Sunteți pe pagina 1din 14

BAB III

KASUS SEMU

Di Kelurahan Mulyorejo posyandu Berkah Cinta II terdapat 80 KK, dengan


jumlah warga sebanyak 212 jiwa, 55 balita yang terdiri dari usia 0-12 bulan = 5 balita,
usia 13-36 bulan = 15 balita, usia 37-60 bulan = 20 balita dan berdasarkan informasi
dari kader posyandu balita, balita yang diare karena kurangnya kebersihan makanan
yang dikonsumsi 12 balita, balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umur (gizi
kurang) ada 23 orang. Kondisi lingkungan kurang dari kata sehat, setiap rumah kurang
memiliki ventilasi dan tingkat kelembapan setiap rumah juga tinggi karena mengingat
jarak antar rumah saling berdekatan. Banyak balita yang berumur 36-60 bulan sering
mengkonsumsi makanan ringan yang dijual diwarung, es lilin, jajanan pentol dan mie
instan setiap harinya. Sebagian besar ibu menjadi ibu rumah tangga dan kepala
keluarga sebagian bekerja menjadi pedagang dan pekerja bangunan. Rata-rata
pendapatan disetiap KK dalam satu bulan yaitu Rp 800.000-1.200.000. Tingkat
pendidikan warga 30% lulusan SD, 40% lulusan SMP, selebihnya lulusan SMA/SMK.
Terdapat sungai di sekitar rumah warga, kedalaman sungai dangkal sehingga jika
terjadi hujan mengakibatkan banjir, selokan di depan rumah warga banyak yang
tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak sisa sampah banjir yang berserakan dan
banyak lahan kosong yang bertumpukan sampah. Keamanan diwilayah ini cukup aman
karena hampir tidak ada kasus penculikan balita ataupun pencurian barang berharga.
Mayoritas warga beragama islam. Di wilayah ini memiliki 1 masjid, 3 musholla, 1
PAUD, 1 TK, 1 SDN Mulyorejo, 1 Posyandu, dan 1 Puskesmas, untuk beraktivitas
masyarakat mengunakan sepeda motor dan sepeda angin untuk alat transportasi.
Kegiatan Posyandu Balita dilakukan setiap 4 minggu sekali, diadakan di masing-
masing RT yang dibantu oleh beberapa kader binaan puskesmas. Kegiatan yang
dilakukan biasanya pengukuran antropometri dan kebutuhan gizi anak, pemberian
nutrisi yang tepat untuk balita serta penjelasan tentang penyakit yang sering
menyerang balita, tetapi setiap dilakukan kegiatan posyandu pastisipasi warga sekitar
masih sangat kurang karena kepercayaan warga disekitar apabila anaknya sakit lebih
memilih berobat ke dukun pijat dibandingkan ke puskesmas karena mereka masih
menganggap penyakit yang diderita menandakan proses pertumbuhan yang mereka
anggap masih wajar. Biasanya ibu-ibu mengajak anaknya naik mobil aneka warna
yang diputarkan lagu-lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan biaya Rp
1000,- untuk satu kali putaran, serta setiap Minggu pagi ibu yang memiliki balita
sering membawa balitanya jalan-jalan di danau kampus Universitas Airlangga.

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian
1. Data Inti
a. Sejarah
Daerah Mulyorejo dahulu adalah persawahan luas yang dikelola oleh
perusahaan swasta, lalu bangrut dan dijadikan perkampungan.
b. Luas Wilayah
1200 m2
c. Batas Wilayah
Barat : Pacar Keling
Utara : Kalijudan
Timur : Sutorejo
Selatan : Darmahusada
d. Agama
Hampir 90% warga beragama Islam, 5% beragama Kristen, dan 5% beragama
Budha.
e. Kepercayaan
Warga sering membawa balita mereka yang sakit seperti batuk, demam,
konstipasi, dan diare ke dukun pijat untuk anak-anak. Warga masih belum
sepenuhnya percaya untuk datang ke bidan dan dokter. Mereka menganggap
sakit yang diderita balita mereka menandakan proses pertumbuhan yang
dialami balita dan merupakan hal yang wajar.
f. Balita BGM (Bawah Garis Merah)
Terdapat 23 balita memiliki BB rendah maupun gizi buruk
g. Masalah Kesehatan
Dari 55 balita, 41,8% balita mengalami gizi buruk/kurang dikarenakan orang
tua kurang memperhatikan kebutuhan gizi balita. Sebesar 21,8% balita
mengalami diare karena mengonsumsi makanan yang kurang bersih. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kesehatan balita.

