Sunteți pe pagina 1din 54

SISTEM KARDIOVASKULAR

A. DEVI YULIASTUTI ASIS

PO.71.3.202.16.1.001

M. Asikin, S.Pd., S.SiT., M.Si., M.Kes.

M. Nuralamsyah, S.Kep., Ns., M.Kes.

Susaldi, S.ST.

PENERBIT ERLANGGA

2016
BAB 1

Anatomi dan Fisiologi


Jantung terletak di dalam rongga dada, diantara kedua paru-paru yang
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah tersebut
mengandung sari-sari makanan, sisa metabolisme tubuh, hormon, dan bahan
lainnya.

Struktur Makroskopis

Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu atrium dextrum, atrium


sinistrum, ventriculus dexter dan ventriculus sinister.

Jantung memiliki katup (valva) atrioventrikularis, katup aorta, dan


katup semilunaris.
KATUP JANTUNG

Jenis Katup Ciri-ciri


Katup trikuspid o Memiliki 3 daun katup
o Terletak antara atrium kanan dan
ventrikel kanan
Katup bikuspid atau mitral o Memliki 2 daun katup
o Terletak antara atrium kiri dan
ventrikel kiri
Katup aorta o Terletak antara ventrikel kiri dan
aorta
Katup pulmonalis o Terletak antara ventrikel kanan
dan arteri pulmonalis

Jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda yang


berkontraksi 100.000 kali setiap harinya dan memompa darah lebih
7.200 L.

Atrium

Berukuran lebih kecil dan berdinding tipis karena merupakan ruang bertekanan
darah. Fungsinya yaitu :

- Sebagai resevoir dan meneruskan darah vena ke ventrikel

- Sebagai booster pump, yaitu pompa penguat yang meningkatkan pengisian


ventrikel.

Ventrikel

Ventrikel memiliki lapisan miokardium yang lebih tebal karena memompa jantung ke
paru-paru dan seluruh tubuh.

Dinding Jantung

Terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium (bagian luar), miokardium (bagian tengah),
dan endokardium (bagian dalam).
Struktur Mikroskopis

Sel otot jantung terdiri dari dua jenis, yaitu :

Sel kontraktil : 99% melakukan kerja mekanis pompa. Sel ini


tidak menghasilkan potensial aksi.

Sel autoritmik : tidak berkontraksi namun untuk memulai dan


memberikan konduksi potensial aksi.

Sementara itu, sistem pengaturan jantung dibagi menjadi 4, yaitu :

Nodus sinoatrial (SA), Nodus atrioventrikular (AV)

Berkas His, Sel purkinje

Sistem Konduksi Jantung

Impuls dari nodus SA memulai gelombang depolarisasi dan


menghasilkan impuls 60-100kali/menit. Jika gelombang depolarisasi
tidak dapat melalui nodus AV (40-45kali/menit) dan berkas His maka
sel pada serabut Purkinje akan aktif dan mengirim impuls ke ventrikel
dengan kecepatn 25-40kali/menit. Irama jantung dikatakan normal jika
kecepatan denyut yaitu 60-100 denyut/menit dan iramanya teratur.

Elektrofisiologi Jantung

Potensial membran adalah perbedaan muatan listrik antara bagian


dalam sel dan sekitarnya. Peningkatan potensial istirahat menunjukkan
semakin besar elektronegativitas dalam sel sebaliknya, penurunan
potensial istirahat berarti bagian sel semakan kurang negatif / lebih
positif.

Depolarisasi adalah bagian dalam sel menjadi lebih positif. Berikut


gambar aktifitas listrik pada jantung.
Regulasi Ekstrinsik Jantung

Kontrol Saraf

1. Saraf simpatis

Mediator kimiawi yang dilepaskan pada postganglionik yaitu


neropiefrin yang menyebabkan meningkatnya kontraksi jantung..

2. Saraf parasimpatis (vagus)

Melepaskan asetilkolin dan menekan kontraktilitas sehingga


menghambat konduksi saraf.

Kontrol Kimia

Hormon yang dihasilkan korteks adrenal yaitu angiotensin, tiroksin,


dan serotonin yang menyebabkan meningkatnya kontraksi jantung.
Kondisi hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis akan menurunkan
kekuatan kontraksi jantung.
BAB 2

Inflamasi pada Jantung

Perikarditis

Proses inflamasi bagian terluar dari jantung yaitu pada kantung perikardium yang
berisi cairan. Terbagi menjadi dua yaitu perikarditis akut dan kronik.

Miokarditis

Proses inflamasi atau peradangan pada miokardium.

Endokarditis

Peradangan pada selaput jantung bagian dalam yang biasanya disertai kerusakan
katup jantung. Terbagi menjadi dua yaitu, endokarditis infektif yang disebabkan oleh
infeksi terutama bakteri dan endokarditis reumatik yang disebabkan oleh respons
imun terlambat oleh infeksi Streptococcus beta hemolitikus group A.

Etiologi

Infeksi (bakteri, virus,


jamur, riketsia, dn
parasit

Faktor
Trauma atau penyebab Kanker
pembedahan inflamasi
jantung

Kelainan imunologi,
metabolik, atau vaskular
(uremia, artritis,
reumatoid, dan lupus
eritematus sistemik).
Manifestasi Klinis

Demam

Hipotensi

Kelelahan karena kerja jantung menjadi tidak efisien

Nyeri dada sering kali muncul mendadak

Sulit bernapas

Takikardia.

Patofisiologi

Perikarditis

Perikarditis

Inflamasi akut Inflamasi kronis

Pembentukan eksudat pada membran Fibrosis perlekatan perikardium


perikardium

Efusi perikardium
Pengisian jantung terhambat

Kongesti sistemik dan penurunan output


Tamponade jantung jantung

Aliran balik vena terganggu

Kongesti sistemik dan penurunan


output jantung
Miokarditis

Infeksi

Infiltrasi organisme, sel darah, racun, serta zat imun di sekitar arteri koroner dan
serat otot.

Disfungsi dan degenerasi serat otot

Kontraksi dan konduksi jantung terganggu

Gangguan gerakan dinding jantung atau dilatasi jantung

Gagal jantung, distritmia, dan trombus mural

Endokarditis

Endokarditis Infektif
kolonisasi organisme
kerusakan endotel pembentukan trombus
dalam aliran darah

Endokarditis reumatik

Pembentukan masssa vegetasi dari organisme, fibrin, leukosit, dan trombosit pada
endokardium terutama pada katup jantung

elastisitas katup hilang dan daun katup melekat satu dengan yanng
lainnya

insufisiensi katup terutama stenosis mitral

Gagal jantung
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang Tujuan


EKG Melihat proses inflamasi jantung
Ekokardiografi Melihat adanya efusi
perikardium/penebalan
Kultur darah Mencari organisme penyebab infeksi
LED Melihat adanya inflamasi
Perikardiosentesis Melihat efusi perikardium dan melakukan
kultur organisme penyebab
Titer ASO dan ANA Melihat infeksi Streptococcus pada
penyakit jantung reumatik

Penatalaksanaan

Jenis Infeksi Farmakologi Nonfarmakologi


Perikarditis
- Akut Antibiotik perawatan -
suportif salisilat dan
OAINS.
- Kronis Digitalis Diet rendah garam.
Perikardiektomi
Diuretik
Miokarditis Antibiotik -
Kortikosteroid
Endokarditis Antibiotik (melalui IV) Istirahat di tempat tidur
Insisi dan drainase abses
Penggantian katup
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Pengkajian Hasil
Gejala Tanda
Aktivitas / istirahat Kelelahan takikardia
kelemahan penurunan TD
dispnea saat
beraktifitas
Eliminasi Riwayat penyakit Urin pekat, gelap
ginjal/gagal ginjal
Penurunan
frekuensi atau
jumlah urine
Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri pada dada Perilaku distraksi misalnya
anterior. Nyeri ini gelisah
dapat hilang
dengan duduk atau
bersandar ke depan
(perikarditis)
Nyeri dada atau
nyeri punggung
atau nyeri sendi
(endokarditis)
Pernapasan Napas pendek Dispnea
Batuk, inspirasi
mengi
Takipnea, krakel
dan ronki
Pernapasan
dangkal.
Keamanan Riwayat infeksi Demam
(miokarditis);
trauma dada;
penyakit
keganasan; dalam
penanganan gigi.

