Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KECAMATAN BUNGURSARI
PURWAKARTA
Disusun Oleh
Puji Astuti
Nim. P3.73.20.3.11.028
Dosen Pembimbing:
SUMIJATUN,SKp.MARS
JURUSAN KEPERAWATAN
JAKARTA
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Penyakit Tuberculosis adalah suatu penyakit
menular yang angka kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil)
yang di kenal dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui
perantaran dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis paru, pada waktu penderita batuk
butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke
dalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru (96,9%). Dari
hasil pengkajian Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di dapatkan hasil untuk TB
Paru sebanyak 11 orang. 64% dari penderita tidak berobat secara teratur. Oleh sebab itu
diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru agar tidak menularkan lebih luas lagi.
Dan pada makalah ini penulis akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga pada TB
Paru semoga dapat dijadikan pedoman sebagai penatalaksanaan pada TB Paru.
1. Tujuan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anak
dengan TB Paru.
2. Tujuan Khusus
4. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada anak
dengan TB Paru.
1. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini penulis menggunakkan metode studi
literature, adapun teknik yang digunakan yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari buku
buku, browsing internet dan sumber buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan
makalah ini.
1. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun secara
sistematis BAB I, terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan. BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai TB Paru. BAB
III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si dengan TB Paru di keluarga Tn.Sa yang
meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi. BAB IV, terdiri dari
Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh
organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI,
2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan
gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycrobacterium
tuberculosis (Sallin, 2007)
1. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas badan mencapai
40C-41C.
1. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk membuang produk-
produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit berkembang dalam
jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk
dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi
produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemapnoe)
karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis
terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
1. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan pada penyakit
yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
1. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
1. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan berupa
anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang,
nyeri otot, keringat malam dan lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang
timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998)
4. Patofisiologis
TB. Primer
Sitoplasma makroflag
(limfangitis regional)
Komplek primer
TB Sekunder
Infeksi endogen
Tuberkel
Sembuh
Sembuh Kavitas
Meluas Memadat/bekas Bersih Sembuh
Pemeriksaan Laboratorium
2. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru. Disamping itu juga dapat
memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk
mendapatkan sputum terutama pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non
produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita dianjurkan minum
sebanyak 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk efektif. Dapat juga memberikan tambahan
obat-obatan mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30
menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy. Sputum yang sudah
didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-
kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000
kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu penanaman
sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai tampak. Bila setelah 8 minggu
pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang sering
digunakan adalah Lowenstien Jensen dan ATS.
1. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc Tuberculin PPD
(Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate strength). Setelah 48-72 jam tuberculin
disuntukkan akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit
yakni persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.
6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam
beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu
kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.
Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak dapat
dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian maupun
intermitten seminggu 3 kali.
Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam.
Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu
diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
Streptomicin (S)
Ethambutol (E)
2. Pengkajian
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data pasien
dapat dikumpulkan untuk menentukan masalahmasalah keperawatan yang mungkin timbul pada
setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :
1. Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang dan
nomor register.
3. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhatihati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
9. Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi dalam
terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan
bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak adekuat ,
penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan, Malnutrisi ,Terpapar
lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen.
4. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema
tracheal.
5. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan
membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.
3. Intervensi Keperawatan
Penurunan ketahanan
Malnutrisi
Terpapar lngkungan
Kriteria hasil :
Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang aman
Intervensi :
3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari
meludah
8) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema
tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris
1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan
membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
2)Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
5) Kolaborasi oksigen
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi sputum
,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
8) Kolaborasi antipiretik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
4. Usia : 38 th
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Karyawan
Hub.dgn
No Nama JK Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
Kel
1. Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.
Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal dari suku Sunda
(Purwakarta) Jawa Barat. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa sudah
lama tinggal di purwakarta dan istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir. Lingkungan
tempat tinggal klien saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang sama yaitu sunda,
yang memang kampung mereka sendiri.
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak,
namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut karena terkadang pekerjaan
Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah dan pulang pada sore
hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek dan pamannya yang rumanya dekat dengan
mereka. Anak pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya bermain
dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi secara rutin
bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup, Tn.Sa lebih memilih
untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan keluarganya saat malam hari.
Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan
keluarganya hanya sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti perkembangan saat ini. Namun
mereka masih menjaga kultur budaya sunda dalam berpakaian.
