Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Summarize by:
Podomoro University
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 2
Table of Contents
BOOK SUMMARY ..................................................................................................................... 1
EPILOGUE ............................................................................................................................... 46
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 3
Bahan dasar untuk memahami buku tentang William ini sebagian besar
bersumber dari media massa, tujuan nya agar masyarakat bisa mencontoh
perjuangan dari William. Lebih dari 60 narasumber yang sudah mewawancarai
mulai dari keluarga, sahabat, professional, hingga para rekan bisnisnya. Buku ini
coba merekonstruksi kehidupan pada William. Buku ini memiliki tujuan untung
menggali kehidupan William langsung dari tangan pertama orang terdekat, naik di
sekelilingnya maupun yang sudah pernah menjalin hubungan intens bersama
William.
Dari sang istri William yang kini berusia 89 tahun ia selalu berbicara tentang
cerita otentik yaitu pada saat suka-duka dan jatuh-bangun keluarga Soeyadjaya.
Kebahagiaan terbesar William adalah ketika dia melihat semakin banyak orang yang
bekerja dan berkeringat untung membangun masa depan yang lebih baik. William
adalah sosok yang sangat rendah hati, dan tidak pernah memandang rendah kepada
siapapun. Dia selalu bermimpi tentang perusahaan nya Astra sebagai sebuah pohon
rindang dengan buah yang lezat, tempat banyak orang bernaung di bawahnya dan
menikmati buahnya. Ini sebabnya mengapa Astra dikenal sebagai Si Pohon Rindang.
Dari keseluruhan Tantangan yang ia hadapi adalah bagaimana William Soeryadjaya
bisa dapat mengembangkan lagi bisnisnya kembali seperti normal.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 4
CHAPTER 1- A Leader who did not Pass few Grades by Brandon Christian
Pada mula awal bisnis, ayahnya Tjoe Bie memilih menjadi pengusaha
angkutan sebagai mata pencaharian utama, dengan modal 6-12 bus Opel. Bisnis Tjoe
Bie berjalan dengan sangat baik, sebagai anak pengusaha angkutan, posisi Kian
Liong (William) relative lebih baik disbanding teman-temannya yang anak peribumi.
Bisnis ayahnya Tjoe Bie berjalan dengan sangat baik, beliau juga berani mengambil
resiko tinggi, tak hanya itu dia mempunyai bisnis lainnya yaitu dengan berbisnis
jual-beli hasil bumi dengan pembeli dari Singapura. Keluarganya memiliki rumah
yang luas sehingga orang sekitarnya menyebut rumah itu sebagai Rumah
Jangkung. Keadaan politik pada saat ini adalah kebijakan nya belum ketat seperti
sekarang, sehingga ekonomi masih sangat luas pada saat itu.
Tantangan yang ia hadapi pada bagian ini adalah ia ditinggal selamanya oleh
ayahan tercintanya yakni Tjoe Bie karena sakit tifus. Pada saat itu pengobatan belum
terlalu baik. William sangat tersakiti karena ayahnya meninggal, dan merasa
kehilangan yang menyakitkan, karena ditinggal oleh orang tercintanya. Dia sebagai
anak laki-laki tertua dia harus menjadi pengganti ayahnya. Belum lama, ibunya juga
terkena penyakit yang sama yaitu tifus, maka sempurnalah kesedihan itu. Setelah
itu, adik Tjoe Bie datang untuk mengambil alih tanggung jawab kakaknya. Beliau
juga harus berjuang demi adiknya, dia memulai dengan membeli kertas bekas lalu
dijual ke Cirebon
tangan adiknya sehingga lama-lama jumlah bus terus berkurang. Sementara politik,
bala tentara Jepang masuk ke Asia pada 7 Desember 1941 menyerang Pearl Harbour
di Pasifik. Gerak Jepang sangat cepat, sehingga pemimpinnya memerintahkan
seluruh pasukan Hindia Belanda menyerahkan diri kepada tentara Jepang.
Didalam aksi nya beliau sangat pedulli, ia penuh dengan percaya diri, William
juga sangat bertanggung jawab kepada adik-adiknya, serta tetap tegar atas terhadap
tantangan yang dihadapinya pada saat itu. Pelajaran yang dapat kami ambil dari
bagian ini adalah bahwa seorang entrepreneur jika gagal dia harus bangkit dan tidak
mudah untuk meyerah, namun William adalah salah satu seorang yang sangat setia,
jujur, ramah, dan tulus, dan dia suka menolong sampai sepuluh kali kepada orang
yang sama tanpa pamrih. Beliau pada akhirnya pindah ke Bandung dari Majalenka
untuk memperbaiki taraf kehidupan ditengan-tengah jaman perang. Diapun
mengganti namanya menjadi William Soeryadjaya.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 6
Bermula dari organisasi yang dibantu William yaitu Chinese Red Cross, dari
sana ia mengenal seorang gadis yang sekarang menjadi istrinya Lily. Ketika pertama
kali bertemu ia langsung terpikat pada pandangan pertama, tetapi pada saat itu
mereka masing-masing sudah memiliki pasangan dan pasangan Lily pada saat itu
adalah Tjia Kian Tie yang merupakan adik kandung William. Pada saat peristiwa
besar Bandung Lautan Api, rumah dan toko Lily habis terbakar padahal saat itu
tokonya lumayan besar dan menjual batik, Ia pun dipindahkan Oomnya ke Hotel Lok
Pin dan dari situlah hubungan William dan Lily semakin dekat.
Di mata Lily, William adalah orang yang sangat suka membantu bahkan Ibu
dan kakaknya sering ditolong olehnya, William adalah orang yang aktif dan pernah
menjadi Ketua Pramuka. Sifatnya itu lah yang dikagumi oleh Lily, tidak hanya itu
William juga sangat senang untuk bertemu orang baru. Tiba saatnya ketika William
menghadap ke kakak dan Ibunya Lily dan mengajukan niatnya untuk melamar Lily,
sikapnya yang sangat berani itu diberi lampu kuning dan akan berubah menjadi
lampu hijau atau tidak tergantung oleh Lily dan Lily pun menerimanya.
