Sunteți pe pagina 1din 11

DISPERSI KOLOID

Tipe disperdi koloid

Tipe system koloid

1. KOLOID LIOFILIK
Partikel koloid yang banyak berinteraksi dengan medium dispers, lebih mudah
membentuk sistem koloid ,Tarik menarik antara fase dan medium dispers kuat sehingga
terjadi solvasi. Contoh: albumin,gelatin, dan insulin
2. KOLOID LIOFOBIK
Tarik menarik antara fase dan medium disperse kecil , tidak suka pelarut , pembuatan
koloid liofobik dengan metode dispers dan kondensasi. Contoh : Koloid emas,perak,dan
belerang.
3. KOLOID AMFIFILIK
Merupakan koloid gabungan atau disebut juga zat aktif permukaan , terbentuk dari
molekul-molekul atau ion-ion , mempunyai dua kutub yang berbeda yang melawan
afinitas larutan dalam molekul/ion.

PREDIKSI NILAI CMC


Campuran dua amfifil atau lebih bisa digunakan dalam
formulasi farmasetis.
Dengan menganggap sebagai campuran ideal,CMC
campuran dapat diprediksi dari nilai CMC murni dan fraksi
molnya dengan persamaan :
SIFAT OPTIS KOLOID
EFEK FARADAY-TYNDALL
Bila berkas cahaya yang kuat melewati suatu sol koloid, suatu kerucut kasat mata
terbentuk sebagai akibat penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Bintik terang pada
koloid dapat diamati dan dihitung menggunakan ultramikroskop.
Mikroskop elektron lebih efektif untuk mengukur dan melihat bentuk dan struktur koloid
karena memiliki resolusi yang bagus. Mikroskop elektron dapat merosolusi 2 partikel
sejauh 20 nm (200 A)
HAMBURAN CAHAYA
Tergantung dari efek faraday-tyndall
Untuk menentukan bobot molekul, bentuk dan ukuran partikel.
Hamburan/turbiditas/kekeruhan merupakan penurunan fraksional akibat penghamburan
cahaya melewati 1 cm larutan koloid ()
Molekul amfifil bergabung membentuk misel, tingkat kekeruhan akan berubah karena
misel berada dalam kesetimbangan dengan spesi monomer.
Bobot molekul misel bisa didapatkan dari persamaan :

keterangan :
M : bobot molekul
B : konstanta interaksi yang
diperoleh dari perpotongan dan kemiringan plot H
Sifat kinetika koloid
Kinetika koloid digolongkan menjadi beberapa sistem yang berhubungan denga gerakan
partikel :
Gerakan partikel yang disebabkan oleh panas (Gerak Brown, Difusi dan Osmosis)
Gerakan partikel yang disebabkan oleh gravitasi (sedimentasi)
Gerak partikel yang diberikan secara eksternal (viskositas)
Gerakan partikel yang dipicu secara elektris.

GERAK BROWN
Gerak acak yang ditemukan oleh Robert Brown(1827)

Merupakan gerak partikel acak/ tidak beraturan yang dapat diamati pada partikel-partikel
sebesar kira-kira 5 m.
Gerak brown merupakan pemboman partikel-partikel oleh molekul-molekul medium
dispersi.
Tidak dapat dilihat karena molekul tersebut kecil
Kecepatan partikel meningkat dengan semakin kecilnya ukuran partikel.
Viskositas medium dapat diperoleh dengan menambahkan gliserin untuk menurunkan
dan menghentikan gerak dari partikel.

