Sunteți pe pagina 1din 8

Ambang Batas Astigmatisma Residual dan Kepuasan Pasien dengan Lensa

Intraokular Bifocal, Trifocal dan Extended Range of Vision (ERV)

Abstrak
Tujuan: Untuk membandingkan dampak astigmatisma terinduksi dengan empat lensa intra
okular multifokal (MIOL) dengan jenis yang berbeda. Metode : Penelitian mono centered
prospektif, komparatif, intervensional, yang melibatkan 80 mata pasien dengan implantasi
empat lensa intra okular multifokal (MIOL): AcrySof ReSTOR +2.5D (20 mata), AcrySof
ReSTOR +3.0D (20 mata), AcrySof Panoptix (20 mata) (Laboratorium Alcon,Inc., Fort
Worth, TX, USA), dan Tecnis Symfony ZRXOO (Abbott Medical Optics, Santa Ana, USA)
(20 mata). Pasien diikuti selama 3 bulan setelah dilakukan operasi. Parameter mayor pada
penelitian ini adalah ketajaman penglihatan jarak jauh yang tidak dikoreksi (UDVA) dan yang
dikoreksi (CDVA), refraksi subjektif dan kepuasan pasien.
Hasil: Perbedaan antara IOL dengan melihat pada dampak tanda dan aksis silindris pada
tajam penglihatan dan kepuasan pasien tidak signifikan. Dengan penambahan silinder negatif
ringan, IOL AcrySof ReSTOR +2.5D dan Tecnis Symfony mempertahankan tajam
penglihatan dasar, sedangkan pada untuk IOL AcrySof ReSTOR +3.0D dan Panotptix
ketajaman penglihatan menurun. Dengan silinder induksi sedang, IOL Tecnis Symfony
mempertahankan tajam penglihatan yang bagus dan kepuasan pasien yang baik. IOL
Panoptix merupakan IOL yang paling berpengaruh yang mencetus astigmatisma dan
ketidakpuasan pasien serta ketajaman penglihatan. Toleransi tertinggi terhadap distorsi
astigmatisma dan kekaburan yang diinduksi dengan silinder -1.50D didapatkan dengan IOL
Tecnis Symfony. IOL Tecnis Symfony menunjukkan ketidakpuasan pasien lebih sedikit dan
penurunan ketajaman penglihatan yang lebih sedikit juga dibandingkan dengan MIOL
lainnya.
Kesimpulan: Simulasi silinder sisa setelah implantasi IOL Tecnis Symfony hingga 1.0D
memiliki dampak sangan kecil dan tidak relevan secara klinis pada tajam penglihatan atau
kepuasan pasien. IOL ERV menunjukkan toleransi lebih baik terhadap kesalahan residual
pasca operasi yang tidak diharapkan dibandingkan dengan IOL bifokal dan trifokal.

Kata Kunci
IOL multifokal, toleransi astigmatisma, bifokal, trifokal, rentang lapang pandang, Tecnis
Symfony, AcrySof ReSTOR
1. Pendahuluan
Lensa Intraokular Multifokal (MIOL) merupakan metode yang dapat diandalkan dalam
operasi untuk koreksi presbiopia.1 Saat ini, dokter memiliki pilihan antara desain optik yang
berbeda. MIOL yang paling sering digunakan adalah MIOL yang berbasis pada platform beda
yang mengirim cahaya ke retina dengan distribusi cahaya yang telah ditentukan menuju fokus
berbeda.2 Desain pertama adalah bifokal yang dapat membebaskan pasien untuk
mempertahankan fungsi penglihatan jarak jauh dan dekat pasca operasi. 3,4 Sejak beberapa
tahun, MIOL dengan basis tiga jarak fokus yang berguna (teknologi trifocal diffractive)
tersedia mengatasi lemahnya kinerja IOL bifokal pada jarak intermediate. Bagaimanapun,
kelemahan desain diffractive dalam hal fenomena fotik dan sensitivitas kontras telah
menyebabkan perkembangan dalam MIOL refraksi seperti lensa asimetris yang dapat
memberikan kinerja visual yang baik dengan persentase cahaya yang ditransmisikannya lebih
tinggi.5 IOL extended range of vision (ERV) merupakan alternatif baru yang menjanjikan
yang menyediakan jarak rentang optimum penglihatan jarak dekat dan jarak jauh yang efektif
dan kontinius. IOL ini berbasis pada kombinasi bentuk diffracttive dan kompensasi
penyimpangan warna dan penyimpangan bola mata.6,7,8
Kebalikannya dari kekuntungan MIOL tersebut, satu hal yang penting adalah dampak
signifikan astigmatisma residual pada tajam penglihatan dan kepuasan pasien. Kami baru saja
melakukan penelitian untuk membandingkan dampak astigmatisma terinduksi dengan empat
tipe berbeda MIOL.

