Sunteți pe pagina 1din 37

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kemih ( ISK ) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK dimasyarakat makin
meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka
prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai
angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki
maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia.
Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan
angka populasi umum kurang dari 5-15 %. Untuk menyatakan adanya ISK harus
ditemukan adanya bakteri dalam urine. bakteriuria yang disertai dengan gejala saluran
kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala di sebut bakteriuria
asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih
dari 105 koloni bakteri dalam sampel urine midstream, sedangkan pada pasien
simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah konsep dasar keluarga ?
1.2.2 Bagaimanakah konsep dasar penyakit Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) ?
1.2.3 Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga yang menderita ISK ?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar keluarga
1.3.2 Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK).
1.3.3 Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga yang menderita ISK.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.Depertemen Kesehatan RI, 1998 (Dalam buku
Harmoko, 2012).
Keluarga adalah perkumpulan dua orang atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Berdasarkan pengertian diatas dapat penulis simpulkan, keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang tergabung karena ada hubungan
darah, hubungan perkawinan dan hubungan kekerabatan yang terdiri dari
suami, istri, bapak, ibu, kakak, adik, kakek, nenek yang berkumpul atau
tinggal dibawah satu atap yang saling ketergantungan dan masing-masing
memiliki peran dan fungsi dalam menciptakan dan mempertahankan
kebudayaan.
2.1.2 Ciri-Ciri Keluarga
Adapun beberapa ciri keluarga adalah sebagai berikut:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur), termasuk
perhitungan garis keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota
anggotanya.
5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga
(Ali, 2009).
2.1.3 Tipe Keluarga
Beberapa tipe keluarga adalah sebagai berikut:
1. Keluarga inti (nuclear family).

2
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
maupun adopsi.
2. Keluarga asal (family of origin).
Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar (extended family).
Keluarga inti ditambah keluarga lain (karena hubungan darah).
4. Keluarga berantai (social family).
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda.
Keluarga yang terbentuk karena perceraian dan atau kematian pasangan
yang dicintai.
6. Keluarga komposit (composite family).
Keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
7. Keluarga kohabitasi (cohabitation).
Dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak
atau tidak.
8. Keluarga inses (incest family).
Seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh, informasi yang
sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak
kandung laki-laki dan sebagainya.
a. KONSEP GENOGRAM
Genogram pertama kali diperkenalkan oleh Murray Bowen pada
tahun 1950 sebagai alat yang digunakan dalam terapi keluarga (Peluso,
2003: 287). Bowen meyakini bahwa proses keluarga dapat
mengungkap persoalan emosional individu yang belum terpecahkan.
Kemudian pengunaan genogram diperluas oleh banyak peneliti,
di antaranya: Okiishi (1985) , Halevy (1988), Hardy andLaszloffy
(1995), Dunn and Levitt (2000), Malott andMagnuson (2004), dan
Peluso (2006). Okiishi (Supriatna, 2009: 61), mengembangkan
genogram sebagai alat bantu di dalam wawancara konseling karier.
Dalam wawancara genogram dapat dianalisis berbagai aspek yang
3
berkaitan dengan pengenalan diri dan lingkungan, khususnya dunia
kerja. Hal-hal yang dapat dianalisantara lain mengenai:

1. Isi
2. Pengamatan diri konseli
3. Pemahaman lingkungan dan dunia kerja
4. Proses pembuatan keputusan
5. Model-model pola hidup dan
6. Model-model okupasional.

Halevy (1988), menggunakan genogram pada pelatihankonseling


lintas-budaya untuk memfasilitasi para siswa dalam memahami
dirinya. Malott and Magnuson (2004), menggunakan genogram untuk
mengeksplorasi perkembangan karier konseling

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema ( visual map )
dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan
kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota
keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat
tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga
serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit
spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi
tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota
keluarga, hubungan penting dengan professional yang lain serta
informasi-informasi yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan
juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di
dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga,
dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang
anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori
system keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai system yang
saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian
4
emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sedikitnya 3
generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk
3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu teman-teman untuk :
a) Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi
antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
b) Pola multi generasi dari penyakit dan disfungsi

Simbol-simbol yang digunakan dalam konsep genogram

(Gambar 1)

5
(Gambar 2)
Sumber :
1. Sumber (gambar1) : Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B
(2002). Essential ofFamily Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams &
Wilkins (page 24)
2. Sumber (gambar2): McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A.
(2005).Family - Oriented Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)

6
2.1.4 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Ada beberapa pembagian tahap perkembangan menurut Duvall 1985 yaitu:
1. Tahap I (pasangan keluarga baru/keluarga pemula).
Keluarga yang di mulai saat individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah.Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah saling memuaskan pasangan,beradaptasi
dengan keluarga besar dari masing-masing pihak,merencanakan dengan
matang jumlah anak, dan memperjelas peran masing-masing pasangan.
2. Tahap II (Keluarga Anak Pertama/child bearing)
Tahap ini di mulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan.Tugas
perkembangan adalah mempersiapkan biaya persalinan,mempersiapkan
mental calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak.
Apabila anak sudah lahir tugas keluarga antara lain:memberikan ASI
sebagai kebutuhan utama bayi (minimal 6 bulan),memberikan kasih
sayang,mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar dan masing-
masing pasangan. Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran
anggota keluarga termasuk siklus hubungan seks dan mempertahankan
hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
3. Tahap III (keluarga dengan anak pra-sekolah).
Tahap ini dimulai dari anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5
tahun.Tugas perkembangannya adalah pemenuhan kebutuhan anggota
keluarga,mambantu anak bersosialisasi,beradaptasi dengan anak baru
lahir,anak yang lain juga terpenuhi,mempertahankan hubungan didalam
maupun diluar keluarga,pembagian waktu,individu,pasangan dan
anak,pembagian tanggung jawab,merencanakan kegiatan dan waktu
stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan mulai sekolah dasar
dan berakhir pada usia 13 tahun. Tugas yang di milki keluarga dengan
anak usia sekolah adalah:memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat
sekolah,membiasakan belajar teratur,memberikan pengertian pada anak
bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anak,membentuk anak
dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitar.
7
5. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja).
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berumur 13 tahun dan berakhir
saat anak berumur 19-20 tahun.Keluarga dengan anak remaja berada
dalam posisi dilematis,mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya
terhadap orang tua di bandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahap ini
sering kali ditemukan bedapendapat antara orang tua dan anak
remaja,apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan
selanjutnya.Tugas perkembangannya adalah memberikan perhatian lebih
pada anak remaja,bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah
atau kegiatan di luar sekolah,memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab.
6. Tahap VI (keluarga dengan anak dewasa muda/tahap pelepasan).
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan
kedua orangtuanya untuk mulai hidup baru,bekerja dan
berkeluargasehingga tugas perkembangan pada tahapan ini antara
lain:mempertahankan keintiman pasangan,membantu anak untuk
mandiri,mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga
antara orang tua dengan menantu,menata kembali peran dan fungsi
keluarga setelah di tinggal anak-anak.
7. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan).
Tugas keluarga setelah di tinggal pergi anak-anaknya untuk memulai
kehidupan baru antara lain:menjaga keintiman pasangan, merencanakan
kegiatan yang akan datang,tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak
dan cucu,mempertahankan kesehatan masing-masing pasangan.
8. Tahap VIII (keluarga usia lanjut).
Tahap ini di mulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki
masa pensiun sampai keduanya meninggal.Tugas perkembangan keluarga
saat ini adalah mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan,
adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll.
Mempertahankan keakraban suami istri yang saling merawat.
Mempertahankan hubungan dengan anak dan social
masyarakat.melakukan life review. (dalam buku Yohanes Dion,2013)

8
2.1.5 Konsep rumah sehat
Perumahan yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat
sampah, sumber air bersih, lampu jalan, lapangan tempat bermain anak-anak,
sekolah,tempat ibadah, balai pertemuan, dan pusat kesehatan masyarakat, serta
harus bebas banjir. Standar arsitektur bangunan terutama untuk menyediakan
rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak luas ruangan, serta
fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memnuhi
persyaratan rumah tinggal yang sehat (healthy) dan menyenangkan
(comportable).
Adapun kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residential
Environmentdari WHO (1974), antara lain:
1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istirahat.
2. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus,
dan kamar mandi.
3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.
5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Di Indonesia, terdapat suatu kriteria untuk rumah sehat sederhana (RSS),
yaitu:
1. Luas tanah antara 60-90 meter persegi.
2. Luas bangunan antara 21-36 meter persegi.
3. Memiliki fasilitas kamar tidur, WC (kamar mandi),dan dapur.
4. Berdinding batu bata dan diplester.
5. Memiliki sumur atau air PAM.
6. Memiliki fasilitas listrik minimal 450 watt.
7. Memiliki bak sampah dan saluran air kotor.
2.1.6 Struktur keluarga
1. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan dari seseorang
dalam situasi sosial tertentu.Peran menunjukkan beberapa perilaku yang
9
bersifat homogen. Peran didasarkan pada deskripsi dan harapan terhadap
individu-individu dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan
mereka sendiri dan orang lain. Peran keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari berbagai
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Struktur peran keluarga dapat
menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarganya
sendriri (informal) dan perannya di lingkungan masyarakat (formal).
2. Nilai dan kebudayaan.
Nilai adalah suatu ide, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
maupun tidak sadar mengikuti seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya
yang lazim (Parad dan Caplan, 1985). Menurut Rokeach (1983), nilai
diartikan sebagai keyakinan abadi berbentuk perilaku spesifik, berfungsi
sebagai pedoman atas indakannya. Kebudayaan keluarga merupakan suatu
sumber system nilai dan norma-norma utama dari sebuah keluarga.
Sebaliknya kelompok keluarga merupakan suatu sumber utama sistem
kepercayaan, nilai dan norma yang menentukan pemahaman individu
terhadap sifat dan makna dari dunia, tempat mereka dalam kelompok
keluarga dan bagaiman mencapai tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi mereka.
3. Pola dan proses komunikasi
Pola dan proses komunikasi adalah tukar menukar perasaan, keinginan,
kebutuhan-kebutuhan dan opini. Pola dan proses komunikasi ini akan
menggambarkan bagaimana cara dan komunikasi dalam keluarga diterapkan
baik antar sesame orang tua dengan anak, anak dengan anak dan anggota
keluarga besar dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan seseorang individu untuk mengontrol,
mempengaruhi dan mengubah tingkah laku seseorang. Menurut Cromwell
dan Olson (1995), kekuatan merupakan aspek paling fundamental dari semua
interaksi social. Struktur kekuatan keluarga menggambarkan kemampuan
anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk
mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah:

10
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri (Harmoko,
2012).
2.1.7 Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1999) dan Undang-Undang No. 10 tahun 1992,
lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
1. Fungsi afektif.
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung.
2. Fungsi sosialisasi.
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar
berperan di lingkungan sosial.
3. Fungsi reproduksi.
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi.
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.
5. Fungsi perawatan kesehatan.
Fungsi perawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (Ali, 2009).
b. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
11
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akanberarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana keluarga habis.
c. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan
keluarga.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak
merasakan menonjolnya masalah.
d. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.
Jika demikian,anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
e. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan.
f. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit
memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar
masalah teratasi (Harmoko, 2012).
2.1.8 Stres dan koping keluarga
Stresor merupakan agen pencetus stres atau penyebab yang
mengaktifkan stres seperti kejadian-kejadian dalam hidup yang cukup serius
(lingkungan, ekonomi, sosial budaya) yang menimbulkan perubahan-
perubahan dalam sistem keluarga. Stres adalah respon atau keadaan yang
dihasilkan oleh stresor atau tuntutan-tuntutan nyata yang belum tertangani.

12
Stres merupakan tekanan dalam diri seseorang atau sistem sosial (individu,
keluarga).
Sumber koping yang internal terdiri dari kemampuan keluarga yang
menyatu sehingga dalam suatu keluarga yang mempunyai koping internal
yang baik apabila keluarga tersebut mempunyai ciri seperti pengontrolan,
subsistem, pola komunikasi dan terintegrasi dengan baik. Sedangkan sumber
koping eksternal berhubungan dengan penggunaan sistem pendukung sosial
pendukung sosial oleh keluarga.
Ada tiga strategi untuk adaptasi menurut (white friedman,bowden, &
jones 2003) :
1. Mekanisme pertahanan.
Merupakan cara-cara yang dipelajari, kebiasaan, otomatis untuk berespon
yang bertujuan untuk menghindari masalah-masalah yang dimiliki stresor
dan biasanya digunakan apabila tidak ada penyelesaian yang jelas dalam
keluarga.
2. Strategi koping.
Merupakan perilaku koping atau upaya-upaya koping dan merupakan
strategi yang positif, aktif, serta khusus untuk masalah, yang disesuaikan
untuk pemecahan suatu masalah yang dihadapi keluarga.
3. Penguasaan.
Merupakan strategi adaptasi yang paling positif kerana keadaan koping
yang benar-benar diatasi sebagian hasil dari upaya-upaya koping yang
efektif dan praktikan dengan baik yang didasarkan pada kompetensi
keluarga.
2.1.9 Peran Perawat Keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga terdapat beberapa peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
1. Pengenalan kesehatan
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif
serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam
perkembangan keluarga.
2. Memberika layanan askep kepada anggota keluarga yang sakit.

13
Sering kali montak pertama kali dengan keluarga dimulai dengan adanya
anggota keluarga yang sakit baik melalui penemuan lansung maupun
rujukan.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan.
Berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik secra
berkelompok maupun individu.
4. Fasilitator
Perawat bekerja untuk menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan keluarnya.
5. Pendidikan kesehatan.
Perawat dilihat sebagai pihak yang dapat memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga dengan tujuan untuk merubah perilaku tidak
sehat.
6. Penyuluhan dan konsultan
Perawat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatandasar dalam keluarga (yohanes dion,yasinta betan.2013).

2.2 KONSEP DASAR PENYAKIT (INFEKSI SALURAN KEMIH)


2.2.1 PENGERTIAN
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih ( Agus Tessy,
Ardaya, Suwanto, 2001)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih ( Enggram, Barbara, 1998).

2.2.2 ANATOMI FISIOLOGI

14
System perkemihan atau system urinaria terdiri atas dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih
dan dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan uretra. Saluran yang
menghantar kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap
hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta
nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan
satu ginjalpun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal
normalnya 21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 mL/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150
gram dan kira-kira sebesar kepalan tangan. Ginjal terletak retroperitoneal
dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri
karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan
medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan
keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening,
saraf dan ureter. Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia
turun kebawah pada dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik).
Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih
sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan
mencegah kembalinya kemih kedalam ureter.
Adapun fungsi dari ginjal adalah :
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis/racun
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam
tubuh
4. Mengeluarkan sisa-sisa metabolism hasil akhir dari protein ureum,
kreatinin, dan amoniak.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini
terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung
kemih ini mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas
kandung kemih. Peritoneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung
kemih dengan organ-organ didekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria,

15
atau kantong vesika uterine pada wanita. Diantara uterus dan rectum terdapat
kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk system
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm
dan bertindak hanya sebagai system perkemihan. Uretra mulai pada orifisium
uretra internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis
pubis melekat ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external
pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan external dibawah control
volunteer kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.

2.2.3 KLASIFIKASI
Jenis infeksi saluran kemih antara lain :
1. Kandung kemih ( sistitis)
2. Uretra ( uretritis)
3. Prostat ( prostatitis)
4. Ginjal ( pielonefritis)
Infeksi saluran kemih pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
1. ISK uncomplicated ( simple )
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak
balik, anatomi maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut
terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko
uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung
kencing menetap dan prostatitis,
b. Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK
c. Gangguan daya tahan tubuh
d. Infeksi yang disebabkan karena organism virulen seperti prosteus spp
yang memproduksi urease
16
2.2.3 ETIOLOGI
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
1. Escherichia Coli : 90 % penyebab ISK uncomplicated ( simple)
2. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
3. Enterobacter, Staphylococcus epidemidis, enterococci, dll.
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
1. Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
2. Mobilitas menurun
3. Nutrisi yang sering kurang baik
4. System imunitas menurun, baik seluler maupun hormonal
5. Adanya hambatan pada aliran urine
6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

2.2.4 MANIFESTASI KLINIS


Uretritis biasanya memperlihatkan tanda dan gejala :
1. Mukosa memerah dan edema
2. Terdapat cairan eksudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada uretra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Adanya nanah awal miksi
6. Nyeri pada saat miksi
7. Kesulitan untuk memulai miksi
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah

Sistitis biasanya memperlihatkan tanda dan gejala :


1. Disuria ( nyeri waktu berkemih)
2. Peningkatan frekuensi berkemih
3. Perasaan ingin berkemih
4. Adanya sel-sel darah putih dalam urine
5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic
6. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah

17
Pielonefritis biasanya memperlihatkan tanda dan gejala n:
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang
4. Nyeri ketika berkemih
5. Malaise
6. Pusing
7. Mual dan muntah

2.2.5 PATOFISIOLOGI
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung
dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama
terjadinya ISK , yaitu assending dan hematogen.
Secara asending :
1. Masuknya mikroorganisme dalamkandung kemih, antara lain factor
anatomi dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari laki-laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat
miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat kedalam traktus urinarius (
pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter ), adanya dekubitus yang
terinfeksi.
2. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Secara hematogen :
Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga
mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang
memengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran
hematogen, yaitu adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi
kandung kemih, bendungan intrarenal akobat jaringan parut, dll.
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan oleh adanya :
1. Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang tidak lengakp atau kurang efektif
2. Mobilitas menurun
3. Nutrisi yang sering kurang baik
18
4. System imunitas yang menurun
5. Adanya hambatan pada saluran urine
6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan
distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini
mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih
menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjtnya akan mengakibatkan
gangguan fungsi ginjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen
menyebar ke seluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi
predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter
yang disebut hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan parut
ginjal, batu, neoplasma dan hipertrofi prostat yang sering ditemukan pada laki-
laki di atas usia 60 tahun.
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistitis dan pelonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens.
Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat
terjadi di satu atau kedua ginjal.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya
dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks
vesikoureter.
Pielonefritis ( infeksi traktus urinarius atas ) merupakan infeksi bakteri
piala ginjal, tobulus dan jaringa interstisial dari salah satu atau kedua ginjal.
Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun
ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung. Bakteri jarang mencapai ginjal
melalui aliran darah, kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.
Sistitis ( inflamasi kandung kemih ) paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik
urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( refluks uretrovesikal), kontaminasi
fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi uretra biasanya adalah suatu infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis
gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak
seksual. Uretritis nongonoreal, uretritis yang tidak berhubungan dengan
19
niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea
plasma urelytikum.

2.2.6 PATHWAY

20
2.2.7 KOMPLIKASI
1. Pembentukan abses ginjal atau perirenal
2. Gagal ginjal

2.2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Urinalisis
a. Leukosuria atau piuria : merupakan salah satu petunjuk penting adanya
ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit / lapang
pandang besar (LPB) sedimen air kemih.
b. Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sedimen
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis : satu bakteri lapang pandang minyak emersi
b. Biakan bakteri : 102-103 organisme koliform /mL urine plus piuria
c. Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada
uji carik
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per mililiter urine dari
urine tamping aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (
tes Griess untuk pengurangan nitrat ). Jika tes esterase lekosit
menunjukkan hasil positif maka pasien mengalami piuria. Tes
pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang
mengurangi nitrat urine normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual ( PMS )
Uretritis akut akibat organism menular secara seksual ( misal klamidia
trakomatis, neisseria gonorhoeae, herpes simplek)
c. Tes-tes tambahan
Urogram Intravena (IVU), pielografi (IVP), sistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal
21
atau abses, hidronerosis atau hiperplasi prostate. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.

2.2.8 PENATALAKSANAAN
1. Terapi antibiotic untuk membunuh bakteri gram positif maupun
gram nrgatif.
Penanganan infeksi saluran kemih (ISK) yang ideal adalah agens
antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus
urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat dibedakan atas :
a. Terapi antibiotika dosis tunggal
b. Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari
c. Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu
d. Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko
kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri
persisten di awal infeksi, factor kausatif ( misalnya batu, abses)-
jika muncul salah satu- harus segera ditangani. Setelah penanganan
dan sterilisasi urine, terapi preventif dosis rendah.
Penggunaan medikasi yang umum mencakup sulfisoxazole (
gas-trisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim,
septra). Kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E.
Coli telah resisten terhadap obat ini. Pyridium, suatu analgesic
urinarius juga dapat dipakai untuk mengurangi ketidaknyamanan
akibat infeksi.
2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau
refluks, diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut
3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra. Untuk
wanita, harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feses.
22
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU ANGGOTA
KELUARGA MENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH ( ISK )

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Kepala keluarga kk : Tn S (41 tahun)
2. Alamat dan telepon : SEGANTENG (087865832625)
3. Pekerjaan kk : SOPIR
4. Pendidikan kk : SMP
5. Komposisi keluarga :

No Nama JK Hub dg Umur Pddk Status imunisasi Ket.


KK BCG Polio DPT Hep. cam
pak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny R P Istri 40 th SD
2 An M P Anak 5 th Tk Lengkap
3 An A L Anak 2 th - Lengkap

Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan

23
= Hubungan perkawinan
---------- = Tinggal serumah
= Klien dengan ISK

= Laki-laki meninggal

6. Tipe keluarga :
Keluarga Tn S termasuk kedalam tipe Keluarga inti (nuclear family) karena
Keluarga tersebut dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, dan keluarga tersebut memiliki 2 orang
anak.
7. Suku bangsa :
Tn S mengatakan semua anggota keluarganya bersuku bangsa Indonesia,dan
khususnya di wilayah tempatnya tinggal sekarang keluarga tersebut memiliki
suku yang bernama suku sasak.
8. Agama :
Semua anggota keluarga Tn S menganut agama islam, dan dari kecil anak-
anaknya sudah diperkenalkan dengan tata cara dalam agama islam dan mereka
percaya bahwa akan diberikan kesembuhan selain dengan cara berobat juga
dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT.
9. Status social ekonomi keluarga :
Tn S adalah seorang sopir ketika keadaannya masih sehat, dan memiliki
pendapatan tidak tentu. Pendapatan perbulannya sekitar Rp. 750.000 dan
istrinya sebagai ibu rumah tangga. Pengeluarannya sekitar Rp. 600.000/bulan
untuk kebutuhan sehari-hari ditambah dengan uang jajan kedua anaknya
sekitar Rp. 5000/ hari.
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga tersebut sangat jarang dalam liburan, hanya menikmati liburan di
rumah dengan menonton TV bersama anak-anaknya.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn S berada dalam tahap III, karena anak pertamanya berusia 5
tahun, tapi sekarang kepala keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari karena keadaannya yang sakit ( tidak bisa kerja) tapi masih dapat

24
memepertahankan hubungannya bersama keluarga baik di dalam maupun di
luar lingkungan keluarga.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi untuk saat ini adalah posisi Tn
S sebagai kepala keluraga yang seharusnya memberikan nafkah namun
harus berhenti karena keadaannya dan kadang-kadang istrinya pergi
membantu orang lain dalam berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
yang tidak dapat terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Kesehatan Tn S yang saat ini bermasalah, karena Tn S mengalami infeksi
saluran kemih, namun setelah saya menanyakan kepada kepala keluarga
mengenai riwayat penyakit dari keluarga sebelumnya,kepala keluarga
mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit seperti
ini. Kemudian riwayat kesehatan dari anggota keluarga yang lain baik dari istri
dan anak dalam keadaan sehat. pelayanan yang digunakan keluarga untuk
kesehatannya adalah BPJS.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Kedua orang tua dari keluarga inti tersebut tidak pernah mengalami penyakit
tersebut, dan kehidupan dari kedua orang tua dari keluarga inti adalah baik.

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga tersebut berukuran 6x4 meter, dengan
satu kamar untuk semua anggota keluarga, satu ruang untuk menonton televisi
dan beristirahat dan memiliki dapur yang berada di samping rumahnya serta
tempat mandi seperti sumur, keadaan rumah cukup bersih namun rumahnya
terlihat kurang memiliki ventilasi, sehingga pencahayaan kurang masuk ke
dalam ruangan tersebut, air yang diminum sehari-hari berasal dari air sumur
yang di masak terlebih dahulu, air sumur juga dipergunakan untuk mandi,
mencuci dan lain-lainnya. Penataan di kamar tidur agak sedikit berantakan
karena kecilnya ruangan juga karena satu kamar tersebut di tempati oleh
kepala keluarga, istri serta kedua anak-anaknya.
Denah rumah :

25
Sumur Dapur
Kamar tidur

Ruang nonton tv
sekaligus ruang tamu

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Tempat tinggalnya berada dalam lingkungan desa,jalan yang kita tempuh
untuk sampai ke rumahnya adalah jalan aspal bagus, kemudian kebersihan
dilingkungan sekitar cukup bersih, karena memiliki satu tempat untuk
membuang sampah. Rumah-rumah yang berada di sekitar rumah keluarga
tersebut juga terlihat cukup bersih dan di samping rumah keluarga tersebut
terdapat tempat pembuatan genteng dan batako. Pelayanan terdekat yang ada
di di desa tersebut adalah puskesmas.
3. Mobilitas geografis keluarga ( lama keluarga tinggal di dusun / pindahan )
Tn S memang tinggal sudah lama, karena di desa tersebut kepala keluarga
di lahirkan hingga sudah menikah dan mempunyai anak masih tetap tinggal
disana, tidak pernah berpindah ke daerah lain. Lama tinggal sekitar 40 tahun.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn S mengatakan sering berkumpul pada waktu sore hari dan
malam hari, interaksi yang terajalin antara anggota keluarga dengan
masyarakat di sekitar cukup baik, dapat menjalin hubungan dengan baik.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga tersebut terdiri dari 4 orang satu orang suami, satu orang istri dan 2
orang anak yang baru berusia 5 tahun dan 2 tahun. Kesehatan anggota
keluarga yang terganggu adalah kepala keluarga ( suami ), sedangkan istri dan
kedua anak dalam kondisi yang sehat.
Jenis pelayanan yang digunakan adalah BPJS, dukungan yang diberikan oleh
keluarga adalah selalu memberikan support bahwa kepala keluarga pasti akan
sembuh, dan dukungan dari masyarakat terdekat adalah dengan mengunjungi /
menjenguk kepala keluarga ke rumahnya.

26
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
Peran dari setiap anggota keluarga tersebut adalah peran sesuai dalam
keluarga, kepala keluarga sebagai suami dan ayah untuk anak-anaknya yang
memberikan nafkah kepada keluarga, namun sekarang karena kondisi yang
tidak sehat menyebabkan peran tersebut terganggu, dan peran tersebut
dilakukan oleh istri untuk mencari nafkah. Selama ini tidak konflik tentang
peran yang dijalankan oleh masing-masing anggota keluarga karena harus
menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
2. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dianut dalam keluarga tersebut adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang sudah ditentukan baik dalam agama maupun norma-norma
yang ada di masyarakat. Bersikap ramah tamah, sopan santun, dan saling
tolong menolong dengan tetangga sekitarnya apabila mampu untuk menolong.
3. Pola komunikasi keluarga
Pola-pola komunikasi dalam keluarga tersebut cukup baik, hubungan
komunikasi antara anak dan ayah serta ibu terjalin baik, terlihat dengan cara
bagaiman ayahnya mampu berkomunkasi dengan anak baik saat bermain
bersama dalam kehidupan sehari-hari, bahasa yang digunakan untuk
berkomikasi sehari-hari adalah bahasa sasak.
4. Struktur kekuasaan keluarga ( siapa pengambil keputusan )
Kekuasaan keluarga berada pada kepala keluarga, kepala keluarga yang
memutuskan sesuatu, dan masalah keuangan tidak hanya dipegang oleh kepala
keluarga saja namun dipegang oleh istri juga.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Dalam keluarga tersebut terlihat senang walaupun hidup sederhana, perasaan
dari masing-masing anggota keluarga tersebut merasakan bahagia, terlihat dari
kecerian dari anak-anaknya.
2. Fungsi sosialisasi
Dalam fungsi sosialisasi, yang bertanggung jawab membesarkan anak adalah
ke dua orang tuanya ( suami dan istri), dan selama ini keluarga tidak pernah
bermasalah tentang masalah dalam mengasuh anak, karena sangat wajar jika
anak-anaknya yang baru berusia 5 tahun dan 2 tahun sedang dalam masa
27
selalu ingin bermain-main. Dalam keluarga tidak membedakan antara anak
yang satu dengan anak yang lain.
3. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan tidak mengerti dengan masalah kesehatan yang
dialaminya, dan kurang tahu mengenai tanda dan gejala yang timbul
sebelumnya, tidak mengetahui apa factor penyebab sehingga muncul
penyakit tersebut, dan keluarga juga tidak mengerti mengenai apa yang
mempengaruhi sehingga penyakit tersebut bisa muncul
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga hanya berfikir bahwa penyakit yang di alaminya itu adalah
gejalanya merasa nyeri saat kencing, namun ternyata setelah di kaji
keluarga belum megetahui sepenuhnya mengenai masalah yang
dihadapinya. Sehingga masalah-masalah juga dirasakan oleh keluarga
yang lain, tapi keluarga tidak pantang menyerah dengan masalah yang
dihadapinya, keluarga masih berusaha berobat ke pelayanan-pelayanan
kesehatan yang tersedia. Keadaan sekarang justru semakin membuat
keluarga takut tentang masalah yang dihadapinya, kendalanya juga
sekarang adalah masalah biaya yang harus dipergunakan untuk berobat ke
pelayanan kesehatan sudah tidak cukup.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga tidak mengetahui sepenuhnya mengenai penyakit yang
dialaminya, komplikasi apa yang bisa terjadi jika itu tidak tertangani,
namun keluarga berusaha mencari informasi-informasi dari orang-orang
terdekat untuk menanyakan perawatan yang cocok untuk penyakit yang
dialami oleh anggota keluarganya.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang
kuat
Keluarga cukup paham mengenai kesehatan lingkungan yang harus
terjaga, agar terhindar dari penyakit-penyakit. Karena sudah terlihat
keluarga mampu membuang sampah pada tempatnya. Kekompakkan antar
keluarga juga terlihat cukup baik dengan mengajarkan kepada anak-
anaknya untuk hidup bersih.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
28
Keluarga cukup tahu tentang pelayanan kesehatan yang ada di sekitarnya,
dan percaya bahwa dengan datang ke pelayanan kesehatan akan dapat
memberika kesehatan kembali pada dirinya, sehingga keuntungan-
keuntungan yang di dapat apabila ke pelayanan kesehatan sudah sangat di
pahami, selama ini keluarga mengatakan tidak ada trauma terhadap
petugas-petugas dalam pelayanan kesehatan. Fasilitas kesehatan yang ada
di sekitar cukup terjangkau untuk keluarga.
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak dalam keluarga tersebut adalah 2 orang, dan kontrasepsi yang
digunakan oleh istrinya adalah pil Kb.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mengatakan terpenuhi dengan kebutuhan yang dibutuhkan dalam
kehidupannya, memiliki tempat tinggal sendiri walaupun hanya berukuran
kecil, makan dan minum terpenuhi, dan pakain yang digunakan juga terlihat
bersih, guna untuk menjaga kesehatan keluarga. Keluarga memanfaatkan
masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang tinggi sebagai tempat untuk
bertanya guna untuk lebih mengetahui cara untuk meningkatkan kesehatan.

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga tidak pernah mengalami stress yang berkepanjngan baik itu lebih
dari 6 bulan maupun kurang dari 6 bulan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga cukup tahu bagaiman cara berespon/menanggapi masalah-masalah
yang bisa menyebabkannya stress.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga berusaha mendekatkan diri kepada sang pencipta, menjalan solat 5
waktu dan berdoa terhadap masalah yang sedang dihadapinya.
4. Strategi adaptasi disfungsional (pengambinghitaman, penggunaan ancaman,
dll)
Strategi yang digunakan dalam keluarga tersebut adalah membicarakan
dengan anggota keluarga mengenai masalah yang dihadapinya dan bagaimana
solusi yang tepat untuk penyelesainnya.

29
VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga ( menggunakan table)

No Jenis pemeriksaan Tn S Ny R An M An A
1. Kepala
- Rambut -Tidak mudah -Tidak -Tidak mudah -Tidak mudah
dicabut mudah dicabut dicabut
dicabut -Sedikit kotor
-Mata -Anemis -Anemis -Anemis -Anemis
konjungtiva
-Hidung -Sekret (-) -Sekret (-) -Sekret (-) -Sekret (-)
-Mulut -Tidak -Tidak -Tidak -Tidak
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
keluhan keluhan keluhan keluhan
-Telinga -Serumen (-) -Serumen (-) -Serumen (-) -Serumen (-)
-Leher
-Dada -RR 16x/mnt -RR 16x/mnt -RR 20x/mnt -RR 25x/mnt
-Kadang
merasakan
nyeri dada
2. Abdomen -Simetris -Simetris -Simetris -Simetris
3. Ekstremitas atas -Tonus otot 5 -Tonus otot 5 - -
dan bawah
4. Tanda-tanda vital
-Tensi -110/70 -120/80 - -
mmHg mmHg
-Suhu -37,5 C -37,0 C -36,5 C -36,8 C
-Nadi -80 x/mnt -82 x/mnt -90 x/mnt -91 x/mnt
-Respirasi -16 x/mnt -16 x/mnt -20 x/mnt -25 x/mnt

VIII. Harapan keluarga


Keluarga Tn S berharap dengan adanya pelayanan kesehatan dan petugas-
petugas yang professional dapat memberikan yang terbaik untuk setiap
masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


Dalam diagnosa ISK didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri pada daerah kandung kemih dan sekitarnya
berhubungan dengan akibat adanya peradangan
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan akibat adanya infeksi
3. Perubahan pola eliminasi urine : disuria, berhubungan dengan adanya akibat
peradangan

30
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatnnya berhubungan
dengan kurangnya informasi

I. Analisa data

No Data Penyebab Masalah


1 Subjektif : Ketidakmampuan Kurangnya pengetahuan
- keluarga mengatakan keluarga mengenal tentang penyakitnya
tidak mengetahui penyakit yang
mengenai penyakitnya dideritanya
serta tanda dan gejalan
yang muncul
Objektif :
-tingkat pendidikan
keluarga
2 Subjektif : Ketidakmampuan Resiko kekambuhan
-keluarga mengatakan keluarga menggunakan terjadi lagi ( infeksi
sudah pernah berobat ke pelayanan kesehatan saluran kemih)
puskesmas terdekat karena factor ekonomi
namun kadang-kadang yang dimiliki
sakitnya lagi dirasakan
Objektif :
-keluarga memiliki
tingkat ekonomi yang
rendah

II. Rumusan masalah keperawatan


Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul pada kasus ISK :
1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit yang dideritanya ditandai
dengan tingkat pendidikan keluarga rendah, keluarga mengatakan tidak
mengetahui mengenai penyakitnya serta tanda dan gejalan yang muncul.
2. Resiko kekambuhan terjadi lagi ( infeksi saluran kemih) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan karena factor
ekonomi yang dimiliki ditandai dengan keluarga mengatakan sudah pernah
berobat ke puskesmas terdekat namun kadang-kadang sakitnya lagi dirasakan,
keluarga memiliki tingkat ekonomi yang rendah.

31
III. Penghitungan prioritas masalah
Diagnose 1 : Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
No Total
Kriteria Skor Bobot
.
1. Sifat masalah 1 3:3x1=1
Tidak atau kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2:2x2=2
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1 2 : 3 x 1 = 0,6
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1 0:2x1=0
Masalah berat dan harus segera diatasi 2
Masalah dirasakan, tetapi tidak perlu
1
segera diatasi
Masalah tidak dirasakan 0
Total scoring 3,6

Diagnosa 2 : Resiko kekambuhan terjadi lagi ( infeksi saluran kemih )

No Total
Kriteria Skor Bobot
.
1. Sifat masalah 1 2 : 3 x 1 = 0,6
Tidak atau kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2 1:2x2=1
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1 2 : 3 x 1 = 0,6
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1 2:2x1=1
Masalah berat dan harus segera diatasi 2
Masalah dirasakan, tetapi tidak perlu
1
segera diatasi
Masalah tidak dirasakan 0
Total skoring 3,2

IV. Prioritas diagnosa keperawatan

32
No Diagnosa Hasil scoring
1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya 3,6
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal penyakit yang dideritanya ditandai dengan
tingkat pendidikan keluarga rendah, keluarga
mengatakan tidak mengetahui mengenai penyakitnya
serta tanda dan gejalan yang muncul

2. Resiko kekambuhan terjadi lagi ( infeksi saluran 3,2


kemih) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga menggunakan pelayanan kesehatan karena
factor ekonomi yang dimiliki ditandai dengan
keluarga mengatakan sudah pernah berobat ke
puskesmas terdekat namun kadang-kadang sakitnya
lagi dirasakan, keluarga memiliki tingkat ekonomi
yang rendah.

C. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA


No. Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
1 Kurangnya keluarga 1. Kaji pengetahuan 1. Dengan
pengetahuan tentang mampu keluarga tentang mengkaji
penyakitnya mengenal penyakit infeksi pengetahuan
berhubungan dengan masalah infeksi saluran kemih keluarga
ketidakmampuan saluran kemih diharapkan
keluarga mengenal pada anggota dapat
penyakit yang keluarga membantu
dideritanya ditandai dengan cara : pasien untuk
dengan tingkat -keluarga mencegah
pendidikan keluarga mampu penyembuhann
rendah, keluarga menjelaskan ya.
mengatakan tidak apa itu infeksi 2. Diskusikan dengan 2. Dengan
mengetahui saluran kemih keluarga tentang mendiskusikan
mengenai -keluarga pengertian,tanda dengan
penyakitnya serta mengetahui dan gejala dari keluarga
tanda dan gejalan tanda dan penyakit infeksi diharapkan
yang muncul gejala yang saluran kemih keluarga
muncul pada mengetahui
infeksi saluran penyebab
kemih penyakit
infeksi saluran
kemih
3. Beri pendidikan 3. Dengan
kesehatan/penyulu memberi
han tentang cara penyuluhan
pengobatannya, pada keluarga
penatalaksanaanny dapat
a, sehingga mempercepat

33
penyakitnya dapat proses
teratasai. penyembuhan
infeksi saluran
kemih.

2 Resiko kekambuhan Keluarga 1.Beri penyuluhan 1. Keluarga mau


terjadi lagi ( infeksi mampu pada keluarga memanfaatkan
saluran kemih) memanfaatkan tentang manfaat pelayanan
berhubungan dengan pelayanan Pelayanan kesehatan.
ketidakmampuan kesehatan yang kesehatan,serta
keluarga ada, dengan kegunaan dari BPJS
menggunakan menggunakan
pelayanan kesehatan jaminan 2.Tanyakan pada 2.Keluarga
karena factor kesehatan yang keluarga pelayanan membawa
ekonomi yang di kesehatan yang anggota
dimiliki ditandai selenggarakan dapat digunakan. keluarga yang
dengan keluarga pemerintah, sakit ke tempat
mengatakan sudah seperti BPJS, pelayanan
pernah berobat ke untuk kesehatan
puskesmas terdekat mengurangi terdekat
namun kadang- biaya dari 3.Anjurkan keluarga 3. Agar keluarga
kadang sakitnya lagi perawatannya. untuk mengetahui
dirasakan, keluarga memeriksakan tingkat
memiliki tingkat keadaannya kembali perkembangan
ekonomi yang ke Puskesmas dan kesehatan
rendah. terdekat, apabila ada anggota
gejala-gejala yang keluarganya.
dirasakan kembali

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

No. Tanggal & waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi


Senin 6 Juli 2015 1 1. Mengkaji Tn S dan Ny R mengenai
09.00 -11.00WITA pengetahuannya tentang penyakitnya
2. Menjelaskan pengertian dari infeksi
saluran kemih, penyebabnya, tanda dan
gejalanya, serta mengajak Tn S dan Ny
R untuk berdiskusi mengenai
penyakitnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga Tn S, tentang
bagaimana cara untuk mencegah
penyakitnya serta penatalaksanaan yang

34
harus di lakukan.
Rabu 8 Juli 2015 2 1. Memberikan pendidikan kesehatan
09.00-11.00 WITA kepada Tn S beserta keluarga mengenai
manfaat bila datang ke pelayanan
kesehatan, serta penggunaan BPJS dalam
pelayanan kesehatan untuk lebih
memudahkan TN S mendapatkan
pelayanan, karena dapat mengurangi
biaya dalam pengobatan.
2. Menanyakan kepada Tn S tentang
pelayanan mana saja yang dapat di
gunakan dalam pengobatnnya.
3. Menganjurkan kembali Tn S untuk
memeriksakan keadaannya ke
puskesmas-puskesmas yang berada di
lingkungannya, guna untuk menghindari
terjadinya kekambuhan lagi.

E. EVALUASI

No. Tanggal Diagnosa


Implementasi
& waktu Keperawatan
Senin 1 S : Tn S mengatakan sudah tahu tentang pengertian,penyebab
6 Juli 2015 serta tanda dan gejala dari penyakitnya
12.00-12.30 O : Tn S sudah dapat menyebutkan pengertian, penyebab,tanda
WITA dan gejala dari penyakitnya.
A : Masalah teratasi
P:-

Rabu 2 S : Tn S dan Ny R mengatakan sudah tahu tentang manfaat


8 Juli 2015 dari BPJS
12.00-12.30 O : Tn S tampak menyebutkan pelayanan-pelayanan yang
WITA dapat didatangi untuk pengobatannya
A : Masalah teratasi
P:-

35
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.Depertemen Kesehatan RI, 1998 (Dalam buku Harmoko, 2012).
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih ( Agus Tessy, Ardaya, Suwanto,
2001)

36
DAFTAR PUSTAKA

37

S-ar putea să vă placă și

  • KP Epilepsi
    KP Epilepsi
    Document3 pagini
    KP Epilepsi
    linda meilianti
    Încă nu există evaluări
  • Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Document1 pagină
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Kata Penganta
    Kata Penganta
    Document2 pagini
    Kata Penganta
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Hadir Penyuluhan
    Daftar Hadir Penyuluhan
    Document1 pagină
    Daftar Hadir Penyuluhan
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Keluarga
    Askep Keluarga
    Document37 pagini
    Askep Keluarga
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    Document12 pagini
    Penyakit Kulit Di Industri Percetakan
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep
    Askep
    Document2 pagini
    Askep
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • KP Epilepsi
    KP Epilepsi
    Document3 pagini
    KP Epilepsi
    linda meilianti
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Document2 pagini
    Askep Hepatitis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi Gerontik
    Daftar Isi Gerontik
    Document1 pagină
    Daftar Isi Gerontik
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Pathway Gerontik
    Pathway Gerontik
    Document2 pagini
    Pathway Gerontik
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Isi Gerontik
    Isi Gerontik
    Document20 pagini
    Isi Gerontik
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Tugas Buk Indah
    Tugas Buk Indah
    Document9 pagini
    Tugas Buk Indah
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Osteoporosis
    Askep Osteoporosis
    Document6 pagini
    Askep Osteoporosis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Glaukoma
    Askep Glaukoma
    Document31 pagini
    Askep Glaukoma
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Glaukoma
    Askep Glaukoma
    Document25 pagini
    Askep Glaukoma
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Malaria
    Askep Malaria
    Document33 pagini
    Askep Malaria
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Osteoporosis
    Askep Osteoporosis
    Document16 pagini
    Askep Osteoporosis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Edit Malaria
    Edit Malaria
    Document21 pagini
    Edit Malaria
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar New
    Kata Pengantar New
    Document2 pagini
    Kata Pengantar New
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep
    Askep
    Document11 pagini
    Askep
    Alia Ladziina
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar Glaukoma
    Kata Pengantar Glaukoma
    Document2 pagini
    Kata Pengantar Glaukoma
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Document2 pagini
    Askep Hepatitis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Hepatitis
    Askep Hepatitis
    Document23 pagini
    Askep Hepatitis
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document1 pagină
    Daftar Isi
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Askep Bayi DG Cpap
    Askep Bayi DG Cpap
    Document5 pagini
    Askep Bayi DG Cpap
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document1 pagină
    Daftar Isi
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pagini
    Kata Pengantar
    Fredy Menunggu Jawaban
    Încă nu există evaluări
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pagini
    Kata Pengantar
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări
  • Pathway
    Pathway
    Document2 pagini
    Pathway
    ari wahyuni
    Încă nu există evaluări