Sunteți pe pagina 1din 2

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut:

Tabung Perubahan warna setelah ditetesi iodine 10%


0 menit 5 menit 10 menit 15 menit 20 menit
A (1 cc larutan amilum 1% + 1 cc larutan Bening Biru tua Biru tua Biru tua Biru tua
buffer pH 3 + 1 cc saliva) + ++ +++
B (1 cc larutan amilum 1% + 1 cc larutan Bening Kuning Kuning + Kuning Kuning+
buffer pH 5+1 cc saliva) ++ ++
C (1 cc larutan amilum 1%+ 1 cc larutan Bening Kuning+ Kuning+ Kuning+ Kuning+
buffer pH 7+1 cc saliva) + ++ +++
D (1 cc larutan amilum 1%+ 1 cc larutan Bening Kuning+ Kuning+ Kuning+ Kuning+
buffer pH 9 +1 cc saliva) + ++ +++

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semakin rendah pH pada larutan dan semakin lama
waktu perlakuan, warna yang dihasilkan akan semakin pekat. Diketahui bahwa enzim ptialin
bekerja pada pH-pH tertentu.
Kondisi pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim melalui pengubahan stuktur atau
pada residu yang fungsinya dalam pengikatan substrat atau katalis. Dari warna yang
diperoleh, dapat terlihat perbedaan warna yang signifikan antara larutan amilum yang
dicampurkan dengan air liur saat pH 3, pH 5, pH 7 dan pH 9 setelah ditambahkan larutan
iodine. Warna yang dihasilkan semakin lama semakin pekat, hal ini tidak sesuai dengan teori
karena seharusnya semakin tinggi pH maka semakin banyak substrat yang akan terhidrolisis.
Iodine merupakan suatu indikator untuk menguji adanya amilum, semakin sedikit
amilum dalam larutan uji maka warna yang dihasilkan juga akan semakin pudar. Dari pH 3
sampai pH 9, warna biru tua kehitaman semakin hilang. Keadaan ini menunjukkan bahwa
enzim ptialin pada saliva bekerja menghidrolisis larutan amilum menjadi produk yang terdiri
dari glukosa dan maltosa. Pada pH 5 sampai pH 9 ini dapat dikatakan sudah tidak adanya
karbohidrat karena dihidrolisis oleh ptialin terlihat dengan tidak didapatkan warna
ungu kehitaman ketika ditambahkan larutan iodine. Kerja enzim mempunyai pH optimum,
jika pH substrat melebihi pH optimum maka aktivitas enzim akan menurun. Dapat dilihat
bahwa pH optimum didapat pada substrat yang memiliki pH 9.
Enzim merupakan suatu protein yang memiliki aktivitas biokimiawi sebagai katalis
suatu reaksi dan disebut sebagai biokatalisator. Karena merupakan suatu protein, enzim
sangat rentan terhadap kondisi lingkungan. Adanya perubahan konsentraasi substrat atau pH
lingkungan akan mengakibatkan aktivitas enzim ikut mengalami perubahan. Ketidaksesuaian
data yang diperoleh dengan teori mungkin disebabkan karena kurang ketelitian dari praktikan
dalam pembuatan komposisi larutan uji, dan kurangnya ketelitian praktikan dalam
membedakan warna.

S-ar putea să vă placă și