2. Pasien dan Metode Penelitian


Kami melakukan penelitian klinis single center, prospektif, komperatif, intervensional
yang melibatkan 80 mata dari 80 pasien yang menjalani operasi katarak atau pertukaran lensa
refraksi (RLE) dengan implantasi empat IOL yang berbeda: AcrySof ReSTOR +2.5D (20
mata), AcrySof ReSTOR +3.0D (20 mata), AcrySof Panoptix (20 mata) (Laboratorium
Alcon,Inc., Fort Worth, TX, USA), dan Tecnis Symfony ZRX00 (Abott Medical Optics,
Santa Ana, USA) (20 mata). Hanya pasien dengan katarak bilateral yang signifikan dan atau
pencarian yang bebas terlihat dan dengan astigmatisma sebelum intervensi kurang dari 1.00D
dimasukkan dalam penelitian. Demikian pula, hanya pasien dengan tajam penglihatan jarak
jauh yang tidak dikoreksi dan dikoreksi pasca operasi sama dengan atau lebih dari 1.2 (skala
desimal) dimasukkan. Pasien dengan penyakit sistemik signifikan (diabetes, hipertensi tidak
terkontrol, dan lain-lain) dimasukkan dalam kriteria eksklusi, begitu juga mata dengan
patologi lain selain katarak. Hal hal tersebut diatas merupakan kriteria inklusi dan eksklusi
dalam penelitian ini.
Pasien diperiksa sebelum operasi, dan pada hari pertama, satu bulan dan tiga bulan
setelah operasi. Setelah operasi, status refraksi diperiksa secara objektif dengan alat OPD
Scan III (Nidek Technologies, Gamagori, Japan). UDVA,CDVA dan refraksi subjektif jarak
jauh dievaluasi dibawah kondisi fotofik (85cd/m2) oleh dokter yang sudah berpengalaman
menggunakan foropter. Ketika refraksi subjektif yang didapatkan sama atau lebih baik dari
1.2, dokter tersebut menambahkan lensa silinder (0.25D hingga 1.5D pada 0.25D step, nilai
plus dan minus, 90 dan 180 derajat) dan menilai CDVA pada setiap tes. Untuk setiap hasil,
kepuasan pasien yang subjektif ditanyakan dengan menggunakan kode warna (hijau= sangat
puas; kuning=kepuasan menengah; orange= tidak puas; merah= sangat tidak puas). Analisa
korelasi dan regresi multivariat antara keempat kelompok dilakukan menggunakan fungsi
spesifik pada spreadsheet software Microsoft Excel, untuk menilai dampak astigmatisma
pada tajam penglihatan dan kepuasan pasien.
ReSTOR +3.0D (model SN6AD1) dan ReSTOR +2.5D merupakan IOL bifokal asferik
yang menggabungkan apodized diffractive region dan refractive region (Alcon AcrySof IQ
ReSTOR intraocular lens patient information brochure: Alcon Inc. 2008). Kedua IOL ini
dibuat dari bahan akrilik hidrofobik yang sama. ReSTOR +3.0 D memiliki sembilan step
diffractive yang secara gradual dan konsentrik mulai dari tengah ke pinggir dengan diameter
zona optik 3.6mm, memberikan penambahan jarak dekat +3.0 D pada bidang lensa dan
penambahan +2.3D pada bidang kornea.
Panoptix merupakan IOL trifokal diffractive non-apodized yang mengoreksi
penyimpangan sferis kornea -0.1 m dan dibuat dari bahan yang sama dengan IOL AcrySof
ReSTOR.IOL ini mendistribusikan energi cahayamenuju tiga titik fokus dibawah
kondisipupil yang lebar maupun kecil. IOL ini menggunakan diffraction order nol, kedua dan
ketiga non sekuensial untuk mempertahankan fokus jarak jauh, intrmediet (60cm), dan jarak
dekat, dan energi pada diffraction order yang pertama di re-distribusikan untuk
mengoptimalkan kinerja pada tiga titik fokus lainnya.
Tecnis Symfony ZXR00 memiliki pola diffractive akromatik yang memperpanjang
rentang penglihatan pada mata dan mengkompensasi penyimpangan kromatik pada kornea.
Secara spesifik, lensa memiliki gelombang biconvex desain depan anteriopermukaan asferik
dan permukaan posterior diffractive akromatik.