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan

Diagnosis 1: Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi perikardium


dan/ atau miokardium.
Kriteria hasil : Klien mampu mengidentifikasikan metode yang dapat
menghilangkan nyeri, melaporkan nyeri hilang atau terkontrol, dan memperlihatkan
penggunaan keterampilan relaksasi.
Intervensi keperawatan Rasional
Lakukan pengkajian nyeri secara Nyeri perikarditis secara khas terletak
komprehensif meliputi lokasi, substernal dan dapat menyebar ke leher
krakateristik, onset/kapan nyeri dimulai, dan punggung.
frekuensi, kualitas/jenis nyeri, skala Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin
nyeri, dan faktor pencetus. tidak menyertai endokarditis dan
miokarditis. Tergantung pada adanya
iskemia
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan - tambahan oksigen dapat
dalam pemberian : memaksimalkan ketersediaan
- Oksigen tambahan oksigen untuk inspirasi,
- Analgesik menurunkan beban kerja jantung,
- Antipiretik dan menurunkan
- Steroid ketidaknyamanan
- analgesik untuk menghilangkan
nyeri dan menurunkan respons
inflamasi
Diagnosis 2: Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi
cairan di perikardium, penurunan kemampuan regang jantung, penurunan
kontraktilitas, penurunan volumen sekuncup, dan degenerasi otot jantung
(miokarditis)
Kriteria Hasil: Klien melaporkan/menunjukkan penurunan episode dispnea, angina
dan disritmia, serta mengidentifikasi perilaku untuk menunjukkan beban kerja
jantung yang optimal.
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau frekuensi / irama jantung Takikardia dan disritmia untuk
meningkatkan curahnya, berespons pada
demam, hipoksia, dan asidosis karena
iskemia.
Auskultasi bunyi jantung Memberika deteksi dini dari terjadinya
komplikasi
Anjurkan klien untuk tirah baring dalam Menurunkan beban kerja jantung
posisi semi-fowler
Lakukan manajemen stress Mengontrol ansietas,relaksasi dan
menurunkan beban kerja jantung
Kaji nadi cepat, hipotensi, penyempitan Manifestasi klinis dari tamponade jantung
tekanan nadi

Diagnosis 3: Hipertermia berhubungan dengan infeksi pada jantung


Kriteria Hasil: Suhu tubuh klien berada pada rentang normal
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau suhu tubuh klien Menentukan efektivitas terapi dan
mencegah hipertermia yang disebabkan
oleh pengobatan
Pantau TTV Mengkaji respons kardiopulmonal
terhadap demam
Pantau jumlah sel darah putih Mengevaluasi respons klien terhadap
pengobatan
Dorong peningkatan asupan cairan oral Menggantikan cairan
Diagnosis 4: intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan
degenerasi sel-sel otot miokard, pembatasan pengisian jantung atau kontraksi
ventrikel, penurunan curah jantung, toksin atau racun dari organisme
penginfeksi.
Kriteria Hasil: Klien menunjukkan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi
aktivitas, menunjukkan penurunan tanda fisiologi intoleransi, mengungkapkan
pamahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan.
Intervensi keperawatan Rasional
Kaji respons klien terhadap aktivitas. Miokarditis menyebabkan inflamasi dan
kemungkinan kerusakan fungsi sel
miokadial. Penurunan pengisian dan
curah jantung menyebabkan
pengumpulan cairan dalam perikardial .
Pertahankan tirah baring selama periode Meningkatkan penyembuhan dari proses
demam inflamasi selama fase akut
Rencanakan keperawatan dengan Memberikan keseimbangan terhadap
periode istirahat atau tidur tanpa aktivitas yang bertumpu pada jantung
gangguan
Bantu klien dalam program latihan Klien dengan inflamasi mampu
secara bertahap melakukan aktifitas yang diinginkan,
kecuali klien dengan kerusakan miokard
permanen

Diagnosis 5: Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan


informasi tentang penyakit
Kriteria Hasil: Klien menyatakan pemahaman tentang penyakit, kebutuhan,
pengobatan, dan kemungkinan komplikasi, serta mampu mengidentifikasi dan
melakukan pola hidup yang dapat mencegah terulangnya/ terjadinya komplikasi.
Intervensi keperawatan Rasional
Jelaskan efek inflamasi pada jantung Untung bertanggung jawab terhadap
secara individual pada klien. kesehatan sendiri, klien perlu memahami
penyebab khusus, pengobatan, dan efek
jangka panjang yang diharapkan dari
kondisi inflamasi.
Identifikasi tindakan pencegahan Bakteri umumnya ditemukan di mulut
endokarditis
Identifikasi dukungan individu/sumber Ketidaktoleransian terhadap aktivitas
yang tersedia setelah pulang untuk dapat mengganggu kemampuan klien
memenuhi perawatan untuk melakukan tugas yang dibutuhkan.
Identifikasi faktor risiko pencetus yang Klien mungkin termotivasi untuk mencari
dapat dikontrol klien. dukungan dalam penyalahgunaan obat.
BAB 3

Aterosklerosis
(Penyakit Arteri Koroner)

Definisi

Penyumbatan arteri terutama arteri koroner yang disebabkan oleh atersklerosis


dapat membuat otot jantung mengalami iskemia (berkurangnya pasokan darah)

Aterosklerosis merupakan penebalan dan pengerasan pembuluh darah yang


disebabkan oleh akumulasi lemak, kolesterol, hasil pembuangan sel, kalsium, dan
fibrin.

Penyakit jantung koroner (coronary heart disease) ditandai dengan adanya


ateroma yang melapisi dinding arteri koroner. Proses awal aterosklerosis yaitu
cedera pada sel endotel yang melapisi permukaan dalam yang mengakibatkan
reaksi peradangan .

Etiologi

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain diet (pola makan)
tinggi lemak atau kolesterol, hipertensi, diabetes melitus, merokok, obesitas, stress,
dan kurang gerak.

Patofisiologi

Setalah terjadi trauma endotel mengalami inflamasi dan aktifitas


makrofag. LDL akan membentuk lapisan lemak. Otot sel polos menghasilkan
kolagen dan membentuk plak fibrosa yang rentan ruptur, maka terbentuk trombus
yang menyebakan iskemia dan infark.
Pemeriksaan penunjang dan pencegahan

Sejumlah hasil pemeriksaan yang dapat mendukung menentukan


arteriosklerosis :

Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, kadar kolesterol diatas 180


mg/Dl (usia 30thn) atau diatas 200 mg/Dl (>30thn), dianggap beresiko
mengidap penyakit arteri koroner.

