Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1. KOLOID LIOFILIK
Partikel koloid yang banyak berinteraksi dengan medium dispers, lebih mudah
membentuk sistem koloid ,Tarik menarik antara fase dan medium dispers kuat sehingga
terjadi solvasi. Contoh: albumin,gelatin, dan insulin
2. KOLOID LIOFOBIK
Tarik menarik antara fase dan medium disperse kecil , tidak suka pelarut , pembuatan
koloid liofobik dengan metode dispers dan kondensasi. Contoh : Koloid emas,perak,dan
belerang.
3. KOLOID AMFIFILIK
Merupakan koloid gabungan atau disebut juga zat aktif permukaan , terbentuk dari
molekul-molekul atau ion-ion , mempunyai dua kutub yang berbeda yang melawan
afinitas larutan dalam molekul/ion.
keterangan :
M : bobot molekul
B : konstanta interaksi yang
diperoleh dari perpotongan dan kemiringan plot H
Sifat kinetika koloid
Kinetika koloid digolongkan menjadi beberapa sistem yang berhubungan denga gerakan
partikel :
Gerakan partikel yang disebabkan oleh panas (Gerak Brown, Difusi dan Osmosis)
Gerakan partikel yang disebabkan oleh gravitasi (sedimentasi)
Gerak partikel yang diberikan secara eksternal (viskositas)
Gerakan partikel yang dipicu secara elektris.
GERAK BROWN
Gerak acak yang ditemukan oleh Robert Brown(1827)
Merupakan gerak partikel acak/ tidak beraturan yang dapat diamati pada partikel-partikel
sebesar kira-kira 5 m.
Gerak brown merupakan pemboman partikel-partikel oleh molekul-molekul medium
dispersi.
Tidak dapat dilihat karena molekul tersebut kecil
Kecepatan partikel meningkat dengan semakin kecilnya ukuran partikel.
Viskositas medium dapat diperoleh dengan menambahkan gliserin untuk menurunkan
dan menghentikan gerak dari partikel.
DIFUSI
Partikel berdifusi secara spontan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi
merupakan hasil langsung dari gerak brown.
Berdasarkan hukum Fick I, jumlah zat (dq) yang berdifusi dalam waktu (dt), melalui
bidang seluas (S) berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi (dc), sesuai dengan
jarak yang ditempuh (dx)
TEKANAN OSMOTIK
Tekanan osmotik () larutan koloid encer yang dijelaskan oleh persamaan Van`t Hoff :
Untuk koloid dengan viskositas tertentu, semisal untuk polimer dengan bobot molekul
tertentu merupakan fungsi linier dari Cg. Persamaan menjadi :
DISPERSI KASAR
SUSPENSI
Koloid gabungan dalam larutan yaitu kemampuan misel untuk meningkatkan kelarutan
bahan yang susah larut dalam medium dispersi.
Molekul yang mengalami pelarutan dalam misel berhubungan dengan sifat polar dan non
polar.
Molekul non polar dalam media air yang mengandung zat aktif permukaan ionik akan
berada pada inti hidrokarbon misel.
Zat terlarut polar akan cenderung teradsorpsi pada permukaan misel.
SIFAT ANTARMUKA PARTIKEL TERSUSPENSI
- Ukuran Partikel Terdispersi Kecil Energi Bebas Tinggi Tidak Stabil Terjadi
Penggabungan Kembali
- Partikel dalam suspensi cair cenderung untuk berflokulasi.
- Flokulat adalah gumpalan yang lunak dan ringan dari partikel partikel yang bersatu
karena gaya van der waals lemah.
- Aggregat adalah partikel yang melekat pada suatu lempeng yang padat dengan gaya yang
lebih kuat.
- Caking terjadi karena pertumbuhan dan peleburan kristal bersama- sama dalam endapan
membentuk suatu agregat padat.
- Peningkatan energi bebas permukaan (g) terjadi bila zat padat dibagi menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil sehingga luas permukaan total A meningkat, digambarkan
dengan:
G SL .A
d 2 ( s o ) g
18 o
V
F
V0
FF
FORMULASI SUSPENSI
PEMBASAH PARTIKEL
- Wettability (daya membasahi) dari suatu serbuk ditentukan dengan mengamati sudut
kontak serbuk dengan cairan.
ELEKTROLIT
Bekerja sebagai zat yang memflokulasi dengan mengurangi barier elektrik antara partiker-
partikel
SURFAKTAN
Konsentrasi yang dipakai merupakan faktor penentu bisa sebagai pembasah atau
pensuspensi
POLIMER
HIGROSKOPISITAS
Sebuah istilah yang identik dengan kemampuan suatu zat untuk menyerap jumlah air yang
cukup disekitarnya sehingga berpengaruh terhadap sifat fisik atau kimia zat tersebut.
Padatan dapat diklasifikasi berdasarkan higroskopisitas (tendensi dlm menyerap air) :
1. Non hygroscopic
2. Agak higroskopis
3. Higroskopik moderat
4. Sangat higroskopik
PASANGAN PASANGAN GARAM DAN KELEMBABAN RELATIF
1. Tiap pasangan garam mempunyai tekanan uap tertentu.
2. Pasangan Na2HPO4 anhidrat - Na2HPO4.2H2O : tek uap diatasnya = 9 mmHg,
3. Pasangan Na2HPO4.2H20 - Na2HPO4.7H2O : mempunyai tekanan uap 14 mm Hg
4. Pasangan Na2HPO4.7H2O - Na2HPO4.12H2O : mempunyai tekanan uap 18 mm Hg.
RH Pair
Poair
KECEPATAN ZAT MENARIK LEMBAB
Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan zat menarik lembab:
1. Luas permukaan zat
2. RH atmosfir atau RH ruang
Rumus : dx/dt = x = t
Berat zat stl mengikat lembah stl wakru t :
W = Wo + t
Besarnya tertentu untuk suatu zat (antar zat satu tidak sama dengan zat lain)
PAREMETER KELEMBABAN PADA FORMULASI
Kelembaban suatu zat padat dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat
keringnya.
Bila dihitung berdasarkan berat basah, kandungan air dihitung sebagai persen berat dari
bobot basahnya (LOD).
Sedang, bila dihitung berdasar berat keringnya, kandungan air dinyatakan sebagai persen
dari bobot kering (MC).
%LOD = X 100%
MC ( moisture content)
Bila dihitung berdasarkan berat basah, kandungan air dihitung sebagai persen berat dari
bobot basahnya (MC):
%MC =
DISOLUSI
Pengertian disolusi obat
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam
media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi ketersediaan suatu obat
sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum
diserap ke dalam tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi yaitu :
1. Suhu
2. Viskositas
3. Pengadukan
4. Ph pelarut
5. Ukuran partikel
6. Polimorfisme
7. Sifat permukaan zat
Selain faktor-faktor tersebut ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi obat
secara in vitro antara lain adalah:
1. Sifat fisika kimia obat
2. Faktor alat dan kondisi lingkungan
3. Faktor formulasi