Sunteți pe pagina 1din 21

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP

INTENTION TO LEAVE PADA KARYAWAN PRODUKSI MITRA PRODUKSI SIGARET (MPS)


NGORO-JOMBANG

Rini Ratna Nafita Sari, Armanu, Eka Afnan


Universitas Brawijaya Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jalan
MT. Haryono 165 Malang, East Java, Indonesia 65145 Tel. +62341-562154
email; riniratnanafitasari@yahoo.com

Abstract: The purpose of this study was (1) to analyze the effect of job satisfaction on
organizational commitment, (2) analyze the effect of job satisfaction on intention to leave,
(3) analyze the effect of organizational commitment on intention to leave, (4) analyze the
effect of job satisfaction on intention to leave through organizational commitment. This
research was conducted by using path analysis (Path analys). Data on job satisfaction,
organizational commitment, and intention to leave was obtained through interviews and
using a questionnaire distributed to 90 respondents MPS Ngoro JOMBANG employee who is
a partner of PT.Hm. Sampoerna Tbk. From the research variables that affect the intention to
leave, namely job satisfaction variables significantly positive effect on organizational
commitment, job satisfaction variables were not significant negative effect on intention to
leave, organizational commitment variables significantly influence the intention to leave, and
organizational commitment variables moderating the effect of job satisfaction on intention to
leave.

Keywords: Intention to Leave, job satisfaction, organizational commitment


Mempertahankan karyawan agar tetap (learner) melampaui apa yang dihasilkan, tingkat
tinggal diperusahaan merupakan salah satu kecelakaan dari para karyawan baru seringkali
peranan penting manajemen sumber daya manu- lebih tinggi, hilangnya produksi selama selang
sia (MSDM) dalam sebuah perusahaan Berhen- waktu antara pemutusan hubungan kerja dengan
tinya karyawan dari perusahaan didahului oleh karyawan lama dan penggantian oleh karyawan
adanya niat karyawan untuk meninggalkan baru, peralatan produksi tidak dimanfaatkan
organisasi (intention to leave). Satu aspek yang sepenuhnya selama selang waktu pengangkatan
menarik perhatian adalah mendeteksi faktor- dan periode pelatihan, upah lembur mungkin
faktor motivasional yang akan dapat mengurangi diakibatkan oleh jumlah turnover karyawan yang
niat atau keinginan karyawan untuk mening- berlebihan, terlebih pada sebuah industri padat
galkan organisasi (intention to leave), karena niat karya yang mengandalkan tenaga manual manu-
untuk keluar (intention to leave) sangat kuat sia akan kesulitan dalam memenuhi target
pengaruhnya dalam menjelaskan turnover yang produksi perusahaan jika turnover terlalu tinggi.
sebenarnya. Penelitian ini sangat penting untuk Dalam penelitian ini intention to leave
dilakukan karena adanya karyawan yang keluar adalah mengacu pada niat sukarela karyawan
dari organisasi, memerlukan biaya yang sangat untuk meninggalkan organisasi (Berry 2008).
besar dalam bentuk kerugian yang besar akan Michaels & Spector (dalam Tett & Meyer 1993)
tenaga ahli yang mungkin juga memindahkan menyatakan bahwa intention to leave merupakan
pengetahuan spesifik perusahaan kepada pesaing pendahulu (precussor) terkuat dari aktual
(Carmeli & Weisberg, 2006). turnover. Hal ini membuktikan bahwa sebelum
Ketika karyawan meninggalkan perusahaan karyawan benar-benar meninggalkan organisasi
biasanya melibatkan biaya biaya perekrutan, didahului adanya niat untuk meninggalkan
pelatihan, upah seorang karyawan pemula perusahaan (intention to leave). Oleh karena itu
5
4
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 55

