Sunteți pe pagina 1din 31

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK KHUSUS BALITA

DI DUSUN KUNCEN LAMA RW 01 UNGARAN BARAT

KABUPATEN SEMARANG

Oleh :

M. Muhsin

010113a066

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2016
A. Tinjauan Literatur (Program kesehatan terkait dengan kelompok sasaran)

1. Pengertian Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun

atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun

(Muaris.H, 2006).

Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah

umum bagi anak usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3 – 5

tahun).Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk

melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.

Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik.Namun

kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting

dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di

masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak

di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa

yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering

disebut golden age atau masa keemasan.

2. Karakteristik Balita

Me’’’nurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak

usia 1 –3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004).

a. Anak usia 1 – 3tahun

Anak usia 1 – 3 merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima

makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita

lebih besar dari masa usiaprasekolah sehingga diperlukan jumlah

makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil

menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali

makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu,

pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
b. Pada usia prasekolah

Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah

dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai

bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak

mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan

mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan

“tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung

mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan

pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.Diperkirakan pula bahwa

anak perempuan relative lebih banyak mengalami gangguan status gizi

bila dibandingkan dengan anak laki – laki (BPS, 1999).

3. Tumbuh Kembang Balita

Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya

senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:

a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah

(sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung

kaki, anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar

menggunakan kakinya.

b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.

Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak

tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan

jemarinya.

c. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi

keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari

dan lain-lain.
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif.Pada

konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan

intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses

multiplikasi organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya.

Hal ini ditandai oleh:

a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan.

b. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.

c. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.

d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.

e. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan

sebagainya.

Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus

drastis.Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara

proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran

tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika

yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau

hambatan proses pertumbuhan. Cara mudah mengetahui baik tidaknya

pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan mengamati grafik pertambahan

berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi

badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi.Pemantauan

status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya oleh Harvard

University dan Wolanski.Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah

dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak Indonesia.Perkembangan pada

masa balita merupakan gejala kualitatif, artinya pada diri balita berlangsung

proses peningkatan dan pematangan (maturasi) kemampuan personal dan

kemampuan sosial.
a. Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alat-alat

pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya. Kemampuan

fungsi pengindraan meliputi :

1) Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca dan lain-

lain.

2) Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak

pembicaraan dan lain-lain.

3) Penciuman, misalnya mencium dan membau sesuatu.

4) Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba benda,

dan lain-lain.

5) Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan

minuman.

Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi :

1) Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar, mencoret-

coret, menulis dan lain-lain.

2) Kaki, misalnya menendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain.

3) Gigi, misalnya menggigit, mengunyah dan lain-lain.

4) Mulut, misalnya mengoceh, melafal, teriak, bicara,menyannyi dan

lain-lain.

5) Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia,

percaya diri, empati, rasa iba dan lain-lain.

6) Kognisi, misalnya mengenal objek, mengingat, memahami, mengerti,

membandingkan dan lain-lain.

7) Kreativitas, misalnya kemampuan imajinasi dalam membuat,

merangkai, menciptakan objek dan lain-lain.


b. Kemampuan sosial.

Kemampuan sosial (sosialisasi), sebenarnya efek dari kemampuan

personal yang makin meningkat.Dari situ lalu dihadapkan dengan

beragam aspek lingkungan sekitar, yang membuatnya secara sadar

berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang telah

berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika diajak

bermain dengan anak-anak lainnya, meskipun ia belum pandai dalam

berbicara, ia akan merasa senang berkumpul dengan anak-anak tersebut.

Dari sinilah dunia sosialisasi pada ligkungan yang lebih luas sedang

dipupuk, dengan berusaha mengenal teman-temanya itu.

4. Kebutuhan Utama Proses Tumbuh Kembang

Dalam proses tumbuh kembang anak memiliki kebutuhan yang harus

terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni : kebutuhan akan gizi (asuh), kebutuhan

emosi dan kasih sayang (asih), dan kebutuhan stimulasi dini (asah) (PN

Evelin dan jamaludin. N. 2010).

a. Pemenuhan kebutuhan gizi (asuh).