Pemeriksaan angiografi, dilakukan dengan mengikuti pergerakan aliran


zat warna yang dimasukkan melalui infus

Cara yang dapat digunakan untuk menurunkan resiko :

Menurunkan kadar kolesterol, menurunkan TD dan menurunkan BB

Berhenti merokok dan berolahraga secara teratur

Penatalaksanaan medis

Diet . Modifikasi pola makan atau obat untuk menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida

Obat antritrombosit. Untuk mengurangi pembentukan trombus

Olahraga. Untuk menurunkan jumlah lemak dalam darah serta meningkatkan


HDL.

Kontrol kadar gula darah

Berhenti merokok, karena dapat merusak dinding sel endotel

Obat antihipertensi, akan mengurangi gaya regang terhadap dinding


endotel.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Gejala yang timbul sesuai letak aterosklerosis :

Di arteri jantung, muncul nyeri dada

Di arteri otak, mati rasa (baal) tiba-tiba atau kelemahan pada tangan dan
kaki, kesulitan berbicara, kehilangan penglihatan sementara pada salah satu
mata atau otot wajah drooping.

Di arteri pada tangan dan kaki, penyakit arteri perifer, seperti nyeri pada
kaki pada saat berjalan.

Di arteri ginjal, menyebabkan peningkatan TD atau gagal dinjal

Pada pembuluh darah koroner, infark miokard akut

Pengkajian yang dapat dilakukan dengan klien aterosklerosis, yaitu :

Identitas

Keluhan utama, klien biasanya merasakan nyeri dada dan pemeriksaan dapat
dilakukan dengan skala nyeri 0-10. Pengkajian nyeri secara mendalam
menggunakan pendekatan PQRST yang meliputi prepitasi dan penyembuh,
kualitas dan kuantitas, intensitas, durasi, lokasi, radiasi/penyebaran, serta
onset.

Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat psikososial, biasanya menyangkal, takut, cemas, marah,


ketergantungan, depresi, dan penerimaan realistis

Pola aktivitas dan latihan


Diagnosis dan Intervensi Keperawatan

Diagnosis 1: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan


gangguan sirkulasi.
Kriteria Hasil:
Klien mampu memperlihatkan perfusi jaringan yang adekuat dibuktikan dengan:
Kulit teraba hangat dan kering
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Klien sadar/berorientasi
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau tanda-tanda kecukupan perfusi Tanda dan gejala membantu dalam
jaringan misalnya nadi penentuan intervensi selanjutnya
Anjurkan klien untuk menurunkan Meningkatkan sirkulasi arteri dengan
ekstremitas di bawah jantung tepat.
Dukung klien untuk melakukan latihan Menurunkan statis vena
jalan
Pertahankan suhu yang hangat Suhu dingin pada kulit membuat
pembuluh darah menyempit
Beri penyuluhan mengenai cara Emosi dan stres meningkatkan TD
menghindari emosi dan stres

Diagnosis 2: Nyeri akut berhubungan dengan gangguan kemampuan


pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan, pascapembedahan
Kriteria Hasil: Klien mampu mengidentifikasi metode yang dapat menghilangkan
nyeri, melaporkan bahwa nyeri telah hilang/terkontrol, dan memperlihatkan
penggunaan keterampilan relaksasi
Intervensi keperawatan Rasional
Lakukan pengkajian secara Untuk menentukan kebutuhan akan
komprehensif manajemen nyeri dan keefektifannya
Berikan tindakan nonfarmakologi untuk Meringankan konsumsi oksigen akan
menghilangkan rasa sakit menurunkan nyeri
Diagnosis 3: Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
sirkulasi, Luka operasi.
Kriteria Hasil: Menjaga integritas kulit dan menunjukkan perilaku atau teknik untuk
mencegah kerusakan kulit.
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau tanda kerusakan integritas kulit, Mengetahui tanda kerusakan integritas
misalnya kemerahan, bengkak, teraba kulit membantu dalam penentuan
hangat, adanya drainase rencana secara dini/
Instruksikan cara menghindari trauma t Pemahaman menghindari penyebab
membantu mengurangi risiko kerusakan
integritas kulit

Diagnosis 4: Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang


kompleks
Kriteria Hasil: Klien menunjukkan pemahaman tentang prosedur pembedahan dan
TTV dalam batas normal
Intervensi keperawatan Rasional
Kaji tingkat ansietas klien Ansietas ringan = peningkatan stimulasi
sensori, relaks atau sedikit gelisah, sadar
akan lingkungan, peningkatan
kewaspadaan dan mempertimbangkan
informasi
Ansietas sedang = gugup, TTV
meningkat, pupil dilatasi, berkeringat,
gelisah
Ansietas berat = fokus sangat sempit,
memperlihatkan respons takut, produksi
keringan meningkat, bicara cepat, dan
nada suara tinggi, berteriak, sulit berpikir
dan menarik diri.
Panik = TTV tidak stabil, pupil dilatasi,
tidak dapat tidur
Diagnosis 5: Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi keperawatan Rasional
Kaji serta pantau tanda dan gejala infeksi Mengidentifikasikan secara dini infeksi
Jelaskan hal yang harus dihindari agar Agar klien secara mandiri dapat
luka tidak infeksi menghindari infeksi

Diagnosis 6: Kurang pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup berhubungan


dengan kurangnya informasi
Kriteria Hasil:
Klien menyebutkan cara memodifikasi gaya hidup
Klien mampu menyebutkan hambatan dan dukungan dalam modifikasi gaya
hidup
Intervensi keperawatan Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien Mengetahui apa yang diketahui klien
tentang penyakitnya
Jelaskan cara memodifikasi gaya hidup Memberikan pemahaman pada klien
(pola makan dan latihan) tentang pola makan dan latihan
Diskusikan hambatan dan dukungan Mengetahui sejauh mana pengetahuan
dalam memodifikasi gaya hidup klien dan keluarga klien setelah diberikan
penjelasan
BAB 4

Angina Pektoris

Angina pektoris merupakan keadaan yang tidak nyaman selama 1-5 menit
seperti rasa tertekan di daerah dada yang menjalan ke area lain, yang
disebabkan oleh iskemia miokard, tetapi tidak sampai terjadi nekrosis.

Tipe angina pektoris yang umumnya terjadi dibagi menjadi tiga, antara lain :

Angina stabil (angina noktural, dekubitus dan iskemia tersamar)


Karakteristik : bisa diprediksi dan konsisten, dapat terjadi saat latihan
atau beraktifitas dan hilang dengan istirahat.

Angina tidak stabil

Karakteristik : Frekuensi, intensitas, durasi terus meningkat, sangat


berat dan tidak tertahan.

Varian angina/angina prinzmetal

Karakteristik : Disebabkan oleh vasospasme arteri koroner dan


biasanya terjadi saat istirahat/ saat bangun pagi.

Etiologi

Penyebab angina pektoris :

1. Penurunan suplai darah miokard

2. Peningkatan tekanan ekstravaskular, misalnya hipertrofi ventrikel


kiri berat akibat hipertensi.

3. Penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen, misal anemia


berat.

4. Anomali kongenital pada arteri koroner.


Patofisiologi

Angina pektoris terjadi akibat stimulasi mekanis dan kimia pada ujung
saraf aferen sensorik pada pembuluh darah koroner dan miokard.
Serat simpatis aferen masuk ke medula spinalis. Aterklerosis
merupakan penyebab paling sering pada stenosis arteri koroner
sehingga menimbulkan angina pektoris.

Jika terjadi penyumbatan terjadi di jantung serangan jantung dan

Jika terjadi di otak stroke .

Faktor risiko : ateroklerosis, hipertrofi ventrikel kiri, obesitas, dan


sindrom metabolik.

Faktor pencetus : anemia berat, demam, takiaritmia, stres emosional,


hipertiroidisme.