Kian Tie sang adik, mendapat beasiswa untuk berkuliah di Belanda, William
tak tega melihat Kian Tie yang sering jatuh sakit dan segera menyusulnya, kondisi ini
dikarenakan juga saat itu sangat susah bisnisnya untuk berkembang. Karena
keadaan itu William menyatakan untuk menikah di Belanda saja dan juga karena ia
sudah tau aturan-aturan menikah disana, empat bulan setelahnya ia mengirim surat
ke Lily dan hari penandatanganan pernikahan surat nikah ialah pada Rabu, 15
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 7
Januari 1947, 2 bulan sejak pernikahan mereka Lily dengan sangat berani menyusul
William ke Belanda dengan sendiri selama 1 bulan dengan kapal laut.
Pada chapter 3 mengenai Bui dan Tuhan, keadaan sosial, politik, dan ekonomi
yang dihadapi oleh William tidak terlalu berpihak padanya. Aspek sosial pada saat
itu adalah penduduk terbagi menjadi dua bagian yakni penduduk yang ingin
mempertahankan eksistensi negara bagian dan penduduk yang ingin negara
kesatuan. keadaan itu pun kemudian disusul dengan kabar gembira bahwa Belanda
resmi menyerahkan kedaulatan Indonesia dan keadaan di Bandung berangsur baik.
Tetapi kabar baik itu kemudian disusul kembali dengan masalah nasional yang
terjadi pada saat itu yaitu Program benteng. Masalah politik di Indonesia pun kian
memburuk lantaran pergantian kabinet berulang kali yang tidak berlansung lama.
Dalam masa itu William pun terpaksa menutup bisnis yang baru dijalankannya
karena gagal total dan program benteng masih berlanjut meskipun pergantian
kabinet sudah dilakukan berulang kali. Saat William mendirikan PT Sanggabuana
masalah yang harus dihadapi William adalah kebijakan Alibaba yang dikeluarkan
pemerintah yang mengharuskannya harus bermitra dengan masyarakat pribumi.
Keadaan ekonomi yang dihadapai William pada saat itu pun berjalan berat karena
ongkos kehidupan naik hingga 100% dan William juga mengalami kerugian yang
sangat besar pada saat itu.
Begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari chapter ketiga dalam
biografi William ini. Namun yang menjadi hal utama yang dapat kita ambil adalah
rasa bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab itu menjadikannya
ia percaya diri dalam setiap tantangan yang dihadapinya. Dalam konsekuesi, nekat
merupakan pemicu dalam gerakan kita, namun tanpa Analisa yang tajam nekat
dalam menjatuhkan kita sewaktu waktu. Kemudian karakter dari William yang harus
kita tiru adalah terus berusaha dan pantang sekali untuk menyerah karena hal
tersebutlah yang menjadikan William berhasil dan demikian pula dengan deretan
tokoh sukses lainnya.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 10
1. The situations of social politic and economic in Indonesia at the time is not
good for William to develop Astra. The situation of politic is distracted especially
when Soekarno apointed himself president for his life and also make a policy that is
guided democracy but the policy aroused opposition from nationalists, socialists and
islamic in Indonesia so the political situation has been worse at the time. At the same
time the goverment began to build a prestigious project at a cost super expensive so
reserve depleted state funds and national economy plummeted which results in very
high levels of poorness. Macroeconomic situation is terrible like the level of inflation
is very high and become hiperinflation, in August 1959 the exchange rate was
devalued until 75% then in 1961-1964 the level of inflation until 100% at year. At the
end of 1965 the prices soaring until 500% and in 1966 the level of inflation reach
640% and the Indonesia economic nearly collapsed.
2. The challenge for William is after he get out from jail, he go to Jakarta to make
a new business and the brother Kian Tie committed to buy company so he can be
able to do business with William. Then Kian Tie with his friends Hardiman buy small
company that are inactive in Jalan Sabang No 36 and William is responsible for the
day to day operations as well as managing the companys financial, and they named
the company astra International. In Jakarta William rarely met his family in
Bandung because he very busy. In 1961 Kian Tie, Benjamin and his friend Hardiman
transfer all their shares to William. The terrible situation of economic at the time it
made Astra very difficult to grow but William dont give up. He always looking the
opportunity and information so the company can survive and Astra always take the
opportunity to growth.
3. Since the new order, many policies has been made for fixed the economic and
have good impact for Astra, with high entrepreneurial spirit of William then he sure
can take advantage of business opportunities. William began to struggle in order to
become the main supplier for goverment projects. Then Astra become the main
supplier. William educate the employees by throwing them directly in the vortex of
business so the employees know how the business work.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 11
4. We must dare to take risks, never give up, always take the opportunity that we
can do, humble, have a tough mentally, always work hard, and always believed in the
power of God.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 12
1. What were the social, political and economic situations facing William
Soeryadjaya in the chapter?
Situasi Ekonomi yang di hadapi William pada bab ini cukup berliku. William
mendapat order dari teman lamanya di PT Garuda Diesel dengan kontrak
sebesar USD 8 juta untuk memasok generator untuk PLN yang berada di
bawah naungan Departemen PUTL. Karena tidak mempunyai modal yang
cukup , William meminjam uang kepada bank dengan bunga 6% untuk kredit
dari USAID. Berharap rencananya dapat berjalan dengan baik , William
malah mendapat surat bahwa dia telah melanggar aturan penggunaan dana
USAID. Pengelola dana pinjaman USAID pun memblokade L/C yang telah
dibuka Astra. William pun sempat roboh karena dia bingung bagaimana cara
untuk membayar hutang. Hingga pada suatu hari Anderson selaku pengelola
USAID membuka kembali L/C PT Astra. Mulai dari situlah William mulai
meniti karier bisnisnya hingga sekarang dibidang otomotif.
2. What kind of challenges did he have to face in fulfilling his personal and
business needs?
Tantangan yang William hadapi untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan
bisnisnya adalah:
1. Pengelola dana pinjaman USAID di Indonesia memblokade L/C yang telah
di buka Astra.
2. William harus mencari tempat untuk merakit truk yang dipesannya dalam
bentuk SKD.
3. Mencari mitra asing untuk dijadikan sebagai agen untuk merakit serta
menjual kendaraan di Indonesia.
