Sunteți pe pagina 1din 22

PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA KARYAWAN PRODUKSI DAN

KARYAWAN NON PRODUKSI


PT. BARA JAYA ENERGY SITE BANTUAS

NAMA : DWI RIZQI ANNISA

NPM : 08.11.1001.3510.054
JUDUL SKRIPSI : PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA
KARYAWAN PRODUKSI DAN KARYAWAN
NON PRODUKSI PT. BARA JAYA ENERGY
SITE BANTUAS

ABSTRAC 2795 and p = 0.006 (p <0.05), and mean


values for production employees was
This study aims to determine whether there
67.15, while the non-production employees
are differences in stress levels between
at 63.03. This indicated that there are
production employees and non-production
differences in the level of stress among
employees. this Stress question is stress
employees of production and non-
that occurs in a place of work is commonly
production employees with value
called job stress. Stress can show up on all
aspects of human life, including the stress Keywords : job stress, Production
found on occupations commonly called job employees, non-production employees
stress. Each individual has a level stress
INTISARI
and have a different way of dealing with
stress between each other.
Penelitian ini bertujuan untuk
This study was conducted at a coal mining mengetahui apakah terdapat perbedaan
company. The subjects were employees of
tingkat stres antara karyawan produksi dan
PT. Bara Jaya Energy which amounted to
158 people consisting of 79 production karyawan non produksi. Stres yang
employees and 79 non-production dimaksud adalah stres yang terjadi
employees. This study consisted a single disebuah tempat kerja yang biasa disebut
variable, which is job stress. this data
collection using method scale, with job stres kerja. Stres dapat muncul pada semua
stress scale measuring instrument aspek kehidupan manusia termasuk pula
consisting of a 32 point statement. Data didalamnya stres yang terdapat pada
analysis techniques using t-test, with help
bidang pekerjaan yang biasa disebut stres
of statistical program SPSS version 13.
The results were obtained value of t = - kerja. Setiap invidu memiliki tingkat stres
dan cara mengatasi stres yang berbeda Stres merupakan suatu bentuk
antara satu dengan lainnya.
reaksi tubuh terhadap suatu situasi yang
Penelitian
terlihat sulit atau bahaya. Secara sederhana
dilakukan pada sebuah perusahaan
tambang batubara. Subjek penelitian stres merupakan kondisi dimana setiap
adalah karyawan PT. Bara Jaya Energy
individu mengalami ketidakseimbangan
dengan jumlah 158 orang terdiri dari 79
dalam dirinya. Stres terjadi karena adanya
orang karyawan produksi dan 79 orang
karyawan non produksi. Penelitian ini keinginan yang tidak terpenuhi serta
diterdiri atas satu variabel, yaitu stres
harapan yang tidak sesuai rencana.
kerja. Pengumpulan data menggunakan
Dalam menjalankan pekerjaannya,
metode skala, dengan alat ukur skala stres
kerja yang terdiri dari 32 butir pernyataan. karyawan dapat mengalami tekanan atau
Teknik analisis data menggunakan t-test,
stres yang dinamakan stres kerja. Setiap
dengan bantuan program statistik SPSS
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
versi 13. Dari hasil penelitian
diperoleh nilai t = -2.795 dan nilai p = dapat memberikan beban tersendiri bagi
0.006 (p<0.05) dan nilai mean untuk
pelakunya, baik beban fisik, mental,
karyawan produksi sebesar 67.15
maupun sosial. Hasilnya, stres yang terlalu
sedangkan pada karyawan non produksi
sebesar 63.03. Hal ini menunjukan bahwa besar dapat mengancam kemampuan
terdapat perbedaan tingkat stres antar
seseorang untuk menghadapi
karyawan produksi dan karyawan non
lingkungannya, yang akhirnya dapat
produksi dengan nilai
mengganggu pelaksanaan tugas–tugas dan
Kata kunci : stres kerja, karyawan
produksi dan karyawan non produksi menyebabkan menurunnya prestasi kerja.

Masalah stres kerja di dalam organisasi


PENDAHULUAN
perusahaan menjadi gejala yang penting

A. Latar Belakang diamati sejak mulai timbulnya tuntutan

untuk efisien didalam pekerjaan.


Perusahaan ingin mencapai target dan dalam organisasi atau perusahaan adalah

mampu bersaing dengan perusahaan perbedaan beban pekerjaan. Beban

lainnya, oleh sebab itu karyawan harus pekerjaan yang dialami oleh karyawan

memiliki kinerja yang baik dalam bekerja memiliki kerakteristik yang berbeda-beda

agar target perusahaan yang telah dalam setiap pekerjaan. Terkadang

ditetapkan dapat tercapai. Hal ini karyawan juga memiliki dua atau lebih

merupakan keinginan yang ideal bagi suatu jabatan sekaligus dalam satu perusahaan,

perusahaan. karyawan tidak hanya menjalankan

Tingkat stres adalah tinggi atau tugasnya sebagai karyawan kantor tetapi

rendahnya keadaan psikis atau mental juga merangkap menjalankan tugas

seorang individu dalam menghadapi dilapangan.

