Sunteți pe pagina 1din 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KARDIOMEGALI

OLEH:

Ega Dwi saputri

B11515851

POLTEKKES BHAKTI MULIA SUKOHARJO

TAHUN 2017/2018
A. Pengertian
Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis (struktur organ) di
mana besarnya jantung lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih
besar dari 55% besar rongga dada. pada Kardiomegali salah satu atau lebih
dari 4 ruangan jantung membesar. Namun umumnya kardiomegali
diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri (ventrikel kardia sinistra).
Kardiomegali adalah suatu kondisi dimana jantung membesar
dengan rasio kardiotoraks lebih dari 0,50. Hal ini dapat dikaitkan dengan
banyak penyebab, tapi sebagian besar karena output jantung yang rendah,
jika tidak disebut sebagai gagal jantung. Sebuah rasio kardiotoraks adalah
cara untuk mengukur ukuran hati seseorang. Dalam hal ini, kardiomegali
terjadi jika jantung lebih dari 50 persen lebih besar dari diameter bagian
dalam tulang rusuk seseorang.
B. Etiologi
Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa
jantung untuk bekerja lebih keras dapat menimbulkan perubahan-
perubahan pada otot jantung sehingga jantung akan membesar. Logikanya
adalah misalnya pada binaragawan, otot-ototnya membesar karena
seringnya mereka melakukan aktivitas beban tinggi. Jantung juga demikian.
Penyebab yang terbanyak:
1. Penyakit Jantung Hipertensi
Pada keadaan ini terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga jantung
dipaksa kerja ekstra keras memompa melawan gradien tekanan darah
perifer anda yang tinggi.
2. Penyakit Jantung Koroner
Pada keadaan ini sebagian pembuluh darah jantung (koroner) yang
memberikan pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung terganggu
Sehingga otot-otot jantung berusaha bekerja lebih keras dari biasanya
menggantikan sebagian otot jantung yang lemah atau mati karena
kekurangan pasokan darah.
3. Kardiomiopati (diabetes, infeksi)
Yakni penyakit yang mengakibatkan gangguan atau kerusakan langsung
pada otot-otot jantung. Hal ini dapat bersifat bawaan atau karena
penyakit metabolisme seperti diabetes atau karena infeksi. Akibatnya
otot jantung harus kerja ekstra untuk menjaga pasokan darah tetap
lancar.
4. Penyakit Katup Jantung
Di jantung ada 4 katup yang mengatur darah yang keluar masuk
jantung. Apabila salah satu atau lebih dari katup ini mengalami
gangguan seperti misalnya menyempit (stenosis) atau bocor
(regurgitasi), akan mengakibatkan gangguan pada curah jantung
(kemampuan jantung untuk memopa jantung dengan volume tertentu
secara teratur). Akibatnya jantung juga perlu kerja ekstra keras untuk
menutupi kebocoran atau kekurangan darah yang dipompanya.
5. Penyakit Paru Kronis
Mengapa penyakit paru kronis juga bisa menyebabkan kardiomegali?
Karena pada penyakit paru kronis dapat timbul keadaan di mana terjadi
perubahan sedemikian rupa pada struktur jaringan paru sehingga darah
menjadi lebih sulit untuk melewati paru-paru yang kita kenal dengan
nama "Hipertensi Pulmonal". Karena itu bilik jantung kanan yang
memompa darah ke paru-paru perlu kerja ekstra keras, sehingga tidak
seperti kebanyakan kardiomegali bukan bilik kiri yang membesar tapi
bilik kanan, tapi jika sudah berat bahkan bilik kiri pun akan ikut
membesar.
Kardiomegali itu sering kali disertai dengan keadaan gagal jantung.
Oleh karena itu kardiomegali seringkali menunjukkan bahwa jantung
telah lama mengalami kegagalan fungsi yang sudah berlangsung cukup
lama dan berat. Selain itu kardiomegali cenderung membuat jantung
mudah terkena penyakit jantung koroner karena jantung yang besar
perlu pasokan darah dan oksigen yang besar sedangkan pasokan darah
belum tentu lancar. Kardiomegali berpotensi berbahaya tapi yang lebih
berbahaya adalah penyakit yang menyebabkannya, karena seringkali
timbul gejala-gejala klinis lain yang berpotensi fatal seperti gagal
jantung dan stroke.
TANDA DAN GEJALA

a. Nafas pendek
b. Pening atau pusing
c. Ketidak normalan denyut jantung (aritmia)
d. Pembengkakan (edema)
e. Batuk
f. Nyeri dada
g. Sesak nafas

