahan sampah yang dilakukan
oleh sebagian besar warga adalah dengan dibakar sebanyak 65,93 %, ditimbun
8,29 % dan sisanya dibiarkan begitu saja sebanyak 25,78 %.
PEMBUANGAN LIMBAH

SELOKAN;
33.19% SEPTICTANK;
25.76%

SUNGAI; 41.05%

Gambar 3.3 Tempat Pembuangan Limbah Warga


Gambar 3.3 menunjukan bahwa hasil survey tempat pembuangan limbah cair
yang dibuang oleh warga RW IV di septitank sebanyak 25,76 %, di sungai 41,04
% dan sisanya di selokan 33,20 %.
e. Pendidikan Komunitas
Pendidikan di komunitas besar SD (42,41 %), SMP (19,86 %), SMA (16,07 %),
tidak / belum tamat sekolah (11,97 %), tidak tamat SD (7,70 %), dan perguruan tinggi
sebanyak (2,45 %).
f. Pemenuhan Kebutuhan
1. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk warga RW IV dengan pengolahan sendiri
sebanyak 222 dari 229 rumah, penggunaan air untuk konsumsi yang dimasak 225
rumah, sementara sisanya menggunakan air saring (galon) untuk konsumsi sehari-
hari.
2. Eliminasi
Angka kesakitan diare yang diderita warga RW IV sebanyak 7 pada balita dan
4 dewasa. Sebanyak enam warga mengeluh gangguan BAK yaitu sering BAK.
3. Istirahat Tidur
Pada warga RW IV yang mengalami gangguan tidur sebanyak 38 warga dan
yang banyak mengeluh adalah orang dewasa dan sebagian kecil pada lansia.
4. Aktivitas
Di RW IV tersedia lapangan bola 1 dan lapangan bulu tangkis sebanyak 3
lapangan. Warga yang rutin melakukan aktivitas olahraga sebanyak 48 dari 896
warga.

g. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial


Dalam komunitas RW IV terdapat 2 posyandu yaitu posyandu lansia dan balita.
Dan dari jumlah warga yang mempunyai dana sehat askes, dana sehat jamkesmas
terdapat 288 dari 896 warga .
Dalam komunitas ini semua anggota keluarga melakukan pemeriksaan ke fasilitas
kesehatan dan terbesar di Puskesmas sebanyak 101 rumah, bidan atau perawat 73 dan
dokter praktek sebanyak 53 rumah.
1. Data Ibu hamil
Di RW IV terdapat ibu hamil sebanyak 11 warga dan mereka rutin memeriksakan
kehamilannya baik di bidan maupun dokter.
2. Data Balita

Gambar 3.4 Angka Kesakitan Balita


Gambar 3.4 menunjukan bahwa berdasarkan hasil survey jumlah balita dengan
angka kesakitan 13 balita, 6 balita menderita ISPA dan sebnayak 7 balita
mengalami diare.
Balita di RW IV sebanyak 61 balita dan balita yang memiliki KMS adalah 46
yang lainnya tidak mempunyai karena KMS hilang atau rusak. Balita yang rutin
datang ke posyandu balita sebanyak 52 balita.

3. Data Lansia
ANGKA KESAKITAN LANSIA

23.81% HIPERTENSI
31.75% TBC
1.59% ASAM URAT
KENCING MANIS/
6.35% GULA
LAINNYA
36.51%

Gambar 3.5 Angka Kesakitan Lansia


Gambar 3.5 menunjukan hasil survey jumlah lansia di RW IV sebanyak 102
dan yang mempunyai riwayat sakit hipertensi 15 lansia, TBC 1 lansia, asam urat
23 lansia, Diabetes melitus 4 lansia dan lain-lain (katarak, gondok, hernia) 20
lansia. Lansia yang rutin melakukan pemeriksaan sebanyak 28 lansia. Lansia yang
dalam pemenuhan kebutuhan dibantu sebagian sebanyak 16 dan mandiri sebanyak
86.

h. Sumber Daya Masyarakat


Tabel 3. 1 : Penghasilan Warga
Penghasilan 1 2 3 4 5 6 Jumlah
200.000 8 7 5 14 4 7 45
400.000
500.000 15 25 13 21 15 14 103
700.000
800.000 3 8 9 3 11 7 41
1.000.000
>1.000.000 7 0 12 3 7 11 40
Jumlah 33 40 39 41 37 39 229
(rumah)

Tabel 3.1 menunjukan bahwa berdasarkan survey yang telah dilakukan di RW


IV kondisi perekonomian warga tergolong pada perekonomian menengah rata-rata
setiap warga mempunyai penghasilan Rp 500.000,00 Rp 700.000,00 per bulan
sebanyak 103 KK. Fasilitas ekonomi di RW IV antara lain warung, kios, sedangkan
fasilitas lain seperti minimarket berada di RW lain yang jaraknya cukup dekat.

B. Analisa Data

DATA OBJEKTIF MASALAH / ETIOLOGI


1. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban Kebiasaan hidup yang kurang bersih
(33,62 %). dan sehat di RW IV Desa Karangduren
2. Penggunaan sungai untuk buang air besar berhubungan dengan :
sebanyak 68 (28,4 %). 1. Kurangnya kesadaran masyarakat
3. Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 tentang perilaku hidup bersih dan
rumah (24,89 %). sehat
4. Penggunaan sungai untuk membuang limbah 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat
sebanyak 94 rumah (41,04 %) dan di selokan tentang pengolahan limbah
sebanyak 76 rumah (33,18 %). 3. Kurangnya pengetahuan siswa SD
5. Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi tentang pemanfaatan UKS dan TK
satu kali sehari. tentang gosok gigi yang benar.
6. Data yang diperoleh pada kelompok khusus di
TK Pertiwi Karangduren didapatkan bahwa 36
siswa mengalami caries gigi, 8 siswa dengan
gigi berlubang.
1. Sejumlah 102 lansia Resiko terjadinya peningkatan angka
yang menderita asam urat sebanyak 29 orang kesakitan pada lansia RW IV Desa
(36 %). Karangduren berhubungan dengan :
2. Sebanyak 67 lansia 1. Kurangnya pengetahuan warga
mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24 tentang penyakit asam urat dan
lansia (35,82 %) mengeluh pegal-pegal hipertensi
3. Sebanyak 15 orang 2. Kurangnya pemanfaatan pelayanan
lansia mempunyai riwayat hipertensi kesehatan
4. Sebanyak 16 lansia 3. Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian akan pentingnya olahraga
oleh keluarga.
5. Jumlah usia lanjut di
RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah
warga 896 jiwa
6. Sebanyak 48 dari
896 rutin melakukan olah raga dengan
prosentase 5 %.
1. Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare. Resiko terjadinya peningkatan angka
2. Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA. kesakitan diare dan ISPA pada balita
3. Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 RW IV Desa Karangduren
%). berhubungan dengan :
4. Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan 1. Kurangnya kesadaran perilaku
cukup 31,9 % dan kurang sebanyak 7 %. hidup bersih dan sehat.
5. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban 2. Kondisi sanitasi lingkungan yang
(33,62 %). kurang baik.
6. Penggunaan sungai untuk buang air besar
sebanyak 68 (28,4 %).

1. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan Kurangnya pemanfaatan posyandu


pengunjung pertama 26 lansia dan pertemuan lansia dan balita RW IV Desa
kedua 31 lansia. Karangduren berhubungan dengan :
2. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 1. Kurangnya kesadaran warga
kader lansia. memanfaatkan fasilitas kesehatan.
3. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan 2. Kurang aktifnya kader.
kesehatan dan kunjungan ke posyandu
sebanyak 27 %.
1. Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu Kurangnya kesadaran masyarakat
tangkis. dalam berolahraga RW IV Desa
2. Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah Karangduren berhubungan dengan
raga dengan prosentase 5 %. kurangnya kesadaran warga
memanfaatkan fasilitas olahraga yang
tersedia.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah
c. Kurangnya pengetahuan siswa SD tentang pemanfaatan UKS dan TK tentang
gosok gigi yang benar.
Dimanefestasikan dengan :
1) Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).
2) Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).
3) Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 rumah (24,89 %).
4) Penggunaan sungai untuk membuang limbah sebanyak 94 rumah (41,04 %) dan di
selokan sebanyak 76 rumah (33,18 %).
5) Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi satu kali sehari.
6) Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK Pertiwi Karangduren
didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8 siswa dengan gigi
berlubang.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa Karangduren
berhubungan dengan :
a. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat
b. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga
Dimanifestasikan dengan :
1) Sejumlah 102 lansia yang menderita asam urat sebanyak 29 orang (36 %).
2) Sebanyak 67 lansia mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24 lansia (35,82
%) mengeluh pegal-pegal.
3) Sebanyak 15 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi
4) Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian oleh keluarga.
5) Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah warga 896
jiwa.
6) Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olahraga dengan prosentase 5 %.
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita RW IV
Desa Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Dimanefestasikan dengan :
1) Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.
2) Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.
3) Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 %).
4) Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang sebanyak 7
%.
5) Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).
6) Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).
4. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa Karangduren
berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Kurang aktifnya kader.
Dimanifestasikan dengan :
1) Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26 lansia dan
pertemuan kedua 31 lansia.
2) Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.
3) Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke posyandu
sebanyak 27 %.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa Karangduren
berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas olahraga
yang tersedia.
Dimanifestasikan dengan :
1) Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu tangkis.
2) Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase 5%.
PRIORITAS DIAGNOSA
SESUAI TERSEDIANYA SUMBER
DIAGNOSA PERAN RESIKO RESIKO POTENSIAL MINAT KEMUNGKINAN
NO PROGRAM JUMLAH
KEPERAWATAN CHN TERJADI KEPARAHAN PENKES MASYARAKAT DIATASI TEMPAT DANA WAKTU FASILITAS PETUGAS
PEMERINTAH
Kebiasaan hidup
1. yang kurang bersih 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 4 54
dan sehat
Resiko terjadinya
peningkatan angka
2. 5 4 3 5 4 3 5 5 4 5 5 5 53
kesakitan asam
urat pada lansia.
Resiko terjadinya
peningkatan angka
3. kesakitan diare 5 4 3 5 4 3 4 5 4 5 5 5 52
dan ISPA pada
balita.
Kurangnya
pemanfaatan
4. 4 2 2 3 3 5 4 5 4 3 5 5 45
posyandu lansia
dan balita.
Kurangnya
kesadaran
5. 5 2 2 4 2 4 3 5 5 3 5 3 43
masyarakat dalam
berolahraga

Keterangan:
Kriteria nilai ditentukan dengan rentang 1 5 dengan ketentuan:
5 : maksimal
4 : sedang 3 : kurang
2 : rendah 1 : tidak ada
D. Perencanaan
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO. DIAGNOSA STRATEGI SASARAN RENCANA KEGIATAN
TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR
1. Kebiasaan hidup Meningkatny Setelah dilakukan KIM Warga RW IV Kognitif 1. Warga 1. Berikan
yang kurang a kebiasaan tindakan Desa mampu penyuluhan tentang
bersih dan sehat di hidup bersih keperawatan Pergerakan Karangduren Psikomotor menjelaskan: PHBS.
RW IV Desa dan sehat selama 5 minggu Massa a. Pengertian 2. Lakukan
Karangduren diharapkan : Perilaku koordinasi dengan
berhubungan 1.Meningkatnya Hidup pengurus RW dalam
dengan : kesadaran Bersih dan melakukan kegiatan kerja
masyarakat Sehat bakti.
1. Kurangnya tentang perilaku (PHBS)
kesadaran hidup bersih dan b. Kriteria
masyarakat sehat. PHBS
tentang perilaku 2.Meningkatnya
hidup bersih dan pengetahuan KIE Kognitif 2. Warga
sehat masyarakat mampu
2. Kurangnya tentang menjelaskan : 3. Berikan
pengetahuan pengolahan a. Pengertian penyuluhan tentang
masyarakat limbah pengolahan pengolahan limbah.
tentang limbah
pengolahan b. cara
limbah pengolahan
limbah
KIM Siswa-siswi Kognitif 3. Siswa-siswi
3. Kurangnya Demonstra kelas IV dan Psikomotor mampu :
pengetahuan si V SD Negeri a.Mendemonstr 4. Ajarkan tentang
siswa SD KIM 1 Kognitif asikan cuci cara cuci tangan, PSN dan
tentang Demonstra Karangduren Psikomotor tangan yang Pertolongan pertama
pemanfaatan si Siswa-siswi benar 5. Ajarkan cara
UKS dan TK TK Pertiwi b.Mendemonstr menggosok gigi yang
tentang gosok Karangduren asikan cara baik
gigi yang benar. gosok gigi
yang benar
2. Resiko terjadinya Angka Setelah dilakukan KIE Lansia RW Kognitif Warga mampu1. Berikan penyuluhan tentang
peningkatan angka kesakitan pada tindakan IV Desa menjelaskan: asam urat
kesakitan pada lansia keperawatan Karangduren 2. Berikan penyuluhan tentang
1. Pengertian hipertensi
lansia RW IV berkurang selama 5 minggu
KIM Psikomotor asam urat dan 3. Lakukan screening massal
Desa Karangduren diharapkan: hipertensi pada lansia di RW IV
berhubungan 2. Penyebab
a.Pengetahuan KIM Psikomotor 4. Lakukan pemeriksaan asam
dengan : asam urat dan urat pada lansia
warga tentang
KIM Afektif hipertensi 5. Berikan motivasi kepada
1.Kurangnya penyakit asam 3. Pencegahan lansia untuk mengunjungi
pengetahuan urat dan terhadap fasilitas kesehatan yang
warga tentang hipertensi penyakit asam tersedia
penyakit asam meningkat KIM Psikomotor urat dan 6. Ajarkan pada lansia
urat hipertensi prosedur senam lansia
2.Kurangnya b.Pemanfaatan Afektif 4. Perawatan 7. Berikan motivasi kepada
pemanfaatan pelayanan pada lansia untuk melakukan
pelayanan kesehatan penderita senam lansia
asam urat dan
kesehatan meningkat
hipertensi
3.Kurangnya c. Kesadaran
kesadaran masyarakat akan
masyarakat akan pentingnya
pentingnya olahraga
olahraga meningkat

