Sunteți pe pagina 1din 6

Pengolahan Limbah Cair secara Anaerobik di Pabrik Makaroni

CV. Dian Sehati, Mojosongo Surakarta

Alifia Desy Widyasari 1, Anggia Putri Gustami 1, Deta Agustin Rachmawati 1, Herlani
Feliana Suparjo 1, Muhammad Taufik Abdu 1, Shanti Astuti Mustafa 1, Wireni 1
1
Jurusan Kimia, FMIPA, Universtas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A,
Kentingan Surakarta 57126 telp. (0271) 663375
Email : dheeta.agustin@gmail.com

ABSTRAK
PENDAHULUAN masyarakat sekitar dapat timbul penyakit
dari yang ringan seperti gatal-gatal pada
Potensi industri telah memberikan
kulit sampai yang berat berupa cacat
sumbangan bagi perekonomian Indonesia
genetik pada anak cucu dan generasi
melalui barang produk dan jasa yang
berikutnya.
dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan
Pada umumnya penanganan limbah
industri telah menimbulkan masalah
cair dari industri makanan cukup ditangani
lingkungan yang cukup serius. Buangan air
dengan sistem biologis, hal ini karena
limbah industri mengakibatkan timbulnya
polutannya merupakan bahan organik
pencemaran air sungai yang dapat
seperti karbohidrat, vitamin, dan protein
merugikan masyarakat yang tinggal di
sehingga akan dapat didegradasi oleh
sepanjang aliran sungai, seperti
pengolahan secara biologis. Tujuan dasar
berkurangnya hasil produksi pertanian,
pengolahan limbah cair adalah untuk
menurunnya hasil tambak, maupun
menghilangkan sebagian besar padatan
berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh
tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-
penduduk.
kadang juga untuk penyisihan unsur hara
Limbah membutuhkan suatu
(nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.
pengolahan khusus bila ternyata
Indikator atau tanda bahwa air
mengandung senyawa pencemaran yang
telah tercemar adalah adanya perubahan
berakibat menciptakan kerusakan terhadap
atau tanda yang dapat diamati seperti
lingkungan atau paling tidak berpotensi
adanya perubahan suhu air, perubahan pH
menciptakan pencemaran. Gejala umum
atau konsentrasi ion hidrogen, adanya
pencemaran lingkungan akibat limbah
perubahan warna, bau dan rasa air,
industri yang segera tampak adalah
timbulnya endapan koloidal bahan terlarut
berubahnya keadaan fisik maupun
serta meningkatnya radioaktivitas air
peruntukan suatu lingkungan. Air sungai
lingkungan.
atau air sumur sekitar lokasi industri
Pada IPAL yang ada di CV. Dian
pencemar, yang semula berwarna jernih,
Sehati ada bebarapa masalah secara fisik
berubah menjadi keruh berbuih dan berbau
diantaranya, yaitu : bau, suhu, endapannya
busuk, sehingga tidak layak dipergunakan
serta warna dari air limbah yang ada. Pada
lagi oleh warga masyarakat sekitar untuk
outlet buang limbah tersebut terlihat kerak
mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku
akibat banyaknya endapan yang masih ikut
air minum. Terhadap kesehatan warga
keluar terbawa limbah yang terbuang. Hal
ini menunjukan bahwa dalam pengolahan
limbah di CV. Dian Sehati kurang
maksimal khususnya, pada suatu bak
penampungan untuk proses anaerob. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga dilakukan pengolahan air limbah
Pengertian air limbah menurut
secara anaerob dengan menambahkan
Tchobanoglous dan Eliassen (Soeparman.
tawas pada limbah, untuk mengurangi
Suparmin, 12) adalah gabungan cairan dan
endapan yang masih terbawa pada saluran
sampah yang terbawa dari tempat tinggal,
akhir limbah.
kantor, bangunan perdaganan, industri
serta air tanah, air permukaan, dan air
METODOLOGI hujan yang mungkin ada. Air limbah pada
umumnya mengandung air, bahan padat,
Metode yang dipakai oleh kelompok dan mikroorganisme. Keberadaan
kami untuk mengatasi masalah endapan mikroorganisme dalam kandungan air
yang ada adalah secara pengendapan serta limbah dapat membantu terjadinya proses
penyaringan. Dengan menggunakan pengolahan sendiri air limbah (self
metode tersebut kemungkinan untuk purification) Batasan yang banyak
pencapaian optimal bisa terwujud. Dengan dikemukakan mengenai air limbah
mengendapkan suatu endapan tersebut umumnya meliputi komposisi serta sumber
maka akan membuat kinerja dari suatu darimana air limbah tersebut berasal.
IPAL akan lebih optimal terutama pada Misalnya air limbah rumah tangga, air
bak Anaerob. Untuk mengendapkan yang limbah industri, air limbah rumah sakit dan
dibutuhkan adalah suatu koagulan dan lain-lain. Setiap jenis air limbah memiliki
yang dipakai adalah tawas. karakteristik masing-masing. Sehingga
Tawas yang ditambahkan dengan dalam upaya pengolahannya, setiap jenis
variasi berat dan waktu yaitu (0,25 gram, air limbah memerlukan perlakuan yang
15 menit); (0,5 gram, 9 menit); dan (1 berbeda.
gram, 6 menit), ke dalam bak proses Hasil yang didapatkan setelah
limbah anaerobik di Pabrik Makaroni, CV. dilakukan penambahan tawas pada bak
Dian Sehati, Mojosongo, Surakarta. Hasil proses limbah anaerobik di Pabrik
yang diamati yaitu warna endapan, filtrat, Makaroni, CV. Dian Sehati, Mojosongo,
dan berat endapan. Surakarta adalah sebagai berikut :
lain-lain. Untuk penyaringan digunakan
suatu saringan yang terbuat dari besi yamg
memiliki suatu pori-pori yang lebih kecil.
Kolam anaerobik umumnya
memiliki kedalaman 2-5 m. Pada kolam
inilah air limbah mulai diolah dibawah
kondisi anaerobik oleh berbagai jenis
Tabel 1. Hasil pengamatan pada imbah
mikroorganisme anaerobik.
anaerobik yang telah ditambah
Mikroorganisme anaerobik mengubah
dengan tawas
senyawa anaerob dalam air limbah
menjadi gas CO2, H2S, dan CH4 yang akan
menguap ke udara; sementara berbagai
padatan dalam air limbah akan mengalami
sedimentasi dan terkumpul di dasar kolam
sebagai lumpur (Daur : Informasi
Lingkungan Kota dan Industri, Vol. 2 No.
1 Agustus 2001; Varn, 2003; Ramadan
and Ponce, 2004; Lani Puspita et al.,
Gambar 1. Air limbah yang telah 2005).
ditambah dengan tawas. Kolam anaerobik menerima
masukan beban anaerob dalam jumlah
Pada bak anaeobik volume yang yang sangat besar (biasanya > 300 mg/l
dapat tertampung ialah sebesar 21500 liter. BOD atau setara dengan 3.000 kg/Ha/hari
Sedangkan untuk debit dari limbah sendiri untuk kolam berkedalaman 3 m).
adalah 1,94 liter per detik. Sehingga Tingginya masukan beban organik
waktunya 11082 detik setara dengan 184 dibandingkan dengan jumlah kandungan
menit atau kurang lebih 3 jam. Untuk yang oksigen yang ada menyebabkan anaerobik
disarankan ialah yang tawas 0,25 gram. selalu berada dalam kondisi anaerobik.
Pertimbangan yang diinginkan ialah jika Pada anaerobik tidak dapat ditemukan
terlalu banyak tawas maka akan alga, walaupun terkadang lapisan film tipis
menimbulkan efek pencemaran baru yang terdiri dari Chlamidomonas dapat
terhadap lingkungan. Untuk endapan yang dijumpai di permukaan kolam. Kolam
diperoleh bisa dijadikan suatu hal yang anaerobik ini bekerja sangat baik pada
berguna seperti dibuat pupuk, biogas dan kondisi iklim hangat (degradasi BOD bisa
mencapai 60-85%). Waktu retensi khusus tentang jenis serta cara
anaerobik sangatlah pendek; air limbah mendapatkan.
dengan kadar BOD 300 mg/l dapat terolah
dalam waktu retensi 1 (satu) hari pada
kondisi suhu udara > 20oC (Varn, 2003;
Ramadan and Ponce, 2004; Lani Puspita et
al., 2005).
Kolam anaerobik merupakan salah
satu cara paling ekonomis untuk mengolah
limbah anaerob. Umumnya satu kolam Tabel 2. Contoh bakteri thermofilik
anaerobik sudah cukup memadai untuk
mengolah air limbah yang kandungan Suhu berpengaruh terhadap proses

