Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PO.71.3.202.16.1.001
Susaldi, S.ST.
PENERBIT ERLANGGA
2016
BAB 1
Struktur Makroskopis
Atrium
Berukuran lebih kecil dan berdinding tipis karena merupakan ruang bertekanan
darah. Fungsinya yaitu :
Ventrikel
Ventrikel memiliki lapisan miokardium yang lebih tebal karena memompa jantung ke
paru-paru dan seluruh tubuh.
Dinding Jantung
Terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium (bagian luar), miokardium (bagian tengah),
dan endokardium (bagian dalam).
Struktur Mikroskopis
Elektrofisiologi Jantung
Kontrol Saraf
1. Saraf simpatis
Kontrol Kimia
Perikarditis
Proses inflamasi bagian terluar dari jantung yaitu pada kantung perikardium yang
berisi cairan. Terbagi menjadi dua yaitu perikarditis akut dan kronik.
Miokarditis
Endokarditis
Peradangan pada selaput jantung bagian dalam yang biasanya disertai kerusakan
katup jantung. Terbagi menjadi dua yaitu, endokarditis infektif yang disebabkan oleh
infeksi terutama bakteri dan endokarditis reumatik yang disebabkan oleh respons
imun terlambat oleh infeksi Streptococcus beta hemolitikus group A.
Etiologi
Faktor
Trauma atau penyebab Kanker
pembedahan inflamasi
jantung
Kelainan imunologi,
metabolik, atau vaskular
(uremia, artritis,
reumatoid, dan lupus
eritematus sistemik).
Manifestasi Klinis
Demam
Hipotensi
Sulit bernapas
Takikardia.
Patofisiologi
Perikarditis
Perikarditis
Efusi perikardium
Pengisian jantung terhambat
Infeksi
Infiltrasi organisme, sel darah, racun, serta zat imun di sekitar arteri koroner dan
serat otot.
Endokarditis
Endokarditis Infektif
kolonisasi organisme
kerusakan endotel pembentukan trombus
dalam aliran darah
Endokarditis reumatik
Pembentukan masssa vegetasi dari organisme, fibrin, leukosit, dan trombosit pada
endokardium terutama pada katup jantung
elastisitas katup hilang dan daun katup melekat satu dengan yanng
lainnya
Gagal jantung
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Pengkajian
Pengkajian Hasil
Gejala Tanda
Aktivitas / istirahat Kelelahan takikardia
kelemahan penurunan TD
dispnea saat
beraktifitas
Eliminasi Riwayat penyakit Urin pekat, gelap
ginjal/gagal ginjal
Penurunan
frekuensi atau
jumlah urine
Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri pada dada Perilaku distraksi misalnya
anterior. Nyeri ini gelisah
dapat hilang
dengan duduk atau
bersandar ke depan
(perikarditis)
Nyeri dada atau
nyeri punggung
atau nyeri sendi
(endokarditis)
Pernapasan Napas pendek Dispnea
Batuk, inspirasi
mengi
Takipnea, krakel
dan ronki
Pernapasan
dangkal.
Keamanan Riwayat infeksi Demam
(miokarditis);
trauma dada;
penyakit
keganasan; dalam
penanganan gigi.
Aterosklerosis
(Penyakit Arteri Koroner)
Definisi
Etiologi
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain diet (pola makan)
tinggi lemak atau kolesterol, hipertensi, diabetes melitus, merokok, obesitas, stress,
dan kurang gerak.
Patofisiologi
Penatalaksanaan medis
Diet . Modifikasi pola makan atau obat untuk menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserida
Pengkajian
Di arteri otak, mati rasa (baal) tiba-tiba atau kelemahan pada tangan dan
kaki, kesulitan berbicara, kehilangan penglihatan sementara pada salah satu
mata atau otot wajah drooping.
Di arteri pada tangan dan kaki, penyakit arteri perifer, seperti nyeri pada
kaki pada saat berjalan.
