Sunteți pe pagina 1din 9

A.

TEORI

Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland)

Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein.
(Suriadi).

Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan
tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit
klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson).

Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, pertahanan dan atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. (Arisman,).

Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan hanya diperoleh dari proses katabolisme zat
gizi yang tersimpan dalam tubuh, tetapi juga berasal dari energi yang terkandung
dalam makanan yang kita konsumsi.

Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, disamping membantu


pengaturan metabolisme protein. Protein dalam darah mempunyai peranan fisiologis
yang penting bagi tubuh untuk :

1. Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma protein.
2. Sebagai cadangan protein tubuh.
3. Mengontrol perdarahan (terutama dari fibrinogen).
4. Sebagai transport yang penting untuk zat-zat gizi tertentu.
5. Sebagai antibodi dari berbagai penyakit terutama dari gamma globulin.
Dalam darah ada 3 fraksi protein, yaitu : Albumin, globulin, fibrinogen.

Etiologi

Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena :
diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan
dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau malformasi
kongenital. (Nelson).

Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada
bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau
sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain
seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi,
gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat.
(Dr. Solihin).

Patofisiologi

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan


kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman). Dalam
keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan
ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan
keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.
Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi
seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina
Mursada).

Manifestasi klinis

Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan
berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga
menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka
bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi
menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot
dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula
bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya
konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan
buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit. (Nelson).

Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :


1. Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung pada bayi
6. Jaingan subkutan hilang
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis

PENATALAKSANAAN

1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas
biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang
berat badan, kaji tanda-tanda vital.

Penanganan KKP berat


Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal
dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang
mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan
gizi.
Upaya pengobatan, meliputi :
- Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi.
- Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik
- Pengobatan infeksi
- Pemberian makanan
- Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin,
anemia berat dan payah jantung.

Menurut Arisman, 2004:105


- Komposisi ppemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70-100 cc/kg BB
biasanya cukup untuk mengoreksi dehidrasi.
- Cara pemberian dimulai sebanyak 5 cc/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam pertama
peroral atau NGT kemudian tingkatkan menjadi 5-10 cc/kg BB/ jam.
- Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam.
- Pemberian ASI sebaiknya tidak dihentikan ketika pemberian CRO/intravena
diberikan dalam kegiatan rehidrasi.
- Berika makanan cair yang mengandung 75-100 kkal/cc, masing-masing disebut
sebagai F-75 dan F-100.

Menurut Nuchsan Lubis


Penatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa
tahap, yaitu :
5. Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk
menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis
dengan pemberian cairan IV.
 cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa
atau Ringer Laktat Dextrose 5%.
 Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
 Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.
 Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari.

Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan

 Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60


kalori/ kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari,
dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari.
 Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175
kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari.
 Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-
10 hari.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

6. Pemeriksaan Fisik
 Mengukur TB dan BB
 Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan TB (dalam meter)
 Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak
dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka
lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan
sekitar 2,5 cm pada wanita.
 Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
massa tubuh yang tidak berlemak).
7. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht,
transferin.
B. PATHWAYS

Pathways dapat dilihat disini

C.
D.
ANALISA DATA

TGL /
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
JAM
Etiologi
masalah yang sedang
Berisi data subjektif berisi
Diisi pada dialami pasien seperti
dan data objektif tentang
saat gangguan pola nafas,
1 yang didapat dari penyakit
tanggal gangguan keseimbangan
pengkajian yang
pengkajian suhu tubuh, gangguan pola
keperawatan diderita
aktiviatas,dll
pasien

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
o
o Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). (Wong,)
o Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. (Carpenito)
o Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
nutrisi/status metabolik. (Doengoes).
o Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan
tubuh
o Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi
(Doengoes)
o Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat
masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito).
o Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport
oksigen sekunder akibat malnutrisi. (Carpenito,)
o Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan
protein (malnutrisi). (Carpenio).
o
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
0. Dapatkan riwayat
diet
1. Dorong orangtua
atau anggota
keluarga lain
untuk menyuapi
anak atau ada
disaat makan
2. Minta anak
makan dimeja
dalam kelompok
dan buat waktu
makan menjadi
menyenangkan
Pasien mendapat 3. Gunakan alat
Gangguan nutrisi kurang
nutrisi yang makan yang
dari kebutuhan tubuh
adekuat Dengan dikenalnya
berhubungan dengan
1 Kriteria Hasil : 4. Perawat harus ada
intake makanan tidak
saat makan untuk
adekuat (nafsu makan
meningkatkan memberikan
berkurang).
masukan oral. bantuan,
mencegah
gangguan dan
memuji anak
untuk makan
mereka
5. Sajikan
makansedikit tapi
sering
6. Sajikan porsi
kecil makanan
dan berikan setiap
porsi secara
terpisah

