Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Tujuan utama dari pembangunan nasional adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal (Wahit, 2005). Dalam mencapai tujuan tersebut,
terdapat beberapa kendala, salah satu kendala yang berpengaruh sekali adalah adanya
masalah kesehatan yang bersumber dari berbagai faktor seperti faktor keturunan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan lingkungan.
Keperawatan komunitas merupakan salah satu strategi guna mencapai tujuan
pembangunan nasional. Keperawatan komunitas merupakan sebuah upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya dan
masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu,
keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).
Tujuan dari keperawatan komunitas menurut Wahit (2005) adalah untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya keperawatan,
sehingga diharapkan masyarakat dapat secara mandiri untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan, menetapkan dan memprioritaskan masalah tersebut, merumuskan serta
memecahkan, menanggulangi masalah kesehatan serta mengevaluasi keberhasilan
dari suatu pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri. Tujuan inilah yang dapat dijadikan strategi
utama dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal seperti yang diharapkan dalam
pembangunan nasional.
Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional, khususnya di daerah pedesaan, Mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang Program Studi Keperawatan Purwokerto melakukan
upaya dengan menjalankan Praktek Keperawatan Komunitas selama enam minggu di
RW IV desa Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Pada saat pembekalan PKK di desa Karang duren Drs. Amin Supangat selaku
Kepala Desa Karangduren menyampaikan bahwa lingkungan di desa Karangduren
secara umum belum memiliki saluran pembuangan limbah dan masih belum layak.
Beliau juga menyampaikan bahwa kesadaran masyarakatnya sendiri dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat masih kurang.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada
tanggal 21 23 Maret 2011 dengan menggunakan beberapa metode khususnya
community approach. Dalam pengkajian tersebut ditemukan berbagai data tentang
kesehatan dan dari data tersebut terdapat data yang menunjukan adanya suatu masalah
kesehatan di RW IV Desa Karangduren.
Masalah kesehatan yang muncul tersebut antara lain : mengenai kebiasaan
hidup bersih dan sehat yang ditunjukan dengan terdapatnya 26 % rumah tidak sehat,
34% warga tidak punya jamban sendiri, 30% warga lebih suka BAB di sungai, 17 %
warga buang sampah di sungai dan 24 % di kebun, 33 % warga membuang limbah di
selokan dan 41% di sungai. Kemudian tentang angka kesakitan lansia yang mana 36%
lansia menderita asam urat, 24 % hipertensi, 2% Diabetes Melitus dan 2% lansia
menderita TBC. Disamping itu juga ditemukan adanya angka kesakitan balita yang
menunjukan 12 % balita menderita diare, 11 % menderita ISPA. Terdapat pula data
temuan tentang pemanfaatan posyandu, yang menunjukan 14,75% balita tidak rutin ke
posyandu dan 73% lansia yang tidak rutin memeriksakan diri ke posyandu. Dari
beberapa masalah tersebut juga ditemukan data yang menunjukan 94,4% warga jarang
atau tidak pernah rutin berolahraga, padahal terdapat tiga lapangan bulu tangkis di
RW IV dan satu lapangan sepak bola yang merupakan fasilitas olahraga milik warga
desa.
Masalah masalah tersebut telah diinformasikan kepada warga Desa
Karangduren, khususnya warga RW IV serta petugas Puskesmas dan petugas
kesehatan setempat pada saat Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) pada tanggal
25 Maret 2011. Tanggapan warga terhadap penentuan pokok-pokok masalah sangatlah
baik dan warga juga sangat antusias ketika diminta kerjasamanya menyusun
perencanaan guna menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Sebagai bentuk realisasi dari perencaaan pada saat MMD I, mahasiswa bekerja
sama dengan petugas kesehatan, tokoh masyarakat serta warga setempat dalam
melakukan implementasi dari berbagai perencanaan tersebut selama kurang lebih
enam minggu. Sebagai bahan evaluasi dan guna mengetahui seberapa besar
peningkatan derajat kesehatan warga desa Karangduren RW IV, maka perlu adanya
suatu pelaporan hasil kegiatan dari awal hingga akhir.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan berbagai konsep dan ilmu yang terkait dengan Praktek
Keperawatan Komunitas dan Kelompok Khusus yang telah diperoleh pada saat
perkuliahan serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Melaporkan hasil pengkajian di wilayah RW IV.
b. Melaporkan hasil analisa data dari hasil pengkajian.
c. Melaporkan hasil perencanaan kegiatan yang akan dilakukan di RW IV.
d. Melaporkan hasil realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pihak yang
terkait yaitu warga RW IV Desa Karangduren, tenaga kesehatan setempat, dan
pihak Puskesmas.
e. Mengevaluasi peningkatan derajat kesehatan warga Desa RW IV berkaitan
dengan proses dan hasil asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus.
C. Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun memfokuskan masalah yang di
masyarakat RW IV Desa Karangduren, antara lain mengenai kebiasaan hidup yang
kurang bersih dan sehat, adanya resiko peningkatan angka kesakitan pada lansia,
adanya resiko peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita, kurangnya
pemanfaatan posyandu lansia dan balita, serta kurangnya kesadaran masyarakat RW
IV dalam berolahraga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak langkah.
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisa data adalah :
1. Kategorisasi
Untuk menganalisa data pengkajian komunitas sangat membantu jika
pertama-tama mengkategorikan data. Data dikategorikan dalam berbagai
cara. Kategori data pengkajian komunitas ini meliputi :
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan
kelompok etnis serta ras).
b) Karakteristik geografi (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat
tinggal, ruang publik dan jalan).
c) Karakteristik sosial ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan,
pendidikan yang dicapai dan pola penyewaan atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, pusat pelayanan
kesehatan mental, bidan desa, polikinik kesehatan desa, Pukesmas).
2. Ringkasan
Setelah menentukan kategorisasi langkah selanjutnya membuat
ringkasan data dalam tiap kategori dan dibutuhkan pernyataan ringkasan
maupun ukuran ringkasan seperti rata-rata, diagram dan grafik.
3. Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah
mengidentifikasi kesenjangan, kerancuan dan kehilangan data. Kesenjangan
data tidak dapat dihindari seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting
adalah menganalisa secara ktiris data dan menyadari potensi adanya
kesenjangan.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang
telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan logis dari
bukti yang ada untuk mengarah ke rumusan diagnosa keperawatan
komunitas. Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh
dan disusun dalam suatu format yang sistematis.
Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data
yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam komunitas. Tugas
terakhir adalah menganalisa penyataan kesimpulan menjadi diagnosa
keperawatan komunitas.
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah pernyataan hasil analisa data. Diagnosa merupakan
label yang mendeskripsikan situasi atau kondisi dan mengandung etiologi.
Diagnosa keperawatan membatasi proses diagnostik pada berbagai diagnosis
yang ditegakkan untuk menjadi respon manusia terhadap masalah kesehatan
baik aktual maupun potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat.
Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga bagian, yaitu : bagian pertama
adalah deskripsi masalah, respon berdasarkan kondisi, bagian kedua adalah
identifikasi berbagai faktor etiologi yang berhubungan dengan masalah dan
bagian ketiga adalah tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang
biasanya didefinisikan sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan
orang dengan sekurang-kurangnya memiliki suatu karakteristik tertentu. Untuk
memperoleh diagnosa komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisa
dan dibuat kesimpulan.
Pernyataan kesimpulan tersebut membentuk diagnosa keperawatan.
Beberapa kesimpulan membentuk bagian deskriptif dari diagnosa keperawatan
yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial dan aktual.
Pernyataan kesimpulan bersifat etiologi dan mencatat kemungkinan penyebab
timbulnya masalah kesehatan. Pernyataan etiologi dihubungkan dengan
menggunakan berhubungan dengan, yang diikuti tanda dan gejala dari
etiologi tersebut.
d. Perencanaan
Setelah mengkaji kesehatan komunitas, menganalisa data dan
menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Langkah selanjutnya adalah
mempertimbangkan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan
kesehatan komunitas tersebut untuk memfokuskan rencana berfokus
komunitas. Masing-masing diagnosa keperawatan komunitas mengarahkan
kepada upaya perencanaan perawat.
Setiap bagian dari diagnosis selain menggambarkan pengkajian
komunitas juga memberikan pengarahan bagi perencanaan, implementasi dan
evaluasi program. Rencana berfokus komunitas didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang mengandung tujuan serta intervensi spesifik dalam
mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan seperti pengkajian dan analisa
merupakan proses sistematik yang dibuat melalui kerja sama lintas program
dan lintas sektoral dalam komunitas.
Setelah tersusun diagnosa keperawatan kemudian semua ide dan
proposal implementasi dihasilkan melalui satu tujuan berfokus komunitas dan
rencana kegiatan konkrit. Setelah memvalidasi diagnosa keperawatan bersama
komunitas, tujuan berfokus untuk melaksanakan program promosi kesehatan
berdasarakan isi yang didasarkan warga, dengan menggunakan yang diterima
oleh norma, budaya dan dilakukan dari lokasi yang terjangkau oleh komunitas.
Setelah merumuskan tujuan langkah selanjutnya adalah menetapkan aktivitas
program secara spesifik. Perencanaan yang detail dari aktivitas program dan
pencapaian tujuan.
e. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan
melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat :
a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait.
b. Mengikutsertakan partisipasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.
f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan atau input, pelaksanaan atau
proses dan hasil akhir atau output. Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan
tujuan yang akan dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
semula.
Fokus evaluasi adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses pelaksanaan kegiatan.
c. Efektifitas kerja mahasiswa Praktek Keperawatan Komunitas dan masyarakat.
d. Seberapa besar peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan.
e. Keberhasilan : Apakah status kesehatan meningkat atau menurun dalam
waktu tertentu?
f. Tindak lanjut dari pelaksanaan kesehatan yang ada terhadap masalah
kesehatan yang belum teratasi.
3. Diare
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya. Target penderita diare yang
ditangani pada tahun 2010 adalah 100% (DEPKES RI, 2008). Dalam Profil
Puskesmas Sokaraja pada tahun 2010 ditemukan adanya kasus diare pada tahun
2010 sebesar 13,5% (Profil Puskesmas Sokaraja II, 2010).
4. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
diastolik 90 mmHg. Berdasarkan 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas
tahun 2009 di Kabupaten Banyumas tercatat kasus hipertensi sebesar 19, 72 %
( Dinkes Kabupaten Banyumas,2009).
5. Asam Urat
Asam urat adalah adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah yang
terakulumasi pada persendian. Berdasarkan 10 besar penyakit rawat jalan
puskesmas tahun 2009 di Kabupaten Banyumas tercatat kasus rematik sebesar
16,84 %. Menurut Ning Harmanto(2007) asam urat merupakan bagian dari
rematik.
5. Pelayanan Gizi
Jumlah bayi (6-11) bulan = 816 anak . Jumlah bayi yang mendapat vitamin
A 1 kali = 816 atau 100 % Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 sebesar
90 % dengan demikian Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi Standar Pelayanan
Minimal.
Jumlah balita (12-59) bulan = 3256 anak. Jumlah balita yang mendapat
vitamin A 2 kali = 3256 atau 100 % Standar Pelayanan Minimal tahun 2010
sebesar 90 % dengan demikian sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Jumlah ibu nifas = 622 orang. Jumlah ibu nifas yang mendapat kapsul
vitamin A = 598 atau ( 96,14 ) Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 90
% Puskesmas II Sokaraja sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Jumlah ibu hamil = 622 orang, yang mendapat tablet Fe = 598 orang atau
97,24 %. Cakupan PMT-ASI pada bayi Askeskin = 22 anak. Balita gizi buruk yang
ada = 5 anak. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan = 5 anak atau 100 %
Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 100 % Puskesmas II Sokaraja
sudah memenuhi standar pelayanan Minimal.
BAB III
TINJAUAN KASUS
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW IV DESA KARANGDUREN KECAMATAN SOKARAJA
KABUPATEN BANYUMAS
A. Pengkajian
a. Profil Wilayah
RW IV merupakan suatu wilayah di Desa Karangduren Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas yang letaknya di tengah wilayah Desa Karangduren.