tekanan. Semakin besar tekanan yang Pada penelitian sebelumnya yang

dialami seseorang, maka semakin tinggi serupa, terlihat ada perbedaan tingkat stres

pula tingkat stres yang dirasakan dan antar karyawan. Hasil uji perbedaan rata-

apabila individu tersebut tidak dapat rata stres yang dialami karyawan Bank

mengelola dengan baik stres yang mereka BRI, diketahui bahwa terdapat perbedaan

alami, maka akan berdampak negatif bagi yang signifikan antar kelompok jabatan

individu tersebut. Dan sebaliknya semakin pada aspek struktur dan iklim organisasi;

sedikit atau rendah tekanan yang dialami kepribadian (afeksi negatif) individu;

maka tingkat stres juga akan semakin beban kerja berlebih; tuntutan pekerjaan;

rendah apabila dikelola dengan benar oleh dan ketidakpastian teknologi. Jika dilihat

masing-masing individu. secara umum, stres yang dihadapi oleh

Faktor utama yang dapat customer service lebih besar ketimbang

menimbulkan tingkat stres yang berbeda dua jabatan lainnya. Dari lima aspek
sumber stres yang diketahui memiliki Kebanyakan para karyawan produksi

perbedaan signifikan antar jabatan, mendapatkan beban kerja yang berat selain

ditemukan bahwa tiga diantaranya secara mental dan fikiran tetapi juga fisik.

memiliki nilai rata-rata tertinggi 70 – 80 karena tuntutan perusahaan yang harus

persen pada kelompok customer service mencapai target. Permintaan batubara yang

(Dwi Lianasari, 2009). meningkat setiap bulan dapat memicu

Dalam penelitian ini, peneliti akan tingginya tingkat stres seseorang.

mengukur perbedaan tingkat stres antara Lingkungan fisik yang berat

karyawan produksi dengan karyawan non mengakibatkan para karyawan rentan

produksi dalam sebuah perusahaan yang mengalami kecelakaan.

bergerak dibidang pertambangan. Peneliti Di kota Sanga-sanga terdapat

tertarik untuk meneliti perbedaan tingkat banyak sekali perusahaan tambang

stres karyawan dibidang pertambangan, batubara. Ada yang menjadi owner adapula

karena melihat besarnya tuntutan yang menjadi kontraktor. PT. Bara Jaya

pencapaian target batubara setiap bulannya Energi merupakan perusahaan tambang

dan besarnya resiko kecelakaan. Untuk yang berdiri sendiri, dengan artian

mencapai target batubara, departemen melakukan aktifitas penambangan

produksi dituntut untuk bekerja dibawah menggunakan alat sendiri tidak melalui

tekanan dan tidak jarang karena tuntutan pihak kontraktor, hal ini yang membuat

tersebut akan terjadi insiden-insiden atau peneliti tertarik untuk melakukan

kecelakaan. penelitian di PT. Bara Jaya Energy yang

Subyek dalam penelitian ini adalah terletak di kelurahan Bantuas, kecamatan

para karyawan produksi dan karyawan non Palaran kota Samarinda.

produksi suatu perusahaan pertambangan.


Berdasarkan uraian diatas, peneliti D. Manfaat penelitian

tertarik untuk melakukan penelitian dengan Dengan di lakukannya penelitian

judul “PERBEDAAN TINGKAT STRES ini di harapkan dapat berguna dan

ANTARA KARYAWAN PRODUKSI bermanfaat bagi :

DAN KARYAWAN NON PRODUKSI 1. Subyek penelitian, diharapkan

PT. BARA JAYA ENERGY SITE dengan adanya penelitian ini

BANTUAS”. karyawan dari departemen produksi

maupun non produksi dapat lebih


B. Rumusan Masalah
faham, mengerti dan mengetahui
“Apakah terdapat perbedaan tingkat
sejauh mana tingkat stres yang
stres antara karyawan produksi dan
mereka alami dan dapat menemukan
karyawan non produksi di PT. Bara Jaya
cara yang tepat dalam mengatasi
Energy?”
stres yang mereka alami. Sehingga

meningkatkan produktifitas kerja.


