Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
NPM : 08.11.1001.3510.054
JUDUL SKRIPSI : PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA
KARYAWAN PRODUKSI DAN KARYAWAN
NON PRODUKSI PT. BARA JAYA ENERGY
SITE BANTUAS
lainnya, oleh sebab itu karyawan harus pekerjaan yang dialami oleh karyawan
memiliki kinerja yang baik dalam bekerja memiliki kerakteristik yang berbeda-beda
ditetapkan dapat tercapai. Hal ini karyawan juga memiliki dua atau lebih
merupakan keinginan yang ideal bagi suatu jabatan sekaligus dalam satu perusahaan,
Tingkat stres adalah tinggi atau tugasnya sebagai karyawan kantor tetapi
dialami seseorang, maka semakin tinggi serupa, terlihat ada perbedaan tingkat stres
pula tingkat stres yang dirasakan dan antar karyawan. Hasil uji perbedaan rata-
apabila individu tersebut tidak dapat rata stres yang dialami karyawan Bank
mengelola dengan baik stres yang mereka BRI, diketahui bahwa terdapat perbedaan
alami, maka akan berdampak negatif bagi yang signifikan antar kelompok jabatan
individu tersebut. Dan sebaliknya semakin pada aspek struktur dan iklim organisasi;
sedikit atau rendah tekanan yang dialami kepribadian (afeksi negatif) individu;
maka tingkat stres juga akan semakin beban kerja berlebih; tuntutan pekerjaan;
rendah apabila dikelola dengan benar oleh dan ketidakpastian teknologi. Jika dilihat
menimbulkan tingkat stres yang berbeda dua jabatan lainnya. Dari lima aspek
sumber stres yang diketahui memiliki Kebanyakan para karyawan produksi
perbedaan signifikan antar jabatan, mendapatkan beban kerja yang berat selain
ditemukan bahwa tiga diantaranya secara mental dan fikiran tetapi juga fisik.
persen pada kelompok customer service mencapai target. Permintaan batubara yang
stres karyawan dibidang pertambangan, batubara. Ada yang menjadi owner adapula
karena melihat besarnya tuntutan yang menjadi kontraktor. PT. Bara Jaya
dan besarnya resiko kecelakaan. Untuk yang berdiri sendiri, dengan artian
produksi dituntut untuk bekerja dibawah menggunakan alat sendiri tidak melalui
tekanan dan tidak jarang karena tuntutan pihak kontraktor, hal ini yang membuat
ilmu pengetahuan psikologi industri barang atau jasa yang memiliki nilai
yang telah dikemukakan, maka “penelitian suatu barang atau jasa. Para tenaga
pekerjaan dilapangan
organisasi)
c. Stres yang bersumber pada akhir bulan namun target produksi belum
d. Stres yang bersumber pada untuk bekerja lebih keras, hal ini
Lebih lanjut menurut Shultz tingkat stres yang rendah hingga menengah
bahwa stres kerja pada individu melakukan pekerjaan secara lebih baik.
dapat juga berakibat ganguan berupa Namun tingkat stres yang tinggi pada
tingkat stres kerja antara karyawan bagian Sampel dalam penelitian ini adalah
produksi dan karyawan non produksi. karyawan produksi, engineering dan RM.
aspek stres pada penelitian ini yaitu lingkungan sosial dan stres yang
ganda dapat diartikan belum dapat korelasi butir dengan skor total
ini tentu saja tidak diharapkan. cronbach’s alpha skala stres kerja
tengah, terutama bagi mereka yang pada skor stres kerja mampu
c. Hasil uji coba skala stres pengukuran. Butir skala stres kerja
responden dapat dilihat pada tabel 5. tingkat stres rendah dan sangat rendah
produksi persentase tingkat stres tinggi dan Dari hasil Levene’s test for equality
Dari hasil analisis t-test diperoleh hasil produksi diperoleh hasil mean 67,15
nilai t=-2,795 dan nilai p=0.006 (p<0.05) dengan standar deviasi 10,52, sedangkan
berdasarkan data tersebut maka dapat pada karyawan non produksi hasil mean
diketahui ada perbedaan tingkat stres lebih rendah yaitu 63,04 dengan standar
non produksi. Sehingga dapat disimpulkan Dari data deskriptif yang diperoleh,
dari hasil uji hipotesis bahwa ada karyawan produksi dan non produksi
perbedaan tingkat stress antara karyawan memiliki rata-rata tingkat stres sedang,
produksi dan karyawan non produksi. Nilai pada karyawan produksi sekitar 44,30
rata-rata karyawan produksi lebih tinggi persen dan pada karyawan non produksi
karyawan non produksi, dengan mean = termasuk dalam kategori tingkat stres
bahwa ada perbedaan tingkat stres antara karyawan non produksi hanya berkisar
karyawan produksi dan karyawan non 26,58 persen. Persentase tingkat stres
produksi. Dari hasil analisis hasil didapat rendah dan sangat rendah karyawan non
nilai t=-2,795 dan nilai p=0,006 (p<0,05). produksi lebih tinggi yaitu 26.58 persen,
Berdasarkan hasil uji hipotesis juga sedangkan pada karyawan produksi hanya
memiliki cara dan persepsi yang berbeda tambang, sedangkan ada banyak
dalam menanggapi situasi pemicu stres. perusahaan tambang lain. Dalam satu
Untuk mencapai target produksi karyawan perusahaan tambang tingkat stres yang
dituntut untuk bekerja lebih keras, hal ini dialami juga berbeda antara perusahaan
karyawan non produksi. Tuntutan untuk penelitian ini hanya menggunakan satu
mencapai target membuat para atasan variabel yaitu stres kerja, sedangkan masih
bersikap menekan pada bawahan, sehingga banyak varibel lain yang bisa
dituntut untuk bekerja lebih keras bahkan Keterbatasan lain adalah jumlah
pada saat jam istirahat. Menurut Sutarto sampel, jumlah karyawan di PT. Bara Jaya
Wijono (2010), kondisi tempat kerja, Energy adalah 560 orang karyawan dari
pekerjaan dapat menjadi pemicu stres pada yang dijadikan populasi 380 karyawan
ketiga departemen yang dijadikan sampel antara karyawan produksi dan karyawan
setelah itu sesegera mungkin bahaya stres yang bisa terjadi pada
terjadi didalam perusahaan, karena negatif akibat stres kerja yang bisa