Batas Wilayah RW IV
Utara : lapangan sepak bola, perumahan Karen
Timur : Klahang, Sungai Sogra
Selatan : Sungai Sogra
Barat : RW II
Wilayah administrasi RW 4 dibagi dalam 6 RT. Kondisi geografis RW IV
merupakan wilayah dataran rendah. Dengan curah hujan RW IV tergolong sedang dan
luas wilayah RW IV adalah 3 Ha.
RW V
U
KLAHANG
RW II
RW I
SOKARAJA WETAN
b. Data Demografi
LEGENDA
JALAN BESAR
JALAN DESA
SUNGAI
BATAS RW
BATAS DESA
60
50 0-5 tahun
6-12 tahun
40
13-20 tahun
30 21-35 tahun
36-45 tahun
20
46-60 tahun
10 > 60 tahun
0
RT I RT II RT III RT IV RT V RT VI
Gambar 3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Gambar 3.2 menunjukan bahwa berdasarkan hasil survey jumlah penduduk RW
IV Desa Karangduren sebanyak 896 jiwa dengan jumlah warga laki-laki 432 jiwa dan
perempuan 464 jiwa. Jadi, tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini cukup tinggi.
Untuk jumlah penduduk RW IV sebagian besar berusia produktif. Hal ini dibuktikan
ada 254 jiwa dengan usia 21-35 tahun, 127 jiwa usia 36-45 tahun, dan 139 jiwa
dengan usia 46-60 tahun.
Sebagian besar penduduk RW IV desa Karangduren bekerja sebagai pedagang
( 11,83 %), petani (6,02 %), PNS (1,11 %), swasta (12,6 %), buruh (21, 54 %), ibu
rumah tangga (15,29 %) dan tidak bekerja sebanyak 31, 58 %.
SELOKAN;
33.19% SEPTICTANK;
25.76%
SUNGAI; 41.05%
3. Data Lansia
ANGKA KESAKITAN LANSIA
23.81% HIPERTENSI
31.75% TBC
1.59% ASAM URAT
KENCING MANIS/
6.35% GULA
LAINNYA
36.51%
B. Analisa Data
Keterangan:
Kriteria nilai ditentukan dengan rentang 1 5 dengan ketentuan:
5 : maksimal
4 : sedang 3 : kurang
2 : rendah 1 : tidak ada
D. Perencanaan
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO. DIAGNOSA STRATEGI SASARAN RENCANA KEGIATAN
TUPAN TUPEN KRITERIA STANDAR
1. Kebiasaan hidup Meningkatny Setelah dilakukan KIM Warga RW IV Kognitif 1. Warga 1. Berikan
yang kurang a kebiasaan tindakan Desa mampu penyuluhan tentang
bersih dan sehat di hidup bersih keperawatan Pergerakan Karangduren Psikomotor menjelaskan: PHBS.
RW IV Desa dan sehat selama 5 minggu Massa a. Pengertian 2. Lakukan
Karangduren diharapkan : Perilaku koordinasi dengan
berhubungan 1.Meningkatnya Hidup pengurus RW dalam
dengan : kesadaran Bersih dan melakukan kegiatan kerja
masyarakat Sehat bakti.
1. Kurangnya tentang perilaku (PHBS)
kesadaran hidup bersih dan b. Kriteria
masyarakat sehat. PHBS
tentang perilaku 2.Meningkatnya
hidup bersih dan pengetahuan KIE Kognitif 2. Warga
sehat masyarakat mampu
2. Kurangnya tentang menjelaskan : 3. Berikan
pengetahuan pengolahan a. Pengertian penyuluhan tentang
masyarakat limbah pengolahan pengolahan limbah.
tentang limbah
pengolahan b. cara
limbah pengolahan
limbah
KIM Siswa-siswi Kognitif 3. Siswa-siswi
3. Kurangnya Demonstra kelas IV dan Psikomotor mampu :
pengetahuan si V SD Negeri a.Mendemonstr 4. Ajarkan tentang
siswa SD KIM 1 Kognitif asikan cuci cara cuci tangan, PSN dan
tentang Demonstra Karangduren Psikomotor tangan yang Pertolongan pertama
pemanfaatan si Siswa-siswi benar 5. Ajarkan cara
UKS dan TK TK Pertiwi b.Mendemonstr menggosok gigi yang
tentang gosok Karangduren asikan cara baik
gigi yang benar. gosok gigi
yang benar
2. Resiko terjadinya Angka Setelah dilakukan KIE Lansia RW Kognitif Warga mampu1. Berikan penyuluhan tentang
peningkatan angka kesakitan pada tindakan IV Desa menjelaskan: asam urat
kesakitan pada lansia keperawatan Karangduren 2. Berikan penyuluhan tentang
1. Pengertian hipertensi
lansia RW IV berkurang selama 5 minggu
KIM Psikomotor asam urat dan 3. Lakukan screening massal
Desa Karangduren diharapkan: hipertensi pada lansia di RW IV
berhubungan 2. Penyebab
a.Pengetahuan KIM Psikomotor 4. Lakukan pemeriksaan asam
dengan : asam urat dan urat pada lansia
warga tentang
KIM Afektif hipertensi 5. Berikan motivasi kepada
1.Kurangnya penyakit asam 3. Pencegahan lansia untuk mengunjungi
pengetahuan urat dan terhadap fasilitas kesehatan yang
warga tentang hipertensi penyakit asam tersedia
penyakit asam meningkat KIM Psikomotor urat dan 6. Ajarkan pada lansia
urat hipertensi prosedur senam lansia
2.Kurangnya b.Pemanfaatan Afektif 4. Perawatan 7. Berikan motivasi kepada
pemanfaatan pelayanan pada lansia untuk melakukan
pelayanan kesehatan penderita senam lansia
asam urat dan
kesehatan meningkat
hipertensi
3.Kurangnya c. Kesadaran
kesadaran masyarakat akan
masyarakat akan pentingnya
pentingnya olahraga
olahraga meningkat
3. Resiko terjadinya Angka Setelah dilakukan KIE Ibu- ibu di RW Kognitif Warga mampu1. Berikan penyuluhan diare dan
peningkatan angka kesakitan tindakan Demontrasi IV yang Psikomotor menjelaskan : ISPA.
kesakitan diare ISPA dan keperawatan selama memiliki balita 2. Berikan penyuluhan tentang
1. Pe PHBS
dan ISPA pada diare pada 5 minggu
ngertian diare 3. Lakukan koordinasi dengan
balita RW IV Desa balita tidak diharapkan:
dan ISPA puskesmas dalam program
Karangduren terjadi 1.Kesadaran warga 2. Pe pemeriksaan lebih lanjut
berhubungan tentang perilaku nyebab diare diberikan kepada keluarga
dengan : hidup bersih dan dan ISPA yang mengalami ISPA.
