Sunteți pe pagina 1din 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN.

Y
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh:
1. Linla Mamuroh
2. Millatun Nafidah
3. M. Picky Z.B
4. M. Faiz Marzuki

Disusun Oleh:

1. Linla Mamuroh (C1013056)


2. Millatun Nafidah (C1013058)
3. M. Picky Z.B (C1013059)
4. M. Faiz Marzuki (C1013060)

Dosen Pembimbing : Nurhakim Yudhi Wibowo, S.Kep., Ns

STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI


Jln. Cut Nyak Dhien No.16 Desa Kalisapu Kab TEGAL 52416
Telp. (0283) 6197570, 6197571
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan

i
menyusun makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
KOGNITIF DEFISIT PERAWATAN DIRI.
Dalam kesempatan ini pula, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas segala bantuan, bimbingan, dorongan, doa serta kerja sama yang baik dari semua
pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan
yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini
2. Bapak/Ibu dosen yang telah membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi
dalam penyusunan dan pembuatan makalah
3. Rekan mahasiswa yang saya cintai dan saya banggakan
4. Keluarga yang saya cintai dan saya sayangi yang telah membantu saya dalam belajar,
memberi dukungan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya laporan ini.

Slawi, April 2015

Penyusun,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ......................................................................................... 2
B. Analisa Data ...................................................................................... 9
C. Daftar Masalah Keperawatan ............................................................ 10
D. Pohon Masalah .................................................................................. 11
E. Diagnosa keperawatan ....................................................................... 11
F. Intervensi ........................................................................................... 12
G. Catatan Perkembangan ...................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 17
B. Saran ................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan
diri secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan
personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi
fisik atau keadaan emosional klien. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial
budaya mempengaruhi praktik hygiene klien.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan jiwa DPD
2. Untuk menentukan diagnosa pada pasien dengan gangguan jiwa DPD
3. Untuk menentukan intervensi pada pasien dengan gangguan jiwa DPD
4. Untuk melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa DPD

1
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN. Y
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

KASUS
Seorang laki laki 24 tahun hasil pengkajian dari keluarga selama klien di rumah klien
selalu di kamar, jarang berbicara, tidak mau mandi selama 5 hari, badan bau dan tampak
kotor, tidak sikatt gigi, rambut acak-acakan, kuku tangan dan kaki sudah panjang, selama
di rumah pasien tidak mau di motivasi untuk mandi.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a) Identitas pasien
Nama klien : Tn. Y
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ir. Soekarno, Bogor, Jawa Barat
b) Identitas penanggung jawab
Nama klien : Ny. S
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ir. Soekarno, Bogor, Jawa Barat
Hubungan dengan klien : Ibu
c) Identitas rumah sakit
Tanggal masuk : 02 april 2015
Ruang : Bougenvil
DX. Medis : Defisit Perawatan Diri
No. RM : 763452
2. Alasan masuk
Keluarga klien mengatakan sudah 5 hari klien tidak mau mandi, jarang berbicara,
dan klien tidak mau merawat dirinya.

2
3. Faktor predisposisi
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga klien mengatakan tidak mau mandi selama 5 hari badan bau dan
tampak kotor, tidak sikat gigi, rambut acak-acakan, kuku tangan dan kaki
sudah panjang dan selama di rumah klien tidak mau di motivasi untuk
mandi.
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami stress dan tidak mau
berhubungan dengan orang lain sejak gagal menikah dan di tinggal oleh
calon istrinya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
4. Pemeriksaan fisik
a. Survei umum
Tanda - tanda vital : TD = 100/60 mmHg, N = 64 x/mnt, S = 36, 2 C dan
RR = 18 x/mnt.
Berat badan 70 kg, tinggi badan 172 cm, berat badan ideal 65 kg.
b. Pemeriksaan Fisik Head to Toe.
1) Kepala, leher
Kepala : Pada saat diinspeksi rambut pasien lurus tetapi acak-acakan
dan kusut, berwarna hitam, pada saat dipalpasi tidak terdapat
benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher : Pada saat diinspeksi tidak terdapat pembesaran vena
jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
2) Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu
penglihatan.
3) Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. Y dapat menjawab
pertanyaan perawat, telinga kotor dan Tn. Y tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.

