Sunteți pe pagina 1din 43

1. Mengapa nama pasien harus ditulis dan ditanyakan dengan nama lengkap?

Untuk membedakan dengan pasien lain yang nama depannya serupa atau mirip sehingga
mengurangi kemungkinan tertukarnya status

2. Mengapa ditanyakan dan ditulis tanggal lahir, umur tahun dan bulan?
Untuk memperkirakan:
Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan atau sudah berhenti
Pertumbuhan gigi-geligi masih termasuk periode gigi susu/ decidui , campuran/ mixed
atau tetap/ permanent.
Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut umur erupsi gigi).
Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untuk digunakan (alat cekat atau lepasan,
alat aktif atau fungsional)
Untuk memperkirakan waktu /lama perawatan yang diperlukan
Apakah perawatan bisa segera dilaksanakan atau harus ditunda
Berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa lama diperlukan untuk periode
retensi
Mengapa diukur dan dituliskan berat badan dan tinggi badan pasien?
Untuk melihat status gizi pasien karena berhubungan dengan proses pertumbuhan gigi, tulang
dan rahang.

3. Apa yang dimaksud menarche & apa hubungannya dengan perawatan orto?
Untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan pencetakan. Pada pasien perempuan
yang sedang menstruasi terjadi menstruasi gingvitis, sehingga apabila dilakukan pencetakan
akan menghasilkan model studi yang tidak tepat.

4. Mengapa diukur dan dituliskan berat badan dan tinggi badan pasien?
Untuk melihat status gizi pasien karena berhubungan dengan proses pertumbuhan gigi, tulang
dan rahang.

5. Mengapa ditanyakan alamat lengkap?


Untuk mengetahui status sosial, ekonomi dan keadaan lingkungan sekitar pasien
6. Fungsi ditanyakan pekerjaan & sekolah, hubungan pekerjaan - maloklusi gigi?
Untuk mengetahui status ekonomi dan tingkat pendidikan pasien.

7. Mengapa harus dicantumkan no. cmkg?


Untuk memastikan bahwa pasien sudah terdaftar di RSGM Unpad dan tercatat dalam medical
record.

8. Apa artinya nama mahasiswa ada 3?


Operator yang merawat pasien tersebut dapat dipindahkan ke operator lain sampai tiga kali.

9. Fungsi ditanyakan laki-laki dan perempuan, hubungan dengan perawatan orto?


Terdapat perbedaan waktu, kecepatan, jumlah pertumbuhan dan perkembangan pasien.
Misalnya, ukuran rahang laki-laki lebih besar daripada perempuan, proses pertumbuhan
dentofasial pada perempuan lebih cepat selesai daripada laki-laki, proses penulangan dan
erupsi gigi lebih awal pada perempuan daripada laki-laki.
Berkaitan segi psikologi perawatan :
o Pasien wanita lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu perawatan harus
dilakukan dengan cara yang lebih lemah lembut dari pasien lelaki
o Pasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturan giginya dari pada pasin
laki-laki
o Pasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebih telaten dari pada pasien
lelaki dalam melaksanakan ketentuan perawatan.

10. Mengapa ditanyakan nama lengkap orang tua pasien?


Untuk mengetahui kepada siapa operator dapat memberitahu atau meminta persetujuan
mengenai rencana perawatan atau berkonsultasi dengan orang tua pasien.

11. Mengapa ditanyakan no telephone pasien ?


Untuk memudahkan menghubungi pasien.
12. Tujuan pengisian & bagaimana menentukan kesehatan baik, sedang & buruk?
Kuesioner tentang kesehatan harus dilengkapi oleh setiap pasien atau orang tuanya, dan hasil
temuannya dikonfirmasi lebih lanjut lewat wawancara di klinik. Tujuan pengisian adalah
untuk mengetahui kesehatan pasien baik, sedang, atau buruk dan mengetahui riwayat
penyakit yang pasien derita.

13. Tujuan & bagaimana mengisi riwayat penyakit, penyakit apa yang berhubungan
dengan perawatan ortodonti?
Penyakit yang berhubungan dengan perawatan ortodontik:
Penyakit diabetes melitus, (karena akan menyebabkan resorpsi tulang alveolar)
Sifilis menyebabkan kelainan bentuk dan malposisi gigi
Gangguan keseimbangan endokrine akan menyebabkan resorpsi yang tidak normal
sehingga menyebabkan erupsi lambat dan gigi tetap
Kekurangan nutrisi dan penyakit : rickets (kekurangan vitamin D), Scorbut (kekurangan
vitamin C), beri-beri (kekurang vitamin B1) mengakibatkan maloklusi yang hebat.

14. Fungsi isian & jenis penggunaan obat yang mempengaruhi perawatan ortodonti?
Hal penting yang harus diketahui meliputi saat terakhir berobat, pernah dirawat inap di
rumah sakit atau tidak, dan obat-obatan apa saja yang pernah digunakan. Hal-hal lain yang
lebih luas meliputi riwayat alergi, riwayat transfusi darah, dan masalah terhadap jantung atau
demam rematik.

15. Apa hubungannya kebiasaan buruk dengan maloklusi?


Hubungannya kebiasaan buruk dengan maloklusi karena kebiasaan buruk tertentu dapat
merubah posisi anatomis gigi sehingga terjadi maloklusi.

16. Kebiasaan buruk yang bagaimana yang menyebabkan maloklusi?


kebiasaan mendorong lidah/menempatkan lidah diantara gigi-gigi insisif pada waktu
istirahat.
Kebiasaan bernafas lewat mulut.
Kebiasaan menghisap/menggigit bibir.
Kebiasaan menggigit kuku.
17. Terangkan mekanisme kebiasan menghisap ibu jari dan jenis maloklusinya?

Biasa dilakukan pada anak-anak. Jika kebiasaan ini berlanjut sampai periode gigi tetap dapat
menimbulkan :

a. Gigi insisif rahang atas protusif dan gigi insisif rahang bawah linguoversi
b. Openbite anterior
c. Penyempitan lengkung rahang atas

Mekanisme Openbite akibat menghisap jari:

Pada saat jari berada dalam mulut mandibula RA dan RB terpisah keseimbangan dalam
arah vertikal berubah ekstrusi gigi posterioropenbite anterior

Penyempitan lengkung RA akibat menghisap jari akan terjadi gangguan keseimbangan


tekanan pipi dan lidah, mekanismenya:

Saat jari berada dalam mulut lidah akan tertekan ke bawah tekanan lidah terhadap
permukaan palatum berkurangsementara pada saat menghisap tekanan pipi akan
meningkattekanan paling besar terjadi pada sudut mulut sehingga penyempitan lengkung
rahang berbentuk V.

18. Terangkan mekanisme kebiasan mendorong lidah dan jenis maloklusinya?


Tongue Thrust swallowing adalah kebiasaan mendorong lidah ke depan saat menelan
merupakan adaptasi fisiologis pada keadaan open bite tujuannya untuk menghasilkan
penutupan (seal) di daerah anterior agar makanan/minuman tidak keluar.
Pada kebiasaan ini dapat menyebabkan protrusi insisif atas dan open bite anterior.

19. Terangkan mekanisme kebiasan bernafas lewat mulut dan jenis maloklusinya?
Kebiasaan bernafas melalui mulut akibat gangguan kronis pada naso respiratorius
misalnya rhinitis kronis, deviasi septum hidung, kelenjar adenoid membesar, polip hidung.
Hubungan dengan adanya gangguan pertumbuhan maksila akibatnya: terjadi penyempitan
lengkung RA, palatum tinggi dan berjejal.
Kurangnya pertumbuhan maksila pada pernafasan oronasal terjadi akibat perubahan posisi
lidah posisi lidah mendatar pada rongga mulutsehingga tidak dapat berperan normal
pada perkembangan maksila pada saat posisi lidah pada dasar rongga mulut daya-daya
ke maksila tidak seimbang. Hiperaktivitas fungsional otot-otot ekspresi wajah terutama otot
buksinatorius menghalangi perkembangan maksila ke lateral.