DIFUSI
Partikel berdifusi secara spontan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi
merupakan hasil langsung dari gerak brown.
Berdasarkan hukum Fick I, jumlah zat (dq) yang berdifusi dalam waktu (dt), melalui
bidang seluas (S) berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi (dc), sesuai dengan
jarak yang ditempuh (dx)

TEKANAN OSMOTIK
Tekanan osmotik () larutan koloid encer yang dijelaskan oleh persamaan Van`t Hoff :

Untuk koloid dengan viskositas tertentu, semisal untuk polimer dengan bobot molekul
tertentu merupakan fungsi linier dari Cg. Persamaan menjadi :

R = Konstanta molar gas


T = Suhu absolut
Cg= Gram zat terlarut
M = Bobot molekul
B = Konstanta sistem pelarut
SENDIMENTASI
Kecepatan sedimentasi (v) partikel bulat mempunyai densitas () dalam medium yang
memiliki densitas () dan viskositas () sesuai persamaan hukum stokes
Gerak brown cenderung mengimbangi sedimentasi dan mendorong terjadinya
pencampuran akibatnya harus diberikan gaya yang kuat untuk terjadinya sedimentasi
dengan ultrasentrifugasi.
Dalam sentrifugasi percepatan gravitasi digantikan oleh x. merupakan kecepatan
sudut sama dengan 2 dikalikan kecepatan perputaran rotor per detik.
VISKOSITAS
Merupakan tahanan sistem untuk mengalir pada suatu tekanan yang diberikan. Makin
kental cairan makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat cairan mengalir.
Viskositas dispersi koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel fase dispers. Bentuk partikel
bulat memiliki viskositas yang rendah.
Hubungan bentuk partikel dan viskositas mencerminkan tingkat solvasi partikel.
Viskositas lebih lanjut dibahas pada sistem reologi.
SIFAT-SIFAT ELEKTRIS KOLOID
Sifat koloid dipengaruhi oleh adanya muatan pada permukaan partikel yang berkaitan
dengan fenomena antarmuka.
Zeta Potential adalah parameter muatan listrik antara partikel koloid. Makin tinggi nilai
potensial zeta maka akan semakin mencegah terjadinya flokulasi/ (peristiwa
penggabungan koloid dari yang kecil menjadi besar).
Potensi zeta menunjukkan tingkatan tolak menolak antara partikel yang bermuatan sama
yang saling berdekatan.
Untuk suatu sistem koloid dengan medium dispers air, potensial zeta dapat dihitung
dengan persamaan :

E = kuat medan listrik (volt/cm)

= kecepatan migrasi partikel (cm/det)

= Zeta potensial (volt)

= mobilitas partikel (cm/volt det)

STABILITAS SISTEM KOLOID


Stabilitas dapat diperoleh dengan 2 cara :
1. Memberikan muatan listrik pada partikel-partikel terdispersi.
2. Melapisi tiap partikel dengan suatu selubung pelarut pelindung untuk mencegah
saling melekatnya partikel ketika partikel bertabrakan karena gerak brown.
Sol liofobik secara termodinamika tidak stabil, partikel hanya dapat di stabilkan dengan
penambahan muatan listrik pada permukaannya.
Sol liofilik dan sol gabungan bersifat stabil secara termodinamika. Penambahan elektrolit
dalam jumlah sedang pada sol tersebut tidak menyebabkan koagulasi seperti pada sol
liofobik. Penambahan dalam jumlah besar dapat terjadi koagulasi.
PELARUT
Koloid gabungan dalam larutan yaitu kemampuan misel untuk meningkatkan kelarutan
bahan yang susah larut dalam medium dispersi.
Molekul yang mengalami pelarutan dalam misel berhubungan dengan sifat polar dan non
polar.
Molekul non polar dalam media air yang mengandung zat aktif permukaan ionik akan
berada pada inti hidrokarbon misel.
Zat terlarut polar akan cenderung teradsorpsi pada permukaan misel.

