Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract: The purpose of this study was (1) to analyze the effect of job satisfaction on
organizational commitment, (2) analyze the effect of job satisfaction on intention to leave,
(3) analyze the effect of organizational commitment on intention to leave, (4) analyze the
effect of job satisfaction on intention to leave through organizational commitment. This
research was conducted by using path analysis (Path analys). Data on job satisfaction,
organizational commitment, and intention to leave was obtained through interviews and
using a questionnaire distributed to 90 respondents MPS Ngoro JOMBANG employee who is
a partner of PT.Hm. Sampoerna Tbk. From the research variables that affect the intention to
leave, namely job satisfaction variables significantly positive effect on organizational
commitment, job satisfaction variables were not significant negative effect on intention to
leave, organizational commitment variables significantly influence the intention to leave, and
organizational commitment variables moderating the effect of job satisfaction on intention to
leave.
proses identifikasi terhadap faktor faktor yang pekerjaan saat ini dan tersedianya alternative
mempengaruhi niat untuk keluar (intention to pekerjaan lain. Bigliardi et al. (2005), Bluedom
leave) menjadi suatu hal yang penting untuk A.C (1982), Chiu and Francesco (2003) dalam
dipertimbangkan dan menjadi suatu yang efektif Salleh et al. (2012) mengatakan bahwa intention
untuk menurunkan angka turnover yang sebe- to leave merupakan variabel yang paling penting
narnya. Penelitian sebelumnya mengenai inten- dalam memprediksi turnover, oleh karena itu
tion to leave telah menunjukkan bahwa kepua- mengidentifikasi pendahulu intention to leave
san kerja dan organizational commitment atau dapat memberikan titik terang untuk memahami
Komitmen Organisasional dianggap sebagai turnover yang sebenarnya karena intention to
variabel antecedent yang mempengaruhi inten- leave menggam-barkan pikiran individu untuk
tion to leave karyawan (Clegg, 1983; Karsh, keluar, mencari pekerjaan di tempat lain, serta
Booske, DeMicco dan Reid and Sainfort, 2005 keinginan mening-galkan organisasi. Dalam
dalam Chang Lee et al. 2010). penelitian ini intention to leave dihubungkan
Sebagian besar perusahaan pasti pernah dengan voluntary intention to leave yaitu niat
diwarnai fenomena turnover. Demikian pula pada untuk meninggalkan pekerjaan secara sukarela.
salah satu industri rokok yang merupakan salah (Mobley 1977 dalam Harpert 2013). Niat
satu Mitra Produksi Sigaret (MPS) dari PT. HM mencerminkan perilaku, dan intention to leave
Sampoerna yang berlokasi di Jalan Raya mencerminkan perilaku penari-kan yang
Jombang Pare km 13 Desa Sidowarek kecamatan sebenarnya.
Ngoro Kabupaten Jombang (selanjutnya disebut
MPS NGORO). Turnover dan intention to leave Kepuasan Kerja
muncul sebagai issue strategic di MPS NGORO, Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau
hal ini karena industri tersebut sangat berkon- respon emosional terhadap berbagai aspek
tribusi dalam menyerap tenaga kerja dan mening- pekerjaan (Kreitner dan Kinicki, 2003). Definisi
katkan perekonomian daerah. Hingga Januari ini tidak dapat diartikan sebagai suatu konsep
2014 karyawan tetap MPS NGORO yang tercatat tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan
mencapai 1628 karyawan, sebesar 13 % meliputi suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas
karyawan harian dan bulanan, sedang 87 % dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya.
adalah karyawan borongan. Menurut luthans (1992) indicator kepuasan kerja
Berdasarkan catatan kasus pada bulan Juni meliputi: Pekerjaan itu sendiri, Gaji, kesempatan
2013, sebanyak 50 orang pekerja (group 15) promosi, pengawasan (supervise), dan rekan
melakukan aksi mogok kerja dikarenakan merasa kerja.
tidak puas dengan sikap atasan (Mandor).