Manifestasi Klinis dan Komplikasi

Klien mengalami nyeri dada yang bermula dari tengah dada dan
menjalar ke lengan, bahu, dan leher terutama bagian kiri , juga
dapat dirasakan pada epigastrium, punggung, leher, rahang, atau
bahu. Komplikasi utama yaitu infark miokard, aritmia, dan kematian
mendadak.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil
Foto toraks Pada klien dengan angina pektoris
biasanya menunjukkan hasil yang normal
Elektrokardiogram (EKG) Depresi atau elevasi segmen ST
Ekokardiografi Gerakan dinding segmental selama
latihan hipokinetik atau akinetik
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Hasil
Pengkajian
Gejala Tanda
Aktivitas/istirahat Pola hidup monoton Dyspnea saat beraktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Perasaan tidak berdaya
setelah latihan
Nyeri dada jika
beraktivitas
Terbangun jika nyeri
dada
Sirkulasi Riwayat penyakit Takikardia, distritmia
jantung, hipertensi Tekanan darah normal,
Obesitas meningkat, atau
menurun
Bunyi antung mungkin
normal, S4 lambat atau
murmur sistolik
transien lambat
Kulit atau membrane
mukosa lembap,
dingin, dan pucat yang
yang menandakan
adanya vasokontriksi.
Makanan/cairan Mual, nyeri ulu hati saat Bersendawa, distensi
makan lambung
Diet tinggi kolesterol
atau lemak, garam,
kafein, minuman keras
Integritas ego Stresor kerja, keluarga, Ketakutan, gelisah
dan lain-lain
Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri dada substernal, Wajah meringis,
anterior yang menyebar gelisah.
ke rahang, leher, bahu, Meletakkan kepalan
dan ekstremitas atas. tangan pada sternum
Kualitas: ringan
sedang, berat, tekanan
berat, tertekan, terjepit,
dan terbakar
Durasi:biasanya kurang Terlihat memijat tangan
dari 15 menit, jarang kiri akibat ketegangan
terjadi lebih dari 30 otot
menit (rata-rata terjadi Respons otonomi,
selama 3 menit) misalnya takikardia
Pernafasan Dyspnea aktivitas atau Peningkatan laju dan
istirahat ritme pernafasan, serta
Batuk dengan atau perubahan kedalaman
tanpa sputum pernafasan
Merokok
Seksualitas Disfungsi erektil,
penurunan libido
Nyeri dada pada saat
seksual
Keamanan Jatuh, pingsan, atau
pusing saat perubahan
posisi
Diagnosis dan intervensi keperawatan

Diagnosis 1 : nyeri akut berhungan dengan peningkatan kerja jantung dan


konsumsi oksigen, penurunan aliran darah, serta jaringan iskemia
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam, diharapkan nyeri berkurang/hilang
dengan kriteria:
Klien dapat mengekspresikan dan mengatakan bahwa nyeri telah
berkurang/hilang.
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi keperawatan rasional
Anjurkan klien untuk memberitahukan Nyeri dan penurunan curah jantung
perawat denga cepat jika terjadi nyeri dapat merangsang system saraf simpatis
dada untuk mengeluarkan sebagian besar
norepinefrin.
Posisikan klien untuk istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen miokard
selama episode angina untuk meminimalkan risiko cedera
jaringan atau nekrosis.
Observasi tanda-tanda vital setiap 5 Tekanan darah dapat meningkatkan
menit selama serangan angina secara dini sehubungan dengan
rangsangan simpatis.

Diagnosis 2 : risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan


ritme, denyut, dan konduksi jantuk
Kriteria hasil :
Setelah dilakukan asuhan selama 1-3 jam, diharapkan curah jantung normal dengan
kriteria :
Menunjukkan penurunan episode angina, dyspnea, dan disritmia
Klien bertoleransi terhadap aktivitas
Klien berpatisipasi dalam perilaku untuk menurunkan curah jantung
Intervensi keperawatan rasional
Kaji tanda-tanda vital : tekanan darah, Takikardia dapat terjadi karena nyeri,
laju pernafasan, nadi, dan suhu tubuh cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung.
Catat warna kulit dan nadi Sirkulasi perifer menurun jika curah
jantung menurun. Membuat kulit pucat
dan berwarna abu-abu.
Kaji toleransi aktivitas klien terhadap Penghematan energy dapat
perubahan: napas pendek, nyeri, menurunkan kerja jantung
palpitasi, dan pusing
Auskultasi bunyi nafas: bunyi tambahan S3, s4, atau krakels dapat terjadi dengan
dan bunyi jantng (murmur) dekompensasi jantung atau sejumlah
medikasi, khususnya beta bloker.

Diagnosis 3: ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,


akut akan kematian, krisis situasi, dan pandangan negative terhadap diri
sendiri
Kriteria hasil:
Setelah di lakukan askep selama 2x24 jam, diharapkan kecemasan berkurang
dengan kriteria
Menyatakan kecemasan nerkurang
Mengidentifikasi cara yang tepat untuk menurunkan kecemasan
Intervensi keperawatan Rasional
Jelaskan tujan prosedur pemeriksaan, Menurunkan cemas dan akut terhadap
diagnosis dan pronogsis
Tingkatkan ekspresi klien terhadap takut. Perasaan yang tidak dapat
diekspresikan dapat menimbulkan
kekacauan internal dan efek gambaran
diri.

Diagnosis 4: kurang pengetahuan tentang kondidi pengobatan, perawatan


diri, dan perencanaan pulang berhubungan dengan kurangnya informasi.
Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam proses belajar
Bertanggungjawab untuk belajar dan mencari informasi tentang penyakitnya
Melakukan perubahan pola hidup
Intervensi keperawatan Rasional
Diskusikan dengan klien tentang proses Klien dengan angina membutuhkan
penyakit. Tekankan perlunya mencengah edukasi mengapa hal tersebut terjadi
dan mengatasi serangan angina dan apakah dapat dikontrol
Motivasi klien umtuk menghindari factor Dapat menurunkan insiden/beratnya
pencetus episode angina. episode iskemia
Mengidentifikasi sumber fisik dan stress Pentingnya untuk membatasi atau
emosi. mencengah serangan angina.
Pentingnya mengontrol berat badan, Untuk memberikan klien kesempatan
berhenti merokok, pola makan, olahraga dalam membuatb perubahan
kebutuhan.
BAB 5

Infark Miokard

Infark miokard adalah suatu keadaan pada miokard yang disebabkan oleh
tidak adanya aliran darah yang cukup pada waktu yang berkelanjutan, sehingga
terjadi kekurangan O2 yang mengakibatkan kematian jaringan miokard.

Etiologi

Etiologi Jenis
Aterosklerosis Trombosis dan penyumbatan arteri
koroner.
Non-aterosklerosis Oklusi koroner akibat
vaskulitis
Hipertrofi ventrikel
Penggunaan obat-obatan,
misalnya kokain, efedrin
dan amfetamin.
Faktor yang meningkatkan
kebutuhan O2, misalnya
aktifitas fisik berat, demam
Patofisiologi

Aterosklerosis merupakan salah satu penyebab terjadinya


infark miokard ditandai dengan penumpukan deposit lipoprotein yang
mengakibatkan terbentuknya trombus yang membuat lumen
menyempit, sehingga terjadi gangguan suplai darah dalam jangka
panjang.