Usia balita adalah periode penting dalam proses tubuh kembang anak

yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia ini,

perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran social,

emosional dan inteligensi anak berjalan sangat cepat. Pemenuhan

kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan

biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat berarti

makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai

kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang berarti komposisi zat-

zat gizinya menunjang proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan

terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan otaknya akan

berlangsung optimal. Keterampilan fisiknya pun akan berkembang


sebagai dampak perkembangan bagian otak yang mengatur sistem

sensorik dan motoriknya. Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis yang

baik, akan berdampak pada sistem imunitas tubuhnya sehingga daya

tahan tubuhnya akan terjaga dengan baik dan tidak mudah terserang

penyakit.

b. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang (asih).

Kebutuhan ini meliputi upaya orang tua mengekspresikan perhatian

dan kasih sayang, serta perlindungan yang aman dan nyaman kepada si

anak.Orang tua perlu menghargai segala keunikan dan potensi yang ada

pada anak. Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan emosi atau kasih sayang

akan menjadikan anak tumbuh cerdas secara emosi, terutama dalam

kemampuannya membina hubungan yang hangat dengan orang lain.

Orang tua harus menempatkan diri sebagai teladan yang baik bagi anak-

anaknya. Melalui keteladanan tersebut anak lebih mudah meniru unsur-

unsur positif, jauhi kebiasaan memberi hukuman pada anak sepanjang hal

tersebut dapat diarahkan melalui metode pendekatan berlandaskan kasih

saying.

c. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (asah).

Stimulasi dini merupakan kegiatan orangtua memberikan rangsangan

tertentu pada anak sedini mungkin.Bahkan hal ini dianjurkan ketika anak

masih dalam kandungan dengan tujuan agar tumbuh kembang anak dapat

berjalan dengan optimal.Stimulasi dini meliputi kegiatan merangsang

melalui sentuhan-sentuhan lembut secara bervariasi dan berkelanjutan,

kegiatan mengajari anak berkomunikasi, mengenal objek warna,

mengenal huruf dan angka.Selain itu, stimulasi dini dapat mendorong

munculnya pikiran dan emosi positif, kemandirian, kreativitas dan lain-

lain.
Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar dapat

merangsang kecerdasan majemuk (multiple intelligences) anak.

Kecerdasan majemuk ini meliputi, kecerdasan linguistic, kecerdasan

logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan

musical, kecerdasan intrapribadi (intrapersonal), kecerdasan

interpersonal, dan kecerdasan naturalis.

B. Pelaksanaan asuhan keperawatan

1. Pengkajian Balita di kuncen lama rw 01 ungaran barat

Pengkajian dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan kuesioner,

didapatkan data:

a. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 30 November 2016 dari ibu bidan

mengatakan jumlah balita sebanyak 29 orang.

b. Umur balita

Usia
7%
Balita usia 1 Th
21% balita usia 2 Th
27%
Balita usia 3 Th
21% 24% Balita usia 4 Th
Balita usia 5

Berdasarkan hasil wawancara dari 29 ibu yang mempunyai balita dan

observasi mengatakan 7% balita berumur 1 tahun, 24% balita berumur 2 tahun,

21% balita berumur 3 tahun, 21% balita berumur 4 tahun, 7% balita berumur 5

tahun.
c. Riwayat penyakit

Keluhan
10,3%
Demam
55,2% Diare
34,5%
ISPA

Berdasarkan hasil wawancara dari 29 ibu yang mempunyai balita dan

observasi mengatakan 55,2% balita memiliki riwayat penyakit demam, 34,5%

balita mempunyai riwayat penyakit diare, 10,3% balita memiliki riwayat ISPA.

d. Lingkungan Fisik

1) Bentuk rumah

Bentuk rumah keluarga yang memiliki balita mayoritas sudah

permanen luas rata-rata :8x6 meter persegi.

2) Kondisi rumah

Seluruh perumahan yang ada di kuncen lama rw 01 ungaran barat

sebagian besar adalah rumah permanen atau tembok, dan wilayah

kuncen lama rw 01 ungaran barat terbagi menjadi 14 RT. Wilayah

kuncen lama rw 01 ungaran barat termasuk pemukiman yang cukup

padat dengan jarak perumahan yang satu dengan yang lain rata – rata

berdekatan meskipun ada beberapa yang berjauhan. Semua bangunan

rumah warga rata – rata dalam kondisi baik dan hanya beberapa

rumah yang memerlukan renovasi.

