Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Pembimbing
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa.Berkat karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun secara khusus untuk memenuhi tugas seminar akhir semester 6
.Makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN 22
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN31
3.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 34
3.4 IMPLEMENTASI KEP 36
3.5 EVALUASI 37
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN .....38
4.2 SARAN .....38
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah
lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 %
dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan
hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan di
perkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukan
bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. (BPS, 2000,2006
keterangan:Angka harapan hidup) waktu Commented [L1]: er pustaka?
Semakin tingginya harapan hidup, maka semakin tinggi pula factor resiko terjadinya
berbagai masalah kesehatan.Masalah umum yang di alami para lansia adalah rentannya
kondisi fisik para lansia terhadan berbagai penyakit karena berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi pengaruh dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme homeostatistik
oleh karena hal tersebut lansia mudah terserang berbagai penyakit. ( pranaka, kris
2010).penyakit. Commented [L2]: idem
Ada beberapa perubahan fisik pada lansian yang dapat menjadi suatu kondisi lansia
terserang penyakit, seperti perubahan kardio faskuler yaitu menurunnya kekuatan otot-otot
pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Terdapat
beberapa macam penyakit yang bisa menimpa para lansia antara lain katarak,
hipertensi,diabetes militus,jantung koroner,stroke dan lain sebagainya. ( pranaka, kris 2010)
sebagainya. Commented [L3]: idem
Macam-macam masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitu katarak
kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata.
Katarak terjadi karena faktor usia, namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir
dengan kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit
lainyalainnya. Commented [L4]: idem
Berdasarkan studi potong lintang prevalensi katarak pada usia 65 tahun adalah 50% dan
prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun (Vaughan & Asbury,
2007).
Oleh karena itu, dari fenomena di atas mahasiswa tertarik untuk membuat makalah
dengan judul lansia dengan katarak agar memberi pengetahuan kepada mahasiswa lain serta
masyarakat pada umumnya dan lansia.
1.2 RUMUSAN MASALAH Commented [L5]: kalau ada rumusan masalah berarti naruhnya
sebelum tujuan,karena tujuan itu tahap untuk menyelesaikan
Bagaimana asuhan keperawatan lansia dengan katarak ? permasalahan
B. TUJUAN KHUSUS
LANDASAN TEORI
Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana cairan dalam lensa
menjadi keruh.Karena cairan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan cahaya
tidak dapat menmbusnya.Orang yang mengidap katarak melihat seperti melalui kaca
jendela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya cahaya ke
retina.Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan orang tua.
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus cahaya
menjadi keruh, menyebabkan gangguan pada penglihatan (Klinik mata nusantara, 2008).
Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mataberselaput
dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi
sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya
(Wikipedia, 2012)
.
2.2.2 ETIOLOGI
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Penyebab
katarak lainnya meliputi :
1. Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
2. Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X atau
benda benda radioaktif.
3. Penyakit mata seperti uveitis.
4. Penyakit sistemis seperti DM.
5. Defek kongenital
6. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
7. Rokok dan Alkohol.
2.2.3 KLASIFIKASI
1. Katarak primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golognan yaitu :
1. Katarak juvenilis (umur <20 tahun ),
2. Katarak presenilis (umur sampai 50tahun)
3. katarak senilis (umur sampai 50tahun )
Katarak primer dibagi menjadi 4 stadium (Yasin, 2009):
a. Stadium Insipien
1. Stadium paling dini
2. Kekeruhan lensa terdapat pada bagian perifer berbentuk bercak-bercak yang
tidak teratur
3. Pasien mengeluh gangguan penglihatan melihat ganda dengan satu mata
4. Tajam penglihatan belum terganggu
5. Proses degenerasi belum menyerap cairan mata yang kedalam lensa sehingga
terlihat bilik mata depan yang kedalaman normal.
b. Stadium Imatur
1. Proses degenerasi mulai menyerap cairan mata kedalam lensa sehingga lensa
2. Menjadi cembung.
3. Terjadi pembengkakan lensa yang dapat menjadi katarak intumesen.
4. Terjadi miopisasi
5. Dapat terjadi glaucoma sekunder
6. Shadow test positif
c. Stadium Matur
1. Terjadi kekeruhan seluruh lensa
2. Tekanan dalam seimbang dengan cairan dalam mata dengan ukuran lensa
normal Kembali.