3. Resiko terjadinya Angka Setelah dilakukan KIE Ibu- ibu di RW Kognitif Warga mampu1. Berikan penyuluhan diare dan
peningkatan angka kesakitan tindakan Demontrasi IV yang Psikomotor menjelaskan : ISPA.
kesakitan diare ISPA dan keperawatan selama memiliki balita 2. Berikan penyuluhan tentang
1. Pe PHBS
dan ISPA pada diare pada 5 minggu
ngertian diare 3. Lakukan koordinasi dengan
balita RW IV Desa balita tidak diharapkan:
dan ISPA puskesmas dalam program
Karangduren terjadi 1.Kesadaran warga 2. Pe pemeriksaan lebih lanjut
berhubungan tentang perilaku nyebab diare diberikan kepada keluarga
dengan : hidup bersih dan dan ISPA yang mengalami ISPA.
3. Pe
1.Kurangnya sehat meningkat
ncegahan
2. Pengetahuan
kesadaran terhadap
perilaku hidup warga tentang penyakit diare
bersih dan sehat. kesehatan dan ISPA
2.Kondisi sanitasi sanitasi 4. Per
lingkungan yang lingkungan awatan pada
kurang baik. meningkat penderita diare
dengan
menggunakan
pembuatan
Larutan Gula
Garam
5. Per
awatan
penderita
dengan ISPA
dengan
menggunakan
kecap jeruk
nipis.
4. Kurangnya Minat Setelah dilakukan KIM Lansia dan ibu Kognitif 1. Lansia dan ibu 1. Koordinasikan dengan bidan
pemanfaatan pemanfaatan tindakan yang memiliki Psikomotor yang memiliki desa untuk melaksanakan
posyandu lansia posyandu keperawatan selama balita warga balita RW IV kegiatan posyandu lansia dan
dan balita RW IV lansia dan 5 minggu RW IV Desa Desa balita
diharapkan: Karangduren Karangduren 2. Buatkan Kartu Menuju Sehat
Desa Karangduren balita
serta kader mengunjungi (KMS) untuk lansia
berhubungan meningkat. 1.Warga mampu KIE posyandu Afektif posyandu. 3. Berikan motivasi kepada
dengan : memanfaatkan 2.kader posyandu lansia dan ibu yang
lansia dan
fasilitas kesehatan balita. aktif dalam mempunyai balita untuk rutin
1.Kurangnya yang ada. melaksanakan mengikuti posyandu dengan
kesadaran warga 2. Kader posyandu posyandu teratur
memanfaatkan aktif dalam Kognitif secara rutin. 4. Berikan pengetahuan dan
fasilitas melaksanakan ketrampilan kepada kader
kesehatan. kegiatan tentang system 5 meja pada
2.Kurang aktifnya posyandu. posyandu
kader. 5. Koordinasikan dengan bidan
desa untuk selalu memantau
posyandu secara rutin.
5. Kurangnya Angka Setelah dilakukan Pergerakan Warga RW IV Kognitif Warga RW IV1. Ajarkan senam lansia pada
kesadaran kesadaran tindakan massa desa Psikomotor desa Karang lansia RW 4
masyarakat dalam berolahraga keperawatan Karangduren Afektif duren mampu2. Motivasi pada lansia untuk
berolahraga RW IV meningkat. selama 5 minggu memanfaatkan berolahraga secara rutin
diharapkan warga Psikomotor sarana olahraga3. Ajarkan pada ibu-ibu dan
Desa Karangduren
mampu yang tersedia. remaja senam aerobik
berhubungan
dengan kurangnya memanfaatkan Afektif 4. Motivasi pada ibu-ibu dan
kesadaran warga sarana olahraga yang remaja untuk melakukan
memanfaatkan tersedia senam aerobik secara rutin
fasilitas olahraga yaitu hari Senin, Kamis dan
Sabtu
yang tersedia.
5. Lakukan koordinasi dengan
kepala desa untuk
melaksanakan kegiatan jalan
sehat bersama.

E. Implementasi
No Diagnosa Tujuan Khusus Tanggal Tempat Penanggungjawab Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Kebiasaan hidup1.Meningkatnya 27 Maret Bpk. Lanjar Tri Lestari 1. Memberikan Penyuluhan Evaluasi Struktur:
. yang kurang bersih kesadaran 2011 Sanbadri tentang PHBS a. Rencana Penyuluhan
dan sehat di RW IV masyarakat 16.00 RT 3 Dilakukan Dua Hari
Desa Karangduren tentang perilaku WIB RW IV Sebelum Pelaksanaan
hidup bersih dan b. Informasi Penyuluhan
sehat. 28 Maret Ibu Sio Andi Disampaikan Satu Hari
2.Meningkatnya 2011 Sukirah Sebelum Pelaksanaan
pengetahuan 19.00 RT 1 Evaluasi Proses:
masyarakat WIB RW IV a. Peserta Yang Hadir
tentang Sebanyak
pengolahan 29 Maret Bpk. Vita Amelia RT 3 : 28 Orang
limbah 2011 Wiguna RT 1 : 19 Orang
20.00 RT 2 RT 2 : 19 Orang
WIB RW IV RT 4 : 26 Orang
RT 6 : 18 Orang
31 Maret Ibu Nurlia Kartika Santi RT 1 : 18 Orang
2011 Suhar RT 5 : 16 Orang
19.30 RT IV RT 6 : 13 Orang
WIB RW IV RT 2 : 20 Orang
Evaluasi Hasil:
31 Maret Ibu Wahyu Triono warga RW 4 desa
2011 Suripah Karangduren mampu
19.30 RT 6 mamahami tentang PHBS
WIB RW IV ditunjukkan dengan warga
RW IV mampu menjawab
1 April Bpk. Kukuh Dwi Prasetyo pertanyaan yang diajukan
2011 Jalail RT penyuluh.
20.00 1 RW IV
WIB
Ibu Mini
4 April RT 5 Tri Wahyuni
2011 RW IV
20.00
WIB
Bpk.
14 April Rudi RT Oki Widia N
2011 6 RW IV
20.00
WIB Ibu
Supinah
21 April RT 2 Suliyati
2011 RW IV
16.00
WIB
27 Maret Bpk. Lucky Erlandi P 2. Memberikan Evaluasi struktur:
2011 Sanbadri penyuluhan tentang a. Rencana Penyuluhan
16.00 RT 3 pengolahan limbah Dilakukan Dua Hari
WIB RW IV Sebelum Pelaksanaan
b. Informasi Penyuluhan
31 Maret Ibu Nurlia Kartika Santi Disampaikan Satu Hari
2011 Suhar Sebelum Pelaksanaan
19.30 RT 4 Evaluasi Proses:
WIB RW IV b.Peserta Yang Hadir
Sebanyak
3 April Bpk. Metri Sustiani RT 3 : 28 Orang
2011 Arif RT RT 4 : 26 Orang
19.00 3 RW IV RT 3 : 15 Orang
WIB RT 5: 16 Orang
Ibu Mini RT 2 : 22 Orang
4 April RT 5 Nurlia Kartika Santi RT 1 : 16 Orang
2011 RW IV RT 6 : 13 Orang
20.00 RT 2 : 20 Orang
WIB Evaluasi Hasil:
Bpk. Warga RW 4 desa
5 April Arjo RT Lucky E Pranianto Karangduren mampu
2011 2 RW IV mamahami tentang
20.00 pengolahan limbah rumah
WIB Bpk. tangga ditunjukkan dengan
Daryo warga RW IV mampu
7 April RT 1 Rina Pratika Sari menjawab pertanyaan yang
2011 RW IV diajukan penyuluh.
19.00
WIB Bpk.
Rudi RT
14 April 6 RW IV Pramono
2011
20.00 Bu
WIB Supinah
RT 2
21 April RW IV Tri Yunari
2011
16.00
WIB
18 April SD Lucky E Pranianto 3. Memberikan Evaluasi struktur :
2011 Negeri I penyuluhan tentang a. Rencana
08.00 Karangd cuci tangan yang pelaksanaan telah
WIB uren benar dilakukan 1 minggu
sebelum acara dilakukan.
b. Informasi
disampaikan kepada
Kepala Puskesmas dan
Kepala Sekolah 4 hari
sebelum pelaksanaan.
Evaluasi Proses :
a. Siswa kelas IV dan V SD
Negeri 1 Karangduren
mengikuti kegiatan cuci
tangan dan penyuluhan
PSN dari awal sampai
akhir.
b. Siswa kelas IV dan V SD
Negeri 1 Karangduren
mengikuti kegiatan
pendidikan dan
demonstrasi Pertolongan
Pertama dari awal sampai
akhir.
c. Siswa kelas V SD Negeri
1 Karangduren mengikuti
simulasi Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
Evaluasi Hasil :
Para siswa mampu
mendemonstrasikan cuci
tangan dengan benar dan
mampu melakukan simulasi
Pertolongan Pertama pada
kecelakaan.

