Sunteți pe pagina 1din 6

2.9.

Pulp Capping
2.9.1. Definisi

Pulp capping didefinisikan (British Standards Institution, 1983) sebagai

aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan pelindung di atas pulpa vital yang

terbuka. Pulp capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau

bahan untuk perawatan diatas pulpa yang terbuka, misalnya hidroksida kalsium

yang akan merangsang pembentukan dentin reparative (Harty dan Oston, 1993).

2.9.2. Tujuan
Tujuan dari pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan

pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan

vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.


Untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan menempatkan bahan yang

sesuai, baik secara langsung pada pulpa yang terbuka atau diatas lapisan dentin

yang tipis dan lunak.

2.9.3. Klasifikasi
2.9.3.1. Indirect Pulp Capping
1. Definisi
Indirect pulp capping adalah pemberian bahan terapitik pada dentin

yang terinfeksi di atas pulpa pada kavitas yang dalam, dimana pulpa belum

terbuka. Pada teknik ini, obat-obatan yang digunakan tidak berkontak langsung

dengan pulpa.
Gambar 2. 1ndirect Pulp Cappung
(Sumber: Sturdevants Art and Science of Operative Dentistry)

2. Indikasi
1) Karies yang dalam, dimana lapisan dentin di atas pulpa sudah sedemikian

tipis. (Perhatikan gambar di bawah).


2) Tanpa adanya gejala inflamasi.
3. Kontraindikasi
1) Adanya rasa sakit spontan.
2) Adanya tanda tanda kondisi patologi klinis maupun radiografis.
(1) Riwayat sakit pulpa.
Rasa sakit spontan dan berdenyut.
Rasa sakit karena rangsangan.
(2) Gambaran patologis pulpa.
Resorpsi interna.
Kalsifikasi pada pulpa.
Radiolusen di daerah furkasi atau periapikal.
Penebalan periodontal membrane di daerah apikal.
Resorpsi akar pada gigi sulung mencapai 2/3 akar atau lebih.
(3) Perubahan jaringan periodonsium yang berhubungan dengan pulpa.
Kegoyangan gigi
Perdarahan gingiva
4. Teknik
1) Rontgen foto untuk mengetahui kedalaman karies
2) Isolasi daerah kerja dan anastesi
3) Karies dibuang dengan excavator atau round burs kecepatan rendah.

Lakukan ekskavasi sampai mendekati kamar pulpa, hilangkan dentin lunak

sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa.

Gambar 2. 2 Ekskavasi Karies


(Sumber: http://www.dentaljuce.com/fruit/page.asp?pid=687)

4) Kavitas disterilkan atau diirigasi dengan air calxyl atau aquadest steril.

Hindari penggunaan alkohol karena dapat memicu terjadinya dehidrasi

cairan tubulus dentin.


5) Aplikasikan Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 atau MTA lalu beri overlying

base (ZnOE).

Gambar 2. 3 Aplikasi Kalsium Hidroksida


(Sumber: http://www.dentaljuce.com/fruit/page.asp?pid=687)

6) Tutup dengan tambalan sementara, bisa menggunakan semen fostat atau

glass ionomer cement.


7) Setelah dua atau tiga bulan, periksa kembali dan lihat apakah dentin

sekunder sudah terbentuk.

Gambar 2. 4 Hasil Pulp Capping setelah Dua Bulan


(Sumber: http://www.dentaljuce.com/fruit/page.asp?pid=687)

8) Bila sudah terbentuk, buang bagian yang tidak diperlukan dan lakukan

penambalan tetap.

Gambar 2. 5 Final Excavation


(Sumber: http://www.dentaljuce.com/fruit/page.asp?pid=687)

2.9.3.2. Direct Pulp Capping


1. Definisi
Direct pulp capping adalah pemberian bahan terapitik / medikamen

pada daerah pulpa yang terbuka untuk merangsang terbentuknya barrier atau

dentin reparatif yaitu dentin barrier atau calcific barrier. Direct pulp capping

biasanya terjadi ketika adanya kesalahan pada saat preparasi kavitas.


2. Indikasi
1) Assymptomatic condition
2) Diameter pulpa yang terekspos kurang dari 0,5 mm
3) Perdaeahan dari tempat yang terekspos mudah dikendalikan
4) Pemaparan terjadi di tempat bersih, tanpa kontaminasi
5) Paparan bersifat atraumatic, sedikit pengeringan tanpa adanya kemungkinan

darah pada dentin


3. Kontraindikasi
Exposure besar pada gigi permanen symptomatic.
4. Teknik
1) Rontgen foto untuk mengetahui kedalaman karies

Gambar 2. 6 Foto Radiografi Indikasi Direct Pulp Capping


(Sumber: Dental Radiography)

2) Isolasi daerah kerja dan anastesi


3) Karies dibuang dengan excavator atau round burs kecepatan rendah.

Gambar 2. 7 Exposed Pulp


(Sumber: http://www.dentaljuce.com/fruit/page.asp?pid=687)
4) Kavitas disterilkan atau diirigasi dengan air calxyl atau aquadest steril.
5) Bagian yang terekspos ditutup dengan cotton pellet yang dibasahi eugenol
6) Kontrol perdarahan dan rasa sakit dengan cotton pellet dan eugenol yang

dihangatkan
7) Di atas pulpa yang terbuka, aplikasikan Kalsium Hidroksida Ca(OH) 2 atau

MTA tanpa tekanan dengan Ash 49 atau amalgam carrier. Lebihnya dapat

dibuang dengan excavator.


8) Lalu beri overlying base (ZnOE).
9) Lakukan restorasi

2.9.4. Alat- Alat yang Digunakan


1. Bur bulat
2. Ekscavator
3. Hachet email atau pahat
4. Pinset berkerat
5. Plastis filling instrument
6. Alat pengaduk semen
7. Stopper cement

Referensi:

Heymann, H.O; Edward J. Swift, Jr; Andre V. Ritter. (2014): Studervants Art and

Science of Operative Dentistry, 6th Edition St. Louis: Mosby.

S-ar putea să vă placă și