3
4) Hidung
Hidung Tn. Y simetris, fungsi penciuman baik dibuktikan Tn. Y dapat
mencium wangi sabun, tidak terdapat polip.
5) Mulut
Bibir Tn. Y simetris, gigi Tn. Y kotor, mukosa bibir kering dan mulut
bau.
6) Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor
kulit cukup.
7) Dada
a. Rongga Torax
Bentuk dada simetris, respirasi 18x/menit.
b. Abdomen
Tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan.
c. Punggung.
Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang.
d. Ekstremitas
Atas : Pergerakan tangan baik, turgor kulit kurang, kulit berwarna
sawo matang, kuku panjang.
Bawah : Pergerakan kaki baik, tidak terdapat odema pada kaki,
kebersihan kaki baik, kuku panjang.
5. Psikososial
a. Genogram

klien

4
= Laki-laki

= Perempuan

b. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Klien mengatakan ia menyukai seluruh tubuhnya, karena klien
menyadari bahwa seluruh anggota tubuhnya ini telah diciptakan Allah
SWT sesempurna mungkin, sehingga ia selalu bersyukur dengan yang
diberikan allah SWT.
2) Identitas Diri
Klien dapat menyebutkan namanya dan klien mengatakan bahwa klien
adalah seorang laki- laki, penampilan Tn. Y sesuai dengan identitasnya
sebagai seorang laki-laki. Tn. Y merasa tidak puas sebagai seorang laki-
laki karena belum menikah. Tn. Y bekerja sebagai petani.
3) Peran
Klien berperan sebagai anak yang belum menikah dan bekerja sebagai
petani. Dirumah sakit klien berperan sebagai klien yang mentaati
peraturan rumah sakit
4) Ideal Diri
Klien berharap cepat sembuh dan berkumpul bersama keluarganya. Dan
bisa bekerja lagi untuk membahagiakan kedua orang tuanya dan ingin
segera sembuh agar segera mendapatkan calon istri yang lebih baik.
5) Harga Diri
Klien merasa sedih karena ia sekarang sakit, tidak bisa berkumpul
dengan keluarganya dan menyusahkan keluarganya saja.
c. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang berarti baginya adalah ibunya. Jika ada
masalah klien kadang menceritakan kepada ibunya. Klien mengatakan malas
untuk bersosialisasi dengan tetangganya dan berhubungan dengan orang
lain.
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam, dan klien percaya dengan adanya Allah SWT.

5
2) Kegiatan ibadah
Saat di rumah klien shalat lima waktu, namun selama dirumah sakit
klien tidak pernah shalat, karena pasien beranggapan bahwa dirinya ini
kotor dan tidak suci untuk melakukan ibadah shalat.
6. Status Mental
a) Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian bersih dan diganti setiap hari, kuku
tangan dan kaki tampak panjang.
b) Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah
dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada
orang lain.
c) Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan
sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d) Afek dan Emosi
Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah
lagi dijenguk keluarganya.
e) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa
pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan
ketika wawancara, klien terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak
memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f) Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena gagal menikah.
g) Persepsi dan sensori
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu
halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu.
h) Proses pikir (arus dan bentuk pikir)