20 April TK Oki Widya N 4. Memberikan Evaluasi Struktur:


2011 Pertiwi penyuluhan cara a. Rencana
08.00 Karangd gosok gigi yang pelaksanaan telah
WIB uren benar dilakukan 2 hari sebelum
acara dilakukan.
b. Informasi
disampaikan kepada
Kepala TK 2 hari sebelum
pelaksanaan.
Evaluasi Proses :
Siswa TK Pertiwi Desa
Karangduren mengikuti cara
menggosok gigi yang benar
Evaluasi Hasil :
Para siswa mampu
mendemonstrasikan cara
menggosok gigi dengan
benar
27 Maret Lingkun Kukuh Dwi Prasetio 5. Melakukan kegiatan Evaluasi Struktur
2011 gan RW kerja bakti a. Rencana
07.00 IV lingkungan RW IV pelaksanaan telah
WIB dilakukan 1 hari sebelum
kegiatan dilakukan.
24 April b. Informasi
2011 disampaikan kepada Ketua
14.00 RW IV, Ketua RT, dan
WIB warga 1 hari sebelum
pelaksanaan.
Evaluasi Proses :
a. Seluruh warga RW IV
mengikuti kegiatan kerja
bakti dari awal sampai
akhir yaitu dengan
membersihkan lingkngan
dan mengecat jembatan.
Evaluasi Hasil :
Para warga telah
membersihkan lingkungan
sekitar dan mengecat
jembatan di RW IV.
2 Resiko terjadinya 1.Pengetahuan 31 Maret Bu M.A. Iqbal Firdaus 1. Memberikan penyuluhan Evaluasi Struktur:
. peningkatan angka warga 2011 Misban tentang asam urat a. Rencana
kesakitan pada tentang 16.00 RT 2 pelaksanaan telah dilakukan
lansia RW IV penyakit WIB RW IV 4 hari sebelum kegiatan
Desa Karangduren asam urat dan dilakukan.
hipertensi 10 April Bpk.Puji Metri Sustiani b. Informasi
meningkat 2011 arto RT disampaikan kepada warga
2.Pemanfaatan 19.00 3 RW IV RW IV 1 hari sebelum
pelayanan WIB pelaksanaan.
kesehatan Bu Evaluasi Proses:
meningkat 13 April Suparti Kurnia Yulianingrum c. Peserta Yang Hadir
3.Kesadaran 2011 RT 5 Sebanyak
masyarakat 09.00 RW IV RT 2 : 22 Orang
akan WIB RT 3 : 23 Orang
pentingnya Bpk. Posyandu : 95 Orang
olahraga 14 April Minto Umroh Pujiasih RT 4 : 17 Orang
meningkat 2011 RT 4 RT 5 : 29 Orang
19.30 RW IV RT 1 : 14 Orang
WIB RT 2 : 16 Orang
Bu RT 1 : 18 Orang
17 April Surati Nurlia Kartika Santi RT 6 : 20 Orang
2011 RT 5 Evaluasi Hasil:
16.00 RW IV warga RW IV Desa
WIB Karangduren mampu
Bu mamahami tentang penyakit
18 April Sutrima Kukuh Dwi P asam urat ditunjukkan dengan
2011 h RT 2 warga RW IV mampu
19.00 RW IV menjawab pertanyaan yang
WIB diajukan penyuluh.
Bpk.
19 April Ahmad Suparningsih
2011 Munedi
19.30 RT 2
WIB RW IV

Bpk.
21 April Sipan Warsono
2011 RT 1
19.30 RW IV
WIB
Bpk.
22 April Hadi RT Zeynita Nurul M
2011 6 RW IV
19.30
WIB
31 Maret Bu B. A. Iqbal Firdaus 2. Memberikan Evaluasi Struktur:
2011 Misban penyuluhan a. Rencana pelaksanaan telah
16.00 RT 2 kesehatan tentang dilakukan 4 hari sebelum
WIB RW IV hipertensi kegiatan dilakukan.
b. Informasi
19 April Bpk. Kurnia Yulianingrum disampaikan kepada warga
2011 Ach. RW IV 1 hari sebelum
19.30 Munedi pelaksanaan.
WIB RT 2 Evaluasi Proses:
RW IV c. Peserta Yang Hadir
Sebanyak
21 April Bpk. Sulistyawan P RT 2 : 22 Orang
2011 Sipan RT 2 : 16 Orang
19.30 RT 1 RT 1 : 18 Orang
WIB RW IV RT 4 : 17 Orang
RT 3 : 17 Orang
21 April Bpk Syarif Fatkhu R Evaluasi Hasil:
2011 Machrod warga RW IV Desa
19.30 i RT 4 Karangduren mampu
WIB RW IV mamahami tentang penyakit
24 April Bpk. Rina Pratika Sari hipertensi ditunjukkan
2011 Wahadi dengan warga RW IV mampu
19.00 RT 3 menjawab pertanyaan yang
WIB RW IV diajukan penyuluh.

13 April Ibu Warsono 3. Melakukan Evaluasi Struktur:


2011 Suparti pemeriksaan asam a. Rencana
09.00 RT 4 urat pelaksanaan telah
WIB RW IV dilakukan 1 minggu
sebelum kegiatan
dilakukan.
b. Informasi
disampaikan kepada warga
RW IV 3 hari sebelum
pelaksanaan.
Evaluasi Proses:
a. Peserta Yang Hadir
Sebanyak 105 orang.
Evaluasi Hasil:
warga RW IV Desa
Karangduren telah dilakukan
pemeriksaan asam urat
dengan hasil 56 orang dengan
kadar asam urat normal, 43
orang memiliki kadar asam
urat tinggi, 6 orang dengan
kadar asam urat rendah.
13 April Ibu Kurnia Yulianingrum 4. Melakukan Evaluasi Struktur:
2011 jam Suparti pemeriksaan c. Rencana
08.00 RT 4 tekanan darah pada pelaksanaan telah
WIB RW IV lansia dilakukan 1 minggu
sebelum kegiatan
dilakukan.
d. Informasi
disampaikan kepada warga
RW IV 3 hari sebelum
pelaksanaan.
Evaluasi Proses:
b. Peserta Yang Hadir
Sebanyak 95 orang.
Evaluasi Hasil:
warga RW IV Desa
Karangduren telah dilakukan
pemeriksaan tekanan darah
dengan hasil tekanan darah
tingggi (hipertensi) sebanyak
50 dan normal sejumlah 45
lansia.
3 Resiko terjadinya 1.Kesadaran 7 April Bpk. Lucky E Pranianto Memberikan penyuluhan Evaluasi struktur:
. peningkatan angka warga 2011 Sugeng tentang diare dan ISPA a. Rencana Penyuluhan
kesakitan diare tentang 16.00 RT 2 Dilakukan tiga hari
dan ISPA pada perilaku WIB RW IV Sebelum Pelaksanaan
balita. hidup bersih b. Informasi Penyuluhan
dan sehat 10 April Bu Yonathan Tri Y Disampaikan satu hari
meningkat 2011 Jumirah Sebelum Pelaksanaan
2. Pengetahuan 16.00 RT 3 Evaluasi Proses:
warga WIB RW IV c. Peserta Yang Hadir
tentang Sebanyak
kesehatan 16 April Bpk. Vita Amelia RT 2 : 29 Orang
sanitasi 2011 Yoko RT Zeynita Nurul RT 3 : 39 Orang
lingkungan 19.30 6 RW IV Miftiani RT 6 : 21 Orang
meningkat WIB RT 3 : 19 Orang
Bpk. Evaluasi Hasil:
17 April Tukirno Suparti Warga RW 4 desa
2011 RT 3 Yuni Setyo Astuti Karangduren mampu
19.00 RW IV mamahami tentang penyakit
WIB diare dan ISPA ditunjukkan
dengan warga RW IV mampu
menjawab pertanyaan yang
diajukan penyuluh dan
mampu mendemonstrasikan
cara membuat larutan gula
garam untuk diare dan larutan
kecap dan jeruk nipis untuk
ISPA.
4 Kurangnya 1.Warga mampu 13 April Bu Kurnia Yulianingrum 1. Melakukan Evaluasi Struktur:
. pemanfaatan memanfaatkan 2011 Suparti posyandu lansia dan a. Rencana pelaksanaan telah
posyandu lansia fasilitas 09.00 Rt 5 RW balita. dilakukan 1 minggu
dan balita. kesehatan yang WIB IV 2. Melakukan sebelum kegiatan
ada.
penyegaran pada dilakukan.
2. Kader
kader posyandu b. Informasi
posyandu aktif
dalam tentang penerapan disampaikan kepada warga
melaksanakan sistem 5 meja. RW IV 3 hari sebelum
kegiatan pelaksanaan.
posyandu. Evaluasi Proses:
c. Peserta Yang Hadir
Sebanyak 95 lansia, 57
balita orang dan 11 kader
posyandu.
Evaluasi Hasil:
Dari 102 lansia yang
hadir pada posyandu
lansia sebanyak 95 lansia,
dari 63 balita yang hadir
pada posyandu balita
sebanyak 57, dan dari 15
kader posyandu di RW IV
sebanyak 11 kader yang
hadir pada posyandu
lansia dan balita.
5 Kurangnya Warga mampu 17 April Bu Umroh Pujiasih 1. Melakukan senam Evaluasi Struktur:
. kesadaran memanfaatkan 2011 Sumine lansia a. Rencana
masyarakat dalam sarana olahraga 14.30 m RT 6 pelaksanaan telah
berolahraga yang tersedia WIB RW IV dilakukan 2 minggu
sebelum kegiatan
dilakukan.
b. Informasi
disampaikan kepada warga
RW IV 2 hari sebelum
pelaksanaan.

