Sunteți pe pagina 1din 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik dalam
maupun luar negeri sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
(KepMenKes RI No.1239 Tahun 2001). Sebagai suatu profesi, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan perawatan sesuai dengan wewenang
yang dimiliki secara mandiri atau berkolaborasi. Hal ini tersebut dimungkinkan
karena perawat memiliki ilmu dan kiat keperawatan yang mendasari praktik
profesionalnya. Tenaga keperawatan sekarang, tidaklah beda dengan seseorang
bidan atau dokter, yang bisa membuka tempat praktik pelayan perawatan
kesehatan. Dari beberapa hasil penelitian, bahwa di Indonesia keperawatan di
rumah berkembang dengan pesat yang didukung oleh faktor ekonomi yaitu
semakin tingginya biaya pelayanan di rumah sakit. Namun, sebenarnya perawat
tidak diperbolehkan membuka praktik keperawatan mandiri karena peraturannya
masih diatur dalam surat KepMenKes 1239 dan saat ini masih berupa RUU yang
belum mendapatkan pengesahan dari DPR.
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktik keperawatan adalah
tindakan pemberian asuhan perawat profesional baik secara mandiri atau
kolaborasi, yang disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
berdasarkan ilmu keperawatan (Zaidin Ali : 12). Perawat sering kali melakukan
tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan oleh dokter. Perawat diibaratkan
pembantu dokter yang harus melakukan tindakan sesuai dengan perintah dokter.
Kebijakan pemerintah mengenai hal tersebut belum maksimal , apalagi RUU
tentang praktik keperawatan belum juga mendapat pengesahan dari DPR. Di
instansi pemerintah, gaji perawat Rp 300.000,00 Rp 1.500.000,00/bulan, jauh di
bawah gaji dokter yang tiap bulannya dari Rp 1.500.000,00Rp 3.000.000,00.
Padahal kebutuhan seharihari perawat belum cukup terpenuhi dengan gaji
tersebut. Jika praktik keperawatan mandiri tidak diperbolehkan, maka di masa
akan datang nasib para perawat sangat memprihatinkan dan kurang terjamin
kelayakan hidupnya.
Pada era sekarang ini, perawat kesehatan tidak identik lagi dengan pembantu
dokter masa lalu. Eksistensi dan kredibilitasnya, diakui berbagai kalangan telah
maju dan berkembang menjadi kelompok profesional sehingga bisa membuka
praktik mandiri di rumah. Beberapa alasan mengapa keperawatan kesehatan di
rumah merupakan alternatif yang banyak diminati masyarakat antara lain, lebih
hemat biaya, pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal,
lingkungan memberikan efek yang teraspeutik dan memberikan kesempatan bagi
kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis.
Melihat kepada kenyataan kenyataan yang tergambar di atas maka praktik
keperawatan mandiri dapat dilakukan oleh perawat professional yang mempunyai
keterampilan intelektual, keterampilan teknikal, dan keterampilan interpersonal
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan utamanya kepada individu,
masyarakat secara efektif dan terjangkau.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian praktik keperawatan mandiri ?
2) Apakah tujuan praktik keperawatan mandiri ?
3) Apa sajakah unsur unsur praktik keperawatan mandiri ?
4) Bagaimanakah model keperawatan dalam Home Care ?
C. Tujuan
1) Menjelaskan pengertian praktik keperawatan mandiri
2) Menjelaskan tujuan praktik keperawatan mandiri
3) Menjelaskan unsur - unsur praktik keperawatan mandiri
4) Menjelaskan model keperawatan dalam Home Care
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri


Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan
adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang
bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya
memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan individu
dan berkelompok. Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan
mandiri perawat profesional dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang
mantap dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan
dan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melakukan
asuhan keperawatan (pojok keperawatan CHS, 2002).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-soiso-spiritual yang
komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan yang di berikan berupa bantuan karena adaya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

B. Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri


Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan
masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan
(kozier & Erb, 1999), yaitu :
1. Peningkatan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.
Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan
penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang di
berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat dalam
mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Fokus peningkatan kesehatan
diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan umum individu
keluarga dan komunitas.
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
a) Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu
b) Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung
c) Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung
Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :
a) Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan
pemantauan terhadap proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes militus dan
kanker).
b) Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pameran
kesehatan dan program kesehatan mental.
c) Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan
dan program perlindungan anak dan.
d) Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.
2. Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal.
Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
a) Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil,
program melarang atau menghindari rokok, seminar mengurangi atau
mencegah stres dll.
b) Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
c) Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga
dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa atau media elektronik.
d) Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu
hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
e) Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
f) Memberikan imunisasi.
g) Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol, dan kanker.
h) Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan
penghentian rokok.
Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal berikut :
a) Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup sehat
b) Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha meningkatkan
kesehatan, misalnya dengan cara perbaikann gizi, pengendalian stres, usaha
untuk membina hubungan yang baik dengan sesama.
c) Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
d) Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan mengambil
keputusan yang efektif.
e) Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.
3. Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan
yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan
aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya.
Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
a) Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, untuk
usia di atas 35 tahun.
b) Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan
perubahan struktur sosial masyarakat.
c) Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit
karena stres.
4. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal
berikut :
a) Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit,
misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
b) Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan
mental.
c) Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
d) Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pda pasien stroke, serangan jantung,artritis.
5. Perawatan Pasien Menjelang Ajal
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa
nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat
dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Lingkup praktik keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan dengan
kompetensi lulusan. Pendidikan profesional keperwatan yang diharapkan
mampu berperan atau mengembangkan fungsi perawat profesional baik sebagai
pemberi asuhan keperawatan, pendidik, pengelola, maupun peneliti.

C. Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri


Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu
merespon terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-
kebutuhan perubahan sistem pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996), unsur-
unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-kegiatan berikut :
1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi
pengkajian, monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat
bekerjasama dengan individu, keluarga maupun masyarakat. Perawatan
mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit yang akut atau kronis,
melakukan penelitian dan menginterpretasikannya, memilih dan memonitor
interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan
yang suportif dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien dikelola
sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain.
2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor
kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi
pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan berkonsultasi dengan
orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik keperawatan
maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan pemecahan masalah, berfikir
kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
dan tidak diskriminatif.
3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam
praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan,
memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan klien melalui asuhan
keperawatan. Peran membantu seharusnya menjamin partisipasi penuh dari
klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang
diberikan. Perawat memberikan informasi penting mengenai proses penyakit,
gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan.
4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat
mengenai masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.
5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat berpartisipasi
dalam membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan, ini termasuk
menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi kekurangan staf, menghadapi
birokrasi, membangun dan memelihara tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan
spesialis untuk pasien. Perawat bekerja intersektoral dengan rumah sakit,
puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lain, dan sekolah. Profesi
keperawatan harus mempengaruhi strategi kebijaksanaan kesehatan, baik
tingkat local, regional maupun internasional, aktif terlibat dalam program
perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan, menganalisis dan
memberikan informasi kepada semua level.
D. Praktik Keperawatan di Rumah (Home Versing Practice / Home Care)
Di beberapa negara maju, home care (perawatan di rumah), bukan
merupakan konsep yang baru tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak
tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga
keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia
dirawat di rumah sakit. Dari beberapa literatur pengertian home care adalah
perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan di rumah sakit yang
sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas
dimana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di
rumah. Menurut Warola, 1980 dalam pengembangan Model Praktik Mandiri
Keperawatan di rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes, home care adalah
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan, disediakan oleh pemberi pelayanan yang
diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan
berdasarkan kerja (kotrak).
1. Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperwatan di rumah dapat
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas. Namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi
pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan untuk
memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di
rawat di rumah atau tidak.
b. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan
staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudia
bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan
membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan
mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga
mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran,
serta jangka waktu pelayanan.
c. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang
direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan
dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
d. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :
a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
b. Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi (Informed
Consent).
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan
dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam
menerima pelayanan.
2. Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah.
Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan
perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan
jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian
bio-psiko-sosio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung,
melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah
keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis),
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada
klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan
tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan
keperawatan yang diberikan.
c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.
b. Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk
tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan
sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
c. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di
lakukan.
3. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah
Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
a. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
di laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan
kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat
keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
b. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi
dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu
bagaimana bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh
kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta
tentang diit mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-
penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabet,
stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Keperawatan Mandiri merupakan salah satu peluang, tetapi harus
dicermati dengan diundangkannya undang-undang perlindungan konsumen dan
undang-undang praktik keperawatan, pelaksanaan praktik keperawatan harus
melaksanakan praktiknya dengan bertanggung jawab dan berkualitas, sehingga
dapat melindungi keselamatan klien, dan akan terhindar dari tuntutan.
Pelayanan Keperawatan di rumah (Home Health Care) merupakan bentuk
praktik keperawatan mandiri yang dapat diberikan oleh seseorang perawat
professional sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik
keperawatan mandiri ini merupakan sumber yang paling memungkinkan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena tenaga keperawatan
adalah tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai ke
pelosok-pelosok.

S-ar putea să vă placă și