Identitas
Keluhan utama, klien biasanya merasakan nyeri dada dan pemeriksaan dapat
dilakukan dengan skala nyeri 0-10. Pengkajian nyeri secara mendalam
menggunakan pendekatan PQRST yang meliputi prepitasi dan penyembuh,
kualitas dan kuantitas, intensitas, durasi, lokasi, radiasi/penyebaran, serta
onset.
Angina Pektoris
Angina pektoris merupakan keadaan yang tidak nyaman selama 1-5 menit
seperti rasa tertekan di daerah dada yang menjalan ke area lain, yang
disebabkan oleh iskemia miokard, tetapi tidak sampai terjadi nekrosis.
Tipe angina pektoris yang umumnya terjadi dibagi menjadi tiga, antara lain :
Etiologi
Angina pektoris terjadi akibat stimulasi mekanis dan kimia pada ujung
saraf aferen sensorik pada pembuluh darah koroner dan miokard.
Serat simpatis aferen masuk ke medula spinalis. Aterklerosis
merupakan penyebab paling sering pada stenosis arteri koroner
sehingga menimbulkan angina pektoris.
Klien mengalami nyeri dada yang bermula dari tengah dada dan
menjalar ke lengan, bahu, dan leher terutama bagian kiri , juga
dapat dirasakan pada epigastrium, punggung, leher, rahang, atau
bahu. Komplikasi utama yaitu infark miokard, aritmia, dan kematian
mendadak.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil
Foto toraks Pada klien dengan angina pektoris
biasanya menunjukkan hasil yang normal
Elektrokardiogram (EKG) Depresi atau elevasi segmen ST
Ekokardiografi Gerakan dinding segmental selama
latihan hipokinetik atau akinetik
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Hasil
Pengkajian
Gejala Tanda
Aktivitas/istirahat Pola hidup monoton Dyspnea saat beraktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Perasaan tidak berdaya
setelah latihan
Nyeri dada jika
beraktivitas
Terbangun jika nyeri
dada
Sirkulasi Riwayat penyakit Takikardia, distritmia
jantung, hipertensi Tekanan darah normal,
Obesitas meningkat, atau
menurun
Bunyi antung mungkin
normal, S4 lambat atau
murmur sistolik
transien lambat
Kulit atau membrane
mukosa lembap,
dingin, dan pucat yang
yang menandakan
adanya vasokontriksi.
Makanan/cairan Mual, nyeri ulu hati saat Bersendawa, distensi
makan lambung
Diet tinggi kolesterol
atau lemak, garam,
kafein, minuman keras
Integritas ego Stresor kerja, keluarga, Ketakutan, gelisah
dan lain-lain
Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri dada substernal, Wajah meringis,
anterior yang menyebar gelisah.
ke rahang, leher, bahu, Meletakkan kepalan
dan ekstremitas atas. tangan pada sternum
Kualitas: ringan
sedang, berat, tekanan
berat, tertekan, terjepit,
dan terbakar
Durasi:biasanya kurang Terlihat memijat tangan
dari 15 menit, jarang kiri akibat ketegangan
terjadi lebih dari 30 otot
menit (rata-rata terjadi Respons otonomi,
selama 3 menit) misalnya takikardia
Pernafasan Dyspnea aktivitas atau Peningkatan laju dan
istirahat ritme pernafasan, serta
Batuk dengan atau perubahan kedalaman
tanpa sputum pernafasan
Merokok
Seksualitas Disfungsi erektil,
penurunan libido
Nyeri dada pada saat
seksual
Keamanan Jatuh, pingsan, atau
pusing saat perubahan
posisi
Diagnosis dan intervensi keperawatan
Infark Miokard
Infark miokard adalah suatu keadaan pada miokard yang disebabkan oleh
tidak adanya aliran darah yang cukup pada waktu yang berkelanjutan, sehingga
terjadi kekurangan O2 yang mengakibatkan kematian jaringan miokard.
Etiologi
Etiologi Jenis
Aterosklerosis Trombosis dan penyumbatan arteri
koroner.