DISPERSI KASAR
SUSPENSI
Koloid gabungan dalam larutan yaitu kemampuan misel untuk meningkatkan kelarutan
bahan yang susah larut dalam medium dispersi.
Molekul yang mengalami pelarutan dalam misel berhubungan dengan sifat polar dan non
polar.
Molekul non polar dalam media air yang mengandung zat aktif permukaan ionik akan
berada pada inti hidrokarbon misel.
Zat terlarut polar akan cenderung teradsorpsi pada permukaan misel.
SIFAT ANTARMUKA PARTIKEL TERSUSPENSI
- Ukuran Partikel Terdispersi Kecil Energi Bebas Tinggi Tidak Stabil Terjadi
Penggabungan Kembali
- Partikel dalam suspensi cair cenderung untuk berflokulasi.
- Flokulat adalah gumpalan yang lunak dan ringan dari partikel partikel yang bersatu
karena gaya van der waals lemah.
- Aggregat adalah partikel yang melekat pada suatu lempeng yang padat dengan gaya yang
lebih kuat.
- Caking terjadi karena pertumbuhan dan peleburan kristal bersama- sama dalam endapan
membentuk suatu agregat padat.
- Peningkatan energi bebas permukaan (g) terjadi bila zat padat dibagi menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil sehingga luas permukaan total A meningkat, digambarkan
dengan:
G SL .A

- SL = Tegangan antar muka antara medium cair dan partikel padat.


- Supaya suspensi stabil, energi bebas permukaan harus dikurangi G= 0
Caranya :
1. Pengurangan tegangan permukaan (SL) penambahan surface active agent (surfactan)
2. Pengurangan luas permukaan partikel flokulasi/ agregasi
PENGENDAPAN DALAM SUSPENSI
- Stabilitas fisika suspensi terjaga bila partikel tetap terdistribusi secara merata ke seluruh
media.
- Kecepatan pengendapan dinyatakan oleh hukum stokes:

d 2 ( s o ) g

18 o

v : Kecepatan pengendapan akhir (cm/detik)


d : Diameter partikel (cm)
s dan o: Kerapatan dari fase terdispers dan medium pendispers
g : Percepatan karena gravitasi
o :Viskositas dari medium pendispers ( poise)
KECEPATAN PENGENDAPAN DIPENGARUHI OLEH :
Ukuran partikel terdispers
Tentukan pada praformulasi
Hindari ukuran partikel terlalu besar atau terlalu kecil.
- Ukuran partikel besar akan cepat mengendap pada dasar
wadah.
- Ukuran partikel kecil akan mudah terbentuk caking pada dasar wadah
Viskositas Pendispersi.
Viskositas pada suspensi ditingkatkan dengan menambah
suspending agent. Contoh : Methyl Cellulose, Carboxymethyl
Cellulose, Sodium Carboxymethyl Cellulose, Acacia, Tragacanth,
Bentonith
Ukuran partikel dapat dikurangi dengan :
- Menggunakan mortir dan stamper pada skala kecil.
- Pada skala besar dengan alat-alat tertentu yang sesuai
Density pendispers/pembawa :
Density pendispers pada suspensi dapat ditingkatkan dengan
menambah:
- Polyethylen glycol,
- polyvinyl pyrolidone,
PENGARUH GERAK BROWN
Gerak brown dapat melawan pengendapan dalam suspensi.
Terjadi pada :
- Partikel dengan diameter 2 - 5m
- Kerapatan dan viskositas medium
pendispers tertentu
- Temperatur kamar
Gerak brown dapat dihilangkan bila terdispers berada dalam larutan gliserin 50% yang
mempunyai viskositas 5 cps
Partikel terdeflokulasi : mengendap perlahan-lahan,membentuk suatu endapan dimana terjadi
agregasi yang akhirnya membentuk lempengan keras (hard cake) yang sulit disuspensikan
kembali
Pada sistem terdeflokulasi:
- Partikel yang besar mengendap lebih cepat dari pada partikel kecil
- Tidak ada batas yang jelas antara endapan dan supernatan
- Cairan berwarna keruh
DERAJAT FLOKULASI ()
Pada sistem deflokulasi :

V
F
V0

F : Volume sedimentasi suspensi yang terdeflokulasi

V : Volume akhir endapan suspensi yang terdeflokulasi

FF

FORMULASI SUSPENSI

PEMBASAH PARTIKEL

- Penting dipertimbangkan pada proses pembuatan suspensi sebab partikel serbuk


mengadsorpsi udara sulit terbasahi mengambang

- Wettability (daya membasahi) dari suatu serbuk ditentukan dengan mengamati sudut
kontak serbuk dengan cairan.

