Sunteți pe pagina 1din 12
ISSN 2442-7659 OW infoeisn!s PUSAT DATA DAN INFORMAS! KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Indonesia A. PENDAHULUAN Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun terjadi peningkatan kebutuhan akan tenaga kesehatan salah satunya tenaga keperawatan, Perawat adalah profesi/tenaga kesehatan yang jumiah dan kebutuhannya paling banyak di antara tenaga kesehatan lainnya. Rasio perawat terhadap 100.000 penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 94,07 perawat per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 menurun menjadi 87,65 perawat per 100.000 penduduk. Keduanya masih jauh dari target rasio perawat yang ditetapkan pada tahun 2014 sebesar 158 perawat per 100.000 penduduk, bahkan jauh dari target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 sebesar 180 perawat per 100.000 penduduk. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK), persentase jumlah perawat adalah yang terbesar di antara tenaga kesehatan lain yaitu 29,66 % dari seluruh rekapitulasitenaga kesehatan di Indonesia per Desember 2016. Legalitas dan pengakuan profesi keperawatan menjadi lebih jelas setelah disahkannya Undang- Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Namun permasalah dan isu-isu keperawatan pun masih timbul di antaranya masalah distribusi dan kompetensi tenaga perawat, beserta masalah kewenangan praktik keperawatan mandiri maupun kolaborasi dan hak-hak serta kewajiban perawat yang dirasakan masih dibatasi. Melalui publikasi ini diharapkan dapat merangkum gambaran/situasi berupa data dan informasi tenaga dan profesi keperawatan di Indonesia, B, | PROFESIKEPERAWATAN Dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan dijelaskan bahwa definisi keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Sedangkan definisi perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan kepada individu, kelompok, atau masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai sebuah profesi yang melaksanakan asuhan dan praktik keperawatan, seorang perawat dengan kualifikasinya diwajibkan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti tertulis dan pencatatan resmi yang dikeluarkan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI). Untukmemperoleh STR, Seorang calon perawat profesional harus memiliki dua jenis sertifikat terlebin dahulu, yaitu sertifikat kompetensi sebagai surat tanda pengakuan untuk kompetensi perawat yang sudah lulus Uji kompetensi dan sertifixat profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi keperawatan sebagai surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik keperawatan. Jenis perawat berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan terdiri dari 1. Perawat Vokasi ; Lulusan minimal D3 Keperawatan 2. Perawat Profesi; Lulusan S1 Keperawatan Perawat profesiterdiri dari Ners dan Ners Spesialis. Peran perawat secara umum di antaranya : 1. Care provider (pemberi asuhan) yaitu. dalam memberi pelayanan berupa asuhan keperawatan perawat dituntut menerapkan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal. 2. Manager dan Community leader (pemimpin komunitas) yaitu dalam menjalankan peran sebagai perawat dalam suatu komunitas/kelompok masyarakat, perawat terkadang dapat menjalankan peran kepemimpinan, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial dan juga dapat menerapkan kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam asuhan klien. 3. Educator yaitu dalam menjalankan perannya sebagai perawat klinis, perawat komunitas, maupun individu, perawat harus mampu berperan sebagai pendidik Klien dan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya 4. Advocate (Pembela) yaitu dalam menjalankan perannya perawat diharapkan dapat mengadvokasi atau memberikan pembelaan dan perlindungan kepada pasien atau komunitas sesuai dengan pengetahuan dan kewenangannya. 5. Researcher yaitu dengan berbagai kompetensi dan kemampuan intelektualnya perawat diharapkan juga mampu melakukan penelitian sederhana di bidang keperawatan dengan cara menumbuhkan ide dan rasa ingin tahu serta mencari jawaban terhadap fenomena yang tejadi pada Klien di komunitas maupun klinis. Dengan harapan dapat menerapkan hasil kajian dalam rangka membantu mewujudkan Evidence Based Nursing Practice (EBNP). C. _ SITUASIDATADAN INFORMASI TENAGA PERAWAT DI INDONESIA. 