Non-aterosklerosis Oklusi koroner akibat
vaskulitis
Hipertrofi ventrikel
Penggunaan obat-obatan,
misalnya kokain, efedrin
dan amfetamin.
Faktor yang meningkatkan
kebutuhan O2, misalnya
aktifitas fisik berat, demam
Patofisiologi
Plak Pembentukan
aterosklerosis trombus pada lesi +
Plak ruptur
menyumbat vasokonstriksi
aliran pembuluh darah
darah koroner
Penurunan aliran
Infark Miokard
darah koroner
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang ditemui pada klien dengan infark miokard, yaitu :
o Gejala pada epigastrium. Misalnya rasa mual dan kembung, serta muntah
o Adanya gejala prodromal, misalnya letih, rasa tidak enak pada dada atau
malaise
o Gelisah
Komplikasi infark miokard :
- Aritmia
- Syok kardiogenik
- Perikarditis
Penatalaksanaan
Morfin
NSAID
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian Hasil
gejala tanda
Aktivitas/istirahat Kelemahan, kelelahan, Takikardia, dyspnea
tidak dapat tidur. saat istirahat atau
Pola hidup menetap, beraktivitas.
jabwal olahraga tidak Nyeri dada saat
teratur istirahat atau
beraktivitas
Sirkulasi Riwayat infark miokard Tekanan darah normal,
sebelumnya, penyakit meningkat, atau
arteri menurun, terjadi
perubahan postural
Eliminasi Riwayat mengejan saat Bising usus normal
buang air besar atau mengalami
Kejadian sinkop saat penurunan
BAB
Hygiene Klien tidak dapat merawat Tanda-tanda tidak dapat
dirinya sendiri akibat melakukan perawatan diri,
kelelahan, nyeri dada, dengan dibuktikan dari
sesak nafas bau badan dan pakaian
yang kotor
Nyeri/ketidaknyamanan Onset nyeri dada yang Wajah meringis,
tidak hilang dengan perubahan pada postur
istirahat atau tubuh
nitrogliserin Menangis, meraung,
menggeliat, mengerang
Hipertensi
Definisi
Etiologi
Faktor keturunan
Kebiasaan hidup
Obesitas
Kebiasaan merokok
Patofisiologi
Komplikasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Hasil
Pengkajian Gejala Tanda
Aktivitas/istirahat Lemah, letih, napas Frekuensi jantung meningkat,
pendek, dan gaya hidup perubahan irama jantung,
menoton. takipnea, dan dyspnea saat
beraktivitas.
Eliminasi Gangguan ginjal saat ini Kemungkinan terjadi
(misalnya obstruksi atau penurunan keluaran urin jika
riwayat penyakit ginjal terjadi gagal ginjal, atau
pada masa lalu). peningkatan keluaran urin jika
mengomsumsi diuretic.
Makanan/cairan Makanan yang disukai Berat badan normal atau
mencakup makanan obesitas, adanya adema,
tinggi garam, lemak, glikosuria, dan kongesti vena.
serta kolesterol .
Neurosensory Pingsan Status mental:
Keluhan pysing, perubahan
berdenyut, nyeri kedewasaan, orientasi,
kepala pola bicara, proses
suboksipital berfikir, memori.
(terjadi saat Respons motoric:
bangun dan penurunan kekuatan
menghilang genggaman tangan
secara spontan dan reflex tendom
setelah beberapa dalam.
jam). Perubahan retinal
optic: dari
skelerosis/penyempita
n arteri ringan sampai
berat .
Nyeri/ketidaknyamanan Angina (penyakit arteri Sulit menggerakkan kepala,
coroner/keterlibatan terlihat memijat kepala,
jantung). menghindari cahaya terang
dan kebisingan, alis berkerut,
tangan mengepal, wajah
meringis, dan menjaga
perilaku.
Krtiteria hasil:
Klien mengungkapkan rasa sakit atau ketidaknyamanan dapat dikendalikan.
Klien dapat mengungkapkan metode yg membantu dalam mengurangi nyeri.