6
Saat bicara Tn. Y kadang- kadang terdiam dan sulit memulai pembicaraan.
i) Isi Pikir
Tn. Y tidak mengalami gangguan isi pikir. Isi pikir Tn. Y sesuai dengan
kenyataan saat ini. Dibuktikan Tn.Y tidak memiliki keinginan yang besar
sesuai dengan keadaannya saat ini.
j) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat,
terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit.
Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien mengetahui hari dan
tanggal.
k) Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien tidak
mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan
dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat
yang setiap hari merawatnya.
l) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana
dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan
sebaliknya dari 10-1.
m)Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada
saat diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien
memilih makan setelah mandi.
n) Daya tilik diri
Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa
saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mampu memenuhi kebutuhan makan dan minum secara mandiri,
sedangkan untuk kebutuhan lainnya seperti keamanan, perawatan kesehatan,
pakaian, transportasi, tempat tinggal, keuangan dan lain-lain belum dapat
dipenuhi secara mandiri.

7
b) Kegiatan hidup sehari hari (ADL)
1) Perawatan diri
Mandi, kebersihan, makan, BAB, BAK, berpakaian masih dengan
bantuan dan motivasi yang kuat.
2) Nutrisi
Klien makan 3x/hari, pasien tidak dapat menghabiskan 1 porsi yang telah
di sediakan rumah sakit, karena terlalu banyak.
3) Defekasi/berkemih
Klien tidak memiliki masalah dalam defekasi/berkemih klien defekasi dan
berkemih secara mandiri.
4) Mandi
Klien mandi 2x sehari secara mandiri.
5) Berpakaian dan berhias
Klien mandiri dalam mengenakan atau melepaskan pakaian atau berhias
(menyisir rambut).
6) Tidur
Klien tidur sehari biasanya 6 8 jam, tidur siang 1 2 jam. klien tidur
malam mulai dari jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi, klien tidak
mengalami kesulitan saat memulai tidur dan klien bangun tidur dengan
kondisi segar. Klien belum dapat merapikan tempat tidurnya sendiri,
semua masih di arahkan oleh perawat.
7) Penggunaan obat
Klien mengatakan bisa minum obat sendiri, klien minum obat dengan air
putih saja. Di rumah sakit klien memerlukan bantuan minimal karena
biasanya klien diambilkan obat yang akan dikonsumsi oleh perawat.
mengantuk.
8) Pemeliharaan kesehatan
Di rumah klien mengatakan biasa berobat ke dokter jika sakit.
9) Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan di rumah ikut menjaga kerapian rumahnya dengan
merapikan kamar tidur menyapu dan mengepel lantai.
10) Aktivitas di luar rumah

8
Klien mengatakan di rumah mampu membeli kebutuhannya sendiri ke
warung dan berinteraksi dengan orang lain.
8. Mekanisme Koping
Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah
tersebut, dan jika ada masalah, klien akan memendam masalahnya itu dan lebih
baik menyendiri dan menghindar dari orang lain.
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi
dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan
orang lain.
10. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia
diberi obat yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan
lemah, klien juga mengatakan saat dirumah pernah diberi obat, namun klien
malas untuk meminum obat tersebut karena akan membuatnya

B. ANALISA DATA
Hari/tgl/jam No. Masalah
Data Fokus Paraf
DX keperawatan
Kamis, 1. DS: Defisit perawatan
02 april 2015 Klien mengatakan malas untuk mandi diri
14.0 WIB dan berdandan, merasa lebih nyaman
dengan kondisi seperti ini (tidak mau
mandi).
Klien mengatakan bila mandi rasanya
dingin dan badan kaku semua.
Klien mengatakan malas mandi dan
berdandan sebab pacarnya selingkuh
dengan orang lain, buat apa saya mandi.
DO:
Bila diminta mandi klien marah-marah.
Keadaan pasien tampak bau, kebutuhan
mandi klien selalu dimandikan oleh
petugas dengan dimotivasi bahkan
sambil dipaksa.