4. Lamaran kerjasamanya di tolak oleh General Motor karena GM merasa PT
Gaya Motor tidak memiliki daya tarik untuk di ajak bermitra.
5. Nissan, pabrikan otomotif asal Jepang memberikan janji palsu kepada
William yang semula mengajak untuk bermitra. Tidak ada kabar selama 2
bulan , ternyata Nissan sudah menjadi mitra dengan PT Indokaya Motor.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 13
3. What actions does William Soeryadjaya take that show he is developing or has
developed a virtuous character or which to rely in times of challenge?
William tidak pernah lupa akan adanya sosok Tuhan dalam perjalanan hidup
dan bisnisnya. Dia selalu berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan
dan jalan untuknya. Tuhan sangat menyayangi William dan memberikan jalan
yang terbaik untuknya. William sangat merasa beruntung karena dia sangat
diberkati oleh Tuhan. Oleh karena itu dia ingin membalas kebaikan Tuhan.
Dia ingin membagikan berkat dari Tuhan dengan cara membukan lapangan
kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia yang dia cintai. Untuk
menghadapi masalahnya yang tergantung dengan waktu ia hadapi dengan
cepat dan tidak menyerah terhadap satu hasil saja.
4. What were important lessons we can take from his actions (in his sense of
duty, consequences, and character)?
Pelajaran penting yang dapat kita ambil dari tindakan William adalah dapat
melihat peluang, berani bertindak cepat, percaya akan keputusan yang dibuat,
pantang menyerah, bisa menganalisa pasar yang akan datang dan yang
terpenting adalah tidak lupa akan adanya sosok Tuhan.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 14
He is opening a automotive business in Indonesia that make him the first distributor
car in Indonesia. The brand that he is import to Indonesia is Toyota. From Japan,
first, the leader in Toyota curious about who is the distributor Toyota in Indonesia.
That is William Soeryadjaya, he is the work hard man, competent, humble,
optimistic, and never give up to make a kingdom for his business. He have a lot of
challenge, he started a business from selling paper and after that he going sell crops
like oil, peanut, rice, and sugar to liven up for his brother. Before he started a Astra
Cooperation with his family, he started CV for ekspor import sector. And he was
cheated by his partner and loss a lot of million rupiah. In 1957 He started Astra
Cooperation with his brother and his friend. Even though hes in the hard time, he
did not feel desperate. He is still fight for the sake of the family, employee and
business partner even that small business partner. He does not discriminate about
the level. He are the man who seeing all people is equal even he is in the glory or
billionare. And the most responsible man. He is the man that people called Man of
Honor
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 15
Monday night, 14 January 1974 Japanese prime minister, Kakuei Tanaka come to
visit Indonesia for 3 days. The visit of prime minister created chaos among students.
He considered as a symbol of foreign capital. that has to be eliminated. The student
made a small council to discuss about making some big chaos to make the foreign
capital investors out of Indonesia. The counteraction of foreign capital in Indonesia
made our economics financial drop. The Astra Motor Showroom was one of the
reason causing the chaos, because Astra was one of the biggest distributor of
Japanese product. The council of students attacked the showroom with rocks and hit
the office window, the situation was very chaotic. There were some people screaming
burnt down the building!. Not only throwing the rocks but people were trying to get
inside of the building and made some chaos inside. When the chaos was still
happening, Mr. William was at the Airport but he chose to come back to his office
and his wife told him not to go but he insisted.
In his life time, Mr. William never had Bodyguard to guard him or bringing gun
beside him. The reason he went back to his showroom because he think about his
worker rather than himself. He tried to make the best for his company and workers.
So we conclude that Mr. William was a still guy and calm to overcome his
problem and he always said that god always able to make everything happen. That
date was always been remembered by Mr. William because in that day he didnt
celebrate his wedding anniversary, because it was only once that he cant celebrate
his wedding anniversary with his beloved wife in a life time.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 16
William sadar saat itu posisi astra dalam sosial-ekonomi rentan. Peristiwa Malari
menunjukkan bahwa penempatan Astra di peta bisnis kurang baik karena dipakai
oleh orang jepang yang memburu keuntungan. Dalam bidang politik, William tidak
haus akan kekuasaan.
Pernah William diberi cek kosong, dan ia mengedarkan surat hanya untuk bagian
internal yang berisikan nama-nama yang mesti diperhatikan agar tidak sembarangan
menerima cek. Tapi semua tidak selalu berjalan lancar karena seorang kasir tak
sengaja mengatakan pada seseorang bahwa orang itu masuk daftar yang ceknya tak
diterima. Orang itu memfotokopi surat itu dan menuntut Astra atas pencemaran
nama baik, tapi William memilih mengalah. Saat melebar ke beberapa bisnis baru
seperti bidang agro, walau kinerja pekerja tidak sesuai ekspektasi, William masih
positif.
William memikirkan bagaimana cara dia bisa memperbesar dirinya untuk menjadi
fondasi yang membantu memperbesar orang lain. Dia mempunyai sikap yang teguh
dan sabar, ia selalu beranggapan setiap masalah pasti ada jalan keluar. Ia juga
mempunyai visi untuk menjadikan astra aset negara dengan melakukan hal yang
benar, bukan hanya keuntungannya seorang dengan cara mengeliminasi orang lain.
Percaya diri, teguh, sabar, rendah hati dan peduli adalah kunci-kunci William di bab
8 yang bisa kita pelajari dan harus kita terapi sehari-hari demi menjadi pemimpin
yang berbudi luhur.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 17
William Soeryadjaya, menurut saya adalah orang yang memiliki rasa cinta
yang sangat tinggi terhadap tanah airnya. Beliau juga memiliki sikap optimisme yang
sangat tinggi. Ia percaya bahwa pengalamannya berkali-kali lolos dari kebangkrutan
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 18
adalah tanda bahwa segala sesuatu ada jalannya asal pantang menyerah dan
senantiasa bersandar kepada Tuhan. Beliau juga disebut sebagai Man of Vision.