C. Keaslian Penelitian
2. Manajemen perusahaan, dapat
Sebatas pengetahuan penulis belum
menjadi tolak ukur agar kiranya di
ada penelitian yang meneliti tentang
sebuah perusahaan lebih
perbedaan tingkat stres antara karyawan
memperhatikan dampak dari stres
produksi dan karyawan nonproduksi
kerja yang terjadi pada karyawan
dibidang pertambangan. Penelitian
dalam masing–masing bagian dan
terdahulu kebanyakan meneliti tentang
jabatan. Menambah wawasan tentang
faktor-faktor penyebab stres kerja dan
pentingnya pemahaman perusahaan
pengaruh stres kerja terhadap kepuasan,
dalam mengelola stres karyawan.
kinerja, dan motivasi
Dan masukan kepada perusahaan
agar lebih mengelola stres para Menurut H. Kusnadi. HMA

karyawan demi kelancaran dkk (2004), produksi sering kali

produktifitas para karyawan. didefinisikan sebagai suatu proses

3. Para praktisi psikologi, sebagai atau rangkaian aktivitas yang

sumbangan teoritis terhadap kajian diperlukan untuk membuat suatu

ilmu pengetahuan psikologi industri barang atau jasa yang memiliki nilai

khususnya kajian mengenai stres ekonomis atau nilai guna. Proses

tingkat kerja karyawan. yang melibatkan gerakan simultan

dari arus fisik bahan, tenaga kerja,

E. Tujuan Penelitian dan proses yang dirancang untuk

Berdasarkan latar belakang masalah mengubah berbagai unsur menjadi

yang telah dikemukakan, maka “penelitian suatu barang atau jasa. Para tenaga

ini bertujuan untuk mengetahui apakah kerja yang melakukan proses

ada perbedaan tingkat stres antara produksi disebut karyawan produksi.

karyawan produksi dan karyawan non


Karyawan produksi memiliki
produksi.”
tanggung jawab untuk menyediakan

permintaan batubara setiap bulannya

sesuai dengan planning yang telah


BAB II
dibuat oleh departemen engineering.
TINJAUAN PUSTAKA
Apabila plan tidak tercapai maka

A. Karyawan Produksi dan perusahaan akan mengalami

Karyawan Non Produksi kerugian. Jadi, tugas utama dari

karyawan produksi adalah mencapai


1. Karyawan Produksi
target produksi yang telah ditentukan unit untuk proyek harian,

setiap bulannya. mingguan, bulanan dan

2. Karyawan Non Produksi tahunan. Selanjutnya, untuk

a. Karyawan Engineering operasional di lapangan ada

Untuk operasional membuat dua bagian lagi yaitu geologist

planning ada jabatan yang dan survey. Geologist memiliki

disebut mineplan. Mineplan dua bagian yaitu tim drilling

terbagi menjadi dua bagian dan quality control. Drilling

yaitu long term (gambaran bertugas melakukan kegiatan

jangka panjang) dan short term eksplorasi guna mencari

(gambaran jangka pendek). cadangan mineral yang

Tugas dari mineplan adalah prospektif untuk di eksploitasi

menyediakan rencana serta bekerja sama dengan juru

penambangan (membuat bor dan wheel site. Quality

planning harian, mingguan, control bertugas membuat

bulanan dan tahunan termasuk perencanaan lokasi

sequence tambang, disposal, penambangan batubara

jalan, dan drainage untuk berdasarkan kualitas yang

didistribusikan ke departemen diinginkan dengan bekerja

produksi), mengevaluasi sama dengan bagian

kemajuan tambang dan perencanaan tambang.

performance operasional menganalisa kualitas batubara.

penambangan, membuat setting Tim Survey bertugas

unit dan menghitung kapasitas


memonitoring progress Mekanik terbagi menjadi tiga

penambangan. bagian yakni mekanik 1,

mekanik 2 dan mekanik 3.


b. Karyawan Repair and
Mekanik 1 adalah para senior
Maintenance (RM)
yang memiliki kemampuan

atau menguasai semua problem


Karyawan RM memiliki tugas
unit dari yang paling ringan
yang tidak kalah penting dari
sampai yang paling berat,
karyawan produksi dan
mekanik 2 khusus
engineering, tugas karyawan
memperbaiki problem yang
RM adalah mengupayakan
dianggap ringan sampai dengan
tercapainya availability yang
problem cukup berat,
tinggi terhadap unit-unit (A2B)
sedangkan mekanik 3 hanya
produksi dan sarana
dikhususkan memperbaiki
pendukungnya, mengupayakan
problem ringan saja
perawatan unit secara berkala
.
dapat berjalan dengan baik 3. Pengertian Stres Kerja

sesuai dengan jadwal service, Stres adalah suatu abstraksi,

serta berkoordinasi dengan dimana orang tidak dapat melihat

departemen produksi, penyebab dan pembangkit stres,

engineering dan logistik guna tetapi dapat melihat dampak dan

ketercapaian target produksi akibat dari pembangkit stres

setiap bulannya. Operasional tersebut (Munandar,2001).

pekerjaan dilapangan

dilakukan oleh para mekanik.


