Sunteți pe pagina 1din 19

56

PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK USIADINI


(Studi Kasus di TK Bina Anaprasa Melati Jakarta Pusat)

SOLIHIN, MPD.

ABSTRACT
The Development Of Moral, Social, And Cultivation Of Religious Values Is One Aspect Of Early
Childhood Development Is The Responsibility Of Education. Development Of Sex Education
Programs Have A Positive Contribution To Achieving The Educational Responsibility.
Therefore, This Study Aimed To Describe And Analyze Sex Education In Early Childhood Are
Formulated Through The Following Activities: (1) Planning; (2) Implementation; (3)
Assessment; And (4) Problems And Learning Solutions Sex. To formulate the conceptual
framework and find empirical data as a basis the development of sex education programs in
early childhood, conducted a study using a qualitative approach with case study method which
is located in TK Development Budget AnaprasaKwitangJakarta.Teknik this research data
collection through observation, interviews and studies documentation was analyzed by means
of data reduction, data display, conclusion and verification. Based on the description and
analysis of research data found that; (1) sex lesson planning is not yet fully prepared on the
steps of making planning; (2) the implementation of sex education programs using an
integrated approach that is organized through the themes of learning to develop the cognitive,
affective, and psychomotor in children; (3) sex learning assessment conducted throughout the
process and compiled into a report for parents and documentation for schools; and (4)
problems and solutions found in this study is related to the competence of teachers, the diversity
of the potential of children and cooperation with parents and religious leaders.
Thisresearchwas recommended to: (1) the classteacher, sopay attention tothe steps to createa
comprehensivelearning plansex; (2) parent, which is tocreate a home environmentthat can
helpthe development ofsexualityin childrenasa form of cooperationwith the school; (3) further
research,in order toconductfurther researchwith a focus onone of the activitiesof sex
educationorlooking formethods thatcancombineparenting parentswiththe guidance of
teachersto developteachingsexto childrenorexaminethe effectiveness of theelectronic mediaon
the development ofsexualityearly childhood
Keyword: Sex EducationandEarly Childhood

ABSTRAK
Pengembangan moral, sosial, dan penanaman nilai-nilai agama merupakan salah satu aspek
pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggung jawab pendidikan. pengembangan
program pendidikan seks memiliki kontribusi positif untuk mencapai tanggungjawab
pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalsis pendidikan seks pada anak usia dini yang dirumuskan melalui kegiatan: (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) penilaian; serta (4) masalah dan solusi pembelajaran seks.
Untuk merumuskan kerangka konseptual dan menemukan data empiris sebagai landasan
pengembangan program pendidikan seks pada anak usia dini, dilakukan penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berlokasi di TK Bina
Anaprasa Melati Kwitang Jakarta.Teknik pengambilan data penelitian ini melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi dianalisis dengan cara reduksi data, display data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan deskripsi dan analisis data hasil penelitian
ditemukan bahwa; (1) perencanaan pembelajaran seks belum sepenuhnya disusun berdasarkan
langkah-langkah pembuatan perencanaan; (2) pelaksanaan program pendidikan seks
menggunakan pendekatan terpadu yang diorganisasikan melalui tema-tema pembelajaran
57

untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada anak; (3) penilaian
pembelajaran seks dilakukan selama proses berlangsung dan disusun menjadi laporan untuk
orang tua dan dokumentasi untuk sekolah; dan (4) masalah dan solusi yang ditemukan pada
penelitian ini adalah berkaitan dengan kompetensi guru, keragaman potensi anak, dan
kerjasama dengan orang tua serta tokoh agama. Penelitian ini direkomendasikan kepada: (1)
guru kelas, agar memperhatikan langkah-langkah pembuatan perencanaan pembelajaran seks
secara komprehensif; (2) orang tua, yaitu agar menciptakan lingkungan rumah yang dapat
membantu perkembangan seksualitas pada anak sebagai wujud kerjasama dengan pihak
sekolah; (3) peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan fokus pada
salah satu kegiatan pendidikan seks atau mencari metode yang dapat memadukan antara pola
asuh orang tua dengan bimbingan guru untuk pengembangan pembelajaran seks pada anak
atau meneliti efektifitas media elektronik terhadap perkembangan seksualitas anak usia dini.

Key word: Pendidikan Seks, dan Anak Usia Dini

A. Pendahuluan
58

Anak adalah investasi masa depan Hawkins (1997: 115) mengungkapkan


bangsa. Oleh sebab itu, tanggung jawab beberapa penyebab yang membuat anak-
orang tua dan pendidik harus anak mudah menjadi sasaran child sexual
mengupayakan agar anak-anak abuse, yaitu anak-anak yang polos yang
pertumbuhan dan perkembangannya mempercayai semua orang dewasa, anak-
optimal sesuai dengan harapan. Anak harus anak yang berusia belia yang tidak mampu
terus dibina, dibimbing, dan dilindungi agar mendeteksi motivasi yang dimiliki oleh
sehat dan sejahtera baik orang dewasa, anak-anak diajarkan untuk
fisik,emosional,intelektual,social, dan menuruti orang dewasa, secara alamiah
seksuanya. Tanggungjawab orang tua tidak anak-anak memiliki rasa ingin tahu
hanya mencakup atau terbatasi pada mengenai tubuhnya dan anak-anak
kebutuhan materi saja, tetapi sesungguhnya diasingkan dari informasi yang berkaitan
mencakup juga kepada seluruh aspek dengan seksualitasnya. Oleh karena itu,
kehidupan anaknya, termasuk didalamnya anak-anak memiliki berbagai karakter yang
aspek pendidikan seksual. Dimana dapat menjerumuskan mereka menjadi
pemahaman dan pemilihan metode korban child sexual abuse, anak-anak
pendidikan seksual yang tepat akan membutuhkan perlindungan dari orang
mengantarkan anak menjadi insan yang dewasa khususnya orang tuanya.
mampu menjaga dirinya dari pernbuatan- Seksualitas adalah bagian yang
perbuatan yang terlarang dan sadar akan integral dalam kehidupan manusia.
ancaman serta peringatan dari perbuatan Seksualitas tidak hanya berhubungan
amoral serta memiliki pegangan agama dengan reproduksi tetapi juga terkait
yang jelas. dengan masalah kebiasaan, agama, seni,
Pada pertemuan Delegasi moral, dan hukum. Yang menjadi
Pendidikan Sedunia di New York tahun pertanyaan siapakah yang bertugas
2002 telah melahirkan deklarasi a World Fit memberikan pendidikan seksualitas kepada
for Children (menciptakan dunia yang anak, disekolahkah? Atau orang tuanya
layak bagi anak) ada empat hal yang dirumah? Jika kita perhatikan dari gejala
menjadi perhatian khusus dalam deklarasi dan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
tersebut. Point ke tiga diantaranya child sexual abuse nampaknya pendidikan
disebutkan Protecting against abuse, seksualitas adalah tanggung jawab kita
exploitation and violence (perlindungan bersama, baik orang tua, guru, praktisi, dan
terhadap perlakuan salah/aniaya, akademisi pendidikan serta masyarakat
eksploitasi dan kekerasan). Deklarasi ini pada umumnya. Selanjutnya diungkapkan
dikeluarkan sebagai salah satu upaya untuk oleh Alfa dan Aam (2008: 13) bahwa "guru
menjauhkan anak-anak dari segala sesuatu pertama pendidikan seksualitas adalah
yang dapat mengganggu kondisi fisik, orang tua sebab orang tua akan jauh lebih
psikologi dan sosial mereka. Namun realita epektif karena kebersamaan anak dan orang
yang terjadi saat ini masih memperlihatkan tua kapasitas waktunya lebih banyak."
bahwa kondisi dunia anak-anak yang jauh Perdebatan tentang penting atau
dari apa yang diharapkan. tidaknya pendidikan seksualitas masih
Adapun salah kondisi yang terjadi sampai detik ini. Pro kontra itu
memnunjukan bahwa implementasi UU. melibatkan banyak pihak, mulai dari orang
No. 23 tahun 2003 tentang perlingungan tua, praktisi pendidikan, psikolog, sosiolog,
anak yang diharapkan adalah semakin cendikiawan, sampai pera ulama. Perlu atau
banyaknya pemberitaan mengenai child tidaknya seksualitas diajarkan secara
sexual abuse. Fakta yang menyedihkan formal dan terencana kepada anak-anak
adalah anak-anak yang menjadi korban usia dini. Bagi kelompok yang pro
sexual abuse adalah anak-anak yang masih pendidikan seksualitas sangat penting
sangat muda (usia dini). Briggs dan sebagai upaya membekali anak agar mereka
59