20. Terangkan mekanisme kebiasan mengigit bibir, kuku, jari & jenis maloklusinya?
Kebiasaan buruk-disfungsi oral:
- Menghisap dot (pacifier sucking)
- Menghisap jempol (thumb sucking)
- Menghisap jari (finger sucking)
- Menyelipkan lidah (tongue thurst)
- Menghisap atau menggigit bibir (lip sucking or bitting)
- Menghisap pipi (cheek sucking)
- Menggigit kuku atau pensil
Untuk itu tanyakan kepada pasien atau orang tuanya tentang :
Jenis : Macam kebiasaan buruk yang dilakukan
Kapan : Umur pasien waktu melakukan kebiasaan
Durasi : berapa lama melakukan kebiasaan
Frekuensi : Berapa kali per jam per hari dilakukan kebiasaan tersebut, sering/tidaknya
melakukan kebiasaan
Intensitas : Seberapa kuat / keras atau tidaknya kebiasaan buruk yang dilakukan
Posisi : Bagaimana dan di bagian mana dilakukan ?
Apakah ada hubungan antara bad habit yang dilakukan dengan keadaan maloklusi pasien

Fungsi sistem orofasial yang terganggu merupakan penyebab yang umum dari
didapatnya anomali. Hal umum berikutnya adalah kebiasaan buruk. Walaupun kebiasaan
menghisap yang berbeda akan menyebabkan abnormalitas yang berbeda / bervariasi, tetapi
tidak selalu berhubungan dengan penyebab langsung.
Kebiasaan menggigit bibir , kuku dan jari biasanya dilakukan pada bibir bawah yang
terus menerus diletakkan diantara gigi insisif rahang bawah dan rahang atas sehingga
menyebabkan gigi insisif rahang atas labioversi

21. Apa yang dimaksud dengan keluhan utama, jelaskan tujuannya?


Keluhan utama adalah alasan utama pasien memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit.
Tujuan dari menanyakan keluhan utama adalah agar dokter dapat menentukan diagnosis dan
jenis perawatan yang akan dilakukan kepada pasien berdasarkan keluhan utama dan
pemeriksaan klinisnya.

22. Tuliskan maloklusi yang menyebabkan gangguan estetik?


Protusi: Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat disebabkan

oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap jari dan menghisap bibir

bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah serta bernafas

melalui mulut.

Crossbite: Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik

terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi geligi maksila terhadap

gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok

gigi, atau satu gigi saja.

Openbite: Open bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat

rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik

Crowding : keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal

Diastema : suatu keadaan adanya ruang di antara gigi geligi yang seharusnya berkontak.

23. Tuliskan maloklusi yang menyebabkan gangguan pengunyahan ?


Crowding dan openbite
24. Tuliskan maloklusi yang menyebabkan gangguanbicara ? Huruf apa?
Disto oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf p dan b

Mesio oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf s, z, t, dan n.

Menurut Bruggeman anomali dental yang mengakibatkan gangguan bicara adalah:

1. Ruang antar gigi (spaces) yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan semua huruf
terutama s, sh, z, zh kecuali huruf n dan y.
2. Lebar lengkung yaitu terjadi kelainan saat mengucapkan huruf s, z, th.
3. Open bite yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh, z, zh, th, dan
kadang-kadang pada huruf t dan d.
4. Derajat protrusi yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh,z, zh.
5. Pada gigi yang rotasi kelainan bunyi yang terjadi sama dengan kelainan pada ruang antar
gigi.

25. Fungsi dan jenis perawatan RS yang berhubungan dengan perawatan ortodonti?
Fungsi mengetahui jenis perawatan RS adalah untuk mengetahui penyakit yang pernah atau
yang sedang diderita pasien dapat menggangu proses pertumbuhan, perkembangan rahang
dan erupsi gigi normal. Untuk mengetahui penyakit yang diderita pasien dapat mengganggu
proses perawatan ortodontik yang akan dilakukan. Untuk mengetahui penyakit yang
kemungkinan dapat menular kepada operator.

26. Fungsi dan jenis operasi yang berhubungan dengan perawatan ortodonti?
Fungsi dari operasi yang berhubungan dengan perawatan ortodonti adalah untuk
memperbaikis esuatu yang dapat mengganggu atau menghambat perawatan ortodonti yang
akan dilakukan.

Jenis operasi: odontektomi, frenektomi, bedah celah bibir dan palatum, pemotongan torus.

27. Apa hubungan antara trauma dental dengan pergerakan gigi?


Trauma pada fase setelah pembentukan gigi tetap akan menyebabkan mahkota berpindah
tempat, pembentukkan akar terhenti, akar bengkok, dan distorsi berat.
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL

28. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian tipe muka?


a. Sempit

b. Normal

c. Lebar

Morphological facial index

I = morphological facial index


bizygomatic width

Klasifikasi
Hypereuryprosop Low facial skeleton x-78.9
Euryprosop 79-83.9
Mesoprosop Average facial skeleton 84-87.9
Leptoprosop High facial skeleton 88-92.0
Hyperleptoprosop 93-x

29. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian simetrisasi wajah?


Tarik garis tengah wajah (nation-subnation), tarik garis dari kedua pupil, tarik garis dari pupil
ke bawah lalu diproyeksikan terhadap garis bibir, lihat kesejajaran garis. Atau dengan
analisis fotografi: wajah dibagi dua (kanan dan kiri) lalu dari masing-masing bagian
disatukan dengan proyeksinya.

Fungsi: untuk melihat adanya pembengkakkan atau tidak

30. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian profil muka? Maloklusi?
Profil muka: menurut Graber (1972) dikenal tiga tipe muka yaitu:

a. Cembung (convex), bila titik pertemuan Lcb-:ca berada didepan garis GI-Pog
b. Lurus (straight), bila titik pertemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis GI-Pog
c. Cekung (concave), bila titik pertemuan Lcb-Lca berada dibelakang garis GI-Pog
Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis Glabella (Gl), Lip Contour atas
(Lca), Lip Contour bawah (Lcb) dan Pogonion (Pog) serta garis referensi GI-Pog sebagai
acuan:

a. Glabella (Gl) : Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara alis mata
kanan dan kiri
b. Lip contour atas (Lca) : Titik terdepan bibir atas
c. Lip contour bawah (Lcb) : Titik terdepan bibir bawah
d. Pogonion (Pog) : Titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.

31. Bagaimana cara menentukan dan fungsi pengisian jenis tonus bibir? Maloklusi?
Otot-otot mastikasi dan otot-otot bibir. Serabut otot bersifat elastis, mempunyai dua macam
ketegangan (tonus), aktif dan pasif. Pada waktu kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan
apabila dalam keadaan dilatasi terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu
istirahat otot-otot mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal tonus otot sangat kuat (hypertonus) atau
sangat lemah (hipotonus) dapat menimbulkan anomali pada lengkung gigi akibat adanya
ketidakseimbangan antara tekanan otot di luar dan di dalam mulut.

32. Bagaimana cara menentukan relasi bibir? Maloklusi?


Keadaan bibir pada waktu istirahat (rest position) : terbuka/ menutup. Bibir terbuka pada
waktu rest posisi bisa disebabkan karena bibir terlalu pendek (incompetent) atau hypotonus
otot bibir sering dijumpai pada pasien yang gigi depannya protrusif

33. Bagaimana cara pemeriksaan TMJ, hubungan dengan perawatan ortodonti?


Inspeksi : merupakan pemeriksaan secara visual

Palpasi: pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba daerah sekitar TMJ pasien, apabila
terdapat sesuatu yang abnormal seperti benjolan atau fluktuasi, maka kemungkinan terdapat
kelainan pada TMJ-nya

Auskultasi: untuk metode ini diperlukan suatu alat bantu, yaitu stetoskop. Dilakukan dengan
cara meletakkan ujung stetoskop pada daerah tragus, kemudian mendengarkan dengan
seksama apakah terdapat bunyi (berupa klik atau yang lainnya) yang abnormal atau tidak.
Apabila terdapat bunyi abnormal tersebut, maka kemungkinan terdapat kelainan pada TMJ.

Untuk memeriksa faktor-faktor berikut:


-Hubungan oklusi
-Freeway space
-Overjet dan overbite
-Gigi yang tanggal
-Protesa, bila ada
-Atrisi dan bekas abrasi
-Kontak gigi prematur

PEMERIKSAAN INTRA ORAL

34. Apa arti odontogram, bagaimana cara mengisi dan kegunaannya?


a. Odontogram: salah satu isi rekam medis untuk pencacatan data gigi
b. Cara: setiap kotak mewakili setiap gigi di dalam mulut, catat lambang atau tanda sesuai
yang tercantum di bagian keterangan mengenai keadaan gigi tersebut
c. Kegunaan: sebagai data ante mortem pasien

35. Bedakan linguoversi dan mesiolonguoversi?


Linguoversi: bagian mesial dan distal gigi RB terlalu ke lingual

Mesiolinguoversi: bagian mesial dari gigi RB terlalu ke lingual, sedangkan bagian distalnya
normal.

36. Bedakan labioversi dan bukoversi


Labioversi : bagian mesial dan distal gigi maju ke labial (untuk gigi anterior)
Bukoversi : bagian mesial dan distal gigi maju ke bukal (untuk gigi posterior).

