Sunteți pe pagina 1din 3

ANALISA UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2012

TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN

KELOMPOK 11

1. Apriliya Endang Lestari


2. Dwita Ayu setyaningtyas
3. Resti Hildayani
4. Waluyo

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2012


TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN

BAB I
Ketentuan pemeritah untuk memberikan bantuan kesehatan untuk fakir miskin, orang tidak
mampu dimasukkan dalam jaminan social. BPJS atau kartu jaminan kesehatan yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial ada BPJS yang di bayarkan oleh pemerintah
bagi masyarakat tidak mampu atau fakir miskin ada pula BPJS yang di bayar oleh setiap anggota
keluarga karena mereka mampu untuk membayarnya.

BAB II
Pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang statistik diverifikasi dan divalidasi oleh menteri untuk dijadikan
data terpadu. Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu di tetapkan oleh menteri.

BAB III
Setelah fakir miskin dan orang tidak mampu yang telah di data diverifikasi dan divalidasi, tetapi
sebelum ditetapkan sebagai data terpadu oleh mentri, dikoordinasikan terlebih dahulu dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan menteri dan/atau
pimpinan lembaga terkait. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri dirinci menurut provinsi
dan kabupaten/kota untuk jaminan kesehatan. Kemudian data terpadu disampaikan kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan dan Dewan Jaminan
Sosial Nasional (DJSN)

BAB IV
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan mendaftarkan jumlah
nasional PBI Jaminan Kesehatan yang telah ditetapkan sebagai peserta program Jaminan
Kesehatan kepada BPJS Kesehatan. Bagi penerima BPJS kesehatan wajib memberikan nomor
identitas tunggal kepada peserta Jaminan Kesehatan yang telah didaftarkan oleh menteri

BAB V
Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan untuk PBI Jaminan Kesehatan bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. DJSN menyampaikan usulan anggaran Jaminan
Kesehatan bagi PBI Jaminan Kesehatan di bidang kesehatan, sedangkan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan menyampaikan usulan anggaran
Jaminan Kesehatan bagi PBI Jaminan Kesehatan di bidang keuangan.
BAB VI
Penghapusan data PBI Jaminan Kesehatan antara lain karena: peserta PBI Jaminan Kesehatan
meninggal dunia dan peserta PBI Jaminan Kesehatan memperoleh pekerjaan. Penambahan data
PBI Jaminan Kesehatan antara lain karena:
a. pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan belum bekerja setelah
lebih dari 6 (enam) bulan;
b. korban bencana;
c. pekerja yang memasuki masa pensiun;
d. anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia; dan
e. anak yang dilahirkan oleh orang tua yang terdaftar sebagai PBI Jaminan Kesehatan.

BAB VII
Peran masyarakat dapat dilakukan dengan cara memberikan data yang benar dan akurat tentang
PBI Jaminan Kesehatan, baik diminta maupun tidak diminta. Masyarakat mampu memberikan
data yang benar dan akurat melalui unit pengaduan di setiap pemerintah daerah yang di tunjuk
oleh gubernur/bupati sesuai dengan kewenangannya.

BAB VIII
Menteri dalam menetapkan jumlah PBI Jaminan Kesehatan tahun 2014 berkoordinasi dengan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan. Setiap orang
mengetahuinya pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.

S-ar putea să vă placă și