Sunteți pe pagina 1din 15

NaskahPublikasi

HUBUNNGAN STATUS GIZI DENGAN KETERATURAN


SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA
NEGERI 1 PALU TAHUN AJARAN 2016/2017

Untukmemenuhisebagianpersyaratanmencapaiderajatsarjana S-1

Diajukanoleh:

Fahrul Rozy

N 101 12 136

Kepada

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
NOVEMBER
2017
2

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR


PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH
PADA PEGAWAI SMA NEGERI 5 PALU
TAHUN 2016

Yang diajukanoleh

MULTAZAM EKO PUTRA


N 101 13 057

Telahdisetujuioleh:

PembimbingMateri

dr. Sumarni, M.Kes., SP.GK Tanggal


NIP.19760501 200801 2 023

PembimbingMetodologi

dr. I KadekRupawan Tanggal


3

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITION STATUS WITH


MENSTRUATION CYCLE ORDINARY OF THE ELEVENTH GRADE STUDENT
OF SMA NEGERI 1 PALU 2016/2017 ACADEMIC YEAR

Fahrul Rozy*, Sumarni**,Budi Tulaka***


*Student of Medicine, Faculty of Medicine, University of Tadulako
**Public Health Sciences, Faculty of Medicine, University of Tadulako
*** Department Of Clinical Pathology, Faculty of Medicine, TadulakoUniversity

Background: Menstruation is a menstrual abstinence is a period of bleeding that


occurs in women on a regular basis every month during the fertile period unless
there is a natural process of pregnancy occurs an average of about 2 to 8 days in
adolescents if menstrual cycle is less regular then these conditions need to be
wary of because can indicate the symptoms of serious illness that arise in the
future factors that can cause menstrual cycle disorders such as nutritional status of
the stress of reproductive diseases of heavy exercise of use of contraception and
age
Objective: The research aims to find out “The Relationship between Nutrition
Status with Menstruation cycle Odinary of the Eleventh Grade Students of SMA
Negeri 1 Palu 206-2017 school year.
Methods: The research was kuantitative analytic with cross sectional study. The
sample was 113 persons selected purposively in sampling.
Results: Respondents whose nutritional status is not normal is less in the
respondents who experienced irregular menstruation is 16.3% compared with
respondents who experienced regular menstruation that is 83.7% of respondents
whose normal nutritional status is more on the respondents with regular menstrual
cycle that is 71.4% compared with respondents with irregular menstrual cycle that
is 28.6% Chi-square test results obtained p value (p= 0.321) so Ho in this study is
accepted Meaning that there is no relationship between nutritional status with
regularity of menstrual cycle.
Conclusion: Based on the research that has been conducted by researchers drew
the conclusion that no Relationship between Nutrition Status with Menstruation
cycle Odinary of the Eleventh Grade Students of SMA Negeri 1 Palu

Key Word: Nutrition Status, Stress, Menstruation Cycle


4

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KETERRATUAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 PALU TAHUN
AJARAN 2016/2017

Fahrul Rozy*, Sumarni**,Budi Tulaka***


*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran,Universitas Tadulako.
** IlmuKesehatanMasyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
***Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako

ABSTRAK
Latar Belakang : Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada
perempuan secara rutin setiap bulannya selama masa suburnya kecuali apabila
terjadi kehamilan. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Pada
remaja, jika siklus menstruasi kurang teratur maka kondisi seperti ini perlu
diwaspadai karena bisa menandakan gejala penyakit serius yang muncul
dikemudian hari. Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi
antara lain status gizi, stres, penyakit reproduksi, olahraga berat, penggunaan alat
kontrasepsi dan usia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Status Gizi
dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Palu
Tahun Ajaran 2016/2017
Metode : Jenis penelitian analitik kuantitatif denngan pendekatan Cross Sectional
Study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 113 orang, dengan teknik purposive
sampling.
Hasil : Responden yang status gizinya tidak normal lebih sedikit pada responden
yang mengalami menstruasi tidak teratur yaitu16,3% dibanding dengan responden
yang mengalami menstruasi teratur yaitu 83,7%. Responden yang status gizinya
normal lebih banyak pada responden dengan siklus menstruasi teratur yaitu 71,4%
dibanding dengan responden dengan siklus mensrtruasi tidak teratur yaitu 28,6%.
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,321 sehingga Ho pada penelitian ini
diterima,artinya bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan keteraturan
siklus menstruasi.
Simpulan : Tidak terdapat hubungan status gizi dengan keteraturan siklus
menstruasi pada siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Palu