Intervensi keperawatan Rasional
Lakukan pengkajian nyeri, misalnya Untuk membantu melakukan evaluasi
lokasi, karakteristik, intensitas (pada efektivitas terapi.
skala 0-10), onset serangan, dan durasi.
motivasi klien untuk tetap istirahat Meminimalkan stimulasi dan
ditempat tidur selama fase akut, jika mempertahankan relaksasi.
diperlukan.
Kriteria hasil:
Mendemonstrasikan perubahan pola makanMempertahankan program
olahraga yang tepat.
Intervensi keperawatan Rasional
Gagal Jantung
Etiologi
Gagal jantung kiri (kongestif), dibagi menjadi 2 jenis yang dapat terjadi
sendiri atau bersamaan, diantaranya :
Patofisiologi
Penurunan volume
curah jantung
Penurunan output
jantung
Mekanisme
kompensasi
Tidak berhasil
(gagal jantung)
Manifestasi klinis
Anoreksia
Mual, kembung
Penurunan BB
Letih, lemas
Oliguria/nokturia
Penatalaksanaan
Peningkatan kontraktilitas
Pengkajian
Hasil
Pengkajian Gejala Tanda
Nyeri/ Nyeri dada, angina akut atau Gelisah, focus berkurang dan
Ketidakyamanan. angina kronis. menarik diri.
Kriteria hasil:
Berpartisipasi dalam memenuhi perawatan diri secara mandiri.
Peningkatan toleransi aktivitas yang dibuktikan dengan berkurangnya
kelelahan dan kelemahan, serta tanda-tanda vital dalam batas wajar
selama kegiatan.
Intervensi keperawatan Rasional
Periksa tanda-tanda vital sebelum dan Hipotensi ortostatik dapat terjadi saat
segera setelah aktivitas selama episode beraktivitas akibat dari obat vasodilator
akut. . dan diuretic.
Diagnosis 3: kelebihan volume cairan yang stabil dengan asupan dan keluaran
yang seimbang, bunyi napas dan tanda-tanda vital dalam rentang normal,
berat badan stabil, serta tidak ada adema.
Intervensi keperawatan Rasional
Pantau pengeluaran urin, cacat jumlah Pengeluaran urin mungkin menurun dan
dan warna, serta waktu saat diuresis pekat sepanjang hari karena perfusi
terjadi. ginjal berkrang, tetapi dapat meningkat
pada malam hari karena cairan kembali
ke sirkulasi saat klien berbaring.
Kriteria hasil: menjaga integritas kulit dan menunjukka perilaku atau teknik untuk
mencegah kerusakan kulit.
Intervensi keperawatan Rasional
Berikan pijatan lembut di sekitar area Meningkatkan aliran darah dan
yang pucat dan kemerahan. meminimalkan hipoksia jaringan.
Syok Kardiogenik
Etiologi
Infark miokard
Peningkatan kebutuhan
Fungsi pompa jantung semakin buruk
O2 miokard
Syok kardiogenik
Penatalaksanaan
Pengkajian
Indikator Pengkajian
Airway (jalan napas) Penilaian akan kapatenan jalan napas
meliputi pemeriksaan mengenai adanya
obstruksi jalan napas dan adanya benda
asing.
Breathing (pernapasan) Pemeriksaan frekuensi napas meliputi :
Apakah bernapas dengan
menggunakan otot bantu
pernapasan?
Apakah terdapat retraksi dinding
dada?
Apakah klien sesak napas?
Apakah terdapat suara napas
tambahan?
Apakah terdapat trauma pada
dada klien?
Circulation (sirkulasi) Apakah klien mengalami
perdarahan?
Apakah terdapat perubahan status
hemodinamik pada klien yang
mencakup tekanan vena sentral,
saturasi oksigen, laju pernapasan
dan denyut jantung?
Apakah terdapat perubahan pada
warna kuit?
Disability (disabilitas) Nilai tingkat kesadaran serta ukuran dan
reaksi pupil.
Apakah terdapat penurunan
kesadaran?
Apakah terdapat disorientasi dan
kebingunan?
Apakah klien terlihat gelisah?