Kondisi Kesehatan Jumlah Presentasi

Gizi buruk/kurang 23 23/55x100%= 41,8%

Diare 12 12/55x100%=21,8 %

Kondisi Kesehatan Dengan Masalah Kesehatan


25

20

15 36.40% 41.80%

10

5 21.80%

Gizi Buruk Diare Gizi Buruk Diare Bayi Sehat

2. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Kondisi lingkungan kurang dari kata sehat, setiap rumah kurang memiliki
ventilasi dan tingkat kelembapan setiap rumah juga tinggi karena
mengingat jarak antar rumah saling berdekatan.
2) Terdapat sungai di sekitar rumah warga, kedalaman sungai dangkal
sehingga jika terjadi hujan mengakibatkan banjir, selokan di depan rumah
warga banyak yang tersumbat, jalan di depan rumah kotor, banyak sisa
sampah banjir yang berserakan. Apabila terdapat lahan kosong, banyak
sampah bertumpukan.
3) Lingkungan terbuka: mayoritas tidak memiliki halaman rumah yang luas
4) Kebiasaan: balita yang berumur 36-60 bulan sering mengonsumsi
makanan ringan (snack) yang dijual diwarung, jajanan pentol, es lilin, dan
mie instan.
b. Pelayanan kesehatan dan social
1. Pusat pelayanan: terdapat 1 posyandu dan 1 puskesmas. Kegiatan
Posyandu Balita dilakukan setiap 4 minggu sekali, diadakan di masing-
masing RT yang dibantu oleh beberapa kader binaan puskesmas. Kegiatan
yang dilakukan biasanya pengukuran antropometri dan penyuluhan
tentang kebutuhan gizi anak, pemberian nutrisi yang tepat untuk balita
serta penjelasan tentang penyakit yang sering menyerang balita, tetapi
warga kurang berpartisipasi karena kepercayaan warga disekitar apabila
anaknya sakit lebih memilih berobat ke dukun pijat dibandingkan ke
puskesmas karena mereka masih menganggap penyakit yang diderita
menandakan proses pertumbuhan yang mereka anggap masih wajar.
2. Tempat belanja: di pasar tradisional dan mini market
3. Tempat ibadah: 1 masjid dan 3 musholla
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata-rata kepala keluarga per bulan
Rp 800.000 Rp 1.200.000. Sebagian besar bapak-bapak bekerja sebagai
pedagang dan pekerja bangunan. Mayoritas ibu-ibu tidak bekerja.
d. Keamanan dan Transportasi
Transportasi: ibu mengantarkan balita ke posyandu dengan jalan kaki
sedangkan untuk beraktivitas biasanya menggunakan sepeda motor.
Keamanan diwilayah ini tidak ada masalah karena jarang dijumpai kasus
penculikan atau pencurian barang berharga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu balita, ibu-ibu balita
mengatakan bahwa mencuci piring dan botol susu dengan air sumur
,sedangkan jarak sumur dengan septictank tidak lebih dari 3 meter.
e. Pemerintahan dan Politik
Kampung Mulyorejo memiliki lurah sebagai pimpinan dan dibantu beberapa
warga yang menjadi perwakilan dalam sistem pemerintahan kelurahan.
f. Komunikasi
Komunikasi antar warga dengan pihak penyelenggara fasilitas kesehatan
menggunakan surat edaran yang dibagikan oleh ibu RT. Beberapa ibu mencari
informasi secara mandiri melalui media sosial namun tidak membagikan
informasi kesehatan balita kepada warga sekitar. Ketika terjadi bencana
seperti banjir dan kebakaran, warga mendapat komando dari balai RT/RW
masing-masing melalui kentongan yang dipukul berkali-kali.
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan warga 30% lulusan SD, 40% lulusan SMP, selebihnya
lulusan SMA/SMK.
h. Rekreasi
Dari hasil wawancara, ibu sering mengajak balitanya naik mobil aneka warna
yang dputarkan lagu-lagu anak untuk berkeliling di sekitar kampung dengan
biaya Rp 1.000 untuk 1x putaran, serta setiap Minggu pagi, ibu yang memiliki
balita, sering membawa balitanya jalan-jalan ke danau kampus C Universitas
Airlangga.
i. Persepsi Warga dan Perawat
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit pada balita masih
acuh, mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat ataupun
kurangnya pengetahuan mengenai suatu penyakit.
Menurut perawat puskesmas Kelurahan Mulyorejo, tingkat partisipasi
masyarakat terhadap kesehatan balita masih perlu ditingkatkan kembali dan
masih sangat perlu mendapatkan edukasi serta pelatihan untuk orang tua
balita.