tidak terjebak kepada perilaku menyimpang susuan kepada anak, dan peduli terhadap
atau child sexual abuse. Sementara lingkungan yang kondusif untuk
kelompok yang tidak setuju beralasan pendidikan seksualitas anak-anak lebih
pendidikan seksualitas bagi anak tidak teknis, Islam mendidik para orang tua untuk
urgen dan tidak terlalu penting karena selain memisahkan tempat tidur anak perempuan
dianggap "tabu" dan "kurang etis", hal itu dan anak laki-laki semenjak mereka
justru bisa kontra produktif terhadap memasuki usia tamyiz, mengajarkan anak
perkembangan kejiwaan anak yang agar meminta izin ketika memasuki rumah
bersangkutan. Kelompok kedua ini orang lain semenjak kecil, tidak
biasanya lebih banyak datang dari mempertontonkan adegan seksual didepan
kelompok agama. anak-anak yang masih kecil, menseleksi
Pertanyaan selanjutnya, apakah media (bacaan dan tontonan) untuk anak,
benar bahwa ajaran agama sebagai sebuah dan mengontrol teman bermain anak.
sistem kehidupan yang diyakini sangat Fenomena tersebut menjadi suatu
syumul (lengkap) tidak mengatur hal-hal inspirasi bagi penulis untuk mengkaji
yang berkaitan dengan pendidikan pelaksanaan program pendidikan seks.
seksualitas, padahal seks dalam pengertian Salah satu lembaga yang memiliki
yang luas adalah sesuatu yang sangat dekat perhatian dalam pengembangan program
aktivitas keseharian manusia. Benarkah pendidikan seks anak usia dini adalah TK
Islam tidak memiliki konsep bagaimana Bina Anaprasa Melati Kwitang Jakarta
memberi pemahaman kepada anak-anak Pusat. Praktek pembelajaran yang dikaji
tentang seks, padahal Islam sangat meliputi bagaimana perencanaan,
perhatian untuk hal-hal yang kecil. . Madani pelaksanaan, penilaian, masalah dan solusi
Y, seorang profesor pada Ayn Syam yang dihadapi dalam pelaksanaan program
University Mesir mengatakan "Pembahasan pendidikan seks di TK Bina Anaprasa
tentang pendidikan seks adalah sebuah tema Melati Jakarta Pusat.
krusial dan karenanya membahasnya adalah Memberikan pendidikan seks
sebuah tanggung jawab besar, karena Islam kepada anak tidaklah mudah, seperti halnya
adalah sebagai agama yang syumul, justru yang terjadi di TK Binaprasa Melati
sangat perhatian dengan pendidikan seks Kwitang Jakarta Pusat, lokasinya terletak
(sex education) ini. Beberapa teks syari'at dikawasan padat penduduk miskin.
yang menata perilaku seks sangat jelas Dikawasan tersebut ada sebagian anak yang
adanya. Tentu saja pola dan cara pendidikan menjadi korban pelecehan seksual (child
seks dalam Islam berbeda dengan sex sexual abuse). Semula para guru sempat
education yang ada di negara-negara barat, merasa cemas dengan pendidikan
karena pendidikan seks dalam Islam seksualitas ini. Menurut Kepala Sekolah
senantiasa berpijak dari isyarat dan tata cara TK Binaprasa Melati, Rosmiati, ketika guru
yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya ditawari mengajarkannya mereka kontak
dalam al-Qur'an dan kikuk dan bingung. Empat orang guru yang
hadist.(http://sexeducationforchildren/afri mengajar di TK Melati inipun sampai
antodaud.multiply.com/reviews/item/1/23/ mendapat latihan khusus dari PKBI
2009). (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia).
Diantara contoh pendidikan seks Konsep seksualitas untuk anak itu beda
dalam Islam, seperti yang terangkum dalam seperti apa yang kita bayangkan. Ini lebih
sex education for children: Panduan Islam kepada mereka mengenal dirinya, punya
bagi orang tua dalam pendidikan seks untuk konsep diri yang positif. Mereka belum tahu
anak, yang diresensi oleh Afrianto Daud, perbedaan laki-laki dan perempuan. Oleh
S.Pd adalah berkenaan dengan anjuran guru sendiri diperkenalkan bagian tubuh
Islam kepada orang tua untuk menjaga adab yang pribadi, siapa yang boleh menyentuh
berhubungan seks, memperhatikan kualitas dan siapa yang tidak. Secara Islami juga
60

diajarkan batasan atau bagian mana aurat 4) Pengembangan pengetahuan dan


laki-laki dan aurat perempuan beserta keterampilan dasar yang diperlukan.
kewajiban-kewajiban menjaganya. Guru 5) Pengembangan motivasi dan sikap
memberikan tema aku dan kamu unik, aku belajar yang positif.
dan teman-temanku, aku dan keluargaku, Karena fungsi tersebut saling terkait
aku dan bajuku. Secara bertahap dan satu dengan yang lain dan sulit dipisahkan.
berangsur-angsur anak-anak merespon Dari rumusan tersebut nampak bahwa
pembelajaran tersebut dengan penuh program pendidikan anak sejak usia dini
antusias. sangat penting diperhatikan dan teramat
Berdasarkan latar belakang tersebut, besar manfaatnya.
maka peneliti melakukan kajian secara Beberapa fungsi lainnya dari
lebih mendalam untuk mengetahui pemberian layanan pendidikan bagi anak
bagaimana pelaksanaan program usia dini, yaitu: pertama, fungsi adaftasi
pendidikan seks diTaman Kanak-Kanak dan sosialisasi, yakni berperan dalam
Bina Anaprasa Melati Jakarta. Oleh karena membantu anak melakukan penyesuaian
itu penulis memberi judul penelitian tentang diri dengan berbagai kondisi lingkungan
Pengembangan Program Pendidikan Seks serta menyesuaikan diri dengan keadaan
Untuk Anak Usia Dini (Studi Kasus dalam dirinya sendiri juga membantu anak
Naturalistik Pelaksanaan Program agar memiliki keterampilan-keterampilan
Pendidikan Seksdi TK Binaprasa Melati sosial yang berguna dalam pergaulannya di
Jln. Kwitang Jakarta Pusat). masyarakat. Kedua, fungsi pengembangan,
B. LANDASAN TEORETIS yang berkaitan dengan peranan pendidikan
1. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini anak usia dini dalam mengembangkan
Menurut Undang-Undang Republik berbagai potensi yang dimiliki oleh anak.
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Ketiga, fungsi bermain, yakni peranan
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: pendidikan anak usia dini dalam
"Pendidikan anak usia dini adalah upaya memberikan kesempatan pada anak untuk
pembinaan yang ditujukan kepada anak bermain. Melalui bermain anak akansenang
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dan gembira mengembangkan berbagai
yang dilakukan melalui pemberian potensi yang dimilikinya. Dan keempat,
rangsangan pendidikan untuk membantu fungsi ekonomik, yakni bahwa pendidikan
pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang terencana pada anak usia dini
dan rohani agar anak memilikikesiapan merupakan investasi jangka panjang yang
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut." dapat menguntungkan pada setiap rentang
Rahman (2005:4) menyatakan, perkembangan selanjutnya. Secara
"Makna pendidikan usia dini adalah upaya ekonomik, investasi yang ditanamkan
yang terencana dan sistematis yang melalui pemenuhan fondasi sikap, perilaku,
dilakukan oleh pendidik atau pengasuh dan berbagai fungsi mental pada anak usia
anak 0-8 dengan tujuan agar anak mampu dini akan menjadi penopang kokoh bagi
mengembangkan potensi yang dimiliki pertumbuhan dan perkembangan di masa
secara optimal. berikutnya. Melalui fondasi inilah anak-
Didukung Solehudin (2000:56) anak akan menghadapi masa depannya
yang mengemukakan fungsi dari dengan perbekalan yang cukup kuat dan
pendidikan anak usia dini pada prinsipnya banyak, sehingga ia dapat mengatasi
ada 5 (lima) yaitu: berbagai permasalahan yang akan
1) Pengembangan potensi. dihadapinya.
2) Penanaman dasar-dasar akidah dan 2. Konsep Pengembangan Program
keimanan. Pendidikan Anak Usia Dini
3) Pembentukan dan pembiasaan
perilaku-perilkau yang diharapkan. Kegiatan pengembangan adalah
61