37. Bedakan Linguoversi dan Palatoversi


Linguoversi : bagian mesial dan distal gigi terlalu ke lingual (untuk RB)

Palatoversi : bagian mesial dan distal gigi terlalu ke palatal (untuk RA)
38. Istilah mesial out distal in digunakan pada malposisi ?
Rotasi

39. Tuliskan macam-macam malposisi


Jawab (dilihat dari per satu gigi)

1. Mesioversi : bagian mesial dari gigi tidak berada pada lengkung yang normal. Terdapat
dua macam posisi yaitu
a. Mesiolabioversi (untuk gigi anterior) / mesiobuccoversi (untuk gigi posterior): bagian
mesial dari gigi tersebut terlalu ke labial/bukal, sedangkan bagian distalnya normal.
b. Mesiolinguoversi (untuk RB) / mesiopalatoversi (untuk RA): bagian mesial dari gigi
tersebut terlalu ke lingual/palatal, sedangkan bagian distalnya normal.
2. Distoversi : bagian distal dari gigi tidak berada pada lengkung yang normal. Terdapat dua
macam posisi yaitu :
a. Distolabioversi (untuk gigi anterior) / distobuccoversi (untuk gigi posterior) : bagian
distal dari gigi tersebut terlalu ke labial/bukal, sedangkan bagian mesialnya normal.
b. Distolinguoversi (untuk rahang bawah) / distopalatoversi (untuk rahang atas): bagian
distal dari gigi tersebut terlalu ke lingual/palatal, sedangkan mesialnya normal
3. Linguoversi : bagian mesial dan distal gigi tersebut terlalu ke lingual
4. Labioversi : bagian mesial dan distal gigi tersebut maju ke labial
5. Intraversi : gigi tersebut berada jauh dari garis oklusi
6. Supraversi: posisi gigi melewati dataran oklusi
7. Axiversi : gigi tersebut tumbuh pada inklinasi aksial yang salah
8. Torsiversi : gigi tersebut berputar dalam sumbu panjang giginya
9. Transversi : perubahan pada urutan posisi gigi

40. Bagaimana menentukan kebersihan mulut? hubungannya dengan perawatan ortho?


Debris index, dengan menggunakan sonde atau disclosing solution dengan diteteskan pada
ujung lidah dan pasien diinstruksikan untuk mengoleskan ke seluruh permukaan gigi.
Permukaan gigi yang terdapat plak warnanya menjadi lebih merah.

Debris Index (DI) = (permukaan gigi yang terdapat plak) / (4 x gigi yang diperiksa) x 100%
Calculus index, dengan gigi penentu : 16, 11, 26 (bagian bukal) dan 36, 31, 46 (bagian lingual)

Calculus Index (CI) = penilaian kalkulus / gigi yang diperiksa

Kriteria : 0 = permukaan gigi bersih


1 = 1/3 permukaan gigi ada kalkulus supragingival
2 = 1/3 tapi 2/3 permukaan gigi ada kalkulus supragingiva atau pada servikal
terdapat bercak kalkulus subgingiva tapi permukaan gigi bersih
3 = 2/3 permukaan gigi ada kalkulus atau permukaan gigi bersih, kalkulus melingkari
servikal

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah higiene mulut pasien akan
menghambat perawatan yang akan dilakukan. Apa perlu dilakukan scaling terlebih dahulu
atau tidak.

41. Menggunakan index apa untuk menentukan baik, sedang, buruknya OH


OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified) = Debris Index (DI) + Calculus Index (CI)

Standar WHO untuk OHI-S baik 0 s/d 1,2 ; sedang 1,3 s/d 3,0; buruk 3,1 s/d 6,0

42. Tuliskan tanda-tanda gingivitis dan bagaimana cara memeriksanya?


Untuk gingival sehat : warna merah muda, melekat baik dengan gigi, dan mengkilap
Cara pemeriksaan dengan test perkusi, tekan, dan test mobility
Tanda-tanda gingivitis:

a. Perubahan warna : akut merah menyala/terang, kronis merah tua, pucat


vaskularisasi kurang, metalic pigmentation (obat-obatan,lingkungan kerja)
b. Konsistensi gusi : dari kenyal lunak
c. Tekstur gingival : hilangnya stippling, kronis permukaan gusi licin dan mengkilat
d. Bentuk gingival : pembesaran gingival (Mc.Calls Festoons), Stillmans Cleft, bias
terlokalisir atau menyeluruh
43. Tanda-tanda periodontitis dan cara memeriksanya
Tanda-tanda periodontitis : inflamasi gingival dan perdarahan, poket (probing, >3mm), resesi
gingival, mobilitas gigi (dengan menekan salah satu sisi gigi yang bersangkutan dengan alat
atau ujung jari, ujung jari lainnya pada sisi gigi yang berseberangan dan gigi tetangganya
yang digunakan sebagai titik pedoman sehingga gerakan relatif dapat diperiksa), nyeri
(dengan cara perkusi gigi), halitosis dan rasa tidak enak.

44. Mengapa sebelum perawatan orto harus terbebas dari penyakit periodontal?
Karena dalam melakukan perawatan orto membutuhkan keadaan periodontal yang sehat.

45. Jelaskan secara anatomi mengenai fernulum dalam rongga mulut?


Merupakan lipatan membran mukosa yang berjalan dari permukaan dalam bibir, pipi atau
lidah ke processus alveolaris.

46. Bagaimana menentukan frenulum rendah/ tinggi? Apa nama tesnya? Jelaskan!
Dengan Blanch test. Bibir bawah/atas ditarik keluar dan ke atas, perhatikan regio yang
menjadi pucat.

47. Bagaimana menentukan lidah besar/ normal? Maloklusi apa akibat lidah abnormal?

Tanda lidah besar:


1. Ukuran lidah lebih besar dibandingkang ukuran lengkung rahang
2. Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah menutupi permukaan oklusal gigi RB
3. Tepi lidah tampak bercak-bercak akibat tekanan permukaan lingual mahkota gigi
4. Gigi tampak renggang
Maloklusi yang ditimbulkan Angle kelas I tipe 6

48. Bagaimana menentukan Palatum normal, tinggi dan dangkal?

49. Jelaskan apa penyebab palatum tinggi?


Pasien dengan pertumbuhan rahang atas ke lateral kurang.
50. Pada kelas berapa salah satu tandanya adalah palatum tinggi?
Kelas I tipe 2.

51. Mengapa dilakukan pemeriksaan tonsil? Bagaimana cara memeriksanya?

Untuk memeriksa apakah terjadi pembengkakkan atau tidak.

Cara pemeriksaan dengan menekan lidah pasien menggunakan kaca mulut, pasien
diinstruksikan untuk mengucapkan aaa.

52. Jelaskan arti T0, T1 dst pada pembesaran tonsil?


T0: post tonsilektomi
T1: normal
T2: pembesaran tonsil tidak sampai garis media
T3: pembesaran tonsil mencapai garis media
T4: pembesaran tonsil melewati garis media

53. Bagaimana menentukan garis median normal pada pasien? Intra &ekstra oral?
Intraoral: amati posisi garis tengah gigi RA dan RB terhadap sutura palatina mediana
Ekstraoral: tarik garis dari nasal, tengah bibir atas, menton.
54. Bagaimana memeriksa garis median pasien normal atau tidak normal?
Amati posisi garis tengah gigi rahang atas dan rahang bawah terhadap sutura palatina
mediana jika didapatkan penyimpangan, kearah mana penyimpangannya dan ukur seberapa
besar penyimpangan tersebut.

55. Apa yang dimaksud overjet Bagaimana memeriksanya? Berapa nilai normal?
Overjet: jarak horizontal antara gigi insisif RA dengan permukaan labial gigi insisif RB
Nilai normal: 1-3 mm.
Cara: ukur pada model studi pada keadaan oklusi sentrik, ukur jarak dari permukaan labial
gigi insisif RB sampai bagian incisal gigi insisif RA

56. Apa yang dimaksud overbite? Bagaimana memeriksanya? Berapa nilai normal?
Overbite: jarak vertikal antara gigi insisif RA dan RB
Nilai normal: 2-4 mm
Cara: mengukur pada model studi pada keadaan oklusi sentrik, beri tanda pada bagian labial
gigi insisif RB untuk menandakan ujung incisal gigi insisif RA. Ukur dari ujung incisal gigi
insisif RB sampai tanda tersebut
57. Jelaskan jenis overbite (arah vertikal)?
1. True deep overbite: maloklusi kelas II divisi 2 dengan freeway space yang besar
2. Pseudo-deep overbite: maloklusi kelas II dengan freeway space yang kecil
58. Apa yang dimaksud crossbite? Bagaimana memeriksanya? Jenis crossbite?
Crossbite: Suatu kelainan letak dan posisi gigi dalam hubungan buko-lingual dan labio-
lingual.

