Sunteți pe pagina 1din 11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR.

H DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG UPIP RSJD DR. AMINO GONDO HUTOMO

RUANG RAWAT : UPIP


TANGGAL DIRAWAT : Rabu, 11 Oktober 2017
TANGGAL PENGKAJIAN : kamis, 12 Oktober 2017

I. IDENTITAS
A. KLIEN
Inisial : Sdr. H Pendidikan : SMA
Umur : 20 tahun Pekerjaan : Mahasiswa
No. RM : 00123640 Status perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Semarang

B. PENANGGUNG JAWAB
Inisial :Tn. S
Usia : 58 tahun
Hubungan : Ayah
Alamat : Semarang

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan kepada orangtuany akan bunuh diri.
III. MASALAH UTAMA
Klien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk bunuh diri
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Sdr. H mengatakan pernah dirawat di RSJ sebelumnya yaitu pada tanggal 18 agustus
2017 dengan percobaan bunuh diri, dirawat selama 12 hari dan dipulangkan, di rumah
klien minum obat dengan teratur dan dipantau oleh ayahnya.
2. Pengalaman yang tidak menyenangkan
Sdr. H mengatakan pernah mempelajari ilmu gaib, sdr. H meyakini dengan ilmu gaib
itu seseorang bunuh diri, sehingga ia merasa menyesal.

V. FISIK
1. Tanda Vital : TD : 110/80mmHg, HR : 80x/mnt, RR : 19x/mnt, T : 37,50C
2. Ukur : TB 168 Cm, BB : 54 Kg
3. Keluhan Fisik : Sdr. H mengatakan tidak memiliki keluhan fisik
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

X X X X

Klien

Keterangan :
: Laki-laki : Garis ketursunan x : Meninggal

: Perempuan : Tinggal serumah

Dalam rumah tangga Sdr. H, ayah lah yang paling banyak mengambil keputusan
untuk keluarga. Kepemimpinan dalam rumah tangga Sdr. H yang paling dominan
adalah ayahnya. Pola asuh yang digunakan demokratis cenderung permisif Sdr. H
dalam berkomunikasi dengan anggota keluarganya tidak begitu terbuka.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Sdr. H mengatakan menyukai tubuhnya dan tidak merasa malu dengan
kekurangannya. Bagian tubuh yang paling disukai adalah kulit karena bersih putih,
klien tidak memiliki bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas :
Sdr. H mengatakan dia adalah seorang laki-laki berumur 20 thn yang berstatus
sebagai mahasiswa semester 5 di sebuah perguruan tinggi swasta. Klien puas
dengan identitasnya.
c. Peran :
Sdr. H adalah anak pertama dalam keluarganya.dan sebagai mahasiswa. Sdr. H
mengatakan kurang puas dengan perannya karena sering mengecewakan
orangtuanya dan banyak mata kuliahnya yang tidak lulus.
d. Ideal diri :
Sdr. H mengatakan dirinya penuh dosa, dan ingin bisa menghapus kesalahannya
dimasa lalu. Cita-cita Sdr. H ingin menjadi sarjana ekonomi yang sukses di
bidangnya.
e. Harga diri :
Sdr. H mengatakan merasa dihargai oleh keluarga dan orang-orang sekitarnya,
sdr. H mengatakan malu dirawat di RSJ
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri
3. Hubungan Sosial
Sdr. H mengatakan yang paling berarti sekarang dalam hidupnya adalah
keluarganya, klien mengatakan tidak memiliki banyak teman, karena dirinya tidaksuka
keramaian.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual
Sdr. H mengatakan jarang beribadah baik sebelum maupun saat sakit.
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Sdr. H tampak berpakaian rapi dan berpakaian sesuai dengan fungsinya.
2. Pembicaraan
Dalam berinteraksi dengan orang lain, gaya bicara Sdr. H terdengar selaras jika
bericara berbagai topik pembicaraan. Pembicaraan pelan, lambat dan lebih banyak
menunduk dan tidak mampu memulai pembicaraan.
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial
3. Aktivitas motorik
Sdr. H kurang aktif dalam keseharian di ruangan, lebih banyak menghabiskan
waktu di kamarnya dengan tiduran atau makan, Sdr. H tidak mau berinteraksi dengan
pasien lain.
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial
4. Alam Perasaan
Sdr. H mengatakan merasa sedih ketika memikirkan kesalahannya yang telah
lalu,dan merasa takut dengan isi suara yang di dengarnya itu.
Masalah Keperawatan: Ketakutan
5. Afek
Sdr. H sering menampakan ekspresi sedih dan sering menunduk.
6. Interaksi selama wawancara
Selama diskusi, Sdr. H tampak tenang, lebih banyak diam dan pandangan mata Sdr.
H lebih sering melihat ke bawah.
7. Persepsi
Klien mengatakan selalu mendengar suara-suara aneh berulang-ulang berisi lebih
dari 2 suara yang berisi perintah untuk bunuh diri bunuh dirimu, kamu orang yang
bersalah. Frekuensi dan durasi Suara muncul setiap saat dan tidak terhitung, suara
lebih intens saat klien sendirian, respon klien hanya mendengarnya.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori (halusinasi pendengaran),
Resiko bunuh diri
8. Proses pikir
Saat menyampaikan ide baru kepada perawat, Sdr. H tidak selalu mengulang
pembicaraan yang sama dari sebelumnya.
9. Isi Pikir
Sdr. H mengatakan menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan dimasa lalu
yang menyebabkan orang lain bunuh diri karena ilmu gaib yang dipelajarinya.
10. Tingkat kesadaran
Saat ditanya sekarang ada dimana, Sdr. H bisa menjawab dengan mengatakan
sekarang saya berada di RSJ. Saat ditanya siapa orang yang berbaju putih sdr. H
Mengetahui perawatnya, dan saat ditanya tentang waktu sdr. H mengetahui jam dan
tanggal.
11. Memori
Saat Sdr. H diminta untuk mengingat apa yang dilakukannya tadi pagi sampai
sekarang. Sdr. H bisa mengingatnya dengan menjawab tadi pagi saya mandi setelah itu
saya makan pagi setelah itu saya bercakap-cakap.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat Sdr. H diminta untuk berhitung dari 90-45. Sdr. H bisa melakukannya dengan
tepat.
13. Daya titik diri
Sdr. H mengatakan mengetahui sekarang dirinya sedang mengalami gangguan
jiwa, sehingga harus dirawat di RSJ.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Setelah pulang nanti pasien akan makan 3x sehari seperti yang dilakukan selama di
rawat di RSJ
2. BAB / BAK
Sdr. H bisa melakukan BAB/BAK secara mandiri di WC
3. Mandi
Sdr. H bisa mandi sendiri menggunakan sabun, pasta gigi dan shampo setiap kali
mandi
4. Berpakaian / berhias
Sdr. H bisa berpakain dan berhias mandiri di depan cermin
5. Istirahat dan tidur
Sdr. H mengatakan kalau tidur siang sehabis makan dan bangun disore hari. Kalau
malam tidurnya selepas isya dan bangun mendekati pagi. Sdr. H mengatakan tidak ada
kegiatan yang dilakukan sebelum tidur.
6. Penggunaan obat
Sdr. H sudah mengetahui obat yang dikonsumsinya yaitu Clozepam dan Fluoxetin
7. Kegiatan di dalam rumah
Sdr. H sudah bisa melakukan kegiatan layaknya IRT selama di rawat di RSJ
8. Kegiatan di luar rumah
Sdr. H akan mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat sehingga dia bisa
kembali berkomunikasi baik dengan masnyarakat.