Ketidakpuasan dan tingkat komitmen organisasi Komitmen Organisasional
yang rendah juga ditunjukkan oleh tingkat Dalam dunia kerja, komitmen organisa-
absensi karyawan mulai tahun 2011 s/d 2013 sional seseorang terhadap organisasii seringkali
yang selalu di atas target management MPS menjadi isu yang sangat penting. Begitu penting-
NGORO yaitu 4 % dan juga angka karyawan nya isu tersebut menyebabkan beberapa orga-
keluar (turnover) yang cukup tinggi. nisasi memasukkan unsur komitmen organisa-
sional sebagai salah satu syarat untuk memegang
TINJAUAN PUSTAKA suatu jabatan/ posisi yang ditawarkan dalam
Intention To Leave iklan iklan lowongan pekerjaan. Komitmen or-
Salah satu bentuk perilaku negative karya- ganisasional secara tradisional dipandang sebagai
wan adalah keluar dari perusahaan (Turnover). konstruk unidimensi/ satu dimensi (Porter et al.
Menurut Robins (2008) Turnover didefinisikan 1974 dalam Eslami 2012). Namun demikian,
sebagai penarikan diri secara sukarela terdapat bukti yang menunjukkan bahwa individu
(voluntary) atau tidak sukarela (involuntary misal mengembangkan komitmen pada organisasi
pemecatan, pengurangan karyawan, dan tertentu melalui berbagai dimensi atau sumber-
kematian) yang merupakan keputusan karyawan sumber. Menurut Meyer et al. (1991) dimensi
untuk meninggalkan orga-nisasi yang disebabkan berganda komitmen organisasional mempunyai
oleh dua factor yaitu kurang menariknya hubungan yang berbeda terhadap maksud
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 56
turnover dan perilaku yang berkaitan dengan H1: Kepuasan kerja berpengaruh terhadap
pekerjaan lainnya. Komitmen organisasional komitmen organisasional
didefinisikan sebagai keadaan dimana seseorang
karyawan memihak pada suatu organisasi Pengaruh langsung antara Kepuasan Kerja ter-
tertentu dengan tujuan-tujuannya, serta berniat hadap Intention to leave.
memelihara kanggotaannya dalam organisasi Individu yang merasa terpuaskan dengan
tersebut (Blau dan Boal, 1986; dalam Ardiansah pekerjaannya cenderung untuk bertahan dalam
et al. 2003). Menurut Williams dan Hazer (1986) organisasi. Sedangkan individu yang merasa
dalam Toly (2006) merupakan tingkat kekerapan kurang terpuaskan dengan pekerjaannya akan
identifikasi dan keterikatan individu terhadap memilih keluar dari organisasi. Secara empiris
organisasi yang dimasukinya, dimana karak- dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja
teristik komitmen organisasional antara lain memiliki suatu pengaruh langsung pada
adalah: loyalitas seseorang terhadap organisasi, pembentukan keinginan keluar. Banyak peneli-
kemauan untuk mempergunakan usaha atas nama tian yang menemukan adanya hubungan negatif
organisasi, kesesuaian antara tujuan seseorang kepuasan kerja terhadap intention to leave kar-
dengan tujuan organisasi (goal congruence), dan yawan. Mowday et al. (1982), Scott dan Taylor
keinginan untuk menjadi anggota organisasi (1985), Clegg (1983) dan Herzberg (1996) telah
(Porter et. al. 1974) dalam Toly (2006). Dalam menemukan bahwa kepuasan kerja merupakan
penelitian yang dilakukan Allen & Meyer et al. salah satu variabel yang terkuat yang memiliki
(1997) dalam Jaros (2007) menggolongkan urutan ke nol berhubungan dengan intention to
multidimensi dari komitmen organisasional leave. Dalam penelitian yang dilakukan sebelum-
menjadi tiga komponen model, yaitu: Komitmen nya oleh Foreman (2009) yang menyatakan
afektif, Komitmen berkelangsungan, dan Komit- bahwa kepuasan kerja mampu menurunkan niat
men Normatif. karyawan untuk pindah dari perusahaan. Dengan
demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat
Perumusan Hipotesis disimpulkan sementara melalui hipotesis pene-
Pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap litian adalah sebagai berikut:
Komitmen Organisasional
Komitmen organisasional dan kepuasan H2 : Kepuasan kerja berpengaruh terhadap
kerja adalah pekerjaan sikap terkait yang telah intention to leave
menerima banyak perhatian dari para peneliti.
