Sunteți pe pagina 1din 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari termodinamika merupakan salah satu
cabang ilmu fisika yang memusatkan pada energi terutama energi panas dan
transformasinya. Hukum termodinamika I menyatakan energi adalah kekal yaitu
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Energi mungkin saja bisa
berubah, perubahan bentuk energi hanya dapat berlangsung dalam satu arah.
Proses yang tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel
sedangkan proses yang dapat dibalik arahnya disebut proses reversibel.
Dalam analisis termodinamika, perlu adanya suatu konsep yang disebut
reversible (reaksi termodinamika reversible) dan reaksi irreversibel. Walaupun
di alam tidak mungkin ada proses yang reversible, tetapi secara teoritis dan
praktis artinya cukup penting. Proses termodinamik yang berlanggsung secara
alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process).Proses
tersebut berlangsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah
sebaliknya. Proses yang tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses
irreversibel . Contohnya kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah. Reversible adalah sebuah proses yang bisa "dibalik" dengan
cara sangat kecil perubahan dalam beberapa properti dari sistem tanpa produksi
entropi (yaitu disipasi energi).
Definisi alternatif dari proses reversibel adalah proses yang setelah itu
telah terjadi, dapat dibalik dan tidak menyebabkan perubahan baik dalam sistem
atau sekitarnya. Di dalam pengembangan reversible tidak ada energi gas yang
tersedia untuk melakukan kerja hilang karena gesekan. Pada proses reversible
berlaku Hukum Thermodinamika II yaitu Bentuk mekanis dari energi (energi
kinetik, energi potensial, dan kerja) yang dapat diubah dengan sempurna oleh
mesin ideal (reversibel) dari satu bentuk ke bentuk yang lain, serta bentuk seperti
energi dan kalor tidak dapat diubah sangat bebas.

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 1


I.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari proses reversible.
2. Mengetahui definisi dari efisiensi dan menerapkan konsepnya untuk
menghitung kerja untuk proses reversible.
3. Untuk mengetahui Persamaan Bernoulli.

I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui penerapan konsep reversibel dalam suatu poses.
2. Agar dapat mengetahui persamaan – persamaan yang digunakan dalam
proses reversibel.
3. Mengetahui persamaan – persamaan dalam energi mekanik.

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I Proses Reversibel


Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat
berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi
proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika
antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel
merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process). Proses
yang dapat dibalik arahnya dinamakan proses reversibel.
Proses reversibel adalah murni dan bersifat hipotesis. Berbagai proses
yang diidealisasikan sebagai proses reversibel adalah :
- Tidak ada gesekan internal atau mekanis.
- Perbedaan suhu dan tekanan antara zat kerja dan lingkungan harus
infinitesimal.
- Pemampatan atau pemuaian yang terbatas.
- Aliran arus listrik melalui tahan adalah nol.
- Reaksi kimia yang terbatas.
- Magnetisasi, polarisasi.
- Pencampuran dua sampel zat yang sama pada keadaan yang sama.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya
disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlangsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Proses yang
tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel. Contohnya kalor
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Dari hukum II termodinamika, kita dapat mencantumkan beberapa
syarat yang diperlukan agar proses bersifat reversibel diantaranya :
1. Apabila perubahan suatu keadaan pada sistem sehingga entropi tidak
berubah, sehingga proses dapat berlangsung dalam arah maju atau
mundur. ( ∆S = 0 )
2. Proses yang berlangsung tanpa gesekan ( Fr = 0)
3. Aliran arus listrik yang melalui tahanan tanpa hambatan ( R = 0 )