59. Jelaskan perawatan crossbite anterior dan posterior?


Pada crossbite anterior diberikan biteriser pada bagan posterior dan pada crossbite posterior
diberikan biteriser pada bagian anterior.

60. Jelaskan perbedaan diastema dengan ruang bekas pencabutan!

Dilihat dari Diastema Bekas Pencabutan


Ukuran Kecil Besar
Tulang Alveolar Normal Mengecil/mengkerut jika
pencabutan sudah lama
Jaringan Sekitar Normal Terdapat bekas soket jika
pencabutan baru
Jumlah Gigi Lengkap (kecuali pada Missing
agenesi)
61. Pada kasus menyeluruh, apa etiologi yang mungkin? Retensinya seperti apa?
Etiologi yang mungkin terjadi diantaranya karena maloklusi. Retensi dapat dilakukan secara
mekanis yaitu dengan cangkolan adam pada gigi molar, secara kimia yaitu adhesi antara
landasan dengan saliva dan saliva dengan mukosa.

62. Apa yang dimaksud dengan kurva spee, monsoon dan kurva kompensasi?
Kurva spee adalah lengkung mandibular oklusal plane yang dilihat dari lateral secara antero-
posterior mulai dari titik puncak bonjol caninus RB sampai dengan titik puncak buccal cusp
dari gigi molar RB dan diteruskan ke anterior border ramus mandibula.

Kurca monson adalah lengkung mandibular dilihat dari arah posterior yang menyentuh titik
puncak bonjol bukal dan lingual dari gigi molar RB kanan dan kiri.

Kurva dari mandibula berbentuk konkav dan maxilla berbentuk konveks, kurva-kurva ini
saling mengkompensasi satu sama lain sehingga disebut sebagai kurva kompensasi.

Sumber gambar : http://www.uic.edu/classes/orla/orla312/OCCREVIS.htm

63. Bagaimana cara mengukur kurva spee? Berapa nilai normalnya?


Kurva spee normal diameternya kurang lebih 4inch. Cara mengukurnya adalah dengan
meletakkan penggaris sejajar oklusal plane dari bonjol gigi caninus ke gigi molar paling
posterior, lalu dihitung jarak terdalam antara penggaris dengan bonjol gigi, jarak normal dari
penggaris ke gigi adalah 1-3mm.

64. Bagaimana cara menentukan erupsi pasien cepat, lambat atau normal?
Bisa dengan melihat waktu erupsi gigi, yaitu :
GIGI RA (tahun) RB (tahun)
I1 7-8 6-7
I2 8-9 7-8
C 11-12 9-10
P1 10-11 10-11
P2 10-11 11-12
M1 6-7 6-7
M2 12-13 11-13
M3 17-21 17-21
Menentukan waktu erupsi pasien juga dapat dilihat dengan mengamati gigi region
sebrangnya, contohnya apabila gigi 11 belum erupsi sedangkan regio sebrangnya sudah
erupsi maka gigi tersebut termasuk erupsi yang lambat, dan sebaliknya.

65. Apa yang dimaksud dengan agenesis dan supernumerer? Sebutkan jenisnya!
Agenesi adalah tidak adanya benih gigi yang tumbuh atau tidak tumbuhnya gigi sama sekali.
Jenisnya adalah:
Anodontia : gigi tidak tumbuh seluruhnya baik pada RA maupun RB.
Oligodontia (anodontia partial) : beberapa gigi tidak tumbuh pada RA maupun RB.

Supernumerer (hyperdontia) adalah munculnya gigi tambahan selain gigi tetap/sulung yang
seharusnya. Biasanya berkaitan dengan kelainan genetic seperti cleft, deidocranial dysostosis,
ehlers-donlos syndrome, dan fabry-anderson syndrome. Jenisnya adalah :

Mesiodens : pada incisive depan RA


Para-molar : disebelah gigi molar
Disto molar : setelah molar 3
Parapremolar : disebelah gigi premolar

66. Apa yang akan terjadi jika terdapat agenesi/supernumerer? Apa perawatannya?
Jika terdapat agenesi biasanya terdapat diastema dan malposisi gigi yang ada. Perawatan
yang dapat dilakukan adalah perawatan orthodonsia (merapatkan diastema yang ada), dan
perawatan prostodonsia (jembatan / implant).
Jika terdapat gigi supernumerer biasanya terjadi crowding dan maloklusi, bentuk gigi yang
ada biasanya berbentuk conus, tuberculate (banyak bonjol) atau odontoma (tidak beraturan).
Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan perawatan orthodonsia (merapikan kembali
lengkung gigi-geligi), atau dilakukan ekstraksi untuk memberikan ruang yang cukup untuk
gigi tetap untuk tumbuh. Jika gigi tetap yang akan tumbuh terjadi fusi, biasanya dilakukan
pembedahan.

67. Mengapa dilakukan pemeriksaan deviasi TMJ pada status ortho? Bagaimana cara
memeriksanya?
Pemeriksaan deviasi TMJ dilakukan untuk melihat kelainan dalam pembukaan mulut.
Kelainan ini dapat bersifat tetap ataupun sementara. Deviasi TMJ dapat disebabkan oleh
kelainan intra oral, sehingga pada status perlu dilakukan pemeriksaan agar setelah perawatan
ortho TMJ tetap atau menjadi normal.

Cara pemeriksaan deviasi TMJ adalah:

1. Tangan operator memegang dagu pasien dengan posisi ibu jari di depan.
2. Operator mendorong dagu pasien ke arah dalam, lalu instruksikan pasien untuk membuka
mulut maksimal secara perlahan, lalu tutup kembali.
3. Lihat apakah pembukaan sejajar atau segaris dengan median line, dan ketika penutupan
kembali ke posisi semula atau tidak.

Penutupan mulut yang normal adalah lurus dan konsisten.

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
68. Apa fungsi berbagai jenis pemeriksaan radiologi untuk perawatan orthodonti?
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan rencana atau jenis perawatan yang akan
dilakukan. Jenis foto radiologi yang dapat dilakukan yaitu :

1. Lateral cephalometry, sebagai analisis cefalometri untuk perawatan yang akan dilakukan,
dapat juga melihat keadaan TMJ.
2. Panoramic, untuk melihat kelainan rongga mulut secara keseluruhan atau adanya
kelainan atau penyakit sistemik. Pada foto ini juga dapat dilihat ukuran dan bentuk
condylus.
3. Intra oral, untuk melihat adanya karies gigi.
4. MRI (magnetic resonance imaging), untuk pasien dengan disc displacement, dapat
melihat struktur tulang pada TMJ.

69. Kapan kita memerlukan foto panoramik, foto periapikal, foto sefalometri dan foto
handwrist?
Foto Panoramik merupakan pemeriksaan radiologi utama dalam diagnosis ortodonti
dibandingkan dengan pemeriksaan radiologi lainnya. Hal ini dikarenakan pada foto
panoramik, gambaran gigi geligi beserta jaringan periodontal, struktur tulang rahang dan
sendi TMJ dapat dilihat dalam satu film. Oleh karena itu foto panoramik diperlukan
ketika akan mendiagnosa setiap kasus orthodonti.
Foto Periapikal, foto ini dilakukan ketika pada foto panoramik menunjukkan
kemungkinan adanya kondisi patologis, misalnya kehilangan gigi kongenital atau
malposisi benih gigi.
Foto Sefalometri dilakukan jika dibutuhkan penilaian maloklusi hubungannya dengan
struktur tulang tengkorak.
Foto Handwrist, dilakukan untuk mengetahui sisa pertumbuhan kraniofasial, dalam
kasus-kasus dimana dokter harus memutuskan apakah dilakukan bedah ortoghnatik
misalnya dalam kasus maloklusi kelas II atau maloklusi skeletal, akan lebih
menguntungkan jika sisa pertumbuhan kraniofasial pasien dapat diketahui terlebih
dahulu sebelum dilakukan perawatan.

PEMERIKSAAN SAGITAL DAN TRANSVERSAL

70. Mengapa dilakukan pemeriksaan sagital dan transversal?

Untuk mengetahui perbedaan posisi gigi geligi kanan dan kiri dalam arah sagutal dan
transversal, membandingkan posisi gigi geligi sebelah kanan dan sebelah kiri garis median,
sehingga diharapkan kedudukan gigi geligi menjadi simetris.
71. bagaimana cara memeriksanya?
1) Beri tanda berupa titik pada permukaan incisal dan oklusal gigi RA dan RB :
I1 dan I2 : pertengahan incisal
C : puncak bonjol
P1 dan P2 : puncak bonjol bukal
M1 : Central fossa
2) Tentukan bidang referensi untuk RA dan RB :
RA : midpalatal raphe (garis median maksila) yang ditarik dari dua titik yaitu
anterior pada rugae palatina kedua dan posterior yaitu pada batas antara palatum
keras dan lunak tepatnya pada pertengah fovea palatina, garis ini disebut juga dengan
bidang tuberositas.