proses identifikasi terhadap faktor faktor yang pekerjaan saat ini dan tersedianya alternative
mempengaruhi niat untuk keluar (intention to pekerjaan lain. Bigliardi et al. (2005), Bluedom
leave) menjadi suatu hal yang penting untuk A.C (1982), Chiu and Francesco (2003) dalam
dipertimbangkan dan menjadi suatu yang efektif Salleh et al. (2012) mengatakan bahwa intention
untuk menurunkan angka turnover yang sebe- to leave merupakan variabel yang paling penting
narnya. Penelitian sebelumnya mengenai inten- dalam memprediksi turnover, oleh karena itu
tion to leave telah menunjukkan bahwa kepua- mengidentifikasi pendahulu intention to leave
san kerja dan organizational commitment atau dapat memberikan titik terang untuk memahami
Komitmen Organisasional dianggap sebagai turnover yang sebenarnya karena intention to
variabel antecedent yang mempengaruhi inten- leave menggam-barkan pikiran individu untuk
tion to leave karyawan (Clegg, 1983; Karsh, keluar, mencari pekerjaan di tempat lain, serta
Booske, DeMicco dan Reid and Sainfort, 2005 keinginan mening-galkan organisasi. Dalam
dalam Chang Lee et al. 2010). penelitian ini intention to leave dihubungkan
Sebagian besar perusahaan pasti pernah dengan voluntary intention to leave yaitu niat
diwarnai fenomena turnover. Demikian pula pada untuk meninggalkan pekerjaan secara sukarela.
salah satu industri rokok yang merupakan salah (Mobley 1977 dalam Harpert 2013). Niat
satu Mitra Produksi Sigaret (MPS) dari PT. HM mencerminkan perilaku, dan intention to leave
Sampoerna yang berlokasi di Jalan Raya mencerminkan perilaku penari-kan yang
Jombang Pare km 13 Desa Sidowarek kecamatan sebenarnya.
Ngoro Kabupaten Jombang (selanjutnya disebut
MPS NGORO). Turnover dan intention to leave Kepuasan Kerja
muncul sebagai issue strategic di MPS NGORO, Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau
hal ini karena industri tersebut sangat berkon- respon emosional terhadap berbagai aspek
tribusi dalam menyerap tenaga kerja dan mening- pekerjaan (Kreitner dan Kinicki, 2003). Definisi
katkan perekonomian daerah. Hingga Januari ini tidak dapat diartikan sebagai suatu konsep
2014 karyawan tetap MPS NGORO yang tercatat tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan
mencapai 1628 karyawan, sebesar 13 % meliputi suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas
karyawan harian dan bulanan, sedang 87 % dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya.
adalah karyawan borongan. Menurut luthans (1992) indicator kepuasan kerja
Berdasarkan catatan kasus pada bulan Juni meliputi: Pekerjaan itu sendiri, Gaji, kesempatan
2013, sebanyak 50 orang pekerja (group 15) promosi, pengawasan (supervise), dan rekan
melakukan aksi mogok kerja dikarenakan merasa kerja.
tidak puas dengan sikap atasan (Mandor).
Ketidakpuasan dan tingkat komitmen organisasi Komitmen Organisasional
yang rendah juga ditunjukkan oleh tingkat Dalam dunia kerja, komitmen organisa-
absensi karyawan mulai tahun 2011 s/d 2013 sional seseorang terhadap organisasii seringkali
yang selalu di atas target management MPS menjadi isu yang sangat penting. Begitu penting-
NGORO yaitu 4 % dan juga angka karyawan nya isu tersebut menyebabkan beberapa orga-
keluar (turnover) yang cukup tinggi. nisasi memasukkan unsur komitmen organisa-
sional sebagai salah satu syarat untuk memegang
TINJAUAN PUSTAKA suatu jabatan/ posisi yang ditawarkan dalam
Intention To Leave iklan iklan lowongan pekerjaan. Komitmen or-
Salah satu bentuk perilaku negative karya- ganisasional secara tradisional dipandang sebagai
wan adalah keluar dari perusahaan (Turnover). konstruk unidimensi/ satu dimensi (Porter et al.
Menurut Robins (2008) Turnover didefinisikan 1974 dalam Eslami 2012). Namun demikian,
sebagai penarikan diri secara sukarela terdapat bukti yang menunjukkan bahwa individu
(voluntary) atau tidak sukarela (involuntary misal mengembangkan komitmen pada organisasi
pemecatan, pengurangan karyawan, dan tertentu melalui berbagai dimensi atau sumber-
kematian) yang merupakan keputusan karyawan sumber. Menurut Meyer et al. (1991) dimensi
untuk meninggalkan orga-nisasi yang disebabkan berganda komitmen organisasional mempunyai
oleh dua factor yaitu kurang menariknya hubungan yang berbeda terhadap maksud
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 56