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 3


4. Isothermal dan adiabatik

II.2 Hukum Thermodinamika I


Hukum I Thermodinamika menerangkan tentang prinsip konservasi
energi yang menyatakan bahwa, energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, namun demikian energi tersebut dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk yang lain menjadi kerja misalnya. Dari konsep ini, dapat dikatakan
bahwa energi dapat diubah menjadi kerja dan juga kerja dapat diubah
menjadi energi. Dalam kaitan dengan Thermodinamika salah satu bentuk
dari energi yang dimaksud adalah Panas (Heat), dan kerja (Work).
Ditinjau suatu sistem tertutup, persamaan energi di peroleh dari
penyusunan Neraca Energi untuk sistem tertutup tersebut, yaitu seperti
berikut :
(Q − W) = ∆E (1)
Dimana :
Q : Panas yang berpindah dari atau ke sistem (Q in – Q out)
W : kerja dalam berbagai bentuk (W out – W in)
∆E: Perubahan energy total dari sistem (E2 - E1)
Perubahan Energi total ∆E dinyatakan sebagai jumlah dari perubahan energi
dalam ∆U, energi potensial ∆Ep , dan energi kinetik ∆Ek pada suatu sistem,
maka persamaan (9) dapat ditulis dalam bentuk :
Q – W = ∆U + ∆Ek + ∆Ep (2)
Keterangan :
∆U = m ( U2 – U1 )
∆Ek = ½ m ( v22 - v12 )
∆Ep = m g ( z2 – z1 )
Kebanyakan sistem tertutup adalah stasioner sehingga perubahan
energi kinetik dan potensial dapat diabaikan, persamaan (2) menjadi :
Q – W = ∆U
Untuk menghitung nilai Kerja (W) dari suatu proses pada sistem tertutup ini,
akan diilustrasikan dari pergerakan piston di dalam sebuah silinder, seperti
gambar berikut ini.

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 4


Silinder Piston
Menurut Hukum thermodinamika I, energi dalam dari sistem akan
berubah bila sistem akan berubah bila sistem tersebut menerima kerja atau
melepaskan panas. Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa bila piston
ditekan dengan tekanan tertentu secara konstan, maka volume cairan akan
berubah sampai suatu saat sistem tersebut diberikan sejumlah kalor (panas)
sehingga cairan tersebut kembali mengekspansi sampai ke keadaan semula.
Akhirnya satu siklus proses tadi dapat dikatakan reversibel pada tekanan
tetap dan volume tetap. Dalam bentuk formulasi matematisnya dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Kerja (W) = Gaya (F) x Jarak perpindahan (L) (3)
Untuk Gambar Silinder Piston tersebut, Gaya (F) = P x A, dimana A adalah
luas penampang lintang piston yang bekerja pada cairan, dengan demikian
kerja (W) dapat ditulis sebagai :
∆W = F A (∆L) (4)
Atau
∆W = F ( ∆P ) (5)
Untuk perubahan volume yang sangat kecil (dV), maka persamaan (10) dapat
ditulis sebagai :
dW = P dV (6)
maka
𝑣
W = ∫𝑣 2 𝑃 𝑑𝑉 (7)
1

Contoh :
Sebuah tangki berisi air panas yang akan didinginkan dengan cara
mengaduk-aduk air panas tersebut dengan pengaduk. Mula-mula energi
dalam dari fluida adalah 800 kJ. Selama proses pendinginan, fluida

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 5


kehilangan panas sebesar 500 kJ, dan pengaduk melakukan kerja terhadap
fluida sebesar 100 kJ.Tentukan nilai energi dalam akhir.
Penyelesaian :

Analisis :Terlihat bahwa tidak ada massa yang berpindah, sehingga sistem
yang dimaksud adalah sistem tertutup atau non flow system. Tidak ada
pergerakan sistem dan sistem dianggap stasioner, sehingga DEp dan DEk
sama dengan nol, maka :
Q – W = ∆U
Q – W = U2 – U1
-500 kJ – (-100 kJ) = U2 – 800 kJ
U2 = 400 kJ

II.3 Persamaan Bernoulli


Pada umumnya nilai energi yang hilang akibat gesekan (friction loss)
fluida sangatlah kecil jika dibandingkan dengan nilai energi-energi yang lain
didalam persamaan neraca energi mekanik, dalam beberapa kasus, F = 0.
Bahkan didalam sejumlah aliran fluida didalam pipa tidak memerluka kerja
mekanik (shaft work), W = 0. Sehingga didalam suatu sistem dimana tidak
terjadi gaya gesek dan tidak ada kerja mekanik, persamaan neraca energi
mekanik dapat disederhanakan dalam bentuk persamaan Bernoulli.
𝑃2
̂ + 𝑃̂) + ∫ 𝑉̂ 𝑑𝑝 − 𝑊
∆(𝐾 ̂ +𝐸
̂𝑣 = 0
𝑃1