IX. MEKANISME KOPING


Sdr. H mengatakan jika mendapat masalah dia akan memendam masalahnya sendiri.
Masalah keperawatan : Koping maladaptif

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Sdr. H mengatakan tidak merasa nyaman berada dilingkungan orang banyak yang
baru ia kenal
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Sdr. H mengatakan jarang berhubungan dengan lingkungannya
c. Masalah dengan pendidikan, spesifik
Sdr. H mengatakan memiliki masalah dengan berupa banyak mata kuliah yang
tidak lulus.
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Sdr. H mengatakan tidak memiliki masalah pekerjaan karena belum bekerja.
e. Masalah dengan perumahan, spesifik
Sdr. H mengatakan tidak memiliki masalah dengan perumahan.
f. Masalah ekonomi, spesifik
Sdr. H mengatakan tidak memiliki masalah dengan ekonomi keluarganya
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Sdr. H mengatakan tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan untuk
menyebuhkan sakit kejiwaannya.

XI. PENGETAHUAN
Sdr. H mengatakan tidak mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan baik dan
benar.
Masalah Keperawatan : Koping maladaptif

XII. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medik : Schizoprenia
2. Terapi medik : Clonazepam (2x25 mg) dan Fluoxetin (1x20 mg)
Clonazepam adalah obat untuk menurunkan frekuensi kejang-kejang dan
tingkat keparahannya akibat epilepsi. Obat ini dapat digunakan dengan atau
tanpa kombinasi obat-obatan lain. Clonazepam bisa diminum oleh dewasa
maupun anak-anak. Antikonvulsan ini bekerja dengan menstabilkan
keseimbangan aktivitas saraf dalam otak sehingga menurunkan risiko kejang.
Efeksamping sbb:
- Mengantuk.

- Pusing.
- Gangguan koordinasi tubuh

- Sulit konsentrasi.

- Mudah lupa.

- Bingung.