Seseorang yang memiliki komitmen tinggi akan Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap
memiliki identifikasi terhadap organisasi, terlibat Intention to leave
sungguh-sungguh dalam kepegawaian dan ada Komitmen organisasional agaknya merupa-
loyalitas serta afeksi positif terhadap organisasi. kan peramal yang lebih baik karena merupakan
Selain itu tampil tingkah laku berusaha ke arah respon yang lebih global dan bertahan terhadap
tujuan organisasi dan keinginan untuk tetap organisasi secara keseluruhan daripada
bergabung dengan organisasi dalam jangka kepuasan kerja (Porter et al. 1974 dalam
waktu lama (Luthans, 1992). Dalam penelitian Witasari 2009). Bukti riset yang dilakukan
yang dilakukan oleh Chang et al. (2010) yang Chang lee et al. (2010) menemukan bahwa
menyatakan bahwa Kepuasan kerja secara komitmen organisa-sional secara significant
significant berpengaruh positif pada komitmen berpengaruh negative terhadap intention to
organisasional. Demikian juga penelitian yang leave. Didukung oleh penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh oleh Raza yang menyatakan hal oleh Toly (2006) yang menyatakan bahwa tingkat
yang serupa. Menurut Meyer et al. (2002) dalam komitment organisa-sional yang tinggi
Celik, kepuasan kerja adalah penentu komitmen mempengaruhi tingkat keinginan berpindah
organisasional. (intention to leave). Raza (2007) mengatakan
Dengan demikian, berdasarkan uraian di individu yang memiliki komitmen organisasional
atas, dapat disimpulkan sementara melalui yang tinggi akan memiliki keinginan berpindah
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: yang rendah, yang artinya komitmen organisasi
juga berpengaruh negative significan terhadap
intention to leave.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 57
Dalam penelitian ini juga diungkapkan bahwa onal, identifikasi dan keterlibatan pegawai di
komitmen organisasional menjadi variabel yang dalam suatu organisasi.
memoderasi hubungan kepuasan kerja dan 2. Komitmen berkelangsungan (continuance
intention to leave. commitment), adalah hasrat yang dimiliki
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, oleh individu, didasarkan pada persepsi
dapat disimpulkan sementara melalui hipotesis pegawai tentang kerugian yang akan
penelitian adalah sebagai berikut: dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi,
sehingga individu merasa membutuhkan
H3: Komitmen organisasional berpengaruh untuk dihubungkan dengan organisasi.