Evaluasi Proses:
Peserta Yang Hadir
Sebanyak 23 lansia
dengan asam urat.
Evaluasi Hasil:
Dari 35 lansia yang di
undang jumlah lansia
yang hadir 23 lansia,
lansia dapat mengikuti
senam lansia dengan baik
dan antusias.

Setiap hari Halaman Oki Widya N 2. Melakukan senam Evaluasi Struktur:


senin, rumah aerobic a. Rencana
kamis dan ibu pelaksanaan telah
sabtu Sumine dilakukan 1 minggu
mulai m sebelum kegiatan
tanggal 7- dilakukan.
29 April b. Informasi
2011 disampaikan kepada warga
RW IV 3 hari sebelum
pelaksanaan.
Evaluasi Proses:
Peserta Yang Hadir
Sebanyak 20 ibu-ibu dan
remaja RW IV.
Evaluasi Hasil:
Ibu ibu yang mengikuti
senam aerobik sebagian
sudah dapat mengikuti
dengan baik walaupun
masih ada beberapa
gerakan senam yang
belum hafal.
22 April Lapanga M.A. Iqbal Firdaus 3. Melakukan jalan Evaluasi Struktur:
2011 n Desa sehat bersama a. Rencana
06.00 Karangd pelaksanaan telah
WIB uren dilakukan 3 minggu
sebelum kegiatan
dilakukan.
b. Informasi
disampaikan kepada warga
RW IV 1 minggu sebelum
pelaksanaan.
Evaluasi Proses:
Peserta Yang Hadir
adalah seluruh warga desa
Karangduren.
Evaluasi Hasil:
Seluruh warga desa
Karangduren ikut
berpartisipasi dalam
kegiatan jalan sehat dan
setelah itu warga juga
mengikuti kegiatan donor
darah di balai desa.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini kami akan membahas mengenai rangkaian proses asuhan
keperawatan komunitas dengan membandingkan tinjauan pustaka dan kenyataaan
yang didapat di lapangan selama melaksanakan praktek keperawatan komunitas
mulai tanggal 21 Maret 2011 sampai 30 April 2011. Adapun rangkaian kegiatan
kami akan dibahas dalam uraian berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses upaya untuk dapat
mengenal suatu proses upaya dapat mengenal masyarakat. Masyarakat
memilki kontribusi yang cukup besar terhadap keseluruhan proses
pelaksanaan praktek keperawatan komunitas. Adapun tujuan pengkajian dalam
praktek keperawatan komunitas adalah mengidentifikasi faktor faktor, baik
faktor positif atau negatif yang mempengaruhi kesehatan masyarakat agar
dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan. Fungsi pengkajian ini
adalah untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, baik yang diperoleh
dari metode wawancara, survey, observasi, pemeriksaan maupun pendekatan
masyarakat ( community approach)
Di dalam kegiatan pengkajian yang kami lakukan mencangkup hal
mengenai data demografi, data lingkungan mikro, meso dan makro , data
sumber daya masyarakat serta data kesehatan yang ada di daerah wilayah RW
IV Desa Karangduren. Namun, kami menyadari dalam mengumpulkan data
wilayah yang kami kaji masih banyak yang tidak terkaji. Adapun data yang
kami rasa penting dan tidak terkaji data kebiasaan merokok pada warga RW
IV, status gizi pada balita, data Kelompok Khusus Siswa SD Negeri 1
Karangduren dan Taman Kanak-kanak Pertiwi Karangduren.
2. Analisa Data
Berdasarkan standar pelayanan minimal Departemen Kesehatan, Profil
Puskesmas II Sokaraja dan WHO (1991) serta standar penilaian atau ciri-ciri
masyarakat sehat menurut Effendi yang dikutip oleh Wahit (2005) , status
kesehatan masyarakat di RW IV desa Karangduren tergolong cukup baik, hal
ini dapat dilihat dari :
a. Peningkatan Kemampuan Hidup Sehat
Masyarakat RW IV desa Karangduren masih belum maksimal
dalam meningkatkan kemampuan hidup sehat. Hal ini di dukung oleh
data hasil tabulasi yang menunukan anatara lain; jumlah warga yang tidak
berolahraga sebanyak 94,6%, yang mengalami gangguan tidur 4,2%,
kebiasaan pola mandi satu kali sehari sebanyak 1,4 %, menggosok gigi
satu kali dalam sehari sebesar 2,4 % , adanya kebiasaan tidak mencuci
tangan sebelum makan sebanyak 7,1 %. Apabila kebiasaan olahraga

41
warga RW IV dibandingkan dengan standar perilaku sehat berdasarkan
Profil Puskesmas II Sokaraja (2010) yang menetapkan batas minimal
64,96 %, maka prosentase kebiasaan olahraga ini dapat dikatakan jauh
dari standar.