Beliau selalu melihat peluang-peluang besar yang ada di masa depan yang harus
beliau kejar. Beliau juga orangnya tidak memandang latar belakang, suku, ras dan
agama tertentu. Menurutnya, selama orang itu professional dalam menjalankan
pekerjaannya.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 19
Pada bab ini diceritakan banyak sekali problematika yang terjadi terhadap
bisnis William soeryadjaya, masalah tersebut datang menghantam bertubi-tubi
terhadap bisnis William soeryadjaya yang sedang berkembang. Bukan hanya
problematika yang harus dihadapi dan diatasi dengan pemikiran yang tepat oleh
William soeryadjaya, tetapi juga tekanan dan cobaan datang dari orang-orang
terdekat William soeryadjaya. Pada bab ini juga kita dapat mengetahui bahwa
William soeryadjaya diuji oleh yang Maha Kuasa. Lebih menariknya lagi cobaan
tersebut datang tanpa adanya peringatan terlebih dahulu, cobaan seperti pada kasus
Pertamina adalah yang terburuk bagi bisnis oom William Soeryadjaya pada bab ini.
Pada bab ini juga pemegang ASTRA yang pada saat kini bergabung, yaitu Teddy
Rachmat yang baru saja lulus dari ITB. Seakan-akan pada bab 10 ini bisnis oom
William soeryadjaya naik-turun karena oom William soeryadjaya adalah seseorang
yang memiliki ambisi besar untuk menjadi berkat bagi bangsa Indonesia.
Pemerintah pada zaman orde baru yang kita ketahui dengan pemimpin yang
tegas,berwibawa, dan otoriter pada saat itu juga turut meminta ASTRA menjadi
pemasok sarung dan sepeda untuk rakyat Indonesia pada saat itu.
Diceritakan perwakilan ASTRA dipanggil pemerintah orde baru pada saat itu,
meminta William soeryadjaya mengimpor tekstil sarung untuk lebaran. Meskipun
pada akhirnya bisinis impor tekstil sarung tersebut gagal karena problematika tetapi
oom William soeryadjaya tidak semata-mata kecewa dengan pemerintah. Terbukti
pada tahun 1971 salah satu perwakilan ASTRA dipanggil oleh presiden Soeharto
untuk mencarikan sepeda untuk petani Indonesia. William soeryadjaya yang kita
ketahui sangat ingin memajukan bangsa Indonesia langsung mengutus bawahannya
untuk menjalan proyek bisnis permintaan pemerintah pada saat itu. Tetapi
sayangnya bisnis sepeda tersebut pun gagal.
Pada bab ini juga diceritakan bahwa adik oom William soeryadjaya meninggal
dan itu menjadi pukulan terhadap William soeryadjaya. Kita dapat mencontoh sikap
kepemimpinan William soeryadjaya yang gigih dan yakin bahwa setiap cobaan yang
datang menghantam ASTRA dapat teratasi dengan tangan dingin seseorang
pemimpin yang terus berjuang. Kita juga perlu mencontoh sikap kepimpinan
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 20
William soeryadjaya yang selalu semangat dan berambisi dalam menjalankan suatu
keyakinan. Tetap selalu mengedepankan kepentingan sosial daripada kepentingan
pribadi itulah sifat yang dimiliki William soeryadjaya.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 21
William Soeryadjaya bersama Astra saat itu tengah berusaha bangkit setelah
keterpurukan saat krisis yang terjadi di Indonesia pada dekade 70-an. William pada
saat itu terus berusaha mencium peluang-peluang usaha apapun yang memiliki
peluang untuk maju. Keadaan sosial, politik, dan ekonomi pada masa itu terbilang
cukup stabil sehingga mendukung William bersama Astra untuk maju, membenah
diri, dan bangkit setelah mengalami keterpurukan. Oleh karena itu ia harus pintar-
pintar mengendus peluang dan untungnya, William memiliki hidung yang tajam
untuk mencium peluang kesuksesan. Terbukti pada tahun 1988, bersama Budi S.
Pranoto, ia menekuni usaha oli. Ia mencium peluang bisnis yang besar dimana saat
itu bisnis oli hanya dikuasai oleh Pertamina. Bukan merupakan kepanjangan tangan
dari Astra, bisnis oli ini dimodali oleh kocek William sendiri. William tidak ragu
untuk mengeluarkan modal yang terbilang cukup besar pada saat itu karena
keyakinan yang ada dalam dirinya. Terbukti hingga sekarang, bisnis oli William yang
diberi nama Federal Oil ini disetujui Honda menjadi pelumas asli sepeda motor
Honda pada tahun 1990 sejak meraih sertifikat JASO MA.
Namun jalannya menuju kesuksesaan pada saat itu bukan selalu mulus. Tentu
ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Misalnya ketika ide-idenya tidak
disetujui direksi, atau ketika ia harus melobi bankir-bankir untuk mencari modal.
Semua ini bukan menjadi sebuah rintangan bagi William. Ia justru bisa menunjukan
lewat sikapnya dan melewati tantangan-tantangan yang ada sehingga justru ia bisa
melesat lebih jauh lagi kedepan.
William tentu sangat menunjukan sikap-sikap sebagai seorang pemimpin
yang berkebajikan. Hal ini dapat terlihat dari sikapnya ketika ide-idenya ditolak
direksi, namun ia masih bisa tertawa dan berbagi humor saat berkumpul bersama
mereka seperti tidak ada apa-apa. Sikapnya dalam melobi bankir juga sangat
menunjukan sifat-sifat kebajikan. Ia terkenal sangat ramah dan sopan terhadap
siapapun sehingga dengan kharisma yang ia miliki ia selalu mendapat persetujuan
prinsipal dengan mudah. William juga terkenal dekat dengan para rekan kerjanya. Ia
terkenal sangat pemurah, baik, tidak sombong, dan sangat dermawan.
Sangat banyak hal yang bisa dipelajari dari seorang William Soeryadjaya.
Keyakinan dan ketekunannya saat menjalani sebuah bisnis sangat patut kita tiru.