Plak Pembentukan
aterosklerosis trombus pada lesi +
Plak ruptur
menyumbat vasokonstriksi
aliran pembuluh darah
darah koroner

Penurunan aliran
Infark Miokard
darah koroner

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang ditemui pada klien dengan infark miokard, yaitu :

o Nyeri dada biasanya intens dan berlangsung terus-menerus selama 30-60


menit.

o Gejala pada epigastrium. Misalnya rasa mual dan kembung, serta muntah

o Adanya gejala prodromal, misalnya letih, rasa tidak enak pada dada atau
malaise

o Sesak napas dan batuk

o Keringat yang berlebihan

o Gelisah
Komplikasi infark miokard :

- Aritmia

- Syok kardiogenik

- Perikarditis

Penatalaksanaan

Tata laksana awal meliputi :

o Pemberian oksigen tambahan melalui sungkup/kanula hidung

o Mengurangi nyeri dada dengan :

Nitrat, berguna untuk vasodilatasi sistemik untuk


menurunkan kerja jantung.

Morfin

NSAID

o Terapi fibrinolitik sejak onset gejala.

o Modiifikasi pola hidup (mengurangi stres, menurunkan BB,


keseimbangan istirahat, dan mengehentikan kebiasaan
merokok).

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Pengkajian Hasil
gejala tanda
Aktivitas/istirahat Kelemahan, kelelahan, Takikardia, dyspnea
tidak dapat tidur. saat istirahat atau
Pola hidup menetap, beraktivitas.
jabwal olahraga tidak Nyeri dada saat
teratur istirahat atau
beraktivitas
Sirkulasi Riwayat infark miokard Tekanan darah normal,
sebelumnya, penyakit meningkat, atau
arteri menurun, terjadi
perubahan postural
Eliminasi Riwayat mengejan saat Bising usus normal
buang air besar atau mengalami
Kejadian sinkop saat penurunan
BAB
Hygiene Klien tidak dapat merawat Tanda-tanda tidak dapat
dirinya sendiri akibat melakukan perawatan diri,
kelelahan, nyeri dada, dengan dibuktikan dari
sesak nafas bau badan dan pakaian
yang kotor
Nyeri/ketidaknyamanan Onset nyeri dada yang Wajah meringis,
tidak hilang dengan perubahan pada postur
istirahat atau tubuh
nitrogliserin Menangis, meraung,
menggeliat, mengerang

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan


Diagnosis 1: nyeri akut berhubungab dengan hipoksia miokard (oklusi arteri
coroner)
Kriteria hasil: klien melaporkan/menunjukkan adanya penurunan nyeri dalam 8 jam
dan dapat melakukan teknik relaksasi untuk mengontrol nyeri
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau dan dokumentasikan karakteristik Sebagian besar klien dengan infark
nyeri respons verbal dan nonverbal niokard akut tampak sakit, terganggu,
terhadap nyeri, serta respons dan terfokus pada nyeri
hemodinamik.
Kaji keluhan nyeri dada, termasuk Pengalaman subjektif dan harus
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, dijelaskan oleh klien. Membantu dalam
intensitas/keparahan nyeri, factor menentukan efektivitas terapi.
pencetus nyeri.
Cek tanda-tanda vital sebelum dan Hipotensi dan depresi respiratori dapat
sesudah memberikan opioid terjadi akibat pemberian opioid

Diagnosis 2: risiko penurunan curah jantung berhungan dengan dengan


perubahan laju, irama, dan konduksi elektrikal; penurunan preload dan
peningkatan resistensi vascular sistemik; infark atau diskenik otot jantung.
Kriteria hasil: klien mempertahankan stabilitas hemodinamik, tekanan darah dan
curah jantung normal, keluaran urin adekuat, penurunan frekuensi atau tidak adanya
disritmia
Intervensi keperawatan Rasional
Auskultasi bunyi jantung. S3 biasanya berhubugan dengan gagal
jantung. S4 mungkin berhubungan
dengan iskemia miokard. Murmur
mengindikasikan adanya gangguan
aliran darah pada jantung
Rub mengindikasikan adanya infark yang
disebabkan oleh perdangan
Berikan makanan yang kecil dan mudah Makanan besar dapat meningkatkan
dicerna beban kerja miokard dan menyebabkan
stimulasi vagal
Kafein dapat meningkatkan denyut
jantung

Diagnosis 3: intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


suplai dan kebutuhan oksigen akibat adanya iskemia dan jaringan nekrotik
miokard
Kriteria hasil: klien menunjukkan peningkatan secara progresifdalam toleransi
aktifitas yang ditandai dengan denyut dan jantung normal, tekanan darah normal
sesuai klien, kulit teraba hangat, kemerahan, kering. Klien melaporkan tidak ada
keluhan angina saat beraktivitas
Intervensi keperawatan Rasional
Denyut dan ritme jantung, serta Menentukan respons klien terhadap
perubahan tekanan darah. aktivitas dan dapat mengindikasikan
kekurangan oksigen pada miokard
Motivasi klien untuk melakukan tirah Mengurangi beban kerja miokard dan
baring konsumsi oksigen serta mengurangi
risiko komplikasi
Evaluasi tanda dan gejala terhadap Palpitasi, denyut tidak teratur,
tingkat aktivitas yang ada peningkatan nyeri dada, dyspnea untuk
perubahan latihan atau obat.
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan Program rehabilitasi jantung memberikan
lain dalam merujuk ke program dukungan dan pengawasan tambahan,
rehabilitasi jantung. serta mendorong partisipasi dalam
proses pemulihan.

Diagnosis 4: ansietas yang berhungan dengan perunahan kesehatan dan


status sosio-ekonomi; ancaman kehilangan atau kematian; konflik mengenai
nilai, keyakinan, tujuan hidup.
Kriteria hasil: klien dapat mengenalidan mengungkapkan perasaanya,
mengidentifikasi factor penyebab dan factor yang berkontribusi; serta menunjukkan
adanya pengurangan ansietas verba.
Intervensi keperawatan Rasional
Identifikasi dan pahami persepsi klien Koping terhadap rasa nyeri dan trauma
tentang ancaman atau situasi saat ini. emosional dari infark miokard sangat
sulit.
Observasi adanya tanda verbal dan Klien mungkin tidak mengungkapkan
nonverbal ansietas, serta temni klien kekhawatiran secara langsung
saat ansietas.
Orientasikan klien dan keluarganya Prediktabilitas dan informasi dapat
tentang prosedur rutin. mengurangi ansietas klien
Berikan waktu istirahat dan tisur tanpa Menyimpan energy dan meningkatkan
terganggu. koping adaptif.
Diagnosis 5: kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya inforamsi
tentang penyakit, kesalah pahaman terhadap kondisi medis atau terapi yang
dibutuhkan, ketidaktahuan tentang sumber informasi, serta kurangnya
kemampuan mengingat
Kriteria hasil:
Klien menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung, rencana pengobatan,
komplikasi, factor risiko, tujuan pengobatan, efek samping.
Klien dapat menyebutkan gejala yng memerlukan perhatian segera.
Intervensi keperawatan Rasional
Kaji tingkat pengetahuan Diperlukan untuk pembuatan rencana
instruksi individu.
Perkuat penjelasan tentang factor risiko, Memberikan kesempatan bagi klien
pola makan, dan pembatasan aktivitas, untuk menyimpan informasi.
obat, gejala yang membutuhkan
pertolongan medis segera.
Instruksikan klien untuk berkonstultasi Sebagian obat dapat mengandung
dengan dokter sebelum mengambil stimulasi saraf simpatis dan
resep obat lain dapatmeningkatkan tekanan darah
BAB 6

Hipertensi

Definisi

Sejumlah pengertian hipertensi antara lain :

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah di dalam


arteri. Untuk itu, hipertensi merupakan tekanan darah atau
denyut jantung yang lebih tinggi dibandingkan normalnya
karena penyempitan pembuluh darah atau gangguan lain
(KBBI).