3. Pe
1.Kurangnya sehat meningkat
ncegahan
2. Pengetahuan
kesadaran terhadap
perilaku hidup warga tentang penyakit diare
bersih dan sehat. kesehatan dan ISPA
2.Kondisi sanitasi sanitasi 4. Per
lingkungan yang lingkungan awatan pada
kurang baik. meningkat penderita diare
dengan
menggunakan
pembuatan
Larutan Gula
Garam
5. Per
awatan
penderita
dengan ISPA
dengan
menggunakan
kecap jeruk
nipis.
4. Kurangnya Minat Setelah dilakukan KIM Lansia dan ibu Kognitif 1. Lansia dan ibu 1. Koordinasikan dengan bidan
pemanfaatan pemanfaatan tindakan yang memiliki Psikomotor yang memiliki desa untuk melaksanakan
posyandu lansia posyandu keperawatan selama balita warga balita RW IV kegiatan posyandu lansia dan
dan balita RW IV lansia dan 5 minggu RW IV Desa Desa balita
diharapkan: Karangduren Karangduren 2. Buatkan Kartu Menuju Sehat
Desa Karangduren balita
serta kader mengunjungi (KMS) untuk lansia
berhubungan meningkat. 1.Warga mampu KIE posyandu Afektif posyandu. 3. Berikan motivasi kepada
dengan : memanfaatkan 2.kader posyandu lansia dan ibu yang
lansia dan
fasilitas kesehatan balita. aktif dalam mempunyai balita untuk rutin
1.Kurangnya yang ada. melaksanakan mengikuti posyandu dengan
kesadaran warga 2. Kader posyandu posyandu teratur
memanfaatkan aktif dalam Kognitif secara rutin. 4. Berikan pengetahuan dan
fasilitas melaksanakan ketrampilan kepada kader
kesehatan. kegiatan tentang system 5 meja pada
2.Kurang aktifnya posyandu. posyandu
kader. 5. Koordinasikan dengan bidan
desa untuk selalu memantau
posyandu secara rutin.
5. Kurangnya Angka Setelah dilakukan Pergerakan Warga RW IV Kognitif Warga RW IV1. Ajarkan senam lansia pada
kesadaran kesadaran tindakan massa desa Psikomotor desa Karang lansia RW 4
masyarakat dalam berolahraga keperawatan Karangduren Afektif duren mampu2. Motivasi pada lansia untuk
berolahraga RW IV meningkat. selama 5 minggu memanfaatkan berolahraga secara rutin
diharapkan warga Psikomotor sarana olahraga3. Ajarkan pada ibu-ibu dan
Desa Karangduren
mampu yang tersedia. remaja senam aerobik
berhubungan
dengan kurangnya memanfaatkan Afektif 4. Motivasi pada ibu-ibu dan
kesadaran warga sarana olahraga yang remaja untuk melakukan
memanfaatkan tersedia senam aerobik secara rutin
fasilitas olahraga yaitu hari Senin, Kamis dan
Sabtu
yang tersedia.
5. Lakukan koordinasi dengan
kepala desa untuk
melaksanakan kegiatan jalan
sehat bersama.
E. Implementasi
No Diagnosa Tujuan Khusus Tanggal Tempat Penanggungjawab Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Kebiasaan hidup1.Meningkatnya 27 Maret Bpk. Lanjar Tri Lestari 1. Memberikan Penyuluhan Evaluasi Struktur:
. yang kurang bersih kesadaran 2011 Sanbadri tentang PHBS a. Rencana Penyuluhan
dan sehat di RW IV masyarakat 16.00 RT 3 Dilakukan Dua Hari
Desa Karangduren tentang perilaku WIB RW IV Sebelum Pelaksanaan
hidup bersih dan b. Informasi Penyuluhan
sehat. 28 Maret Ibu Sio Andi Disampaikan Satu Hari
2.Meningkatnya 2011 Sukirah Sebelum Pelaksanaan
pengetahuan 19.00 RT 1 Evaluasi Proses:
masyarakat WIB RW IV a. Peserta Yang Hadir
tentang Sebanyak
pengolahan 29 Maret Bpk. Vita Amelia RT 3 : 28 Orang
limbah 2011 Wiguna RT 1 : 19 Orang
20.00 RT 2 RT 2 : 19 Orang
WIB RW IV RT 4 : 26 Orang
RT 6 : 18 Orang
31 Maret Ibu Nurlia Kartika Santi RT 1 : 18 Orang
2011 Suhar RT 5 : 16 Orang
19.30 RT IV RT 6 : 13 Orang
WIB RW IV RT 2 : 20 Orang
Evaluasi Hasil:
31 Maret Ibu Wahyu Triono warga RW 4 desa
2011 Suripah Karangduren mampu
19.30 RT 6 mamahami tentang PHBS
WIB RW IV ditunjukkan dengan warga
RW IV mampu menjawab
1 April Bpk. Kukuh Dwi Prasetyo pertanyaan yang diajukan
2011 Jalail RT penyuluh.
20.00 1 RW IV
WIB
Ibu Mini
4 April RT 5 Tri Wahyuni
2011 RW IV
20.00
WIB
Bpk.