serangkaian aktivitas yang disediakan umum adalah sesuatu yang berkaitan


untuk memfasilitasi perkembangan dan dengan alat kelamin atau hal-hal yang
belajar anak TK,yang secara umum berhubungan dengan perkara-perkara
kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya hubungan intim antara laki-laki dengan
menyediakan lingkungan kondusip bagi perempuan. Menurut Nashih Ulwan
perkembangan dan belajar anak, A(dalam Madani Y, 91:2003) pendidikan
mengarahkan perilaku anak dengan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran,
kegiatan mendidik-mengajar, serta dan penerangan tentang masalah-masalah
membantu memecahkan berbagai seksual yang diberikan kepada anak sejak ia
permasalahan yang dihadapi anak dengan mengerti masalah-masalah yang berkenaan
bimbingan yang tepat ( Nugraha A, dengan seks, naluri, dan perkawinan.
5.6:2005). Dinamis dan relatifnya pengertian
Program Pendidikan Anak Usia pendidikan seksualitas tersebut lebih lanjut
Dini adalah program layanan pendidikan tampak pada bahasan pengertian berikut ini:
sekaligus pengembangan kepada anak usia Pertama, pendidikan seksualitas
dinisecara holistik dan terintegrasi tidak hanya mempelajari aspek seksualitas
(http://hidayatsoeryana.wordpres.com/200 dari sisi biologis, tetapi juga menyangkut
8/03/15/program-pendidikan-dan- masalah psikologis, budaya, etika, moral
pengembanganm-anak-usoia-dini- dan juga hukum. Bruess dan Greenberg
ppaud)..Holistik artinya bukan hanya (1994:20) memngutif pendapat Haffners
stimulasi/ rangsangan terhadap aspek tentang pendidikan seksualitas, yaitu
pendidikan yang diberikan kepada anak sebuah proses kehidupan yang panjang
usia dini, tetapi juga terhadap aspek gizi dan yang meliputi penyampaian informasi dan
kesehatannya agar anak dapat tumbuh dan pembentukan sikap, kepercayaan, dan nilai-
berkembang secara optimal. Terintegrasi nilai tentang identitas, relationship, dan
artinya bahwa layanan pendidikan hubungan intim. Pendidikan seksualitas
dilaksanakan secara terpadu dengan memfokuskan perkembangan seksualitas,
berbagai layanan anak usia dini yang telah kesehatan repsoduksi, hubungan intim dan
ada di masyarakat (seperti Posyandu, Bina body image, dan peran gender. Pendidikan
Keluarga Balita, dan berbagai layanan anak seksualitas meliputi aspek biologi, sosial
usia dini lainnya). budaya, psikologi dan spiritual dari sisi 1)
3. Konsep Pendidikan Seks Untuk aspek kognitif, 2) asfek sikap, 3) asfek
Anak Usia Dini perilaku yang meliputi kemampuan
berkomunikasi dan mengambil keputusan.
Ternyata kebanyakan orang Kedua, menurut Boyke D N dalam
memahami sexualitas sebatas istilas sex, Madani Y(2003:7) Pendidikan sex pada
padahal antara sex dengan sexualitas anak-anak bukan mengajarkan cara-cara
merupakan hal yang berbeda. Menurut berhubungan sex semata, melainkan lebih
Zawid (1994), kata sex sering digunakan kepada upaya memberikan pemahaman
dalam dua hal, yaitu: (a) aktivitas sexsual kepada anak sesuai dengan usianya,
genital, dan (b) sebagai label jender (jenis mengenai fungsi-fungsi alat sexsual dan
kelamin). masalah naluri alamiah yang mulai timbul:
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia bimbingan mengenai pentingnya menjaga
(1991: 893); pengertian seks adalah jenis dan memelihara organ intim mereka,
kelamin, seksual adalah berkenaan dengan disamping juga memberikan pemahaman
seks (jenis kelamin) atau berkenaan dengan tentang perilaku pergaulan yang sehat serta
perkara persetubuhan laki-laki dan resiko-resiko yang dapat terjadi seputar
perempuan, sedangkan seksualitas adalah masalah seksual. Dengan demikian
sifat, atau peranan seks / dorongan seks / diharapkan anak-anak dapat lebih
kehidupan seks. Pengertian seksual secara
62

melindungi diri dan terhindar dari bahasa pembuahan, kehamilan sampai kelahiran,
child seksual abuse. tingkah laku seksual, hubungan seksual,
Ketiga, menurut Gunarsa SD dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan
penyampaian materi pendidikan seksual ini kemasyarakatan. Masalah pendidikan
seharusnya diberikan sejak dini ketika anak seksual yang diberikan sepatutnya
sudah mulai bertanya tentang perbedaan berkaitan dengan norma-norma yang
kelamin antara dirinya dan orang lain, berlaku di masyarakat, apa yang dilarang,
berkesinambungan dan bertahap apa yang dilazimkan dan bagaimana
disesuaikan dengan kebutuhan dan umur melakukannya tanpa melanggar aturan-
anak serta daya tangkap anak (dalam aturan yang berlaku di masyarakat (Sarlito,
psikologi praktis, anak, remaja dan 1994).
keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan Menurut Boyke DN dalam Madani
sexsual idealnya diberikan pertama kali Y ( 7 : 2003 ) pendidikan Seks untuk Anak
oleh orang tua di rumah, mengingat yang Usia Dini adalah salah satu upaya
tahu keadaan anak adalah orang tuanya memberikan pemahaman kepada anak
sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak sesuai dengan usianya mengenai fungsi-
semua orang tua mau terbuka terhadap anak fungsi alat seksual dan masalah naluri
di dalam membicarakan masalah seksual. alamiah yang mulai timbul; bimbingan
Selain tingkat sosial ekonomi maupun mengenai pentingnya menjaga dan
tingkat pendidikan yang heterogen di memelihara organ intim mereka, di
Indonesia menyebabkan ada orang tua yang samping itu juga memberikan pemahaman
mau dan mampu memberikan penerangan tentang perilaku pergaulan yang sehat serta
tentang sex tapi memahami peramasalahan resiko-resiko yang dapat terjadi seputar
tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya masalah seksual.
peran dunia pendidikan sangatlah 4. Perkembangan Seksualitas Anak
besar(www.e-psikologi.com/an: 2002). Usia Dini
Keempat, ada empat manfaat yang
bakal diambil dari pendidikan seks menurut Perkembangan seksualitas anak
Didik Hermawan(dalam Latief Awaludin, merupakan bagian dari kehidupan anak
2008:27): (1) anak akan memahami yang perlu memperoleh perhatian orang tua
perubahan-perubahan yang sedang terjadi sejak usia dini. Sikap orang yang komitmen
pada dirinya baik perubahan biologis, akan membuat perkembangan seksual
psikologis dan psikoseksual sebagai akibat tumbuh secara wajar dan sehat. Sebaliknya
dari pertumbuhan dan perkembangan sikap yang salah akan membuat
manusia,( 2) mendapat pengetahuan tentang perkembangan seksual menjadi terganggu.
fungsi organ reproduksi manusia yang Akibatnya muncul berbagai penyimpangan
sekarang ini mulai "bekerja" sehingga anak yang tidak dikehendaki di kemudian hari.
akan lebih berhati-hati dalam merawat dan Selanjutnya, Sigmund Freud pakar
mejaga organ-organ reproduksinya, (3) psikoanalisis dalam Madani Y(99:2003)
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengemukakan bahwa kehidupan
tentang etika dan berbagai perilaku seksual psikoseksual manusia dibagi dalam
yang menyimpang yang harus dihindari, (4) beberapa tahapan perkembangan sebagai
memahami berbagai akibat dari berikut:
penyalahgunaan alat reproduksi yang akan a. Seksualitas infantile (masa anak-
membahayakan kesehatannya baik secara anak)
fisik maupun psikis. b. Seksualitas remaja
Secara umum pendidikan seks c. Seksualitas dewasa
adalah suatu informasi mengenai persoalan d. Seksualitas senile (masa tua)
seksualitas manusia yang jelas dan benar, Secara kualitatif seksualitas
yang meliputi proses terjadinya infantile sangat berbeda dari seksualitas
63

