Sunteți pe pagina 1din 15

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

a. Identitas klien

Nama: Ny.A

Umur : 38 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : -

Alamat : Banyumas

Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn.S

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Ayah

B. ALASAN MASUK

Klien bicara sendiri, menyendiri, dan sering melamun.

C. FAKTOR PREDISPOSISI

Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat usia 25 tahun
dan klien sudah 3 kali kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan yang sama
yakni klien sering bicara kacau, marah-marah tanpa sebab, melempar barang-barang dan
sering keluyuran. Klien terakhir kali dirawat di RSJ pada bulan September 2014. Klien
dibawa pulang oleh keluarga karena sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, tetapi
pengobatan yang dilakukan kurang berhasil karena jaraknya jauh akibatnya klien tidak
rutin kontrol. Klien dibawa ke Rumah Sakit karena klien bicara kacau, marah-marah
tanpa sebab, melempar gelas dan piring. Keluarga klien mengatakan klien merupakan
orang yang mudah tersinggung, klien mempunyai beberapa masalah yang kurang
menyenangkan yaitu ditinggal suaminya menikah lagi. Selama kurang lebih 13 tahun
klien ditinggal oleh suaminya tanpa dinafkahi, klien membesarkan kedua anaknya
sendiri.

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda-tanda Vital

TD : 120/80 mmHg.

Suhu : 36,4 °C.

Nadi : 100 x / menit.

RR : 24 x / menit.

2. Pengukuran antopometri

TB : 150 cm.

BB : 68 kg.

3. Keadaan Fisik

a. Kepala : Rambut agak kriting, rapi.

b. Mata : Tidak fokus, pandangan tajam, kontak mata kurang.

c. Hidung : Bersih, kadang terlihat tarikan nafas yang keras.

d. Mulut : Klien bicara kacau, suka ngomong sendiri.

e. Muka : Ekspresi wajah tegang dan mudah tersinggung.

f. Ekstremitas : Tangan klien kadang-kadang mengepal, tidak ada cacat pada


ekstremitas atas maupun bawah, otot terlihat menegang.
E. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

Klien adalah anak pertama dari 6 bersaudara, klien tinggal bersama ke dua anaknya dan
tinggal dengan bapaknya. Semua saudara klien sudah menikah mempunyai anak. Klien
sudah menikah dan mempunyai dua orang anak perempuan. Klien ditinggal suaminya
kurang lebih 13 tahun karena suaminya menikah lagi tapi belum bercerai. Klien tinggal
serumah dengan anak dan bapaknya. Hubungan klien dengan keluarga baik.

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri

Klien menyukai semua bagian tubuhnya dan bersyukur atas semua yang diciptakan
Tuhan. Klien mengatakan kurang puas dengan bentuk tubuhnya yang gemuk dan
rambutnya yang agak kriting yang sudah mulai beruban.
b. Identitas Diri

Klien mengetahui bahwa dirinya adalah seorang perempuan dan klien menerima
dengan ikhlas dia sebagai perempuan. Klien adalah anak pertama dari 6 bersaudara.

c. Peran

Klien seorang ibu rumah tangga, di rumah klien sudah terbiasa menyelesaikan semua
pekerjaan rumah seperti mencuci, masak, menyapu, mengepel dan lain-lain. Klien
adalah single parent bagi anak-anaknya. Klien tidak bekerja sehingga tidak bisa
menafkahi anaknya. Anaknya dinafkahi oleh ayah klien.

d. Ideal Diri

Klien mengatakan ingin menafkahi anaknya sendiri, tetapi klien tidak bekerja, klien
tidak ingin membebani ayahnya.

e. Harga Diri

Klien mengatakan bahwa dirinya kurang percaya diri dan merasa malu karena klien
dianggap orang sakit jiwa oleh tetangga-tetanganya dan penyakit yang diderita saat ini
tidak bisa sembuh, klien lebih suka menyendiri di rumah dari pada berkumpul dengan
tetangganya.

3. Hubungan Sosial

klien mengatakan tidak suka berkumpul dengan teman-temannya maupun perawat yang
ada ruangan. Klien tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Klien terlihat lebih suka
sendiri dikamarnya dan melamun.