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya seperti
sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang dipelajari dari
orang tuanya makanan khas sunda.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti apa
yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani membantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai Kepala
Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama An.Si sangat
menyayangi adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI
menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya. Di Keluarga
Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi biasanya keputusan diambil setelah
bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak menggambarkan budaya Sunda.
Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk
melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.
Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat, Puasa dan
Mengaji. Ny.S juga sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan puasa dibulan Ramadhan.
Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di pengajian anak-
anak dekat rumahnya.
Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena menurutnya waktu
liburnya yang hanya satu hari harus digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi
dengan maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan berinteraksi
dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan anaknya.
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah. tahap ini di
mulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada tahap ini orang
tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik
aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan sebagai berikut :
Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu mengontrol
tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak, orang tua hanya
mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol dan untuk meningkatkan
pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar belakang pendidikan yang rendah dan
kurangnya waktu untuk keluarga.
Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu, kemudian menikah dan tinggal di
Bungursari desa Karangmukti setelah mendapatkan warisan dari orang tua Ny.S, mereka
langsung dikarunia anak bernama Si dan I.
Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan orangtua dari Ny.S masih ada tapi
hanya Ibunya yang tinggal didekat rumahnya.
3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48
m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat dari kayu, rumah tak
memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias
yang ditanam dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang
yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak
dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan dari sumur
pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah
ditimbun kemudian dibakar.
Dapur Kmr.mndi
Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur
Teras rumah
6m
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya merupakan penduduk
asli perwakarta yang memang sejak kecil sudah tinggal daerah tersebut. Lingkungan masih
dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan terlebih dahulu ke jalan
utama, dan harus menunggu lama untuk mendapatkan angkot.Keadaan jalan di lingkungan
tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum lingkungan di sekitar rumah masih
terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan cara dibakar menyebabkan
ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat
rumah ada rustu dengan jarak sekitar setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau
angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.
1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya
keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan kemudian pindah menempati rumah
yang diwariskan kepada Ny.S.
Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Di sekitar
rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S hanya berinteraksi dengan tetangganya
setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S
mengatakan anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Ny.S tidak
mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya memeriksakan keadaan
kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak bisa disembuhkan dengan
obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu dekat rumahnya atau pergi ke bidan
desa.
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan anaknya mampu
berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki jaringan sosial keluarga seperti
asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas
pembantu atau bidan desa.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan istrinya
Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi hingga sore
namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan
antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan
dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan
dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan anak dan
orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya
bermusyawarah dengan Ny.S.
1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari
dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu
Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh
dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu
menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu menyiapkan
sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan sebagai siswa
SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah didekat balai desa
dengan jarak 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang jam 12 siang. Setelah
sampai dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak adiknya bermain sambil
mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa dan
Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan anaknya
untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku
sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan
selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan selalu
menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol perkembangan
anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam
ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek yang
mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap
memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi
dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan
pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat bersosialisasi dengan
lingkungan disekitar rumahnya.
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun keluarga masih sering
mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang ini sudah ada jaminan untuk
masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga
Tn.Sa baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau
oleh obat warung.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap
hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang anak-
anaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya setelah bekerja
dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.Sa mengatakan
tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih meiliki
anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas dan
tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi. Yang
biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu Tn.Sa . Anak-anak belum
dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur
untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.
Kepala Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit
kepala bersih, warna kepala bersih, warna kepala bersih, warna kepala bersih, warna
hitam, lurus,
hitam, lurus, sebahu hitam. Rambut
hitam, lurus, tebal.
dan tipis. sebahu.
Rambut pendek
Distribusi menyebar sebahu dan berkilau.
Distribusi menyebar Distribusi menyebar
rata. Distribusi menyebar
rata. rata.
rata.
Bibir simetris,
Bibir simetris, Bibir simetris,
mukosa lembab, Bibir simetris,
mukosa lembab, mukosa lembab, lidah
lidah simetris, dapat mukosa lembab,
lidah simetris, dapat simetris, dapat
bergerak ke kiri dan lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII), bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII), kekanan (N XII),
tidak pucat, lidah kekanan (N XII),
Mulut tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah
dapat merasakan tidak pucat, lidah
dapat merasakan dapat merasakan
asam, asin, dan dapat merasakan
asam, asin, dan asam, asin, dan manis
manis dengan baik., asam, asin, dan
manis dengan baik. dengan baik. karang
karang gigi (+). manis dengan baik.
Gigi putih, karang gigi (-), gigi bolong
karang gigi (-).
gigi (+). 1.