Keramahan dan kerendahan hatinya walaupun ia berada di atas kita juga adalah
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 22
sangat baik. Hal ini membuat beliau disegani siapapun dan hal ini memudahkan
jalannya menuju kesuksesan. Kharisma yang beliau miliki membuat lingkungan
dimana pun ia berada akan mendorong beliau untuk maju lebih jauh lagi. Poin-poin
penting inilah yang dapat kita petik dari seorang William Soeryadjaya.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 23
Laat ze heben een geode dag (Biarlah mereka memiliki hari yang baik). Inilah
kata kata yang keluar dari mulut William Soeryadjaya saat mendapat komentar
tentang kebiasaannya memberi tip dari Paul A. Lapian. Jadi William Soeryadaya
memiliki sebuah kebiasaan memberikan tip pada siapapun yang dia temui dengan
uang baru. Dari sanalah julukan Mr. Crispy didapatkannya. William melakukan itu
semua bukan tanpa alasan. Dia melakukannya karena menginginkan orang orang
yang ditemuinya memilki hari yang baik seperti yang dijalaninya.
Ini adalah cerita dari dua orang sekertaris William, Ire dan Sofie. Jadi, salah
satu tugas mereka adalah mengisi kantong William dengan uang yang masih baru
untuk diberikan sebagai tip. Mereka sudah langsung menyiapkan pecahan berapa
yang ada di kantong kanan maupun kiri. William juga orangnya terkenal mudah
terharu. Oom itu air matanya cetek. Timpal Sofie. Jadi pada saat kasus Summa,
William masuk ke ldalam lift di sebuah gedung. Di dalam beliau bertemu orang yang
dalam pandangannya berwajah memelas. Beliau langsung merogoh kantong untuk
memberikan uang kepada orang tersebut.
Masalah
1. Pada zaman William Soeryadjaya, devaluasi terjadi dalam waktu dekat
sehingga mempengaruhi keadaan negara secara politik maupun ekonomi,
bahkan perusahaan-perusahaan seperti Astra ikut merasakan dampaknya.
Keadaan ekonomi yang sulit dan memungkinkan terjadinya PHK terhadap
karyawan. Bahkan ketika perusahaan Astra ingin membangun suatu usaha
sepeda yang dapat ikut serta merangkul pengusaha lain atau pengusaha kecil
malah ditolak dan dianggap ingin menyaingi. Mereka benar-benar didorong
oleh William untuk terus mencari solusi dan memperbaiki keadaan.
Rintangan yang harus dihadapi
2. Keadaan ekonomi, politik dan sosial menyebabkan perusahaan milik William
Soeryadjaya harus benar-benar mencari solusi. Jika tidak, pemecatan tenaga
kerja tidak akan terhindarkan. Dia juga harus terus memotivasi bawahan atau
orang-orang yang membantu dia dalam mengelola perusahaannya. Walaupun
dia tidak terlibat langsung, tetapi hal itu sangat berdampak pada mereka.
William menanamkan sistem dasar sejak awal berdirinya Astra, berkat itulah
orang-orang yang membantunya bisa mencontoh dia dan membangkitkan
kembali keadaan perusahaan.
William Soeryadjaya sebagai pemimpin
3. William Soeryadjaya merupakan orang yang tidak ingin terlalu banyak ikut
campur tetapi tetap memberikan dukungan maupun dorongan untuk kaki-
tangannya. Walaupun menjadi orang yang memiliki perusahaan dan semua
kendali di dirinya, dia tetap menjadi orang yang rendah hati dan selalu
menciptakan keadaan yang memegang pada sistem kekeluargaan. Dia
memberikan kesempatan kepada kaki-tangannya untuk memajukan Astra
dengan cara mereka sendiri. Dia juga menanamkan prisip bahwa Astra harus
berguna untuk bangsa.
Pesan yang didapat dari seorang William Soeryadjaya
4. Bagi saya, pesan yang dapat saya petik setelah membaca bagian 14 ini adalah
untuk menjadi seorang pemimpin, kita harus terlebih dahulu mempunya sifat
dan akhlak yang baik supaya menjadi contoh untuk generasi penerus kita.
William mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mejaga keadaan
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 26
Di chapter ini, William Soeryadjaya ingin memiliki bisnis agro untuk ikut membantu
negara menghasilkan devisa melalui ekspor agar mengimbangi biaya devisa yang
selama ini dikeluarkan untuk Astra sebagai distributor produk impor. Awalnya,
keinginan William untuk menggeluti bisnis ini sangat ditentang oleh parah jajaran
direksi karena Astra saat itu masih baru dan perlu konsentrasi penuh untuk
mengurus dan mengembangkannya. Yang mendukung William untuk menggeluti
bisnis ini hanya James Suliman, Paul A. Lapian, Soetarto, dan William sendiri. Para
jajaran direksi menolak usulan William dengan alas an yang cukup masuk akal, Astra
dan bisnis agro adalah 2 karakter bisnis yang jauh berbeda, dana dan pengalaman
untuk menjalankan proyek atau bisnis agro saat itu juga masih tidak ada. Terlebih
karena pada saat itu William baru saja melakukan ekspansi proyek properti di
Kuningan, Jakarta yang hasilnya masih menunjukkan kerugian. Namun, meskipun
keinginan ini cukup ditentang oleh para jajaran direksi bahkan adik bungsunya,
Benjamin dan Vijverberg, sang akuntan merangkap konsultan Astra yang dibawa
William dari Belanda, William tetap menginginkan untuk menggeluti bisnis agro
tersebut. William sangat yakin dengan bisnis agro karena Indonesia memiliki tanah
yang subur. Selain dengan visi untuk membantu devisa negara, William juga
memiliki alasan lain yang lebih emosional. Dalam bisnisnya di Astra, William hanya
menjual bisnis orang lain. Sebagai Entrepreneur sejati, tentu William ingin
membangun bisnis yang memiliki nilai lebih tidak hanya menjual barang orang lain.