4. Spiritual (nilai dan keyakinan)

Klien berkeyakinan pada agama Islam, kegiatan ibadah seperti sholat dilakukan ketika
belum masuk rumah sakit. Selama ini klien menyatakan jarang menjalankan sholat 5
waktu.
F. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Kebersihan dan kerapihan klien cukup baik, rapi dan pakaian yang dikenakan klien juga
sesuai.

2. Pembicaraan

Saat diajak berkomunikasi klien bicara cepat, keras, mudah dimengerti.

3. Aktvitas Motorik

Klien sehari-hari banyak menghabiskan waktu di kamarnya dan melamun, tampak


gelisah dan mondar-mandir. Klien kadang-kadang juga marah-marah tanpa sebab dan
ingin memukul orang.

4. Alam Perasaan

Klien merasa sedih karena kangen dengan kedua anaknya.

5. Afek

Afek klien labil, emosinya cepat berubah-ubah, kadang senang, sedih dan gelisah.

6. Interaksi Selama Wawancara

Klien kooperatif ketika diajak ngobrol, tapi kontak mata klien kurang, klien mengatakan
mudah tersinggung jika mengobrol dengan orang lain.

7. Persepsi

Klien mengalami halusinasi dengar. Klien mendengar suara-suara yang muncul saat
klien sendirian melamun. Isi suara itu adalah suara ibunya yang sudah meninggal
kurang lebih 4 tahun yang lalu, yang selalu memberi nasehat pada klien agar tidak
hamil dan menikah lagi. Klien juga sering mendengar suara orang yang menyuruhnya
agar dia mati, suara-suara itu muncul kadang-kadang 2 sampai 3 kali sehari, klien
mendengar suara itu saat dia melamun, sendirian dan malam hari. Lama suara-suara itu
kurang lebih 7 menit. Saat klien mendengar suara-suara itu klien merasa takut, cemas
dan sangat mengganggu. Klien biasanya hanya berdo’a dan minta perlindungan dari
Allah SWT agar suara itu bisa hilang.
8. Proses Fikir

Saat berinteraksi klien mampu menjawab apa yang ditanyakan lawan bicara secara
berurutan sesuai dengan topik tanpa menunggu lama, Klien menjawab pertanyaan yang
diberikan dengan pembicaraan yang cepat dan lancar.

9. Isi Pikir

Klien sering curiga dan berprasangka buruk pada orang lain yang belum ia kenal. Klien
juga merasa bahwa dirinya bisa menyembuhkan orang sakit.

10.Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran klien masih cukup baik. Klien dapat mengetahui apakah ini pagi,
siang, sore atau malam. Klien juga mengetahui kalau saat ini sedang di Rumah sakit.
Klien masih ingat siapa saja yang semalam tidur seruang dengan dia. Klien bisa
mengenali perawat.

11. Memori

a. Jangka Panjang : Baik, klien dapat menyebutkan tanggal kelahiran anak


pertamanya yaitu 10 September 1989.

b. Jangka Pendek : Baik, klien dapat menyebutkan nama teman-temannya di


lingkungan terdekat

c. Saat Ini : Baik, klien dapat mengingat nama nama ayah dan klien juga ingat
menu makanan apa saja yang sudah dimakan tadi.

12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

Klien mampu berkonsentrasi dengan baik, ketika diberikan pertanyaan tidak


meminta mengulang pertanyaan yang diberikan, klien mampu melakukan
penghitungan sederhana misalnya 20+25+25 berapa ? klien menjawab 70.

13. Kemampuan Penilaian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana misalnya “Apabila ibu diminta milih
maka ibu milih makan dulu atau mandi dulu ?” klien menjawab “Saya memilih makan
dulu baru mandi, karena setelah makan harus cuci piring nanti bisa kotor kalau pilih mandi
dulu”.
14. Daya Tilik Diri

Klien menyadari bahwa klien saat ini mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat
di RSJ 3 kali.

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Klien makan 3 kali sehari (pagi, siang, sore) habis seporsi dengan menu yang berbeda
yang disediakan di rumah sakit, klien makan sendiri tanpa bantuan.

2. Minum

Klien minum 8 gelas perhari,

3. BAB / BAK

Klien BAB 2 kali sehari dan BAK 4-6 kali sehari. Klien melakukan sendiri tanpa
bantuan.

4. Mandi

Klien mandi 2 kali sehari tiap pagi dan sore dengan memakai sabun, menggosok gigi
setiap mandi dan dua hari sekali keramas.