turnover dan perilaku yang berkaitan dengan H1: Kepuasan kerja berpengaruh terhadap
pekerjaan lainnya. Komitmen organisasional komitmen organisasional
didefinisikan sebagai keadaan dimana seseorang
karyawan memihak pada suatu organisasi Pengaruh langsung antara Kepuasan Kerja ter-
tertentu dengan tujuan-tujuannya, serta berniat hadap Intention to leave.
memelihara kanggotaannya dalam organisasi Individu yang merasa terpuaskan dengan
tersebut (Blau dan Boal, 1986; dalam Ardiansah pekerjaannya cenderung untuk bertahan dalam
et al. 2003). Menurut Williams dan Hazer (1986) organisasi. Sedangkan individu yang merasa
dalam Toly (2006) merupakan tingkat kekerapan kurang terpuaskan dengan pekerjaannya akan
identifikasi dan keterikatan individu terhadap memilih keluar dari organisasi. Secara empiris
organisasi yang dimasukinya, dimana karak- dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja
teristik komitmen organisasional antara lain memiliki suatu pengaruh langsung pada
adalah: loyalitas seseorang terhadap organisasi, pembentukan keinginan keluar. Banyak peneli-
kemauan untuk mempergunakan usaha atas nama tian yang menemukan adanya hubungan negatif
organisasi, kesesuaian antara tujuan seseorang kepuasan kerja terhadap intention to leave kar-
dengan tujuan organisasi (goal congruence), dan yawan. Mowday et al. (1982), Scott dan Taylor
keinginan untuk menjadi anggota organisasi (1985), Clegg (1983) dan Herzberg (1996) telah
(Porter et. al. 1974) dalam Toly (2006). Dalam menemukan bahwa kepuasan kerja merupakan
penelitian yang dilakukan Allen & Meyer et al. salah satu variabel yang terkuat yang memiliki
(1997) dalam Jaros (2007) menggolongkan urutan ke nol berhubungan dengan intention to
multidimensi dari komitmen organisasional leave. Dalam penelitian yang dilakukan sebelum-
menjadi tiga komponen model, yaitu: Komitmen nya oleh Foreman (2009) yang menyatakan
afektif, Komitmen berkelangsungan, dan Komit- bahwa kepuasan kerja mampu menurunkan niat
men Normatif. karyawan untuk pindah dari perusahaan. Dengan
demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat
Perumusan Hipotesis disimpulkan sementara melalui hipotesis pene-
Pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap litian adalah sebagai berikut:
Komitmen Organisasional
Komitmen organisasional dan kepuasan H2 : Kepuasan kerja berpengaruh terhadap
kerja adalah pekerjaan sikap terkait yang telah intention to leave
menerima banyak perhatian dari para peneliti.
Seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap
memiliki identifikasi terhadap organisasi, terlibat Intention to leave
sungguh-sungguh dalam kepegawaian dan ada Komitmen organisasional agaknya merupa-
loyalitas serta afeksi positif terhadap organisasi. kan peramal yang lebih baik karena merupakan
Selain itu tampil tingkah laku berusaha ke arah respon yang lebih global dan bertahan terhadap
tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap organisasi secara keseluruhan daripada
bergabung dengan organisasi dalam jangka kepuasan kerja (Porter et al. 1974 dalam
waktu lama (Luthans, 1992). Dalam penelitian Witasari 2009). Bukti riset yang dilakukan
yang dilakukan oleh Chang et al. (2010) yang Chang lee et al. (2010) menemukan bahwa
menyatakan bahwa Kepuasan kerja secara komitmen organisa-sional secara significant
significant berpengaruh positif pada komitmen berpengaruh negative terhadap intention to
organisasional. Demikian juga penelitian yang leave. Didukung oleh penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh oleh Raza yang menyatakan hal oleh Toly (2006) yang menyatakan bahwa tingkat
yang serupa. Menurut Meyer et al. (2002) dalam komitment organisa-sional yang tinggi
Celik, kepuasan kerja adalah penentu komitmen mempengaruhi tingkat keinginan berpindah
organisasional. (intention to leave). Raza (2007) mengatakan
Dengan demikian, berdasarkan uraian di individu yang memiliki komitmen organisasional
atas, dapat disimpulkan sementara melalui yang tinggi akan memiliki keinginan berpindah
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: yang rendah, yang artinya komitmen organisasi
juga berpengaruh negative significan terhadap
intention to leave.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 57

Dalam penelitian ini juga diungkapkan bahwa onal, identifikasi dan keterlibatan pegawai di
komitmen organisasional menjadi variabel yang dalam suatu organisasi.
memoderasi hubungan kepuasan kerja dan 2. Komitmen berkelangsungan (continuance
intention to leave. commitment), adalah hasrat yang dimiliki
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, oleh individu, didasarkan pada persepsi
dapat disimpulkan sementara melalui hipotesis pegawai tentang kerugian yang akan
penelitian adalah sebagai berikut: dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi,
sehingga individu merasa membutuhkan
H3: Komitmen organisasional berpengaruh untuk dihubungkan dengan organisasi.
terhadap intention to leave. 3. Komitmen normatif (Normative commitment),
adalah perasaan-perasaan pegawai tentang
H4: Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kewajiban yang harus ia berikan kepada
intention to leave melalui komitmen organisasi, dan tindakan tersebut merupakan
organisasional hal yang benar harus dilakukan

