Sunteți pe pagina 1din 12

Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal ....

101
Safri Miradj, Sumarno

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN, MELALUI PROSES PENDIDIKAN


NONFORMAL, UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

THE EMPOWERMENT OF THE POOR THROUGH THE NON-FORMAL EDUCATION


PROCESS AS AN EFFORT TO IMROVE THE SOCIAL WELFARE
IN WEST HALMAHERA REGENCY

Safri Miradj, Sumarno


Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Universitas Negeri Yogyakarta
safri_miraj@yahoo.co.id, sumarno_unj@yahoo.co.uk

Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui proses pemberdayaan melalui pendidikan non-
formal dalam melaksanakan kegiatanpelatihankepada masyarakat miskin untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Halmahera Barat. Penelitian kualitatif, pendekatan fenome-
nologi, sampel penelitian, PKBM Mario Laha, PKBM Merpati, Orsos Melati, Orsos Tunas Ha-
rapan dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sonyinga, responden, penggelola lem-
baga, masyarakat miskin atau warga belajar, dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data, meto-
de observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu, (1) proses pemberdayaan
yang dilakukan lembaga pendidikan nonformal belum sesuai harapan warga belajar yang
terlibat dalam proses tersebut, dan belum memperhatikan aspek kebutuhan yang diperlukan
warga belajarnya, (2) hasil yang di timbulkan pasca mengikuti proses pemberdayaan di lem-
baga-lembaga pendidikan nonformal belum membantu masyarakat miskin meningkatkan
kehidupannya, dan (3) hubungan kerja sama yang selama ini dibangun oleh PKBM Merpati,
PKBM Mario Laha, Orsos Tunas Harapan, Orsos Melati, dan LPM Sonyinga hanya sebatas
pemerintah daerah.
Kata kunci: pemberdayaan, kemiskinan, pendidikan nonformal, kesejahteraan sosial, PKBM,
Orsos, dan LPM.

Abstract
This study aims to investigate the empowerment process through non-formal educational
institutions in the implementation of training activities for the poor to improve the social welfare
in West Halmahera Regency. This study employed the qualitative using the phenomenological
approach. The sample comprised MarioLaha Center for Community Learning Activities (CCLA),
Merpati CCLA, Melati Social Organization (SO), Tunas Harapan SO, and Sonyinga Community
Empowerment Institution (CEI). The respondents included the managerial personnel of the
institutions, the poor people or learning participants, and community leaders. The data were
collected through observations, interviews, anddocumentation. The findings show that: (1) the
empowerment processes carried out by non-formal educational institutions have not satisfied the
expectations of the learning participants involved in the process and have not fully taken account
of the aspects related to their needs, (2) the results of the empowerment processes in the non-
formal educational institutions do not help the poor improve their life, and (3) the cooperative
relationship that so far has been established by Merpati CCLA, Mario Laha CCLA, Melati SO,
Tunas Harapan SO, and Sonyinga CEI is limited to the local government.
Keywords: empowerment, poverty, nonformal education, social welfare, CCLA, SO, CEI

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014


102 - Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014

pada bulan Maret 2012, jumlah penduduk


PENDAHULUAN
miskin Indonesia mencapai 29,13 juta orang.
Kemiskinan adalah permasalahan Angka ini sangat memrihatinkan dengan
mendasar yang terjadi pada seseorang, maka kondisi bangsa Indonesi yang memiliki
harus diselesaikan. Penanggulangan kemis- sumber daya alam (SDA) yang begitu berli-
kinan harus dilakukan secara sinergis dan mpah yang tersebar di seluruh penjuru
sistematis agar seluruh masyarakat dapat republik Indonesia.
menikmati kehidupan yang bermartabat. Ada beberapa hal yang menyebab-
Persoalan kemiskinan bukan hanya berdi- kan kondisi kemiskinan masih sulit untuk
mensi pada aspek ekonomi semata, tetapi diminimalkan. Pertama, kondisi anggota
juga pada dimensi sosial, budaya, politik, masyarakat yang belum ikut serta dalam
pendidikan, bahkan juga sampai pada ting- proses yang berkualitas, faktor produksi
kat ideologi. Secara umum kondisi kemis- yang memadai, kedua rendahnya tingkat
kinan tersebut ditandai oleh kerentanan, pendidikan masyarakat pedesaan, dan keti-
ketidakberdayaan, keterisolasian, dan keti- ga pembangunan yang direncanakan peme-
dakmampuan untuk menyampaikan kebu- rintah tidak sesuai dengan kemampuan
tuhan dan aspirasinya. masyarakat untuk berpartisipasi, sehingga
Persoalan kemiskinan juga diakibat- tidak dijangkau oleh masyarakat, (Sumarto,
kan dari kurang kesadaran pemerintah dan 2010, p.21). Oleh karena itu harus dilakukan
masyarakat dalam memaknai pentingnya upaya-upaya terobosan baru oleh pemerin-
pendidikan, sesunguhnya pendidikan itu tah maupun pihak terkait untuk secepatnya
merupakan pusat dalam pembangunan ma- membantu masyarakat membangkitkan ke-
nusia yang cerdas dan berkualitas, dan sadaran dan potensi yang dimilikinya agar
sangat mendorong pertumbuhan ekonomi, dapat bermanfaat bagi pembangunan bang-
politik, sosial, dan budaya demi kemajuan sa.
daerah tersebut. Dalam teori maupun kon- Inti dari tujuan pembangunan ada-
sep pembangunan, bahwa suatu daerah itu lah mewujudkan suatu masyarakat yang
dapat dikatakan maju apabila pendidikan makmur dan sejahtera baik secara indivi-
itu maju dan memiliki sumber daya ma- dual maupun secara sosial. Hal ini dimak-
nusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki sudkan agar makin tumbuh kesadaran ma-
daya saing tinggi dengan daerah yang lain, syarakat, pentingnya pendidikan agar dapat
salah satu adalah dengan jalur pendidikan. mendorong masyarakat untuk terus berpar-
Selama ini masih banyak program tisipasi aktif di dalam merespon pem-
penanggulangan kemiskinan yang dilaksa- bangunan yang berkelanjutan. Hal Ini dise-
nakan oleh pemerintah pusat maupun pe- babkan pada faktor yang lebih dominan
merintah daerah seperti, pemberian bantu- yang mempengaruhi persoalan dari segi ke-
an, beras raskin, asuransi kesehatan keluar- manusiaan dan pembangunan, seperti ke-
ga miskin (Askeskin), dan bantuan langsung terbelakangan, kebodohan, ketelantaran,
tunai (BLT) ataupun dengan nama lain yang kematian dini, buta huruf, anak putus seko-
saat ini menjadi trend adalah bantuan lang- lah, anak jalanan, pekerja anak, perdagang-
sung tunai (BLSM). Hal ini belum mampu an manusia (human trafficking) dan
membantu masyarakat dari persoalan ke- penganguran, ini yang membuat sebagian
miskinan. masyarakat kita tidak dapat menikmati
Kemiskinan bukan isu yang baru, kehidupannya dengan sejahtera. Artinya,
melainkan merupakan isu yang seolah-olah bahwa daya beli merupakan sesuatu faktor
abadi sepanjang jaman. Saat ini Indonesia yang sangat penting untuk ditingkatkan
belum bisa mengatasi kemiskinan dengan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
baik. Perkembangan jaman yang begitu ce- yang sejahtera dalam kehidupan saat ini.
pat mengakibatkan sebagian masyarakat Kecukupan kebutuhan itulah yang semen-
tidak menikmati pembangunan dengan tara ini menjadi ukuran tentang well being
hasil yang memuaskan, ini terbukti dengan atau sejahtera yang menjadi ukuran dari se-
data yang dirilis oleh badan statistik pusat, seorang yang tidak termasuk dalam kategori
Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal .... 103
Safri Miradj, Sumarno