3. Tajam penglihatan sangat menurun dan hanya tinggal proyeksi sinar positif
4. Di pupil tampak lensa seperti mutiara
d. Stadium Hypermatur
a. Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa turun
karena daya beratnya.
b. Melalui pupil, nucleus terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah
dengan warna berbeda dari atasnya yaitu kecoklatan
c. Terjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel dsehingga isi
korteks dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang dibawahnya terdapat
nucleus lensa (Katarak Morgagni)
2. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakir lain
Penyebab katarak jenis ini adalah :
1) Menderita rubella
2) Diabetes mellitus
3) Toksoplasmosis,
4) Hipoparatiroidisme
5) Galaktosemia
2.2.5 PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah stuktur posterior iris yang jernih, transparan
mempunyai kekuatan refraksi yang besar.lensa mengandung tiga komponen
anotomis.Pada zona sentral terdapat nucleus di perifer ada korteks dan yang mengelilingi
keduanya adalah kapsul anterior dan posterior dengan bertambahnya usia ,nucleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan.Disekitar apasitas terdapat
densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus.apasitas pada kapsul posterior
merupakan bentuk katarakyang paling bermakna Nampak seperti Kristal salju pada
jendela.
Perubahan fisik dan kimia pada lensamengakibatkan hilangnya transpirasi
perubahan pada serabut halus multiple (zanula) yang memanjang dari barang silier
kesekitar daerah diluar lensa.misalnyadapat menyebabkan penglihatan pengalami
distrosi perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koogulasi sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya keretina.Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensanormal terjadi disertai influk air ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar . Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien yang menderita katarak. (Brunner dan suddarth , 2002).
Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang
memasuki decade ke tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan di identifikasi awal,
karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan
permanen.(Brunner dan suddarth , 2002).
2.2.6 PATHWAY
(1) Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,
penglihatan ke retina.
(2) Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
(4) Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
(6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan.
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 15 Juli 2014 di rumah keluarga Tn. Y pukul 09.30
WIB
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki Laki
Suku : Jawa
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Alamat : RT 01 RW 01 LOram Kulon Jati Kudus
b. Komposisi Keluarga
b. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: meninggal
: Tinggal serumah
d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. Y merupakan keluarga Besar (extended family) yang terdiri dari
kakek, ayah, ibu, anak.
e. Suku Bangsa
Tn. Y menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di
lingkungan orang-orang yang bersuku jawa.Tn. Y berkomunikasi dengan bahasa Jawa
dan bahasia Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. Y beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai
keyakinan di rumah karena jauh dari masjid.
h. Sifat Keluarga
1. Pengambilan keputusan
a. Kebiasaan tidur/istirahat
Tn M : tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 04.00, tidak pernah tidur siang
Tn Y : tidur malam jam 21.00 dan bangun jam 04.00, tidak pernah tidur siang
Ny. N : tidur malam jam 20.00 dan bangun jam 05.00, tidak pernah tidur siang
An. V : tidur malam jam 20.00 dan bangun jam 06.00, jarang tidur siang
Dapur KM
K.T R. TV
K.T
k. T
U
d. Fungsi Reproduksi
Tn. Y memiliki Satu orang anak., Ny. N menggunakan Tidak menggunakan alat
kontrasepsi untuk mengatur jarak anak selanjutnya .
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn. Y termasuk keluarga Kurang mampu, hal ini dapat dilihat dari
penghasilan keluarga tiap bulannya sekitar Rp 750.000/perbulan.Keluarga Tn. Y dapat
memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun dengan kapasitas
seadanya saja.
d. Tn. M
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Berat Badan : 45 kg kg Commented [L11]: 45 po 80 tahun?