Variabel Keinginan Berpindah Karyawan


Definisi Operasional Variabel (Intention to leave)
Variabel Kepuasan Kerja Model turnover yang dikemukakan
Terdapat lima indikator yang diterima secara March & Simon (1958); Mobley (1977); Price
umum dalam kepuasan kerja, yaitu manurut (1977) dalam Lum et al. (1998), memprediksikan
(Luthans, 2006): bahwa keinginan seseorang untuk keluar dari
1. Pekerjaan itu sendiri, dalam hal dimana organisasi dan mencari pekerjaan lain, yaitu
pekerjaan memberikan tugas yang menarik, evaluasi mengenai posisinya saat ini berkenaan
kesempatan untuk belajar, dan kesempatan dengan ketidakpuasan. Intention to leave yang
untuk menerima tanggung jawab. dibahas dalam penelitian ini adalah dalam
2. Gaji, sejumlah upah yang diterima dan tingkat konteks model sukarela (voluntary turnover).
dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal Variabel intention to leave diukur dengan
yang dianggap pantas dibandingkan dengan indikator sebagai berikut:
orang lain dalam organisasi 1. Kecenderungan individu berfikir untuk
3. Kesempatan promosi, baik promosi jabatan, meninggalkan MPS NGORO.
maupun promosi kenaikan gaji 2. Kemungkinan individu akan mencari peker-
4. Pengawasan, kemampuan mandor untuk jaan pada organisasi lain.
memberikan bantuan teknis dan dukungan 3. Kemungkinan individu untuk meninggalkan
perilaku. MPS NGORO.
5. Rekan kerja, tingkat dimana rekan kerja 4. Kemungkinan individu untuk meninggalkan
pandai secara teknis dan mendukung secara MPS NGORO dalam waktu dekat.
sosial. 5. Kemungkinan individu untuk meninggalkan
Kelima indikator kepuasan kerja tersebut di MPS NGORO bila ada kesempatan yang
atas akan digunakan dalam penelitian ini lebih baik.

Variabel Komitmen Organisasional METODE


Luthans (2006) dan Meyer et al. (1991) menggo- Penelitian ini menggunakan pendekatan
longkan multidimensi dari komitmen organisa- kuantitatif karena adanya model empiris dan
sional menjadi tiga komponen model, dan ketiga pengukuran berdasarkan teori yang ada, serta
indikator tersebut akan digunakan dalam data yang diperoleh selanjutnya dianalisis meng-
penelitian komitmen organisasional, yaitu : gunakan statistik untuk menjawab atau menguji
1. Komitmen afektif (affective commitment), hipotesis penelitian (Creswell, 2009 dalam Esti
adalah suatu pendekatan emosional dari indi- 2012).
vidu dalam keterlibatan dengan organisasi, Populasi dalam penelitian ini adalah karya-wan
sehingga individu akan merasa dihubungkan tetap bagian produksi unit pelintingan & Pemotongan
dengan organisasi, berkaitan dengan emosi- yang berjumlah 945 karyawan yang
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 58

tersebar dalam 18 grup (kelompok), yang mana dan analisis statistik inferensial. Analisis statistic
masing-masing kelompok terdiri atas 49-55 deskriptif meliputi : distribusi frekuensi jawaban
karyawan. Jumlah sampel hasil penghitungan subyek, nilai rata-rata (mean), dan klasiifkasi
menggunakan rumus slovin sebanyak 90,431. skor variabel ke dalam norma kelompok. Khusus
Oleh karena angka desimal kurang dari setengah untuk klasifikasi, hal ini dilakukan dengan cara
(0,5), maka dibulatkan ke bawah sehingga mengklasifikasikan skor masing-masing variabel
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan norma kelompok, dalam hal ini
ini adalah sebesar 90 responden dari bagian analisis deskriptif yang digunakan yaitu jenis
Pelintingan & Pemotongan. kelamin, usia, masa kerja, tingkat pendidikan,
Dalam penelitian ini menggunakan data dan status perkawinan, sedangkan analisis statis-
primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan tik inferensial dalam penelitian ini akan diana-
data dengan melakukan wawancara dan doku- lisis dengan menggunakan metode analisis jalur
mentasi dengan menggunakan instrumen peneli- (Path Analysis) yang merupakan pengem-bangan
tian kuisioner tertutup. analisis regresi linier berganda (multiple
Analisis data yang digunakan dalam peneli- regression analysis).
tian ini ada 2, yaitu analisis statistik deskriptif

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel


Frekuensi Persentase %
Jenis Kelamin
Wanita 90 100%
Masa Kerja
1-5 tahun 20 22.22 %
6-10 tahun 50 55.56 %
11-15 tahun 20 22.22 %
Usia
18-25 19 21.11 %
26-33 64 71.11 %
34-41 7 7.78 %
Pendidikan Terakhir
SD 6 6.67 %
SMP 47 52.22 %
SMA 37 41.11 %
Status Perkawinan
Belum Menikah 2 2.22 %
Menikah 84 93.33%
Janda 4 4.44%
Variabel tesis adalah sebagai
eksogen yang berikut :
digunakan di dalam a. Model Jalur
penelitian ini adalah 1, Z = βXZ + e1 ,
kepuasan kerja Z =
karyawan, Komitmen
sedangkan variabel Organisasiona
endogen yang akan l
diguna-kan adalah Βxz =
intention to leave. koefisien
Disamping itu da- korelasi
lam penelitian ini antara X
juga menggunakan dengan
variabel eksogen Z
Mediasi (variabel e1 = eror
yang dalam
mempengaruhi hubung
variabel endogen an
dan variabel antara
eksogen menjadi variabe
hubungan tidak lX
langsung) yaitu dengan
komitmen Z
organisasional. b. Model
Sedangkan teknik Jalur
pengukuran 2, Y =
variabel untuk βXY +
masing masing βZY +
variabel meng- e2 Z =
gunakan skala likert Komit
dengan skala 1-5. men
Model yang Organ
digunakan isasio
untuk menguji nal
hipo- Βxz =
koefisien
korelasi
antara X
dengan
Z
e1 =
eror
dalam
hubungan
antara
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 59
variabel X dengan Z βzy = pengaruh langsung

variabel moderator (Z)


c. Model Pengaruh tak langsung PTL (X- terhadap variabel terikat
Y) = βxz + βYZ (Y)