orang miskin. Subtansi kemiskinan adalah megembangkan SDM. Maka sasaran peng-
kondisi depresi terhadap sumber-sumber gerak terletak pada tenaga pembangunan
pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa nasional yaitu, produk pendidikan yang
sandang, pangan, papan, dan pendidikan. tepat agar mampu menghasilkan sumber
Pernyataan ini senada dengan defi- daya manusia Indonesia yang berkualitas
nisi kemiskinan yang di jelaskan oleh, Ninik dan memiliki daya saing yang tinggi.
Sudarwati, kemiskinan memiliki wujud yang Pendidikan nonformal sebagai sum-
majemuk, termasuk rendahnya tingkatan ber pembelajaran kepada masyarakat harus
pendapatan dan sumberdaya produktif yang dapat dilihat sebagai daya dukung terhadap
menjamin kehidupan, keterbatasan dan ku- realisasi dan pengelolaan program, dan dija-
rangnya akses kepada pendidikan dan dikan sebagai pengembangan program di
layanan-layanan pokok lainnya; kondisi tak masa yang akan datang. Sedangkan peran
wajar dan kematian akibat penyakit yang masyarakat sebagai sasaran, dapat dilihat
terus meningkat, kehidupan bergelandang- pada tingkat partisipasi masyarakat dalam
an dan tempat tinggal yang tidak memadai, mengikuti berbagai program yang berhu-
lingkungan yang tidak aman, serta diskri- bungan dengan peningkatan keterampilan,
minasi dan keterasingan, (Sudarwati, 2009, kemampuan, dan kualitas dirinya sehingga
p.27). mampu meningktakan kesejahteraan sosial
Kabupaten Halmahera Barat, apa- masyarakat miskin di daerah tersebut.
bila dilihat secara umum dari segi Sumber A developing country must use non-
Daya Manusia (SDM) masih sangat jauh da- formal education not only to build upon the
ri harapan. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas previous formal education of a small fraction
pendidikan masyarakatnya masih rendah, of its citizens, but more especially to raise
dibuktikan dengan penelitian yang dilaku- economic and social level of the vast majority
kan oleh PUSPENDIK tahun 2011 tentang of its citizens whonever acquired literacy,
evaluasi ujian nasional di seluruh kabupaten (Coombs, dalam Hoppes, 2006, p.39).
kota di Indonesia yang tingkat kelulusannya Dengan merujuk pada apa yang di
masih sangat rendah. Dibandingkan dengan sampaikan oleh Coombs di atas bahwa ne-
kabupaten kota lain yang ada di Provinsi gara memiliki tugas dan tanggung jawab
Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Barat yang besar dalam mendorong kemajuan
masuk dalam kategori kabupaten yang pe- pendidikan nonformal untuk membantu
laksanaan ujian nasionalnya terendah. masyarakat yang hidup dalam serba keku-
Bagi bangsa Indonesia, untuk men- rangan. Mengingat bahwa konsep pendidik-
jawab masalah ini tentu tidak sesederhana an nonformal merupakan bagian yang ter-
yang kita bayangkan. Jika kita menoleh ke penting dalam sistem pendidikan dan me-
belakang, dan merasakan pergolakan dan miliki tugas dan tanggung jawab dengan
percaturan kehidupan bangsa Indonesia pendidikan yang lainnya. Maka sasaran sis-
yang saat ini yang berada dalam tahapan tem pendidikan nonformal yang semakin
negara berkembang, maka jawabannya ada- luas bukan hanya sekedar berhubungan de-
lah mempersiapkan SDM adalah merupakan ngan masyarakat miskin dan bodoh, tetapi
kunci utama dalam memenangkan per- sasaran pendidikan nonformal telah ber-
saingan era globalisasi. Untuk membantu kembang jauh sesuai dengan perkembangan
dan membebaskan masyarakat dari kemis- ilmu pengetahuan dan teknologi yang be-
kinan, kebodohan dan keterbelakangan, gitu ketat persaingannya.
yang mengakibatkan pada rendahnya kuali- Dengan pendidikan nonformal seba-
tas SDM, maka pendidikan adalah kunci gai salah satu pendekatan dalam pem-
untuk menyelesaikan persoalan tersebut. bangunan, maka manusia akan menjadi
Sehingga upaya dan kerja keras untuk maju, berkualitas, dihargai di mata sosial,
menuju bangsa Indonesia yang mandiri dan dan memiliki daya saing tinggi, dan pada
berdaya saing tinggi tidak bisa dilepaskan akhirnya akan dapat meningkatkan derajat
pada aspek pendidikan Nasional sebagai hidup sosial masyarakat dan dapat mening-
wadah yang bertanggung jawab dalam katkan produktivitas kerja secara personal