B Analisa Data
2. Resiko cidera b/d Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit katarak
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat Masalah ( bobot 1 ) 1/3 x 1 = Masalah dapat diatasi apabila
Skala : 1/3 keluarga mengetahui tentang
3 : Aktual lingkungan yang baik untuk
2 : Resiko seseorang yang kena katarak
1 : Sejahtera
Total 3
1. Ansietas pre op b/d Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah di tandai
dengan :
Data subyektif :
Data obyektif
TD Tn M. 130/80 mmHg
Nadi Tn. M 120 x/ mnt
3. Resiko cidera b/d Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit katarak di tandai dengan :
Data Subyektif
Data Obyektif
Rencana Tindakan
Diagnose
Tujuan Criteria Evaluasi
NO Keperawatan
Keluarga
Umum Khusus Criteria Standar
1 Ansietas Setelah Setelah 3 x 30 Respon 1. Keluarga menyebutkan 1. Jelaskan kepada keluarga tentang
keluarga Tn Y dilakukan menit keluarga Verbal pengertian penyakit katarak secara sederhana &
khususnya Tn M tindakan asuhan mampu Mengambil katarak yaitu kekeruhan mudah dimengerti
b/d Ketidak keperawatan keputusan untuk pada lensa tanpa nyeri 2. Diskusikan dg keluarga tentang
mampuan selama 3x mengatasi katarak yang berangsur angsur akibat katarak bila tdk segera
keluarga dalam pertemuan dg : penglihatan kabur ditangani dg menggunakan
mengenal diharapkan akhirnya tidak dapat leaflet
1. Menjelaskan
masalah keluargamampu menerima cahaya.Tanda 3. Motivasi keluarga untuk
mengenai
mengenal dan gejala katarak mengulangi apa yang telah
pengertian,ta
masalah katarak, adalah Penglihatan tidak dijelaskan
nda dan
jelas, seperti terdapat 4. Fasilitasi untuk merujuk ke
gejala
kabut menghalangi yankes
2. Menyebutka
objek. Peka terhadap 5. Berikan pujian
n akibat dari
sinar atau cahaya.Dapat
katarak bila
melihat dobel pada satu
tdk segera
Respon mata.Memerlukan
diatasi Afektif pencahayaan yang
3. Mengambil terang untuk dapat
keputusan membaca.Lensa mata
utk merawat berubah menjadi buram
anggota seperti kaca susu.
keluarga dg
katarak 2. Menyebutkan akibat
katarak jika tdk segera
ditangani :Katarak jika
sudah terlalu parah dan
tidak segera ditangani
akan mengakibatkan
kebutaan.
3. Keluarga memutuskan
untuk membawa
keluarga yang
mengalami katarak ke
yankesterang untuk
dapat membaca.
4. Lensa mata berubah
menjadi buram seperti
kaca susu.
2 Resiko cidera Setelah Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat menyebutkan
pada keluarga dilakukan kunjungan selama verbal cara memodifikasi lingkungan
Tn. Y khusunya 1. Jelaskan kepada keluarga mengenai
tindakan asuhan 1 x 30 menit, dg cara mengkondisikan
Tn . M b/d
pentingnya memodifikasi
Ketidak keperawatan keluarga mampu lingkungan yang dapat
mampuan lingkungan bagi kesehatan klien.
selama 3x merawat anggota mencetuskan katarak:
keluarga dalam
pertemuan keluarga yang 1. Menjauhkan benda-
merawat anggota
keluarga yang diharapkan sakit katarak benda tajam atau
sakit katarak keluarga mampu dengan berbahaya bagi pasien.
merawat anggota memodifikasi 2. Membuat kamar pasien
keluarga yang lingkungan dekat dengan kamar
sakit katarak mandi
D. Implementasi
No Evaluasi
Diagnosa
1. S:
- Keluarga megatakan sudah mengerti / paham tentang apa yang telah dijelaskan
- Keluarga mengatakan akanmelakukan operasi secepatnya.
O:
- Pasien mampu menjelaskan kembali apa yang di sampaikan tentang :Pengertian
- TD Tn. M 100/80
- Nadi 80 x/mnt
A: Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
S:
- Keluarga megatakan sudah mengerti / paham tentang apa yang telah dijelaskan.
O:
- Tn. Y mampu memodifikasi lingkungan dengan :
1. Menjauhkan benda-benda tajam atau berbahaya bagi pasien.
2. Kamar pasien dekat dengan kamar mandi
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap
ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.Memasuki masa tua berarti
mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan
kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan
memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional
meningkat dan kurang gairah
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan perubahan yang
menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai
masalah.Yaitu slah satunya adalah katarak.
Katarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana cairan dalam lensa
menjadi keruh.Karena cairan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan cahaya
tidak dapat menmbusnya.Orang yang mengidap katarak melihat seperti melalui kaca
jendela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya cahaya ke
retina.Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan orang tua
Penyebab katarak lainnya meliputi :Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak
Senilis, Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh sinar X
atau benda benda radioaktif, Penyakit mata seperti uveitis, Penyakit sistemis seperti
DM., Defek congenital, Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid, Rokok dan
Alkohol.
4.2 SARAN