Akhirnya, William mengeluarkan Rp.10 juta rupiah dari kantong sendiri untuk
membeli lahan konsesi pemerintah seluas 5.600 hektare di Desa Gunung Batin,
Kecamatan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah. Saat Multi Agro baru terbentuk,
20% sahamnya di pegang oleh PT Astra International dan anak perusahaannya
seperti PT United Tractors dan PT Multi Investment. Awalnya, Multi Agro dimulai
dengan menanam gandum, sorgum, dan jagung dalam skala besar sesuai dengan
yang dilakukan di barat. Namun, hasilnya cukup mengecewakan. Setelah itu, Multi
Agro terancam terlikuidasi karena pada saat itu Astra cukup terpukul karena adanya
krisis Pertamina. Namun, William kembali menggunakan uangnya untuk
membangun kantor dan membayar survey yang dilakukan ahli pertanian Thailand
dan Australia. Akhirnya William memulai kembali agro bisnisnya dengan singkong
sesuai dengan yang di usulkan oleh Westenberg, seorang agronomis campuran
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 28
Gerry sadar bahwa Astra terlalu bergantung pada citra Pak William. Hal ini
sebenarnya sangat positif, karyawan rela bekerja dan berkorban karena memiliki
tokoh panutan dalam diri Pak William. Akan tetapi, ketergantungan ini
menyebabkan adiksi yang akan berdampak buruk ketika Pak William berpulang ke
Sang Pencipta. Daya rekat yang menyatukan Astra akan mengendur. Oleh karena itu
Gerry mengusulkan sesuatu yang lebih abadi (eternal), sebuah corporate
philosophy.
Pak Benjamin yang awalnya kaget atas usulan Gerry pun setuju setelah
menyadari alasannya yang masuk akal. Gerry pun kemudian diminta untuk
menyampaikan gagasannya di hadapan board. Setelah beberapa kali gagal mendapat
kesempatan, akhirnya Gerry berkesempatan menyampaikan gagasannya pada 3
Maret 1982. Rumusan corporate philosophy pertama yang dipresentasikan Gerry
diambil berdasarkan nilai-nilai yang dianut Pak William. Rumusan tersebut antara
lain:
bertepatan dengan ulang tahun ke-60 Pak William. Corporate philosophy, yang
kemudian dikenal sebagai Catur Dharma, berbunyi:
The challenges did he have to face in fulfilling his personal and business needs
is at the age of 70 years, William had to swallow a bitter pill to give up the Astra for
sale. This is caused by the Bank Summa held by his son Edward bankruptcy. The
challenge William does just that. People who are considered friends instead take
advantage of the circumstances to take the company William who continue to make a
profit. Losing Astra did not make William impoverished, because he still has
hundreds of other companies. Karabha Group, Malabar Group, Sidita Group,
Siratara Group, Watek Group, Suryaraya Group, Nityasa Group, and Arya Group still
produce profits continue to go into his pocket. William said that the fall of the
business does not make sagging spirits.
The action does William soeryadjaya take that show he is developing or has
developed a virtuous character on which to rely in times of challenge is in running
the business William submit its staff to the professionals in order to ease the
workload and can freely think without having to be burdened a lot of things. This
makes William is able to establish 400 companies in a short time.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 32
The important lessons we can take from his action is William is known to pick
a generous soul. She would often give impromptu money to its employees, flight
attendants and the captain of the aircraft. Besides known generous, he was also
known as the teacher of the conglomerate. He never instructed his servants to teach
Oetama about the company's management. He is known to be close to the top ranks
of employees to the office boy even street vendors in front of the office was familiar
with it.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 33
Pada tahun 1982, William Soeryadjaya sedang ada pertemuan dengan Emil
Salim selaku Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
(PPLH) untuk membicarakan tentang perlindungan dan kepedulian lingkungan
hidup. Hal itu dimulai karena setelah Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup
Sedunia 1 di Stockholm dan juga Emil menjadi perwakilan Indonesia di Konferensi
itu. Pada saat itu, Emil masih tergolong baru dalam pembangunan lingkungan hidup
sehingga beliau selalu mendekati organisasi-organisasi seperti LSM dan dari situ
Ornop-ornop yang aktif mulai bergabung dan membentuk Wahana Lingkungan
Hidup (WALHI), 15 Oktober 1980. Akan tetapi pihak pemerintah lama kelamaan
mulai merasa gerah karena dana yang digunakan para Ornop itu dari luar negeri
karena itu Ornop terkesan memojokkan pemerintah. Lalu Emil menyadari bahwa
satu komponen yang dibutuhkan saat itu adalah pengusaha dan saat itulah Soemitro
memperkenalkan William kepada Emil.
Pada awalnya Emil merasa kecanggungan saat pertemuan itu karena beliau
merasa jika dia salah berbicara maka William akan merasa tersinggung karena
William yang memiliki Astra yang berhubungan dengan otomotif yang merupakan
salah satu faktor pencemaran lingkungan saat itu. Akan tetapi dari waktu ke waktu,
mereka sudah dapat berbicara seperti biasa. Dalam perbincangan meraka, mereka
membahas dari otomotif, lingkungan hidup bersama kalangan Ornop, dan lain-lain.
Dari sini Emil melihat bahwa William Soeryadjaya sangat thinking out of the box.
Pada saat Emil masih menjelaskan tentang lingkungan hidup, William langsung
berinisiatif bertanya, so what can I do for you, walaupun Emil belum
menyebutkan permintaannya ke William. Lalu saat akhir dari pertemuan itu,
William berkata kepada Emil bahwa dia akan mencoba mengumpulkan teman-
teman dia yang like-minded.
Setelah beberapa hari, Emil sudah melupakan apa yang dijanji oleh William
dan melanjutkan pekerjaannya sehari-hari. Pada saat itu juga, beliau mendapat
ajakan untuk bertemu di Kediaman Soemitro. Di tempat itu, ia melihat William dan
Rekan-rekannya yang like-minded seperti Ciputra, Mochtar Riady, dan lain-lain.
Lalu beliau menjelaskan tentang lingkungan hidup seperti yang beliau jelaskan ke
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 34
William. William dengan antusias selalu ikut berbicara dan ikut mendonasikan
proyek-proyek kedepannya. Setelah sejumlah pertemuan, William dan kawan-kawan
membentuk Yayasan Dana Mitra Lingkungan (DML) yang secara resmi dimulai pada
27 Oktober 1983. Di organisasi itu, William sangat aktif dalam kegiatan yang ada
dengan DML. Lalu William membuat Astra Green Company untuk peduli lingkungan
karena beliau ingin lingkungan tetap bersih.