RB : titik anterior lebih mudah dicari dengan menggunakan mental spine film atau
menggunakan frenulum lingualis.
3) Bandingkan posisi gigi geligi sebelah kiri dan sebelah kanan garis median dengan
menggunakan orthocross.
PERBEDAAN PANJANG LENGKUNG

72. Apa tujuan dilakukan analisis perbedaan panjang lengkung (Arch Length
Discrepancy)

Untuk mengetahui perbedaan panjang lengkung rahang dengan panjang lengkung gigi, yang
kemudian informasi ini akan berguna dalam menentukan etiologi, diagnosis, dan rencana
perawatan yang akan dilakukan.

73. Terdapat dua cara menghitung panjang lengkung rahang? Jelaskan?


1) Segmental
Cara melakukan penghitungan ini yaitu dengan cara :
Membagi lengkung gigi menjadi 6 segmen, masing-masing segmen terdiri dari
dua gigi.

Ukur panjang lengkung rahang setiap segmen dengan menempatkan jangka


dengan kedua ujung runcing pada puncak papila.
Catat lebar mesio-distal masing-masing segmen dengan cara memindahkannya
pada garis yang telah disediakan pada status atau dapat menggambar sendiri.
Ukur panjag lengkung rahang mulai dari segmen 1-6 yang telah dipindahkan pada
garis dengan menggunakan mistar/penggaris.
2) Continue
Panjang lengkung rahang diukur menggunakan kawat lunak seperti brass wire
atau kawat kuningan.
Kawat ini dibentuk melalui setiap gigi, pada geligi posterior melalui
permukaan oklusalnya sedangkan pada geligi anterior melalui tepi insisalnya.
Jarak diukur mulai dari distal gigi M1 kiri ke distal M1 kanan.

74. Jelaskan perhitungan menurut kessling?

Metode kessling adalah suatu cara untuk menyusun lengkung gigi dari model aslinya dengan
cara memotong atau memisahkan gigi geligi baik maksila maupun mandibula kemudian
disusun kembali dalam bentuk lengkung yang dikehendaki sesuai posisi aksisnya.

75. Bagaimana cara melakukan perhitungan panjang lengkung gigi?


Panjang lengkung gigi dihitung dengan cara menghitung lebar mesio-distal maksimal
masing-masing gigi yang berada mesial dari gigi molar pertama baik maksila maupun
mandibula dengan menggunakan jangka denga kedua ujung runcing
Pengukuran dilakukan pada gigi molar pertama kiri sampai molar kedua kanan pada
setiap rahang.
Pada garis lurus yang telah disediakan di status atau dapat dibuat sendiri, pindahkan
masing-masing pengukuran tiap gigi sesuai dengan pengukuran yang kita peroleh
Ukurlah panjang lengkung gigi mulai dari M1 kanan ke M1 kiri dengan menggunakan
mistar/penggaris.

76. Jelaskan interpretasi analisis ALD dengan rencana perawatan ortodonti?


Mengukur panjang lengkung gigi (lebar mesio-distal gigi 16-26 dan 36-46)
Mengukur panjang lengkung rahang baik maksila maupun mandibula
Membandingkan selisih panjang lengkung gigi dengan panjang lengkung rahang, dengan
menggunakan rumus : panjang lengkung rahang panjang lengkung gigi
Jika hasilnya :
o (-1) (-2) mm : pro slicing
o 0 (-4) mm : pro ekspansi lengkung gigi
o > -4 : pro ekstraksi

ANALISIS BOLTON

77. Apa tujuan dilakukan analisis bolton? Jelaskan?


Untuk memperkirakan relasi overbite dan overjet yang terjadi setelah perawatan.
Mengidentifikas kelainan oklusi yang terjadi yang disebabkan perbedaan ukuran gigi.
Menentukan efek pencabutan pada oklusi di posterior dan anterior.

78. Apa arti SD?


SD merupakan Standar Deviasi pada hasil analisis Bolton dengan nilai rasio keseluruhan
sebesar 91,3% dengan nilai SD 1,91 dan rasio anterior sebesar 77,2% dengan nilai SD
1,65.

79. Jelaskan interpretasi hasil analisis bolton serta cara membaca tabel boltonnya?
a. Jika rasio anterior > 77,2% atau rasio total > 91,3% maka ukuran geligi maksila benar
dan ukuran geligi mandibula terlalu besar dibandingkan seharusnya.
- Gunakan ukuran gigi maksila yang benar tersebut untuk melihat ukuran gigi
Mandibula yang seharusnya pada tabel Bolton.
- Ukur gigi mandibula dari pasien
- Kurangi dengan ukuran gigi mandibula dari tabel
- Hasil pengurangan ini merupakan selisih kelebihan ukuran gigi mandibula.
b. Jika rasio anterior < 77,2% atau rasio total < 91,3 % maka ukuran geligi mandibula
benar dan ukuran geligi maksila terlalu besar dibandingkan seharusnya.
- Gunakan ukuran gigi mandibula yang benar tersebut untuk melihat ukuran gigi
maksila yang seharusnya pada tabel Bolton.
- Ukur gigi maksila dari pasien.
- Kurangi dengan ukuran gigi maksila dari tabel.
- Hasil pengurangan ini merupakan selisih kelebihan ukuran gigi maksila.
80. Apakah hubungan hasil analisis bolton terhadap perawatan ortodonti ?
Perawatan ortodonti dapat dilakukan dengan memajukan (ekspansi) gigi atau slicing gigi
sesuai dengan selisih yang didapat dari hasil analisis Bolton.

ANALISIS HOWES
81. Apa tujuan dilakukan analisis howes?
Analisis Howes digunakan untuk mengetahui apakah basis apikal cukup untuk memuat gigi
geligi pasien. Keadaan gigi berjejal (crowding) tidak hanya disebabkan ukuran gigi yang
terlalu besar tetapi juga dapat disebabkan lengkung basal tulang rahang yang terlalu kecil.
Analisis ini hanya digunakan untuk rahang atas.

82. Apa yang dimaksud dengan basis apikal? Bagaimana cara mengukurnya?
Basis Apikal atau lebar lengkung rahang adalah jarak antara titik terdalam fossa kanina yang
diukur dari titik pada ujung apeks gigi 1.4 sampai dengan gigi 2.4.

83. Apakah interpretasi hasil persentasi dan selisih analisis howes terhadap perawatan
orto?
1. 100 X Basis Apikal 100 X .. mm
= = .%
Jumlah mesio distal 16 26 mm

Jika hasil presentase :


- 44% : menunjukkan bahwa basis apikal cukup lebar untuk semua gigi 1.6 s/d
2.6
- < 37% : lengkung basal yang sempit sehingga perlu pencabutan gigi
- 37 %-44 % : termasuk kategori meragukan antara pencabutan gigi atau ekspansi
- > 44% : lebar lengkung basal > lebar lengkung gigi antara p1 sehingga ekspansi
dapat dilakukan dengan aman

2. Lebar lengkung gigi (puncak bonjol bukal 14-24) = .........mm

Lebar lengkung rahang (basis apikal) = .........mm

Selisih = ........ mm

Jika : LLG>LLR selisih + tak bisa di ekspansi


LLG<LLR selisih - ekspansi
LLG=LLR selisih 0 normal
(Nomor 84 tidak ada di soal)

ANALISIS PONT
85. Apa tujuan dilakukan analisis pont?
Analisis Pont digunakan untuk menentukan lebar lengkung ideal yang didasarkan pada lebar
mesiodistal mahkota keempat insisif rahang atas. Dasar pemikirannya adalah makin besar
ukuran lebar mesiodistal 4 gigi insisif RA, makin besar pula lebar lengkung gigi antara P1
dan M1 supaya tidak terjadi crowding.