PTL (X-Y) = Pengaruh secara tidak Pengujian Hipotesis dan Analisis Jalur
langsung variabel bebas (X) 1. Uji Hipotesis 1: Pengaruh Langsung
terhadap variabel terikat (Y) Kepuasan kerja terhadap komitmen
melalui variabel moderator (Z) organisasional
βxz = pengaruh langsung variabel Hasil penghitungan uji regresi model 1
bebas (X) terhadap variabel antara diperoleh nilai-nilai statistic inferensi sebagai-
(Z) mana disajikan dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Regresi Model 1 (Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap komitmen
Organisasional

Variabel Koefisien thitung Sig. Keterangan


Konstanta 14,719 - -
Kepuasan Kerja (X) 0,378 4,928 0,000 Ho ditolak
R : 0,465
R Square : 0,216
F hitung : 24,288
Signifikansi : 0,000
Sumber : data primer diolah tahun 2015

Berdasarkan Tabel 2 Ringkasan Hasil disimpulkan bahwa ada pengaruh significant


Uji Regresi Model 1, maka hasil pengujian antara Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
terhadap hipotesis 1 menunjukkan koefisien Organisasional.
regresi Kepuasan Kerja memiliki thitung sebesar
4,298 dengan sig sebesar 0,000 (ttabel (df 89; 0,05) 2. Uji Hipotesis 2 : Pengaruh Kepuasan
sebesar 1,987). Oleh karena signifikansi t hitung Kerja terhadap Intention to Leave
kurang dari 0,05 (sig < 0,05) dan (t hitung sebesar Hasil penghitungan uji regresi model 2
4,298 > ttabel (df 89; 0,05) sebesar 1,987), maka H0 diperoleh nilai-nilai statistic inferensi
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat sebagaimana disajikan dalam Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji Regresi Model 2 (Pengaruh Variabel Kepuasan Kerja Dan Komitmen
Organisasional Terhadap Variabel Intention To Quit

Variabel Koefisien Beta (β) thitung Sig. Keterangan


Konstanta 31,441 - - -
Kepuasan Kerja (X) -0,059 -0,083 -0,808 0,421 Ho diterima
Komitmen -0,424 -0,487 -4,479 0,000 Ho ditolak
Organisasional (Z)
R Square : 0,282
F hitung : 17,085
Signifikansi : 0,000
Sumber : data primer diolah tahun 2015
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 60

Pada ringkasan Hasil Uji Regresi Model 2 sebagaimana terlihat pada tabel 3, maka hasil pengujian
terhadap hipotesis 2 menunjukkan koefisien regresi Kepuasan Kerja memiliki F hitung sebesar 17,085
dengan sig sebesar 0,000<0,050. Oleh karena signifikansi F hitung lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) dan F
Hitung lebih besar dari F tabel df=2,88 ;0,05) sebesar 3,10, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh langsung secara simultan yang signifikan variabel Kepuasan Kerja dan
Komitmen organisasional terhadap Intention to leave.

3. Uji Hipotesis 3 : Pengaruh Komitmen organisasional terhadap Intention to Leave


Masih mengacu pada Tabel 3, berdasarkan hasil uji hipotesis pada model regresi 2 diperoleh
nilai thitung untuk variabel Komitmen Organisasional sebesar -4,479 dan t tabel (df 89; 0,05) sebesar 1,987. Oleh
karena signifikansi thitung kurang dari 0,05 (sig < 0,05) dan t hitung : 4,479 > ttabel (df 89; 0,05) sebesar 1,987, maka
H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel
Komitmen Organisasional terhadap Intention to leave.

4. Uji Hipotesis 4 pada Analisis Jalur Pengaruh Tidak Langsung Kepuasan Kerja (X) terhadap
Intention to leave (Y) melalui Komitmen Organisasional (Z)
Setelah mengetahui pengaruh secara langsung dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat baik pada model persamaan regresi pertama dan kedua maka selanjutnya dihitung
pengaruh tidak langsung dari variabel bebas Kepuasan Kerja (X) terhadap Intention to leave (Y) melalui
Komitmen Organisasional (Z). Untuk memudahkannya terlebih dahulu disusun model lintasan dalam
analisis jalur sebagai berikut :

Gambar 1 Diagram Model Lintasan dalam Analisis Jalur

Kepuasan Kerja
(X)
P= 0.421 (Tidak Sig)
ΒXY = -0,083
P= 0.00 (Sig)
βxz = 0,465
Intention to leave
(Y)
Komitmen P=0.00 (Sig)
Organisasional
(Z) Βzy = -0,487