Sebagian orang dengan pembesaran jatung seringkali tidak mengalami


gejala apapun namun sebagian lagi mungkin merasakan gejala. gejala yang
behubungan dengan jantung selalu harus di anggap dengan dianggap serius. maka,
jika merasakan gejala berhubungan dengan jantung harus segera menghubungi
dokter. cara terbaik untuk mengetahui adanya pemeriksaan jantung yaitu dengan
tes ekokardiografi atau dengan ultrasonografi.

4
C. PENYEBAB
Kardiomegali disebabkan oleh keadaan yang memaksa jantung untuk bekerja
lebih keras. biasanya karena ada gangguan tertentu pada jantung atau sistem
peredaran darah.
 Penyebab kardiomegali antara lain sebagai berikut :
1) Stres
2) Anemia
3) Kelainan pada kelenjar tiroid
4) Pernah mengalami serangan jantug
5) Memiliki penyakit jantung turunan
6) Kondtsi jantung bawaan (cacat jantung kongenital)
7) Arimia (kelainan ritme jantung)
8) Penyakit otot jantung (kardiomiopati)
9) Tubuh kelebihan zat besi (hemochromatosis)
10) Pulmonary hypertension (tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang
menghubungkan jantung dan paru-paru)
11) Kelainan yang mempengaruhi jantung, seperti amiloidosis. amiloid adalah
kondisi dimana protein tidak normal beredar di darah dan dapat menumpuk di
jantung mengganggu fungsi jantung. apabila amiloid tertumpuk di jantung akan
menyebabkan membesar.
PELASANAAN
1. Non farmakologi
a. Menghindari faktor risiko
b. Pada pasien dengan BB kelebihan dianjurkan untuk menurukan BB
c. Latihan fisik
d. Menurunkan asupan garam
e. Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran serta menurunkan asupan lemak

2. Farmakologi
Terapi dimulai serta betahap dan target tekanan darah dicapai secara progresif
dalam beberapa minggu. dianjurkan menggunakan obat masa kerja panjang (24
jam) dengan memberikan sekali sehari. pemakaian obat kombinasi
tergantungtekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi.

Gejala Kardiomegali
1. Tergantung dari derajat keparahannya. Tampak gejala yang berhubungan
dengan kegagalan pompa jantung untuk bekerja dengan baik
2. Dapat disertai nggeliyer, pusing, atau sensasi mau jatuh. Orang awam
menyebutnya “vertigo”. Dalam istilah asingnya disebut “dizziness”.
3. Sesak nafas, seperti orang yang terengah-engah.
4. Terdapat cairan di rongga perut (ascites)
5. Kaki (tungkai, pergelangan kaki) membengkak
6. Berat badan bertambah karena pembengkakan
7. Palpitasi atau jantung berdebar

Patofisiologi

Pada jantung normal, jantung mampu memenuhi kebutuhan tubuh untuk

menjalankan metabolisme secara wajar. Pada keadaan dimana metabolisme

meningkat seperti: pada waktu kita sedang bekerja keras, berolahraga yang

memeras keringat, beraktifitas yang melebihi kebiasaan, maka jantung akan

melakukan kompensasi dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung.

Selanjutnya apabila metabolisme tubuh kembali normal, maka jantung pun akan

kembali ke keadaan normal.

Namun pada jantung yang sudah kardiomegali, berolahraga berat justru akan

memperparah kondisi jantungnya.