Kata Kunci : Status Gizi, Siklus Menstruasi


5

PENDAHULUAN
Salah satu ciri yang menandakan masa pubertas perempuan adalah
menstruasi. Menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar
usia 10 tahun, namun bisa juga lebih dini atau lebih lambat. Menstruasi memang
fitrah perempuan dan ini menandakan bahwa perempuan tersebut sehat serta
sistem reproduksinya bekerja dengan normal. Terjadinya menstruasi sangatlah
[1]
penting, khususnya bagi kesehatan organ reproduksi seorang perempuan .
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin
setiap bulannya selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses
alamiah ini terrjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar umumnya
sebanyak 10 hingga 80 mL per hari. Adapun siklus menstruasi yang normal yakni
rata-rata selama 21-35 hari.
Menstruasi sesungguhnya yang disertai dengan ovulasi sebagian besar
dicapai pada umur sekitas 17-18 tahun. Pada remaja, jika siklus menstruasi kurang
teratur maka kondisi seperti ini perlu diwaspadai karena bisa saja menandakan
gejala penyakit serius yang akan muncul dikemudian hari. Remaja yang memilliki
siklus menstruasi tidak teratur kemungkinan mengalami Polycystic Ovarium
Syndrome (PCOS). Masalah PCOS tersebut dapat beresiko tinggi terhadap
hipertensi, kolesterol tinggi, hingga kanker endometrium. Sehingga, mereka lebih
cenderung resisten pada insulin dan reentan terkena diabetes. Tanda yang bisa
dilihat misalnya penambahan berat badan, pertumbuhan rambut ditubuh dan
wajah, penipisan rambut kepala, berjerawat dan kemandulan. PCOS dapat
dideteksi sejak masa usia dini dan remaja[2]. Dikutip dari Times of India, PCOS
merupakan kelainan endokrin yang ditandai dengan meningkatnya hormon pria
(endrogen) di dalam tubuh. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan dan pelepasan
sel telur dari ovarium. Akibatnya ovulasi tidak terjadi dan menstruasi menjadi
kurang teratur[3].
Secara khusus jumlah wanita yang mengalami anovulasi akan meningkat.
Wanita memiliki resiko tinggi terhadap gangguan ovulasi, sehingga menjadi tidak
subur. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat badan yang disebabkan
6

karena asupan gizi yang berlebihan. Seberapa gemuk yang akan menyebabkan
anovulasi tidak diketahui dengan pasti, yang jelas bahwa diet dan berat badan
sangat mempengaruhi siklus menstruasi. Selain berat badan yang berlebihan, berat
badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita.
Berat badan yang rendah akan mengakibatkan gizi sehingga akan terjadi
perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron) yang dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Asupan gizi yang kurang juga akan
[4]
menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada saat menstruasi .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui “Hubungan Status
Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1
Palu Tahun Ajaran 2016/2017.
HASIL
1. Analisis Sampel
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
B. Distribusi responden menurut kelompok umur dalam penelitian ini
bervariasi antara 15 tahun sampai dengan 18 tahun, yang ditunjukan
pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1Distribusi Responden Menurut Umur pada siswi kelas XI


SMA Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2016/2017

Umur Frekuensi Persentase (%)


15 tahun 1 0,9
16 tahun 14 12,4
17 tahun 87 77,0
18 tahun 11 9,7
Jumlah 113 100
Sumber : Data Primer.2017
7

Data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut


kelompok umur terbanyak adalah pada kelompok umur 17 tahun yaitu
sebanyak 87 orang (77,0%) sedangkan yang terendah pada golongan umur
15 tahun sebanyak 1 orang (0,9%).

C. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menearche


D. Distribusi responden menurutUsia Menearche dalam penelitian ini
bervariasi antara 11 tahun sampai 17 tahun, seperti yang ada pada tabel
4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Usia Menearche pada siswi


kelas XI SMA Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2016/2017

Umur Frekuensi Persentase (%)

11 Tahun 15 13,3

12 Tahun 36 31,9

13 Tahun 32 28,3

14 Tahun 24 21,2

15 Tahun 4 3,5

16 Tahun 1 0,9

17 Tahun 1 0,9

Jumlah 113 100

Sumber:Data Primer, 2017

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden


menurut Usia Menearche terbanyak adalah pada usia 12 tahun yaitu 36
orang (31,9%) sedangkan yang terendah pada usia 16 tahun dan 17 tahun
sebanyak 1 orang (0,9%).
8

2. Analisis Univariat
A. Distribusi responden menurut status gizi
Distribusi responden menurut status gizi pada penelitian ini
terdiri dari normal dan tiddak normal, Tabel 4.3 menunjukkan hasil
sebagai berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Gizi pada siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2016/2017
Status gizi Frekuensi Persentase (%)
Normal 21 18,6
Tidak Normal 92 81,4
Jumlah 113 100,0
Sumber:Data Primer, 2017

Data pada Tabel 4.3 menunjukkaqn bahwa distribusi responden


menurut status gizi terbanyak pada status gizi tidak normal yaitu sebanyak
92orang (81,4%), sedangkan yang terendah pada status gizi normal yaitu
sebanyak 21orang (18,6%).
B. Distribusi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi
Kategori siklus menstruasi dalam penelitian ini terdiri dari teratur dan
tidak teratur, distribusi responden menurut siklus menstruasi dapat dilihat
pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Siklus Menstruasi pada siswi


kelas XI SMA Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2016/2017

Status gizi Frekuensi Persentase (%)


Normal 21 18,6
Tidak Normal 92 81,4
Jumlah 113 100,0
Sumber:Data Primer, 2017

Data pada Tabel 4.3 menunjukkaqn bahwa distribusi responden


menurut status gizi terbanyak pada status gizi tidak normal yaitu sebanyak
9

92orang (81,4%), sedangkan yang terendah pada status gizi normal yaitu
sebanyak 21orang (18,6%).

3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk melihat hubungan antara variabel
independen (Status gizi) dan dependen (Keteraturan siklus menstruai),
analisis ini dilakukan menggunakan uji Chi-Square dimana tingkat
kemaknaannya adalah 95%.Analisis bivariat dilakukan dengan membuat
tabel silang (crossrab) 2x2 dengan hasil sebagai berikut.
1. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Hubungan status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi
pada siswi kelas XI IPA dianalisis menggunakan tabulasi silang pada
uji Chi-square. Hasil analisis hubungan ditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Analisis Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan
Siklus Menstruasi pada siswi kelas XI di SMA Negeri 1
Palu Tahun 2016/2017
Keteraturan Siklus
Status Menstruasi
Gizi Tidak Teratur Jumlah (P)
Teratut
n % N % N %
Tidak 15 16,3% 77 83,7% 92 100,0%
Normal (0,321)
Normal 6 28,6% 15 71,4% 21 100,0%
Jumlah 21 18,6% 92 81,4% 113 100,0%
Sumber : Data Primer, 2017

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang status


gizinya tidak normal lebih sedikit pada responden yang mengalami
menstruasi tidak teratur yaitu16,3% dibanding dengan responden yang
mengalami menstruasi teratur yaitu 83,7%. Responden yang status gizinya
10

normal lebih banyak pada responden dengan siklus menstruasi teratur yaitu
71,4% dibanding dengan responden dengan siklus mensrtruasi tidak teratur
yaitu 28,6%.
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,321 atau nilai X²
hitung (0,986) > X² tabel (3,841) sehingga Ho pada penelitian ini
diterima,artinya bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan
keteraturan siklus menstruasi.