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014


104 - Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014

maupun secara nasional demi kemajuan (dua) Organisasi Sosial, yang lainnya tidak
bangsa dan negara. Saat ini kehadiran lem- berkembang dan bahkan tidak aktif lagi.
baga-lembaga sebagai salah satu jalur pendi- Menurut data statistik Pemerintah
dikan nonformal di Kabupaten Halmahera Kabupaten Halmahera Barat, total masyara-
Barat, patut dilakukan evaluasi secara me- kat Halmahera Barat yang masuk dalam
nyeluruh kembali terkait dengan, peran, kategori sangat miskin, miskin, dan hampir
fungsi, dan kefokusannya dalam melaksana- miskin adalah 13,09%. Angka ini sangat
kan program-program untuk proses pem- tidak sesuai dengan kondisi Sumber Daya
berdayaan. Selama ini lembaga-lembaga Alam (SDA) yang dimiliki oleh masyarakat
pendidikan nonformal yang berada di Dinas di Kabupaten Halmahera Barat.
Pendidikan maupun di Dinas Sosial tidak Proses pemberdayaan masyarakat
berjalan secara baik dalam melakukan pe- miskin melalui pendidikan nonformal, se-
ngentasan kemiskinan. Padahal kita ketahui sungguhnya merupakan sebuah upaya un-
bersama bahwa peran lembaga-lembaga ter- tuk memungkinkan masyarakat dengan
sebut sangat besar dalam melaksanakan segala keberadaanya dapat memberdayakan.
proses pemberdayaan kepada masyarakat Dengan pusat aktivitas harus berada di
miskin. tangan masyarakat dengan bertitik tolak
Konsep pendidikan nonformal me- dari masyarakat, dilaksanakan oleh masya-
rupakan konsep pendidikan dan pembel- rakat dan manfaatnya untuk pemberdayaan
ajaran yang berbasis pada masyarakat de- masyarakat atau dengan kata lain pendidik-
ngan tujuan agar masyarakat yang tidak an yang berbasis pada masyarakat dengan
menikmati pendidikan pada lembaga pen- tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
didikan formal, bisa mendapatkan di lem- sosialnya yang harus dijadikan langkah
baga pendidikan nonformal, dengan harap- strategis dalam menyelesaikan persoalan
an bisa dapat merubah pola pikir masya- kemiskinan.
rakat dan dapat meningkatkan kehidupan- Jadi Proses akan menunjukkan pa-
nya. Sehingga dapat terbentuk kesadaran da suatu tindakan nyata yang harus dila-
ingin berusaha dan berjuang untuk meru- kukan secara bertahap untuk dapat meng-
bah hidupnya melalui proses pendidikan ubah kondisi masyarakat yang lemah, baik
nonformal masyarakat dapat diberdayakan. dari aspek knowledge, attitude, maupun
Tidak berbanding lurus antara practice menuju pada penguasaan penge-
konsep dan kenyataan, bahwa lembaga- tahuan, sikap-perilaku sadar dan kecakapan
lembaga pendidikan nonformal yang berada keterampilan yang baik agar masyarakat
di Kabupaten Halmahera Barat berdasarkan dapat berdayakan untuk meningkatkan ta-
data yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidik- raf kehidupan mereka dari kehidupan yang
an Kabupaten Halmahera Barat tahun 2010, sebelumnya.
bidang Pendidikan nonformal dari sepuluh Secara konseptual bahwa pember-
(10) PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masya- dayaan atau pemberkuasaan (empower-
rakat) dan memiliki lembaga kursus dan ment), berasal dari kata power (kekuasaan
pelatihan sebanyak dua puluh sembilan (29) atau keberdayaan). Karena pemberdayaan
yang tersebar di Kabupaten Halmahera Ba- bersentuhan dengan konsep mengenai ke-
rat yang aktif dalam melaksanakan pelatih- kuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan
annya hanya terdapat empat (4) PKBM dengan kemampuan kita untuk membuat
(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Hal ini orang lain melakukan apa yang kita ingin-
ditambahkan dengan data organisasi sosial kan, terlepas dari keinginan dan minat
(Orsos) yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial mereka. Pemberdayaan bertujuan untuk
Kabupaten Halmahera Barat pada tahun meningkatkan kekuasaan orang-orang yang
2012, organisasi sosial yang berjumlah seba- lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995
nyak 4 (empat), tersebar di empat kecamat- dikutip Suharto, 2010, p.58).
an dalam lingkungan Kabupaten Halmahera Ada tiga trategi pemberdayaan yang
Barat yang aktif dan berkembang hanya 2 harus direalisasikan kepada masyarakat
untuk dapat di berdayakan diantaranya,
Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal .... 105
Safri Miradj, Sumarno

pemberdayaan secara politis, sosial, dan terhadap kekuatan ekonomi global adalah
ekonomi yang diharapkan dapat mengatasi dengan meningkatkan daya saing ekonomi
dan membantu atau paling tidak memini- nasional, bukan melalui cara seperti yang di
malisir dampak-dampak negatif dari agenda suarakan oleh pakar-pakar ekonomi kon-
neoliberalisme sehingga upaya untuk me- vensional neo klasik. Ada beberapa basis
wujudkan pembangunan yang berkelanjut- kekuatan sosial yang diperlukan dalam
an dan pembangunan yang berorentasi pada membangun produksi ekonomi rumah
masyarakat dapat terwujud, (Suparjan dan tangga yakni perlindungan terhadap ruang
Hempri: 2007, p.186). kehidupan, pemberian pengetahuan dan
keterampilan, pendekatan informasi, pe-
Starategi Pemberdayaan Politik
manfaatan organisasi sosial dan jaringan
Strategi ini bertujuan untuk diarah- sosial serta pemanfaatan sumber daya
kan pada upaya membangkitkan kesadaran keuangan, Friedman, dalam Suparjan dan
kritis masyarakat, sehingga mereka lebih Hempri, 2007, pp.188-189).
tanggap terhadap persoalan ataupun kebi-
Strategi Pemberdayaan Sosial
jakan yang sebenarnya yang dapat merugi-
kan mereka. Persoalan ini pemerintah perlu Pemberdayaan sosial ini terkait de-
membuka ruang arena publik yang bebas, ngan bagaimana upaya yang dilakukan
dimana individu dapat mengekpresikan untuk memberikan perlindungan terhadap
aspirasinya secara bebas dan otonom, apa- masyarakat terkait dengan masalah perda-
lagi saat ini adalah jaman otonomisasi, gangan bebas yang saat ini telah merambah
pemerintah daerah memiliki kewenangan keseluruh belahan Indonesia. Dalam kon-
yang besar terhadap perlindungan hak dan teks ini posisi pemerintah sangat penting
kepentingan masyarakat. untuk ikut melibatkan dirinya untuk me-
Berkaitan dengan relasi masyarakat nyelesaikan persoalan-persoalan yang tidak
dan Negara pemberdayaan dapat diarahkan dapat diselesaikan oleh kalangan masya-
agar masyarakat memiliki kapasitas kontrol rakat kecil, sehingga dibutuhkan campur
terhadap kebijakan Negara serta ikut dalam tangan dari pemerintah secara langsung.
menentukan kebijakan dalam pmerintahan Dalam konteks pemberdayaan sosial ter-
dan pembangunan. Agar ketika berhadapan sebut, menjadi sangat urgen bagi pemerin-
dengan pasar, masyarakat diharapkan me- tah untuk mengakomodasi dan merespon
munyai akses terbuka terhadap pasar yang kebutuhan-kebutuhan masyarakat, sehingga
sehat serta persaingan yang kompetitif demi terwujud kesejahteraan masyarakat. Penga-
kepentingan masyarakat. laman pembangunan selama masa orde ba-
ru, sebenarnya dapat menjadikan pelajaran
Strategi Pemberdayaan Ekonomi
yang berharga bagi pemerintah saat ini,
Selama ini pemerintah Indonesia bahwa strategi pembagunan yang dilakukan
telah terjebak dalam sebuah paradigma, pada masa orde baru hanya berorientasi
bahwa pertumbuhan ekonomi identik de- pada bagaimana pertumbuhan ekonomi,
ngan pendapatan Nasional yang besar se- dan mereka mengabaikan aspek sosial,
hingga mengabaikan ekonomi kerakyatan. mengesampingkan potensi-potensi lokal
Hal ini sesuai dengan fakta empiris bahwa masyarakat dan lunturnya nilai-nilai gotong
ekonomi kerakyatanlah yang mampu ber- royong, dan solidaritas antara warga masya-
tahan dalam penyelamatan ekonomi Nasio- rakat, sehingga berakibat pada konflik sosial
nal. Oleh karena itu tidak ada alasan lagi yang tidak bisa di selesaikan sehingga ber-
untuk tidak mengakui eksistensi dan peran- akibat pada pergantian rejim.
an ekonomi rakyat dalam percaturan ekono- Dengan demikian aspek pember-
mi nasional. dayaan sosial ini tidak bisa dikesampingkan,
Ekonomi rakyat adalah ekonomi karena itu hal ini sangat penting untuk ce-
yang mandiri yang tidak memiliki keter- patnya di laksanakan mengingat, saat ini
gantungan dengan modal asing. Hal ini modal sosial masyarakat sudah mulai ter-
yang perlu untuk dilakukan perlawanan geser dari kehidupan sosial bermasyarakat,