dewasa, dan penyertaan perasaan yang anak usia 4-6 tahun. Program ini penting
diasosiasikan dengan seksualitas infantile dalam rangka memberikan landasan dasar
sama sekali tidak dapat dianalogikan bagi anak untuk mengembangkan sikap
dengan penyertaan perasaan dan impulse positif dan keterampilan hidup diantaranya
seksual seperti halnya kehidupan seksual terkait dengan hubungan sosial, pencegahan
orang dewasa, walaupun kemudian Freud kekerasan seksual, kesehatan reproduksi
pun menekankan bahwa perasaan seksual dan seksualitas serta membangun
pada masa anak-anak memang ada, namun kepercayaan dan komunikasi dengan orang
maknanya sangat berbeda dari makna tua tentang seksualitas sejakdini.
seksualitas pada orang dewasa. Dengan Secara umum program pendidikan
demikian seorang anak akan mengalami seks yang dikembangkan di TK Bina
tahapan berbeda dalam perkembangan Anaprasa Melati bertujuan membantu
seksualnya. Pada fase oral (usia 0-1,5 meletakan dasar kearah pengembangan
tahun); ditandai dengan kepuasan yang sikap, pengetahuan, keterampilan yang
diperoleh melalui daeragh mulut atau oral, diperlukan anak dalm menyesuaikan diri
seperti gerakan mengisap putting susu ibu dengan lingkungannya, diantaranya
saat lapar memberikan kenikmatan pada memahami seksualitas dan kesehatan
bagian-bagian mulut dan bibir. Fase reproduksi untuk pertumbuhan serta
anal/anus (usia 1,5-3 tahun); kepuasan perkembangan selanjutnya.
diperoleh anak melalui daerah anusnya. Dari beberapa pengertian diatas
Seperti gerakan menahan dan peneliti menyimpulkan bahwa yang
mengeluarkan faeces (kotoran) dimaksud dengan Pengembangan Program
menimbulkan rasa nikmat. Fase Pendidikan Seks untuk Anak Usia dini
phallic/penis (usia 3,5 tahun) yaitu fase adalahserangkaian aktivitas yang
dimana kesadaran akan perbedaan alat disediakan untuk memfasilitasi
kelamin antara anak laki-laki dan anak perkembangan dan belajar anak ,yang
perempuan memberikan arti yang besar secara umum kegiatan yang dapat
kepada kepribadian mereka. Fase genital dilakukan diantaranya menyediakan
(usia 6-10 tahun); secara bersamaan lingkungan kondusif bagi perkembangan
menghadapi kompleks Elektra dan anak, mengarahkan perilaku positif dan
kompleks oedipus pada anak laki-laki, keterampilan hidup diantaranya terkait
keberhasilan mengatasi kompleks dengan hubungan sosial, pencegahan
Elektra/Oedipus memberikan peluang bagi kekerasan seksual, kesehatan
perkembangan identitas seksual dan reproduksi,serta membantu memecahkan
identitas gender yang sehat, sesuai hakekat berbagai permasalahan yang dihadapi anak
kodrat kelaki-lakian bagi anak laki-laki dan berkenaan dengan seksualitasnya dengan
keperempuanan bagi anak perempuan, bimbingan yang tepat sesuai dengan
sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perkembangannya.
keterikatan abnormal dengan figure A. METODE PENELITIAN
ayah/ibu, dan mampu mendapatkan dan Metode yang digunakandalama
mencari pasangan lain jenis dilingkungan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
pergaulan diluar rumah. dengan metode studi kasus. Pemilihan
5. Program Pendidikan Seks Untuk pendekatan kualitatif dengan metode studi
Anak Usia Dini kasus, karena penelitian ini dilakukan
berawal dari fakta dilapangan kemudian
Sebagaimana dijelaskan dalam buku diambil makna dan memahami fenomena.
pedoman Aku dan Kamu(PKBI Fenomena yang akan difahami dalam
Pusat,5:2008) program pendidikan seks penelitian ini adalah fenomena Pelaksanaan
adalah program kecakapan hidup kesehatan Program Pendidikan Seks di TK Bina
reproduksi dan seksualitas dengan sasaran Anaprasa Melati Jakarta. Teknik
64

pengumpulan data melalui wawancara seperangkat rencana dan pengaturan


(dengan kepala sekolah, guru, orang tua, mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
dan murid), observasi, dan studi serta cara yang digunakan sebagai pedoman
dokumentasi yang dikembangkan melalui penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
insturmen penilitian. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
penelitian yang dilakukan meliputi (Bab I pasal 1).
perencanaan, memulai pengumpulan data, Menurut Konstelnik et al. (dalam
pengumpulan data dasar, dan pengumpulan Riyantin,90:2008) perencanaan
data penutup. Analisi data yang dilakukan pembelajaran disusun dalam empat tahapan
melalui kegiatan reduksi data, display data, yaitu perencanaan tema dan sub tema,
dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. perencanaan tahunan, perencanaan
Lokasi sebagai pusat kajian untuk semester, perencanaan mingguan dan
memperoleh data dalam penelitian ini perencanaan harian dengan
adalah Taman Kanak-Kanak Binaprasa mengakomodasikan karakteristik, minat
Melati yang beralamat di Jalan Kramat, dan kebutuhan belajar anak baik secara
No.1 J , Kelurahan Kwitang Jakarta Pusat. individual maupun kelompok,
Pemilihan lokasi ini berdasarkan memperhatikan tujuan pembelajaran jangka
pertimbangan bahwa TK Bina Anaprasa pendek dan jangka panjang, mencerminkan
merupakan TK percontohan yang pengetahan dan pemahaman guru tentang
mengembangkan pendidikan seks dibawah bagaimana anak berkembang dan belajar
binaan PKBI Jakarta Pusat. Adapun penulis serta konteks dimana proses belajar anak
mengetahui lokasi tersebut karena adanya terjadi, mengakomodasikan materi-materi
akses di internet. pembelajaran yang relevan dengan dunia
C. PEMBAHASAN HASIL anak serta fleksibel sehingga dapat
PENELITIAN mengakomodasikan perubahan kebutuhan
anak dan minat anak yang dapat
Dari data yang diperoleh dilapangan menciptakan peristiwa belajar yang
berdasarkan hasil analisis deskriptif melalui kondusif.
wawancara dan pengumpulan dokumen Dari keterangan di atas tampak
yang diperoleh di TK Bina Anaprasa Melati bahwa perencanaan pembelajaran seks di
Jakarta Pusat, maka diperoleh temuan- TK Bina Anaprasa Melati belum
temuan dengan mengacu pada berbagai komperhensip kegiatannnya masih
literatur yang mendukung temuan tersebut. konvensional , hal ini hanya nampak dalam
Uraian berikut ini akan menjelaskan tentang bentuk perencanaan semester, perencanaan
masalah penelitian yang menjadi sub Satuan Kegiatan Mingguan, dan Satuan
pembahasan yaitu: Kegiatan Harian.Sedangkan
1. Perencanaan Program Pendidikan pengembangan silabus belum nampak
seks krestivitas dari guru-gurunya. Perencanaan
pembelajaran yang seharusnya seperti yang
Kurikulum Pendidikan Seks yang dijelaskan oleh Masitoh (12:2005), bahwa
dibuat di TK Bina Anaprasa Melati perencanaan hendaknya memiliki hal-hal
mengacu pada kurikulum 2007 terbukti sebagai berikut: (1) apa yang akan
dengan tema-tema yang dibuat dan aspek dikerjakan guru dan anak didik di dalam
pengembangan yang ingin dicapai seperti kelas dan di luar kelas; (2) memproyeksikan
digambarkan dalam Pedoman pembelajaran tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam
Aku dan Kamuyang diterbitkan oleh suatu pembelajaran (PBM), dengan
PKBI pusat. Sebagai suatu perencanaan mengkoordinasikan (mengatur dan
kurikulum dijelaskan dalam UU No. 20 menetapkan) komponen-komponen
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pengajaran, sehingga arah kegiatan
Nasional bahwa Kurikulum adalah (tujuan), isi kegiatan (materi), cara
65