terhadap intention to leave. 3. Komitmen normatif (Normative commitment),
adalah perasaan-perasaan pegawai tentang
H4: Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kewajiban yang harus ia berikan kepada
intention to leave melalui komitmen organisasi, dan tindakan tersebut merupakan
organisasional hal yang benar harus dilakukan
tersebar dalam 18 grup (kelompok), yang mana dan analisis statistik inferensial. Analisis statistic
masing-masing kelompok terdiri atas 49-55 deskriptif meliputi : distribusi frekuensi jawaban
karyawan. Jumlah sampel hasil penghitungan subyek, nilai rata-rata (mean), dan klasiifkasi
menggunakan rumus slovin sebanyak 90,431. skor variabel ke dalam norma kelompok. Khusus
Oleh karena angka desimal kurang dari setengah untuk klasifikasi, hal ini dilakukan dengan cara
(0,5), maka dibulatkan ke bawah sehingga mengklasifikasikan skor masing-masing variabel
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan norma kelompok, dalam hal ini
ini adalah sebesar 90 responden dari bagian analisis deskriptif yang digunakan yaitu jenis
Pelintingan & Pemotongan. kelamin, usia, masa kerja, tingkat pendidikan,
Dalam penelitian ini menggunakan data dan status perkawinan, sedangkan analisis statis-
primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan tik inferensial dalam penelitian ini akan diana-
data dengan melakukan wawancara dan doku- lisis dengan menggunakan metode analisis jalur
mentasi dengan menggunakan instrumen peneli- (Path Analysis) yang merupakan pengem-bangan
tian kuisioner tertutup. analisis regresi linier berganda (multiple
Analisis data yang digunakan dalam peneli- regression analysis).
tian ini ada 2, yaitu analisis statistik deskriptif
PTL (X-Y) = Pengaruh secara tidak Pengujian Hipotesis dan Analisis Jalur
langsung variabel bebas (X) 1. Uji Hipotesis 1: Pengaruh Langsung
terhadap variabel terikat (Y) Kepuasan kerja terhadap komitmen
melalui variabel moderator (Z) organisasional
βxz = pengaruh langsung variabel Hasil penghitungan uji regresi model 1
bebas (X) terhadap variabel antara diperoleh nilai-nilai statistic inferensi sebagai-
(Z) mana disajikan dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Regresi Model 1 (Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap komitmen
Organisasional
Tabel 3 Ringkasan Hasil Uji Regresi Model 2 (Pengaruh Variabel Kepuasan Kerja Dan Komitmen
Organisasional Terhadap Variabel Intention To Quit
Pada ringkasan Hasil Uji Regresi Model 2 sebagaimana terlihat pada tabel 3, maka hasil pengujian
terhadap hipotesis 2 menunjukkan koefisien regresi Kepuasan Kerja memiliki F hitung sebesar 17,085
dengan sig sebesar 0,000<0,050. Oleh karena signifikansi F hitung lebih kecil dari 0,05 (sig < 0,05) dan F
Hitung lebih besar dari F tabel df=2,88 ;0,05) sebesar 3,10, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh langsung secara simultan yang signifikan variabel Kepuasan Kerja dan
Komitmen organisasional terhadap Intention to leave.
4. Uji Hipotesis 4 pada Analisis Jalur Pengaruh Tidak Langsung Kepuasan Kerja (X) terhadap
Intention to leave (Y) melalui Komitmen Organisasional (Z)
Setelah mengetahui pengaruh secara langsung dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat baik pada model persamaan regresi pertama dan kedua maka selanjutnya dihitung
pengaruh tidak langsung dari variabel bebas Kepuasan Kerja (X) terhadap Intention to leave (Y) melalui
Komitmen Organisasional (Z). Untuk memudahkannya terlebih dahulu disusun model lintasan dalam
analisis jalur sebagai berikut :
Kepuasan Kerja
(X)
P= 0.421 (Tidak Sig)
ΒXY = -0,083
P= 0.00 (Sig)
βxz = 0,465
Intention to leave
(Y)
Komitmen P=0.00 (Sig)
Organisasional
(Z) Βzy = -0,487
Pe2= 0,875
x 0,487 = 0,226) . Karena koefisien pengaruh kerja mempunyai pengaruh negative secara
langsung (0,083) lebih kecil dari pada koefisien langsung terhadap intention to leave namun
pengaruh tidak langsung (0,226) maka dalam hal pengaruh tersebut tidak signifikan. Pengaruh
ini variabel komitmen organisasional memo- yang negatif yang tidak signifikan mengandung
derasi variabel kepuasan kerja terhadap intention pengertian bahwa apabila kepuasan kerja sangat
to quit. Dengan demikian secara statistik H4 tinggi tidak akan menyebabkan rendahnya
diterima, yang berarti hipotesa yang menyatakan intention to leave. Begitu juga sebaliknya,
bahwa variabel kepuasan kerja (X) berpengaruh apabila kepuasan kerja karyawan rendah tidak
secara tidak langsung terhadap variabel intention serta merta akan menyebabkan tingginya
to leave (Y) melalui variabel komitmen intention to leave. Berdasarkan indeep interview
organisasional (Z) dapat diterima dengan nilai yang dilakukan peneliti diperoleh keterangan
pengaruh sebesar 0.226. bahwa karyawan MPS NGORO menyadari
bahwa saat ini untuk mencari pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan atau harapan dan latar
HASIL DAN PEMBAHASAN
belakang pendidikan yang sesuai tidaklah mudah,
Dengan hasil analisis jalur (path analysis)
sehingga sekalipun karyawan merasa tidak puas
yang telah dilakukan, maka hasil penelitian dapat
dengan pekerjaannya tidak langsung membuat
diinterpretasikan sebagai berikut
mereka memutuskan untuk mengun-durkan diri.