9
Klien tampak rambut acak-acakan dan
banyak kutu, kuku panjang dan hitam.
Kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dan ganti pakaian harus
disuruh petugas.
Kamis, 02 april 2. DS Penurunan
2015 Mengatakan tidak mau mandi, tidak kemampuan dan
14.00 WIB menyisir rambut, tidak mau ganti baju, motivasi merawat
tidak mau memotong kuku. diri
DO
Apatis, ekspresi sedih, selalu
menyendiri, komunikasi kurang, tidak
ada kontak mata berdiam diri di kamar,
menolak berhubungan dengan orang
lain, berdiam diri di kamar.
Kamis, 02 april 3. DS Isolasi sosial
2015 Klien mengatakan saya tidak mampu,
009.00 WIB tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
DO
Klien terlihat lebih suka sendiri,
bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencederai diri/ ingin
mengakhiri hidup, apatis, ekspresi sedih,
komunikasi verbal kurang, aktivitas
menurun, posisi janin pada saat tidur,
menolak berhubungan, kurang memper-
hatikan kebersihan.

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial

10
D. POHON MASALAH
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

DefisitE.
perawatan diri

Isolasi sosial

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial

11
G. INTERVENSI
Rencana tindakan
DX. Kep. Rasional
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep.
Defisit TUM: - Klien mampu menjaga SP I :
Perawatan Diri Klien mampu melakukan kebersihan diri secara
1. Identifikasi masalah pera- 1. Mengetah
perawatan diri: higiene. mandiri watan diri: kebersihan diri, ui permasalahan yang terjadi pada
TUK I : - Klien mampu menyebut- berdandan, makan/minum, diri klien
- Klien dapat menyebutkan kan pengertian dan
BAK/BAB 2. Agar
pengertian dan tanda- tanda-tanda kebersihan
2. Jelaskan pentingnya kebersi- klien tahu pentingnya kebersihan
tanda kebersihan diri diri han diri diri
- Klien dapat mengetahui - Klien dapat mengetahui
3. Jelaskan cara dan alat 3. Memberit
pentingnya kebersihan pentingnya kebersihan
kebersihan diri ahu klien bagaimana cara
diri diri 4. Latih cara menjaga kebersihan perawatan diri dan alat yang
- Klien dapat mengetahui diri: mandi dan ganti pakaian, digunakannya
bagaimana cara menjaga sikat gigi, cuci rambut, potong 4. Agar
kebersihan diri. kuku klien bisa melakukan kebersihan
5. Masukan pada jadwal kegiatan diri secara mandiri
untuk latihan mandi, sikat gigi 5. Agar
(2x sehari), cuci rambut (2x klien terbiasa dengan kegiatan
perminggu), potong kuku (1x yang telah diajarkan
perminggu).
TUK II : Klien dapat Klien mampu mengganti SP II :
berdandan secara mandiri baju secara rutin, menyisir 1. Evaluasi kegiatan kebersi-han 1. Untuk mengetahui kemajuan
rambut dan memotong diri. Beri pujian. klien dalam merawat diri dan
kuku. sebagai respon positif terhadap
2. Jelaskan cara dan alat untuk tindakan klien

12
berdandan. 2. Memberitahu klien bagaimana
3. Latih cara berdandan setelah cara berdandan dan alat yang
kebersihan diri: sisiran, rias digunakannya
muka untuk perempuan; 3. Agar klien bisa berdandan secara
sisiran, cukuran untuk pria. mandiri
4. Masukan pada jadwal kegiatan 4. Agar klien terbiasa dengan
untuk kebersihan diri dan kegiatan yang telah diajarkan
berdandan.
TUK III : klien dapat Klien mengetahui tata cara SP III :
memenuhi kebutuhan makan dan minum yang 1. Evaluasi kegiatan kebersi-han 1. Untuk mengetahui kemajuan
makan dan minum secara baik. diri dan berdandan. Beri klien dalam merawat diri dan
mandiri pujian. sebagai respon positif terhadap
2. Jelaskan cara dan alat makan tindakan klien
dan minum. 2. Memberitahu klien bagaimana
3. Latih cara makan dan minum cara makan dan minum yang baik
yang baik dan alat yang digunakannya
4. Masukan pada jadwal kegiatan 3. Agar klien bisa makan dan
untuk latihan kebersihan diri, minum secara mandiri
berdandan, makan dan minum 4. Agar klien terbiasa dengan
yang baik kegiatan yang telah diajarkan

