Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan referat ini untuk menjelaskan tentang teknik, aplikasi dan
fungsi dari dermoskopi sebagai salah satu alat pemeriksaan yang digunakan
menunjang diagnosis penyakit kulit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI DERMOSKOPI
(a) (b)
Gambar 2. (a) tampakan kutil dengan pemeriksaan mata telanjang; (b) tampakan kutil yang
sama dengan menggunakan dermoskop. (2)
B. INDIKASI DERMOSKOPI
Gambar 4. Proses optik dari dermoskopi dengan cahaya terpolarisasi dan non
polarisasi (9)
E. APLIKASI DERMOSKOPI
Bertujuan untuk mendiagnosis tumor kulit berpigmen dan non pigmen
termasuk melanositik, non melanositik, benigna, dan maligna. Terdapat dua
pendekatan utama; pendekatan Heuristic dan pendekatan analisis. Pendekatan
Heuristic disebut Analisis Pola dan menggunakan 2 tahap algoritme. (9)
(3)
Gambar 6. 2 tahap algoritme pada dermoskopi.
Gambar 8. diagram yang menunjukkan bentuk dermoskopik karsinoma sel basal. (9)
Gambar 11. Diagram menunjukkan pola vaskular berbeda yang terlihat pada lesi non-
melanositik. Pembuluh darah berbentuk hairpin dikelilingi oleh halo keputihan yang
merupakan karateristik dari tumor keratin (a), seperti keratoakantoma dan keratosis
seboroik. Adanya pembuluh glomerular, biasanya teragregasi secara fokal pada lesi
perifer mengindikasikan lesi sebagai karsinoma sel skuamosa atau penyakit bowen (b).
Adanya pembuluh darah tersusun seperti string of pearls adalah tanda pada akantoma
sel jernih (c), sedangkan adanya pembuluh berbentuk seperti mahkota (crown)
mengindikasikan lesi sebagai hiperplasia sebasea atau molluscum contagiosum (d). (9)
Gambar 11. Diagram menunjukkan perbedaan pola vaskular pada lesi melanoma.
Morfologi pembuluh darah yang ditemukan pada melanoma termasuk titik (a), linear
ireguler (b), pembuluh berbentuk hairpin atipik (serpentine) dengan latar belakang
merah muda, dan seperti bentuk terpilin (cork screw), pembuluh darah yang
melengkung atau area milky red (d). Jika terlihat lebih dari satu tipe morfologi
pembuluh pada lesi yang sama, pola vaskularnya disebut polimorfik (e), yang sering
dihubungkan dengan melanoma. (9)
Tahap kedua dari algoritme ini dilakukan hanya untuk mengevaluasi lesi
melanositik, termasuk common acquired melanocytic nevi, blue nevi, spitz
nevi, dan melanoma. Tahap kedua ini membantu untuk membedakan nevi
dengan melanoma. Saat ini, sistem skor terbukti sebagai metode yang relatif
simpel, akurat dan dapat digunakan untuk diagnosis melanoma. Three-point
14
F. FAKTOR PERANCU