Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pengertian Amalgam
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah
merkuri. Kata amalgam juga didefenisikan untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari
beberapa bahan seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam sendiri
adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang disebut amalgamasi. Ketika
powder alloy dan liquid merkuri dicampur, terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental
amalgam yang berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abuabu (Baum 1997).
Perubahan dimensional
Amalgam dapat memuai dan menyusut tergantung pada cara manipulasinya, idealnya perubahan
dimensi kecil saja. Kontraksinya yang hebat dapat menyebabkan terbentuknya kebocoran mikro
dan karies sekunder.
Perubahan dimensional dari amalgam tergantung pada seberapa banyak amalgam tertekan pada
saat pengerasan dan kapan pengukuran dimulai. Spesifikasi ADA no.1 menyebutkan bahwa
amalgam dapat berkontraksi atau berekspansi lebih dari 20 m/cm, diukur pada 300C, 5 menit dan
24 jam sesudah dimulainya triturasi dengan alat yang keakuratannya tidak sampai 0,5 m.
Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi perubahan dimensi adalah :
a. Komposisi Alloy : semakin banyak jumlah silver dalam amalgam, maka akan lebih besar
pula expansi yang terjadi.
b. Rasio mercury:alloy : makin banyak mercury, akan semakin besar tingkat expansinya.
c. Ukuran partikel alloy : dengan berat yang sama, jika ukuran partikel menyusut, maka total
area permukaan alloy akan meningkat.
d. Waktu triturasi : merupakan faktor paling penting. Secara umum, semakin lama waktu
triturasi, maka ekspansi akan lebih kecil.
e. Tekanan kondensasi : Jika amalgam tidak mengalami kondensasi setelah triturasi, akan
terjadi kontraksi dalam skala besar karena tidak terganggunya difusi mercury ke alloy.
c). Difusi termal
Difusi termal amalgam adalah empat puluh kali lebih besar dari dentin sedangkan koefisien
ekspansi termal amalgam 3 kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikroleakage dan
sekunder karies.
d). Abrasi
Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuahsubstansi
/ zat, biasa disebut wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan,yang
mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan/puing amalgam.