Hudson (2001) menyatakan a. Lingkungan

bahwa stres merupakan suatu b. Organisasi

respon psikologis maupun fisik c. Individu

yang terjadi ketika seseorang


5. Faktor-faktor yang
merasa bahwa dia sedang berada
Mempengaruhi Stres Kerja
pada sebuah situasi yang
Nelson dan Burke (2002)
mengancam.
bahwa stres kerja sangat dipengaruhi
Berdasarkan uraian di atas oleh berbagai faktor diantaranya :
maka stres kerja dapat didefinisikan
a. Efikasi diri
sebagai kondisi psikologis dan
b. Kontrol diri
fisiologis yang muncul dari interaksi
c. Dukungan sosial
antara individu-individu dengan
d. Tingkat pendidikan
lingkungan kerjanya, yang
e. Penerimaan diri
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

masing-masing individu yang 6. Aspek-aspek Penyebab

berbeda-beda serta persepsi masing- Stres Kerja

masing individu terhadap situasi yang Menurut Munandar (2001)

dihadapinya. ada lima aspek-aspek penyebab

stres kerja yaitu :


4. Sumber Stres

Stephen P. Robbins & a. Stres yang bersumber pada

Timothy A. Judge (2008) membagi tugas (pengembangan karir)

menjadi 3 (tiga) sumber-sumber b. Stres yang bersumber pada

potensi stres, yaitu : peran (peran dalam

organisasi)
c. Stres yang bersumber pada akhir bulan namun target produksi belum

lingkungan fisik (struktur dan juga mendekati jumlah yang ditargetkan.

iklim organisai) Dalam hal ini karyawan produksi dituntut

d. Stres yang bersumber pada untuk bekerja lebih keras, hal ini

lingkungan sosial (peran dalam menyebabkan tingginya potensi akan

organisasi) kecelakaan kerja terjadi. Berdasarkan data

e. Stres yang bersumber pada yang diperoleh peneliti 68,42 persen

karakteristik individual (faktor karyawan yang mengalami kecelakaan

intrinsik) kerja adalah karyawan produksi.

7. Dampak Stres Kerja Bagi sebagian besar karyawan,

Lebih lanjut menurut Shultz tingkat stres yang rendah hingga menengah

dan Shultz dan Robbins (2004) masih memungkinkan mereka untuk

bahwa stres kerja pada individu melakukan pekerjaan secara lebih baik.

dapat juga berakibat ganguan berupa Namun tingkat stres yang tinggi pada

: akhirnya akan merugikan dan kinerja pun

akan menurun. Kerangka penelitian


1. Deviasi (gangguan) fisiologis
sebagai berikut :
2. Deviasi (gangguan) psikologis

3. Deviasi (gangguan) prilaku


KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI

B. Perbedaan Tingkat Stres Karyawan

Tingkat stres karyawan produksi

meninggi terjadi apabila ada tekanan untuk


KARYAWAN NON
pencapaian target, ketika sudah mendekati PRODUKSI
Kerangka Konsep Penelitian Job Site kelurahan Bantuas kecamatan

Palaran kota Samarinda dengan jumlah


C. Hipotesis
populasi 380 orang karyawan.
Hipotesis yang diajukan pada
2. Sampel
penelitian ini adalah terdapat perbedaan

tingkat stres kerja antara karyawan bagian Sampel dalam penelitian ini adalah

produksi dan karyawan non produksi. karyawan produksi, engineering dan RM.

Sampel dalam penelitian ini adalah 158


BAB III
karyawan. Penentuan sampel dalam
METODE PENELITIAN penelitian menggunakan teknik simple

random, dikatakan simple (sederhana)


A. Tipe Penelitian
karena pengambilan sampel dari anggota
Tipe penelitian yang digunakan
populasi dilakukan secara acak tanpa
adalah tipe penelitian survey komparasi.
memperhatikan strata yang ada dalam
Penelitian survey komparasi adalah
populasi (Sugiyono, 20011).
penelitian yang membandingkan

keberadaan satu variabel atau lebih pada


C. Variabel Penelitian dan
dua atau lebih sampel yang berbeda, atau
Pengukurannya
pada waktu yang berbeda (Sugiyono,
1. Stres Kerja
2011).
a. Definisi Operasional

B. Subjek Penelitian Definisi operasional stres

kerja mengacu pada teori yang


1. Populasi
dikemukakan oleh Munandar
Populasi dalam penelitian ini
(2001). Stres kerja adalah suatu
adalah karyawan PT. Bara Jaya Energy
respon individu yang dipengaruhi
oleh karakteristik individual dan b. Pengembangan alat ukur skala

proses psikologis yang terjadi dan stres kerja

kemudian menimbulkan Stres kerja pada penelitian

ketegangan dalam diri individu ini menggunakan aspek stres

yang mempengaruhi emosi, proses berdasarkan konsep Munandar

kognitif, dan kondisi individu (2001). Skala stres kerja

sebagai konsekuensi dari interaksi dikembangkan dengan memuat

individu dengan lingkungan kerja aspek-aspek yaitu; stres yang

yang dapat menimbulkan bersumber pada peran, stres yang

penyimpangan fisik, psikologis, bersumber pada lingkungan fisik,

maupun perilaku. Adapun aspek- stres yang bersumber pada

aspek stres pada penelitian ini yaitu lingkungan sosial dan stres yang

: bersumber pada karakteristik

1) Stres yang bersumber pada individual. Skala stres kerja terdiri

tugas dari 78 butir pernyataan.

