Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pengertian
dari IMSini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual
denganpasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau
penyakit kotor.Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah
IMS lebih luasmaknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM &
PL, 2010).
penyakityang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan
seksual. IMSyang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling
AIDS tidak bisa diobati dengan antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).
menular melalui hubungan seksual,baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis.
Bahaya IMS
IMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit
AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang
pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Ini bisa dilihat dari angka
kesakitan IMS di Indonesia pada Tahun 2007 adalah sebanyak 11.141 kasus kejadian
IMS. Angka kesakitan ini mengalami peningkatan bila dibandingakan dengan hasil
survei pada Tahun 2008 yaitu sebanyak 16.110 kasus kejadian IMS, sedangkan pada
Tahun 2009 sebanyak 19.973 kasus Kejadian IMS di Indonesia Apalagi komplikasi
dari IMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal.
1. Kebanyakan IMS dapat menyebabkan kita sakit. Pada wanita dapat menyerang
saluran indung telur, indung telur, rahim, kandung kencing, leher rahim, vagina,
saluran kencing, anus. Pada pria dapat menyerang kandung kencing, vas
10. Nyeri di perut bawah akibat infeksi saluran reproduksi (ISR) bagian dalam atau
radang panggul
11. Bayi labir dengan cacat bawaan, lahir terlalu dini, lahir dengan berat badan
IMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan
menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Penyakit ini sudah ada sejak zaman Mesir, dimana sebagai ilustrasi, pada tahun 1974
telah ditemukan sebanyak 850.000 kasus PMS/ tahun, dan diantaranya terdapat 1255
Setiap orang bisa tertular IMS. Orang yang paling berisiko terkena IMS
adalah orang yang suka berganti pasangan seksual dan orang yang walaupun setia
pada satu pasangan namun pasangan tersebut suka berganti-ganti pasangan seksual.
Kebanyakan yang terkena IMS berusia 15-29 tahun, tapi ada pula bayi yang lahir
Masih ada stigma di masyarakat bahwa IMS maupun HIV/ AIDS hanya dapat
menular bagi orang yang berperilaku menyimpang. Padahal bila kita melihat
korban yang sesungguhnya, tak jarang ditemui ibu rumah tangga di keluarga yang
mengalami IMS, hanya tertular dari pasangan seksualnya yang terlebih dahulu
terjangkit IMS.
Menurut WHO Information Fact Sheet No 249 June 2000, dibanding laki-laki
perempuan lebih rentan terhadap IMS baik secara biologis, kultur dan sosioekonomis.
Konsekuensi juga terjadi pada bayi yang dikandung jika perempuan terinfeksi pada
saat hamil. Perempuan cenderung tidak mencari pengobatan, selain karena tidak
adanya gejala yang dirasakan, hal ini juga disebabkan karena adanya stigma yang
dilekatkan pada perempuan yang menderita IMS dicap nakal dan sering juga karena
tidak ada waktu atau uang untuk memeriksakan diri.Dalam IMS yang dimaksud
perilaku resiko tinggi ialah perilaku yang menyebabkan seseorang yang mempunyai
Cara PenularanIMS
seseorang yang mengidap IMS terutama seks anal dan seks oral, yang dapat
mengakibatkan luka. Kebanyakan IMS didapat dari hubungan seks yang tidak
aman.Yang dimaksud dengan seks yang tidak aman, adalah melakukan hubungan
seksual lewat vagina tanpa kondom (penis di dalam vagina), melakukan hubungan
seksual lewat anus tanpa kondom (penis di dalam anus), dan hubugan seksual lewat
oral atau karaoke (penis di dalam mulut tanpa kondom atau mulut menyentuh alat
kelamin wanita)
saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar oleh cairan
sperma. Jika sperma terinfeksi oleh IMS, maka perempuan tersebut pun bisa
terinfeksi jika perempuan terinfeksi IMS, dia tidak selalu menunjukkan gejala. Tidak
karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu mereka menderita IMS.
Pencegahan IMS
kontak bagian tubuh atau cairan yang dapat menyebabkan transfer dengan pasangan
yang terinfeksi.
Pencegahan yang bisa dilakukan antara lain tidak melakukan hubungan seks,
menghindari transfusi darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya dan
Pengetahuan
Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang menjadi setelah orang melakukan
indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajar sebelumnya,
spesifik yang telah diterima oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.Ukuran dari tahu yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengedentifikasi,dan menyatakan.
2. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
3. Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
4. Analisis (Analysis)
komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
5. Sintesis (Syntesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
atau objek. Penelitian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri
1. Pendidikan
2. Usia
Semakin cukup umur seseorang pengetahuan akan lebih matang atau lebih baik
3. Pengalaman
pada dirinya maupun pengalaman orang lain dapat dijadikan sebagai acuan untuk
4. Support sistem
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
seseorang dan disajikan dalam persentase kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang
(Nursalam, 2010).
Pengertian
perbaikan. Pelacuran berasal dari bahasa Latin pro-stituere atau pro-stauree, yang
sundal. Dikenal pula dengan istilah WTS atau tuna susila (Kartono, 2009).
tuna susila adalah wanita yang mempunyai kebiasaan melakukan hubungan kelamin
profesi yang sangat tua usianya, setua umur kehidupan manusia itu sendiri. Yaitu
berupa tingkah laku lepas kendali dan cabul, karena adanya pelampiasan nafsu seks
dengan lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. Pelacuran itu selalu
ada pada semua negara berbudaya sejak zaman purba sampai sekarang. Pelacuran
senantiasa menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum dan tradisi.
Statistik menunjukkan, bahwa kurang lebih 75% dari jumlah pelacur adalah
wanita-wanita muda dibawah umur 30 tahun. Mereka itu umumnya memasuki dunia
pelacuran pada usia yang muda, yaitu 13-24 tahun dan yang paling banyak adalah
usia 17-21 tahun. Tindak-tindak immoril seksual terang-terangan tanpa malu, sangat
banyak pria (promiskuitas) pada umumnya dilakukan oleh kanak-anak gadis remaja
penganut seks bebas. Adakalanya relasi seksual itu tidak dibayar, karena dilandasi
yang tidak terintegrasi dan tidak wajar, tidak ubahnya dengan ciri-ciri praktik
prostitusi yang kasar. Tindak immoril yang dilakukan oleh gadis-gadis muda itu
c. Belum atau kurangnya pembentukan karakter pada usia prapuber, usia puber
adolesens.
a. Tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran. Juga tidak ada larangan
diluar pernikahan.
b. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks,
harkat manusia.
cepat dan menyerap banyak menyerap banyak tenaga buruh serta pegawai
pria.
gadis.
sangat instabil.
melalui jalan pendek. Kurang pengertian kurang pendidikan, dan buta huruf,
2. Ada nafsu-nafsu seks yang abnormal tidak terintegrasi dalam kepribadian, dan
4. Aspirasi materil yang tinggi pada diri wanita dan kesenangan ketamakan
negatif, terutama sekali terjadi pada masa puber dan adolesens. Ada keinginan
untuk melebihi kakak. Ibu sendiri, teman putri, tante-tante atau wanita-wanita
mondain lainnya.
6. Rasa melit dan ingin tahu gadis-gadis cilik dan anak-anak puber pada masalah
bandit-bandit seks.
banyak tabu dan peraturan seks. Juga memberontak terhadap masyarakat dan
8. Pada masa kanak-kanak pernah melakukan relasi seks atau suka melakukan
sekedar iseng atau untuk menikmati masa indah di kala muda. Atau sebagai
simbol keberanian dan kegagahan telah menjelajahi dunia seks secara nyata.
9. Gadis-gadis dari daerah slums (perkampungan-perkampungan melarat dan
kotor dengan lingkungan yang immoril yang sejak kecilnya selalu melihat
10. Anak-anak gadis dan wanita-wanita muda yang kecanduan obat bius (hash-
hish, ganja, morfin, heroin, candu, minuman dengan kadar alkohol tinggi, dan
tersebut.
wanita pekerja seksual itu cuma menerima upah sebagian kecil saja dari
pendapatan yang harus diterimanya, karena sebagian besar harus diberikan
sebelum zakar melakukan penetrasi dalam vagina atau liang senggama, dan
lain-lain.
adalah komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) secara rutin dan WPS selalu
menurut hasil penelitian Silalahi, R (2009), ternyata pengetahuan dan sikap PSK
dengan hasil p<0,05. Artinya pengetahuan dan sikap yang baik akan
2003, melaporkanbahwa 7 kota yang diteliti terdapat 62%-93% WPS jalanan yang
Infeksi MenularSeksial (IMS) dengan (p=0,50) dan tidak ada hubungan yang
Landasan Teori
Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Nilai-nilai
5. Tradisi
6. Umur
Faktor Penguat
1. Perilaku Petugas Kesehatan
2. Sikap
3. Peraturan undang-undang
diteliti pada penelitian ini, dengan berbagai pertimbangan dan melihat situasi
dilapangan bahwa variabel yang diambil harus dapat diukur dan disesuaikan
dengan kepustakaan yang ada menurut peneliti. Variabel yang di ambil variabel
penelitian.
Kerangka Konseptual
Pengetahuan
Sikap