Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pendahuluan
Penyakit yang ditularkan melalui makanan, air dan lainnya pada Riskesdas 2013 salah
satunya adalah diare. Diare dalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir.
Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi
menderita diare. Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Karakteristik diare balita
tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%). Proporsi RT yang memiliki akses
terhadap sumber air minum improved di Indonesia adalah sebesar 66,8 persen (perkotaan 64,3%,
pedesaan 69,4%). Secara kualitas fisik, masih terdapat RT dengan kualitas air minum keruh
(3,3%). Proporsi RT di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik sendiri adalah 76,2%, milik
bersama sebanyak 6,7%, dan fasilitas umum adalah 4,2%. Oralit dan zinc sangat dibutuhkan
pada pengelolaan diare balita. Oralit dibutuhkan sebagai rehidrasi yang penting saat anak banyak
kehilangan cairan akibat diare dan kecukupan zinc di dalam tubuh balita akan membantu proses
penyembuhan diare. Pengobatan dengan pemberian oralit dan zinc terbukti efektif dalam
menurunkan tingginya angka kematian akibat diare sampai 40 persen. Pemakaian oralit dalam
mengelola diare pada penduduk Indonesia adalah 33,3 persen. Pengobatan diare dengan
menggunakan zinc pada penduduk Indonesia adalah 16,9 persen. 1
Puskesmas
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta
kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.2
Pelayanan di Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan
preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan
(UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat
inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang
bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki
subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan
desa maupun pos bersalin desa (polindes).2
Fungsi Puskesmas
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan,
serta pengawasan.3
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang
secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan
dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat I yang dibina oleh DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan
identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan
provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi
kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas
sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam
melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.3
B. Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit fungsional agar tidak
terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas program yang ditangani.3
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah
dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manjer.
Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus
menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara
harmonis.3,4
D. Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir yang
berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan
pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau
yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar
penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih
berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
terjamin.5
3. Keluaran
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk dinilai.
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu
sistem.
7. Lingkungan
Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik
(sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain).
a) Upaya kesehatan ibu dan anak :Posyandu,Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b) Upaya perbaikan gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
c) Upaya kesehatan sekolah: Dokter Kecil,Dokter Remaja.
d) Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (polmair Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL) Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN).
e) Upaya Usia Lanjut: Posyandu Lansia
f) Upaya Kesehatan Kerja: Pos UKK.
g) Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu ,Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat.
h) Upaya Pengobatan Tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Batra.
i) Upaya Pembiayaan Jaminan Kesehatan: Dana Sehat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)
3. Azas Keterpaduan
Dibedakan manjadi
Keterpaduan Lintas Program
Memandukan beberapa program sehingga menjadi satu yang bertujuan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Keterpaduan Lintas Sektor
Memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas dengan sektor terkait di kecamatan.5
4. Azas Rujukan
1. Perorangan
Rujukan Kasus
Rujukan Bahan Pemeriksaan
Rujukan Ilmu Pengetahuan
2. Masyarakat
KejadianLuar Biasa (KBL)
Pencemaran Lingkungan
Bencana
Tujuan:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat untuk diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi
untuk swa kelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.7
2. Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan yangg sederhana & bersifat menunjang & membantu
melaksanakan kegiatan puskesmas yangg ruang lingkupnya > kecil. Wilayah kerjanya dapat
mencakup 2 3 desa dengan sasaran 2500 jiwa (luar jawa) atau 10.000 jiwa (Jawa , Bali).
3. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung puskesmas
yang menjangkau daerah terpencil, atau tempat tinggal masyarakat yang sulit mendapatkan akses
pelayanan kesehatan terdekat.
Kegiatan Puskesmas Keliling
Memberikan pelayanan di daerah terpencil
Melakukan penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Alat transportasi penderita untuk rujukan ke puskesmas pembantu / induk
Penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual
4. Kader
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang
bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering dikaitkan dengan
pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan
keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan
kesehatan.7
Tujuan:
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet tambah darah, serta
vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan payudara,
ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.
4. Membina posyandu
5. Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di
Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)
7. Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.
Kegiatan:
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui
2. Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit
3. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
4. Imunisasi dasar dan revaksinasi
5. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan
pemberian cairan per oral.
6. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
7. Bimbingan kesehatan jiwa anak
8. Menjalankan kunjungan rumah
9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
10. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial yang baik untuk menjalankan
fungsi-fungsi diatas
Untuk melaksanakan semua fungsi, maka penting untuk five stars doctor untuk
memperoleh keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan mereka untuk memulai
pertukaran informasi dalam rangka membuat keputusan yang lebih baik, dan untuk
bekerja dalam tim multidisiplin yang erat hubungannya dengan mitra lain untuk
kesehatan dan pembangunan sosial, apakah ditakdirkan untuk individu atau untuk
masyarakat.8,9
Masalah
Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan
dengan kenyataan.Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang
ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah. Kita bias
menggunakan teknik non scoring / scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming,
Delphi technique, dan delbeq technique.Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian
data yang diperoleh dari laporan bulanan puskesmas.Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita
dapat melakukannya dengan menggunakan teknik kriteria matrik.8
Analisis Identifikasi
Masalah Istilah
Prioritas
Evaluasi Masalah
PROBLEM
SOLVING CIRCLE Tujuan
Pengawasan &
Pengendalian
Alternatif pemecahan
Pemantauan Masalah
Rencana
Pelaksanaan & Operasional
Penggerakan
1. Input:
- Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang rendah.
Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.
- Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya dana
terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II.
- Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang tersedia
tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja
Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.
- Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien.Waktu yang dimiliki
oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi.
Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang tersedia kurang
dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan
kegiatan program sehingga staf terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum
dibuat.10
3. Lingkungan
- Misalnya hambatan geografis (jalan rusak)
- Sarana transportasi yang kurang memadai
- Iklim atau musim yang kurang menguntungkan
- Masalah tingkat pendidikan yang rendah
- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos)
4. Output : cakupan imunisasi dasar
5. Sasaran : bayi , balita , ibu
6. Dampak : Cakupan berbagai program belum mencapai hasil
Bagan 2. Rangkaian serta Aspek Aspek Yang Mempengaruhi Berhasilnya Suatu Program
LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
KLB penyakit masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan
jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar sehingga perlu diantisipasi dan dicegah
penyebarannya dengan tepat dan cepat. Kejadian-kejadian KLB perlu dideteksi secara dini dan
diikuti tindakan yang cepat dan tepat, perlu diidentifikasi adanya ancaman KLB beserta kondisi
rentan yang memperbesar risiko terjadinya KLB agar dapat dilakukan peningkatan kewaspadaan
dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan KLB, dan oleh karena itu perlu diatur dalam
pedoman Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).10
Pengertian
Tujuan
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah yang dihadapi
puskesmas dan alternatif pemecahannya.
Analisa kependudukan.
Masukkan (input) baik sarana, dana, dan tenaga. Proses, merupakan upaya kesehatan
yang dijalankan secara terkoordinasi, supervisi, stratifikasi. Keluaran (output)
merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan cakupan cakupan pelayanan
yang telah dilaksanakan
Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku masyarakat terhadap
kesehatan dan upaya kesehatan.
Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, sosial budaya dan ekonomi masyarakat
di wilayah kerja puskesmas.
d) Perumusan Masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas
berdasarkan analisa di atas dan digambarkan secara kuantitatif dengan pendekatan
epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah yang sebenarnya baik dari segi
tempat, waktu, dan besarnya masalah.
e) Penentuan Prioritas Masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok dengan saran
dari narasumber.
Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan setiap
anggota rapat puskesmas dapat ikut berperan serta. Semua anggota rapat diminta
memberikan nilai terhadap masalah melalui sistem scoring.
2. Penyusunan Rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang disususn secara sistematis,
dengan urutan sebagai berikut:
a. Penjadwalan, meliputi:
Penentuan waktu
Penentuan lokasi dan sasaran
Pengorganisasian
b. Pengalokasian sumber daya meliputi:
Dana: sumber dana, besarnya, dan pemanfaatannya
Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
Jumlah dan tenaga yang diperlukan
c. Pelaksanaan Kegiatan, meliputi:
Persiapan
Penggerakan dan pelaksanaan
Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Kesimpulan