b. Mengatasi Masalah Kesehatan Sederhana


Upaya yang dilakukan warga RW IV Desa Karangduren dalam
mengatasi masalah kesehatan yang muncul dapat dikatakan masih
kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan data mengenai penggunaan
fasilitas kesehatan yang menunjukan 44,1 % warga memeriksakan diri ke
Puskesmas, 24,2 % ke dokter praktek, dan ke bidan atau mantri 31,8 %.
Disamping itu juga ditunjukan dengan prosentase kunjungan rutin
posyandu balita sebesar 85,24 % dan posyandu lansia 27,45%. Apabila
data tersebut dibandingkan dengan jumlah kunujngan Puskesmas II
Sokaraja pada tahun 2010 yang mencapai 75,4 % (Puskesmas II Sokaraja,
2010) tampak mengalami penurunan yang cukup signifikan. Disamping
itu jumlah cakupan pemeriksaan posyandu lansia yang hanya 27,45%
sangat jauh dari harapan SPM Puskesmas II Sokaraja (2010) sebesar 55
%. Kemudian cakupan posyandu balita yang menurut SPM Puskesmas II
Sokaraja (2010) sebesar 90 % apabila dibandingkan dengan data
pengkajian yang mencapai 85,24% , masih belum mencapai standar.
c. Peningkatan Kesehatan Lingkungan
Usaha warga RW IV Desa Karangduren dalam menjaga dan
meningkatkan kesehatan lingkungan, masih belum maksimal. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa fakta yang ditemukan diantaranya;
kepemilikan rumah sehat yang mencapai 26 %, kebiasaan BAB dan BAK
di jamban sebesar 70,3 % dan disungai 29,7 %, kepemilikan jamban 66,3
%, disamping itu juga ketersediaan tempat pembuangan sampah di tempat
sampah 58,5 %, kebun 24,45 % dan sungai 17,03%, kemudian juga
tempat pembuangan limbah di sepitctank 25,76%, sungai 41,04%,serta di
selokan 3,18%. Dari berbagai temuan tersebut, apabila dibandingkan
dengan SPM yang ditetapkan Puskesmas II Sokaraja (2010) tentang
pemanfaatan jamban sebesar 55,66 % dan rumah sehat sebesar 44,32%,
dapat dikatakan cakupan rumah sehat masih dibawah standar.
d. Peningkatan Status Gizi
Status gizi warga karangduren apabila diapat diakatakan memenuhi
standar. Hal ini dapat dikatakan dengan hasil temuan Profil Puskesmas II
Sokaraja (2010) yang menunjukan 100% balita mendapatkan vitamin A
( SPM 90 %), prosentase ibu nifas yang mendapatkan vitamin A sebesar
100% (SPM 90%). Karena desa Karangduren merupakan desa binaan
Puskesmas II Sokaraja, sehingga dapat dikatakan cakupan gizinya baik.

42
e. Penurunan Angka Kesakitan
Terdapat beberapa penyakit yang diderita warga RW IV
Karangduren khususnya balita dan lansia. Penyakit yang diderita tersebut
antara lain ISPA, diare, asam urat, hipertensi, TBC dan diabetes mellitus
(DM). Adapun jumlah prosentase dari tiap-tiap penyakit adalah sebagai
berikut : 46,1% balita menderita ISPA, 53,8% balita menderita diare,
34,8% lansia menderita asam urat, 22,7% lansia menderita hipertensi,
1,5% lansia menderita TBC dan 6,06% lansia menderita DM.
Data temuan tersebut apabila dibandingkan dengan angka kejadian
yang terjadi pada tahun 2010 menurut Profil Puskesmas II Sokaraja
(2010) mengenai ISPA yaitu 4,47%, diare 23,5% maka terjadi
peningkatan angka kesakitan pada balita. Sedangkan apabila data tentang
penyakit hipertensi dibandingkan dengan kejadian pada tahun 2009 yang
mencapai 19,72 % (DINKES KAB.BMS, 2009) tampak adanya
peningkatan. Kemudian apabila data kejadian Asam urat dibandingkan
dengan angka kejadian pada tahun 2009 yang mencapai 16,84 %
(DINKES KAB.BMS, 2009) tampak mengalami kenaikan cukup
signifikan.
3. Diagnosa yang muncul
a) Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV
Desa Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah
Dimanifestasikan dengan :
1. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).
2. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).
3. Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 rumah (24,89 %).
4. Penggunaan sungai untuk membuang limbah sebanyak 94 rumah
(41,04 %) dan di selokan sebanyak 76 rumah (33,18 %).
5. Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi satu kali sehari.
6. Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK Pertiwi
Karangduren didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8
siswa dengan gigi berlubang.
b) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat
b. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga
Dimanifestasikan dengan :

43
1. Sejumlah 102 lansia yang menderita asam urat sebanyak 29 orang
(36 %).
2. Sebanyak 67 lansia mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24
lansia (35,82 %) mengeluh pegal-pegal.
3. Sebanyak 15 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi
4. Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian
oleh keluarga.
5. Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah
warga 896 jiwa
c) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada
balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.

Dimanifestasikan dengan :
1. Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.
2. Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.
3. Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 %).
4. Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang
sebanyak 7 %.
5. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).
6. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).
d) Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Kurang aktifnya kader.
Dimanifestasikan dengan :
1. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26
lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.
2. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.
3. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke
posyandu sebanyak 27 %.
4. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26
lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.
5. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.
6. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke
posyandu sebanyak 27 %.
e) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga
memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia.

44
Dimanifestasikan dengan :
1. Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu tangkis.
2. Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase
5%.
Diagnosa di atas ditulis sesuai dengan urutan prioritas masalah yang kami
peroleh berdasarkan tabel prioritas masalah.
4. Perencanaan
Dari hasil analisa data diperoleh lima diagnosa, yaitu
a. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV
Desa Karangduren
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan :
1) Kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat.
2) Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah meningkat
Strategi yang kami lakukan adalah dengan komunikasi, informasi dan
motivasi (KIM) dan pergerakan massa kepada warga RW IV Desa
Karangduren.

Dengan standar hasil

1. Warga mampu menjelaskan :


a. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Kriteria PHBS
2. Warga mampu menjelaskan :
a. Pengertian pengolahan limbah
b. Cara pengolahan limbah
Adapun intervensi yang kami rencanakan antara lain :

1) Berikan penyuluhan tentang PHBS.


2) Lakukan koordinasi dengan pengurus RW IV dalam melakukan
kegiatan kerja bakti
3) Berikan penyuluhan tentang pengolahan limbah.
Sedangkan pada sasaran kelompok khusus (siswa SD) dengan strategi
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dengan standar hasil siswa-
siswi mampu mendemonstrasikan cuci tangan yang benar kami melakukan
intervensi :
1. Ajarkan tentang cara cuci tangan, PSN dan Pertolongan pertama.
Dan pada siswa TK dengan strategi KIM dan demonstrasi dengan
standar hasil siswa-siswi mampu mendemonstrasikan cara gosok gigi yang
benar kami melakukan intervensi :

45
1. Ajarkan cara menggosok gigi yang baik

b. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa


Karangduren
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu
diharapkan:

1. Pengetahuan warga tentang penyakit asam urat dan hipertensi


meningkat
2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan meningkat
3. Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga meningkat
Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi KIE dan KIM
kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil warga
mampu menjelaskan :

1) Pengertian asam urat dan hipertensi


2) Penyebab asam urat dan hipertensi
3) Pencegahan terhadap penyakit asam urat dan hipertensi
4) Perawatan pada penderita asam urat dan hipertensi
Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1) Berikan penyuluhan tentang asam urat


2) Berikan penyuluhan tentang hipertensi
3) Lakukan screening massal pada lansia di RW IV
4) Lakukan pemeriksaan asam urat pada lansia
5) Berikan motivasi kepada lansia untuk mengunjungi fasilitas kesehatan
yang tersedia
6) Ajarkan pada lansia prosedur senam lansia
7) Berikan motivasi kepada lansia untuk melakukan senam lansia
c. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada
balita RW IV Desa Karangduren
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu
diharapkan:

1. Kesadaran warga tentang perilaku hidup bersih dan sehat meningkat


2. Pengetahuan warga tentang kesehatan sanitasi lingkungan meningkat
Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi KIE dan
demonstrasi kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil
warga mampu menjelaskan :

46
1. Pengertian diare dan ISPA
2. Penyebab diare dan ISPA
3. Pencegahan terhadap penyakit diare dan ISPA
4. Perawatan pada penderita diare dengan menggunakan pembuatan
Larutan Gula Garam
5. Perawatan penderita dengan ISPA dengan menggunakan kecap jeruk
nipis.

Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1. Berikan penyuluhan diare dan ISPA.