Penyebab kardiomegali kemungkinan bukan karena dulunya suka olahraga

lalu terjadi kardiomegali, tetapi mungkin penyebab yang lain (baca di atas

penyebab kardiomegali)

Pathway
Pemeriksaan Penunjang
Jika memiliki gejala masalah jantung, maka harus melakukan pemeriksaan
dan ketertiban tes fisik untuk menentukan apakah jantung membesar dan untuk
menemukan penyebabnya. Tes-tes ini antara lain :
1) Foto Dada X-ray
Gambar X-ray membantu dokter melihat kondisi paru-paru dan jantung.
Jika jantung membesar pada sinar-X, tes lainnya biasanya akan diperlukan untuk
menemukan penyebabnya.
2) Tes Electrocardiogram
Mencatat aktivitas listrik jantung melalui elektroda menempel pada kulit.
Impuls dicatat sebagai gelombang dan ditampilkan pada monitor atau dicetak di
atas kertas. Tes ini membantu mendiagnosa masalah irama jantung dan kerusakan
jantung dari serangan jantung.
3) Tes Echocardiogram
Untuk mendiagnosis dan pemantauan pembesaran jantung menggunakan
gelombang suara untuk menghasilkan gambar video dari jantung. Dengan tes ini,
empat bilik jantung dapat dievaluasi.
4) Tes darah
Untuk memeriksa kadar zat tertentu dalam darah yang mungkin mengarah
ke masalah jantung.
5) Kateterisasi jantung dan biopsi
Dalam prosedur ini, tabung tipis (kateter) dimasukkan di pangkal paha dan
berulir melalui pembuluh darah ke jantung, di mana contoh kecil (biopsi) dari
jantung, jika diindikasikan, dapat diekstraksi untuk analisis laboratorium.
6) Tekanan dalam ruang jantung
Dapat diukur untuk melihat bagaimana paksa darah memompa melalui
jantung. Gambar arteri jantung dapat diambil selama prosedur (angiogram
koroner) untuk memastikan bahwa tidak memiliki penyumbatan.

I. Komplikasi
Komplikasi jantung membesar (kardiomegali) dapat mencakup :
a. Gagal jantung
Salah satu jenis yang paling serius dari pembesaran jantung, ventrikel kiri
membesar, meningkatkan risiko gagal jantung. Pada gagal jantung, otot jantung
melemah, dan peregangan ventrikel (membesar) ke titik bahwa jantung tidak
dapat memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.
b. Pembekuan darah
Memiliki pembesaran jantung dapat membuat lebih rentan terhadap
pembentukan bekuan darah di selaput jantung. Jika gumpalan memasuki aliran
darah, maka dapat memblokir aliran darah ke organ-organ vital, bahkan
menyebabkan serangan jantung atau stroke. Gumpalan yang berkembang di sisi
kanan jantung dapat melakukan perjalanan ke paru-paru, kondisi berbahaya yang
disebut emboli paru.
c. Jantung murmur
Bagi penderita yang memiliki pembesaran jantung, dua dari empat katup
jantung - mitral dan katup trikuspid - katup tidak menutup dengan benar karena
melebar, yang mengarah ke aliran balik darah. Aliran ini menciptakan suara yang
disebut murmur jantung.
d. Serangan jantung dan kematian mendadak
Beberapa bentuk pembesaran jantung dapat menyebabkan gangguan dalam
pemukulan irama jantung. Irama jantung terlalu lambat untuk bergerak atau terlalu
cepat untuk memungkinkan jantung dapat mengakibatkan pingsan atau, dalam
beberapa kasus, serangan jantung atau kematian mendadak.

II. Terapi kardiomegali


1. Sesuai dg penyebab yang mendasarinya
2. Obat golongan diuretik
3. Obat golongan ace inhibitor
4. Obat golongan beta blocker
5. Golongan nitrat
6. Mengurangi/menurunkan berat badan
7. Diet Rendah Garam
8. Pembatasan asupan cairan
9. Olahraga

III. Pencegahan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembesaran
jantung, antara lain:
1. Berhenti merokok
2. Turunkan berat badan
3. Diet rendah garam
4. Kendalikan kencing manis
5. Menjaga tekanan darah
6. Melakukan olahraga yang sesuai dengan fisik
7. Hindari alkohol
8. Menjaga waktu tidur
9. Batasi asupan kolesterol
10. Menjaga diet yang seimbang