Pe2= 0,875

(Sumber Data : Data Diolah tahun 2015 )


Pe1= 0,885
Pengaruh tidak Pengaruh tidak
langsung variabel langsung antara
Kepuasan Kerja (X) kepuasan kerja (X)
terhadap Intention to dengan intention to
leave (Y) melalui leave (Y) melalui
variabel Komitmen komitmen
Organisasional (Z) organisasional (Z),
adalah sebagai diperoleh dari hasil
berikut: kali antara pengaruh
langsung kepuasan
PTL X –Y melalui Z kerja
= (X) dengan
0,465x 0,487 = 0,226 komitmen
organisasional (Z),
dan pengaruh
langsung antara
komitmen organi-
sasional (Z) dengan
intention to leave t
(Y), sehingga pengaruh
tidak langsung sebesar
(0,465
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 61

x 0,487 = 0,226) . Karena koefisien pengaruh kerja mempunyai pengaruh negative secara
langsung (0,083) lebih kecil dari pada koefisien langsung terhadap intention to leave namun
pengaruh tidak langsung (0,226) maka dalam hal pengaruh tersebut tidak signifikan. Pengaruh
ini variabel komitmen organisasional memo- yang negatif yang tidak signifikan mengandung
derasi variabel kepuasan kerja terhadap intention pengertian bahwa apabila kepuasan kerja sangat
to quit. Dengan demikian secara statistik H4 tinggi tidak akan menyebabkan rendahnya
diterima, yang berarti hipotesa yang menyatakan intention to leave. Begitu juga sebaliknya,
bahwa variabel kepuasan kerja (X) berpengaruh apabila kepuasan kerja karyawan rendah tidak
secara tidak langsung terhadap variabel intention serta merta akan menyebabkan tingginya
to leave (Y) melalui variabel komitmen intention to leave. Berdasarkan indeep interview
organisasional (Z) dapat diterima dengan nilai yang dilakukan peneliti diperoleh keterangan
pengaruh sebesar 0.226. bahwa karyawan MPS NGORO menyadari
bahwa saat ini untuk mencari pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan atau harapan dan latar
HASIL DAN PEMBAHASAN
belakang pendidikan yang sesuai tidaklah mudah,
Dengan hasil analisis jalur (path analysis)
sehingga sekalipun karyawan merasa tidak puas
yang telah dilakukan, maka hasil penelitian dapat
dengan pekerjaannya tidak langsung membuat
diinterpretasikan sebagai berikut
mereka memutuskan untuk mengun-durkan diri.
Berdasarkan hasil wawancara juga menunjukan
Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Komit- bahwa meskipun karyawan kurang puas terhadap
men Organisasional kesempatan promosi dan juga kepuasan terhadap
Pengujian hipotesis pertama menyatakan atasan langsung mereka memutuskan untuk tetap
bahwa ada pengaruh signifikan antara kepuasan tinggal dalam perusahaan. Hal ini disebabkan
kerja karyawan terhadap komitmen organisa- banyak diantara mereka yang memiliki
sional karyawan, terbukti dan hipotesis tersebut tanggungan hutang di koperasi perusahaan,
diterima. Dengan koefisien beta pada variabel sehingga secara tidak langsung memaksa mereka
kepuasan kerja karyawan bernilai positif 0,465 untuk tetap tinggal. Temuan ini sama dengan
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif hasil penelitian Toly (2001), Rahman et al.
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi (2008), Hwang & Kuo (2006) yang
karyawan. Hal ini berarti apabila kepuasan kerja menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja
semakin tinggi, maka komitmen organisasi tidak mempengaruhi tingkat keinginan untuk
karyawan juga akan tinggi. Sebaliknya, apabila pindah. Hasil penelitian Carmeli dan Weisberg
kepuasan kerja rendah, maka komitmen (2006) yang menyimpulkan bahwa Kepuasan
organisasional karyawan juga akan rendah Kerja Ekstrinsik tidak berhubungan significant
Berdasarkan indeep interview karyawan terhadap intention to leave. Demikian pula hasil
berpendapat bahwa dalam kelompok mereka penelitian Chang lee et al. (2010) juga
merasa senasib sepenanggungan, saling menguat- menemukan bahwa tingkat kepuasan kerja tidak
kan satu sama lain walaupun ada rasa ketidak- secara langsung mempengaruhi keinginan untuk
puasan dalam indikator kepuasan yang lain, berpindah
namun dengan adanya dukungan dari rekan kerja
mampu meningkatkan kepuasan kerja yang pada
Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap
akhirnya meningkatkan komitmen organisasional
Intention to leave
mereka. Hasil penelitian ini mendukung hasil
Hasil pengujian yang dilakukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Chang lee et al.
penelitian ini yaitu terhadap variabel komitmen
(2010), Tnay et al. (2013) dan Raza (2007) yang
organisasional dan Intention to leave menun-jukkan
menyatakan kepuasan kerja berpengaruh positif
bahwa komitmen organisasional memiliki pengaruh
dengan komitmen organisasi
negatif yang signifikan terhadap intention to quit.
Temuan ini memperkuat temuan Chang lee et al.
Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Intention
(2010) dan juga Toly (2006) yang menemukan bahwa
to leave
tingkat komitmen organisasional yang tinggi memiliki
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
pengaruh
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 62

