Sunteți pe pagina 1din 8

Persamaan Schrdinger

Tugas mandiri

Oleh :

FANDI AHMAD

15503003

SEMESTER 5 KELAS C

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami diberikan kesehatan dan ilmu
untuk menyelesaikan makalah ini. Sebelumnya kami mengucapkan rasa
terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Fisika Kuantum,

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi tugas


mata kuliah Fisika Kuantum. Dan tema yang kami angkat adalah
Persamaan Schrodinger.

Kami mengharapkan, Tugas ini dapat menjadi media bagi pembaca


untuk memperdalam kajian tentang Persamaan Schrodinger. Dan kami
menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan , tentu
hasil karya penulis ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Penulis
senantiasa mengharapkan kontribusi pemikiran pembaca, sehingga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Manado, 20 november 2017

ttd
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I: PENDAHULUAN 1

Latar Belakang ................ 1

BAB II: ISI ........ 4

Persamaan Schrodinger ................... 4


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya orang menganggap materi (zat) bersifat kontinu.


Tetapi hasil penemuan berikutnya seperti penemuan muatan elementer
melalui percobaan simpangan sinar katoda membuat para ilmuan mulai
memikirkan bahwa materi bersifat diskrit. Lalu konsep atom muncul
karena rasa ingin tahu terhadap struktur zat. Struktur zat berarti
komponen-komponen dan hubungan antar komponen yang membentuk zat
tersebut.
Penjelasan Rutherford tentang penerapan mekanika Newton pada
model atom, dimana elektron diandaikan melakukan gerak mengelilingi
atom, seperti planet mengelilingi matahari. Dalam gerak itu elektron
mengalami percepatan sentrifugal. Gambaran ini dapat disimpulkan bahwa
elektron pada atom tidak stabil. Karena mengalami percepatan maka
elektron akan memancarkan gelombang elektromagnetik. Energi pancaran
ini akan mengurangi energi total elektron sehingga jari-jari elektron akan
mengecil. Karena adanya pancaran gelombang elektromagnetik maka
spektrum panjang gelombang yang dipancarkan adalah spektrum yang
kontinu.
Namun dalam konsep mekanika modern menganggap bahwa di
dalam atom terdapat kestabilan. Hal ini didukung oleh percobaan yang
dilakukan oleh J.J. Balmer pada tahun 1855 yang bereksperimen tentang
pemanasan gas hidrogen pada beda potensial tinggi yang menghasilkan
spektrum emisi diskrit, dan juga ditambahkan dengan teori atom Bohr
yang menyatakan bahwa elektron memiliki kestabilan.
Penjelasan mengenai struktur atom yang lebih lengkap diperlukan
untuk mengetahui struktur yang lebih detail tentang elektron di dalam
atom. Model atom yang lebih lengkap harus dapat menerangkan efek
Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron banyak. Efek Zeeman
merupakan terpecahnya satu garis spektrum atomik yang dialiri arus listrik
melalui gas dalam sebuah tabung menjadi beberapa garis di dalam medan
magnet. Berikut adalah gambar pemisahan garis spektrum atomik di dalam
medan magnet.
Erwin Schrodinger (1887-1961), merumuskan teori mekanika
gelombang, yang menggambarkan perilaku partikel kecil yang membentuk
segi materi gelombang. Pembuktian mekanika gelombang, schrodinger
meneruskan penemuan Louis de Broglie yaitu elektron atau partikel
memiliki sifat gelombang yang tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang.
Persamaan dinamika Newton yang sedianya untuk menjelaskan gerak
elektron digantikan oleh persamaan schrodinger yang menyatakan fungsi
gelombang untuk elektron. Untuk model atom pada prinsip ini disebut
model atom mekanika kuantum.
Posisi dan keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang
terbesar elektron di dalam atom

Pada gambar atom diatas, elektron mengandung tiga bilangan


kuantum yang jika ditentukan akan diperoleh hasil berupa orbital. Ketiga
bilangan kuantum ini adalah bilangan kuantum utama, orbital, dan magnetik. 2
menggambarkan rapatan muatan elektron atau peluang menemukan
elektron pada suatu titik dalam atom. Pada makalah ini, kami hanya
membahas tentang persamaan Schrodinger berserta tinjauan dalam atom
hidrogen yang menjadikan landasan pengembangan fisika kuantum serta
penerapan fisika kuantum.
BAB II
ISI

A. Persamaan Schrodinger

Perbedaan pokok antara mekanika klasik dengan mekanika


kuantum terletak pada cara penggambarannya. Dalam mekanika klasik,
masa depan partikel dapat ditentukan berdasarkan keadaan awal
(kedudukan awal, momentum awal) serta gaya-gaya yang bekerja padanya
melalui hukum kedua Newton. Artinya dengan menyelesaikan secara
matematis dari hukum kedua Newton, maka bisa diketahui dengan pasti
kedudukan dan momentum partikel untuk setiap saat.

Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang keadaan masa depan


partikel seperti pada mekanika klasik tidak mungkin diperoleh, karena
kedudukan dan momentum awal tidak dapat diperoleh dengan ketelitian
yang cukup.

Penggambaran besar energi perilaku partikel pada mekanika klasik


yaitu penjumlahan energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) kecil,
yaitu:

= +
2 1
= 2 + , dimana: = 2 2 , =

Dalam mekanika kuantum fungsi gelombang bersesuaian dengan


variabel gelombang y dalam gerak gelombang umumnya. Untuk
merupakan menyatakan matematis gelombang yang ekuivalen dari partikel
bebas yang berenergi total E dan bermomentum p yang bergerak kearah +x
, yaitu = ()(Etpx) .

Apabila kedua suku pada persamaan energi dikalikan dengan


fungsi gelombang menghasilkan persamaan,

2 2
= + , dimana; 2 = 2
2 x2


=
i

Sehingga persamaan menjadi,

2 2
= + V,
t 2m 2 x
Persamaan diatas adalah persamaan Schrodinger yang bergantung
pada waktu dalam tiga dimensi.

2 2 2 2
= ( + + ) + V
t 2m 2 x 2 y 2 z
Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel V tidak
bergantung dari waktu, sehingga hanya berubah terhadap kedudukan
partikel (x,y,z). untuk itu kita dapat menyederhanakan persamaan
Schrodinger dengan meniadakan kebergantungan terhadap waktu t. fungsi
gelombang bebas dapat dituliskan sebagai,

= ()(Etpx) = ( )t +()

= +() ( )t = ( )t

Jadi merupakan perkalian dari fungsi yang bergantung


kedudukan dan fungsi bergantung waktu ()t . pada kenyataannya
perubahan terhadap waktu dari semua fungsi partikel yang mengalami aksi
gaya tunak mempunyai bentuk yang sama seperti pada partikel bebas.
Selanjutnya, dengan mensubtitusikan persamaan gelombang diatas
kedalam persamaan Schrodinger yang bergantung waktu diperoleh,

( )t
2
= ( )t + ( )t
2
Selanjutnya dengan membagi kedua suku dengan faktor eksponensial
bergantung waktu diperoleh,

2 2 2 2m
= + V , atau 2 + ( ) = 0
t 2m 2 x x 2

Maka persamaan Schrodinger dalam keadaan tunak dalam tiga dimensi


menjadi,

2 2 2 2m
+ 2 + 2 + 2 ( ) = 0
2 x y z

S-ar putea să vă placă și