3) Pembuangan sampah

Dari observasi kami memperoleh data jika pengelolaan sampah di

masing-masing rumah (khususnya ibu yang mempunyai balita) tetapi


belum berjalan sepenuhnya.sehingga banyak yang membuang sampah

organik di perkarangan sedangkan sampah non organik di kumpulkan

dan dibuang kebank sampah.

4) MCK

Dari hasil wawancara di dapatkan data bahwa setiap rumah sudah

terdapat kamar mandi dan terdapat sanitasi yang langsung menuju ke

septickteng.

5) Sumber air

Sumber air yang di dapatkan dari PDAM, namun sebagian juga ada

yang memakai sumur.

e. Pelayanan Kesehatan

1) Jenis Pelayanan Kesehatan Yang Ada (Tingkat Pertama, Kedua Dan

Ketiga)

 Tingkat pertama : PUSKESMAS

 Tingkat kedua : Bidan

 Tingkat ketiga : Rumah Sakit

2. Hasil kajian

Setelah dilakukan pengkajian dan wawancara yang dilakukan pada

tanggal 30 November 2016 bidan desa mengatakan banyak diantara balita

dusun kuncen lama memiliki riwayat penyakit demam, diare, ISPA yang

sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa warga khususnya pada

kelompok ibu yang mempunyai balita, mengatakan balitanya sering

batuk, pilek dan demam, ketika balita mengalami batuk, pilek dan

demam, kebanyakan di antara ibu dari balita hanya membeli obat di

warung, dan apabila sakit dari balita tidak kunjung sembuh baru di bawa

berobat ke bidan desa.


1) Masalah yang sering muncul

Masalah kesehatan sering

No muncul Frekuensi Persentase

1 Demam 16 55,2%

2 Diare 10 34,5%

3 ISPA 3 10,3%
Total 29 100%

Masalah kesehatan yang sering


muncul

10,3%
Demam
Diare
34,5% 55,2%
ISPA

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil pengkajian pada

kelompok balita di dusun Lerep masalah kesehatan yang sering

muncul pada balita, balita yang menderita demam 55,2% (16 orang),

diare 34,4% (10 orang), ISPA 10,3% (3 orang).

2) Upaya untuk mengatasi

Upaya untuk mengatasi Frekuensi


No Persentase
Diobati sendiri 12
1 42%
Dibiarkan saja 3
2 10%
Pergi keplayanan kesehatan 12
3 41%
Di dukun 2
4 7%
Total 29
100%
Upaya Untuk Mengatasi
7%
Diobati sendiri

42%
Dibiarkan saja
41%

10% pergi kepelayanan


kesehatan
pergi kedukun

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil pengkajian pada

kelompok balita di dusun kuncen lama yaitu sebanyak 12 orang

(42%) yang diobati sendiri, 3 orang (10%) dibiarkan saja, 12 orang

(41%) pergi keplayanan kesehatan, 2 orang (7%) didukun.

3) Pernah mengunjungi posyandu Balita.

No Pernah mengikuti posyandu Frekuensi Persentase


1 Tiap bulan 13 45%
2 Kadang – kadang 16 55%
Total 29 100%

Pernah mengunjungi posyandu


Balita

45%
Tiap bulan
55%
Kadang - kadang

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil pengkajian pada

kelompok balita yang pernah mengunjungi posyandu balita di dusun

kuncen lama yaitu sebanyak 13 orang(45%) yangtiap bulan

mengunjungi posyandu balita, 16 orang (55%) yang kadang –

kadang mengunjungi posyandu balita.


4) Kelengkapan imunisasi dasar balita

No Kelengkapan imunisasi Frekuensi Persentase


1 Lengkap 16 55%
2 Tidak lengkap 13 45%
Total 29 100%

Kelengkapan Imunisasi Balita

45% Lengkap
55% Tidak lengkap

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil pengkajian pada

kelompok balita yang melakukan imunisasi secara lengkap di dusun

kuncen lama yaitu sebanyak 16orang(55%) dan yang melakukan

imunisasi tidak lengkap, 13 orang (45%).