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014


106 - Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014

ini akibat dari pertumbuhan ekonomi dan diperlukan, agar mereka dapat membentuk
perkembangan jaman yang begitu cepat kemandirian.
sehingga pola kehidupan masyarakat itu Berdasarkan uraian di atas, maka
lebih mengarah pada pola kehidupan yang konsep pemberdayaan sebenarnya tidak
individualistik. sekedar merupakan proses belajar yang
Pemberdayaan atau pembangunan menekankan pada oreintasi dari proses serta
di daerah seharusnya di upayakan menjadi pelibatan masyarakat. Hasil yang diharap-
skala proritas penting dalam pembangunan kan dari proses pemberdayaan melalui pen-
kita di masa sekarang ini dan maupun di didikan nonformal ini adalah tumbuhnya
masa yang akan datang, upaya demikian kesadaran dan kompetensi serta tanggung
sekurang-kurang perlu memperhatikan tiga jawab sosial dan kapasitas masyarakat untuk
hal penting antara lain, (a) bentuk kontri- membangun masa depan kehidupan yang
busi riil di daerah yang diharapkan oleh lebih baik. Melalui pengkajian pemberda-
pemerintah pusat dalam proses pemba- yaan masyarakat miskin melalui pendidikan
ngunan dasar, (b) aspirasi masyarakat dae- nonformla, sebagai upaya meningkatkan ke-
rah itu sendiri terutama yang terefleksi pada sejahteraan sosial di Kabupaten Halmahera
prioritas program-program pembangunan Barat dapat diperoleh hasil yang memuas-
daerah, dan (c) keterkaitan antardaerah kan dalam mendorong masyarakat miskin
dalam tata perekonomian dan politik lokal. untuk bisa dan dapat beradaya selama me-
Pemberdayaan pada hakekatnya reka mengikuti kegiatan pelatihan dan pem-
mencakup dua aspek yaitu, to give or autho- belajaran yang selama ini dilaksanakan pada
rity dan to give ability to enable. Dalam lembaga-lembaga pendidikan nonformal di
pengertian pertama, pemberdayaan memi- PKBM Mario Laha, PKBM Merpati, Orsos
liki makna memberi kekuasaan, sedangkan Tunas Harapan, Orsos Melati dan LPM
dalam pengertian kedua, pemberdayaan Sonyinga.
diartikan sebagai upaya untuk memberi Pada umumnya pelatihan yang di-
kemampuan atau keberdayaan, (Suparjan, laksanakan pada lembaga pendidikan non-
dan Hempri, 2003, pp.42-43). Pemberdayaan formal hanya jangka pendek dengan prose-
juga merupakan kunci untuk meningkatkan dur yang sistematis dan terorganisir dengan
kualitas kehidupan masyarakat hal ini se- tujuan tertentu. Di dalam Undang-undang
jalan dengan disampaikan oleh Narayan Sistem Pendidikan Nasional, kelembagaan
yaitu: Empowermen is kef for: (a) Quality of pendidikan nonformal meliputi, Lembaga
life and human dignity, (b) good governance, Kursus, Kelompok Belajar, Majelis Taklim,
(c) Pro-poor growth dan, (d) Project effecti- Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
veness, (Narayan, 2002, p.8). dan lembaga-lembaga lain yang sejenis.
Ada beberapa tahap pemberdayaan Lembaga pelatihan pendidikan non-
di bawah ini yang dapat dijadikan langkah formal yang baik dan mendukung terseleng-
awal untuk melakukan proses pemberdaya- garanya suatu pendidikan amat dibutuhkan
an antara lain, (Sulistiyani, 2004, p.83). (1) dan turut berpengaruh terhadap pencapaian
Tahap penyadaran dan pembentukan peri- tujuan yang diinginkan. Bahwa dalam meru-
laku, merupakan tahap persiapan dalam muskan lembaga pendidikan khususnya
proses pemberdayaan masyarakat. Tahap ini pendidikan nonformal itu sangat meme-
lebih menekankan pada sentuhan penyadar- ngaruhi keberhasilan dan ketercapaian tuju-
an akan lebih membuka keinginan dan ke- an pendidikan dalam melaksanakan pelatih-
sadaran mayarakat tentang kondisi kehi- an untuk masyarakat yang tidak sempat ber-
dupan saat ini; (2) Tahap proses tranformasi proses pada pendidikan formal, sebab lem-
pengetahuan dan kecakapan keterampilan baga/institusi ini merupakan tempat terjadi-
dapat berlangsung baik, penuh dengan se- nya proses aktifitas pembelajaran dan
mangat dan berjalan efektif jika tahap pelatihan berlangsung.
pertama telah terkondisi dengan baik; (3)
Tahap pengayaan atau peningkatan intelek-
tualitas dan kecakapan keterampilan yang
Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal .... 107
Safri Miradj, Sumarno