BOD-nya kurang dari 1.000 mg/l. Namun pencernaan anaerobik bahan organik.

jika anaerobik digunakan untuk mengolah Pencernaan berlangsung baik pada suhu 30

air limbah anaerobik berdaya cemar tinggi, 40 C untuk kondisi mesofilik dan suhu

maka dibutuhkan tiga buah kolam 50 60 C untuk kondisi termofilik.

anaerobik yang disusun secara seri agar


proses degradasi dapat berlangsung dengan KESIMPULAN
optimal (Ramadan and Ponce, 2004; Lani Proses pengolahan air limbah di
Puspita et al., 2005). IPAL CV. Dian Sehati Mojosongo
Untuk Suhu yang panas bisa Surakarta sudah cukup baik namun masih
dilakukan suatu proses pendinginan perlu dilakukan beberapa optimalisasi
sebelum bak Anaerob. Pada bak tersebut seperti suhu air limbah yang perlu sedikit
yang nantinya suatu koagulan bisa diturunkan dan pemberian waktu tinggal
dimasukkan untuk mengurangi endapan yang lama agar limbah dapat diuraikan
yang ada. Sehingga jika menggunakan oleh bakteri dengan baik supaya hasil yang
bakteri pengurai yang tidak tahan panas didapatkan lebih maksimal dalam
maka akan optimal kinerjanya, akan tetapi mengurangi pencemaran lingkungan dari
jika menggunakan suatu suatu bakteri air limbah yang dihasilkan.
thermofill yang tahan panas langkah diatas
kemungkinan bisa diabaikan. REFERENSI
Untuk bakteri thermofil yang
sebagai pendegradasi belum ada referensi Lani Puspita et al (2005). Lahan Basah
Buatan di Indonesia. Bogor:
Wetlands International Indonesia
Programme
Soeparman dan Suparmin, 2002.
Pembuangan Tinja dan Limbah
Cair. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Sugiharto (1987), Dasar dasar
Pengelolaan Air Limbah, Cetakan
Pertama, UI Press, Jakarta.
Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi
Lingkungan Dengan Menerapkan
ISO 14001. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Tchobanoglous, George, (1991),


Wastewater Engineering: Treatment,
Disposal, and Reuse/Metcalf &
Eddy,Inc.,3rd Edition, McGraw-Hill,
Inc.New York.

S-ar putea să vă placă și