5) Kepemilikan KMS

No Mempunyai KMS Frekuensi Persentase


1 Ya 19 %
2 Tidak 10 %
Total 29 100%

Kepemilikan KMS
0%
0%

34%
Ya

66% Tidak

Berdasarkan diagram diatas didapatkan hasil pengkajian pada

kelompok balita yang mempunyai KMS di dusun kuncen lama yaitu


sebanyak 19 orang(66%) yang mempunyai KMS, 10 orang (34%)

yang tidak .mempunyai KMS.


Lampiran

PENGKAJIAN BALITA ( 1 – 5 TAHUN )

1. Apakah dalam keluarga terdapat balita ?

2. Jika ya, berapa jumlah balita................Umur ............................tahun

3. Apakah melakukan kunjungan ke posyandu?

a. Ya b. Tidak

4. Jika tidak, alasannya ....................

a. Ke dukun e. Merasa tidak perlu

b. Tidak tahu manfaat f. Lain-lain,sebutkan

c. Tidak ada biaya .................

d. Tidak sempat

5. Apakah balita mempunyai KMS?

a. Ya b. Tidak

6. Jika tidak, alasannya ....................

a. Hilang c. Merasa tidak perlu

b. Tidak diberi d. Lain-lain sebutkan

petugas kesehatan ................

7. Apakah ibu tahu cara membaca KMS?

a. Ya b.Tidak

8. Untuk balita usia kurang dari 2 tahun, apakah mendapat makanan

pendamping ASI ?

a. Ya b. Tidak

9. Jika tidak, alasannya .........................

a. Tidak mau c. Ibu tidak tahu

b. Tidak mampu d. Budaya /kebiasaan


e. Lain-lain sebutkan......

10. Bagaimana kelengkapan imunisasi dasar Balita bapak/ibu ?

a. Lengkap b. Tidaklengkap

11. Jika tidak, alasannya ..........................

a. Tidak tahu manfaat c. Tidak mampu

b. Takut d. Lain-lain

akibatnya/efek sebutkan.........

sampingnya

12. Apakah balita mendapat vitamin A ?

a. Ya b. Tidak

13. Jika tidak, alasannya ..................

a. Tidak tahu manfaat e. Tidak ada

b. Tidak sempat pelayanan dari

c. Tidak mampu tenaga kesehatan

d. Merasa tidak perlu f. Lain-lain

sebutkan.......

14. Apakah ada balita yang sakit saat ini ?

a. Ya b. Tidak

15. Jika ya, jenis penyakitnya apa?

a. ISPA (batuk, pilek) d. DHF/demam

b. Diare berdarah

c. Campak e. Lain-lain sebutkan

...

16. Jika ya, tindakannya apa ?

a. Dibiarkan d. Sarana pelayanan

b. Diobati sendiri kesehatan

c. Ke dukun
e. Lain lain sebutkan......

17. Apakah balita anda termasuk risiko tinggi ?

a. Ya b. Tidak

18. Jika ya, sebutkan ..........................

a. BGM

b. Bayi dengan

penyakit

c. Cacat Bawaan

d. Lain-lain, sebutkan

....
3. Analisa Data Dan Rumusan Diagnosis

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN ETIOLOGI

1. Ds : Resiko timbulnya penyakit (Batuk, 1) Kurangnya pengetahuan tentang


1) Ibu balita mengatakan bahwa pencegahan dan penanganan
pilek dan demam)
balita datang ke posyandu sering tentang penyakit demam serta
mengeluh batuk, pilek, demam, kejang pada demam, Kurangnya
dan diare. Dan didalam keluarga kesadaran warga dalam
balita terdapat anggota keluarga menciptakan lingkungan yang
yang mengkonsumsi rokok. sehat. Kurangnya kesadaran warga
2) Ibu balita mengatakan belum dalam kunjungan ke posyandu.
pernah mendapatkan penyuluhan
tentang penyakit demam dan
penanganan demam serta kejang
pada demam.
Do :
1) Menurut pengkajian dan
observasi yang telah saya
lakukan pada balita di dusun
kuncen lama rw 01, saya
dapatkan hasil jumlah
keseluruhan balita 29 balita.
 16 balita riwayat menderita
demam 55,2% pada bulan
November.
 10 balita riwayat menderita
Diare 34,5% pada bualan
November.
 3 balita riwayat menderita
ISPA 10,3% pada bulan
November.
2) Ibu balita tidak mengetahui
tentang pencegahan, dan
penyebab terjadinya demam dan
teknk kompres yang benar serta
penanganan pada kejang saat
demam.
3) Kepemilikan kandang terletak di
luar rumah (Di luar dan di
samping rumah).
4) Jarak kandang dengan rumah
induk <10 m.
5) Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa warga
khususnya pada ibu balita
mengatakan, bahwa ketika
anaknya mengalami keluhan
batuk, pilek, deman atau diare
kebanyakan di antara mereka
hanya di obati sendiri , tanpa
memeriksakan ke pelayanan
kesehatan.
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan dan prioritas sebagai berikut:

1. Resiko timbulnya penyakit (Batuk, pilek dan demam) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang lingkungan

sehat, sikap yang kurang mendukung kesehatan serta adanya kondisi lingkungan yang tidak sehat,ditandai dengan:

a. jumlah keseluruhan balita 29 balita.

 16 balita riwayat menderita demam (Batuk, pilek) 55,2% pada bulan November.

 10 balita riwayat menderita Diare 34,5% pada bualan November.

 3 balita riwayat menderita ISPA 10,3% pada bulan November.

b. Ibu balita mengatakan bahwa balita datang ke posyandu sering mengeluh batuk, pilek, demam, dan diare. Dan

didalam keluarga balita terdapat anggota keluarga yang mengkonsumsi rokok.

c. Ibu balita tidak mengetahui tentang pengertian, pencegahan, tanda dan gejala dan penyebab dari demam serta

penatalaksanaan pada saat terjadi kejang pada demam.


4. PERENCANAAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN RENCANA RENCANA EVALUSI


KEPERAWAT INTERVENSI
JANGKA JANGKA PENDEK KRITERIA STANDAR
AN
PANJANG
KOMUNITAS
Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan MANDIRI : Ibu mampu
timbulnya tindakan tindakan keperawatan 1. Penkes tentang Kognitif mengetahui :
penyakit keperawatan selama 2 minggu demam dan 1. Definisi dari
demam (Batuk, selama 2 minggu diharapkan : penatalaksanaan demam
pilek, dan warga(khususnya 1. Prosentase demam. 2. Penyebab
demam) ibu balita) masyarakat RW demam
berhubungan diharapkan mampu 01 kuncen lama 3. Tanda dan
dengan kurang melakukan yang mengalami gejala demam
pengetahuan pengobatan pada demam tidak 4. Pencegahan
tentang demam (Batuk, bertambah. demam.
lingkungan pilek, demam). 2. Terjadi 5. Pengobatan
sehat, sikap peningkatan demam.
yang kurang pengetahuan
mendukung warga RW 01
kesehatan serta kuncen lama
adanya kondisi tentang masalah
KERJA SAMA :
lingkungan demam dan
1. Membantu Psikomotor Balita aktif
yang tidak penatalaksanaany
posyandu balita mengunjungi
sehat. a.
setiap 1 bulan posyandu
3. Ibu balita mampu
sekali.
mendemonstrasik
2. Bekerjasama Psikomotor
an pencegahan
dengan Program yang
dan pengobatan
puskesmas untuk direncanakan
tentang demam.
melaksanakan puskesmas dapat
program untuk terlaksana.
balita di RW 01
dusun kuncen
lama
KELOMPOK Ibu balita
1. Memberikan Afektif termotivasi untuk
motivasi padaibu mengunjungi
balita agar mau posyandu.
mengunjungi
posyandu.
2. Bersama Psikomotor
keluarga Bersama keluarga
memotivasi agar memotivasi agar
ibu balita mau ibu mau
mengunjungi mengunjungi
Posyandu. posyandu
5. IMPLEMENTASIKEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN KUNCEN LAMA RW 01 UNGARAN BARAT KABUPATEN