14 April Rudi RT Oki Widia N
2011 6 RW IV
20.00
WIB Ibu
Supinah
21 April RT 2 Suliyati
2011 RW IV
16.00
WIB
27 Maret Bpk. Lucky Erlandi P 2. Memberikan Evaluasi struktur:
2011 Sanbadri penyuluhan tentang a. Rencana Penyuluhan
16.00 RT 3 pengolahan limbah Dilakukan Dua Hari
WIB RW IV Sebelum Pelaksanaan
b. Informasi Penyuluhan
31 Maret Ibu Nurlia Kartika Santi Disampaikan Satu Hari
2011 Suhar Sebelum Pelaksanaan
19.30 RT 4 Evaluasi Proses:
WIB RW IV b.Peserta Yang Hadir
Sebanyak
3 April Bpk. Metri Sustiani RT 3 : 28 Orang
2011 Arif RT RT 4 : 26 Orang
19.00 3 RW IV RT 3 : 15 Orang
WIB RT 5: 16 Orang
Ibu Mini RT 2 : 22 Orang
4 April RT 5 Nurlia Kartika Santi RT 1 : 16 Orang
2011 RW IV RT 6 : 13 Orang
20.00 RT 2 : 20 Orang
WIB Evaluasi Hasil:
Bpk. Warga RW 4 desa
5 April Arjo RT Lucky E Pranianto Karangduren mampu
2011 2 RW IV mamahami tentang
20.00 pengolahan limbah rumah
WIB Bpk. tangga ditunjukkan dengan
Daryo warga RW IV mampu
7 April RT 1 Rina Pratika Sari menjawab pertanyaan yang
2011 RW IV diajukan penyuluh.
19.00
WIB Bpk.
Rudi RT
14 April 6 RW IV Pramono
2011
20.00 Bu
WIB Supinah
RT 2
21 April RW IV Tri Yunari
2011
16.00
WIB
18 April SD Lucky E Pranianto 3. Memberikan Evaluasi struktur :
2011 Negeri I penyuluhan tentang a. Rencana
08.00 Karangd cuci tangan yang pelaksanaan telah
WIB uren benar dilakukan 1 minggu
sebelum acara dilakukan.
b. Informasi
disampaikan kepada
Kepala Puskesmas dan
Kepala Sekolah 4 hari
sebelum pelaksanaan.
Evaluasi Proses :
a. Siswa kelas IV dan V SD
Negeri 1 Karangduren
mengikuti kegiatan cuci
tangan dan penyuluhan
PSN dari awal sampai
akhir.
b. Siswa kelas IV dan V SD
Negeri 1 Karangduren
mengikuti kegiatan
pendidikan dan
demonstrasi Pertolongan
Pertama dari awal sampai
akhir.
c. Siswa kelas V SD Negeri
1 Karangduren mengikuti
simulasi Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan
Evaluasi Hasil :
Para siswa mampu
mendemonstrasikan cuci
tangan dengan benar dan
mampu melakukan simulasi
Pertolongan Pertama pada
kecelakaan.
Bpk.
21 April Sipan Warsono
2011 RT 1
19.30 RW IV
WIB
Bpk.
22 April Hadi RT Zeynita Nurul M
2011 6 RW IV
19.30
WIB
31 Maret Bu B. A. Iqbal Firdaus 2. Memberikan Evaluasi Struktur:
2011 Misban penyuluhan a. Rencana pelaksanaan telah
16.00 RT 2 kesehatan tentang dilakukan 4 hari sebelum
WIB RW IV hipertensi kegiatan dilakukan.
b. Informasi
19 April Bpk. Kurnia Yulianingrum disampaikan kepada warga
2011 Ach. RW IV 1 hari sebelum
19.30 Munedi pelaksanaan.
WIB RT 2 Evaluasi Proses:
RW IV c. Peserta Yang Hadir
Sebanyak
21 April Bpk. Sulistyawan P RT 2 : 22 Orang
2011 Sipan RT 2 : 16 Orang
19.30 RT 1 RT 1 : 18 Orang
WIB RW IV RT 4 : 17 Orang
RT 3 : 17 Orang
21 April Bpk Syarif Fatkhu R Evaluasi Hasil:
2011 Machrod warga RW IV Desa
19.30 i RT 4 Karangduren mampu
WIB RW IV mamahami tentang penyakit
24 April Bpk. Rina Pratika Sari hipertensi ditunjukkan
2011 Wahadi dengan warga RW IV mampu
19.00 RT 3 menjawab pertanyaan yang
WIB RW IV diajukan penyuluh.
Evaluasi Proses:
Peserta Yang Hadir
Sebanyak 23 lansia
dengan asam urat.
Evaluasi Hasil:
Dari 35 lansia yang di
undang jumlah lansia
yang hadir 23 lansia,
lansia dapat mengikuti
senam lansia dengan baik
dan antusias.
Dalam bab ini kami akan membahas mengenai rangkaian proses asuhan
keperawatan komunitas dengan membandingkan tinjauan pustaka dan kenyataaan
yang didapat di lapangan selama melaksanakan praktek keperawatan komunitas
mulai tanggal 21 Maret 2011 sampai 30 April 2011. Adapun rangkaian kegiatan
kami akan dibahas dalam uraian berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses upaya untuk dapat
mengenal suatu proses upaya dapat mengenal masyarakat. Masyarakat
memilki kontribusi yang cukup besar terhadap keseluruhan proses
pelaksanaan praktek keperawatan komunitas. Adapun tujuan pengkajian dalam
praktek keperawatan komunitas adalah mengidentifikasi faktor faktor, baik
faktor positif atau negatif yang mempengaruhi kesehatan masyarakat agar
dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan. Fungsi pengkajian ini
adalah untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, baik yang diperoleh
dari metode wawancara, survey, observasi, pemeriksaan maupun pendekatan
masyarakat ( community approach)
Di dalam kegiatan pengkajian yang kami lakukan mencangkup hal
mengenai data demografi, data lingkungan mikro, meso dan makro , data
sumber daya masyarakat serta data kesehatan yang ada di daerah wilayah RW
IV Desa Karangduren. Namun, kami menyadari dalam mengumpulkan data
wilayah yang kami kaji masih banyak yang tidak terkaji. Adapun data yang
kami rasa penting dan tidak terkaji data kebiasaan merokok pada warga RW
IV, status gizi pada balita, data Kelompok Khusus Siswa SD Negeri 1
Karangduren dan Taman Kanak-kanak Pertiwi Karangduren.