PEMBAHASAN
1. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Siklus Menstruasi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam


bentuk variabel terteentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
[1]
variabel tertentu . Penelitian status gizi merupakan upaya
menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian
antropometri, konsumsi makanan, biokimia dan klinik. Namun, dalam
penelitian ini hanya dilakukan penelitian status gizi secara
antropometri yaitu IMT menurut umur dengan mengukur berat badan
dan tinggi badan menggunakan rumur Z-Score pada siswi kelas XI IPA
di SMA Negeri 1 Palu. Untuk itu, status gizi responden dibagi menjadi
2 kategori yaitu normal (Z-Score -2 SD sampai 1 SD)dan tidak normal
(Z- Score <-3 SD sampai<-2 SD dan Z- Score 1 SD sampai >2 SD).
Hasil analisa menyatakan nilai p sebesar 0,321 atau nilai p > 0,05
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi
dengan keteraturan siklus menstruasi. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan sebuah penelitian Cross Sectional yang dilakukan oleh Ummu
Aiman telah meneliti Hubungan Status Gizi danAktivitas Fisik dengan
Status Menarche Siswi Kelas VIII SMP Negeri 1 Palu,Palu Sulawesi
Tengah. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi dan
aktivitas fisik dengan status menarche siswi kelas VII SMP Negeri 1
Palu. Jenis penelitian ini yaitu survey anallitik dengan pendekatan
11

crosssectional study. Jumlah populasi yaitu 116 siswi kelas VII SMP
Negeri 1 Palu yang yang semuanya dijadikan responden (total
sampling).Hasil uji Chi-square menunjukkan ada hubungan status gizi
yang dibuktikan dengan p= 0,017 > 0,05 dengan hubungan status
menarche[2].,hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rakhmawati, yang menyatakan ada hubungan bermakna antara
obesitas dengan gangguan siklus menstruasi pada wanita dewasa
muda[3].
Hasil penelitian menujukkan responden dengan status gizi tidak
normal, 16,3% mengalami siklus menstruasi tidak teratur dan 83,7%
mengalami siklus menstruasi teratur, artinya siklus menstruasi teratur
lebih banyak dialami oleh responden yang status gizinya tidak normal.
Hasil ini tidak sesuai yang dialami setiap bulan merupakan cara alami
untuk mengatakan bahwa seseorang tidak terlalu gemuk dan tidak
terlalu kurus (normal).
Meskipun responden dengan status gizi normal lebih banyak
mengalami siklus menstruasi tidak teratur, namun dalam penelitian ini
terdapat pula responden yang meskipun memiliki status gizi tidak
normal tetapi siklus menstruasinya teratur (83,7%) dan sebaliknya juga
terdapat responden yang siklus mnestruasinya tidak teratur meskipun
memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 28,6%. Hal ini dapat
terjadi karena status gizi bukan satu – satunya faktor yang dapat
mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja. Ada faktor lain selain
status gizi yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja
seperti aktivitas olahraga berat,usia dan penyakit reproduksi.
Berdasarkan teori,Olahraga berat dapat menyebabkan terjadinya
disfungsi hipotalamus yang menyebabkan gangguan pada pulsatility
GnRH. Hal tersebut menyebabkan terjadinya menarche yang tertunda
dan gangguan siklus menstruasi[4]. Selain itu, usia yang masih sangat
muda dan tua dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi karena
pada usia yang sudah tua, fungsi ovarium akan mengalami penurunan
12

sehingga menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur [5]. Adapun


penyakit reproduksi yang merupakan salah satu faktor juga
menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi karena penyakit yang
tumbuh di rahim seperti kista dan mioma dapat mengganggu aktivitas
didalam rahim sehingga berpengaruh pada siklus menstruasi [6].

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa


responden yang memiliki penyakit seperti kista dan metrorrhagia.
Dimana kista merupakan salah satu jenis tumor dan metrorrhagia
merupakan pendarahan yang tidak teratur dan tidak menurut siklus,
perdarrahan ireguler yang terjadi diantara 2 waktu menstruasi yang
dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur [7].