SEMARANG

Hari/Tgl Diagnosa Tindakan Keterangan Hasil


Jam
Rabu, 22 Resiko timbulnya Mandiri : Terlaksana 1. Sebanyak 80%
Desember penyakit demam 1. Memberikan warga
2016 pukul (Batuk, pilek, dan penyuluhan tentang mengetahui
13.00 WIB demam) berhubungan Demam dan tentang demam.
dengan kurang penatalaksanaan pada 2. Sebanyak 90%
pengetahuan tentang demam dan kejang warga mampu
lingkungan sehat, demam mengetahui
sikap yang kurang penyebab dari
mendukung kesehatan demam.
serta adanya kondisi 3. Sebanyak 70%
lingkungan yang tidak warga
sehat. mengetahui cara
Rabu, 22 Terlaksana pencegahan
Desember Kerjasama demam.
2016 pukul 1. Membantu posyandu Terlaksana
13.00 WIB balita setiap 1 bulan
sekali. 1. Membantu
2. Bekerjasama dengan pelaksanan
puskesmas untuk posyandu balita.
melaksanakan
program untuk balita Terlaksana 2. Pihak puskesmas
di RW 01 dusun sangat
kuncen lama. mendukung dan
ikut membantu
dalam program
Rabu, 22 Kelompok : untuk balita.
Desember 1. Memberikan motivasi
2016 pukul pada ibu balita agar
1. Ibu balita mau
13.00 WIB mau mengunjungi
mengunjungi
posyandu.
posyandu.
6. EVALUASI HASIL KEPERAWATAN KOMUNITAS DUSUN KUNCEN LAMA RW 01 UNGARAN BARAT

No Kegiatan Waktu & Hasil


tempat Respon masyarakat Faktor

Jangka pendek Jangka panjang Pendukung Penghambat

1 1) Penyuluhan Rabu, 22 1) 80% ibu balita 1) 80% ibu balita 1) Peran yang Tidak ada
tentang demam Desember 2016 mengetahui bisa melakukan baik dari
dan pukul 13.00 WIB tentang demam. pencegahan pembawa
penatalaksanaa demam dan acara,
n kejang kejang demam fasilitator
demam. di rumah. maupun
mahasiswa
yang dapat
2) Bekerjasama 2) Membantu menjalankan
dengan meningkatkan peran dan
puskesmas pelaksanaan tugasnya
untuk program untuk sesuai dengan
melaksanakan balita di RW 01 perannya
program untuk dusun kuncen masing-
balita di RW 01 lama. masing.
dusun kuncen 2) Adanya
lama. semangat dan
3) Memotivasi 3) 80% ibu balita motivasi yang
pada ibu balita mau mengunjungi tinggi dari
agar mau posyandu. narasumber
mengunjungi dalam
posyandu. memberikan
materi
pendidikan
kesehatan.
3) Adanya
tempat yang
strategis
untuk
melaksanakan
kegiatan
pendidikan
kesehatan
yaitu rumah
kader
kesehatan
kuncen lama
rw 01
4) Semua ibu
balita
mendengarka
n penyuluhan
dengan baik.
5) Ibu – ibu
balita aktif
dalam
mengikuti
penyuluhan.
6) Semua media
tersedia
seperti:
Leaflet,
lifcart.
RENCANA TINDAK LANJUT DI DUSUN KUNCEN LAMA RW 01 UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Tempat Penanggung


Waktu jawab
Resiko timbulnya Mandiri
penyakit ISPA (Batuk, 1. Memotivasi ibu – ibu Ibu – ibu yang Disetiap rumah ibu M. Muhsin
pilek, dan demam) yang mempunyai balita mempunyai balita – ibu yang
berhubungan dengan untuk melakukancara di dusun kuncen mempunyai balita.
kurang pengetahuan pencegahan, penyebab, lama rw 01
tentang lingkungan tanda gejala dan ungaran barat.
sehat, sikap yang penanganan yang tepat
kurang mendukung untuk balita yang terkena
kesehatan serta adanya demam.
kondisi lingkungan 2. Memberikan penyuluhan
yang tidak sehat. tentang lingkungan yang
bersih dan sehat.
3. Menganjurkan ibu – ibu
yang mempunyai balita
untuk memberikan
makanan yang sehat.
Kerjasama
1. Kerja sama dengan bidan
desa dalam
mendemontrasikan cara
pencegahan demam dan
kejang demam,
memberikan penyuluhan
lingkungan yang bersih
dan sehat.

S-ar putea să vă placă și