Sunteți pe pagina 1din 3

AMANAH KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Hendaklah kita ingat jabatan yang kita pegang itu merupakan amanah dari Allah yang kelak
akan dimintai pertanggung jawabannya. Oleh sebab itu hendaklah siapa saja yang sedang menjadi
pejabat hendaklah bisa memegang amanah tersebut dengan baik. Rekan-rekan sekalian, jauh sebelum
Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai seorang rasul, bahkan ketika itu beliau masih sangat belia,
beliau sudah sangat dikenal di tengah masyarakatnya sebagai Al Amin, artinya orang yang amanah atau
bisa dipercaya. Gelar dari masyarakat Quraisy itu tiada lain disebabkan kejujuran dan sikap
tanggungjawab yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.
Al Amin artinya orang yang amanah, bisa dipercaya, dan bertanggungjawab. Inilah yang
diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Amanah adalah hal yang sangat mendasar yang penting
dimiliki seorang pemimpin. Siapapun yang menjadi pemimpin hendaklah bertanya, Apakah saya
dipercaya atau tidak oleh orang yang saya pimpin? Jika banyak orang yang merasa ragu tentang
keamanahan kita, maka sesungguhnya itu tanda layak dan tidaknya kita memimpin mereka. Apalagi
keraguan mereka pun menjadi tanda ridha atau tidaknya mereka dipimpin oleh kita.
Di sekitar kita banyak sekali seseorang yang menjadi pemimpin. Tidak menjadi masalah,
apabila mereka benar - benar setulus hati bekerja untuk yang dipimpinnya, bukan juga sebuah perkara
besar jika mereka memiliki kompetensi yang handal dan kecakapan yang baik dalam bidang tersebut.
Benar sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau menyampaikan hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah: Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap
kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan. (HR. Al-Bukhari).
Pemimpin merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan persatuan. Namun harus
kita sadari juga bahwa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Karena itu, ia memerlukan
kompetensi, kelayakan dan aktivitas yang prima untuk memimpin bawahannya. Pemimpin yang
amanah adalah pemimpin yang menjadi kuburan bagi aib orang lain, bukan yang sering membeberkan
kekurangan orang yang dipimpinnya. Atasan yang baik adalah atasan yang tidak gemar membuka-buka
kekurangan karyawannya. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang setiap kali mengucapkan
janji, maka ia berusaha sekuat tenaga memenuhinya. Sekuat tenaga ia menjaga harta kekayaan yang
dititipkan di bawah kepemimpinanya. Sekuat tenaga ia jauhi bujukan untuk korupsi dan manipulasi.
Setiap amanah yang akan diberikan kepada kita harus benar-benar diperhitungkan terlebih
dahulu apakah kita akan mampu mempertanggungjawabkannya atau tidak. Setiap pejabat tentu
mengucapkan sumpah sebelum mengawali tugasnya. Menyebut sumpah itu sudah merupakan janji,
apalagi menyebut Demi Allah. Maka, memenuhinya adalah kewajiban, dan mengkhianatinya adalah
penginkaran terhadap Allah SWT. Rasulullah Saw. bersabda, Ketahuilah, setiap kalian adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin bagi
masyarakatnya dan akan dimintai pertanggungjawaba tentang kepemimpinannya, .(HR. Abu Daud)
Disamping itu Rasulullah mengingatkan kita bahwa menjadi pemimpin itu tanggung jawabnya
berat oleh sebab itu selain meluruskan niat pada awalnya ada satu syarat lagi yang tidak kalah penting
yaitu janganlah kita kepingin jadi pemimipin, melainkan kalau kita diminta. Untuk menjadi pemimpin
yang baik itu tidak mudah, ada banyak syarat dan ketentuannya selain jujur, disiplin, amanah, adil,
arif dan bijaksana. Ada syarat khusus atau yang lebih utama dari semua itu yaitu harus bisa memimpin