Berdasarkan hasil wawancara juga menunjukan
Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Komit- bahwa meskipun karyawan kurang puas terhadap
men Organisasional kesempatan promosi dan juga kepuasan terhadap
Pengujian hipotesis pertama menyatakan atasan langsung mereka memutuskan untuk tetap
bahwa ada pengaruh signifikan antara kepuasan tinggal dalam perusahaan. Hal ini disebabkan
kerja karyawan terhadap komitmen organisa- banyak diantara mereka yang memiliki
sional karyawan, terbukti dan hipotesis tersebut tanggungan hutang di koperasi perusahaan,
diterima. Dengan koefisien beta pada variabel sehingga secara tidak langsung memaksa mereka
kepuasan kerja karyawan bernilai positif 0,465 untuk tetap tinggal. Temuan ini sama dengan
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif hasil penelitian Toly (2001), Rahman et al.
kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi (2008), Hwang & Kuo (2006) yang
karyawan. Hal ini berarti apabila kepuasan kerja menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja
semakin tinggi, maka komitmen organisasi tidak mempengaruhi tingkat keinginan untuk
karyawan juga akan tinggi. Sebaliknya, apabila pindah. Hasil penelitian Carmeli dan Weisberg
kepuasan kerja rendah, maka komitmen (2006) yang menyimpulkan bahwa Kepuasan
organisasional karyawan juga akan rendah Kerja Ekstrinsik tidak berhubungan significant
Berdasarkan indeep interview karyawan terhadap intention to leave. Demikian pula hasil
berpendapat bahwa dalam kelompok mereka penelitian Chang lee et al. (2010) juga
merasa senasib sepenanggungan, saling menguat- menemukan bahwa tingkat kepuasan kerja tidak
kan satu sama lain walaupun ada rasa ketidak- secara langsung mempengaruhi keinginan untuk
puasan dalam indikator kepuasan yang lain, berpindah
namun dengan adanya dukungan dari rekan kerja
mampu meningkatkan kepuasan kerja yang pada
Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap
akhirnya meningkatkan komitmen organisasional
Intention to leave
mereka. Hasil penelitian ini mendukung hasil
Hasil pengujian yang dilakukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Chang lee et al.
penelitian ini yaitu terhadap variabel komitmen
(2010), Tnay et al. (2013) dan Raza (2007) yang
organisasional dan Intention to leave menun-jukkan
menyatakan kepuasan kerja berpengaruh positif
bahwa komitmen organisasional memiliki pengaruh
dengan komitmen organisasi
negatif yang signifikan terhadap intention to quit.
Temuan ini memperkuat temuan Chang lee et al.
Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Intention
(2010) dan juga Toly (2006) yang menemukan bahwa
to leave
tingkat komitmen organisasional yang tinggi memiliki
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
pengaruh
Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3 No.1, Januari 2016 62