3. Hasil
Tidak terdapat perbedaan antar IOL yang berkaitan dengan dampak tanda dan aksis
silinder pada tajam penglihatan dan kepuasan pasien (r=0.211). Saat penambahan silinder
negatif dan sama dengan atau kurang dari 0.50D, IOL AcrySof ReSTOR +2.5D dan Tecnis
Symfony mempertahankan tajam penglihatan dasar (1.2), sedangkan hal ini dapat dengan
ringan dikurangi dengan IOL AcrySof ReSTOR +3.00D dan Panoptix dari 1.2 hingga 1.0
(Gambar 1).
Jika silinder yang diinduksi adalah -1D, IOL Tecnis Symfony masih memperlihatkan
tajam penglihatan yang baik (0.8) (Gambar 1), dengan tingkat kepuasan pasien yang tinggi
(Tabel 1). Begitupula, IOL AcrySof ReSTOR menunjukkan penurunan sedang dari tajam
penglihatan (0.7) dan beberapa derajat ketidakpuasan dengan silinder -1. Kebalikannya, IOL
Panoptix merupakan IOL yang paling berdampak untuk menginduksi astigmatisma, dan
menunjukkan tingkat tertinggi ketidakpuasan pasien dan rendahnya tajam penglihatan secara
signifikan (0.6) (Gambar 1). Toleransi untuk penyimpangan astigmatisma tertinggi dan
kekaburan yang diinduksi dengan pemberian silinder -1.5D didapatkan dari IOL Tecnis
Symfony. Pada situasi ini, IOL tersebut masih dapat memberikan tajam penglihatan yang baik
(0.7) dan kepuasan pasien sedang (Gambar 1 dan Tabel 1).

Gambar 1. Ketajaman penglihatan dengan empat MIOL setelah induksi nilai-nilai berbeda
silinder negatif. Hasil dilaporkan sebagai median.