2. Analisa Data
Berdasarkan standar pelayanan minimal Departemen Kesehatan, Profil
Puskesmas II Sokaraja dan WHO (1991) serta standar penilaian atau ciri-ciri
masyarakat sehat menurut Effendi yang dikutip oleh Wahit (2005) , status
kesehatan masyarakat di RW IV desa Karangduren tergolong cukup baik, hal
ini dapat dilihat dari :
a. Peningkatan Kemampuan Hidup Sehat
Masyarakat RW IV desa Karangduren masih belum maksimal
dalam meningkatkan kemampuan hidup sehat. Hal ini di dukung oleh
data hasil tabulasi yang menunukan anatara lain; jumlah warga yang tidak
berolahraga sebanyak 94,6%, yang mengalami gangguan tidur 4,2%,
kebiasaan pola mandi satu kali sehari sebanyak 1,4 %, menggosok gigi
satu kali dalam sehari sebesar 2,4 % , adanya kebiasaan tidak mencuci
tangan sebelum makan sebanyak 7,1 %. Apabila kebiasaan olahraga
41
warga RW IV dibandingkan dengan standar perilaku sehat berdasarkan
Profil Puskesmas II Sokaraja (2010) yang menetapkan batas minimal
64,96 %, maka prosentase kebiasaan olahraga ini dapat dikatakan jauh
dari standar.
42
e. Penurunan Angka Kesakitan
Terdapat beberapa penyakit yang diderita warga RW IV
Karangduren khususnya balita dan lansia. Penyakit yang diderita tersebut
antara lain ISPA, diare, asam urat, hipertensi, TBC dan diabetes mellitus
(DM). Adapun jumlah prosentase dari tiap-tiap penyakit adalah sebagai
berikut : 46,1% balita menderita ISPA, 53,8% balita menderita diare,
34,8% lansia menderita asam urat, 22,7% lansia menderita hipertensi,
1,5% lansia menderita TBC dan 6,06% lansia menderita DM.
Data temuan tersebut apabila dibandingkan dengan angka kejadian
yang terjadi pada tahun 2010 menurut Profil Puskesmas II Sokaraja
(2010) mengenai ISPA yaitu 4,47%, diare 23,5% maka terjadi
peningkatan angka kesakitan pada balita. Sedangkan apabila data tentang
penyakit hipertensi dibandingkan dengan kejadian pada tahun 2009 yang
mencapai 19,72 % (DINKES KAB.BMS, 2009) tampak adanya
peningkatan. Kemudian apabila data kejadian Asam urat dibandingkan
dengan angka kejadian pada tahun 2009 yang mencapai 16,84 %
(DINKES KAB.BMS, 2009) tampak mengalami kenaikan cukup
signifikan.
3. Diagnosa yang muncul
a) Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV
Desa Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah
Dimanifestasikan dengan :
1. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).
2. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).
3. Jumlah sampah yang dibiarkan sebanyak 57 rumah (24,89 %).
4. Penggunaan sungai untuk membuang limbah sebanyak 94 rumah
(41,04 %) dan di selokan sebanyak 76 rumah (33,18 %).
5. Sejumlah 13 warga (1, 45 %) hanya mandi satu kali sehari.
6. Data yang diperoleh pada kelompok khusus di TK Pertiwi
Karangduren didapatkan bahwa 36 siswa mengalami caries gigi, 8
siswa dengan gigi berlubang.
b) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya pengetahuan warga tentang penyakit asam urat
b. Kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga
Dimanifestasikan dengan :
43
1. Sejumlah 102 lansia yang menderita asam urat sebanyak 29 orang
(36 %).
2. Sebanyak 67 lansia mengalami berbagai keluhan dan sebanyak 24
lansia (35,82 %) mengeluh pegal-pegal.
3. Sebanyak 15 orang lansia mempunyai riwayat hipertensi
4. Sebanyak 16 lansia dalam kehidupan sehari-hari dibantu sebagian
oleh keluarga.
5. Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 102 jiwa dari total jumlah
warga 896 jiwa
c) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada
balita RW IV Desa Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Kondisi sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Dimanifestasikan dengan :
1. Terdapat 7 balita (12 %) mengalami diare.
2. Terdapat 6 balita (11 %) mengalami ISPA.
3. Rumah dengan lantai tanah sebanyak 13(5,7 %).
4. Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang
sebanyak 7 %.
5. Terdapat 77 rumah tidak memiliki jamban (33,62 %).
6. Penggunaan sungai untuk buang air besar sebanyak 68 (28,4 %).
d) Kurangnya pemanfaatan posyandu lansia dan balita RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan :
a. Kurangnya kesadaran warga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Kurang aktifnya kader.
Dimanifestasikan dengan :
1. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26
lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.
2. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.
3. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke
posyandu sebanyak 27 %.
4. Posyandu sudah dilaksanakan dua kali dengan pengunjung pertama 26
lansia dan pertemuan kedua 31 lansia.
5. Terdapat beberapa kader tidak aktif dari 5 kader lansia.
6. Lansia yang rutin melalukan pemeriksaan kesehatan dan kunjungan ke
posyandu sebanyak 27 %.
e) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berolahraga RW IV Desa
Karangduren berhubungan dengan kurangnya kesadaran warga
memanfaatkan fasilitas olahraga yang tersedia.
44
Dimanifestasikan dengan :
1. Tersedia lapangan bola 1 dan 2 lapangan bulu tangkis.
2. Sebanyak 48 dari 896 rutin melakukan olah raga dengan prosentase
5%.
Diagnosa di atas ditulis sesuai dengan urutan prioritas masalah yang kami
peroleh berdasarkan tabel prioritas masalah.
4. Perencanaan
Dari hasil analisa data diperoleh lima diagnosa, yaitu
a. Kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV
Desa Karangduren
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan :
1) Kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat.
2) Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah meningkat
Strategi yang kami lakukan adalah dengan komunikasi, informasi dan
motivasi (KIM) dan pergerakan massa kepada warga RW IV Desa
Karangduren.
45
1. Ajarkan cara menggosok gigi yang baik
46
1. Pengertian diare dan ISPA
2. Penyebab diare dan ISPA
3. Pencegahan terhadap penyakit diare dan ISPA
4. Perawatan pada penderita diare dengan menggunakan pembuatan
Larutan Gula Garam
5. Perawatan penderita dengan ISPA dengan menggunakan kecap jeruk
nipis.