METODE pertukangan dan peternakan, Orsos Melati,


dengan program populis yaitu, Aksesos atau
Penelitian ini dilaksanakan di Kabu-
(asuransi kesejahteraan sosial) dan usaha
paten Halmahera Barat pada lembaga pen-
foto kopy, Orsos Tunas Harapan, Aksesos,
didikan nonformal yang terdiri dari PKBM
sedangkan pada LPM Sonyingan terdiri dari
Mario Laha, PKBM Merpati, Orsos Melati,
program, kursus komputer, kursus internet,
Orsos Tunas Harapan, dan LPM Sonyinga.
kursus, menjahit dan kursus instalasi listrik.
Waktu penelitian mulai dari bulan Septem-
Dari program-program tersebut selama ini
ber 2012 sampai dengan Februari 2013.
dilaksnakan belum menunjukan hasil dalam
Penelitian ini menggunakan metode kuali-
membantu masyarakat dalam meningkat-
tatif dengan pendekatan fenomenologi, de-
kan pendapatan ekonomi, apalagi sampai
ngan subjek penelitian terdiri dari pengge-
pada taraf sejahtera.
lola lembaga, warga belajar dan tokoh Ma-
Di sisi yang lain juga bahawa, sela-
syarakat. Pengumpulan data menggunakan
ma ini kegiatan proses pemberdayan yang
wawancara, observasi dan dokumentasi.
diselenggarakan tidak mendapatkan bantu-
Analisis data secara kualitatif dengan tahap-
an operasional dari pemerintah daerah. Dari
tahap proses reduksi data, penyajian data
kelima lembaga pendidikan nonformal ter-
dan penarikan kesimpulan.
sebut yang mendapatkan bantuan dari
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pemerintah hanya lembaga pendidikan non-
Hasil Penelitian formal yang berada dibawah naugan Dinas
sosial, yang terdiri dari Orsos Melati, dan
Hasil wawancara antara penggelola, Orsos Tunas Harapan, itupun hanya sekali
warga belajar dan tokoh masyarakat dapat saja. Sedangkan PKBM Mario Laha, PKBM
di peroleh data bahwa selama ini kegiatan Merpati dan LPM Sonyinga, selama ini
proses pemberdayaan yang dilaksanakan kegiatan pemberdayaan belum mendapat-
belum sesuai dengan harapan dan keinginan kan bantuan dari pemerintah daerah mau-
masyarakat miskin yang selama ini mereka pun pemerintah pusat. Kondisi inilah yang
terlibat dalam proses tersebut. Hal ini bisa membuat lembaga-lembaga pendidikan
dapat dilihat dari proses yang selama ini nonformal tersebut tidak maksimal dalam
dilakukan oleh para penggelola untuk mem- menjalankan kegiatan pelatihan dan pem-
bantu masyarakat miskin untuk diberdaya- belajaran kepada masyarakat miskin untuk
kan. diberdayakan.
Proses pemberdayaan yang selama Dari kelima lembaga pendidikan
ini dilakukan pada lembaga pendidikan nonformal yang dijadikan sebagai sasaran
nonformal yang terdiri dari PKBM Merpati, dan fokus penelitian selama ini dalam pro-
PKBM Mario Laha, Orsos Melati, Orsos Tu- ses pemberdayaan yang dilakukan belum
nas Harapan, dan LPM Sonyinga di Kabu- menunjukan tanda-tanda untuk peningkat-
paten Halmahera Barat belum dapat mem- an kesejahteraan sosial masyarakat miskin
bantu dan menjembatani masyarakat untuk yang ada di kabupaten Halmahera Barat.
keluar dari persoalan kemiskinan yang sela- Sesungguhnya harapan dari warga belajar
ma ini mereka alami. Dalam perencaan atau masyarakat miskin yang ikut dalam
program pelatihan penggelola tidak meli- kegiatan tersebut sangat mengharapkan
batkan para tokoh masyarakat maupun para mereka bisa dapatkan sesuatu yang selama
warga belajarnya. ini mereka tidak miliki. Agar dapat dalam
Program pelatihan yang dilaksnakan meningkatkan ekonomi keluarga.
oleh PKBM, Orsos, dan LPM memilki ke- Membangun hubungan kerja sama
unggulan tersendiri, program yang dilaksa- adalah membangun keparcayaan berarti
nakan oleh lembaga-lembaga pendidikan membangun budaya, membangun budaya
nonformal tersebut sebagai berikut: PKBM bukan hanya sekedar membangun adat, tra-
Mario Laha dengan program keunggulannya disi, dan kebiasaan akan tetapi membangun
adalah program kursus komputer, dan jahit budaya berarti membangun kemampuan,
menjahit, PKBM Mario Laha, jenis program keterampilan dan membangun sikap, di