No. Dx Data NOC NIC


1. Domain 2: Nutrisi Primer: Primer:
Class 1: Makan a. Kontrol diri terhadap a. Diskusikan risiko yang
Dx: Ketidakseimbangan kelainan makan mungkin muncul jika
Nutrisi Kurang dari (1411) terdapat kekurangan
Kebutuhan (00002) - Menentukan berat badan.
target berat b. Rencanakan hadiah jika
Data: badan yang pasien mampu
a. Balita yang berat ideal (4) mencapai target
badannya tidak - Menentukan jangkan pendek dan
sesuai dengan umur target berat panjang
(gizi kurang) ada 23 badan yang akan c. Membuat metode yang
orang. dicapai (3) tepat untuk mencatat
b. Banyak balita yang - Merencanakan asupan makan harian,
berumur 36-60 bulan strategi untuk waktu olahraga atau
sering situasi yang perubahan berat badan.
mengkonsumsi mempengaruhi d. Membuat perencanaan
makanan ringan yang intake makanan makan yang seimbang
dijual diwarung, es dan cairan. (3) dan konsisten dengan
lilin, jajanan pentol b. Pengetahuan : jumlah energi yang
dan mie instan setiap manajemen berat dibutuhkan
harinya badan (1841) Sekunder:
- Strategi untuk a. Kaji motivasi pasien
mencapai berat untuk mengubah pola
badan yang makannya.
optimal b. Hitung berat badan
- Resiko ideal
kesehatan yang c. Dorong pasien untuk
berhubungan membuat grafik
dengan berat mingguan berat
badan yang badannya
rendah
Tersier:
Sekunder: a. Informasikan ke pasien
a. Status Nutrisi (1004) jika terdapat komunitas
- Asupan gizi manajemen berat
seimbang (4) badan
- Asupan
makanan dapat
terpenuhi (3)
- Rasio berat
badan dalam
keadaan normal
(4)
b. Status Nutrisi :
Asupan Nutrisi
- Asupan kalori
seimbang (4)
- Asupan protein
seimbang (4)
- Asupan lemak
seimbangan (4)
- Asupan
karbohidrat
seimbang (4)
Tersier: Pengetahuan:
perlindungan fisik pada
anak