Menurut Ignatavicius yang dikutip oleh Udjianti (2010)


mengatakan bahwa hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah sistolik diatas 140 mmHg dan atau tekanan diastolik
diatas 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien.

Menurut Barbara Hearrison, hipertensi merupakan keadaan


dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.

Jadi , hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat


abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
berbeda. Secara umum, seseorang dianggap mengalami
hipertensi jika tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
mmHg.
Kategori Sistolik Diastolik
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 160 100

Etiologi

o Usia. Pengidap hipertensi yang berusia lebih dari 35 tahun


meningkatkan insidensi penyakit arteri dan kematian prematur.

o Jenis kelamin. Insidensi terjadinya hipertensi pada pria


umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

o Ras. Hipertensi pada orang berkulit hitam lebih sedikit dua


kalinya dibandingkan dengan orang berkulit putih.

o Pola hidup. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan


kehidupan yang penuh stres

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi dua


golongan yaitu hipertensi primer dialami lebih dari 90% dan
sisahnya pada hipertensi sekunder 10%.

Hipertensi primer Hipertensi yang penyebabnya


tidak diketahui
Berhubungan dengan faktor
keturunan dan lingkungan
Hipertensi sekunder Hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui secara pasti,
misalnya gangguan pembuluh
darah dan ginjal
Faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi :

Faktor keturunan

Ciri perseorangan (usia, jenis kelamin, dan ras)

Kebiasaan hidup

Faktor pencetus hipertensi :

Obesitas

Kebiasaan merokok

Mengonsumsi minuman beralkohol

Penyakit DM dan jantung

Wanita yang tidak menstruasi

Stress dan kurang olahraga

Pola makan yang tidak seimbang dan makanan berlemak/ tinggi


kolesterol.

Patofisiologi

Pada hipertensi, karena adanya berbagai gangguan genetik dan resiko


lingkungan, maka terjadi gangguan neuronhormonal yaitu sistem saraf pusat dan
sistem renin-angiotensinaldosteron (RAA), serta terjadinya inflamasi dan resistensi
insulin yang menyebabkan vasokonstriksi sistemik dan peningkatan resistensi
perifer. Selain itu, inflamasi menyebabkan gangguan ginjal disertai gangguan RAA
yang menyebabkan volume darah meningkat (hipertensi)

Komplikasi

Stroke, Aterosklerosi (kerusakan pembuluh darah)

Kebutaan, Serangan jantung dan gagal jantung dan Gagal


ginjal.
Penatalaksanaan

Jenis penatalaksanaan Tindakan


Farmakologi Golongan diuretik, gol beta blocker, gol
antagonis, dan gol ACE inhibitor.
Nonfarmakologi - Pola makan harus dibatasi
atau dikurangi, terutama
makanan yang
mengandung garam
- Aktivitas/ olahraga.

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Hasil
Pengkajian Gejala Tanda
Aktivitas/istirahat Lemah, letih, napas Frekuensi jantung meningkat,
pendek, dan gaya hidup perubahan irama jantung,
menoton. takipnea, dan dyspnea saat
beraktivitas.
Eliminasi Gangguan ginjal saat ini Kemungkinan terjadi
(misalnya obstruksi atau penurunan keluaran urin jika
riwayat penyakit ginjal terjadi gagal ginjal, atau
pada masa lalu). peningkatan keluaran urin jika
mengomsumsi diuretic.
Makanan/cairan Makanan yang disukai Berat badan normal atau
mencakup makanan obesitas, adanya adema,
tinggi garam, lemak, glikosuria, dan kongesti vena.
serta kolesterol .
Neurosensory Pingsan Status mental:
Keluhan pysing, perubahan
berdenyut, nyeri kedewasaan, orientasi,
kepala pola bicara, proses
suboksipital berfikir, memori.
(terjadi saat Respons motoric:
bangun dan penurunan kekuatan
menghilang genggaman tangan
secara spontan dan reflex tendom
setelah beberapa dalam.
jam). Perubahan retinal
optic: dari
skelerosis/penyempita
n arteri ringan sampai
berat .
Nyeri/ketidaknyamanan Angina (penyakit arteri Sulit menggerakkan kepala,
coroner/keterlibatan terlihat memijat kepala,
jantung). menghindari cahaya terang
dan kebisingan, alis berkerut,
tangan mengepal, wajah
meringis, dan menjaga
perilaku.

Pernapasan Dyspnea yg berkaitan Distress


dengan aktivitas atau pernapasan/penggunaan otot
kerja takipnea, ortopnea, bantu pernapasan, bunyi
dyspnea nocturnal napas tambahan
paroksismal, batuk (krakels/mengi), sianosis.
dengan/tanpa
pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Diagnosis dan Intervensi Keperawatan
Diagnosis 1: resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan resitensi pembuluh darah, iskemia miokard, dan hipertrofi atau
rigiditas ventrikel.
Kriteria hasil:
o Klien berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan tekanan darah/beban
kerja jantung.
o Memperlihatkan frekuensi dan irama jantung dalam rentang normal klien.

Intervensi keperawatan Rasional

Lakukan pengukuran tekanan darah Perbandingan tekanan darah tentang


klien pada saat istirahat, duduk, dan keterlibatan masalah vascular.
berdiri

Pertahankan pembatasan aktivitas, Menurunkan stress dan ketegangan yg


misalnya istirahat di tempat tidur/kursi, dapat mempengaruhi tekanan darah dan
bantu klien melakukan perawatan diri hipertensi.
sesuai kebutuhan.
Berikan tindakan yg meningkatkan rasa Mengurangi ketidaknyamanan dan
nyaman, misalnya pijat punggung dan menurunkan rangsangan simpatis.
pijat leher.

Diagnosis 2: inteloransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Kriteria hasil:
o Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yg diinginkan/diperlukan.
o Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yg dapat diukur.
Intervensi keperawatan Rasional

Dukung klien untuk meningkatkan Kemajuan aktivitas berharap mencegah


aktivitas/toleransi perawatan diri. peningktan tiba-tiba pada kerja jantung.
Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan Teknik penghematan energy
anjurkan penggunaan kursi mandi, menurunkan penggunaan energy
menyikat gigi/rambut dengan duduk, dan sehingga membantu keseimbangan
sebagainya. suplai dan kebutuhan oksigen.

Diagnosis 3: nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular


serebral.

Krtiteria hasil:
Klien mengungkapkan rasa sakit atau ketidaknyamanan dapat dikendalikan.
Klien dapat mengungkapkan metode yg membantu dalam mengurangi nyeri.
Intervensi keperawatan Rasional
Lakukan pengkajian nyeri, misalnya Untuk membantu melakukan evaluasi
lokasi, karakteristik, intensitas (pada efektivitas terapi.
skala 0-10), onset serangan, dan durasi.
motivasi klien untuk tetap istirahat Meminimalkan stimulasi dan
ditempat tidur selama fase akut, jika mempertahankan relaksasi.
diperlukan.

Diagnosis 4: ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan asupan yang berlebihan terkait dengan kebutuhan
metabolik , tingkat aktivitas dan gaya hidup menoton, serta keyakinan budaya.

Kriteria hasil:
Mendemonstrasikan perubahan pola makanMempertahankan program
olahraga yang tepat.
Intervensi keperawatan Rasional

Kaji pemahaman klien tentang hubungan Obesitas merupakan resiko tambahan


langsung antara hipertensi dan obesitas. pada hipertensi karena
ketidakseimbangan antara kapasitas
aorta dan peningkatan curah jantung yg
berhubungan dengan peningkatan
massa tubuh.
BAB 7

Gagal Jantung

Sejumlah definisi gagal jantung menurut para ahli, antara lain :

Gagal jantung yaitu suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan


fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau peningkatan tekanan
kapiler paru meningkat (Ilmu Penyakit Dalam).