Tabel 1. Skor kepuasan pasien dengan keempat MIOL setelah induksi silinder negatif dengan
nilai berbeda (hijau = sangat puas; kuning = kepuasan sedang; orange = tidak puas; merah =
sangat tidak puas). Hasil dilaporkan sebagai median, dengan rentang dalam kurung.
Hasil ini sama jika tanda astigmatisma terinduksi positif (Gambar 2 dan Tabel 2). Hanya
tingkat ketidakpuasan relevan yang lebih tinggi dan dampak dini pada tajam penglihatan yang
telah terdeteksi dengan jenis induksi silinder ini. Secara spesifik, dengan silinder yang
diinduksi +1.0D, IOL AcrySof menunjukkan penurunan tajam penglihatan dari standar
menjadi 0.6, dan IOL Pantoptix menunjukkan penurunan tajam penglihatan dari standar 0.5.
Tingkat ketidakpuasan sangat tinggi pada semua kasus. Hanya pada IOL Tecnis Symfony
yang dapat menunjukkan ketidakpuasan yang sedang dan reduksi tajam penglihatan yang
lebih rendah (dari standar yaitu 0.7) (Gambar 2 dan Tabel 2). Secara keseluruhan IOL Tecnis
Symfony berkorelasi lebih sedikit dalam penurunan tajam penglihatan dan penurunan
kepuasan pasien (r = 0.411) dibandingkan dengan AcrySof ReSTOR 2.5D (r = 0.501),
AcrySof ReSTOR 3.0D (r = 0.505) dan AcrySod Panoptix (r = 0.654). Signifikansi
ditemukan diantara IOL Tecnis Symfony dan AcrySof Panoptix.

Gambar 2. Ketajaman penglihatan dengan empat MIOL setelah induksi silinder positif
dengan nilai berbeda. Hasil dilaporkan sebagai median.

Tabel 2. Skor ketajaman penglihatan dan kepuasan pasien dengan keempat MIOL setelah
induksi silinder positif dengan nilai yang berbeda (hijau = sangat puas, kuning = kepuasan
sedang; orange = tidak puas; merah = sangat tidak puas). Hasil dilaporkan sebagai median,
dengan rentang di dalam kurung.
4. Diskusi
Tidak memperdulikan tipe MIOL, satu dari perhatian utama untuk ahli bedah adalah
adanya astigmatisma residual yang dipertimbangkan menjadi sumber ketidakpuasan setelah
dilakukan implantasi MIOL.8 Sejumlah astigmatisma yang kecil dapat membatasi kenierja
penglihatan secara signifikan.9 Meskipun demikian, sejauh ini, astigmatisma harus dikoreksi
dengan lengkap agar mempertahankan efikasi maksimum MIOL.10 Masih terdapat sedikit
bukti ilmiah tentang dampak astigmatisma residual dengan IOL berdasarkan desain optikal
yang berbeda. Tujuan dari penelitian kami adalah untuk menilai ambang batas astigmatisma
untuk IOL yang digunakan untuk mengoreksi presbiop yang berbeda dan dampak pada
kepuasan pasien.
Pada penelitian ini, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara astigmatisma
terinduksi sesuai teori dengan yang berlawanan. Semua MIOL yang diteliti menunjukkan
tajam penglihatan yang baik dengan silinder induksi hingga 0.50D, dengan tanda minus dan
plus. Ketika nilai silinder lebih tinggi dari 0.50D ditambahkan, dampak tajam penglihatan
tergantung pada jenis IOL, dengan dampak yang lebih besar pada penambahan positif
dibandingkan neggatif. Namun demikian, skor kepuasan menurun secara signifikan ketika
silinder sama atau lebih tinggi dari 1.0D ditambahkan. Harus diperhatikan bahwa MIOL
mendistribusikan cahaya ke dua atau lebih fokus dan distribusinya dapat didistorsi atau
terganggu oleh adanya distribusi cahaya asimetris yang terbentuk dari astigmatisma yang
tidak dikoreksi.
IOL ERV merupakan IOL dengan sensitivitas untuk mencetuskan kekaburan paling
sedikit dengan melihat tajam penglihatan dan skor kepuasan. Ambang batas astigmastisma
yang terinduksi yang dapat diterima adalah 1.0D. harus diingat bahwa IOL ERV tidak
mendistribusikan cahaya ke fokus berbeda tetapi membuat rentang penglihatan yang
kontiniu. Kedua IOL bifokal menunjukkan hal yang sama, meskipun AcrySof ReSTOR
+2.5D terlihat lebih sedikit sensitif untuk terjadinya astigmatisma terinduksi dibandingkan
AcrySof ReSTOR +3.0D. Untuk kedua IOL tersebut, ambang batas astigmatisma terinduksi
yang dapat diterima yaitu 0.75. IOL trifokal merupakan yang paling sensitif dalam hal
penurunan tajam penglihatan dan kepuasan pasien ketika ditambahkan silinder. Ambang batas
yang ditemukan yaitu 0.50D. bagaimanapun, astigmatisma residual memiliki dampak yang
lebih pada kinerja penglihatan ketika MIOL mendistribusikan cahaya ke sejumlah besar
fokus.