86. Apa arti indeks pont 14-24? Indeks pont 16-26?


Indeks Pont merupakan rasio gabungan insisif terhadap lebar lengkung gigi melintang yang
diukur dari pusat permukaan oklusal gigi yang idealnya adalah 0,8 pada indeks Pont 14-24
dan 0,64 pada indeks Pont 16-26 sehingga pengukurannya yaitu :
- Indeks Pont 14-24 : Jumlah mesiodistal 12 11 21 22 x 100 =... mm
80

- Indeks Pont 16-26 : Jumlah mesiodistal 12 11 21 22 x 100 =... mm


64
87. Apakah interpretasi hasil dua persentasi analisis pont terhadap perawatan orto?
Jumlah mesio distal 12 11 21 22
a. Rumus indeks Pont 14 24 = 100 = mm
85
Jumlah mesio distal 12 11 21 22
b. Rumus indeks Pont 16 26 = 100 = mm
65

Table Pont
Penderita Pont Selisih
14 24 ... mm ... mm ... mm
16 26 ... mm ... mm ... mm

Jika selisih menghasilkan angka negatif (-), maka terjadi kontraksi


Jika selisih menghasilkan angka positif (+), maka terjadi distraksi

Cara pengukuran analisis Pont. Dapat dilakukan di model gigi atau secara langsung pada gigi
pasien untuk pengukuran lebih akurat pada saat pemeriksaan gigi.
Sumber: Color Atlas of Dental Medicine Orthodontic Diagnosis (Rakosi)

ANALISIS MOYERS
89. Apa tujuan dilakukan analisis moyers?
Untuk mengevaluasi jumlah ruang yang tersedia pada lengkung rahang agar didapat
keberhasilan dalam pengaturan gigi permanen dan pengaturan oklusal yang dibutuhkan(
occlusal adjustment).
90. Kapan kita memerlukan analisis moyers?
Analisis Moyers merupakan analisis gigi campuran (mixed dentition).

91. Bagaimana cara perhitungan analisis moyers?


Prosedur pada Rahang Bawah:
- Ukur lebar mesiodistal setiap keempat insisiv mandibular menggunakan Boleys gauge
- Tentukan jumlah ruang yang dibutuhkan untuk mengatur geligi insisiv.
- Hitung jumlah ruang yang tersedia setelah incisor alignment.
- Perkirakan ukuran lebar gabungan dari kaninus dan premolar mandibula.
Prosedur pada Rahang Atas:
- Sama dengan prosedur pada rahang bawah, namun menggunakan diagram probalitas yang
berbeda yaitu untuk perkiraan jumlah pada kaninus dan premolar rahang atas.

Form analisis Mixed Dentition (Moyers)


92. Apakah interpretasi hasil selisih analisis moyers terhadap perawatan orto?
- Jika ruangan yang tersedia lebih besar dari ruangan yang diperkirakan, ruang yang berlebih
dapat menjadi tempat bagi molar untuk bergerak ke mesial.
- Jika ruangan yang tersedia lebih kecil dari ruangan yang diperkirakan, hal tersebut
merupakan indikasi crowding di masa mendatang.

DIAGNOSIS
94. Tuliskan klasifikasi dibidang ortodonti?
Klasifikasi Maloklusi

1. Klasifikasi Angle
a. Kelas I (Neutrooclusion) : Mesiobukal cusp M1 rahang atas berada pada
mesiobukal groove rahang bawah.

Klas I Angle
(sumber : Thomas Rakosi Color Atlas of Dental Medicine)

b. Kelas II (Distoclusion) : Gigi geligi rahang bawah lebih retrusi (lebih distal)
daripada gigi geligi rahang atas. Kelas II Angle memiliki 2 divisi, yaitu
i. Divisi 1 : Kelas II Angle dengan gigi incisor maksila labioversi
Kelas II Angle, Divisi 1
(sumber : Thomas Rakosi Color Atlas of Dental Medicine)
ii. Divisi 2 : Kelas II Angle dengan gigi incisor maksila linguoversi.

Kelas II Angle, divisi 2


(sumber : Thomas Rakosi Color Atlas of Dental Medicine)
c. Kelas III Angle (Mesioclusion) : Hubungan gigi geligi rahang bawah lebih
anterior (lebih mesial) daripada gigi geligi rahang atas.

Kelas III Angle


1. Klasifikasi Skeletal
a. Kelas 1 skeletal : dimana rahang berada pada hubungan antero-posterior yang
ideal pada keadaan oklusi.

Kelas I skeletal

b. Kelas 2 skeletal : dimana rahang bawah pada keadaan oklusi, terletak lebih ke
belakang dalam hubungannya dengan rahang atas, dibandingkan pada Klas 1
skeletal.

Kelas II skeletal

c. Kelas 3 skeletal : dimana rahang bawah pada keadaan oklusi terletak lebih ke
depan daripada kelas 1 skeletal.
Kelas III skeletal

95. Tuliskan beserta ciri khas yang menyertai, klasifikasi Angle modifikasi Dewey?
Dewey mengusulkan modifikasi maloklusi Angle kelas I menjadi 5 tipe dan maloklusi Angle
kelas III menjadi 3 tipe.
1. Kelas I Angle memiliki 5 tipe modifikasi, yaitu :
a. Tipe 1 : Gigi anterior berjejal
b. Tipe 2 : Gigi anterior Protrusi
c. Tipe 3 : Gigi anterior crossbite
d. Tipe 4: Gigi posterior crossbite
e. Tipe 5 : Mesial drifting gigi posterior

2. Kelas III Angle memiliki 3 tipe modifikasi, yaitu :


a. Tipe 1: Lengkung gigi atas dan bawah jika dilihat secara terpisah berada dalam
alignment yang normal. Tetapi jika lengkung gigi dibuat beroklusi pasien
menunjukkan alignment insisivus edge to edge, menunjukkan lengkung gigi
mandibula bergerak ke depan.
b. Tipe 2 : Insisivus mandibula berjejal dan berada dalam hubungan lingual terhadap
insisivus maksila.
c. Tipe 3 : Insisivus maksila berjejal dan dalam posisi crossbite terhadap anterior
mandibula.
Reffr : Bhalajhi. Orthodontics - the art and science. New Delhi : Arya (MEDI) Publishing
House.

96. Bagaimana menentukan klasifikasi Angle dan klasifikasi skeletal?


Menentukan klasifikasi Angle dengan cara melihat hubungan antara gigi molar pertama
rahang atas (M1 RA) dengan gigi molar pertama rahang bawah (M1 RB).
Menentukan klasifikasi skeletal dengan cara melihat hubungan posisional antero-posterior
dari bagian basal rahang atas dan bawah, satu sama lain dengan gigi-gigi berada dalam
keadaan oklusi.

S adalah pusat sela tursika dan N adalah nasion di ujung depan sutura frotonasalis. Titik A
adalah titik terdalam pada garis median mandibula. Perbedaan antara SNA dan SNB adalah 30.

97. Kapan kita melakukan klasifikasi skeletal?


Bila terdapat hubungan anteroposterior yang tidak normal, bila dicurigai ada kelainan
skeletal.

98. Apa yang dimaksud diagnosis ortodonti? Perbedaan dengan diagnosis umum?
Diagnosis ortodonti: suatu studi dan interpretasi data klinik untuk menetapkan ada tidaknya
maloklusidalam perawatan ortodonti
Menurut Moyers ( 1988 ) diagnosis ortodonti: adalah perkiraan yang sistematis, bersifat
sementara,akurat yang ditujukan untuk penentuan problema klinis dan perencanaan
perawatan
Menurut Houston dkk ( 1992 ) , tujuan pemeriksaan pasien adalah untuk merekam informasi
yangberkaitan dengan keadaan maloklusi sebagai dasar untuk menentukan penyebabnya

99. Bagaimana kita menentukan etiologi maloklusi pasien?


Dari anamnesis, pemeriksaan klinis, analisis model dan foto rontgen.

100. Apa tujuan kita mengetahui etiologi maloklusi pasien?


Untuk menentukan diagnosis dan rencana perawatan.

RENCANA PERAWATAN
102. Bagaimana rencana perawatan dilakukan di bidang ortodonti?
Berdasarkan etiologi, diagnosis dan analisis model.

103. Apa yang dimaksud dengan perawatan observasi, preventif, interseptif dan kuratif?
Beri contoh.
Observasi : Mengamati tumbuh kembang
Preventif : Antisipasi perkembangan masalah maloklusi (contoh: pencabutan
supernumerary teeth sebelum malposisi gigi, space maintenance)
Interseptif : suatu prosedur ortodonsi yang dilakukan pada maloklusi yang baru atau
sedang dalam proses terjadi dengan tujuan memperbaiki ke arah oklusi normal (contoh :
Gigi hilang dining ruang menyempit (space regainer) : ortodonsi interseptif)
Kuratif : perawatan pengobatan (contoh: alat lepasan (removable)

104. Ada dua komponen alat lepasan orto, jelaskan, sebutkan macam, fungsinya?
A. Komponen Aktif :
1. Auxilliary Springs (Z-Springs, Spring tertutup) : menggerakkan gigi secara
anteroposterior
2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow : meretraksi lengkung gigi
3. Skrup Ekspansi / Expansion Screw:mengekspansi lengkung gigi
B. Komponen Pasif :
1. Klamer / Clasp : sebagai komponen retentif
2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif) :
mempertahankan lengkung

105. Tuliskan jenis tanggul gigitan? Apa arti tanggul gigitan 30, 45, 60 dan 90 derajat?
Apa fungsinya?
Macam tanggul gigitan:
1) Tanggul gigitan anterior, akan berkontak dengan gigi insisif bawah sehingga gigi
posterior tidak berkontak. Tanggul gigitan anterior berfungsi untuk memperbaiki
gigitan dalam gigi anterior/ anterior deep bite, membebaskan penguncian antar bonjol
pada perawatan kelainan bukolingual segmen bukal (cross bite posterior).
(1) Datar/ horisontal, bersudut 90 dengan sumbu panjang gigi insisif rahang bawah.
Menghasilkan komponen daya seluruhnya ke apikal
(2) Tanggul gigitan miring/ inclined:
a. Sudut 30 terhadap bidang insisal/ oklusal. Menghasilkan komponen daya ke
anterior : apikal = 1 : 2
b. Sudut 45 terhadap bidang insisal/ oklusal. Menghasilkan tekanan ke anterior
sama dengan tekanan ke apikal (1 : 1)
c. Sudut 60 terhadap bidang insisal/ oklusal. Komponen daya ke anterior dan
ke apikal (2 : 1)
2) Tanggul gigitan posterior, digunakan untuk membebaskan gigitan bersilang anterior
atau terdapat abnormalitas bukolingual.