47
Dari diagnosa di atas kami melakukan perencanaan yang mempunyai
tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan
warga mampu memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia.
Strategi yang kami lakukan adalah dengan strategi pergerakan massa
kepada warga RW IV Desa Karangduren dengan standar hasil warga RW
IV Desa Karangduren mampu memanfaatkan sarana olahraga yang
tersedia.
Adapun intervensi yang kami lakukan antara lain :
48
2011. Kegiatan ini bekerjasama lintas program dan sektoral serta melibatkan
beberapa sponsor dari salah satu Rumah Sakit dan Balai Pengobatan Mata.
Penyuluhan hipertensi dilaksanakan bersamaan dengan acara perkumpulan
warga RW IV seperti acara Tahlilan, Perkumplan RT, dan Muslimatan bagi
ibu-ibu.
Implementasi keperawatan pada diagnosa resiko terjadinya angka
kesakitan diare dan ISPA pada balita di RW IV, adalah meliputi memberikan
penyuluhan tentang Diare dan ISPA serta Penyuluhan PHBS. Penyuluhan
Diare dan ISPA dilaksanakan bersamaan dengan acara Muslimatan ibu-ibu di
lingkungan RW IV. Penyuluhan PHBS dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan perkumpulan di Lingkungan RW IV seperti Perkumpulan RT,
Tahlilan dan Muslimatan.
Implementasi pada diagnosa keperawatan Kurangnya pemanfaatan
posyandu lansia dan balita meliputi. Melaksanakan kegiatan Posyandu Lansia
dan Balita di lingkungan RW IV, pelaksanaan Posyandu ini bekerjasama
dengan tenaga kesehatan dan kader lansia serta balita di RW IV, kegiatan ini
diikuti 95 lansia dan 57 balita. Selain melaksanakan kegiatan Posyandu pada
balita dan lansia, implementasi keperawatan pada diagnosa keperawatan ini
adalah melaksanakan penyegaran pada kader posyandu tentang pelaksanaan
posyandu sistem lima meja.
Implementasi keperawatan pada diagnosa kurangnya kesadaran
masyarakat RW IV dalam melaksanakan kegiatan olahraga secara rutin adalah
mengaktifkan kegiatan senam aerobic dan senam lansia pada masyarakat RW
IV, serta melaksanakan kegiatan jalan sehat bersama warga Desa
Karangduren.
Kegiatan senam dilaksanakan bersama warga RW IV di rumah salah satu
warga. Kegiatan ini dilaksanakan rutin setiap Senin, Kamis dan Sabtu.
Kegiatan jalan sehat dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2011
dengan melibatkan berbagai sektor seperti Pemerintah Desa, Petugas
Kesehatan, serta Babinsa.
6. Evaluasi
Evaluasi diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan
komunitas didasarkan pada tujuan umum dari perencanaan serta standar
evaluasi yang telah disusun.
Dari implementasi diagnosa keperawatan pertama dapat dievaluasi
bahwa proses penyuluhan PHBS dan pengolahan limbah dilaksanakan pada
masing-masing RT di RW IV, tempat penyuluhan menyesuaikan kegiatan
warga di masing-masing RT. Setelah mendapatkan penyuluhan PHBS dan
pengolahan limbah warga RW IV mampu memahami tentang PHBS dan cara
pengolahan limbah. Penyuluhan cara mencuci tangan dan gosok gigi
49
dilaksanakan pada kelompok khusus siswa SDN 1 Karangduren dan TK
Pertiwi. Setelah dilaksanakan penyuluhan tersebut, siswa mampu memahami
dan mendemonstrasikan cara cuci tangan dan gosok gigi dengan benar.
Kegiatan Kerja Bakti dilaksanakan di lingkungan RW IV, setelah
dilaksanakan kegiatan kerja bakti ini lingkungan RW IV menjadi bersih serta
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan meningkat.
Rencana tindak lanjut dari kegiatan penyuluhan didelegasikan pada Ibu
Bidan dan Kader di Desa Karangduren, Kegiatan UKS dan Gosok gigi
didelegasikan pada Pihak Pendidikan dibantu dengan Bidan desa. Kegiatan
kerja bakti dikoordinasikan pada Kepala Desa, Ketua RW, serta Ketua RT
setempat.
Evaluasi diagnosa kedua yaitu penyulahan asam urat dan hipertensi
didapatkan bahwa warga mampu memahami tentang penyakit asam urat dan
hipertensi. Hasil pemeriksaan asam urat dan pengukuran tekanan darah telah
terlampir pada KMS masing-masing lansia.
Rencana tindak lanjut untuk penyuluhan didelegasikan pada Bu Bidan
dan Kader Posyandu.
Pada diagnosa keperawatan ketiga dapat dievaluasi bahwa kegiatan
penyuluhan diare dan ISPA telah dilaksanakan pada masing-masing RT di
lingkungan RW IV. Hasil dari penyuluhan ini adalah warga RW IV telah
memahami tentang penyakit diare dan ISPA. Rencana tindak lanjut dari
penyuluhan ini didelegasikan pada bidan desa dengan bekerjasama dengan
pihak terkait seperti kader posyandu di RW IV.
Evaluasi diagnosa keempat didapatkan bahwa pelaksanaan posyandu
lansia dan balita dapat berjalan dengan lancar. Dimana lansia yang hadir ke
posyandu sebanyak 95 lansia dan 57 balita. Kader yang hadir ke posyandu ada
11 kader dan kegiatan posyandu dilaksanakan dengan menerapkan sistem 5
meja. Rencana tindak lanjut dari kegiatan posyandu di RW IV didelegasika
kepada Ibu Bidan Desa dan kader posyandu yang ada.
Evaluasi diagnosa kelima adalah kegiatan senam aerobic warga RW IV
dapat diaktifkan kembali dimana kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin,
Kamis dan Sabtu, ibu-ibu yang mengikuti kegiatan senam sangat antusias,
kegiatan senam lansia dilaksanakan pada tanggal 17 April 2011, di mana para
lansia yang mengikuti kegiatan ini dapat mengikuti dengan baik. Kegitan jalan
sehat yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22 April 2011 dapat berjalan
dengan lancar dimana kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga desa
Karangduren.