Dari bab ini, saya belajar bahwa jangan mementingkan diri sendiri dan selalu
ikut serta dalam kegiatan dalam menjaga kebersihan lingkungan karena kalau bukan
kita siapa lagi.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 35
Situasi yang di alami William Soeryadjaya pada chapter ini meskipun pada
tahun 1965 kesejahteraan sebagian masyarakat masih dalam kondisi sulit, dalam hal
politik kondisi keamanan juga kurang baik dan pembangunan masih belum
berkembang dikarenakan dampak dari kerusuhan yang terjadi dan ekonomi di
Indonesia kurang begitu stabil tetapi keluarga William terlihat sejahtera dan anak-
anaknya mampu membangun bisnis sendiri. Tantangan yang di hadapi William yaitu
Bagaimana memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dipasarkan
oleh Sastra pasca terjadinya kerusuhan anti produk jepang. Langkah yang diambil
William adalah Ia tetap tenang dan sabar seberapa besar masalah yang dihadapi,
mengalah, memaafkan dan tidak membalas kejahatan orang lain dengan tindakan
yang serupa. Seperti kadang Ia dikerjain orang tetapi ia tetap memaafkannya dan
tidak membalasnya. Ia juga bijaksana, bertanggung jawab, menjaga kepercayaan
orang lain, jujur dan peduli terhadap sesama. Pelajaran penting yang dapat kita
ambil dari langkah yang ia lakukan adalah William tetap menjadi ayah yang baik
seberapa sibuk dirinya, seberapa nakal anak-anaknya ia tetap tenang dan
mendukung apa yang anaknya lakukan demi kemajuan hidup mereka. Ia selalu
bersikap tenang, sabar, dan bijaksana dalam menjalani hidupnya. Mengasihi orang
dalam keadaan apapun. Dan yang terpenting ia berkata jangan membuat kekayaan
membuat hati menjadi buta artinya seberapa banyak kekayaan yang kita miliki
jangan membuat kita untuk lupa peduli dengan sesama atau orang yang disekitar
kita.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 36
Melalui buku Man of Honor yang ditulis oleh Teguh Sri Prambudi dan Harmanto
Edy Djatmiko, Wiliiam Soerdjaya atau panggilan akrabnya Oom Willem dapat
dikenal dan dikenang sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh di bidang
perekonomian Indonesia. Buku ini mengenalkan sosok Oom Willem kepada
masyarakat khususnya Indonesia mengenai kehidupan pribadi Oom Willem seputar
keluarga dan usahanya yang membangun PT Astra International dari mula tercipta,
juga digambarkannya semangat Oom Willem semasa hidupnya dan kearifan beliau
selama bekerja.
Beberapa keadaan ekonomi yang dihadapi Oom Willem: Krisis minyak (1976-1977)
yang menyebabkan penumpukan stok traktor (bernilai US$ 30 juta) di PT Astra
International, sempat terjadinya kemudahan go public di pasar modal Indonesia
yang menyebabkan persaingan secara tidak sehat (contoh: rekayasa finansial) dan
yang terakhir sempat terjadinya peminiman pemasukan bisnis real estate di
Kuningan, Jakarta Selatan.
Bijak dalam mengambil keputusan merupakan salah satu sikap Oom Willem
selama beliau membangun PT Astra International, seperti memperkuat finance
perusahaan dengan mengundang Rini Soermano sebagai direktur keuangan di PT
Astra International karena pengalaman dan ambisius yang dimiliki Rini berpotensi
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 37
Sosok Oom Willem begitu inspiratif seperti yang telah dituangkan dibuku
Man of Honor, semangatnya dalam membangun PT Astra International
meninggalkan jejak-jejak yang patut dicontoh. Seperti kedermawanannya yang ingin
membuka lapangan kerja sebanyak mungkin, menjadikan PT Astra International
bukan sekedar perusahaan tetapi menjadi aset yang bermanfaat bagi bangsa dan
negara, dan tak lupa semangat entrepreneurship serta fondasi profesionalisme yang
dimiliki Oom Willem.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 38
Kehidupan William Soeryadjaya tidak lepas dari situasi sosial, politik, dan
ekonomi. Salah satunya pada hari Senin, 25 februari 1980 di Hotel Indonesia
Sheraton, Jakarta, William mengikuti acara penataran P-4 (Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila) untuk pengusaha swasta. Acara tersebut diikuti oleh
para pengusaha swasta yang ada di Indonesia. Walaupun William merupakan orang
kedua terkaya di Indonesia setelah Liem Sioe Liong, hal ini tidak membuatnya
menjadi tinggi hati, Ia masih mau bergaul dengan pengusaha muda, salah satunya
Prajogo. Menjalin hubungan yang baik sangat dilakukan oleh William.
Salah satu tantangan yang harus dihapi William dalam binisnya, yaitu
meminta rekomendasi dari Menteri Perekonomian, Soedjono Hoermadani untuk
mendapat lisensi dari perusahaan Jepang agar menjadi agen Toyota di Indonesia.
William mempunyai karakter Wirausaha yang baik hal ini terlihat dari
kehidupan yang Ia jalani. William pandai bergaul dengan siapapun dan mempunyai
relasi yang banyak dengan para pengusaha. Jiwa sosial dan kepeduliannya juga
sangat tinggi, terbukti bahwa Ia peduli dengan kemajuan bangsa yang dihayatinya
melalui jalur Wirausaha.
Pelajaran yang kita bisa ambil dari kehidupan William Soeryadjaya sebagai
Wirausaha muda, yaitu kita harus mempunyai jiwa sosial yang tinggi, harus simpatik
terhadap keadaan apapun, dan selalu mengucap syukur. Mempunyai visi yang
berorientasi terhadap masa depan juga harus ditanamkan sejak dini.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 39
diperlihatkan oleh dirinya adalah rasa peduli dan tanggung jawabnya yang begitu
besar, dimulai dari karyawan-karyawannya hingga keluarganya sendiri. Seperti
contoh ia dengan berani mengatakan kepada kerabat dan orang disekitarnya sini
oom yang pikul aja sebagai bentuk rasa peduli dan tanggung jawabnya yang begitu
besar.