Dekompensasi kordis (gagal jantung) merupakan keadaan abnormal


dimana terdapat gangguan fungsi jantung yang mengakibatkan
ketidakmampuan jantung dalam memompa darah keluar untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dalam kondisi istirahat
maupun aktivitas normal (Murwani,2009)

Gagal jantung juga dapat diartikan sebagai kondisi dimana jantung


tidak mampu memompa darah dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk keperluan metabolisme dan oksigen (Nugroho, 2011)

Gagal jantung dikatakan sebagai sekumpulan tanda dan gejala yang


ditandai dengan sesak nafas dan kelelahan (Saat istirahat atau saat
aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung
(Sudoyo, 2011)
Berdasarkan sejumlah definisi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa gagal jantung yaitu ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh atau terjadinya defisit penyaluran oksigen ke organ
tubuh.

Etiologi

Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya gagal


jantung yaitu kondisi yang meningkatkan preload, misalnya regurgitasi
aorta dan cacat septum ventrikel; afterload meningkat.

Gagal jantung dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

Gagal jantung kiri (kongestif), dibagi menjadi 2 jenis yang dapat terjadi
sendiri atau bersamaan, diantaranya :

Gagal jantung sistolik yaitu ketidakmampuan jantung untuk


menghasilkan output jantung yang cukup untuk perfusi organ
vital.

Penyebab : Diabetes melitus, hipertensi, penyakit katup jantung


aritmia, infeksi dan inflamasi (miokarditis),kardiomiopati
peripartum/idiopatik, penyakit jantungkoroner, penyakit jantung
kongenital, kelainan endokrin, kondisi neuromuskular, dan
penyakit reumatologi

Gagal jantung diastolik yaitu kongesti paru meskipun curah


jantung dan output jantung normal

Penyebab : Penyakit jantung koroner, diabetes melitus,


hipertensi, stenosis aorta (penyakit katup), pertrofi/kardiomiopati
restriktif,perikarditis konstriktif.
Gagal jantung kanan merupakan ketidakmampuan ventrikel kanan
untuk memberikan aliran darah yang cukup ke sirkulasi paru pada
tekanan vena sentral normal.

Penyebab : Gagal ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, hipertensi


pulmonal, stenosis katup pulmonal, emboli paru, penyakit paru kronis,
penyakit neuromuskular.

Penyebab gagal jantung berdasarkan kelainannya :

Kelainan mekanik : peningkatan beban tekanan sentral dan perifer

Kelainan miokardium : primer (kardiomiopati, miokarditis, dll) dan


sekunder (peradangan, penyakit sistemik dan penyakit paru obstruktif
kronis)

Perubahan irama jantung penyakit fibrasi, takikardia/bradikardia


ekstrem.

Patofisiologi

Peningkatan penurunan Peningkatan


preload yang kontraktilitas afterload
berlebihan

Penurunan volume
curah jantung

Penurunan output
jantung

Mekanisme
kompensasi

Tidak berhasil
(gagal jantung)
Manifestasi klinis

Sesak saat bernapas

Sesak saat berbaring dan membaik dengan menggunakan


bantal

Sesak di malam hari

Sesak saat beristirahat

Anoreksia

Mual, kembung

Penurunan BB

Letih, lemas

Oliguria/nokturia

Gejala otak bervariasi mulai dari ansietas hingga gangguan


memori

Penatalaksanaan

Penurunan beban awal

Mengurangi asupan garam dengan menurunkan retensi cairan.

Peningkatan kontraktilitas

Obat inotropik meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium.

Pengurangan beban akhir

Kerja jantung akan meningkat dan curah jantung menurun.


ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Hasil
Pengkajian Gejala Tanda

Aktivitas dan Cepat lelah, kelelahan Toleransi aktivitas terbatas.


istirahat sepanjang hari.
Integritas ego Ansietas, kekhawatiran, Berbagai macam manisfestasi,
ketakutan. mislanya ansetas, marah, takut
dan iritabilitas (mudah
tersinggung).
Makanan/cairan Riwayat diet tinggi garam Openingkatan berat badan
dan makanan olahan, lemak, yang cepat atau terus-
gula, serta kafein. menerus.
Neurosensory. Kelelahan, pusing, episode Letargi, kebingunan,
pingsan. disorientasi.

Nyeri/ Nyeri dada, angina akut atau Gelisah, focus berkurang dan
Ketidakyamanan. angina kronis. menarik diri.

Pernapasan Dispenea saat beraktivitas Takipnea, napas dangkal.


atau istirahat.

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan


Diagnosis 1: penurunan curah jantug berhubungan dengan gangguan
kontraktilitas miokard, perubahan motoric; perubahan irama, ritme, dan
konduksi listrik; perubahan structural, misalnya kelainan pada katup dan
aneurisma ventrikel.
Kriteria hasil:
1. Efektivitas pompa jantung yang ditandai dengan:
Tanda-tanda vital dalam batas wajar.
Menunjukkan penurunan episode dyspnea dan angina.
2. Manajemen penyakit jantung secara mandiri yang ditandai dengan:
Berpartisipasi dalam kegiatan yang mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi keperawatan Rasioanal


Palpasi denyut nadi parifer. Penurunan curah jantung dapat terlihat
pada panurunan denyut nadi radialis,
nadi popliteal, nadi dorsalis pedis, dan
nadi posttibialis.

Diagnosis 2: intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidaksemibangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan, serta imobilitas.

Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam memenuhi perawatan diri secara mandiri.
Peningkatan toleransi aktivitas yang dibuktikan dengan berkurangnya
kelelahan dan kelemahan, serta tanda-tanda vital dalam batas wajar
selama kegiatan.
Intervensi keperawatan Rasional
Periksa tanda-tanda vital sebelum dan Hipotensi ortostatik dapat terjadi saat
segera setelah aktivitas selama episode beraktivitas akibat dari obat vasodilator
akut. . dan diuretic.

Diagnosis 3: kelebihan volume cairan yang stabil dengan asupan dan keluaran
yang seimbang, bunyi napas dan tanda-tanda vital dalam rentang normal,
berat badan stabil, serta tidak ada adema.
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau pengeluaran urin, cacat jumlah Pengeluaran urin mungkin menurun dan
dan warna, serta waktu saat diuresis pekat sepanjang hari karena perfusi
terjadi. ginjal berkrang, tetapi dapat meningkat
pada malam hari karena cairan kembali
ke sirkulasi saat klien berbaring.

Diagnosis 4: resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan


membrane kapiler alveolus, misalnya pengumpulan cairan dan pergeseran ke
ruang interstisial atau alveoli.
Kriteria hasil: menunjukka hasil nilai gas darah arteri (AGD) dan oksimetri dalam
rentang normal, serta klien bebas dari gejala gangguan pernapasan.
Intervensi keperawatan Rasional
Auskultasi suara napas, catat adanya Mengetahui adanya kongesti paru atau
krakels dan mengi. adanya penumpukan secret.
Diagnosis 5: risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bedrest
dalam jangka waktu yang lama, adema, dan penurunan perfusi jaringan.

Kriteria hasil: menjaga integritas kulit dan menunjukka perilaku atau teknik untuk
mencegah kerusakan kulit.
Intervensi keperawatan Rasional
Berikan pijatan lembut di sekitar area Meningkatkan aliran darah dan
yang pucat dan kemerahan. meminimalkan hipoksia jaringan.