STATUS
110. Apa syarat pengisian status?
Pengisian status harus dilakukan dengan lengkap dan jelas. Salah satu komponen status
yang harus dilengkapi adalah identitas pasien yang meliputi:
1) Identifikasi pasien
- Nama lengkap: untuk mencegah terjadinya pertukaran status
- Jenis kelamin: terdapat perbedaan waktu, kecepatan, jumlah pertumbuhan dan
perkembangan pasien. Misalnya, ukuran rahang pada laki-laki lebih besar dari pada
wanita, proses pertumbuhan dentofasial lebih cepat selesai pada wanita daripada
laki-laki, seperti pendewasaan, proses penulangan dan proses erupsi gigi terjadi
lebih awal pada wanita dari pada laki-laki.
- Tanggal lahir/umur: untuk mengetahui usia berdasarkan chronological age (umur
kalender)
- TB/BB: untuk melihat status gizi pasien karena berhubungan dengan proses
pertumbuhan tulang, gigi, dan rahang.
- Menarche (perempuan): untuk menentukan waktu yang tepat melakukan
pencetakan. Pada perempuan yang sedang menstruasi terjadi menstruasi gingivitis,
sehingga apabila dilakukan pencetakan tidak akan didapatkan hasil model studi
yang tepat.
- Alamat: untuk mengetahui status sosial, status ekonomu dan keadaan lingkungan
sekitar pasien.
- Pekerjaan/sekolah: untuk mengetahui status ekonomi dan tingkat pendidikan pasien
- No.telp: untuk memudahkan menghubungi pasien kembali
- No.CMKG: untuk memastikan bahwa pasien sudah terdaftar di RSGM Unpad dan
tercantum dalam medical record.
- Nama mahasiswa: merupakan nama operator yang merawat pasien tersebut.
2) Anamnesis
Anamnesis adalah proses tanya jawab antara dokter gigi dengan pasien dan atau
orangtua pasien mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan,
perkembangan, kebiasaan-kebiasaan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
kelainan-kelainan di dalam mulut dan wajah pasien.
Data-data yang perlu didapatkan dari anamnesis:
- Riwayat Kesehatan Umum: meliputi bagaimana kondisi kesehata pasien secara
umum yang terlihat langsung dari penampakan tubuh dan berdasarkan tanya jawab
terhadap pasien tersebut, apakah baik, sedang atau buruk.
- Riwayat Penyakit: apakah pasien yang bersangkutan pernah mengalami sakit
penyakit untuk mencegah terjadinya hal-hal yang bersifat komplikasi ketika
dilakukan perawatan dental.
- Operasi: untuk mengantisipasi komplikasi apabila pasien yang bersangkutan
memiliki riwayat operasi yang dapat menimbulkan hal-hal yang bersifat komplikasi
ketika dilakukan perawatan dental.
- Kelainan Kongenital: untuk mengantisipasi komplikasi apabila pasien yang
bersangkutan memiliki kelainan congenital yang dapat menimbulkan hal-hal yang
bersifat komplikasi ketika dilakukan perawatan dental.
- Penggunaan obat: apabila diketahui jenis obat apa yang sedang atau pernah
digunakan pasien, operator dapat mengetahui kontraindikasi ataupun indikasi
terhadap obat yang akan diberikan dalam perawatan dental juga dalam jenis
perawatan dental apa yang cocok yang akan dilakukan.
- Trauma dental: dengan mengetahui ada tidaknya trauma dental pada pasien akan
mempermudah operator (dokter gigi) untuk menentukan jenis perawatan yang akan
dilakukan yang tidak kontraindikasi dengan trauma dental yang pernah diderita
pasien apabila ada.
- Kebiasaan buruk: menghisap ibu jari, mendorong lidah, bernapas melalui mulut
Dengan mengetahui kebiasaan buruk pasien yang bersangkutan dapat mempermudah
dokter gigi dalam hal penentuan etiologi dari maloklusi yang terjadi dan jenis
perawatan yang paling cocok yang akan dilakukan dengan adanya kebiasaan buruk dari
pasien. Dapat juga membantu dokter gigi dalam hal mengantisipasi pasien untuk
melakukan kebiasaan buruknya tersebut guna keberhasilan perawatan dental.
- Keluhan utama: gangguan estetik/gangguan pengunyahan/gangguan bicara
Untuk mengetahui jenis perawatan yang akan dilakukan terhadap kasus pasien sesuai
dengan gangguan yang terjadi dan sesuai dengan keinginan pasien berdasarkan
gangguan yang dirasakannya.
3) Pemeriksaan klinis, baik pemeriksaan intraoral dan ekstraoral
4) Pembuatan studi model.
5) Analisis foto Rontgen.
6) Analisis foto profil dan foto muka (wajah).
7) Penentuan diagnosis
8) Analisis etiologi
9) Perencanaan perawatan
10) Prognosis

PENCETAKAN
112. Syarat pencetakan untuk pasien orthodonti
1) Cetakan sulkus: didorong sejauh mungkin sehingga dapat mencetak daerah anatomi
processus alveolaris dan pertemuan dengan basis maksila-mandibula
2) Sayap sendok cetak dibuat lebih tinggi atau dengan peninggian
3) Pencetakan dilakukan saat posisi istirahat.

116. Bagaimana cara melakukan pencetakan, jelaskan tahapannya?


1. Persiapkan bahan cetak. Rubber bowl diisi air sesuai takaran, kemudian diisi bubuk
alginate sesuai petunjuk pabrik. Adonan alginate diaduk memakai spatula, mula-mula
diaduk perlahan sampai semua bubuk dan air menyatu. Kemudian aduk lebih keras
dengan gerakan memutar dan menekan pada dinding bowl sampai merata, halus dan
mengkilat. Tempatkan alginat pada sendok cetak.
2. Persiapkan posisi operator dan pasien. Pasien duduk dengan posisi tegak dan bidang
oklusal rahang yang akan dicetak sejajar lantai. Posisi operator untuk pencetakan
rahang bawah yaitu di kanan depan pasien dan rahang pasien setinggi siku tangan
operator. Untuk pencetakan rahang atas operator ada di sisi kanan pasien dan
mengahadap arah yang sama dengan pasien dan kepala pasien setinggi bahu operator.
3. Untuk pencetakan rahang atas, pasien diminta membuka mulut secukupnya , otot-otot
bibir dan pipi dalam keadaan rileks. Masukkan sendok cetak dengan bahan cetaknya
tersebut ke dalam mulut pasien dengan salah satu sisinya masuk terlebih dahulu. Sudut
mulut sisi yang berlawanan (sebelah kiri) disingkapkan memakai jari kiri, kemudian
dengan cara memutar sendok cetak dimasukkan ke dalam mulut sampai pada posisinya
sesuai posisi waktu mencoba sendok cetak. Pegangan sendok cetak harus sejajar
dengan midline wajah pasien. Dalam keadaan bibir dan pipi tidak tegang, bibir diangkat
dengan jari tangan kiri agar bahan cetak dapat sempurna mengisi fornix bagian depan,
sedangkan tangan kanan dengan jari manis, tengah dan kelingking ikut menekan
sendok cetak. Penekanan dimulai pada bagian posterior dahulu, baru bagian anterior.
Waktu menekan bagian anterior, bagian posterior jangan terangkat kembali. Sesudah
sendok cetak dan bahan cetak sampai di tempatnya, baru bibir dan pipi ditarik perlahan
ke bawah untuk memperoleh lipatan bukal (trimming). Sendok cetak harus tetap
dipegang sampai bahan cetak mengeras (setting).
4. Untuk pencetakan rahang bawah, pasien diminta mengangkat ujung lidah ke posterior.
Sudut mulut kanan disingkapkan dengan jari telunjuk, dari sisi kiri sendok dengan
bahan cetaknya dimasukkan ke dalam mulut dengan cara memutar. Lakukan centering,
kemudian tekan sendok cetak. Tekan bagian anterior terlebih dahulu agar bahan cetak
dapat mengisi daerah retromolar dan retromylohyoid. Apabila sudah sampai ke
tempatnya, lidah digerakkan sedikit ke anterior. Bibr bawah dan pipi ditarik dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri untuk mencetak lipatan bukal.
5. Pertahankan posisi sendok cetak sampai bahan cetak mengeras. Sesudah mengeras
sendok cetak dilepas sejajar sumbu panjang gigi, dan sedikit diungkit. Hasil cetakan
kemudian dicuci pada air mengalir untuk membuang saliva yang menempel, kemudian
segera dicor dengan gips model.