Meskipun remaja mempunyai status gizi tidak normal, jika


didukung dengan asupan lemak yang cukup dengan menjaga pola
makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, siswi tersebut tidak
mudah mengalami gangguan siklus menstruasi [8].
Status gizi pada remaja putri merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi siklus menstruasi. Siklus menstruasi yang normal
(21-35 hari) adalah gejala positif sebagai tanda dari kematangan
seksual yang berarti bahwa tubuh sedang dalam keadaan normal [9].
Salah satu cara untuk menjaga status gizi agar tetap normal yaitu
dengan mengkonsumsi makan yang seimbang setiap hari seperti
makanan tinggi karbohidrat, protein, serat, vitamin, magnesium,
kalsium dan menghindari kafein serta makanan yang banyak
mengandung garam. Pada remaja putrim dengan menjaga status gizi
tetap normal, maka berdampak baik pada kesehatan reproduksinya
terutama gangguan pada saat menstruasi seperti gangguan siklus
menstruasi [8].
13

KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini didapatkan responden yang memiliki Status Gizi normal
sebanyak 18,6% dan untuk responden dengan Status Gizi tidak Normal sebesar
81,4%
2. Pada penelitian ini didapatkan responden dengan Siklus menstruasi teratur
berjumlah 81,4% dan dengan siklus menstruasi tidak teratur 18,6%
3. Tidak terdapat hubungan status gizi dengan keteraturan sikus menstruasi pada
siswi kelas XI IPA di SMA Negeri 1palu dengan p value 0,0321

SARAN
1. Bagi SMA Negeri 1 palu, disarankan untuk perlunya program
penyuluhan atau edukasi bagi para siswi mengenai pentingnya status
gizi yang normal dan juga pentingnya lebih mengetahui kesehatan
reproduksi dimulai rutinnya memperhatikan siklus menstruasi yang
terjadi setiap bulannya.
2. Bagi siswi SMA Negeri 1 Palu untuk menjaga pola makan yang
seimbang dengan fast food sehingga dapat memperoleh status gizi
yang normal serta tetap menjaga pikiran tetap positif agar tubuh tetap
sehat dan terhindar dari segala macam penyakit.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat mengkaji faktor
lain seperti pengetahuan, asupan lemak, perilaku makan dan genetik
yang mempengaruhi keteraturan siklus menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran; 2012.
2. Aiman U. Hubungan Status Gizi danAktivitas Fisik dengan Status Menarche
Siswi Kelas VIII SMP Negeri 1 Palu. Palu:Universitas Tadulako;2013
14

3. Sihombing, M. Hubungan perilaku merokok konsumsi makanan/minuman


dan aktivitas fisik dengan penyakit hipertensi. Majalah kedokteran Indonesia,
Volume 60,2010. Dalam Sumayku I,M; 2014
4. Tanner, T. A and Rhoades, G. A.Medical Physiology 4th Edition.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2012
5. World Health Organization. Obesity And Public Health; 2010
6. Hanata dan Freitag. Dalam Syarifuddin Amad, Nurmaa E.e., 2015. Hubungan
Antara Lingkar Pinggang dan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada
Polisi Laki-laki di Purworejo, Jawa Tengah. Volume VI. Nomor 2. Hlm 178-
182. Jurnal Kesehatan; 2011
7. Syarifudin, Amad., Nurmala, N.E.Hubungan Antara Lingar Pinggang Dan
Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada Polisi Laki-Laki di Purworejo.
Volume 6. Nomor 2. Halaman 178-182. Jurnal Kesehatan. Diakses 1
Oktober; 2015
8. Adhy Kurniawan.Hubungan Lingkar Pinggang (LP) dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Usia 25-60 Tahun 2014. Universitas
Muhammadiah Surakarta; 2014
9. Yulyius. Hubungan antara status gizi dengan tekanan darah mahasiswa
program studi pendidikan dokter angkatan 2013 fakultas kedokteran
universitas sam ratulangi. Jurnal e-Biomedik.Vol 2(1). 2014
10. Probosuseno.Waspadai Hipertensi dalam http://republika.co.id/ korandetail.
asp?id=238060&kad.id=123&kat.idl=&kat.id2. Dikutip tanggal 14 maret
2017); 2006
11. Nurmalina, R. dan Velley, B. Pencegahan dan manajemen obesitas. Penerbit
PT Elex Media Komputindo: Jakarta; 2011
12. Rizaldi, Bryan. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu,
Tekanan Darah Sistol dan Diastol. Prosiding Penelitian Sivitas Akademik
Unisba 282-288; 2015
13. Oktavia, Lilyasari. Hipertensi Dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. J
Kardiol Ind; 28: 460-75; 2007
15

S-ar putea să vă placă și