4. Proporsi Jumlah Perawat di antara SDM Kesehatan Lainnya yang Didayagunakan diFasilitas Layanan Kesehatan. Gambar 1. Proporsi Jumlah Perawat di antara SDM Kesehatan Lainnya yang Didayagunakan di Fasilitas Layanan Kesehatan Tahun 2016 2% 1% 1 Dokter Umum ® Dokter Spesialis 1 Perawat © Bidan Farmasi Dokter Gigi ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemonkes RI, 2017 (htp?oppsdmk kemkes.go.d) dan dolsh oleh Pusat Data dan Informasi Menurut data rekapitulasi yang diperoleh BPPSDMK per Desember 2016, total sumber daya manusia kesehatan yang didayagunakan di faslitas layanan kesehatan dari 15.263 unit layanan kesehatan seluruh Indonesia mencapai 1.000.780 orang. Sebanyak 601.228 di antaranya adalah 6 tenaga kesehatan medis (dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi), paramedis (bidan dan perawat), dan tenaga farmasi. Dari 6 tenaga kesehatan (nakes) tersebut jumlah tenaga perawat adalah yang terbesar mencapai 49% (296.876 orang), disusul bidan 27% (163.451 orang), dokter spesialis 8% (48.367 orang) 2. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Keperawatan di Indonesia Gambar 2. Di ibusi Jumlah Perawat di Indonesia Berdasarkan Rekapitulasi per Desember 2016 ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayasn Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes Rl, 2017 (htp:foppsdmk kemkes.go.6) dan dolah oleh Pusat Data dan Informasi Berdasarkan rekapitulasi BPPSDMK per Desember 2016 dari total 296.876 orang perawat di Indonesia, terlihat dari grafik di atas jumlah perawat terbanyak di Provinsi Jawa Tengah 35.773 orang, Jawa Barat 33.527 orang, dan Jawa Timur 33.377 orang tenaga keperawatan. Sedangkan jumlah tenaga keperawatan yang paling sedikit di Provinsi Kalimantan Utara sebanyak 1.184 orang perawat, diikuti Papua Barat dan Sulawesi Barat masing-masing 1.478 dan 1.675 orang, Data diatas adalah berdasarkan rekapitulasi akhir tahun 2016 melalui sistem informasi BPPSDMK yang terkumpul dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah sakit pemerintah, dan beberapa rumah sakit swasta. 3.Rasio Perawatdi Indonesia Rasio tenaga Kesehatan terhadap jumlah penduduk merupakan indikator untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan kesehatan tertentu. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 ~ 2025, target rasio perawat terhadap jumiah penduduk pada tahun 2019 adalah 180 per 100.000 penduduk. Gambar 3. Rasio Perawat per 100.000 Penduduk Indonesia Tahun 2016 Target tahun 2019 = 180 perawat per 100.000 penduduk 2< 158 I: 158 - 180 Hi :> 180 ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pomberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemmonkos Rl, 2017 {htp:foppsdmk kemkes.god) dan dolah oleh Pusat Data dan Informasi Rasio perawat pada tahun 2016 secara nasional adalah 113,40 per 100.000 penduduk, angka ini masih jauh dari target tahun 2019 yaitu 180 per 100.000 penduduk dan juga masih belum mencapai target sebelumnya (tahun 2014) yaitu 158 per 100.000 penduduk. Terdapat delapan provinsi dengan rasio perawat tahun 2016 yang sudah memenuhi target tahun 2019 di antaranya DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Aceh, Maluku, Sulawesi utara, Bengkulu dan Jambi, Tiga provinsi dengan rasio perawat tertinggi yaitu DK! Jakarta (221,5 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (202,9 per 100.000 penduduk), dan Kepulauan Bangka Belitung (202,4 per 100.000 penduduk). Provinsi dengan rasio perawat terendah yaitu Lampung sebesar 48,90 per 100.000 penduduk, diikuti Jawa Barat 68,9 per 100.000 penduduk, dan Banten 72,1 per 100.000 penduduk. 4, Gambaran Jumlah Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah Perawat yang Bekerja diLuar Negeri Gambar 4. Persentase Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan laporan keanggotaan yang tercatat dalam sistem informasi organisasi profesi perawat yaitu PPNI, jumlah perawat di Indonesia yang Bl mendaftar sampai bulan April 2017 adalah 359.339 orang perawat, yang terdiri dari 29% (103.013 orang) perawat laki-laki, dan 71% (256.326 orang) perawat perempuan. Total jumlah perawat di Indonesia yang diperoleh PPNI adalah jumlah perawat individu yang mendaftarkan diri untuk keanggotaan PPNI sebagai ‘Sumber: Persatuan Perawal Nasional indonesia, salah satu syarat mengikuti uji kompetensi dan ‘pri 2017 memperoleh surat tanda registrasi. Masa keanggotaan PPNI berlaku 5 tahun dan aktivasi berlangsung setiap tahun. Gambar 5. Perawat yang Bekerja di Luar Negeri 0,18% (652 orang) perawat yang melapor di keanggotaan PPNI adalah perawat yang bekerja dituar negeri, yaitu terdiri 62% perawat laki-laki dan 38% perawat perempuan. oO Dari total rekapitulasi PPNI sampai April 2017 sebanyak ‘Sumber : Persatuan Perawat Nasional Indonesia, ‘Apri 2017 5. Gambaran Rekapitulasi Jumlah Perawat Berdasarkan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Status Kepegawaian Gambar 6. Persentase Perawat Berdasarkan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan Nusantara Sehat 0.06% 0,06% ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes Rl, 2017 (titp:foppsamk kemkes.go a) dan dolah oleh Pusat Data dan Informasi Dari 9.756 unit Puskesmas dan 144 unit rumah sakit yang melaporkan data SDMK per Desember 2016, sebanyak 58,26% perawat didayagunakan di rumah sakit, sebesar 29,46% didayagunakan di Puskesmas, sebesar 12,22% di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (37). Penetapan wilayah 3T dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 dan Surat Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Nomor: 2421/Dt.7.2/04/2015. Sebagian kecil yaitu 0.06% (213 orang) perawat di antaranya didayagunakan untuk Penugasan Khusus di wilayah Nusantara Sehat di 25 provinsi di Indonesia pada akhir tahun 2016. Program Penugasan khusus yang baru diluncurkan pada tahun 2015 adalah penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (team based). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Team Based) dalam Mendukung Program Nusantara Sehat, penuigasan khusus ini merupakan pendayagunaan secara khusus tenaga kesehatan berbasis tim dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah dan jenis tertentu guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan. Gambar 7. Persentase Perawat Berdasarkan Status Kepegawaian Rumah Sakit Puskesmas s pegawal tetap = pegawal non tap se pegawaltetap © pegawai non tetap ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Keschatan, Kemonkes Rl, 2017 {ftp oppsdmk kemkes. go.) dan dlolah oleh Pusat Data dan Informasi Darr total 970 rumah sakit baik negeri maupun swasta persentase tenaga tetap keperawatan adalah 70%, dan tenaga tidak tetap 30%. Perawat tenaga tetap di RS terdiri dari 62,13% berstatus PNS, 35,99% tenaga perawat tetap di RS swasta, dan 1,88% TNI/Polri. Untuk perawat berstatus tenaga non tetap di rumah sakit terdiri dari tenaga kontrak BLUD 39%, kontrak daerah/honorer 29%, pegawai swasta tidak tetap 23%, kontrak sukarela 7% dan PTT daerah 2%. Sedangkan untuk perawat yang bekerja di Puskemas terdiri dari 78% perawat tetap (PNS), dan 22% berstatus tenaga perawatnontetap yang terdiri dari tenaga honorer, PTT daerah, sukarela. 6. Persentase Puskesmas dengan Kecukupan Jumlah Perawat Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, jumlah perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orang sedangkan pada Puskesmas rawat inap minimal berjumiah delapan orang. Kondisi ini merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil dan sangat terpencil. Pada tahun 2016, terdapat 62,04% Puskesmas memilkijumlah perawat lebih dari standar yang ditetapkan, 7,20% Puskesmas dengan jumiah perawat cukup, dan 26,17% Puskesmas kekurangan perawat. Gambar 8. Persentase Puskesmas dengan Kecukupan Jumlah Perawat di Indonesia 2016 Jumlah perawat Jika dillhat secara regional, proporsi terbesar Puskesmas dengan jumlah perawat cukup dan berlebih terdapat pada pada regional Sumatera (75,4%) dan Kalimantan (72,1%). Proporsi terbesar Puskesmas yang kekurangan yaitu regional Jawa — Bali (30,6%). lebih = cukup kurang ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan ‘Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes Rl, 2017 (txtpafeppsamk korkes.go.4) dan dioiah oleh Pusat Data dan Informasi Gambar 9. Persentase Puskesmas dengan Kecukupan Perawat secara Regional di Indonesia Tahun 2016 SUMATERA KALIMANTAN lebih SULAWESI = cukup JAWA-BALI urang NUSA TENGGARA-MALUKU-PAPUA 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 ‘Sumber : Badan Pengemangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusis Kesehatan, Kemenkes Rl, 2017 (pto:oppsdmk kemkes.g0id) dan diolah oleh Pusat Data dan Informasi Menurut provinsi, provinsi dengan persentase tertinggi Puskesmas yang cukup dan berlebih jumiah perawat adalah Kepulauan Bangka Belitung (95,16%), Bali (95,0%), dan Jambi (90,34%). Provinsi dengan persentase tertinggi Puskesmas yang kekurangan jumlah perawat adalah DKI Jakarta (82,94%), Papua Barat (37,75%), dan Kalimantan Utara (36,0%). Puskesmas kelurahan di DKI Jakarta setaraf dengan Puskesmas pembantu (Pustu) di provinsi lain sehingga dimungkinkan jumiah perawatnya di bawah standar kecukupan. 7. Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi dan Spesialisasi yang Didayagunakan diFasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Klasifikasi perawat baik dari jenjang pendidikan, dari keseluruhan jumlah total perawat 296.876 dari 15.263 unit layanan kesehatan di Indonesia, sebanyak 77,56 % (230.262) merupakan Perawat non ners, yang merupakan perawat lulusan Diploma-III Keperawatan atau lulusan S1 keperawatan tanpa pendidikan profesi, perawat ners merupakan perawat lulusan S1 keperawatan dengan 1 tahun pendidikan profesi keperawatan sebanyak 10,84% (32.189), dan 5,17% (15.347) merupakan perawatan lulusan SPK (Sekolah Pendidikan Keperawatan) setara SLTA. Gambar 10. Persentase Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan 5,17% 6,42% 10,84% = Perawat dengan spesialistik = Perawat Ners '= Perawat Non Ners (Iulusan D3) Perawat lulusan SPK ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2017 (titpsfoppsdmickemkes.go.6) dan diolah oleh Pusat Data dan Informasi Perawat Spesialis adalah perawat teregistrasi yang telah menyelesaikan pendidikan Magister Keperawatan (S2) dengan spesialisasi tertentu setelah sebelumnya menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan dengan pendidikan profesi (ners). Tabel di atas menjelaskan jumlah perawat spesialis yang terdata dari total rekapitulasi perawat di Indonesia (296.876 orang), masih relatif sedikit hanya sekitar 3,72 % dengan spesialisasi yang tercantum (diakui) yaitu spesialis kesehatan anak, maternitas, medikal bedah, geriatri, kesehatan jiwa, dan komunitas. Jumlah perawat dengan jenis spesialisasi terbanyak yaitu perawat medikal bedah yaitu 1,44% (4.287 orang) dan paling sedikit perawat geriatri yaitu. 0,02 % (48 orang). Sekitar 2,70 % perawat dengan spesialisasi lainnya yang belum tercantum, Gambar 9. Persentase Puskesmas dengan Kecukupan Perawat secara Regional di Indonesia Tahun 2016 Tur Persentase dari Total Perawat di Gees ee Cue} eeu} Perawat Kesehatan Anak 1.886 0,64% Perawat Maternitas 1.338 045% Perawat Medikal Bedah 4.287 1.44% Perawat Geriatri 48 0,02% Perawat Kesehatan Jiwa 1.014 0,34% Perawat Komunitas 2476 0,83% Perawat Lainnya yang belum tercantum 8.029 2,70% ‘Sumber: Badan Pengombangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes Rl, 2017 (hitp:?oppsdmk kemkes.go.d) dan dolah oleh Pusat Oata dan Informasi Dari sebanyak 38 Politeknik Kesehatan Negeri di bawah Kementerian Kesehatan yang menyelenggarakan program studi Dill Keperawatan, tren lulusan Dill Keperawatan cenderung menurun dibanding tahun 2014 (6.909 orang) turun 1,07% di tahun 2015 dan menurun lagi di tahun 2016 sebesar 6,89 % dibanding tahun 2015. Gambar 11. Jumlah lulusan Dill dan DIV Program Studi Keperawatan di Poltekkes Negeri Kemenkes Seluruh Indonesia Periode Tahun 2014-2015 saxo Kemories, aoe 2018 2016 ‘Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkos RI, 2017 (ttpfoppscmkckemkes.go a) dan dolah oleh Pusat Data dan Informasi 8. Tenaga Keperawatan yang Memiliki STR dari MTKI Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dalam Pasal 44 disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki surat tanda registrasi (STR). STR berlaku selama lima tahun dan dapat diregistrasi ulang. STR diberikan oleh masing-masing konsil tenaga kesehatan setelah memenuhi persyaratan. STR tenaga kesehatan selain tenaga medis dan tenaga kefarmasian dikelola oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTK!) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Pada tahun 2016, jumlah penerbitan STR oleh MTKI adalah 219.654 orang. Perawat merupakan jenis tenaga kesehatan dengan proporsi penerbitan STR terbesar yaitu 41,8%. Gambar 12. Jumiah Penerbitan STR Registrasi Baru Tahun 2016 Perawat dan Kesehatan Tekmk —Keteknisan—

S-ar putea să vă placă și