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
Tidak ada kesulitan
menelan, menelan, menelan,
menelan, pembesaran
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
kelenjar getah bening
Leher dan getah bening getah bening getah bening
Tenggorokan
(-) distensi vena
(-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena
jugularis(-), tidak ada
jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak
tanda radang
tanda radang. tanda radang ada tanda radang
Simetris,
bronkovesikuler,
Simetris, Simetris, Simetris,
namun pada saat
Dada bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR:
batuk suara nafas
20X/ menit. 18 X/ menit. 24 X/ menit.
terdapat ronchi
RR: 22 X/ menit.
BB 62 Kg 47 Kg 23 kg 14,5 kg
TB 165 cm 160 cm 133 cm 87 cm
Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam
keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan keluarganya agar lebih
menjaga kesehatan.
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah An.Si yang
menderita flek paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah mengalami pengobatan namun
pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani pengobatan 2 bulan, keluarga mengaku tidak
memiliki biaya untuk melakukan kontrol pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si masih sering
mengalami batuk namun dengan frekuensi yang jarang. Ny.S hanya mengatakan, bahwa anaknya
terkadang mengalami batuk disertai dahak dan terkadang sesak .Ny.Si tidak mengetahui
penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk
batuk yang di alami anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang
dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami batuk hanya di berikan obat warung,
sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk ke puskesmas namun karena letak puskesmas
bungursari yang jauh dari rumahnya dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk
diberikan obat warung saja. Ia juga mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk
mendapatkan angkot harus menunggu lama. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat
kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang
semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik
terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran
sudut rumah. Ny. H mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke puskesmas pembantu atau ke
bidan karena puskesmas kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas
pembantu tidak lengkap untuk pemeriksaannya.
Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S mengatakan nyeri
pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya kambuh bila ia telat makan dan
jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya
kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S menyegerakan untuk makan dan beristirahat. Penataan
ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester.
Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-
debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi obat warung untuk
meredakan nyeri saat maagnya kambuh.
Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada An.I karena
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika ditanya penyebab, tanda
atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang
diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek namun
saat pengkajian An.I sudah sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan
Ny.S mengangap batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S mengobati anaknya terlebih dahulu
dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke bidan.
Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan ruangan dirumah
klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya.
Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara
yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang
menumpuk di sekitaran sudut rumah
B. ANALISA DATA
Data Subyektif:
Data Obyektif:
TD.110/70 mmHg
Nadi 80x/mnt
RR 22x/ mnit
Suhu 36,7C
Data Obyektif :
Ttv
N: 80x/menit
RR: 18x/menit
Suhu : 36,8C
BB : 47 kg
Data Subjektif
3. Ketika ditanya penyebab, tanda atau Resiko terjadinya ISPA berulang pada
gejala, dan cara perawatan, Ny.S keluarga Tn. Sa khususnya An. I
mengatakan mengetahui tetapi tidak
terlalu luas yang diketahuinya.
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32C.
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Risiko : 2 informasi.
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Pengetahuan keluarga yang kurang
Skala
tentang penyakit dan cara
2 X2 1 perawatannya. Keluarga hanya
Mudah : 2
memberikan obat warung untuk
mengatasi keluhan anaknya.
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 4
Skala
Ny. S mengatakan nyeri pada uluhati/
perutnya saat dirinya terlambat makan
1 Aktual: 3 3/3 X 1 1
dan memakan makanan pedas dan
asam.
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Tidak Dapat : 0
Skala
Masalah ini sudah lama,Ny,S
2/3 X 1 2/3 berkeinginan agar dia bisa mengontrol
Tinggi : 3
pola makannya.
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3
SKALA PRIORITAS
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Masalah dapat diubah sebagian
karena rumah Keluarga Ny.S dekat
Skala
dengan klinik bidan, namun Ny,S
2 X2 1 lebih memilih memberi obat warung
Mudah : 2
terlebih dahulu karena Ny.S
mengatakan tidak pnya waktu untuk
Sebagian : 1
berobat.