2) Stres yang bersumber pada Skala stres kerja dalam

peran penelitian ini menggunakan metode

3) Stres yang bersumber pada Likert yang telah dimodifikasi

lingkungan fisik menjadi empat alternatif jawaban

4) Stres yang bersumber pada yaitu; sangat sesuai (SS), sesuai

lingkungan sosial (aspek (S), tidak sesuai (TS), dan sangat

lingkungan) tidak sesuai (STS), yang disajikan

5) Stres yang bersumber pada dalam bentuk kalimat favourable

karakteristik individual dan unfavourable, dengan penilaian


bergerak dari 1 sampai 4 untuk Hasil uji coba terdiri dari 78

pernyataan unfavourable dan 4 butir dengan N = 30 menunjukkan

sampai 1 untuk pernyataan 32 butir memenuhi syarat indek

favourable. Peneliti memilih daya diskriminasi dan dinyatakan

meniadakan pilihan netral sahih dan 46 butir dinyatakan

berdasarkan tiga alasan; pertama, gugur. Butir-butir yang memenuhi

jawaban tengah mengandung arti indek daya diskriminasi, koefisien

ganda dapat diartikan belum dapat korelasi butir dengan skor total

memutuskan atau memberi skala yang dikoreksi berkisar 0.349

jawaban, bisa juga dianggap setuju sampai dengan 0.737.

atau tidak setuju. Jawaban seperti Hasil uji reliabilitas

ini tentu saja tidak diharapkan. cronbach’s alpha skala stres kerja

Kedua, tersedianya pilihan tengah diperoleh koefisien reliabilitas =

atau netral dapat menimbulkan 0.921. Ini menunjukan arti

kecenderungan untuk lebih jawaban perbedaan (variasi) yang tampak

tengah, terutama bagi mereka yang pada skor stres kerja mampu

masih ragu-ragu. Dan ketiga, jika mencerminkan 92.1 persen dari

disediakan pilihan netral maka variasi skor murni kelompok

peneliti akan kehilangan banyak subyek yang bersangkutan. Dan 7.9

data sehingga akan mengurangi persen perbedaan yang tampak

informasi yang digali (Hadi, 2004) disebabkan oleh variasi kesalahan

c. Hasil uji coba skala stres pengukuran. Butir skala stres kerja

kerja yang memenuhi indeks daya

diskriminasi dan koefisien


reliabilitas selanjutnya disusun
A. Hasil Penelitian
sebagai alat pengambilan data
1. Karakteristik Responden
mengenai stres kerja.
Berdasarkan umur, karyawan

PT. Bara Jaya Energy yang menjadi


.D. Teknik Analisis Data
sampel rata-rata berumur 20-35 tahun
Model statistik yang digunakan
dengan jumlah persentase paling
untuk menguji hipotesis adalah analisis
tinggi yaitu sekitar 70,88 persen,
beda t-test. Alasan yang mendasari model
selanjutnya karyawan berumur kisaran
analisis ini yang dipilih sebagai metode
36-45 tahun diurutan kedua dengan
analisis data adalah karena sesuai dengan
persentase 21,52 persen, karyawan
tujuan penelitian, yaitu untuk menguji
berumur ≥ 45 tahun sekitar 6,96
perbedaan tingkat stres karyawan bagian
persen dan hanya ada1 karyawan
produksi dan non produksi. Sebelum
berumur ≤ 20 tahun atau sekitar 0,64
analisis data terlebih dahulu dilakukan uji
persen.
asumsi, yaitu uji normalitas dan uji
Berdasarkan jenis kelamin,
homogenitas (Hadi, 2000). Perhitungan
didapat data bahwa rata-rata jenis
statistik dilakukan dengan bantuan
kelamin karyawan PT. Bara Jaya
program Statistical Package for Social
Energy yang menjadi sampel adalah
Sciences (SPSS) 13 for Windows.
berjenis kelamin laki-laki.

Perbandingannya adalah dengan

persentase sebesar 97,47 persen untuk


BAB IV
karyawan dengan jenis kelamin laki-
HASIL PENELITIAN DAN laki dan 2,53 persen untuk karyawan
PEMBAHASAN
dengan jenis kelamin perempuan.
Jumlah dan persentase distribusi dengan karyawan produksi. Sebaliknya,

responden dapat dilihat pada tabel 5. tingkat stres rendah dan sangat rendah

persentase karyawan non produksi lebih


2. Hasil Uji Deskriptif
tinggi dibanding karyawan produksi yaitu
Berdasarkan hasil pengukuran
dengan persentase 26,58 persen dan 21,52
melalui skala stres kerja maka diperoleh
persen pada karyawan produksi.
rerata empirik 65,09 dan rerata hipotetik