- Mendekati 90 partikel mengambang. Serbuk yang sulit terbasahi hidrofobik

ELEKTROLIT

Bekerja sebagai zat yang memflokulasi dengan mengurangi barier elektrik antara partiker-
partikel

SURFAKTAN

- Digunakan untuk menghasilkan flokulasi dari patikel yang tersuspensi.

- Surfaktan yang dipakai bisa nonionik maupun ionik

Konsentrasi yang dipakai merupakan faktor penentu bisa sebagai pembasah atau
pensuspensi

POLIMER

- Digunakan untuk menghasilkan flokulasi dari patikel yang tersuspensi.


- Surfaktan yang dipakai bisa nonionik maupun ionik
Konsentrasi yang dipakai merupakan faktor penentu bisa sebagai pembasah atau
pensuspensi.

HIGROSKOPISITAS
Sebuah istilah yang identik dengan kemampuan suatu zat untuk menyerap jumlah air yang
cukup disekitarnya sehingga berpengaruh terhadap sifat fisik atau kimia zat tersebut.
Padatan dapat diklasifikasi berdasarkan higroskopisitas (tendensi dlm menyerap air) :
1. Non hygroscopic
2. Agak higroskopis
3. Higroskopik moderat
4. Sangat higroskopik
PASANGAN PASANGAN GARAM DAN KELEMBABAN RELATIF
1. Tiap pasangan garam mempunyai tekanan uap tertentu.
2. Pasangan Na2HPO4 anhidrat - Na2HPO4.2H2O : tek uap diatasnya = 9 mmHg,
3. Pasangan Na2HPO4.2H20 - Na2HPO4.7H2O : mempunyai tekanan uap 14 mm Hg
4. Pasangan Na2HPO4.7H2O - Na2HPO4.12H2O : mempunyai tekanan uap 18 mm Hg.

Kelembapan Relatif (RH / Relative Humudity)


Kelembaban Relatif atau RH (Relative Humidity) adalah : Perbandingan tekanan uap air dalam
ruang dibanding tekanan uap jenuh pada suhu tertentu dengan persamaan:

RH Pair

Poair
KECEPATAN ZAT MENARIK LEMBAB
Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan zat menarik lembab:
1. Luas permukaan zat
2. RH atmosfir atau RH ruang
Rumus : dx/dt = x = t
Berat zat stl mengikat lembah stl wakru t :
W = Wo + t
Besarnya tertentu untuk suatu zat (antar zat satu tidak sama dengan zat lain)
PAREMETER KELEMBABAN PADA FORMULASI
Kelembaban suatu zat padat dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat
keringnya.
Bila dihitung berdasarkan berat basah, kandungan air dihitung sebagai persen berat dari
bobot basahnya (LOD).
Sedang, bila dihitung berdasar berat keringnya, kandungan air dinyatakan sebagai persen
dari bobot kering (MC).

LOD (loss on drying)


Bila dihitung berdasarkan berat basah, kandungan air dihitung sebagai persen berat dari
bobot basahnya yang dikenal sebagai susut pengeringan.
Susut pengeringan dikenal dengan LOD:

%LOD = X 100%
MC ( moisture content)
Bila dihitung berdasarkan berat basah, kandungan air dihitung sebagai persen berat dari
bobot basahnya (MC):

%MC =

DISOLUSI
Pengertian disolusi obat
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam
media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi ketersediaan suatu obat
sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum
diserap ke dalam tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi yaitu :
1. Suhu
2. Viskositas
3. Pengadukan
4. Ph pelarut
5. Ukuran partikel
6. Polimorfisme
7. Sifat permukaan zat
Selain faktor-faktor tersebut ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi obat
secara in vitro antara lain adalah:
1. Sifat fisika kimia obat
2. Faktor alat dan kondisi lingkungan
3. Faktor formulasi

S-ar putea să vă placă și