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah tetap tenang dengan ujian yang kita
hadapi meskipun badai yang datang sangat besar. Tetapi kita sebagai orang yang
memiliki jiwa entrepreneur juga harus bisa menganalisa keadaan yang sedang
berlangsung dan tidak menjadikan diri kita sebagai orang yang keras kepala seperti
William pada saat itu.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 41
Pada saat itu BI ingin melakukan likuidasi karena kondisinya belum sehat
termasuk bank yang dimiliki oleh William. Saat itu William mengambil keputusan
yaitu menggadaikan 67% persen sahamnya kepada Bank Danamon, Bank Exim dan
Bapindo dengan masa hingga 18 November 1992. Akhirnya William menandatangani
personal guarantee. Setelah itu tantangan berikutnya ialah memastikan agar tidak
mengalami likuidasi tetapi seiring waktu berjalan situasi tidak kunjung membaik.
Utang-utangnya makin tinggi, bunga semakin bertambah ditambah lagi kondisi
perekonomian masih belum membaik sehingga mau ga mau William harus menjual
saham Astra.Akhirnya pada tanggal 12 November 1992 bank yang sedang
diperjuangkan dinyatakan kalah kliring dan diskors BI. Itu dikarenakan tidak bisa
memenuhi kewajiban yang sudah menumpuk sebesar 135 M. Selang beberapa waktu
akhirnya pada tanggal 11 Desember 1992 Astra dijual kepada konsorsium Prasetiya
Mulya. Sehari setelah Astra dijual para nasabah menarik simpanannya yang belum
jatuh tempo sehingga bank sentral mengeluarkan kebijakan likuidasi. Lalu 5 hari
pasca likuidasi, William menemui 35 orang nasabah perorangan bank terlikuidasi
untuk meminta maaf secara langsung dan menjelaskan pokok permasalahannya
tersebut.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 42
Social
As I read from the book, I can hardly conclude that William Soeryadjayas social
life was hard and there were few of the Astra worker still helping him even though
they knew Williams life has turned upside down yet they deep down knew
William was a calm man of facing his problem because of the bankruptcy. And
lets not forget Williams wife who was always there to help him facing his upside
down problem.
Politic
So lets not forget William was a great business guy yet bankruptcy went to him
like a big wave. So we are talking about the second richest guy in Indonesia that
went bankrupt and it was a big thing back then in 1992. And the debts of his
customer? Yes his world turned upside down and he was calmed while overcome
the biggest problem of his. Yet he could think of running the Small Astra again.
Economic
The economic he was facing was absolutely broke, yet he has enough courage to
came up with an idea of running a Small Astra it was some kind of rebuilding
but yes he started Astra with his wifes fund. His wife has some of asset like
buying property. And by how he insisted to pay back the debts he owed his
customer the economic fund was really bad back then yet he accomplished to pay
back his customer.
Meskipun faktor umur dan kondisi fisiknya yang sudah menurun drastis tidak
menurunkan semangat seorang William Soeryadjaya. Beberapa kali William
Soeryadjaya pergi untuk melihat sisa-sisa peninggalan kerajaan bisnisnya seperti di
Lampung dan Sumatra Selatan. Kegiatan lainnya yang dijalani William Soeryadjaya
adalah berwisata kuliner, ia sangat gemar berwisata kuliner terutama makanan khas
daerah Cirebon. Akan tetapi William Soeryadjaya tidak dapat menutupi bahwa ia
sudah kehilangan semangat hidupnya, tepat pada usia 88 tahun, banyak sekali
tokoh-tokoh publik, relasi, dan masyarakat Indonesia yang merasa kehilangan sosok
entrepreneur sejati yaitu William Soeryadjaya.
Di masa tuanya, Wiliam yang sudah renta dan berkurang mobilitasnya justru
tidak mau terkurai lemas dan berteman dengan kesepian. Beliau ingin tetap aktif
dengan kegiatan dan dikelilingi orang-orang terkasih. Sikap-sikap kebaikan dan
kedermawanan beliau pun selalu ia tunjukkan di masa tuanya. Seperti ketika beliau
makan, tidak lupa ia berbagi dengan perawatnya yang setia menemani dan
mengurusi beliau di hari tuanya. Terlebih hal itu juga ditunjukan dari didirikannya
Yayasan William Soeryadjaya yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Atau
saat beliau masih bisa membantu melunasi biaya rumah sakit anak bapak Sarbini,
tukang koran langganannya. Menjelang ajalnya, beliau pun tetap menjadi sosok yang
penuh kharisma dan ramah.
Banyak hal yang bisa kita petik dari sosok William Soeryadjaya di akhir
kehidupannya. Beliau juga tidak mau menyusahkan siapapun di hari tuanya. Beliau
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 45
tidak ingin menjadi orang tua yang manja. Kedermawanan beliau pun patut kita tiru.
Beliau selalu menyempatkan diri untuk berbagi kepada sesamanya. Terlebih dalam
kisahnya, ia masih menyempatkan diri menolong tukang koran langganannya yang
mana anaknya sakit. Juga sifat beliau yang selalu positif, ditunjukan dari sikapnya
yang selalu tersenyum dan menyemangati orang lain dengan gaya humor yang santai
membuatnya disegani banyak orang disekelilingnya. Sampai ajalnya pun, beliau
meninggalkan banyak hal yang bisa kita pelajari.
Man of Honor- Life, Spirit and Wisdom of William Soeryadjaya | 46
EPILOGUE
Dari epilog ini poin penting yang dapat kita simpulkan yaitu jika kita
mengalami sebuah masalah dan kita harus memilih antara dua hal penting,
berpeganglah pada pilihan yang tidak menarik orang-orang sekitar kita ikut masuk
ke dalam kehancuran. Kedua, didalam kehidupan rintangan pasti akan dihadapi,
menyerah bukanlah jawaban yang tepat untuk hal itu. Ketiga, Ketika kita melakukan
sesuatu dengan kejujuran, rendah hati, dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan,
hal itu tidak akan sia-sia. Tetpi akan membawa dampak baik untuk diri kita sendiri
maupun orang disekitar kita. Keempat,Gajah mati meninggalkan gading,
harimau mati meninggalkan belang, manusiamati meninggalkan nama.Source
Google. Begitulah bunyi pribahasa. William Soeryadjaya memang sudah tiada, tetapi
apa yang dia sudah lakukan sewaktu bernafas menjadi hal baik yang selalu diingat
dan dikenang.