2. Berikan penyuluhan tentang PHBS
3. Lakukan koordinasi dengan puskesmas dalam program pemeriksaan
lebih lanjut diberikan kepada keluarga yang mengalami ISPA.
d. Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa
Karangduren
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu
diharapkan:
1. Warga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
2. Kader posyandu aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu.
Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi KIM dan KIE
kepada lansia dan ibu yang memiliki balita serta kader posyandu RW IV
Desa Karangduren dengan standar hasil :

1. Lansia dan ibu yang memiliki balita RW IV Desa Karangduren


mengunjungi posyandu.
2. kader posyandu aktif dalam melaksanakan posyandu secara rutin.
Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :
1. Koordinasikan dengan bidan desa untuk melaksanakan kegiatan
posyandu lansia dan balita
2. Buatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk lansia
3. Berikan motivasi kepada lansia dan ibu yang mempunyai balita untuk
rutin mengikuti posyandu dengan teratur
4. Berikan pengetahuan dan ketrampilan kepada kader tentang system 5
meja pada posyandu
5. Koordinasikan dengan bidan desa untuk selalu memantau posyandu
secara rutin.
e. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa
Karangduren

47
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan
warga mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia.
Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi pergerakan massa
kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil warga RW
IV Desa Karangduren mampu memanfaatkan sarana olahraga yang
tersedia.
Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :

1. Ajarkan senam lansia pada lansia RW 4


2. Motivasi pada lansia untuk berolahraga secara rutin
3. Ajarkan pada ibu-ibu dan remaja senam aerobik
4. Motivasi pada ibu-ibu dan remaja untuk melakukan senam aerobik
secara rutin yaitu hari Senin, Kamis dan Sabtu
5. Lakukan koordinasi dengan kepala desa untuk melaksanakan kegiatan
jalan sehat bersama.
5. Pelaksanaan
Implementasi keperawatan komunitas dilaksanakan berdasarkan rencana
keperawatan atau intervensi keperawatan yang telah disusun dengan
memperhatikan prioritas diagnosa keperawatan yang muncul pada pengkajian
keperawatan komunitas. Implementasi dilaksanakan selama praktik
keperawatan komunitas di Karangduren.
Implementasi pada diagnosa keperawatan kebiasaan hidup yang kurang
bersih dan sehat di RW IV Desa Karangduren, meliputi memberikan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ), memberikan
penyuluhan tentang pengolahan limbah, memberikan penyuluhan tentang cara
mencuci tangan dengan benar. Memberikan penyuluhan cara gosok gigi
dengan benar dan melaksanakan kerja bakti.
Penyuluhan yang dilakukan di RW IV ini bekerja sama dengan
melibatkan pihak Tenaga Kesehatan Desa yaitu Bidan, Kader Posyandu, Dinas
Pendidikan, dan Puskesmas setempat. Bidan Desa dan Puskesmas berperan
dalam memberikan fasilitas kesehatan. Kader Kesehatan berperan sebagai
motivator peserta penyuluhan dan Dinas Pendidikan berperan dalam
melaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Implementasi pada diagnosa keperawatan Resiko terjadinya angka
kesakitan pada lansia RW IV meliputi, pemberian penyuluhan tentang asam
urat, memberikan penyuluhan tentang hipertensi, melaksanakan pemeriksaan
asam urat dan mengukur tekanan darah lansia.
Pelaksanaan pemeriksaan dan penyuluhan asam urat serta pengukuran
tekanan darah pada lansia dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Posyandu
lansia yang diselenggarakan di rumah salah satu kader pada tanggal 13 April

48
2011. Kegiatan ini bekerjasama lintas program dan sektoral serta melibatkan
beberapa sponsor dari salah satu Rumah Sakit dan Balai Pengobatan Mata.
Penyuluhan hipertensi dilaksanakan bersamaan dengan acara perkumpulan
warga RW IV seperti acara Tahlilan, Perkumplan RT, dan Muslimatan bagi
ibu-ibu.
Implementasi keperawatan pada diagnosa resiko terjadinya angka
kesakitan diare dan ISPA pada balita di RW IV, adalah meliputi memberikan
penyuluhan tentang Diare dan ISPA serta Penyuluhan PHBS. Penyuluhan
Diare dan ISPA dilaksanakan bersamaan dengan acara Muslimatan ibu-ibu di
lingkungan RW IV. Penyuluhan PHBS dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan perkumpulan di Lingkungan RW IV seperti Perkumpulan RT,
Tahlilan dan Muslimatan.
Implementasi pada diagnosa keperawatan Kurangnya pemanfaatan
posyandu lansia dan balita meliputi. Melaksanakan kegiatan Posyandu Lansia
dan Balita di lingkungan RW IV, pelaksanaan Posyandu ini bekerjasama
dengan tenaga kesehatan dan kader lansia serta balita di RW IV, kegiatan ini
diikuti 95 lansia dan 57 balita. Selain melaksanakan kegiatan Posyandu pada
balita dan lansia, implementasi keperawatan pada diagnosa keperawatan ini
adalah melaksanakan penyegaran pada kader posyandu tentang pelaksanaan
posyandu sistem lima meja.
Implementasi keperawatan pada diagnosa kurangnya kesadaran
masyarakat RW IV dalam melaksanakan kegiatan olahraga secara rutin adalah
mengaktifkan kegiatan senam aerobic dan senam lansia pada masyarakat RW
IV, serta melaksanakan kegiatan jalan sehat bersama warga Desa
Karangduren.
Kegiatan senam dilaksanakan bersama warga RW IV di rumah salah satu
warga. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap Senin, Kamis dan Sabtu.
Kegiatan jalan sehat dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2011
dengan melibatkan berbagai sektor seperti Pemerintah Desa, Petugas
Kesehatan, serta Babinsa.
6. Evaluasi
Evaluasi diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan
komunitas didasarkan pada tujuan umum dari perencanaan serta standar
evaluasi yang telah disusun.
Dari implementasi diagnosa keperawatan pertama dapat dievaluasi
bahwa proses penyuluhan PHBS dan pengolahan limbah dilaksanakan pada
masing-masing RT di RW IV, tempat penyuluhan menyesuaikan kegiatan
warga di masing-masing RT. Setelah mendapatkan penyuluhan PHBS dan
pengolahan limbah warga RW IV mampu memahami tentang PHBS dan cara
pengolahan limbah. Penyuluhan cara mencuci tangan dan gosok gigi