5. Kesimpulan
Kesimpulannya, simulasi silindris residual setelah implantasi IOL Tecnis Symfony
hingga 1.0D memiliki dampak sangat ringan dan tidak relevan secara klinis pada tajam
penglihatan atau kepuasan pasien. Sedangkan IOL ERV menunjukkan toleransi yang lebih
baik terhadap kesalahan residual pasca operasi yang tidak diharapkan dibandingkan dengan
IOL bifokal diffractive dan trifokal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Charman, W.N. (2014) Developments in the Correction of Presbyopia II: Surgical
Approaches. Ophthalmic and Physiological Optics , 34, 397-426.
https://doi.org/10.1111/opo.12129

[2] Percival, S.P. (1989) Prospective Study of the New Diffractive Bifocal Intraocular Lens.
Eye , 3, 571-575. https://doi.org/10.1038/eye.1989.89

[3] Alio, J.L., Plaza-Puche, A.B., Pinero, D.P., Amparo, F., Jimenez, R., Rodriguez-Prats, J.L.,
Javaloy, J. and Pongo, V. (2011) Optical Analysis, Reading Performance, and Quality-of-Life
Evaluation after Implantation of a Diffractive Multifocal Intraocular Lens. Journal of Cataract
& Refractive Surgery , 37, 27-37. https://doi.org/10.1016/j.jcrs.2010.07.035

[4] Alfonso, J.F., Fernandez-Vega, L., Senaris, A. and Montes-Mico, R. (1930) Prospective
study of the Acri.LISA Bifocal Intraocular Lens. Journal of Cataract & Refractive Surgery ,
2007, 33. https://doi.org/10.1016/j.jcrs.2007.06.067

[5] Kawamorita, T., Uozato, H., Aizawa, D., Kamiya, K. and Shimizu, K. (2009) Optical
Performance in Rezoom and Array Multifocal Intraocular Lenses in Vitro. Journal of
Refractive Surgery , 25, 467-469. https://doi.org/10.3928/1081597X-20090422-10

[6] Weeber, H.A. and Piers, P.A. (2012) Theoretical Performance of Intraocular Lenses
Correction Both Spherical and Chromatic Aberration. Journal of Refractive Surgery , 28, 48
52. https://doi.org/10.3928/1081597X-20111103-01

[7] Artal, P., Manzanera, S., Piers, P. and Weeber, H. (2010) Visual Effect of the Combined
Correction of Spherical and Longitudinal Chromatic Aberrations. Optics ExF. Carones 7
press , 18, 1637-1648. https://doi.org/10.1364/OE.18.001637

[8] De Vries, N.E., Webers, C.A., Touwslager, W.R., Bauer, N.J., de Brabander, J.,
Berendschot, T.T. and Nuijts, R.M. (2011) Dissatisfaction after Implantation of Multifocal
Intraocular Lenses. Journal of Cataract & Refractive Surgery , 37, 859- 865.
https://doi.org/10.1016/j.jcrs.2010.11.032

[9] Macsai, M.S. and Fontes, B.M. (2008) Refractive Enhancement Following Presbyopia-
Correcting Intraocular Lens Implantation. Current Opinion in Ophtha- lmology, 19, 18-21.
https://doi.org/10.1097/ICU.0b013e3282f14d9f

[10] Abdelghany, A.A. and Alio, J.L. (2014) Surgical Options for Correction of Refractive
Error Following Cataract Surgery. Eye Vis (London), 1, 2. https://doi.org/10.1186/s40662-
014-0002-2

S-ar putea să vă placă și