7. Monitor tanda-
Tidak terjadi tanda vital dan
dehidrasi. tanda-tanda
dehidrasi
Defisit volume cairan Kriteria Hasil : 8. Monitor jumlah
2 berhubungan dengan dan tipe masukan
diare. Mukosa bibir lembab, cairan
tidak terjadi 9. Ukur haluaran
peningkatan suhu, urine dengan
turgor kulit baik. akurat
10. Monitor
kemerahan,
pucat,ekskoriasi
Tidak terjadi
11. Dorong mandi
gangguan integritas
2xsehari dan
kulit
Gangguan integritas gunakan lotion
kulit berhubungan setelah mandi
3 Kriteria Hasil :
dengan gangguan 12. Massage kulit
nutrisi/status metabolik. Kriteria
kulit tidak kering,
hasilususnya
tidak bersisik,
diatas penonjolan
elastisitas normal
tulang
13. Alih baring

14. Mencuci tangan


sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan
Pasien tidak
15. Pastikan semua
menunjukkan tanda-
alat yang kontak
tanda infeksi
Resiko tinggi infeksi dengan pasien
berhubungan dengan bersih/steril
4 Kriteria hasil :
kerusakan pertahanan 16. Instruksikan
tubuh pekerja perawatan
suhu tubuh normal
kesehatan dan
36,6 C-37,7 C,lekosit
keluarga dalam
dalam batas normal
prosedur kontrol
infeksi
17. Beri antibiotik
sesuai program

18. Tentukan tingkat


pengetahuan pasien pengetahuan
dan keluarga orangtua pasien
bertambah 19. Mengkaji
kebutuhan diet
Kurang pengetahuan Kriteria hasil : dan jawab
5 berhubungan dengan pertanyaan sesuai
kurang nya informasi Menyatakan kesadaran indikasi
dan perubahan pola 20. Dorong konsumsi
hidup,mengidentifikasi makanan tinggi
hubungan tanda dan serat dan masukan
gejala. cairan adekuat
21. Berikan informasi
tertulis untuk
orangtua pasien

22. Ajarkan pada


orangtua tentang
tugas
perkembangan
yang sesuai
Anak mampu tumbuh dengan kelompok
dan berkembang usia.
Perubahan pertumbuhan
sesuai dengan usianya. 23. Kaji tingkat
dan perkembangan
perkembangan
berhubungan dengan
Kriteria hasil : anak dengan
melemahnyakemampuan
Denver II
6 fisik dan ketergantungan
Terjadi peningkatan 24. Berikan
sekunder akibat
dalam perilaku kesempatan bagi
masukan kalori atau
personal, sosial, anak yang sakit
nutrisi yang tidak
bahasa, kognitif atau memenuhi tugas
adekuat.
aktifitas motorik perkembangan
sesuai dengan usianya. 25. Tekankan
perlunya
melindungi anak.
26. Berikan mainan
sesuai usia anak.

Anak mampu 27. Berikan


beraktifitas sesuai permainan dan
Intoleransi aktifitas dengan aktifitas sesuai
berhubungan dengan kemampuannya. dengan usia
gangguan sistem 28. Bantu semua
7
transport oksigen Kriteria hasil : kebutuhan anak
sekunder akibat dengan
malnutrisi. Menunjukkan kembali melibatkan
kemampuan keluarga pasien
melakukan aktifitas.
Kelebihan volume
29. Pantau kulit
cairan tidak terjadi.
terhadap tanda
Kelebihan volume luka tekan
Kriteria hasil :
cairan berhubungan 30. Ubah posisi
8 dengan rendahnya sedikitnya 2 jam
Menyebutkan faktor-
masukan protein 31. Kaji masukan diet
faktor penyebab dan
(malnutrisi). dan kebiasaan
metode-metode
yang dapat
pencegahan edema,
menunjang retensi
memperlihatkan
penurunan edema cairan.
perifer dan sacral.
Y

Read more: ASKEP ANAK DENGAN MARASMUS:CONTOH ASKEP

S-ar putea să vă placă și