pencapaian kegiatan (metode dan teknik) pengembangan yang ingin diperoleh dari
serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) kegiatan yang dilakukan.
menjadi jelas dan sistematis; (3) kegiatan Sementara perencanaan
merumuskan tujuan apa yang akan dicapai pembelajaran seks dalam bentuk SKH yang
oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa dibuat secara matrik di TK Bina Anaprasa
yang dipakai untuk menilai tujuan tersebut, Melati seperti dijelaskan di atas terdiri dari
materi bahan apa yang akan disampaikan, komponen tema, alokasi waktu, kegiatan,
bagaimana cara menyampaikannya, serta indikator, alat/sumber belajar,
alat dan media apa yang diperlukan. perkembangan anak, dan catatan anekdot.
Dari penjelasan di atas diketahui Seperti diketahui dalam SKH pembelajaran
bawah dalam suatu perencanaan yang dibuat di TK Bina Anaprasa tidak
pembelajaran harus memiliki beberapa menampakkan pengorganisasian kelas yang
komponen perencanaan pembelajaran. dilakukan baik secara kelompok, klasikal
Komponen perencanaan pembelajaran seks maupun individu, meskipun pada
di atas yang harus dipahamai dan dipenuhi prakteknya memang dibagi menjadi empat
oleh guru dalam merencanakan kegiatan kelompok yaitu;kelompok A=16 murid,
pembelajaran,antara lain: (1) tujuan; (2) kelompok B1=17murid, kelompok B2=17
materi; (3) kegiatan pembelajaran; (4) murid, kelompok B3=16 murid dengan
metode; (5) media; (6) sumber belajar; dan masing-masing satu guru membimbing.Hal
(7) penilaian (Masitoh,63: 2005). ini sebenarnya tidak efektif karena maksmal
Komponen ini juga disampaikan oleh satu guru menangani 10 orang anak,
Nugraha dkk (2005) yang menyebutkan penmeliti maklumi karena memang
bahwa dalam suatu kurikulum terdiri dari terbatasnya sarana ruangan kelas.
Tujuan, Isi/materi, metode/kegiatan, dan Disamping itu dalam SKH yang dibuat di
evaluasi/penilaian. TK Bina Anaprasa Melati tidak
Sedangkan untuk Satuan Kegiatan menampakkan kegiatan awal, kegiatan inti
Mingguan yang dibuat di TK Bina dan kegiatan penutupan, meskipun ketika
Anaprasa Melati dibuat dalam bentuk dibaca dapat dipahami. Namun sebaiknya
matrik. SKM berisi tentang perencanaan pengorganisasian dan pembagian kegiatan
pembelajaran seks juga yang diintegrasikan pada kegiatan awal, inti dan penutup
dengan kegiatan lain berdasarkan tema dicantumkan untuk memisahkan antara satu
yang dibuat dalam kurikulum program kegiatan dengan kegiatan yang lainnya.
Aku&Kamu2007. Dalam pembuatan Sebagaimana dijelaskan oleh Nugraha dkk.
SKM itu sebagian menampakkan (11.31:2005) bahwa dalam satuan kegiatan
kesesusian dengan standar pembuatan harian memiliki komponen-komponen
satuan kegiatan mingguan yang sebagai berikut (1) waktu; (2) kegiatan
disampaikan oleh para ahli hanya saja tidak (meliputi kegiatan pembukaan, inti, dan
menampakkan bidang pengembangan yang istirahan dan penutup); (3) Indikator; dan
ingin dibangun yang ada justru menjelaskan (4) Penilaian.
kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka 2. Pelaksanaan Program Pendidikan
satu minggu, tema kegiatan dan alokasi Seks
waktu dalam jenjang satu minggu. Hal ini Pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan pendapat Nugraha dkk. merupakan inti dari kegiatan dalam
(6.15:2005) bahwa suatu Satuan Kegiatan pendidikan itu sendiri. Seperti diketahui
Mingguan (SKM) memiliki komponen- pada data pelaksanaan pembelajaran seks di
komponen yang terdiri dari kompetensi atas bahwa pelaksanaan pembelajaran
yang ingin dibangun, kelompok jenjang seksbertujuan untuk mengembangkan
usia, alokasi waktu, fokus yang akan kecakapan hidup sosial, moral, dan nilai-
diberikan yaitu tema dan bidang nilai agama. Hal ini menunjukkan bahwa
apa yang dilakukan dalam pembelajaran
66

seks di TK Bina Anaprasa Melati telah Mana Aku Berasal, seri 4 berjudul
menerapkan beberapa hal yang perlu ,Pahlawan Kecil. Materi untuk anak
dipertimbangkan dalam menetapkan mengacu pada pencapaian kemapuan anak
kegiatan pembelajaran taman kanak-kanak sesuai dengan tahap perkembangannnya.
sebagaimana dijelaskan oleh Kostelnik Materi untuk guru berupa Pedoman
(dalam Nugraha A,5.21:200) sebagai Pembelajaran Guru yang berjudul,
berikut: (1) kegiatan harus berorientasi pada Pedoman Pembelajaran Aku dan Kamu.
tujuan dan kemampuan anak; (2) kegiatan Sedangkan Materi untuk orang tua berupa
pembelajaran harus berorientasi pada Buku Panduan Orang Tua yang
perkembangan; (3) kegiatan pembelajaran bewrjudul, Program Aku dan Kamu.
harus berorientasi pada kegiatan yang Buku materi untuk anak, guru, dan Orang
terintegrasi dan berpusat pada tema; (4) tua semuanya merupakan terbitan dari
kegiatan pembelajaran harus berorientasi Persatuan Keluarga Berencana Indonesia(
bermain; (5) kegiatan pembelajaran PKBI) yang merupakan buku pegangan
menggambarkan pembelajaran yang wajib pendidikan seks di TK Bina Anaprasa
berpusat pada anak karena dalam belajar Melati Jakarta Pusat.
sebenarnya anak membangun Bahan pembelajara yang lain yang
pengetahuannya sendiri melalui interaksi dijadikan buku sumber antara lain;(1)
langsung dengan objek-objek nayata atau Bahan belajar cetak (artikel, majalah,
melalui pengalaman langsung (on hands Leaflet, poster ), (2) bahan kegiatan habis
experience); (6) kegiatan pembelajaran pakai ( kertas, bahan untuk lukis, dan bahan
harus menggambarkan kegiatan yang alam), (3) APE, baik APE sederhana
menyenangkan karena kegiatan belajar bagi maupun APE tradisional, (4) bahan belajar
anak TK adalah belajar menyenangkan; (7) Elektronik ( kaset, tape recorder, VCD dan
menggunakan berbagai metode yang DVD ).
memungkinkan guru untuk membantu Media yang dipergunakan dalam
meningkatkan keterampilan anak dalam pembelajaran seks oleh guru-guru TK Bina
belajar, seperti melalui metode eksperimen, Anaprasa Melati sebagai berikut :
eksplorasi, penemuan terbimbing dan lain (1)Boneka ; terdiri dari boneka satu anak
sebagainya. laki-laki dan satu perempuan dan satu
Pembelajaran harus berorientasi boneka Ayah, satu boneka Ibu;(2) Buku-
pada kegiatan yang terintegrasi dan buku Cerita ; terdiri dari cerita berjudul Dari
berpusat pada tema. Sebagaimana dari data mana Aku,, Darimana Aku Berasal,dan
yang ditemukan bahwa pembelajara seks Kenapa Jenis kelamin laki-laki dengan
yang dirumuskan dalam SKM dan SKH perempuan berbeda;(3) Puzzle ; berupa
dibuat secara terintegrasi dengan kegiatan gambar tubuh anak laki-laki dan permpuan
yang lainnya dan berdasarkan pada tema yang dipotong masing-masing empat
yang terdapat dalam pedoman bagian yang kemudian anak menyusunya;
pembelajaran Aku dan Kamu yang (4) Alat Timbangan Berat Badan ; untuk
dikeluarkan oleh PKBI Pusat Jakarta tahun mengetahui bahwa anak-anak baik laki-laki
2007. maupun perempuan mengalami
Materi kegitan pembelajaran seks pertumbuhan dan perkembangan; (5)Alat
yang dilaksanakan di TK Bina Anaprasa Pengukur Tinggi Badan;berfungsi
melati terdiri dari materi untuk anak, materi mengetahui perbedaan tinggi badan laki-
untuk guru dan materi untuk orang tua. laki dengan perempuan dengan; (6) Gambar
Materi untuk anak berupa buku paket Seri Tumbuh Kembang Tubuhku; Gambar
Program Aku dan Kamu. Buku ini terdiri tersebut dipotong-potong oleh anak
dari empat seri, yaitu seri 1 berjudul, Aku kemudian di susun/diurutkan sesuai dengan
Laki-laki dan Aku Perempuan,seri 2 tumbuh kembang manusia yaitu dari bayi
berjudul, Tubuhku,seri 3 berjudul, Dari sampai dewasa; (7) Photo photo ; terdiri
67