13
H. CATATAN PERKEMBANGAN
SP I :
Nama klien : Tn. Y Ruang : Bougenvil
Umur : 24 tahun No RM : 763452
Hari/Tanggal : Jumat, 03 April 2015 Diagnosa Medis : Defisit Perawatan Diri

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Saat ditanya, klien mengatakan akan menjaga kebersihan
- Klien mengatakan malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih dirinya.
nyaman dengan kondisi seperti ini ( tidak mau mandi).
- Bila diminta mandi klien marah-marah, klien tampak rambut acak- O : - Penampilan klien terlihat lebih rapi
acakan dan banyak kutu, kuku panjang dan hitam, kulit kotor, tampak - Klien menjawab pertanyaan perawat tentang cara menjaga
malas untuk menyisir rambut dan ganti pakaian harus disuruh petugas kebersihan.
DIAGNOSA :
Defisit perawatan diri A : Defisit pengetahuan tentang kebersihan diri (-)
THERAPHY :
1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, P : Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dirinya
makan/minum, BAK/BAB.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.
5. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
RTL :
1. Bantu klien cara membersihkan dirinya
2. Ajarkan cara berdandan pada diri klien
SP II:

14
Nama klien : Tn. Y Ruang : Bougenvil
Umur : 24 tahun No RM : 763452
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 April 2015 Diagnosa Medis : Defisit Perawatan Diri

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau mandi dan sikat gigi
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau sikat gigi, tidak menyisir rambut, tidak
mau ganti baju, tidak mau memotong kuku. O : - Klien tampak lebih bersih
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak acak-acakan, kuku klien panjang dan - Rambut klien terlihat rapi, dan tidak kotor
kotor.
DIAGNOSA : A : Gangguan berdandan pada diri klien (-)
Defisit perawatan diri
THERAPHY : P : - Menganjurkan klien untuk memasukkan dalam
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien jadwal harian
2. Menjelaskan cara berdandan - Berikan reinforcement atas usaha yang klien
3. Membantu klien mempraktekkan cara berdandan lakukan
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
RTL :
Ajarkan klien bagaiman cara memenuhi kebutuhan makan minum yang baik

15
SP III:
Nama klien : Tn. Y Ruang : Bougenvil
Umur : 24 tahun No RM : 763452
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 April 2015 Diagnosa Medis : Defisit Perawatan Diri

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Keluarga mengatakan sebelum dan sesudah makan klien mau
- Keluarga mengatakan sebelum dan sesudah makan klien tidak mau cuci tangan
cuci tangan
- Tampak klien makan berserakan, klien tidak mencuci tangan setelah O : - Tampak klien makan dengan teratur
makan - Klien mau mencuci tangan setelah makan
DIAGNOSA :
Defisit perawatan diri A : Gangguan pemenuhan kebutuhan makan minum (-)
THERAPHY :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien. P : Praktekkan cara makan yang baik
2. Membantu klien mempraktekkan cara makan yang baik.
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
RTL :
Bantu klien mempraktekkan evaluasi jadwal harian klien

16
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

B. SARAN
1) Sebagai mahasiswa/mahasiswi calon perawat agar dapat lebih memperdalam
ilmu serta wawasan mengenai gangguan jiwa pada klien dengan
defisitperawatan diri dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan.
2) Bagi masyarakat agar lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga
kesehatan dan jangan mengabaikan tanda dan gejala yang muncul sebagai
penyakit yang wajar tetapi segera periksakan kedokter atau pelayanaan
kesehatan yang terdekat untuk mencegah komplikasi dan prognosis yang
buruk.

17
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

18

S-ar putea să vă placă și