- Peningkatan volume air liur, khususnya pada anak.


Fluoxetine Fluoxetine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi beberapa
gangguan psikologi, seperti depresi, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan
bulimia nervosa. Fluoxetine bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas dan
sirkulasi suatu zat kimia di dalam otak yang disebut dengan serotonin. Dengan
meningkatnya kadar serotonin, maka keseimbangan kimia di dalam otak
berubah dan gejala ketiga gangguan psikologi tersebut dapat teratasi. Efek
samping sbb:
- Perubahan pada indera pengecap
- Mulut kering
- Nafsu makan berkurang
- Sulit tidur
- Libido menurun
- Jantung berdebar
- Lelah
- Sakit kepala
- Gangguan pencernaan

XIII. ANALISA DATA


NO. DATA PROBLEM
1 DS : Gangguan persepsi sensori
Klien mengatakan selalu mendengar suara-suara aneh (halusinasi pendengaran)
berulang-ulang berisi lebih dari 2 suara yang berisi
perintah untuk bunuh diri bunuh dirimu, kamu orang
yang bersalah. Frekuensi dan durasi Suara muncul
setiap saat dan tidak terhitung, suara lebih intens saat
klien sendirian, respon klien hanya mendengarnya.
DO :
Sdr. H terlihat lebih banyak diam dan sering menunduk
2 DS : Isolasi sosial
Sdr. H mengatakan merasa tidak nyaman berada
dilingkungan orang banyak yang baru ia kenal, dan ia
tidak memiliki banyak teman karena tidak menyukai
keramaian.
DO :
Sdr. H tampak pasif saat dikenalkan dengan orang baru
3 DS : Resiko tinggi menciderai diri
Sdr. H pernah mencoba bunuh diri dengan sendiri
memhantamkan bata di kepala beberapa kali
mengatakan ingin bunuh diri.
DO :
Sdr. H tampak menunduk saat menceritakan
kesalahannya dimasa lalu.
XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (halusinasi pendengaran)
2. Isolasi sosial
3. Resiko tinggi menciderai diri sendiri

XV. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Mencederai Diri Sendiri

Halusinasi
(pendengaran)

Isolasi sosial

XVI. Diagnosa keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori (halusinasi pendengaran)
2. Isolasi sosial
3. Resiko tinggi menciderai diri sendiri

XVII. Rencana keperawatan


No. Dx. keperawatan Rencana tindakan Rasional tindakan
1 Gangguan persepsi Tujuan 1. SP I (menghardik
sensori (halusinasi 1. Pasien mengenali halusinasi)
pendengaran) halusinasinya Dengan cara ini pasien
2. Pasien dapat mengontrol dapat mengenali
halusinasinya halusinasinya dan dapat
3. Pasien mengkuti program mengontrol halusinasi
pengobatan secara optimal ketika muncul dengan
cara menghardik
Kriteria
Setelah dilakukan tindakan 2. SP II (bercakap-cakap)
keperawatan 3x24 jam Cara ini digunakan
diharapkan : untuk lebih
1. Pasien dapat menyebutkan memantapkan SP I
isi, waktu dan frekuensi dengan cara bercakap-
timbulnya halusinasi cakap dengan teman
2. Pasien dapat atau keluarga
mengungkapkan perasaan
terhadap halusinasinya
3. Pasien dapat mengontrol 3. SP III (melaksanakan
halusinasinya kegiatan terjadwal)
Mengontrol halusinasi
Intervensi dengan kegiatan yang
1. SP I (menghardik disukai
halusinasi)
2. SP II (bercakap-cakap) 4. SP IV (patuh minum
3. SP III (melaksanakan obat)
kegiatan terjadwal)
4. SP IV (patuh minum obat)
2 Harga diri rendah Tujuan 1. SP I Bina hubungan
1. Klien dapat BHSP saling percaya
2. Klien dapat
mengidentifikasi 2. SP II identifikasi
kemampuan dan aspek
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai positif yang dimiliki
kemampuan yang
digunakan 3. SP III menilai
4. Klien dapat melakukan kemampuan yang
kegiatan sesuai kondisi digunakan
dan kemampuan
5. Klien dapat memanfaatkan
4. SP IV melakukan
sistem pendukung yang
ada kegiatan sesuai kondisi
Kriteria Hasil dan kemampuan
1. Ekspresi wajah
5. SP V memanfaatkan
bersahabat, tidak acuh,
sistem pendukung yang
ada kontak mata, mau ada
berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau
bercakap-cakap dan
mengutarakan masalah
yang dihadap
2. Klien dapat
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
3. Klien menilai kemampuan
yang digunakanKlien
melakukan kegiatan sesuai
dengan kondisi dan
kemampuannya

XVIII. Implementasi dan evaluasi

No. Implementasi Evaluasi


1 kamis, 12 oktober 2017. (09.30 WIB) S:
Data Pasien mengatakan sudah bisa
Sdr. H mengatakan mendengar suara- mengontrol halusinasi dengan cara
suara aneh yang berisi bunuh dirimu menghardik.
kamu orang yang bersalah.
Diagnosa keperawatan O:
Gangguan persepsi sensori (halusinasi Pasien mampu mendemonstrasikan
pendengaran) cara menghardik halusinasi.