49
dilaksanakan pada kelompok khusus siswa SDN 1 Karangduren dan TK
Pertiwi. Setelah dilaksanakan penyuluhan tersebut, siswa mampu memahami
dan mendemonstrasikan cara cuci tangan dan gosok gigi dengan benar.
Kegiatan Kerja Bakti dilaksanakan di lingkungan RW IV, setelah
dilaksanakan kegiatan kerja bakti ini lingkungan RW IV menjadi bersih serta
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan meningkat.
Rencana tindak lanjut dari kegiatan penyuluhan didelegasikan pada Ibu
Bidan dan Kader di Desa Karangduren, Kegiatan UKS dan Gosok gigi
didelegasikan pada Pihak Pendidikan dibantu dengan Bidan desa. Kegiatan
kerja bakti dikoordinasikan pada Kepala Desa, Ketua RW, serta Ketua RT
setempat.
Evaluasi diagnosa kedua yaitu penyulahan asam urat dan hipertensi
didapatkan bahwa warga mampu memahami tentang penyakit asam urat dan
hipertensi. Hasil pemeriksaan asam urat dan pengukuran tekanan darah telah
terlampir pada KMS masing-masing lansia.
Rencana tindak lanjut untuk penyuluhan didelegasikan pada Bu Bidan
dan Kader Posyandu.
Pada diagnosa keperawatan ketiga dapat dievaluasi bahwa kegiatan
penyuluhan diare dan ISPA telah dilaksanakan pada masing-masing RT di
lingkungan RW IV. Hasil dari penyuluhan ini adalah warga RW IV telah
memahami tentang penyakit diare dan ISPA. Rencana tindak lanjut dari
penyuluhan ini didelegasikan pada bidan desa dengan bekerjasama dengan
pihak terkait seperti kader posyandu di RW IV.
Evaluasi diagnosa keempat didapatkan bahwa pelaksanaan posyandu
lansia dan balita dapat berjalan dengan lancar. Dimana lansia yang hadir ke
posyandu sebanyak 95 lansia dan 57 balita. Kader yang hadir ke posyandu ada
11 kader dan kegiatan posyandu dilaksanakan dengan menerapkan sistem 5
meja. Rencana tindak lanjut dari kegiatan posyandu di RW IV didelegasika
kepada Ibu Bidan Desa dan kader posyandu yang ada.
Evaluasi diagnosa kelima adalah kegiatan senam aerobic warga RW IV
dapat diaktifkan kembali dimana kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin,
Kamis dan Sabtu, ibu-ibu yang mengikuti kegiatan senam sangat antusias,
kegiatan senam lansia dilaksanakan pada tanggal 17 April 2011, di mana para
lansia yang mengikuti kegiatan ini dapat mengikuti dengan baik. Kegitan jalan
sehat yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2011 dapat berjalan
dengan lancar dimana kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga desa
Karangduren.
Rencana tindak lanjut kegitan senam aerobic didelegasikan kepada ibu-
ibu RW IV dan kegiatan senam lansia didelegasikan kepada kader lansia di
limgkungan RW IV.

50
BAB V
PENUTUP

Asuhan keperawatan komunitas pada warga RW IV Desa Karangduren telah


dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 30 April 2011. Penyusun
dapat mengambil kesimpulan dan saran berdasarkan asuhan keperawatan yang
telah kami susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi pemberian asuhan
keperawatan komunitas yang akan datang.

51
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara, survey, observasi, dan
pemeriksaan kesehatan pada masyarakat untuk mendapatkan data statistik
vital dan laporan penyakit yang terinformasikan serta catatan medis dari
sosialitas pelayanan kesehatan terdekat diantaranya Puskesmas dan
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD). Dalam pengkajian ada beberapa
kekurangan karena adanya beberapa kendala yaitu instrumen yang kurang
lengkap sehingga banyak data yang tidak terkaji maksimal, adanya rumah
yang tidak ditempati warga saat survey sehingga tidak terkaji dan
kesibukan warga yang menyebabkan terhambatnya pengkajian.
2. Pada analisa data terdapat data yang sudah diklasifikasikan yang
mendukung masalah keperawatan komunitas dengan prosentase angka
yang tidak terukur secara pasti akibat instrumen yang tidak lengkap, akan
tetapi data tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dan data berupa
gambar-gambar tentang keadaan lingkungan di RW IV yang membenarkan
hasil survey yang tidak tertabulasi.
3. Diagnosa keperawatan yang muncul ada lima dan diurutkan berdasarkan
prioritas masalah yang terlampir. Masalah yang muncul tersebut adalah
kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa
Karangduren, resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
RW IV Desa Karangduren, resiko terjadinya peningktan angka kesakitan
diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren, kurangnya
pemanfaatan Posyandu lansia dan balita di RW IV Desa Karangduren,
kurangnya kesadaran masyarakat RW IV Desa Karangduren dalam
berolahraga.
4. Rencana tindakan dan implementasi untuk semua diagnosa keperawatan
komunitas yang telah dilakukan diantaranya melakukan koordinasi dengan
pihak Puskesmas, tokoh masyarakat, dan warga kemudian juga melakukan
upaya penyuluhan kesehatan pada warga yang dilakukan setiap ada
kegiatan warga seperti arisan RT, tahlilan dan muslimatan dan dilakukan
berdasarkan pada tiap permasalahan yang ada. Selain pendidikan
kesehatan, penggerakan massa juga dilakukan dengan mengadakan kerja
bakti kebersihan lingkungan, senam aerobik, senam lansia dan jalan sehat
masal.
5. Masalah keperawatan komunitas yang muncul sebagian teratasi, namun
dalam hal ini sebatas pada peningkatan pengetahuan warga mengenai
kesehatan, penyakit yang ada di masyarakat khususnya RW IV Desa
Karangduren, pola perilaku hidup bersih dan sehat, dan pengolahan
limbah. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik

52
melalui kerjasama baik lintas program maupun lintas sektoral dalam upaya
tindak lanjut.
B. Saran
Berdasarkan asuhan keperawtan komunitas yang telah dilaksanakan pada
warga RW IV Desa Karangduren, maka penyusun memberikan saran
kepada para pembaca khususnya para komponen masyarakat yang terkait
pada masalah kesehatan komunitas serta kepada mahasiswa dalam
melakukan asuhan keperawatan komunitas yakni :
1. Persiapan
a. Persiapan ke Masyarakat
Sebelum dilakukan pengkajian hendaknya dipersiapkan dengan
matang dari segi informasi mengenai kondisi masyarakat dan
wilayah yang akan dilakukan asuhan keperawatan komunitas. Hal
tersebut dapat diperoleh melalui pembekalan yang diperoleh dari
pembimbing akademik, pihak pemerintah desa, puskesmas maupun
pihak-pihak lain yang terkait.
b. Persiapan Teknis
Instrumen pengkajian hendaknya disusun secara komprehensif atau
mencakup keseluruhan kondisi yang ada di masyarakat terkait
masalah kesehatan. Selain itu, dilakukan pula permohonan izin dan
menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintahan desa setempat
untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas di wilayah
tersebut.
2. Pelaksanaan
a. Pengkajian dilaksanakan secara komprehensif yaitu meliputi
observasi, wawancara, angket maupun kuisioner. Instrumen
pengkajian hendaknya disusun sedemikian rupa secara
komprehensif agar memudahkan dalam mengkaji kesehatan
masyarakat. Pengorganisasian masyarakat menjadi suatu tahap
yang harus dilalui secara urut. Hal ini dilakukan agar upaya
pemasukan data dapat dilakukan secara optimal.
b. Agar data yang terkaji tepat dan akurat sebagai pendukung
ditegakkannya diagnosa keperawatan, hendaknya instrumen
pengkajian disusun secara tepat dan akurat dan disesuaikan dengan
kondisi serta kemungkinan permasalahan yang muncul. Sebelum
melakukan pengkajian dilakukan pencarian data atau informasi
mengenai kondisi masyarakat dan wilayah tersebut.
c. Penentuan prioritas masalah hendaknya dibuat secara tepat dan
akurat disesuaikan dengan fakta yang ada dan program yang ada
berdasarkan masalah keperawatan yang muncul dalam masyarakat
sehingga ditemukan diagnosa keperawatan yang tepat.

53
d. Rencana tindakan dan implementasi diusahakan untuk dilakukan
secara optimal yaitu dengan mengikutsertakan peran serta
masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan perlu adanya
pemberian motivasi serta informasi kepada masyarakat dengan
memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
e. Evaluasi hasil kegiatan masalah keperawatan sebaiknya dilakukan
berdasarkan perencanaan yang telah direncanakan. Dalam hal ini
perlu peran serta dari perangkat desa maupun petugas kesehatan
untuk memotivasi dan mengevaluasi setiap kegiatan yamg telah
dilakukan terkait masalah kesehatan yang muncul dalam
masyarakat serta untuk rencana tindak lanjut diperlukan
pendelegasian yang jelas dan tepat kepada bidan desa atau pihak
yang terkait agar derajat kesehatan semakin meningkat.

54

S-ar putea să vă placă și