diri sendiri.
Pemimpin yang baik adalah tidak menutup telinga untuk menerima saran atau nasehat orang
lain dan tidak alergi terhadap kritik. Salah satu contohnya adalah Umar bin Khatab, beliau ini adalah
seorang pemimpin yang tidak alergi terhadap kritik, bahkan ketika Umar bin Khatab dilantik menjadi
pemimpin hal yang pertama kali disampaikan dalam pidatonya adalah supaya dia senantiasa
diingatkan dikritik apabila berbuat kesalahan disaat memimpin. Terhadap baitul mal (kas negara) dia
sangat hati hati dalam menggunakan. Pernah suatu saat teman beliau menasehati agar beliau meminjam
uang baitul mal untuk membeli baju, karena baju yang dikenakan Umar sudah tidak layak pakai, Apa
jawab Umar? Beliau tidak mau, beliau takut iya kalau umurnya masih panjang, kalau besok mati siapa
yang membayar utangnya. Terhadap keluarga beliau mengingatkan tidak ada keistimewaan bagi
mereka, Umar mengatakan andaikata ada keluarganya yang mencuri niscaya tangan mereka akan
dipotongnya. Mudah mudahan Umar bin khatab bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang sedang
menjadi pemimpin umat ini untuk menjadi pemimpin yang baik.
Dari pernyataan di atas bisa kita ambil beberapa kesimpulan yang sangatlah mendalam pesan
filosofinya yaitu setiap manusia yang ada di muka bumi ini adalah merupakan seorang pemimpin
atau khalifah fil ardi yang mana kepemimpinan itu akan kita pertanggungjawabkan di akhirat kelak,
seorang pemimpin harus mempunyai beberapa sifat yang ada dalam ketauladan pada Nabi kita
Muhammad SAW, seorang pemimpin yang muslim dan mumin harus mempunyai 4 (empat) sifat
utama kekuatan akhlaq Rasul dan Nabi kita Muhammad SAW yaitu : 1) Siddiq, 2) Tabligh, 3) Amanah
dan 4) Fathonah.
1. Siddiq
Seorang pemimpin dalam Islam harus mempunyai sifat Siddiq yang berarti jujur, mempunyai integritas
yang tinggi dan selalu berusaha untuk tidak berbuat suatu kesalahan yang dapat menghilangkan rasa
kepercayaan ummat atau kaumnya terhadapnya.
2. Tabligh
Pemimpin harus selalu menyampaikan tentang kebenaran yang seharusnya disampaikan kepada orang
yang dipimpinnya. Dia harus komunikatif dan tidak boleh menyembunyikan hal-hal yang seharusnya
disampikan.
3. Amanah
Berarti dapat dipercaya. Dapat dipercaya dalam setiap perkataan atau pun dalam setiap perbuatannya.
Pemimpin yang baik dalam Islam harus selalu Istiqomah dalam mengemban amanahnya.
4. Fathonah
Berarti cerdas, mempunyai pengetahuan/intelektual yang tinggi dan selalu bersikap professional dalam
menghadapi setiap masalah.
Empat hal di atas merupakan sifat-sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin
Islam dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah SWT di dunia ini secara menyambung satu
sifat dengan sifat lainnya karena dari keempat sifat tersebut tidak akan terwujud seorang pemimpin
yang diidam-idamkan oleh seseorang yang dipimpinnya.
Allah SWT berfirman :


Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat kami. (Surah As Sajadah 24)
Akhirnya sebagai kata penutup, mengingatkan sabda Rasulullah: Segala sesuatu itu
tergantung pada niatnya begitu juga dengan jabatan atau kepemipinan, bisa jadi jabatan yang kita
emban itu merupakan jalan termudah bagi kita untuk masuk ke surga kalau niatnya itu demi kebaikan
orang yang kita pimpin, namun sebaliknya bisa jadi jabatan itu merupakan jalan termudah bagi kita
untuk masuk neraka kalau niatnya untuk memperkaya diri sendiri, keluarga atau golongan tertentu.
Semua terserah pilihan kita. Wallahu Alam.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Fastabiqul
Khairaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

S-ar putea să vă placă și