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014


108 - Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014

mana apabila ketiga hal ini dijadikan dasar baga penyelenggara program pelatihan
dalam membangun hubungan kerja sama, melaui pendidikan nonformal di anatarnya
maka yakin dan percaya lembaga-lembaga ialah: (1) keperdulian terhadap masalah, ke-
penyelenggara pendidikan nonformal terse- butuhan dan potensi/sumberdaya masyara-
but akan tetap eksis dan bisa bertahan da- kat; (2) kepercayaan timbal balik dari pela-
lam menjalan proses pemberdayaannya. yan program dan dari masyarakat pemilik
Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi di program; (3) fasilitasi (pemerintah) dalam
lembaga pendidikan nonformal yang ada di membantu kemudahan masyarakat dalam
kabupaten Halmahera Barat. Hasil peneliti- berbagai proses kegiatan; (4) adanya partisi-
an menunjukan bahwa selama ini lembaga- patif, yaitu upaya melibatkan semua kom-
lembaga pendidikan nonformal sangat ponen lembaga atau individu terutama war-
mengesampingkan hubungan kerja sama. ga masyarakat dalam proses kegiatan dan
(5) mengayomi peranan masyarakat dan
Pembahasan
hasil yang dicapai. (Hiryanto dalam Yunus
Proses pemberdayaan masyarakat 2004, p.3).
melalui pendidikan nonformal, sesungguh- Apa yang di jelaskan oleh Hiryanto
nya merupakan sebuah upaya yang harus tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pe-
memungkinkan masyarakat dengan segala laksanaan pelatihan, tidak berlaku di lemba-
keberadaanya dapat memberdayakan diri- ga pendidikan nonformal di Kabupaten Hal-
nya. Dengan berpusat pada aktivitas masya- mahera Barat, khususnya pada PKBM Mario
rakat itu sendiri dengan berlandaskan pada Laha, PKBM Merpati, Orsos Melati, Orsos
prinsip dari masyarakat, dilaksanakan oleh Tunas Harapan, dan LPM Sonyinga. Keha-
masyarakat untuk masyarakat atau dengan diran PKBM, Orsos dan LPM yang ada di
istilah lain adalah pendidikan yang berbasis kabupaten Halmahera Barat seharusnya da-
pada masyarakat. pat dijadikan sebagai sebuah kendaraan
Oleh karena itu proses merupakan atau alat untuk membantu masyarakat me-
langkah awal untuk menentukan sebuah lalui prinsip tersebut, sehingga masyarakat
keberhasilan program yang dilaksanakan, dengan mudah untuk memahami proses ini
apabila proses itu berjalan sesuai dengan ta- dengan baik.
hapan yang sesungguhnya maka hasil dari Dalam posisi tersebut bahwa pem-
proses itu pasti baik, dan sebaliknya juga berdayaan masyarakat miskin melalui pen-
apabila proses itu tidak sesuai maka hasil- didikan nonformal adalah sebuah proses
pun juga akan tidak maksimal bahkan tidak untuk mengangkat harkat dan martabat
tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan seseorang atau kelompok masyarakat untuk
dari lembaga atau organisasi yang bersang- menjadi memiliki pengetahuan yang dida-
kutan. patkan melalui proses pada pendidikan
Pemberdayaan sangat identik de- nonformal yang ada pada lembaga-lembaga
ngan pendidikan dan ini merupakan hake- penyelenggara program pelatihan tersebut.
kat dalam pendidikan itu sendiri, karena Sehingga lewat pelatihan ini kita dapat me-
apa yang disebut dengan pendidikan terma- wujudkan masyarakat yang sejahtera untuk
suk pendidikan nonformal adalah usaha dapat mengubah kehidupan sehari-hari.
yang dilakukan untuk memberdayakan ma- Di sisi yang lain, terjadi pada PKBM
nusia, meningkatkan derajat manusia, dan Merpati dan PKBM Mario Laha, sangat di
mengembangkan potensi-potensi yang ada sayangkan saat ini kedua PKBM tersebut
pada diri manusia agar dengan kemampuan tidak lagi melaksanakan kegiatan pembel-
yang mereka miliki dapat dikembangkan ajaran pelatihan kepada masyarakat miskin.
melalui sebuah pembelajaran maupun pe- Kegiatan pelatihan selama ini berjalan ha-
latihan dengan harapan mereka bisa ber- nyalah satu tahun mulai dari tahun 2007
daya. dan itupun tidak maksimal dalam melaku-
Dalam kaitannya dengan hal ini, ada kan pelatihanya karena mereka tidak men-
lima prinsip yang harus dijadikan landasan dapatkan bantuan operasional dari peme-
dan dasar yang patut diperhatikan oleh lem- rintah atau Dinas terkait dalam mendorong
Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal .... 109
Safri Miradj, Sumarno

untuk mensukseskan cita-cita luhur dari memperhitungkan kondisi masyarakat yang


lembaga pendidikan nonformal tersebut. ikut dalam pelatihan ini adalah kebanyakan
Saat ini lembaga pendidikan nonfor- masyarakat miskin dan masyarakat yang
mal yaitu Organsiasi Sosial (Orsos) Melati kategori tidak memiliki kecakapan hidup.
dan (Orsos) Tunas Harapan, dan Lembaga Kualitas kehidupan dapat tercapai apabila
Permberdayaan Masyarakat (LPM) prmbelajaran yang dilaksanakan dapat
Sonyinga, sampai saat ini ketiga lembaga berlangsung secara demokratis.
masih tetap aktif dalam melaksankan proses Pembelajaran yang demokratis da-
pemberdayaan kepada masyarakat miskin, pat berlangsung apabila di dalam masya-
walaupun masih terdapat berbagai macam rakat terdapat fasilitas-fasilitas belajar yang
kendala dalam melaksanakan kegiatan ini. memngkinkan masyarakat dapat belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ada sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
beberapa langkah-langka yang seharusnya Tetapi hal ini berbeda dengan yang dialami
dapat diperhatikan oleh penggelola lembaga oleh lembaga pendidikan nonformal yang
pelatihan dalam melakukan pelatihan dan ada di kabupaten Halmahera Barat, bahwa
pembelajaran, seperti yang disampaikan hampir semua lembaga-lembaga tersebut
oleh Kamil antar lain adalah: (a) kondisi tidak memiliki fasilitas yang cukup sehingga
warga belajar, kondisi sumber belajar (tutor, kegiatan-kegiatan pemberdayaan itu tidak
dan prasarana lainnya (c) daya dukung berjalan secara maksimal. Kita ketahui bah-
pemerintah, tokoh dan lembaga organisasi wa keberhasilan dari sebuah program pela-
lainnya masyarakat, dan (e) kemampuan tihan dan pembelajaran itu terletak pada
kerja sama dengan pihak lain dalam fasilitas dari lembaga tersebut. Salah satu
mengembangkan program, (Kamil, p.60) faktor inilah yang mengakibatkan lembaga-
Dalam perencaan program pelatihan lembaga pendidikan nonformal yang berada
para penggelola dapat melibatkan para di Kabupaten Halmahera Barat tidak berha-
tokoh masyarakat, dan warga belajar, sil dalam melaksanakan kegiatan proses
dengan tujuan agar program-program yang pemberdayaan kepada masyarakat miskin.
diselengarakan oleh PKBM, Orsos dan LPM, Secara konsep pendikan nonformal
itu sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan lebih mempunyai makna sebagai salah satu
keinginan masyarakat setempat. Sehingga jalur pendidikan yang dapat dipilih oleh
kehadiran program tersebut dapat mem- sebagian masyarakat, selain jalur pen-
bantu masyarakat dalam meningkatkan ke- didikan formal. Pendidikan nonformal de-
cakapan hidup secara individu, dengan ngan sifat pembelajaran yang fleksibel,
harapan agar pasca pelatihan yang mereka berorientasi pada kebutuhan pasar dan ma-
ikuti selama pelatihan dapat membantu syarakat bertumpu pada kecakapan hidup
mereka untuk meningkatkan kehidupannya. mempunyai kemampuan untuk menembus
Tetapi kondisi ini sangat berbeda dengan seluruh lapisan masyarakat. Ini sesuai de-
apa yang terjadi pada lembaga pendidikan ngan motto Pendidikan nonformal ya-
nonformal tersebut, selama lembaga-lem- itu,menjangkau yang belum terlayani.
baga pendidikan nonformal yang terdiri dari Secara teoritik bahwa sesungguhnya
PKBM Mario Laha, PKBM Merpati, Orsos lembaga-lembaga pendidikan nonformal
Melati, Orsos Tunas Harapan, dan LPM seperti PKBM, Orsos maupun LPM, itu me-
Sonyinga tidak pernah melibatkan para miliki peran yang sangat startegis dalam
tokoh masyarakat dan warga belajarnya rangka untuk membantu masyarakat yang
dalam melakukan perencanaan program. tidak memiliki pendidikan maupun skillnya.
Dalam pelaksanaan pelatihan pola Kondisi ini jauh berbeda dengan yang ter-
rekrutmen peserta pelatihan, itu dilakukan jadi di Kabupaten Halmahera Barat.
oleh para penggelola dan tutor atau pen- Salah satu kendala yang dihadapi
damping, masyarakat yang terlibat dalam oleh masyarakat miskin dan masyarakat
pelatihan dan pembelajaran dibebaskan dari pengganguran dalam meningkatkan kese-
semua adminitrasi yang berkaitan dengan jahteraan hidup adalah, masalah modal usa-
pelatihan. Langkah Ini dilakukan karena ha. Bahwa yang terlibat dalam kegiatan pe-

