Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Untukmemenuhisebagianpersyaratanmencapaiderajatsarjana S-1
Diajukanoleh:
Fahrul Rozy
N 101 12 136
Kepada
Yang diajukanoleh
Telahdisetujuioleh:
PembimbingMateri
PembimbingMetodologi
ABSTRACT
ABSTRAK
Latar Belakang : Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada
perempuan secara rutin setiap bulannya selama masa suburnya kecuali apabila
terjadi kehamilan. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Pada
remaja, jika siklus menstruasi kurang teratur maka kondisi seperti ini perlu
diwaspadai karena bisa menandakan gejala penyakit serius yang muncul
dikemudian hari. Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi
antara lain status gizi, stres, penyakit reproduksi, olahraga berat, penggunaan alat
kontrasepsi dan usia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Status Gizi
dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Palu
Tahun Ajaran 2016/2017
Metode : Jenis penelitian analitik kuantitatif denngan pendekatan Cross Sectional
Study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 113 orang, dengan teknik purposive
sampling.
Hasil : Responden yang status gizinya tidak normal lebih sedikit pada responden
yang mengalami menstruasi tidak teratur yaitu16,3% dibanding dengan responden
yang mengalami menstruasi teratur yaitu 83,7%. Responden yang status gizinya
normal lebih banyak pada responden dengan siklus menstruasi teratur yaitu 71,4%
dibanding dengan responden dengan siklus mensrtruasi tidak teratur yaitu 28,6%.
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,321 sehingga Ho pada penelitian ini
diterima,artinya bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan keteraturan
siklus menstruasi.
Simpulan : Tidak terdapat hubungan status gizi dengan keteraturan siklus
menstruasi pada siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Palu
PENDAHULUAN
Salah satu ciri yang menandakan masa pubertas perempuan adalah
menstruasi. Menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar
usia 10 tahun, namun bisa juga lebih dini atau lebih lambat. Menstruasi memang
fitrah perempuan dan ini menandakan bahwa perempuan tersebut sehat serta
sistem reproduksinya bekerja dengan normal. Terjadinya menstruasi sangatlah
[1]
penting, khususnya bagi kesehatan organ reproduksi seorang perempuan .
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin
setiap bulannya selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses
alamiah ini terrjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar umumnya
sebanyak 10 hingga 80 mL per hari. Adapun siklus menstruasi yang normal yakni
rata-rata selama 21-35 hari.
Menstruasi sesungguhnya yang disertai dengan ovulasi sebagian besar
dicapai pada umur sekitas 17-18 tahun. Pada remaja, jika siklus menstruasi kurang
teratur maka kondisi seperti ini perlu diwaspadai karena bisa saja menandakan
gejala penyakit serius yang akan muncul dikemudian hari. Remaja yang memilliki
siklus menstruasi tidak teratur kemungkinan mengalami Polycystic Ovarium
Syndrome (PCOS). Masalah PCOS tersebut dapat beresiko tinggi terhadap
hipertensi, kolesterol tinggi, hingga kanker endometrium. Sehingga, mereka lebih
cenderung resisten pada insulin dan reentan terkena diabetes. Tanda yang bisa
dilihat misalnya penambahan berat badan, pertumbuhan rambut ditubuh dan
wajah, penipisan rambut kepala, berjerawat dan kemandulan. PCOS dapat
dideteksi sejak masa usia dini dan remaja[2]. Dikutip dari Times of India, PCOS
merupakan kelainan endokrin yang ditandai dengan meningkatnya hormon pria
(endrogen) di dalam tubuh. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan dan pelepasan
sel telur dari ovarium. Akibatnya ovulasi tidak terjadi dan menstruasi menjadi
kurang teratur[3].
Secara khusus jumlah wanita yang mengalami anovulasi akan meningkat.
Wanita memiliki resiko tinggi terhadap gangguan ovulasi, sehingga menjadi tidak
subur. Keadaan ini terjadi apabila peningkatan berat badan yang disebabkan
6
karena asupan gizi yang berlebihan. Seberapa gemuk yang akan menyebabkan
anovulasi tidak diketahui dengan pasti, yang jelas bahwa diet dan berat badan
sangat mempengaruhi siklus menstruasi. Selain berat badan yang berlebihan, berat
badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita.
Berat badan yang rendah akan mengakibatkan gizi sehingga akan terjadi
perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron) yang dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Asupan gizi yang kurang juga akan
[4]
menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada saat menstruasi .
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui “Hubungan Status
Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1
Palu Tahun Ajaran 2016/2017.
HASIL
1. Analisis Sampel
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
B. Distribusi responden menurut kelompok umur dalam penelitian ini
bervariasi antara 15 tahun sampai dengan 18 tahun, yang ditunjukan
pada tabel 4.1 sebagai berikut.
11 Tahun 15 13,3
12 Tahun 36 31,9
13 Tahun 32 28,3
14 Tahun 24 21,2
15 Tahun 4 3,5
16 Tahun 1 0,9
17 Tahun 1 0,9
2. Analisis Univariat
A. Distribusi responden menurut status gizi
Distribusi responden menurut status gizi pada penelitian ini
terdiri dari normal dan tiddak normal, Tabel 4.3 menunjukkan hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Gizi pada siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2016/2017
Status gizi Frekuensi Persentase (%)
Normal 21 18,6
Tidak Normal 92 81,4
Jumlah 113 100,0
Sumber:Data Primer, 2017
92orang (81,4%), sedangkan yang terendah pada status gizi normal yaitu
sebanyak 21orang (18,6%).