negatif yang signifikan terhadap intention to KESIMPULAN


leave. Intention to leave pada industri manufaktur
Hal ini diperkuat dari hasil distribusi merupakan sinyal awal terjadinya turnover
kuisioner intention to leave dimana karyawan karyawan. Hal tersebut perlu dijadikan perhatian
berniat meninggalkan organisasi jika mendapat bagi perusahaan karena tingginya turnover di
tawaran pekerjaan yang lebih baik. Persepsi dalam suatu perusahaan dapat mengganggu akti-
tentang ketiadaan alternative pekerjaan lain fitas dan produktifitas dan dapat menciptakan
timbul dikarenakan karakteristik pendidikan ketidakstabilan dan ketidakpastian terhadap
responden yang sebagian besar adalah lulusan kondisi tenaga kerja. Intention to leave terkait
SMP, sehingga kesempatan untuk mendapatkan erat dengan kepuasan kerja dan komitmen
pekerjaan lain relative kecil yang menyebabkan organisasional Berdasarkan hal tersebut di atas,
karyawan tidak ada pilihan lain selain bertahan peneliti melihat terdapat suatu kebutuhan untuk
dalam organisasi, meneliti lebih lanjut hubungan antara kepuasan
kerja dan komitmen organisasi dan intention to
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intention leave karyawan pada salah satu industri manu-
to leave melalui Komitmen Organisasional faktur yaitu MPS NGORO . Berdasarkan bukti-
Pengujian hipotesis keempat menyatakan bukti empiris yang diperoleh dari penelitian-
bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap penelitian terdahulu, maka peneliti mengem-
intention to leave melalui komitmen organisa- bangkan 4 buah hipotesis yang melibatkan tiga
sional. Hasil menunjukkan bahwa pengaruh tidak buah variable penelitian, yaitu kepuasan kerja,
langsung lebih besar daripada pengaruh komitmen organisasional dan intention to leave
langsung. Dengan kata lain variabel komitmen Melalui penyebaran terhadap 90 responden
organisasional menjadi moderator pengaruh karyawan MPS NGORO JOMBANG, dan
kepuasan kerja terhadap intention to leave. Hasil selanjutnya dianalisis dengan analisisjalur (Path
penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya Analys) maka penelitian ini menghasilkan 4
yang dilakukan oleh Chang lee et al. (2010) yang kesimpulan empiris:
menemukan bahwa Komitmen Organisasi secara 1. Kepuasan kerja berpengaruh positif secara
significant berpengaruh negative pada intention langsung terhadap terhadap komitmen
to leave dan memoderatori variabel kepuasan organisasional pada karyawan MPS NGORO.
kerja untuk mempengaruhi intention to leave. 2. Kepuasan kerja berpengaruh negatif tidak
Demikian pula penelitian Raza (2007) signifikan secara langsung terhadap intention
menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh to leave karyawan MPS NGORO.
positif terhadap komitmen organisasi, komitmen 3. Komitmen organisasional berpengaruh negatif
organisasional pekerja mempunyai pengaruh dan signifikan secara langsung terhadap
significant negative terhadap keinginan intention to leave pada karyawan MPS
berpindah. Sedangkan proses kepuasan kerja NGORO.
mempengaruhi komitmen organisasi 4. Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan
mempengaruhi keinginan berpindah (Kepuasan terhadap intention to leave melalui komitmen
kerja tidak berpengaruh langsung pada keinginan organisasional pada karyawan MPS NGORO
berpindah). Factor penyebab hasil pengaruh tidak
signifikan kepuasan kerja terhadap keinginan Agenda Penelitian Mendatang
berpindah dalam penelitian ini karena karak- Untuk agenda penelitian mendatang
teristik sampel, yaitu kebanyakan responden didasarkan atas beberapa keterbatasan yang
memiliki umur di atas 30 tahun. Bagi para terdapat dalam penelitian ini yaitu:
professional yang memiliki umur di atas 30 tahun 1. Penelitian bisa ditambah dengan variabel
cenderung tidak berani mengambil resiko untuk yang belum dimasukkan dalam model
pindah kerja karena cederung mencari posisi penelitian ini seperti variabel persepsi akan
yang mapan, sehingga mereka tidak memper- adanya peluang kerja alternative.
timbangkan lagi tingkat kepuasan kerja yang 2. Akan lebih baik bila sampel yang diambil
diperolehnya untuk mempengaruhi keinginan adalah beberapa perusahaan, sehingga lebih