dari photo perbedaan jender, photo Pelaporan hasil pembelajaran seks


keluarga, photo ibu-ibu hamil, adik bayi dan di TK Bina Anaprasa Melati pada dasarnya
sebagainya; (8) lembar kerja ;pasangan sudah memenuhi prinsip kontinuitas,
gambar pakaian anak laki-laki dan kejelasan, kebermaknaan dan
perempuan . keseimbangan. Prinsip kontinuitas dan
Metode dan pengorganisasian kesinambungan artinya guru memberikan
kegiatan pembelajaran seks merupakan cara laporan berdasarkan pengamatan yang
yang dapat digunakan untuk mencapai dilakukannya secara terus-menerus
tujuan yang telah ditetapkan. Metode terhadap perkembangan kemampuan
pendidikan seks yang dipergunakan di TK pembelajaran seks anak dan diberikan
Bina Anaprasa Melati sebagaimana kepada orang tua secara berkala. Prinsip
layaknya pembelajaran yang lain, hanya kejelasan dan kebermaknaan artinya
pengemasannya yang berbeda. Beberapa laporan perkembangan keterampilan
metode yang digunakan dalam pembelajaran seks anak yang diberikan
pembelajaran seks diantaranya metode guru kepada orang tua dapat memberikan
cerita, diskusi, bernyanyi, latihan, informasi yang dibutuhkan oleh orang tua
pemberian tugas, dan lain sebagainya. untuk menilai berbagai potensi anak dan
Pengorganisasian kelas yang melakukan bebagai upaya preventif untuk
dilakukan baik secara kelompok, klasikal mengatasi kesulitan pembelajaran seks.
maupun individu, meskipun pada Penilaian dalam pembelajaran seks
prakteknya memang dibagi menjadi empat untuk anak usia dini diarahkan agar dapat
kelompok yaitu;kelompok A=16 murid, memenuhi standar keterampilan kognitif,
kelompok B1=17murid, kelompok B2=17 afektif, dan psikomotor meliputi
murid, kelompok B3=16 murid dengan kemampuan pengembangan sikap,
masing-masing satu guru membimbing.Hal pengetahuan dan keterampilan yang
ini sebenarnya tidak efektif karena maksmal diperlukan anak dalam menyesuaikan diri
satu guru menangani 10 orang anak, peneliti dengan lingkungannya, diantaranya
maklumi karena memang terbatasnya memahami seksualitas dan kesehatan
sarana ruangan kelas. Selain terbatasnya reproduksi untuk pertumbuhan serta
ruangan peneliti mendapatkan temuan yang perkembangan selanjutnya.
berupa kendala dalam penyampaian salah Dari standar keterampilan, kognitif,
satu materi tentangDari mana Aku yang dikembangkan dalam pembelajaran
berasal, guru-guru di TK Bina Anaprasa seks, penilaian terhadap hasil pembelajaran
Melati merasa kurang pede karena dalam seks merupakan upaya untuk memperoleh
buku panduan tersebut harus menjelaskan informasi tentang bidang pengembangan
bagaimana proses bayi lahir dari mulai yang dilakukan, karena penilaian adalah
pertemuannya sperma dengan ovum suatu proses memilih, mengumpulkan dan
kemudian hamil sampai pada melahirkan. menafsirkan informasi untuk membuat
3. PenilaianProgram Pendidikan Seks keputusan.
Penilaian yang dilaksanakan dalam Kegiatan penilaian pembelajaran
pengembangan program pendidikan seks di seks di TK Bina Anaprasa Melati dilakukan
TK Bina Anaprasa Melati meliputi tiga guru dengan mengamati kemampuan anak
aspek yaitu Kognitif, Afektif, dan pada saat melakukan kegiatan pembelajaran
Psikomotor. Hal ini sesuai dengan pendapat di kelas dan memberikan penilaian terhadap
Bloom dalam Nugraha A(8.7:2005) hasil-hasil pekerjaan anak yang berupa
menyatakan bahwa yang menjadi sasaran lembar kerja tertulis (worksheet). Guru
penilaian yaitu perkembangan dan melaporkan berbagai kemajuan anak
kemajuannya dalam aspek kognitif, aspek kepada orang tua dalam bentuk deskripsi
afektif, dan aspek psikomotor. perkembangan kemampuan pembelajaran
68