Rencana tindak lanjut kegitan senam aerobic didelegasikan kepada ibu-
ibu RW IV dan kegiatan senam lansia didelegasikan kepada kader lansia di
limgkungan RW IV.
50
BAB V
PENUTUP
51
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara, survey, observasi, dan
pemeriksaan kesehatan pada masyarakat untuk mendapatkan data statistik
vital dan laporan penyakit yang terinformasikan serta catatan medis dari
sosialitas pelayanan kesehatan terdekat diantaranya Puskesmas dan
Poliklinik Kesehatan Desa (PKD). Dalam pengkajian ada beberapa
kekurangan karena adanya beberapa kendala yaitu instrumen yang kurang
lengkap sehingga banyak data yang tidak terkaji maksimal, adanya rumah
yang tidak ditempati warga saat survey sehingga tidak terkaji dan
kesibukan warga yang menyebabkan terhambatnya pengkajian.
2. Pada analisa data terdapat data yang sudah diklasifikasikan yang
mendukung masalah keperawatan komunitas dengan prosentase angka
yang tidak terukur secara pasti akibat instrumen yang tidak lengkap, akan
tetapi data tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dan data berupa
gambar-gambar tentang keadaan lingkungan di RW IV yang membenarkan
hasil survey yang tidak tertabulasi.
3. Diagnosa keperawatan yang muncul ada lima dan diurutkan berdasarkan
prioritas masalah yang terlampir. Masalah yang muncul tersebut adalah
kebiasaan hidup yang kurang bersih dan sehat pada warga di RW IV Desa
Karangduren, resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
RW IV Desa Karangduren, resiko terjadinya peningktan angka kesakitan
diare dan ISPA pada balita RW IV Desa Karangduren, kurangnya
pemanfaatan Posyandu lansia dan balita di RW IV Desa Karangduren,
kurangnya kesadaran masyarakat RW IV Desa Karangduren dalam
berolahraga.
4. Rencana tindakan dan implementasi untuk semua diagnosa keperawatan
komunitas yang telah dilakukan diantaranya melakukan koordinasi dengan
pihak Puskesmas, tokoh masyarakat, dan warga kemudian juga melakukan
upaya penyuluhan kesehatan pada warga yang dilakukan setiap ada
kegiatan warga seperti arisan RT, tahlilan dan muslimatan dan dilakukan
berdasarkan pada tiap permasalahan yang ada. Selain pendidikan
kesehatan, penggerakan massa juga dilakukan dengan mengadakan kerja
bakti kebersihan lingkungan, senam aerobik, senam lansia dan jalan sehat
masal.
5. Masalah keperawatan komunitas yang muncul sebagian teratasi, namun
dalam hal ini sebatas pada peningkatan pengetahuan warga mengenai
kesehatan, penyakit yang ada di masyarakat khususnya RW IV Desa
Karangduren, pola perilaku hidup bersih dan sehat, dan pengolahan
limbah. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik
52
melalui kerjasama baik lintas program maupun lintas sektoral dalam upaya
tindak lanjut.
B. Saran
Berdasarkan asuhan keperawtan komunitas yang telah dilaksanakan pada
warga RW IV Desa Karangduren, maka penyusun memberikan saran
kepada para pembaca khususnya para komponen masyarakat yang terkait
pada masalah kesehatan komunitas serta kepada mahasiswa dalam
melakukan asuhan keperawatan komunitas yakni :
1. Persiapan
a. Persiapan ke Masyarakat
Sebelum dilakukan pengkajian hendaknya dipersiapkan dengan
matang dari segi informasi mengenai kondisi masyarakat dan
wilayah yang akan dilakukan asuhan keperawatan komunitas. Hal
tersebut dapat diperoleh melalui pembekalan yang diperoleh dari
pembimbing akademik, pihak pemerintah desa, puskesmas maupun
pihak-pihak lain yang terkait.
b. Persiapan Teknis
Instrumen pengkajian hendaknya disusun secara komprehensif atau
mencakup keseluruhan kondisi yang ada di masyarakat terkait
masalah kesehatan. Selain itu, dilakukan pula permohonan izin dan
menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintahan desa setempat
untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas di wilayah
tersebut.
2. Pelaksanaan
a. Pengkajian dilaksanakan secara komprehensif yaitu meliputi
observasi, wawancara, angket maupun kuisioner. Instrumen
pengkajian hendaknya disusun sedemikian rupa secara
komprehensif agar memudahkan dalam mengkaji kesehatan
masyarakat. Pengorganisasian masyarakat menjadi suatu tahap
yang harus dilalui secara urut. Hal ini dilakukan agar upaya
pemasukan data dapat dilakukan secara optimal.
b. Agar data yang terkaji tepat dan akurat sebagai pendukung
ditegakkannya diagnosa keperawatan, hendaknya instrumen
pengkajian disusun secara tepat dan akurat dan disesuaikan dengan
kondisi serta kemungkinan permasalahan yang muncul. Sebelum
melakukan pengkajian dilakukan pencarian data atau informasi
mengenai kondisi masyarakat dan wilayah tersebut.
c. Penentuan prioritas masalah hendaknya dibuat secara tepat dan
akurat disesuaikan dengan fakta yang ada dan program yang ada
berdasarkan masalah keperawatan yang muncul dalam masyarakat
sehingga ditemukan diagnosa keperawatan yang tepat.
53
d. Rencana tindakan dan implementasi diusahakan untuk dilakukan
secara optimal yaitu dengan mengikutsertakan peran serta
masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan perlu adanya
pemberian motivasi serta informasi kepada masyarakat dengan
memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
e. Evaluasi hasil kegiatan masalah keperawatan sebaiknya dilakukan
berdasarkan perencanaan yang telah direncanakan. Dalam hal ini
perlu peran serta dari perangkat desa maupun petugas kesehatan
untuk memotivasi dan mengevaluasi setiap kegiatan yamg telah
dilakukan terkait masalah kesehatan yang muncul dalam
masyarakat serta untuk rencana tindak lanjut diperlukan
pendelegasian yang jelas dan tepat kepada bidan desa atau pihak
yang terkait agar derajat kesehatan semakin meningkat.
54