80,00 sehingga sebaran data skala stres


4. Hasil Uji Asumsi
kerja dapat dikategorikan normal (rerata

empirik ≤ rerata hipotetik). a. Hasil Uji Normalitas

3. Kesimpulan perbedaan tingkat stres Hasil uji asumsi normalitas sebaran

karyawan terhadap variable stres kerja

Dari hasil penelitian menunjukkan menghasilkan nilai Z=1,267 dan

bahwa karyawan produksi memiliki tingkat p=0,081 (p>0.05). Hasil uji

stres kerja yang cenderung lebih tinggi berdasarkan kaidah menunjukkan

daripada karyawan non produksi. sebaran butir-butir stres kerja

Kategorisasi skor skala stres kerja adalah normal.

menunjukan bahwa pada karyawan b. Hasil Uji Homogenitas

produksi persentase tingkat stres tinggi dan Dari hasil Levene’s test for equality

sangat tinggi mencapai 34,17 persen dari of variances diperoleh nilai

79 karyawan produksi yang menjadi signifikansi 0,023 lebih kecil dari

sampel penelitian. Sedangkan pada 0,05 (p<0,05) maka varian

karyawan non produksi persentase tingkat dianggap tidak sama atau

stres tinggi dan sangat tinggi hanya 18,99 heterogen.

persen dari jumlah sampel yang sama


5. Hasil Uji Hipotesis karyawan non produksi. Pada karyawan

Dari hasil analisis t-test diperoleh hasil produksi diperoleh hasil mean 67,15

nilai t=-2,795 dan nilai p=0.006 (p<0.05) dengan standar deviasi 10,52, sedangkan

berdasarkan data tersebut maka dapat pada karyawan non produksi hasil mean

diketahui ada perbedaan tingkat stres lebih rendah yaitu 63,04 dengan standar

antara karyawan produksi dan karyawan deviasi 7,78

non produksi. Sehingga dapat disimpulkan Dari data deskriptif yang diperoleh,

dari hasil uji hipotesis bahwa ada karyawan produksi dan non produksi

perbedaan tingkat stress antara karyawan memiliki rata-rata tingkat stres sedang,

produksi dan karyawan non produksi. Nilai pada karyawan produksi sekitar 44,30

rata-rata karyawan produksi lebih tinggi persen dan pada karyawan non produksi

dibandingkan dengan nilai rata-rata sekitar 54,43 persen. Sedangkan yang

karyawan non produksi, dengan mean = termasuk dalam kategori tingkat stres

67,15 berbanding 63,04. tinggi dan sangat tinggi pada karyawan

produksi persentasenya lebih besar

B. Pembahasan daripada karyawan non produksi yaitu

Hasil penelitian ini menunjukan berkisar 34,17 persen, sedangkan pada

bahwa ada perbedaan tingkat stres antara karyawan non produksi hanya berkisar

karyawan produksi dan karyawan non 26,58 persen. Persentase tingkat stres

produksi. Dari hasil analisis hasil didapat rendah dan sangat rendah karyawan non

nilai t=-2,795 dan nilai p=0,006 (p<0,05). produksi lebih tinggi yaitu 26.58 persen,

Berdasarkan hasil uji hipotesis juga sedangkan pada karyawan produksi hanya

menunjukan bahwa ada perbedaan tingkat 21,52 persen.

stres antara karyawan produksi dan


Robbins dan Judge (2008) serta persaingan ditempat kerja membuat

menyatakan bahwa faktor yang individu merasa tidak puas.

menyebabkan stres ditempat kerja terutama

berasal dari tugas dan tututan peran. C. Keterbatasan Penelitian

Pekerjaan-pekerjaan tertentu memang lebih Adapun keterbatasan penelitian ini

cenderung memicu stres daripada adalah hanya dilakukan pada satu

pekerjaan lain, tetapi setiap individu perusahaan

memiliki cara dan persepsi yang berbeda tambang, sedangkan ada banyak

dalam menanggapi situasi pemicu stres. perusahaan tambang lain. Dalam satu

Untuk mencapai target produksi karyawan perusahaan tambang tingkat stres yang

dituntut untuk bekerja lebih keras, hal ini dialami juga berbeda antara perusahaan

melibatkan karyawan produksi maupun satu dengan perusahaan lain. Dalam

karyawan non produksi. Tuntutan untuk penelitian ini hanya menggunakan satu

mencapai target membuat para atasan variabel yaitu stres kerja, sedangkan masih

bersikap menekan pada bawahan, sehingga banyak varibel lain yang bisa

karyawan baik produksi dan non produksi diperbandingkan.

dituntut untuk bekerja lebih keras bahkan Keterbatasan lain adalah jumlah

pada saat jam istirahat. Menurut Sutarto sampel, jumlah karyawan di PT. Bara Jaya

Wijono (2010), kondisi tempat kerja, Energy adalah 560 orang karyawan dari

hubungan interpersonal dan tuntutan Sembilan departemen yang ada. Namun

pekerjaan dapat menjadi pemicu stres pada yang dijadikan populasi 380 karyawan

karyawan. Udara panas, perkerjaan yang diambil dari departemen produksi,

monoton yang mengalami tekanan waktu engineering dan RM (repair and

maintenance) kemudian yang dijadikan


sampel hanya 158 orang karyawan dan dari menunjukkan ada perbedaan tingkat stres

ketiga departemen yang dijadikan sampel antara karyawan produksi dan karyawan

tersebut di dominasi oleh karyawan non produksi.