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 6


II.4 Neraca Energi mekanik
Didalam sistem aliran fluida yang tidak melibatkan perubahan fasa,
reaksi kimia dan perpindahan panas, perubahan energi kinetik, perubahan
energi potensial dan shaft work lebih dominan dibandingkan perubaha energi
dalam maupun perubahan entalphi atau perpindahan panas. Untuk dapat
mepelajari dan memperhitungkan perubahan dan kesetimbangan energi
didalam aliran fluida yang tidak melibatkan perpindahan panas, reaksi kimia,
atau perubahan fasa diperlukan suatu persamaan matematis dalam bentuk
neraca energi mekanik.

Didalam penyusunan neraca energi mekanik pertama kali kita


asumsikan proses berlangsung dalam kondisi tunak (steady state), sehingga
semua nilai disebelah kanan sama dengan nol. Berikutnya, sistem tersebut
kita asumsikan hanya memiliki input dan output tunggal. Dengan sistem
tunak, mengindikasikan bahwa laju alir umpan kedalam sistem (input) sama
dengan laju alir produk keluar sistem (output). Berikut bentuk persamaan
neraca energi.
Energi yang dipindahkan (transferred) = Energi output – Energi input.

𝑄̅ − 𝑊
̅𝑠 = (𝑈
̅𝑜𝑢𝑡 + 𝐾𝐸̅𝑜𝑢𝑡 + 𝐾𝐸̅𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑉̅𝑜𝑢𝑡 ) − (𝑈
̅𝑖𝑛 + 𝐾𝐸̅𝑖𝑛 + 𝑃𝐸̅𝑖𝑛 + 𝑃𝑖𝑛 𝑉̅𝑖𝑛𝑜𝑢𝑡 (9)

Selanjutnya energi dalam dan laju alir volumetrik didalam persamaan satu
kita rubah kedalam bentuk energi dalam spesifik dan laju alir volumetrik
spesifik dengan kita subtitusikan laju alir masa sehingga kita peroleh
persamaan.

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 7


1 1
𝑄̅ − 𝑊
̅𝑠 = 𝑚 (𝑢𝑜𝑢𝑡 + 𝑣 2 𝑜𝑢𝑡 + 𝑔𝑍𝑜𝑢𝑡 + 𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑜𝑢𝑡 − 𝑢𝑖𝑛 + 𝑣 2 𝑖𝑛 + 𝑔𝑍𝑖𝑛 + 𝑃𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛 ) (10)
2 2

Subscribe “in” merupakan laju alir input sedangkan subscribe “out”


laju alir output sistem. Selanjutnya persamaan tersebut kita bagi dengan “m”
dan volume spesifik (volume/masa) kita rubah dalam bentuk V = 1/ρ, dimana
ρ adalah densiti (masa per volume) fluida. Dengan asumsi fluida bersifat
incompressible, Vin=Vout = 1/ρ. Demikian juga kita rubah dalam bentuk Δu
= u out – u in, ΔP = P out – P in, sehingga diperoleh bentuk persamaan.
Ws ∆P ∆v 2 ̅
Q
= + + g∆z + ∆u − (11)
m ρ 2 m
̅
Q
Persamaan ( ∆u − m ) merupakan panas yang dihasilkan akibat

gesekan fluida yang kental (viscous) yang diistilahkan friction loss dan
dinotasikan “F”.
Ws ∆P ∆v2
= + + g∆z + F (12)
m ρ 2
Ws
Dimana merupakan kerja mekanik (shaft work) didalam sistem tersebut.
m

Hukum Thermodinamika II :
1. Bentuk mekanis dari energi (energi kinetik, energi potensial, dan kerja)
yang dapat diubah dengan sempurna oleh mesin ideal (reversibel) dari
satu bentuk ke bentuk yang lain.
2. Bentuk seperti energi dan kalor tidak dapat diubah sangat bebas.
Kesetimbangan energi mekanik adalah suatu keadaan tunak untuk
suatu sistem dengan pertukaran massa dengan sekitarnya menjadi basis
persatuan massa.