berpindahnya. representative.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 63
Intentions Turnover
Among Three Intention.
3. Responden yang Professional Journal of Asian
diikut sertakan Groups Of American
tidak hanya pada Employees. Academy of Economic
satu bagian / satu Human Business and
duvisi tetapi Resource Cambridge
meliputi Development Vol.8, No. 2 p Financial
karyawan bagian International.Vo 254. Review
lain. l.9, No.2 p.191- Jaros, Stephen. 2007. Vol.2, No.7
4. Pada penelitian 206 Meyer and p866-875
selanjutnya perlu Eslami, J., and Allen Model of Lum, L., Kervin, J.,
digunakan sistem Davood Organizational Clark, K., Reid,
distribusi Gharakhani. Commitment: F., Sirola, W.
pengumpulan 2012. Measurement 1998.Explainin
data yang Organizational Issues. The Icfai g nursing
berbeda, yaitu Commitment University turnover intent:
meyertakan and Job Press. Job satisfaction,
sample karyawan Satisfaction, Kreitner, Robert pay satisfaction,
laki laki ARPN journal & or
of science and Angelo organizational
DAFTAR technology Vol. Kinicki, commitment.Jo
PUSTAKA 2, No. 2 p85-91. 2003, urnal of
Foreman, W. 2009. Perilaku Organisational
Ardiansah, Job Satisfaction Organisasi, Behaviour Vol.
Muhammad and turnover in Edisi kelima, 19, No. 3 p305-
Noor. 2003. the Chinese Salemba 320.
Pengaruh retail industry. Empat.Jakarta Luthans,
gender dan Chinese Pusat F.1992.Organiz
locus of control Management Lee , C., Sheng- ational
terhadap Studies.Vol. 3, Hsiung Huang, Behavior,
kepuasan kerja, No. 4 p356 – Chen- Yi Zha. International
komitmen 378. 2010. A Study Edition,
organisasional,d Harpert , Vernon L. on Factors McGraw Hill
an keinginan 2013. Job Affecting Book Company,
berpindah kerja satisfaction, Turnover Singapore.
auditor, Tesis perceived Intention of Mowday, Richard T.,
Program Study availability of Hotel Koberg
Magister job alternatives Employees. Christine S.,
Management and turnover Angeline W.
Universitas intentions.Mast Mc. Arthur.
Diponegoro. er Of Business 1984. The
Berry M. L., and Administration Psychology of
Michael L. Program, the Withdrawal
Morris. 2008. Maastricht Process: A
The Impact of School of Cross
Employee Management
Engagement Hwang Ing- San, Dr., Validational
Factors and Job Jyh-Hueikuo. Test of
Satisfaction On 2006. Effect of Mobley’s
Turnover Intent. Job Satisfaction Intermediate
Carmeli, A. and Perceived Linkages Model
Jacob Weisberg. Alternative of Turnover in
2006. Exploring Employment Two Samples,
Turnover Opportunites on
Academy of Company in
Management Malaysia,
Journal, Vol. International
27, No. 1 p79- Science Index
94. Vol. 6, No. 12
Rahman, A., Raza p15-22
Naqvi and M. Tett, Robert P. dan
Ismail Ramay. John P. Meyer.
2008. 1993. Job
Measuring Satisfaction,
Turnover Organizational
Intention: A Commitment,
Study of IT Turnover
Professionals in Intention, and
Pakistan, Turnover: path
International analyses based
Review of on meta-
Business analytic
Research findings.
Papers Vol. 4 Personnel
No.3 p45-55. Psychology Vol. 46
Raza, Hendra. 2007. p259-293. Tnay, E.,
AnalisisBebera Abg Ekhsan Abg
paFaktor yang Othman, Heng Chin
Mempengaruhi Siong, Sheilla
KeinginanBerpi Lim Omar Lim.
ndahPekerja 2013. The
(Studi Empiris Influences of
pada Pekerja di Job Satisfaction
Indonesia).Jurn and
al Aplikasi Organizational
Manajemen Vol Commitment
.5, No. 3 p386- on Turnover
396. Intention.Proce
Robbins, S.P., 2008. dia - Social and
Perilaku Behavioral
Organisasi, Sciences 97
Edisi Kedua p201 – 208.
belas. Salemba Toly , A.A. 2006.
Empat.Jakarta. Analisisfaktor-
Salleh, R., faktor Yang
Mishaliny mempengaruhi
Sivadahasan Turnover
Nair, and Intentions Pada
HaryanniHarun. Staf Kantor
2012. Job Akuntan Public.
Satisfaction, Jurnal Fakultas
Organizational
Commitment,
and Turnover
Intention: A
Case Study on
Employees of a
Retail
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 64

Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas dap Turnover Intentions. Tesis program


Kristen Petra Vol. 19 No. 2 p170-187. Pasca Sarjana magister Management
Witasari, Lia. 2009. Analisis Pengaruh Kepuasan Universitas Diponegoro Semarang
Kerja dan Komitmen Organisasional terha-

S-ar putea să vă placă și