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
I. Data Dasar
a. Identitas Klien
Nama, alamat, usia, agama, dan pekerjaan
b. Identitas Penanggung jawab
Nama, alamat, usia, agama dan pekerjaan
c. Riwayat kesehatan
d. Keluhan utama
Keluhan saat masuk rumah sakit
e. Keluhan saat ini
Keluhan yang dirasakan saat pengkajian
f. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan pasien mulai awal dirasakan hingga masuk rumah sakit
g. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita klien
II. Pola Aktifitas
a. Pola Nutrisi
Memiliki kebiasaan makan makanan berlemak, asin
b. Pola Eliminasi
Ada keluhan atau tidak
c. Pola Personal higiene
d. Pola Istirahat dan tidur
Terganggu karena sesak akibat perbesaran jantung
e. Pola Aktivitas
Membutuhkan bantuan orang lain : mandiri, parsial atau total
III. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
b. TD : biasanya > 140/100 mmHg
c. Nadi : 90 x /menit
d. Pernafasan : >20 x /menit
e. Suhu : 36,8 ° C
2. Sistem pernafasan
RR >24 x/mnt,bentuk hidung simetris,terdapat nafas cuping hidung,bentuk
dan pergerakan paru tidak simetris,tidak ada barellchest,napas cepat dan
dan dalam,terdengar whezing pada lapang paru.fremitus vokal
simetris,orthopnea.
3. Sistem Kardiovaskuler
Palpasi : Mengalami Pergeseran Pada yaitu ada di antara ICS 5 dan
ICS 6
Ictus Cordis : Titik denyut apex tidak tepat berada pada ICS 5
Perkusi :
Batas Atas : IC2
Batas Bawah : di antara IC 5 dan IC 6
Batas Kanan : Linea Midsternalis dextra
Batas kiri : sedikit bergeser dari Midclavikularis Sinestra
Pembasaran Jantung : Terjadi Pembesaran Jantung
Auskultasi :
BJ 1 : Lup
BJ 2 : Dup
BJ 3 : Tidak Terdengar
BJ Tambahan : Tidak Terdengar
TD: >140/90mmHg, Nadi : 92 x/mnt Tidak.terdapat distensi vena
jugularis.tidak ada suara jantung tambahan.tidak ada clubing fingger,CRT
< 3 dtk.tidak terlihat iktus cordis Konjungtiva tidak anemis, tidak ada
oedema palpebra, tidak ada sianosis hidung, lidah, bibir ,kuku, Allert test
(-),akral dingin.
EKG : LAH – LVH
Q wave III AVF V1 – V4 Inferior Miokard Infark
Akut
ST Elevasi III AVF V1 – V4
ST Depresi 1 AVL – V5 – V6 Anteseptal Miokard Infark

4. Sistem Pencernaan
Bising usus 12 x/mnt,.mulut simetris.tidak ada stomatitis. Mukosa mulut
lembab, ada reflek menelan, tidak ada nyeri tekan epigastrik, tidak teraba
pembesaran hepar, tidak teraba masa dikolon, tidak ada distensi abdomen.
5. Sistem Persyarafan
Kesadaran kompos mentis,GCS E4M6V5.. Reflek pupil terhadap cahaya
(+), tidak ada strabismus, klien mampu bedakan stimulus tajam tumpul
halus kasar, klien mampu merespon pembicaraan dengan benar
6. Sistem Endokrin
Tidak ada eksoftalmus,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, chovstek
sign(-) karpopedal (-), tremor (-).
7. Sistem Genitourinari
Area genetal bersih tidak ada tanda peradangan,terpasang folley cateter.
vesika urinari tidak teraba penuh,tidak ada pembesaran ginjal.
8. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot penuh ,tonus otot baik,terdapat edema pada ekstremitas
bawah.
9. Sistem integumen dan imunitas
Ada edema pada kaki,kulit kering.turgor kulit sedang,piting edema ++
10.Sistem Penginderaan
Pasien dapat membaca pada jarak 30cm.pasien dapat mendengar dengan
jelas.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung b/d Penurunan kontraktilitas jantung
2. Intoleransi aktifitas b/d Kelemahan
3. Resiko gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membran kapiler alveolar
4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual dan kesulitan menelan