Diagnosis 6: kurang pengetahuan tentang kondisi, program pengobatan,


perawatan diri, dan perencanaan pulang berhubungan dengan kurangnya
pemahaman tekait fungsi jantung atau penyakit, dan gagal jantung.
Kriteria hasil:
Mengidentifikasi hubungan terapi berkelanjutan untuk pengurangan episode
berulang dan pencegahan komplikasi.
Mengetahui tanda dan gejala yang memerlukan intervensi segera.

Intervensi keperawatan Rasional


diskusikan pentingnya untuk menjadi aktivitas fisik yang berlebihan atau
seaktif mungkin tanpa kelelahn dan tetap kelelahan dapat melemahkan jantung,
perlu istirahat diantara aktivitas. memperburuk penyakit, dan
memerlukan penyesuian dari latihan.
BAB 8

Syok Kardiogenik

Syok merupakan perfusi jaringan yang tidak adekuat karena kegagalan


sirkulasi perifer yang menyeluruh.

Syok kardiogenik merupakan suatu kondisi dimana terjadi hipoksia jaringan


sebagai akibat dari menurunnya curah jantung. Sebagian besar kondisi syok ini
disebabkan oleh infark miokard akut.

Etiologi

Penyebab syok kardiogenik Jenis gangguan


Gangguan fungsi Disfungsi sistolik, misalnya
iskemia, penyakit katup,
miokarditis, dan lain-lain.
Disfungsi diastolik
Disfungsi katup
Aritmia jantung
Penyakit arteri koroner
Gangguan mekanis Defek septum ventrikel, ruptur oto
papilaris
Patofisiologi

Gangguan aliran darah ke arteri koroner epikardium menyebabkan


perfusi miokard menurun, sehingga miokard tidak dapat memendek
dan berkontraksi. Jika area miokard mengalami iskemia, maka fungsi
ventrikel kiri menurun dan terjadi hipotensi. Pada stadium awal syok
kardiogenik, respons kompensasi adrenergik menyebabkan penurunan
denyut jantung, vasokontriksi perifer, dan kontriksi alirah darah ke kulit
, ginjal, dan usus, serta mempertahankan aliran darah ke otak. Namun,
kompensasi ini menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen miokard.
Selain itu, penurunan alirah darah ke organ tubuh menyebabkan gagal
organ. Jika disfungsi miokard terus terjadi, maka curah jantung dan
tekanan darah akan turun dan menyebabkan iskemia jantung yang
lebih berat.

Infark miokard

Penurunan curah jantung

Kompensasi respons adrenergik Hipoperfusi miokard

Konstriksi Peningkatan Konstriksi aliran


vasoperifer denyut darah ke organ
jantung yang kurang
penting

Peningkatan kebutuhan
Fungsi pompa jantung semakin buruk
O2 miokard

Syok kardiogenik
Penatalaksanaan

Jenis penatalaksanaan syok kardiogenik


Penanganan awal Resusitasi cairan
Oksigenasi dan proteksi jalan
napas
Koreksi hipovolemia dan hipotensi
Sesuai penyebabnya, misalnya
Intervensi farmakologi infark miokard atau sindrom
koroner akut diberikan aspirin dan
heparin
Obat vasokokstriksi, misalnya
dopamin, epinefrin dan
norepinefrin.
Mempertahankan tekanan darah
yang adekuat

Mechanical circulary support

Ini digunakan pada pengidap yang tidak responsif dengan pengobatan


yang telah diberikan.

Intra-aoratic Ballon Pumo (IABP)

Dapat mengurangi afterload ventrikel kiri sistolik dan


mengurangi tekanan perfusi koroner diastolik, sehingga
meningkatkan output jantung dan alirah darah arteri koroner.

Ventricular Assist Device (VAD)

Dapat memberikan dukungan hemodinamika jangka pendek


untuk reperfusi dan meningkatkan alirah darah miokard dan
memperbaiki fungsi jantung secara umum.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Indikator Pengkajian
Airway (jalan napas) Penilaian akan kapatenan jalan napas
meliputi pemeriksaan mengenai adanya
obstruksi jalan napas dan adanya benda
asing.
Breathing (pernapasan) Pemeriksaan frekuensi napas meliputi :
Apakah bernapas dengan
menggunakan otot bantu
pernapasan?
Apakah terdapat retraksi dinding
dada?
Apakah klien sesak napas?
Apakah terdapat suara napas
tambahan?
Apakah terdapat trauma pada
dada klien?
Circulation (sirkulasi) Apakah klien mengalami
perdarahan?
Apakah terdapat perubahan status
hemodinamik pada klien yang
mencakup tekanan vena sentral,
saturasi oksigen, laju pernapasan
dan denyut jantung?
Apakah terdapat perubahan pada
warna kuit?
Disability (disabilitas) Nilai tingkat kesadaran serta ukuran dan
reaksi pupil.
Apakah terdapat penurunan
kesadaran?
Apakah terdapat disorientasi dan
kebingunan?
Apakah klien terlihat gelisah?

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan


Diagnosis 1: Penurunan curah jantung berhubungan dnegan perubahan
kontraktilitas, perubahan inotropik, serta perubahan irama dan ritme jantung.
Kriteria Hasil :
Frekuensi jantung meningkat
Status hemodinamik stabil
Keluaran urin adekuat
Tidak terjadi dispneas
Tingkat kesadaran meningkat
Akral teraba hangat
Intervensi Keperawatan Rasional
Auskultasi nadi apikal, kaji frekunsi dan Untuk mengetahui terjadinya takikardia
irama jantung untuk mengompensasi penurunan
kontraktilitas ventrikel
Catat bunti jantung Pada auskulatasi , S1 dan S2 biasanya
akan terdengan lemah karena
menurunnya kerja pompa jantung.
Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat
menunjukkan penurunan nadi radialis,
nadi popliteal, nadi dorsalis, dan nadi
posstibial.

Diagnosis 2: gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan


membran kapiler-alveolar
Kriteria Hasil :
AGD dalam rentang normal
Tidak ada sesak napas
Tidak ada tanda sianosis atau pucat
Intervensi Keperawatan Rasional
Auskultasi bunyi napas Mengindikasikan adanya penyempitan
saluran pernapasan
Kaji laju dan kedalaman napas. Untuk mengevaluasi distres pernapasan
dan tingkat keparahan penyakit

Diagnosis 3: Kelebihan volume cairan berhubungan dnegan meningkatnya


produksi ADH dan retensi natrium/air
Kriteria Hasil:
Asupan dan keluaran cairan dalam batas yang seimbang
Bunyi napas bersih
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau dan hitung keluaran cairan setiap Mempertahankan keseimbangan cairan,
hari mengurangi rasa haus dan
melembabkan membran mukosa
Kaji adanya distensi vena jugularis Mengetahui penyebab adanya hambatan
aliran balik vena

Diagnosis 4: Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan


penurunan aliran darah
Kriteria Hasil :
Efektifitas pompa jantung, misalnya kulit teraba hangat dan kering, nadi
perifer teraba kuat, TTV dalam rentang normal, klien sadar, asupan dan
keluaran cairan seimbang, tidak ada nyeri, serta hasil EKG membaik
Intervensi keperawatan Rasional
Kaji adanya perubahan kesadaran Perfusi serebral berhubungan dengan
misalnya ansietas kebingunan, letargi, curah jantung dan dipengaruhi oleh
dan stupor elektrolit dan asam basa, hipoksia,emboli

S-ar putea să vă placă și