5. Berpakaian

Klien mampu memakai pakaian sendiri tanpa bantuan, klien berpakaian cukup rapi.

6. Istirahat / Tidur

Klien dapat istirahat cukup dan tidur selama kurang lebih 8 jam tiap harinya, pada siang
hari Ny.A tidur kurang lebih 1 jam dan tidur malam dari jam 21.00 wib sampai 04.00
wib, saat tidur malam terkadang Ny.A terbangun karena mendengar suara-suara.

7. Penggunaan Obat

Klien minum obat teratur dibantu ayahnya, dan rutin control ke RS sebulan sekali
H. MEKANISME KOPING

Jika klien mendapatkan masalah klien lebih memilih untuk memendamnya sendiri
(menyendiri) dengan alasan malu menceritakan masalahnya kepada orang lain.

I MASALAH PSIKOLOGIS DAN LINGKUNGAN

Klien mengatakan “Saya lebih suka menyendiri dikamar dari pada berkumpul dengan
teman-teman saya yang ada diruangan”

NO. DATA MASALAH

1 DS : Klien mengatakan “Saya suka mendengar suara Perubahan Persepsi


ibu saya yang sudah meninggal ± 4 tahun yang lalu, ibu Sensori
menasehati saya agar tidak hamil dan menikah lagi, Halusinasi Pendengaran
kadang-kadang suara orang yang menyuruh saya untuk
mati. Suara-suara itu muncul kadang-kadang 2 – 3 kali
dalam 1 minggu biasanya muncul kalo saya lagi
menyendiri dan melamun, lama suara itu ± 7 menit“.

DO: Klien tampak bingung.

- Mulut komat-kamit.

- Klien kadang bicara sendiri.

- Klien mondar-mandir.

- Koping maladaptif.

DS : Klien mengatakan “Saya merasa terganggu jika Resiko mencederai diri,


mendengar suara-suara itu, saya juga jengkel dan orang lain dan lingkungan
rasanya ingin melempar barang-barang kalau suara-
suara itu muncul “.

- Klien mengatakan sebelum dibawa kesini klien


marah-marah dan melempar gelas dan piring.

DO: Klien bicara kacau


- Klien marah-marah tanpa sebab.

- Pandangan mata tajam, tidak fokus, kontak mata


kurang.

- Nada suara cepat dan tinggi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Tujuan Tindakan Keperawatan.

Pasien mampu :

a. Membina hubungan saling percaya.

b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.

c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.

d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.

e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.

Tindakan Keperawatan.

a. Membina hubungan saling percaya.

b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.

c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) : PENGKAJIAN DAN MENGENAL HALUSINASI.

A. Strategi Komunikasi.

1. Fase Orientasi.

a. Salam terapeutik : Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan Saya perawat


puskesmas yang bertugas mengunjungi ibu di rumah . betul dengan bu A? Senangnya mbak
di panggil apa ?
b. Evaluasi/validasi : Bagaimana keadaan A hari ini ?

c. Kontrak :

1. Topik : Baiklah A, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang


mengganggu A dan cara mengontrol suara-suara tersebut, Apakah bersedia?

2. Waktu : Berapa lama A mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

3. Tempat : A mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?


Baiklah A.

2. Fase Kerja .

Apakah A mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya A mendengar suara
tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu. Apakah W mnedengarnya trus
menerus atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering A mendengar suara itu? Berapa
kali dalam sehari A mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada
waktu sendiri? Apa yang A rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana perasaan A
ketika mendengar suara tersebut? Kemudian apa yang A lakukan? Apakah dengan cara
tersebut suara-suara itu hilang? Apa yang A alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara
untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan
melakukan aktifitas.

Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah A
bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah saya akan mempraktekan dahulu baru A
mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini A jika suara itu muncul
katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil
menutup kedua telinga A. seperti ini ya A. coba sekarang A ulangi lagi seperti yang saya
lakukan atdi. Bagus sekali A, coba sekali lagi A. wah bagus sekali A.