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014


110 - Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014

latihan ini adalah masyarakat yang memiliki LPM untuk memberdayakan masyarakat-
latar belakang ekonomi yang lemah. Se- nya.
hinggga kecakapan hidup yang diperoleh Oleh sebab itu, program pendidikan
dari pelatihan itu saat ini hanya sebatas nonformal yang dirintis harus memiliki
pada pengalaman semata. Belum sampai tujuan dan orientasi yang jelas, agar keha-
pada tingkat meningkatkan kesejahteraan dirannya mampu meningkatan pengetahu-
hidupnya. an, keterampilan, profesionalitas, produk-
Hal ini seperti yang dikemukan oleh tifitas, dan daya saing masyarakat dalam
Nurlay, bahwa kurangnya optimal keber- merebut peluang pasar dan peluang usaha,
hasilan satuan pendidikan nonformal dalam yang pada sasarannya harus mampu meng-
meningkatkan kualitas hidup masyarakat atasi permasalahan yang dihadapi oleh ma-
dipengaruhi oleh banyak faktor di mana syarakat berupa kemsikinan, dan pengang-
faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi. guran. Karena tantangan pelaksanaan prog-
Sehingga penyelesainnya harus dikordinasi- ram pendidikan nonformal ke depan sema-
kan secara menyeluruh terhadap faktor- kin besar untuk dihadapi oleh masyarakat.
faktor tersebut. Di antara faktor-faktor ter- Kondisi seperti ini yang seharusnya dipikir-
sebut antara lain: (a) kurangnya kordinasi kan oleh penggelola, dan pemerintah yang
antar lembaga pemerintah, swasta, dan ma- memiliki tanggung jawab besar untuk me-
syarakat dalam penyelenggaraan program nyejahterakan masyarakat miskin yang
Pendidikan nonformal, (b) terbatasnya te- berada di kabupaten Halmahera Barat.
naga pendidik atau sumber belajar yang Agar ke depan pelaku pendidikan
profesional, (c) motivasi belajar peserta rela- nonformal harus mampu merekontruksi pa-
tif rendah, (d) masih terbatasnya terjang- radigma kepada masyarakat mapun peme-
kauan pelayanan pendidikan nonformal rintah daerah bahwa pendidikan nonformal
bagi masyarakat, (e) kurangnya antisipasi itu bukanlah pendidikan yang tidak mampu
program-program pendidikan nonformal menjanjikan masa depan masyarakat. Tetapi
untuk masa yang akan datang, (f) kurang pendidikan nonformal adalah pendidikan
meratanya pengadaan fasilitas-fasilitas pen- yang mempu memberikan masa depan ke-
didikan nonformal, (g) kebijakan pendidik- pada masyarakat. Karena konsep dari pen-
an yang ada sekarang ini hanya menitik- didikan nonformal itu memiliki keistimewa-
beratkan pada pendidikan formal, dan (h) an tersendiri dalam mencerdaskan dan
kurang efesiensinya dalam penggelolaan memberdayakan masyarakat. Dan ini telah
sumber-sumber yang tersedia untuk me- diatur di dalam Undang-undang No 20
ningkatkan kualitas hidup masyarakat, tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
(Nurlay, 2012, pp.64-66). Nasional.
Sudah banyak penelitian yang Secara garis besar, kita sangat mem-
menggambarkan tentang keberhasilan pen- butuhkan jejaring kerja (networking) untuk
didikan nonformal dalam memberikan im- menjadikan kehidupan atau organisasi kita
plikasi nyata kepada masyarakat dalam lebih sukses dan dapat bersaing. Demikian
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Ke- pula dengan PKBM, Orsos, dan LPM, jika
tika warga masyarakat memilki kecakapan mau dikatakan professional dan maju mem-
hidup, maka dapat bekerja di perusahan- bangun hubungan kerja sama dengan se-
perusahan atau mereka langsung dapat mua pihak yang ada di Kabupaten Halma-
membuka lapangan kerja atau usaha baru hera Barat pada khususnya dan Provinsi
secara mandiri. Melalui kerja dan usaha itu, Maluku Utara pada umumnya. Sehingga
kesejahteraan mereka bisa tercapai, bahkan semua program yang dilaksanakan harus
kondisi ekonomi dan sosial keluarga juga dapat terkoneksi dengan berbagai sumber
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini dalam suatu jejaring kerja (networking).
semua bisa terjadi, jika pemerintah daerah Agar program-program tersebut dapat men-
harus ikut aktif dan terlibat bersama-sama jadi aikon dalam membangun masa depan
dengan lembaga-lembaga PKBM, Orsos dan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal .... 111
Safri Miradj, Sumarno