anak yang berbentuk narasi yang dilakukan peran guru juga disampaikan oleh
setiap hari melalui buku komunikasi. Konstelnik et al. (1999:7-8) bahwa
Guru melakuan penilaian terhadap indikator profesionalisme guru pada
proses dan hasil pembelajaran yang program pendidikan anak usia dini melipuit
dituliskan dalam kolom evaluasi yang lima hal, diantaranya adanya akses terhadap
terdapat dalam Satuan Kegiatan Harian. informasi, guru mampu mendemonstasikan
Kegiatan penilaian yang dilakukan dengan kompetensi yang dimilikinya, dan guru juga
cara mengamati apa yang dilakukan dan perlu memiliki standar kerja. Salah satu
mendengarkan apa yang anak katakan, upaya yang dilakukan oleh yayasan Bina
kegiatan penilaian ini harus memberikan Anaprasa Melati dengan PKBI dalam
keuntungan kepada anak. Hal lain yang meningkatkan kemampuan kompetensi
perlu diperhatikan diantaranya: (1) pada guru adalah dengan cara mengikutsertakan
saat memberikan laporan tentang kemajuan Guru-guru dalam Seminar, Pendidikan dan
belajar anak hendaknya menggunakan Pelatihan, serta Workshop.
berbagai bukti yang beragam seperti Masalah yang terkait dengan
kumpulan hasil karya anak, catatan pengorgnisasian kelas, kelihatan
anekdot, catatan observasi perkembangan pengelolaanya kurang efektif karena satu
anak; (2) pengamatan guru terhadap orang guru harus melayani anak lebih dari
pencapaian kompetensi seksualitas anak sepuluh orang dan peneliti maklumi karena
hendaknya dicatat dan didokumentasikan terbatasnya ruangan kelas. Sehingga anak
melalui perosedur penilaian yang sesuai. belajar tidak nyaman dan guru sendiri cepat
Misalnya dengan menggunakan format lelah. Solusi yang dilakukan berkenaan
observasi kemampuan anak, daftar chekslist dengan pengorganisasian kelas dengan cara
atau dan catatan lainnya yang dianggap pembagian kelas dua ship,yaitu kelas pagi
efektif untuk menilai perkembangan dan kelas siang. Anak-anak yang lemah
kemampuan anak. dalam menerima pembelajaran seks
4. Masalah dan Solusi Pelaksanaan menuntut layanan ekstra dari seorang
Program Pendidikan Seks pendidik. Seperti yang dilakukan oleh guru
di TK Bina Anaprasa Melati kepada anak
Sebagaimana dijelaskan dalam yang lambat mengikuti pembelajaran seks
deskripsi data di atas bahwa yang dianggap yaitu dengan memberikan pelayanan
masalah dalam pengembangan program kegiatan pembelajaran seks diluar jam
pendidikan seks di TK Bina Anaprasa pembelajaran dengan cara diskusi.
Melati adalah masalah kompetensi guru Tindakan guru ini dibenarkan oleh Catron
terhadap kemampuan mendesain atau (1997) bahwa guru terbaik dilembaga
merancang program pembelajaran baik pendidikan anak usia dini adalah guru-guru
perencanaan tahunan, pengembangan yang memiliki karakteristik sebagai
Silabus, program Semester, kegiatan berikut: hangat kepada anak, sensitive,
Mingguan.dan kegiatan Harian. Lemahnya fleksibel, jujur, memiliki integritas, alami,
kompetensi guru dalam penguasaan materi humoris, dapat menerima perbedaan
pembelajaran seks tentu saja akan individual anak, memiliki kemampuan
menghambat pada pencapaian tujuan dalam membantu perkembangan anak
pengembangan program seks, karena peran tetapi tidak bersikap protektif, kuat secara
guru dalam pembelajaran memegang fungsi fisik, memiliki vitalitas yang baik, sayang,
yang urgen. Seperti yang dijelaskan oleh dapat menerima dirinya sendiri, memiliki
Supriadi (2005:5) bahwa professional pada emosi yang stabil, percaya diri, tidak mudah
pendidikan anak usia dini hendaknya menyerah, dan memiliki kemampuan untuk
memiliki tiga unsur utama yaitu pendidikan belajar dari pengalaman.
yang mewadahi, keahlian dalam bidangnya, Permasalahan yang terkait dengan
dan komitmen pada tugas. Pentingnya orang tua ,tokoh agama, dan tokoh
69

masyarakat yaitu kurangnya pemahaman pendekatan terpadu yang diorganisasi


dan salahnya pengertian mengenai melalui tema-tema pembelajaran yang
pendidikan seks. Sehingga sebagian terdapat dalam kurikulum Pembelajran
masyarakat kurang kooperatif, ini memang program Aku & KamuPKBI 2007 dan
bisa menghambat pencapaian tujuan dipadukan dengan kurikulum yang
pembelajaran seks.Jamaluddin (2003:39) ditetapkan oleh TK Bina Anaprasa
mengemukakan bahwa keluarga dalam hal Melati Jakarta dengan
ini orang tua mempunyai fungsi protektif mempertimbangkan tingkat kemampuan
yaitu orang tua dapat memberikan suasana anak sesuai perkembangannya.
yang nyaman, segar, ceria, hangat, dan 2. Pelaksanaan pembelajaran Seks di TK
sejuk. Bina Anaprasa Melatimengembangkan
Konsep itu juga membenarkan tiga aspek yang yaitu Kognitif, Afektif,
langkah yang dilakukan guru untuk dan Psikomotor.
mengatasi permasalah tersebut dengan cara 3. Penilaian pembelajaran Seks di TK Bina
berdiskusi dengan orang tua seminggu Anaprasa Melati Jakarta berdasarkan
sekali dan setiap tahun ajaran baru selalu indikator yang dibuat dalam penelitian
diadakan orientasi program pembelajaran ini, dilakukan secara natural dan
seks agar dipahami dan dimengerti maksud dilakukan setiap hari dan dicatat sebagai
dan tujuan penyelenggaraannya. Solusi laporan perkembangan kemampuan
menghadapi tokoh agama dan tokoh anak dalam SKH, dalam raport dan
masyarakat dengan cara mengadakan dalam buku komunikasi dengan orang
kerjasama antara TK Bina Anaprasa dengan tua sebagai bentuk kerjasama dalam
PKBI Pusat untuk mengundang mereka memotret perkembangan kemampuan
berdialog dan sekaligus memberikan anak. aspek penilaian yang dilakukan
informasi seputar tujuan, ruang lingkup, adalah aspek karya anak atau portofolio,
dan menfaat pendidikan seksi. dan kemampuan anak dalam mengikuti
setiap bentuk kegiatan pembelajaran.
4. Problematika dalam Pengembangan
Program Pendidikan Seks di TK Bina
D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Anaprasa, yaitu: (1) masalah yang terkait
1.Simpulan dengan kompetensi guru; (2) masalah
Simpulan yang diperoleh dari hasil terkait dengan keragaman kemampuan,
penelitian ini berpijak pada deskripsi bakat dan potensi anak dalam menyerap
empirik mengenai pembelajaran seks untuk materi pembelajaran seks yang menuntut
anak usia dini yang meliputi perencanaan ekstra pelayanan guru; dan (3)
pembelajaran yang dibuat oleh guru, rendahnya pemahaman tentang seks dari
pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan pihak orang tua, tokoh agama, dan
kegiatan guru dan anak serta sumber media masyarakat dalam memotret
yang digunakan, penilaian yang dilakukan perkembangan kemampuan anak yang
guru, problematika dan solusi pembelajaran dilaporkan oleh guru sehingga menuntut
seks yang yang terjadi dalam kegiatan upaya kerjasama efektif dengan orang
pembelajaran. Temuan-temuan tersebut tua, tokoh agama, dan tokoh masyarakat
setelah dicek keakuratannya dan dianalisis setempat. Oleh karena itu solusi yang
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: dilakukan oleh guru dan pihak lembaga
1. Perencanaan pembelajaran Seks di TK dalam upaya mengatasi
Taman Kanak-Kanak Bina Anaprasa problematika di atas adalah (1);
Melati Jakarta dirumuskan kedalam mengupayakan pengembangan
perencanaan semester, SKM dan SKH. kompetensi guru dengan cara Pelatihan,
Perencanaan tersebut dibuat secara Diklat, dan workshop serta kerjasama
terintegrasi dengan menggunakan antar guru dengan orang tua, tokoh
70