a. Pengetahuan :
Manajemen kelainan
makan (1853)
- Dapat
menyesuaikan
intake nutrisi
terhadap
kebutuhan
individu (3)
- Pengaruh sosial
pada intake
makanan dan
cairan (4)
- Strategi untuk
menciptakan
sikap yang sehat
tentang
makanan (3)
2. Domain 11: Primer: Primer:
Keamanan/perlindunga Status kesehatan a. Analisa tingkat resiko
n komunitas (2701) yang terkait dengan
Class 4: Bahaya - Status kesehatan lingkungan (misalnya.,
Lingkungan anak dalam keadaan kebiasaan hidup)
Dx: Kontaminasi normal (3) b. Kolaborasi dengan
(00181) - Tingkat partisipasi lembaga-lembaga lain
dalam progam untuk meningkatkan
Data: kesehatan komunitas keamanan lingkungan
a. Kondisi (3) c. Skrining populasi
lingkungan - Kesesuaian dengan beresiko
kurang dari kata standar kesehatan
sehat, setiap lingkungan memadai Sekunder:
rumah kurang (5) a. Kaji lingkungan terkait
memiliki - Standar kesehatan dengan adanya resiko
ventilasi dan komunitas untuk potensial dan aktual
tingkat ukuran dan evaluasi
kelembapan kesehatan ditetapkan Tersier:
setiap rumah (3) a. Informasikan populasi
juga tinggi yang beresiko
karena Sekunder: mengenai hal hal yang
mengingat jarak Keamanan lingkungan membahayakan di
antar rumah rumah (1910) lingkungan
saling - Pencahayaan interior b. Monitor kejadian
berdekatan. mencukupi (5) penyakit dan cedera
yang berhubungan
b. Kedalaman - Ketersediaan air bahaya di
sungai dangkal bersih dapat lingkungannya
sehingga jika terpenuhi (5) c. Pertahankan
terjadi hujan - Tempat menyimpan pengetahuan terkait
mengakibatkan makanan yang bersih terkait dengan standar
banjir (4) lingkungan yang aman
c. Selokan di - Kebersihan hunian
depan rumah (5)
warga banyak - Area bermain yang
yang tersumbat aman (3)
d. Jalan di depan
rumah kotor, Tersier:
banyak sisa Status kesehatan
sampah banjir komunitas (2701)
yang berserakan - Pravelensi progam
e. Banyak lahan peningkatan
kosong yang kesehatan (3)
bertumpukan - Tingkat partisipasi
sampah dalam progam
kesehatan komunitas
(3)

Keterangan:
1 = severely compromised
2 = substantially compromised
3 = moderately compromised
4 = mildly compromised
5 = not compromised
Perencanaan Kegiatan

MK Rencana Hari / Evaluasi


No. Sasaran Tujuan Strategi Tempat
Komunitas Kegiatan Tgl Kriteria Standard
1. Ketidakseimb Orang tua Setelah 1. Pengukuran 1. Memberikan 30-09- Posyandu Verbal dan 1. Jumlah bayi
angan Nutrisi yang dilakukan antropomet penyuluhan 2017 Berkah psikomotor. dengan gizi
: Kurang dari memiliki tindakan ri tentang gizi pukul Cinta II buruk
2. Penyuluhan buruk kepada Warga berkurang
Kebutuhan balita keperawatan 10.00 Kelurahan
tentang gizi orang tua mampu 2. Tidak ada
(00002) selama 1 bulan, WIB Mulyorejo
buruk 2. Mendiskusikan menjelaskan balita lain
diharapkan
3. Pemberian bersama orang apa yang yang
masyarakat
makanan tua tentang telah mengalami
Kelurahan tambahan tindakan yang diberikan gizi buruk
Mulyorejo untuk balita dapat dilakukan 3. Orang tua
oleh kader
mampu: orang tua mampu
posyandu
Jangka khususnya serta berperan aktif
orang tua yang dalam
pendek: menerapkan
memiliki balita meningkatka
1. Mengetahui apa saja yang
3. Memberikan n status
gangguan telah
reinforcement kesehatan
kesehatan disarankan.
terhadap anak
pada bayi
keberhasilan 4. Balita tidak
2. Mengetahui
orang tua dalam mengonsumsi
cara
menjelaskan mie instan
pencegahan
materi yang 5. Orang tua
penyakit
telah diberikan mampu
yang sering
mengontrol
menyerang 4. Pemberian jajanan yang
bayi makanan diberikan
3. Mengetahui tambahan pada anak
cara kepada balita
penganganan yang sudah
pertama pada melakukan
bayi yang pengukuran
terkena gizi antropometri
buruk