Dengan kata lain, menjalin hubung- membangun hubungan kerja sama jejaring;
an kerja sama sosial dengan siapa pun men- (3) Saling manguntungkan, tujuan agar
jadi bagian terpenting dalam segala aktivitas kerja sama dapat menguntungkan merupa-
kehidupan, apalagi PKBM, Orsos dan LPM, kan fondasi yang kuat dalam membangun
sebagai lembaga yang hadir untuk dari ra- kemitraan; (4) Menjaga efisiensi dan efek-
him masyarakat ini sendiri dengan berpusat tivitas; dengan menjaga efisiensi tersebut
dan bersumber pada masyarakat. Kondis tentu saja tidak mengurangi kualitas proses
seperti ini tidak terjadi pada PKBM Mario dan hasil. Justru sebaliknya dapat mening-
Laha, PKBM Merpati, Orsos Melati, Orsos katkan kualitas proses dan produk yang di-
Tunas Harapan, dan Lembaga Pemberdaya- capai. Tingkat efektifitas pencapaian tujuan
an Masyarakat (LPM) Sonyinga, yang terjadi menjadi lebih tinggi jika proses kerja kita
pada lembaga-lembaga pendidikan nonfor- melibatkan secara bersama-sama.
mal tersebut tidak seperti yang digambar- Dengan demikian dengan adanya
kan di atas. Saat ini lembaga tersebut hanya prinsip-prinsip tersebut di atas diharapkan
mambangun hubungan kerja sama di agar PKBM, Orsos, dan LPM ke depan lebih
tingkat lokal dan ini dilakukan hanya de- memahi akan penting membangun hubung-
ngan pemerintah daerah. Itupun juga tidak an kerja sama antar lembaga bukan sebatas
efektif hubungan kerja samanya. dengan pemerintah daerah setempat saja,
Membangun hubungan kerjasama dengan lembaga apapun dengan memer-
tidak selamanya harus dengan pemerintah hitungan dasar dan prinsip-prinsip tersebut
semata, tetapi harus juga dengan lembaga- diatas.
lembaga swasta atau organsiasi lain yang
SIMPULAN DAN SARAN
berda di kabupaten Halmahera Barat. Yang
terpenting adalah bahwa lembaga-lembaga Simpulan
tersebut memiliki visi dan misi yang dalam Proses pemberdayaan masyarakat
membangun dan memberdayakan masyara- miskin melalui pendidikan nonformal yang
kat miskin. Karena lembaga-lembaga pendi- dilaksankan pada PKBM Merpati, PKBM
dikan nonformal tersebut hanya sebagai wa- Mario Laha, Orsos Melati, Orsos Tunas Ha-
dah untuk melatih dan mendidik masyara- rapan dan Lembaga Pemberdayaan Masya-
kat yang tidak memiliki skill atu kecakapan rakat (LPM) Sonyinga, pada implemen-
hidup. tasinya tidak sesuai dengan konsep tujuan
Ada beberapa prinsip yang harus di- awal.
perhatikan dan jadikan sebagai dasar PKBM, Dampak dari proses pemberdayaan
Orsos, dan LPM dalam membangun hu- kepada masyarakat miskin belum ada pe-
bungan kerja sama. Sehingga para pengelola ningkatan pendapatan masyarakat apalagi
dapat memahami dengan jelas, bahwa sampai pada tingkat kesejahteraan hidup-
membangun hubungan kerja sama itu nya.
sangat penting untuk kemajuan lembaga Hubungan kerja sama selama ini di-
maupun organisasi dalam masyarakat, prin- bangun oleh lembaga pendidikan nonformal
sip-prinsip itu antara lain sebagai berikut: khususnya pada PKBM Mario Laha, PKBM
(1) Harus memilki kesamaan visi-misi; hu- Merpati, Orsos Tunas Harapan, Orsos Mela-
bungan kerjasama hendaknya dibangun atas ti, dan LPM Sonyinga di Kabupaten Halma-
dasar kesamaan visi dan misi dan tujuan hera Barat belum maksimal.
organisasi. Kesamaan dalam visi dan misi
menjadi motivasi dan perekat pola kemitra- Saran
an. Lembaga lembaga yang membangun Bagi penyelenggara pelatihan, perlu
hubungan kerja sama dapat bersinergi memperhatikan keseriusan dan komitmen
untuk mencapai tujuan demi kepentingan dalam membangun dan mengembangkan
bersama; (2) Membangun kepercayaan PKBM, Orsos dan LPM, dalam rangka me-
(trust), harus ada rasa saling percaya antar laksanakan pemberdayaan kepada masyara-
pihak yang bermitra. Karena kepercayaan kat miskin.
adalah modal yang paling mendasar dalam

Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014


112 - Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 1 Nomor 1, Maret 2014

Perlu adanya pendampingan yang Sulistiyani. (2004). Kemitraan dan model-


harus dilakukan secara efektif dan ber- model pemberdayaan. Yogyakarta:
kesinambungan kepada lembaga pendidik- Gaya Media
an nonformal, sehingga PKBM, Orsos dan
Sudarwati, Ninik. (2009). Kebijakan pengen-
LPM, agar dapat tampil kreatif dan inovatif.
tasan kemiskinan (mengurangi kega-
Kepada lembaga-lemabaga instansi
galan penanggulangan kemiskinan,
pemerintah maupun swasta perlu membuka
Intimedia
peluang kerja sama yang selebar-lebar kepa-
da PKBM, Orsos, dan LPM untuk turut serta Hoppes. W. (2006). Non-formal education
bersama-sama dalam membangun dan and basic education refor: a concep-
membantu untuk membebaskan masyara- tual review, International Institute
kat Kabupaten Halmahera Barat dari ceng- For Education Planning
kraman kemiskinan dengan harapan untuk Sumarto. (2010). Jurus mabuk membangun
bisa membantu meningkatkan kesejahtera- ekonomi rakyat, Jakarta: Indeks
an hidupnya.
Bagi pemerintah, agar memerhati- http://www.bps.go.id/ Data kemiskinan
kan lembaga-lembaga penyelenggara prog- Indonesia pada bulan Maret 2012
ram pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
PKBM, Organisasi Sosial dan LPM tidak Halmahera Barat, (2012)
pandang sebelah mata.
Suparjan, Hempri. (2003). Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA masyarakat, (dari pembangunan
Kamil, Mustofa. (2009). Pendikan nonfor- sampai pemberdayaan). Yogyakarta:
mal (pengembangan melalui pusat Aditya Media
kegiatan belajar mengajar PKBM di Narayan. (2002). Empowerment and poverty
indonesia, sebuah pembelajaran dari reduction. Washington DC: The
kominkan japan). Bandung: Alfabeta World Bank

S-ar putea să vă placă și