berjenis kelamin laki-laki. Sehingga jenis


B. Saran
kelamin tidak bisa dibuat acuan
Berdasarkan hasil penelitian yang
perbandingan tingkat stres.
dilakukan, maka peneliti menyarankan

beberapa hal sebagai berikut :


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Saran bagi Perusahaan

Diharapkan perusahaan lebih


A. Kesimpulan
memperhatikan dampak positif dan
Berdasarkan hasil penelitian yang
negatif dari stres kerja, karena stres
telah dilakukan maka dapat disimpulkan
kerja akan berpengaruh terhadap
bahwa ada perbedaan tingkat stres antara
kinerja seseorang. Tekanan
karyawan produksi dan karyawan non
organisasi harus dikendalikan dan
produksi. Hasil analisi t-test menunjukan
dikelola dengan baik sehingga dapat
berdasarkan group statistics, karyawan
meringankan dampak negatif dari
produksi memiliki nilai rata-rata 67.15
stres kerja. Sebaiknya perusahaan
dengan standar deviasi 10.52 sedangkan
melakukan pemberian pemahaman
karyawan non produksi dibawahnya yaitu
akan efek negatif dan positif yang
63.04 dengan standar deviasi 7.78
bisa terjadi akibat stres kerja dan
perbedaan juga terlihat dari nilai p = 0.006,
memberikan pelatihan manajemen
jika p>0.05 maka tidak ada perbedaan
stres kerja kepada para leader
sedangkan jika p<0.05 maka ada

perbedaan. Jadi dalam penelitian ini


sehingga dapat disosialisasikan pada bulan tidak terlalu memberi tekanan

anggotanya. yang berlebih pada karyawan guna

ketercapaian target. Berdasarkan


Aspek-aspek dan indikator
penelitian yang dilakukan, aspek
pemicu stres kerja dapat menjadi
dan indikator pemicu meningkatnya
acuan untuk melakukan evaluasi
stres kerja dapat dilihat pada
sistem kerja. Pada perusahaan ini
lampiran.
pemicu utama meningkatnya stres

pada karyawan non produksi Peneliti juga menyarankan

disebabkan oleh perbedaan gaji. agar perusahaan dapat mengadakan

Mungkin sebaiknya menejemen kegiatan-kegiatan refreshing paling

perusahaan lebih mengkaji tidak satu kali dalam satu tahun

bagaimana sebaiknya penanganan (misal: family gathering). Kegiatan-

masalah perbedaan gaji pada kegiatan seperti ini selain dapat

karyawan non produksi sehingga mengurangi stres akibat kelelahan

dapat mengurangi tingkat stres. kerja, juga dapat menumbuhkan rasa

Sedangkan pada karyawan produksi, kekeluargaan antar karyawan satu

deadline tugas menjadi pemicu dengan karyawan lain, membuat

utama meningkatnya stres hubungan kerja sama lebih erat dan

karyawan, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang yang

disarankan agar kiranya dapat lebih baik untuk kedepannya.

membuat planning yang lebih Diharapkan juga pada perusahaan

matang dan dilakukan diawal bulan agar dapat lebih memperhatikan

setelah itu sesegera mungkin bahaya stres yang bisa terjadi pada

didistribusikan, sehingga pada akhir karyawan dan meningkat pola kerja


yang dapat meminimalisir stres lingkungan kerja yang nyaman dan

kerja pada karyawan. bebas dari ancaman stres.

2. Saran bagi Karyawan 3. Saran bagi Penelitian selanjutnya

Bagi karyawan diharapkan Penelitian selanjutnya

untuk dapat menyesuaikan diri diharapkan agar lebih dalam

terhadap segala perubahan yang memahami akan dampak positif dan

terjadi didalam perusahaan, karena negatif akibat stres kerja yang bisa

berbagai perubahan itu akan terjadi pada karyawan. Hendaknya

menimbulkan dampak bagi tidak hanya meneliti satu variabel

karyawan, baik dampak positif yaitu stres kerja, tapi sebaiknya

maupun negatif. Karyawan juga dapat juga menggunakan dua atau

harus dapat menjaga kesehatan fisik lebih variabel lain.

dan kesehatan mental. Perubahan


Penelitian tidak hanya
iklim dan cuaca yang tidak menentu
dilakukan pada karyawan yang
dapat membuat karyawan mudah
berada dilapangan, tetapi juga pada
terserang penyakit jika tidak
karyawan yang ada di kantor dan
memiliki daya tahan tubuh yang
tidak hanya pada karyawan dengan
kuat. Disamping itu, karyawan juga
dominasi laki-laki tetapi juga pada
harus pandai menjaga emosi agar
wanita.
tidak mudah mengalami tingkat
Sebaiknya penelitian
stres tinggi. Terakhir karyawan juga
mencakup semua departemen yang
harus dapat menjaga hubungan baik
ada didalam sebuah perusahaan,
terhadap rekan kerja maupun
agar jawaban yang didapat lebih
terhadap atasan agar tercipta suatu
bervariasi dan dinamika tingkat stres Hadi, S. 2000. Seri program statistic versi
2000. Manual SPS Paket Midi.
yang terjadi juga semakin beragam, Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
karena banyak departemen yang
Hudson, C 2001. Psychology and
akan diperbandingkan. Work