V. Intervensi
1. Diagnosa 1 : Penurunan curah jantung b/d Penurunan kontraktilitas jantung
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
curah jantung adekuat
Kriteria Hasil : 1. RR normal
2. Sesak berkurang
Intervensi : 1 .pertahankan pasien untuk tirah baring
R/ Mengurangi beban jantung
2.Ukur parameter hemodinamik
R/ Mengetahui perfusi darah di organ dan untuk
mengetahui CVP sebagai indikator peningkatan
beban kerja jantung
3.Pantau EKG terutama frekuensi dan irama
R/ Mengetahui penurunan kontraktilitas jantung
4.Pantau bunyi jantung S3 dan S4
R/ Mengetahui tingkat gangguan pengisian sistole atau
diastole
5.Batasi natrium dan air
R/ Mencegah peningkatan beban jantung
6.pertahankan akses IV
R/ Untuk maintenance jika sewaktu terjadi kegawatan
vaskuler
7.Kolaborasi dalam: Pemeriksaan AGD, amlodipin 1x10
mg, captopril 3 x 37,5 mg
R/ Mengetahui perfusi jaringan perifer
2. Diagnosa 2 : Intoleransi aktifitas b/d Kelemahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
toleransi aktifitas pasien meningkat
Kriteria Hasil : Pasien mampu beraktifitas secara bertahap
Intervensi :
1. Pertahankan klien tirah baring sementara fase akut
R/ Mengurangi beban kerja jantung
2. Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien
R/ Mengurangi beban jantung
3. Pertahankan rentang gerak pasif selama fase kritis
R/ Meningkatkan venus return
4. Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi
R/ Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu venus return
5. Berikan waktu istirahat diantara waktu aktifitas
R/ Mengetahui fungsi jantung,bila dikaitkan dengan aktifitas
6. Pertahankan penambahan O2 sesuai pesanan
R/ Mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu
memaksa kerja jantung
7. Selama aktifitas kaji EKG,dispnea,sianosis,kerja napas,frekuensi.
R/ Meningkatkan oksigenasi jaringan
3. Diagnosa 3 : Resiko gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membran
kapiler alveolar
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan tidak terjadi gangguan pertukaran gas
Kriteria Hasil : - GDA dalam batas normal
- Tidak ada dispnea
Intervensi :
1. Berikan O2 sesuai kebutuhan
R/ Meningkatkan konsentrasi O2 dalam proses pertukaran gas
2. Pantau GDA
R/ Mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan
3. Koreksi keseimbangan Asam basa
R/ Mencegah asidosis yang memperberat fungsi pernafasan
4. Berikan posisi semi fowler
R/ Meningkatkan ekspansi paru
5. Cegah atelektasis dengan melatih batuk efektif dan napas dalam
R/ Meningkatkan ekspansi paru
6. Kaji kerja pernafasan
R/ Mengetahui tingkat efektifitas fungsi pertukaran gas
7. Kolaborasi : RL 500/24 jam
Furosemid 1 x40 mg
R/ Mencegah terjadinya retensi cairan
4. Diagnosa 4 :
Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 3 x 24 jam asupan makanan
dan cairan yang dikonsumsi memenuhi kebutuhan
metabolik
Kriteria Hasil :
- Klien menghabiskan porsi yang disediakan Rumah Sakit
- Klien mengatakan tidak mual
Intervensi : 1. Batasi masukan lemak, garam dan cairan
R/ memperbanyak volume cairan intravaskuler
2. Kaji makanan kesukaan klien
R/ memenuhi kebutuhan klien
3. Kolaborasi pemberian makanan parenteral dan terapi
antasida sesuai indikasi
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi klien
4. Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
R/ mengetahui diit klien
5. Hindari makanan penghasil gas dan minuman
berkarbonat
R/ Mencegah distensi abdomen
Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta.

Doengoes, ME. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.

Soeparman. 2008. Ilmu Penyakit Dalam; Jilid I. FKUI. Jakarta.

Emmy Soekresno S. Pd.(2007). Mengenali kardio faskuler. Sumber : Komisi


Perlindungan Anak Indonesia.

Putrika P.R. Gharini. ( 2004) . ‘caediofaskuler: Efek Psikis, Fisik, dan


Tinjauan Agama . Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3,
13-19 September 2004
IV. Patofisiologi

S-ar putea să vă placă și