Tindakan keperawatan A:
1. BHSP Halusinasi masih ada, pasien mampu
2. Mendiskusikan jenis, isi, waktu, mengenal dan mengontrol
frekuensi dan situasi yang halusinasinya dengan baik.
menimbulkan halusinasi
3. Mendiskusikan respon pasien terhadap P:
halusinasi Menganjurkan pasien untuk
4. Melatih pasien dengan SP I mengontrol halusinasi dengan cara
(menghardik halusinasi) menghardik.

RTL TTD Perawat


Evaluasi SP I
Lanjutkan ke SP II dengan bercakap- Serlina
cakap
Jumat, 13 oktober 2017. (15.30 WIB) S:
Data Pasien mengatakan bisa mengontrol
Sdr. H mengatakan suara aneh yang halusinasi dengan cara menghardik
didengarnya sudah berkurang berbeda halusinasi dan bercakap-cakap dengan
dari hari sebelumnya pasien lain atau bersama perawat.

Diagnosa keperawatan O:
Gangguan persepsi sensori (halusinasi Pasien mampu mendemonstrasikan
pendengaran) cara menhardik halusinasi dan
bercakap-cakap dengan pasien lain
Tindakan keperawatan untuk mengontrol halusinasi.
1. Mengevaluasi kemampuan pasien
dalam mengontrol halusinasi dengan A:
SP I (menghardik)
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi Halusinasi (+), pasien mampu
dengan SP II (bercakap-cakap) menghardik halusinasi.

RTL P:
Evaluasi SP II Menganjurkan pasien untuk
Lanjutkan SP III (melaksanakan kegiatan mengontrol halusinasi dengan cara
terjadwal) menghardik dan bercakap-cakap
dengan pasien lain atau bersama
perawat.
TTD Perawat
Serlina
Sabtu, 14 oktober 2017. (09.30 WIB) S:
Data Pasien mengatakan bisa mengontrol
Sdr. H mengatakan sudah tidak lagi halusinasi dengan cara menghardik
mendengar suara aneh halusinasi, bercakap-cakap dengan
pasien lain atau bersama perawat dan
Diagnosa keperawatan mengerjakan kegiatan yang terjadwal.
Resiko gangguan persepsi sensori
(halusinasi pendengaran) O:
Pasien memilih 2 kegiatan yang bisa
Tindakan keperawatan dilakukan saat halusinasinya muncul
1. Mengevaluasi kemampuan pasien untuk kegiatan yang terjadwal, yaitu
dalam mengontrol halusinasi dengan membersihkan tempat tidur dan
SP I dan SP II merapikan kamar.
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi A:
dengan SP III (melakukan aktifitas Tidak ada Halusinasi, pasien mampu
yang terjadwal). mengerjakan kegiatan yang terjadwal
sebagai cara mengontrol halusinasi.

P:
Menganjurkan pasien untuk
RTL mengontrol halusinasi dengan cara
evaluasi SP III (melakukan aktifitas yang menghardik dan bercakap-cakap
terjadwal). dengan pasien lain atau bersama
Lanjut ke SP IV (minum obat teratur) perawat dan melakukan kegiatan yang
disenangi.

TTD Perawat

Serlina
Minggu, 15 oktober 2017. (08.00 WIB) S:
Data Pasien mengatakan bisa mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik
Sdr. H mengatakan sudah tidak lagi halusinasi, bercakap-cakap dengan
mendengar suara aneh pasien lain atau bersama perawat,
mengerjakan kegiatan yang terjadwal
Diagnosa keperawatan dan patuh minum obat.
Resiko gangguan persepsi sensori
(halusinasi pendengaran) O:
Obat yang diresepkan untuk pasien
Tindakan keperawatan adalah clozepam (2x1 mg) dan
1. Mengealuasi kemampuan pasien Flouxetin (1x20 mg).
dalam mengontrol halusinasi dengan
cara SP I, SP II dan SP III
2. Melatih pasien mengontrol halusinasi A:
dengan SP IV (patuh minum obat) Halusinasi tidak ada, pasien mampu
menyebutkan obat yang diresepkan
kepadanya.

P:
Menganjurkan pasien untuk
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dan bercakap-cakap
dengan pasien lain atau bersama
perawat dan melakukan kegiatan yang
disenangi dan patuh minum obat.

TTD Perawat

Serlina

S-ar putea să vă placă și