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk melihat hubungan antara variabel
independen (Status gizi) dan dependen (Keteraturan siklus menstruai),
analisis ini dilakukan menggunakan uji Chi-Square dimana tingkat
kemaknaannya adalah 95%.Analisis bivariat dilakukan dengan membuat
tabel silang (crossrab) 2x2 dengan hasil sebagai berikut.
1. Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Hubungan status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi
pada siswi kelas XI IPA dianalisis menggunakan tabulasi silang pada
uji Chi-square. Hasil analisis hubungan ditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Analisis Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan
Siklus Menstruasi pada siswi kelas XI di SMA Negeri 1
Palu Tahun 2016/2017
Keteraturan Siklus
Status Menstruasi
Gizi Tidak Teratur Jumlah (P)
Teratut
n % N % N %
Tidak 15 16,3% 77 83,7% 92 100,0%
Normal (0,321)
Normal 6 28,6% 15 71,4% 21 100,0%
Jumlah 21 18,6% 92 81,4% 113 100,0%
Sumber : Data Primer, 2017
normal lebih banyak pada responden dengan siklus menstruasi teratur yaitu
71,4% dibanding dengan responden dengan siklus mensrtruasi tidak teratur
yaitu 28,6%.
Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p = 0,321 atau nilai X²
hitung (0,986) > X² tabel (3,841) sehingga Ho pada penelitian ini
diterima,artinya bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan
keteraturan siklus menstruasi.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
crosssectional study. Jumlah populasi yaitu 116 siswi kelas VII SMP
Negeri 1 Palu yang yang semuanya dijadikan responden (total
sampling).Hasil uji Chi-square menunjukkan ada hubungan status gizi
yang dibuktikan dengan p= 0,017 > 0,05 dengan hubungan status
menarche[2].,hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rakhmawati, yang menyatakan ada hubungan bermakna antara
obesitas dengan gangguan siklus menstruasi pada wanita dewasa
muda[3].
Hasil penelitian menujukkan responden dengan status gizi tidak
normal, 16,3% mengalami siklus menstruasi tidak teratur dan 83,7%
mengalami siklus menstruasi teratur, artinya siklus menstruasi teratur
lebih banyak dialami oleh responden yang status gizinya tidak normal.
Hasil ini tidak sesuai yang dialami setiap bulan merupakan cara alami
untuk mengatakan bahwa seseorang tidak terlalu gemuk dan tidak
terlalu kurus (normal).
Meskipun responden dengan status gizi normal lebih banyak
mengalami siklus menstruasi tidak teratur, namun dalam penelitian ini
terdapat pula responden yang meskipun memiliki status gizi tidak
normal tetapi siklus menstruasinya teratur (83,7%) dan sebaliknya juga
terdapat responden yang siklus mnestruasinya tidak teratur meskipun
memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 28,6%. Hal ini dapat
terjadi karena status gizi bukan satu – satunya faktor yang dapat
mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja. Ada faktor lain selain
status gizi yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja
seperti aktivitas olahraga berat,usia dan penyakit reproduksi.
Berdasarkan teori,Olahraga berat dapat menyebabkan terjadinya
disfungsi hipotalamus yang menyebabkan gangguan pada pulsatility
GnRH. Hal tersebut menyebabkan terjadinya menarche yang tertunda
dan gangguan siklus menstruasi[4]. Selain itu, usia yang masih sangat
muda dan tua dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi karena
pada usia yang sudah tua, fungsi ovarium akan mengalami penurunan
12
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini didapatkan responden yang memiliki Status Gizi normal
sebanyak 18,6% dan untuk responden dengan Status Gizi tidak Normal sebesar
81,4%
2. Pada penelitian ini didapatkan responden dengan Siklus menstruasi teratur
berjumlah 81,4% dan dengan siklus menstruasi tidak teratur 18,6%
3. Tidak terdapat hubungan status gizi dengan keteraturan sikus menstruasi pada
siswi kelas XI IPA di SMA Negeri 1palu dengan p value 0,0321
SARAN
1. Bagi SMA Negeri 1 palu, disarankan untuk perlunya program
penyuluhan atau edukasi bagi para siswi mengenai pentingnya status
gizi yang normal dan juga pentingnya lebih mengetahui kesehatan
reproduksi dimulai rutinnya memperhatikan siklus menstruasi yang
terjadi setiap bulannya.
2. Bagi siswi SMA Negeri 1 Palu untuk menjaga pola makan yang
seimbang dengan fast food sehingga dapat memperoleh status gizi
yang normal serta tetap menjaga pikiran tetap positif agar tubuh tetap
sehat dan terhindar dari segala macam penyakit.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat mengkaji faktor
lain seperti pengetahuan, asupan lemak, perilaku makan dan genetik
yang mempengaruhi keteraturan siklus menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran; 2012.
2. Aiman U. Hubungan Status Gizi danAktivitas Fisik dengan Status Menarche
Siswi Kelas VIII SMP Negeri 1 Palu. Palu:Universitas Tadulako;2013
14