Tidak Dapat : 0
Rendah : 1
Segera : 2
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa
No Tujuan Evaluasi
Keperawatan Tindakan
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard
1. Menyebutkan
penyebab TBC
Paru
1. Menyebutkan
tanda dan gejala
TBC Paru
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x45
menit diharapkan:
1. Setelah dilakukan
pertemuan 145 menit
keluarga mampu
mengambil keputusan
yang tepat untuk
mengatasi maslaah TB
Paru dengan cara
menyebutkan akibat dari
TB Paru serta akibat dari Akibat dari TB Paru adalah
tidak teratur minum obat tuberkulosis meningen,
dan memutuskan untuk Respon verbal pnemonia tuberkulosis, dan 1. Jelaskan pada keluarga Tn. Sa akibat dari
merawat An. Si dengan dan sikap dari kematian, dan jika penderita penyakit TB Paru
TB Paru. keluarga tentang tidak teratur minum obat
akibat TB Paru penyakit akan menjadi lebih 2. Tanyakan kembali pada keluarga akibat
dan keputusan berat penyakitnya, penyakit TB Paru
keluarga untuk menjadi makin sulit diobati,
mengatasi TB dan perlu waktu lebih lama 3. Motivasi keliuarga untuk mengambil
Paru. untuk dapat sembuh. keputusan dalam mengatasi TB Paru An.Si
Tanggal No DX/
Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dan Jam TUK
9 Mei 2014 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif pada TUK 1 : Subjektif:
An.Si dikeluarga Tn. Sa
Pukul 10.00 1. Mendiskusikan dengan keluarga Keluarga dapat menyebutkan kembali
tentang; pengertian TB Paru yaitu penyakit yang
Dx.1 menular, merusak paru-paru.
Pengertian TB Paru
Penyebab TB Paru
Objektif:
4. Memberikan reinforcement positif
seperti pujian atas kemampuan Keluarga tampak memperhatikan
keluarga mengidentifikasi dengan seksama saat penkes dan diskusi
Pengertian TB Paru, Penyebab TB berlangsung
Paru, Tanda dan gejala TB Paru.
Terjadi kontak mata saat berinteraksi
dengan perawat
Analisa:
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2
9 Mei 2014
Subjektif:
Pukul 16.00 TUK.2
Keluarga dapat menyebutkan kembali
Dx.1 1. Menjelaskan dan berdiskusi pada Akibat dari TB Paru adalah pnemonia
keluarga mengenai akibat dari penyakit TB tuberkulosis, dan kematian, dan jika penderita
Paru tidak teratur minum obat penyakit akan
menjadi lebih berat penyakitnya, penyakit
2. Menanyakan kembali pada keluarga menjadi makin sulit diobati, dan perlu waktu
akibat TB Paru lebih lama untuk dapat sembuh,
Analisa
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3
10 Mei 2014
Pukul 11.00 TUK 3: Subyektif
Objektif:
Analisa
Masalah teratasi
11 Mei 2014
Perenanaan
Pukul 11.00
Lanjutkan TUK 4
Dx.1
Subjektif
TUK 4:
Keluarga dapat menjelaskan tentang
1. Mendiskusikan dengan keluarga modifikasi lingkungan yang dapat mendukung
tentang modifikasi lingkungan yang untuk penyembuhan TB Paru kembali dengan
tepat untuk mendukung cara pencahayaan ruangan yang cukup,
penyembuhan TB Paru ventilasi rumah yang cukup, jendela dibuka
2. Mendorong keluarga untuk agar sinar matahari bisa masuk kedalam
mengidentifikasi lingkungan yangrumah, menjemur kasur, bantal minimal
tepat untuk mencegah TBC Paru 1minggu sekali dijemur, tidak membuang
dahak sembarangan tempat, tapi gunakan
3. Memotivasi keluarga untuk kaleng yang didalamnya sudah diisi cairan
mengungkapkan kembali terhadap desinfektan.
bahasan yang telah didiskusikan
Objektif:
4. Memberi reinforcement terhadap
kemampuan keluarga Keluarga tampak antusias dalam
mengungkapkan kembali apa yang memikirkan cara yang dapat keluarga lakukan
telah didiskusikan dalam memodifikasi lingkungan untuk
mencegah TBC Paru.
5. Memberi kesempatan keluarga
bertanya tentang hal yang belum Analisa:
jelas
Masalah teratasi dengan perwat sebagai
fasilitator
Perencanaan:
12 Mei 2014
Mempertahankan dan meningkatkan
Pukul 11.00 kemampuan keluarga untuk memodifikasi
lingkungan rumah.
Dx.1
Lanjtkan ke TUK 5
Subjektif:
Analisa:
Planning:
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si
denganTB Paru, maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai
bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan TB Paru.
1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio, psiko, sosial dan
spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh
organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI,
2005).
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas,
Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat
malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya ke
fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru , pentingnya
minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang dapat dilakukan secara
mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air
hangat hingga memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah melakukan
pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum obat
agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah dilakukan asuhan keluarga mau
untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik dan tuntas dengan harapan anaknya dapat
sembuh total. Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut: