Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
pendidikan dari Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum 1994,
bukti yang diamati harus dapat diobservasi, bersifat empiris, dan terukur dengan
saintifik. Mata pelajaran fisika menjelaskan fenomena alam atau gejala alam serta
dapat melatih siswa dalam menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika,
Salah satu materi dalam pembelajaran fisika adalah suhu dan kalor. Materi ini
karena itu perlu dibuat bahan ajar yang menarik dan sistematis sehingga siswa
pada model ini belum sempurna dilakukan, apabila tahapan-tahapan pada model
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Ketersediaan modul pada proses
pembelajaran selama ini menggunakan modul yang disediakan oleh sekolah yaitu
berupa buku teks dan belum memunculkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
pada siswa. Oleh karena itu modul dengan model inkuiri berbasis keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa pada materi suhu dan kalor perlu disediakan sebagai
inovasi dalam pembelajaran fisika, hal ini didukung oleh penelitian analisis
berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil penelitian tersebut juga
model inkuiri berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan SK, KI
dan KD yang terdapat pada kurikulum 2013 dengan struktur yang berujuk pada
dan efektif. Melalui studi pendahuluan tersebut maka desain modul pembelajaran
fisika dengan model inkuiri berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
yang terdiri dari: judul, petunjuk penggunaan, tujuan pembelajaran terdiri dari:
diperlukan para siswa dalam kegiatannya. Selain itu memberikan inovasi untuk
Modul adalah salah satu peran media pembelajaran sebagai bahan ajar yang
merupakan bahan ajar mandiri yang disusun secara sistematis dan mandiri.
Menggunakan modul siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru. Penulisan modul terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui,
yaitu: (1) analisis SK dan KD. Analisis dimaksudkan untuk menentukan materi-
4
materi mana yang memerlukan bahan ajar. (2) menentukan judul-judul modul.
Judul modul ditentukan atas dasar KD atau materi pembelajaran yang terdapat
dalam silabus. (3) alat evaluasi. (4) urutan penyampaian, dan (5) struktur modul,
aktivitas guru, melainkan juga melibatkan siswa aktif dalam belajar (Putri dkk,
Ariningsih & Warso., (2014) Modul dapat gunakan sebagai pengganti fungsi
guru, sebagai alat evaluasi dan modul juga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
bagi peserta didik, maksudnya modul mengandung berbagai materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik. Selain itu kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik. Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
Modul yang dikembangkan adalah modul dengan model inkuiri. Inkuiri adalah
Konstelnikova & Ozvoldova, (2013) tahapan inkuiri yang digunakan dalam proses
berbagai pendapat maka dapat disimpulkan bahwa tahapan model inkuiri dalam
aktif, (Tawil & Liliasari, 2013). Hal tersebut didukung oleh Costa (Tawil &
Liliasari, 2013) proses tersebut merupakan bagian berpikir kompleks atau berpikir
tingkat tinggi. Menurut Hopson dkk., (2001) keterampilan berpikir tingkat tinggi
kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Rofiah dkk., 2013). Terdapat beberapa
aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu
dkk., 2013). Keterampilan berpikir dibagi menjadi dua yaitu keterampilan berpikir
tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi. Pada taksnonomi bloom (Zohar & Dori,
Berdasarkan uraian diatas dan studi pendahuluan yang telah dilakukan dengan
dengan judul Pengembangan Modul dengan Model Inkuiri Materi Suhu dan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana produk modul materi suhu dan kalor dengan model inkuiri berbasis
2. Bagaimana kelayakan modul materi suhu dan kalor dengan model inkuiri
kalor dengan model inkuiri berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa?
4. Bagaimana keefektifan modul materi suhu dan kalor dengan model inkuiri
C. Tujuan Penelitian
1. Menghasilkan produk modul dengan model inkuiri materi suhu dan kalor dengan
2. Mengetahui kelayakan modul dengan model inkuiri materi suhu dan kalor
model inkuiri materi suhu dan kalor dengan model inkuiri berbasis keterampilan
4. Mendeskripsikan keefektifan modul dengan model inkuiri materi suhu dan kalor
D. Manfaat Penelitian
1. Produk yang dihasilkan berupa modul yang dapat membantu guru dan siswa
kompetensi.
3. Sebagai inovasi guru dan siswa dalam pembelajaran pada materi suhu dan
kalor
dengan model inkuiri materi suhu dan kalor berbasis berpikir tingkat
tinggi siswa.
pembelajarannya.
tinggi siswa maka dilakukan tes berupa tes tertulis bentuk uraian.
4. Materi pokok pada penelitian adalah materi Suhu dan Kalor SMA kelas
X semester genap.
5. Uji produk penelitian ini dilakukan oleh ahli desain, ahli isi/materi
6. Uji coba produk di lapangan dilakukan pada salah satu kelas di SMA
Negeri 3 Kotabumi