Jangka
panjang:
1. Balita
mengalami
peningkatan
berat badan
2. Balita
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembanga
n sesuai usia
2. Dx: Warga Setelah 1. Screening 1. Memberikan 07-10- Posyandu Verbal dan 1. Tidak
Kontaminasi Kelurahan dilakukan 2. Penyuluhan edukasi pada 2017 Berkah psikomotor. terdapat
(00181) Mulyorejo tindakan 3. Kerja bakti masyarakat pukul Cinta II balita yang
tentang Warga terserang
Surabaya keperawatan 07.00 Kelurahan
lingkungan mampu diare
selama 1 bulan, WIB Mulyorejo
sehat dan menjelaskan
diharapkan
masyarakat penyakit akibat apa yang 2. Air
Kelurahan lingkungan telah mengalir
Mulyorejo tidak sehat diberikan dengan
mampu: 2. Koordinasi oleh kader lancar
dengan tokoh posyandu 3. Tidak ada
Jangka masyarakat sampah
serta
pendek: untuk berserakan
menerapkan
1. Mengetahui menyelenggara 4. Tersedia air
apa saja yang
penyakit kan kerja bakti bersih
yang timbul 3. Ajarkan cara telah 5. Penyediaan
akibat hidup sehat disarankan. dan
lingkungan 4. Rujuk warga yg penyimpana
yang tidak menunjukkan n makanan
sehat gejala penyakit yang bersih
2. Mengetahui akibat dan sehat
cara lingkungan 6. Tidak ada
pencegahan yang tidak korban jiwa
dan cara sehat jika terjadi
penyebaran bencana
penyakit
3. Mengetahui
cara
menganggula
ngi penyakit
yang
diakibatkan
lingkungan
yang tidak
sehat
Jangka
Panjang:
1. Masyarakat
mampu
menjaga
kebersihan
lingkungan
2. Masyarakat
senantiasa
peduli
terhadap
kesehatan
lingkungan
Evaluasi Pelaksanaan

No. Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi


1. Ketidakseimbangan Nutrisi : 30-09-2017 1. Memberikan penyuluhan tentang gizi 1. Peserta yang hadir 80 orang
Kurang dari Kebutuhan buruk kepada orang tua 2. 50% peserta penyuluhan aktif
10.00 WIB 2. Mendiskusikan bersama orang tua dalam kegiatan diskusi
(00002)
tentang tindakan yang dapat dilakukan 3. Penimbangan BB dan pemberian
orang tua khususnya orang tua yang makanan tambahan kepada 72
memiliki balita balita
3. Memberikan reinforcement terhadap 4. Kegiatan penimbangan berjalan
keberhasilan orang tua dalam tertib dan lancar
menjelaskan materi yang telah
diberikan
4. Pemberian makanan tambahan kepada
balita yang sudah melakukan
pengukuran antropometri
2. Dx: Kontaminasi (00181) 07-10-2017 1. Memberikan edukasi pada masyarakat 1. Penyuluhan dihadiri 70 orang
tentang lingkungan sehat dan penyakit 2. Penyuluhan berjalan dengan
16.00 WIB akibat lingkungan tidak sehat tertib dan lancar
2. Motivasi masyarakat melalui kader 3. 60% peserta aktif dalam kegiatan
atau tokoh masyarakat untuk aktif penyuluhan
memelihara lingkungan sehat 4. Kerja bakti berjalan dengan
3. Koordinasi dengan tokoh masyarakat lancar
untuk menyelenggarakan kerja bakti 5. Tingkat partisipasi masyarakat
4. Ajarkan cara hidup sehat dalam kegiatan kerja bakti sangat
5. Rujuk warga yg menunjukkan gejala tinggi
penyakit akibat lingkungan yang tidak
sehat

S-ar putea să vă placă și