agama, dan tokoh masyarakat dengan sesuai dengan kurikulum TK 2007 yang
cara Diskusi seputar seks dan Kesehatan meliputi tema/sub tema, waktu, aspek
Reproduksi; (2) guru menambah jam pengembangan, dan indikator
pelayanan pembelajaran Seks diluar jam pengembangan. Oleh karena itu hendaknya
kegiatan formal seperti waktu menunggu guru dalam membuat perencanaan
dijemput orang tua ketika pulang; (3) mingguan dilengkapi dengan komponen
guru dan pihak lembaga dengan orang tersebut.Dalam perencanaan harian juga
tua yang selalu melakukan kontrol hendaknya memuat komponen-komponen
perkembangan anak melalui buku yang disarankan oleh Nugraha (1.12:2005)
komunikasi orang tua, guru dan pihak yaitu tujuan, kegiatan, indikator,
lembaga mengadakan pertemuan dengan pengorganisasian kelas, alat/sumber
orang tua. belajar, dan penilaian. Oleh karena itu guru,
2. Rekomendasi dalam membuat perencanaan harian
Setelah melakukan analisis terhadap hendaknya melengkapi dengan komponen
temuan-temuan penelitian terkait dengan pengorganisasian kelas meskipun secara
pengembangan program pendidikan praktis sudah dilakukan karena
seksyang dilakukan di TK Bina Anaprasa pengorganisasian kelas yang direncanakan
Melati Jakarta terdapat beberapa bisa mempengaruhi metode digunakan,
rekomendasi yang ditujukan kepada; (1) media yang disediakan, dan alokasi waktu
guru dalam pengembangan yang dibutuhkan; (2)orang tua sebagai
programpendidikan seks sebaiknya lingkungan terdekat dengan anak
membuat perencanaan, pelaksanaan, dan hendaknya menciptakan lingkungan rumah
penilaian yang dilakukan secara simultan yang membantu dan menumbuhkan
dan linear. Guru sebagai perencana kesiapan anak untuk menguasai berbagai
hendaknya menyusun perencanaan secara keterampilan dalam pembelajaran seks
komprehensif seperti yang disarankan oleh dengan cara menjalankan prosedur
Kostelnik et al. (Riyantin,90:2008) bahwa kerjasama dengan pihak guru, seperti
perencanaan mencakup perencanaan melakukan kontrol yang berkelanjutan
tema/sub tema, perencanaan tahunan, setelah kegiatan pembelajaran di sekolah
perencanaan semester, perencanaan dan memperhatikan saran-saran yang
mingguan, dan perencanaan harian. Adapun diberikan oleh guru di sekolah. Untuk tokoh
komponen perencanaan yang harus ada agama dan tokoh masyarakat hendaknnya
dalam setiap bentuk perencanaan dijelaskan banyak memberikan dukungan bimbingan
dalam Kurikulum TK/RA 2007. Dalam terhadap pelaksanaan pendidikan seks.
perencanaan tahunan dibuat dengan Sehingga dengan kerja sama yang dibangun
memuat komponen tema/sub tema, waktu antara guru dengan orang tua, tokoh agama,
dan penentuan hari efektif pada setiap dan tokoh masyarakat dapat memberikan
bulannya, oleh karena itu hendaknya guru motivasi
membuat perencanaan tahunan berdasarkan Kepada anak dan pencapaian tujuan
komponen di atas. Perencanaan semester pengembangan program pendidikan seks
mencakup komponen tema/sub tema, waktu dapat terwujud dengan optimal;(3) bagi
dalam mingguan. Perencanaan semester peneliti yang hendak mengadakan
yang sudah dibuat di TK Bina Anaprasa penelitian lanjutan terkait dengan
Melati ini sangat perlu dilengkapi dengan pengambangan program pendidikan seks
komponen tersebut dan dibuat secara pada anak usia dini, hendaknya dapat
holistik tidak hanya target pencapaian melakukan kajian dengan fokus mencari
kompetensi Kognitif saja tetapi melibatkan metode yang dapat memadukan antara pola
kemampuan afektif dan psikomotor. asuh orang tua dengan bimbingan guru
Perencanaan mingguan memuat komponen- untuk implementasi pembelajaran seks
komponen perencanaan pembelajaran anak atau meneliti efektivitas media
71

elektronik terhadap perkembangan


seksualitas pada anak usia dini.
72

Daftar Pustaka

van leer B, (2008). Aku Laki-laki dan Aku Nasih , U A. (2009). Pendidikan Seks
Perempuan Seri I. Jakarta: PKBI Untuk Anak Ala Nabi. Solo:
Pusat-WPF Indonesia. PustakaIltizam
Semiawan.C R. (2003). Pengembangan
van leer B. (2008). Tubuhku Seri II. Rambu-rambu Belajar sambil
Jakarta: PKBI Pusat-WPF Bermain Jurnal Ilmiah Anak Usia
Indonesia. Dini. Direktorat PAUD. Jakarta
van leer B. (2008). Darimana Aku Berasal ISSN 1693-1947.
Seri III. Jakarta: PKBI Pusat-WPF
Indonesia Djamarah, SB. (2002). Psikologi
Van leer B. (2008). Pahlawan Kecil Seri IV. Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta; PKBI Pusat-WPF Dockett, Sue & Fleer, Marilyn.(1999).Play
Indonesia. And Pedagogy In Early Chilhood,
van leer. (2007). Pedoman Pembelajaran Australia: Harcourt, Sidney.
Seksualitas dan Kesehatan tersediahttp://bocahkecil.info/dim
Reproduksi auntuk Aanak Usia 4-6 ensi-perkembangan-anak-usia-5-
Tahun. Jakarta; PKBI Pusat-WPF tahun.html
Indonesia.
.Good, Thomas L. & Jere E. Brophy.
Van leer B. (2007). Pedoman (1990). Educational Psychology.
Pembelajaran Aku & New York: Longman.
Kamu,Pedoman Kecakapan Hidup Hartati, Sofia.(2005). Perkembangan
social untuk Anak Usia 4-6 Tahun. Belajar pada Anak Usia Dini.
Jakarta; PKBI Pusat-WPF Jakarta: Dirjen Dikti.
Indonesia. Hamijaya. A. Rukmana, K. Nunung.
(2008). Belajar Al-Quran Sambil
Van leer B.(2007). Program Aku & Bermain. Bandung: Penerbit
Kamu, Program Untuk Membantu Marja.
Perkembangan Kecakapan Hidup
Sosial Pada Anak. Jakarta; PKBI Hurlock, EB. 1997. Perkembangan Anak.
Pusat-WPF Indonesia. Jilid I (Terjemahan) Edisi
keenam. Jakarta : Penerbit
Madani, Y. (2003). Pendidikan Seks Untuk Airlangga.
Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Zahra. Isjoni.(2004). Apa dan Mengapa PAUD
Al-Quradhawy, Y. (2006). Anakku Mari (makalah),tersedia:Khatami.com-
Belajar Tentang Seks. Jakarta; Majelis Kajian Tasawuf
Mirqat Media Grafika. http://nurulkhatami.com Powered
by Joomla! Generated: 14 May,
Handayani, A & Amirudin, A.(2008). Anak 2009, 07:14.
Anda Bertamya Seks?. Bandung:
Khazanah Intelektual ______ (2006). Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam UU (Riau Pos)tersedia
Awaludin, L. (2008). Cerdas SeksualSex http://female-
education for teenagers. Bandung: readers.com/True%20Parenting_
Shofie Media. VOL2_IV.htm.
73

Jamaris, M. (2004). Jurnal Ilmiah Anak .Sudono, Anggani.(2000).Sumber Belajar


Usia Dini, Assesmen dan Alat Permainan Untuk
Perkembangan Anak Usia Dini Pendidikan Usia Dini. PT
Berbasis Kecerdasan Jamak, Grasindo, Cet. ke-1 tersedia
Jakarta : Direktorat PADU.
http://www.detikriau.com/index.php?optio
Mariyana,Rita.(2005). Strategi n=com_content&task=view&id=
Pengelolaan Lingkungan Belajar. 1041&Itemid=2
Jakarta: Dirjen Dikti.
Monks,FJ, Knors, Rahayu, Haditono. Suyanto, S.(2005)Konsep Dasar
(1991).Psikologi Perkembangan, Pendidikan Anak Usia Dini,
Pengantardan berbagai Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan
bagiannya. Yogyakarta: Pendid.
Gajahmada University Press.
Yusuf, Syamsu LN., M.Pd. Dr. Prof.
Moleong, J. Lexy. (2007).Metodologi (2007). Psikologi Perkembangan
Penelitian Kualitatif. Bandung: Anak & Remaja.Bandung : PT.
PT. Remaja Rosdakarya. Remaja Rosdakarya.

Nugraha, Ali dkk. (2005). Kurikulum dan


Bahan Belajar TK. Jakarta:
Universitas Terbuka

Purwanto, Ng. (1994). Ilmu Pendidikan


Teoritis dan Praktis. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Ramayulis. (2001). Metodologi


Pengajaran Agama Islam,
Yogyakarta: Penerbit Kalam
Mulia.

Rakhmat, J.(2007). Belajar Cerdas;


Belajar Berbasiskan Otak,
Bandung:MLC.
Sudijono, Anas.(2006). Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
Sujiono, N.Y. (2005) Metode
Pengembangan Kognitif. Jakarta:
UT. DIKNAS
Surahman, Susilo, dkk. (2005). Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini.Yogyakarta :PGTKI Press

Soedijarto, (1993). Menuju Pendidikan


Nasional Yang Relevan dan
Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka,
74

S-ar putea să vă placă și