3. Terminasi.

a. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan A setelah kita kita bercakap-cakap? Jadi suara-suara melarang untuk
hamil dan menikah lagi?, terus menerus terjadi dan terutama kalau sendiri dan A merasa
kesal. Seperti yang telah kita perlajari bila suara-suara itu muncul A bisa mengatakan “
pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu”
b. RTL :

A lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu selama 3 kali sehari yaitu
jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku kegiatan harian adalah sesuai dengan
jadwal keegiatan harian yang telah kita buat tadi ya A? . Jika A melakukanya secara
mandiri makan A menuliskan M, jika A melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman maka A buat W, Jika A tidak melakukanya maka A tulis T. apakah A
mengerti? Coba A ulangi? Naah bagus A.

c. Kontrak yang akan datang :

1. Topik :

Baik lah A bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara yang kedua
yaitu denganminum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul, apakah A bersedia?

2. Waktu :

A mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00 ?

3. Tempat :

A maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baiklah


A besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok A. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.

2. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Tujuan Tindakan Keperawatan :

a. Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol atau mencegah perilaku kekerasan secara fisik

b. Tujuan Khusus

· Klien dapat membina hubungan saling percaya

· Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

· Klien dapat mengidentifikasi tanda gejala perilaku kekerasan


· Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan

· Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

· Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

· Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1: teknik nafas
dalam

· Klien dapat memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.

Tindakan Keperawatan :

· Bina hubungan saling percaya

· Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan marahnya

· bantu klien mengungkapkan penyebab perilaku kekerasan

· Bantu klien mengungkapkan tanda gejala perilaku kekerasan yang dialaminya

· Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini

· Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada diri
sendiri, orang lain/keluarga, dan lingkungan

· Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik : teknik
napas dalam

· Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan didalam jadwal kegiatan harian

Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi bu. Perkenalkan saya perawat dari Puskesmas,Hari ini saya bertugas
untuk berkunjung ke rumah ibu, ibu suka dipanggil apa?
b. Evaluasi/validasi

bagaimana perasaan ibu saat ini? Saya lihat Bapak sering tampak marah dan kesal,
sekarang ibu masih merasa kesal atau marah ?”

c. Kontrak :

· Topik

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat ibu marah
dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok. bu?”

· Waktu

Berapa lama punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau
15 menit saja?

· Tempat

ibu senangnya kita berbicaranya dimana?. Dimana saja boleh kok, asal Ibu merasa
nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, bu”

· Tujuan

Agar ibu dapat mengontrol marah dengan kegiatan yang positif yaitu dengan latihan
fisik 1 : teknik nafas dalam dan tidak menimbulkan kerugian untuk diri sendiri
maupun orang lain.

2. Fase Kerja

“Nah, sekarang coba ibu ceritakan, Apa yang membuat ibu merasa marah? ”

Apakah sebelumnya ibu pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan
yang sekarang?”

“Lalu saat ibu sedang marah apa yang ibu rasakan? Apakah ibu merasa sangat kesal,
dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin
mengamuk?

“Setelah itu apa yang ibu lakukan? ”


“Apakah dengan cara itu marah/kesal ibu dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak, apa
kerugian yang ibu alami?”

“Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah ibu belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, ibu. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah ibu dapat tersalurkan.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas
dalam”

”Begini bu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah ibu rasakan, maka ibu berdiri atau
duduk dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup
perlahan –lahan melalui mulut”

“Ayo bu coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk dengan
rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5
kali. “

“Bagus sekali, ibu sudah bisa melakukannya”

“ Nah.. ibu tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya
latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul ibusudah terbiasa melakukannya”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

· Subyektif

“Bagaiman perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan


teknik relaksasi napas dalam tadi? Ya...betul, dan kelihatannya ibu terlihat sudah
lebih rileks”.
· Obyektif

”Coba ibu sebutkan lagi apa yang membuat ibu marah, lalu apa yang ibu rasakan
dan apa yang akan ibu lakukan untuk meredakan rasa marah”. Coba tunjukan pada
saya cara teknik nafas dalam yang benar.

“Wah...bagus, ibu masih ingat semua...”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis
dalam jadwal kegiatan harian ibu.

c. Kontrak yang akan datang

· Topik :“ Nah, bu. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah 1 nya saja. Masih
ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah ibu. Cara yang ke-2 yaitu
dengan teknik memukul bantal .

· Waktu : “Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke-2 ini besok, Bagaimana
kalau 15 menit lagi saja?

· Tempat : “Kita latihannya dimana, Pak? Di teras ruangan ini saja lagi , bu”.
“ok, bu

S-ar putea să vă placă și