Contoh neraca energi mekanik


Tangki pensuplai air mampu mengalirkan air untuk pemadam api didalam
suatu pabrik kimia dengan debit 3 m3/detik, sumber air berasal dari suatu
danau dengan ketinggian permukaan danau tersebut 800 m diatas permukaan
laut. Sedangkan pabrik yang akan disuplai berada pada posisi 852 m diatas
permukaan laut. Pipa air berada pada kedalaman 100 m dari permukaan

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 8


danau. Friction loss didalam pipa (0.01 m/s2) L, dimana L merupakan
panjang pipa. Diameter pipa yang dipergunakan untuk suplai air tersebut 0,15
dan panjang pipa 8000 m. Berapa energi yang diperlukan untuk memompa
air dari danau ke pabrik kimia tersebut ?
Diketahui :
m3
̅ = 0.3
V
s
∆z = z2 − z1 = (852 − 800)m = 152 m
∆v 2 = v2 − v1 = 17 m2 − 0 m2 = 289 m2
∆P = 0 karena tekanan kedua ujung pipa adalah sama
m
F = 0.01 2 x 8000 m = 80 m2 /s2
s
Penyelesaian :
 Neraca energi mekanik.
∆P ∆v 2 Ws
+ + g∆z + F = −
ρ 2 m
Kecepatan aliran input dari danau sama dengan nol, tetapi kecepatan
keluaran pipa dapat dihitung dengan persamaan berikut:
1 m3 1
̅x
v2 = V = (0.3 )x = 17 m/s
πD 2 s 3.14 (0.15 m)2
4 4
 Laju Alir Massa :
3
̅ x ρ = 0.3 m x 10003kg = 300 kg/s
m=V
s m

 Neraca energi :
∆P ∆v 2 Ws
+ + g ∆z + F = −
ρ 2 m
0 289 m2 m m Ws
+ + (9.8 2 x 152 m) + (0.01 2 x 8000 m) = −
ρ 2 s s 300 kg/s
1 hp
−Ws = 514230 W x = 690 hp
746 W

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 9


BAB III
KESIMPULAN

1. Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara


bolak-balik. Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya
disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya.
2. Pada proses reversibel terdapat beberapa ketentuan, diantaranya :
 Apabila perubahan suatu keadaan pada sistem sehingga entropi tidak
berubah, sehingga proses dapat berlangsung dalam arah maju atau
mundur. ( ∆S = 0 )
 Proses yang berlangsung tanpa gesekan ( Fr = 0)
 Aliran arus listrik yang melalui tahanan tanpa hambatan ( R = 0 )
 Isothermal dan adiabatik

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 10


DAFTAR PUSTAKA

Rustamaji, Heri. 2012. “Konsep dasar Termodinamika”. https://herirustamaji.


wordpress.com/2012/05/05/konsep-dasar-termodinamika/diakses pada 22
Mei 2016 pukul 14.00 WIB.
Santoso, Hastho. 2015. “Neraca Energi Mekanik”. http://hasthosantoso.
blogspot.co.id/2015/06/neraca-energi-mekanik.html/diakses pada 22 Mei
2016 pukul 14.00 WIB.
Anonim. 2015. “Proses Reversibel dan Irreversibel Entropi”. http://fiskadiana.
blogspot.co.id/2015/04/proses-reversible-irreversible-entropi.html/diakses
pada 22 Mei 2016 pukul 14.00 WIB.
Anonim. 2013. “Prses Reversibel dan Irreversibel”. http://cintaoktavia.
blogspot.sg/diakses pada 22 Mei 2016 pukul 14.00 WIB.

Azas-Azas Teknik Kimia II Page 11

S-ar putea să vă placă și