CATATAN GIGITAN LILIN


118. Apa batas anterior, posterior dan lateral dari catatan gigitan lilin?
Batas anterior: distal kaninus rahang bawah
Batas posterior: distal molar terakhir rahang bawah
Batas lateral: sedikit lebih lebar dari lebar lengkung gigi regio premolar dan molar.

119. Apa fungsi catatan gigitan lilin?


Untuk memindahkan oklusi sentrik dari pasien ke model studi pada saat pembuatan basis
segi tujuh.

120. Bagimana cara memeriksa catatan gigitan lillin sudah baik?


Gigitan lilin harus meliputi regio premolar (distal kaninus rahang bawah) dan molar, serta
oklusi sentrik sebelum menggigit lilin dan ketika menggigit lilin harus sama.
121. Bagaimana cara melakukan pembuatan catatan gigitan lilin, jelaskan tahapannya?
1. Ambil lilin merah panjang 7 cm dan lebar sedikit lebih lebar dari lebar lengkung gigi
region P dan M (kanan-kiri).
2. Panaskan lilin, dan lipat lilin untuk region premolar.
3. Tentukan oklusi sentrik pasien.
4. Lilin yang sudah dilipat dicoba ke mulut pasien, bila sudah sesuai lilin dilunakkan
dengan cara dipanaskan (dengan lampu spiritus atau disiram air panas).
5. Letakkan lilin di tengah-tengah P1 rahang bawah lalu instruksikan pasien untuk
menggigit (oklusi sentrik).
6. Ambil gigitan lilin dari mulut pasien lalu bilas dengan air dingin.
7. Periksa kembali gigitan lilin dengan cara memasukkan lagi gigitan lilin ke dalam mulut
pasien, kemudian instruksikan pasien untuk menggigit lilin, periksa apakah oklusinya
sesuai dengan oklusi sentrik.

DISKUSI
123. Hal yang perlu dipersiapkan saat melakukan diskusi yaitu:
Sebelum diskusi mahasiswa harus menyiapkan model studi yang telah diberi basis segi
tujuh disertai data pasien, melakukan analisis dan rencana perawatan.

124. Hal yang perlu dilakukan setelah diskusi dengan dosen pembimbing diskusi:
Melakukan pemendaman model studi dan membuang pola lilin dan mengganti dengan
akrilik. Setelah dipendam dan dilakukan pemasakan akrilik. Plat akrilik dipoles, di acc-kan,
dan dilakukan insersi. Aktivasi pertama dilakukan 7 hari setelah insersi.

POLA LILIN
126. Syarat pola lilin dengan skrup atau tanpa skrup ekspansi antara lain:
1) Pola lilin dibuat setipis mungkin untuk memberikan kenyamanan pada pasien, dan
diberi ketebalan yang cukup untuk memberikan kekuatan ketika digunakan di dalam
mulut.
2) Pola lilin beradaptasi baik dengan mukosa mulut, tepi pola lilin beradaptasi dengan
kontur permukaan servikal di palatinal/lingual gigi dengan pas masuk daerah
interdental membentuk verkeilung, tanpa ada celah tempat terselipnya makanan.
3) Untuk rahang atas, pola lilin dibuat selebar mungkin, tepi distal sampai mencapai
daerah perbatasan palatum molle dan palatum durum, di bagian tengah melengkung ke
anterior sehingga cukup luas daerah palatinal yang bebas agar tidak menggangu fungsi
lidah sewaktu mengunyah dan bicara.
4) Untuk rahang bawah, daerah di bagian lingual mandibula sempit maka sehingga perlu
di pertebal menjadi satu setengah ketebalan malam (3mm), di daerah sulcus lingualis
tempat perlekatan frenulum linguale pola lilin dipersempit agar tidak mengganggu
gerakan lidah.
5) Jika disertai bite riser dibuat penebalan malam membentuk dataran gigitan sejajar
bidang oklusal atau tegak lurus inklinasi gigi insisivus bawah. Peninggi gigitan ini
tidak boleh menekan jaringan lunak (mukosa) di dalam mulut. Setelah model malam
baik, kemudian dioklusikan, gigi insisvus bawah berkontak dengan peninggi gigitan
tepat dipertengahan antero-posterior dataran dan pada gigi posterior terdapat jarak
interoklusal 2 4 mm (tidak boleh melebihi free way space pasien).

PEMOLESAN
127. Syarat pemolesan dan jika alat ada skrup ekspansinya
1) Tepi plat tidak ada yang tajam sehingga tidak melukai jaringan lunak beradaptasi
dengan baik.
2) Permukaan plat dihaluskan dan dipoles menggunakan alat poles.

INSERSI
128. Syarat insersi dan instruksi terhadap pasien
1) Syarat insersi:
(1) Persiapan alat. Plat akrilik telah dipoles, tidak ada bagian yang tajam terutama tepi
plat akrilik bagian anatomis dan ujung kawat.
(2) Penyesuaian pelat dasar/ bite riser. Pelat dasar beradaptasi baik pada gigi,
palatum, dan gusi. Daerah gigitan yang terbebas 2-3 mm.
(3) Penyesuaian komponen retensi, alat dipasang dan dilepas dengan mudah tapi
memiliki daya retentif yang baik
(4) Penyesuaian komponen aktif, alat mudah ditempatkan
(5) Pengenalan alat pada pasien mengenai cara memasang alat dengan cara menekan
plat akrilik, dan cara melepas alat dengan cara melepas komponen retensi pada
gigi.
2) Instruksi terhadap pasien:
(1) Alat dipakai sepanjang waktu setiap hari, minimal 6 jam
(2) Penggunaan alat sewaktu makan akan mengalami kesulitan pada awal pemakaian,
sehingga perlu adaptasi setelah beberapa hari pemakaian
(3) Pasien diberitahu jika pada awal pemakaian mulut aka terasa penuh, dan
menyebabkan air liur berlebih, sulit menelan, dan sulit berbicara. Pembicaraan
normal dapat dicapai dalam 24-48 jam
(4) Menghindari makanan yang bergula dan lengket, seperti dodol
(5) Setelah digunakan makan alat dibersihkan menggunakan pasta gigi dan sikat gigi.
Jika alat sedang tidak digunakan disimpan di dalam wadah yang kuat untuk
mencegah alat hilang dan rusak
(6) Jika terasa sakit, atau melukai jaringan mukosa saat penggunaan alat pasien segera
menghubungi dokter, menghindari pemakaian alat yang terputus
(7) Pasien datang kontrol 1 minggu sekali
(8) Aktivasi alat aktif dilakukan antara 1-4 minggu sekali.

AKTIVASI
129. Aktivasi berbagai komponen:
1) Pegas Z. Aktivasi dengan memperbesar lus. Lus I diperbesar ke anterior dibagian
mesial. Lus II diperbesar ke anterior di bagian distal. Aktivasi paralel akan mendorong
ke anterior secara seimbang.
2) Koil. Aktivasi dengan mengurangi plat akrilik 1mm, memperbesar koil, menekan
bagian koil sehingga dapat menggerakan 1/3 mesiodistal gigi yang digerakkan.
3) Pegas tertutup. Aktivasi dengan membuka lus sama seperti aktivasi pada pegas z.
4) C refraktor. Cara aktivasi dengan mengecilkan lengkung U atau memotong lengan
bebas pada hook, mengurangi plat akrilik 1mm. Aktivasi 1-2 mm
5) Busur labial. Cara aktivasi dengan mengecilkan kedua lengkung U, mengurangi
bagian pelat akrilik 1mm. Busur labial bergerak 1mm ke arah palatinal
6) Sekrup ekspansi. Aktivasi dengan cara menggerakkan alat pemutar sekrup ekspansi
searah dengan anak panah. Satu kali menggerakan alat pemutar sekrup akan berputar
sebanyak putaran. Aktivasi dilakukan setiap minggu sebanyak putaran.

S-ar putea să vă placă și