Kusnadi, H.HMA, Marwan, Kadarisman,


DAFTAR PUSTAKA S.H. 2004. Pengantar Bisnis dan
Wirausaha. Malang: Saroda
Anitawidanti, H. 2010. Analisis Hubungan Lianasari, D. 2009. Sumber Stres
Antara Stres Kerja Dengan Kepuasan Karyawan Lini Depan Perbankan : Studi
Kerja Karyawan Berdasarkan Kasus
Gender. Studi Pada PT. Trasindo PT. Bank Rakyat Indonesia Jakarta.
Semarang. Skripsi. Semarang : Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Universitas Diponegoro.
Elly,N. 2012. Nova : Anda dan Karir. Edisi
Arismunandar. 2008. 24.000 guru di 56, 30 Juli 2012. Hal 40.
Sulawesi Selatan menderita stres
berat. www.forumsdm.org. Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri
retrieved 26 May 2009. dan Organisasi. Jakarta :
Universitas Indonesia (UI-Press).
Assegaf, U.Y. 2005. Pengaruh Konflik dan
Stres Kerja Terhadap Komitmen
Nelson, D.L., & Burke, J. 2002. Gender
Organisasi : Studi Kasus Pada
Work Stress and Health American
Akuntan Publik Dan Akuntan
Psychological Association. Unites
Pemrintahan Daerah Istimewa
States of America.
Yogyakarta. Jurnal Akutansi dan
Bisnis Vol.5, No.2. Hal 91-106.
Nurhayati, K. 2007. Tingkat Stres Pada
Karyawan SPBU Bagian Operator Ditinjau
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith,
Dari Shift Kerja. Skripsi. Semarang
E.E., & Bem, D.J. 2002. Pengantar
: Universitas Katholik Soegijapranata.
psikologi (penerjemah Kusuma,
W.). Batam: Interaksara.
Robbins, S.P. 2004. Perilaku Organisasi :
Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi. Edisi
Azwar, S. 2004. Validitas dan Reliabilitas.
Bahasa Indonesia Jilid 1 dan 2.
Yogyakarta : Sigma Alpha.
Jakarta: PT. Prenhallindo.
Badra, I.W., & Prawitasari, J.E. 2005.
Robbins, S.P. & Judge, T. (2008). Perilaku
Kinerja dosen: Hubungan antara
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
stress dan motivasi dengan kinerja
dosen tetap pada Akper sorong.
Sari, I.N,. 2011. Hubungan Antara Tingkat
KMPK Working Paper. Januari no
Stres Dengan Perilaku Merokok Pada
8. Yogyakarta: Magister Kebijakan
Siswa Laki-laki Perokok SMKN 2
dan Managemen Pelayanan
BatuSangkar. Skripsi : Universitas
Kesehatan Universitas Gadjah
Andalas.
Mada.
Unpublished. Surabaya: Faculty of
Siswanti. Y. 2006. Analisis Pengaruh Stres Management Airlangga Univeristy.
Kerja Dalam Mediasi Hubungan
Antara Politik Organisasional
Dengan Perilaku Agresif : Studi
Kasus Pada RS PKU
Muhammadiyah Dan DKT Di
Yogyakarta. Jurnal Siasat Bisnis.
Hal 165-180.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung :
CV. Alfabeta.

Sunarni, T. dan Istanti, V. 2007. Pengaruh


Stres Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Interbis Sejahtera Palembang.
Jurnal Teknik Industri, Vol.7 No.2.

Suroso, A.I. & Siahaan, R. 2006. Pengaruh


Stres Dalam Pekerjaan Terhadap
Kinerja Karyawan : Studi Kasus
PT. NIC. Jurnal Manajemen
Agribisnis, Vol.3 No.1 Hal 19-30.

Puspitasari. 2005. Pengaruh Stres Kerja


Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rumah
Sakit Syaipul Anwar Malang.
Jurnal Studi Manajemen Swagata.
Vol. 2 Hal 34-46.

Tunjungsari, P. 2011. Pengaruh Stres Kerja


Teerhadap Kepuasa Kerja Karyawan
Pada Kantor Pusat PT. POS
(Persero) Bandung. Skripsi.
Bandung : Universitas Komputer
Indonesia.

Widyastuti, E. 2008. Influence of


organizational stress on job satisfaction
faculty
of economics lecturer with internal
locus of control as
moderatorvariabel in university of
muhammadiyah malang. Thesis.

S-ar putea să vă placă și