Sunteți pe pagina 1din 17

Naskah Publikasi

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR


PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH
PADA PEGAWAI SMA NEGERI 5 PALU
TAHUN 2016

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1

Diajukan oleh:

MULTAZAM EKO PUTRA

N 101 13 057

Kepada

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
OKTOBER
2017
2

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR


PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH
PADA PEGAWAI SMA NEGERI 5 PALU
TAHUN 2016

Yang diajukan oleh

MULTAZAM EKO PUTRA


N 101 13 057

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Materi

dr. Sumarni, M.Kes., SP.GK Tanggal


NIP.19760501 200801 2 023

Pembimbing Metodologi

dr. I Kadek Rupawan Tanggal


3

CORRELATION OF BODY MASS INDEX AND WAIST


CIRCUMFERENCE WITH BLOOD PRESSURE ON EMPLOYEE
IN SENIOR HIGH SCHOOL 5 PALU
YEAR 2016
Multazam Eko Putra*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***

*Student of Medicine, Faculty of Medicine, University of Tadulako


** Public Health Sciences, Faculty of Medicine, University of Tadulako
*** Department Of Pathology Anatomy, Faculty of Medicine, Tadulako University

ABSTRACT

Backgroun: The increase in body mass index (BMI)is closely related to


hypertension both males and females. Overweight or obesity is a risk factor that
can increase heart disease and can cause metabolic abnormalities that can affect
blood pressure of cholesterol, triglycerides, and insulin hormone resistance.
Obesity is more influential on the incidence of hypertension is central obesity.
Central obesity can be controlled by the waist circumference pengukran
techniques.
Objectiv: To determine correlation of body mass index and waist circumference
with blood pressure on employee in Senior High School 5 Palu
Method: Design of research that is used is the type of analytical observation
research with cross sectional approach. Sampling was done by total sampling. A
number of 77 people. Body mass index percentage was obtained from Height and
weight by microtoise and weight scale, while waist circumference used
nonstretchable tape. Blood pressure was obtained by direct measurement using a
sphygmomanometer. Data analysis was performed using univariate, bivariate by
chi-square test (α = 0.05).
Results: Data were analyzed using by chi-square test obtained the probability
value 0.000 for the correlation of body mass index with blood pressure and
probability value 0.000 for the correlation of waist circumference with blood
pressure on employee in Senior High School 5 Palu.
Conclusion: There are significant correlation between body mass index and waist
circumference with blood pressure on employee Students in Senior High School 5
Palu.

Keywords: Body mass index, waist circumference, blood pressure


4

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG


DENGAN TEKANAN DARAH
PADA PEGAWAI SMA NEGERI 5 PALU
TAHUN 2016

Multazam Eko Putra*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***

*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako.


** Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
*** Departemen patologi anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

ABSTRAK
Latar Belakang: Peningkatan indeks massa tubuh (IMT) erat kaitannya dengan
penyakit Hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kegemukan
atau obesitas adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung dan
dapat menyebabkan kelainan metabolisme yang dapat mempengaruhi tekanan
darah kolesterol, trigliserid, dan resistensi hormon insulin. Obesitas yang lebih
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah obesitas sentral. Obesitas sentral
dapat dikur dengan teknik pengukuran lingkar pinggang.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang
dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.
Metode: Desain penelitian yang dipakai adalah analitik observasi dengan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling.
Sejumlah 77 orang. pengukuran indeks massa tubuh diperoleh dari data tinggi
badan dan berat badan dengan menggunakan mikrotoa dan timbangan, sedangkan
lingkar pinggang menggunakan pita pengukur. pengukuran langsung
menggunakan sfigmomanometer. Analisis data dilakukan secara univariat,
bivariat dengan uji chi-square (α=0,05).
Hasil: Analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai probabilitas
0,000 untuk hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah dan nilai
probabilitas 0,000 untuk hubungan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada
pegawai SMA Negeri 5 Palu
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan
lingkar pinggang dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.

Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, Tekanan Darah


5

PENDAHULUAN
Tekanan darah merupakan tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dapat meningkat ataupun menurun, penurunan
tekanan darah disebut hipotensi yang disebabkan oleh bayak faktor diantaranya
perdarahan, tidak adekuatnya penggantian cairan (dehidrasi), syok dan lain
sebagainya (Baradero M, 2009). Sedangakan peningkatan tekanan darah atau yang
disebut juga hipertensi merupakan pembunuh diam-diam karena hanya
menimbulkan beberapa gejala, itupun jika ada. Seseorang dapat menderita
hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya1.
Menurut laporan Riskesdas2 prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%.
Angka ini cukup tinggi dan bila tidak mendapat pengobatan akan berakhir dengan
kematian akibat serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Itu sebabnya penyakit
hipertensi sering disebut silent killer. Riskesdas merupakan hasil riset berbasis
komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang
dilaksanakan di 440 kabupaten/kota (dari jumlah keseluruhan sebanyak 454
kabupaten/kota) yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia tahun 2007 sehingga
data dapat mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia3.
Faktor yang mempengaruhi tekana darah seperti usia, faktor genetika, jenis
kelamin, pengaruh hormonal, kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, stress
psikis, merokok, makanan yang mengandung kadar sodium, asam lemak jenuh,
dan kolesterol, dan penyakit lain yang dapat mengakibatkan hipertensi sekunder4.
Peningkatan indeks massa tubuh (IMT) erat kaitannya dengan penyakit Hipertensi
baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kegemukan atau obesitas adalah
faktor risiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung dan dapat menyebabkan
kelainan metabolisme yang dapat mempengaruhi tekanan darah, kolesterol,
trigliserid, dan resistensi hormon insulin5. Berdasarkan laporan dari Swedish
Obese Study diketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obesitas
sebesar 13,6%3. Obesitas yang lebih berpengaruh terhadap kejadian hipertensi
adalah obesitas sentral atau obesitas pusat6.
6

Obesitas sentral mungkin berhubungan dengan insensivitas insulin yang


disebabkan oleh tingginya asam lemak bebas pada sirkulasi, sebab sel lemak intra-
abdominal dapat melepas asam lemak dengan cepat. Selain itu, distribusi lemak
sentral berhubungan dengan merokok dan asupan alkohol yang memiliki
kontribusi pada risiko kematian7.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode observational analitik, dengan pendekatan
cross sectional (potong lintang) untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh
dan lingkar pinggang dengan tekanan darah. penelitian ini dilakukan pada
pegawai SMA Negeri 5 Palu yang berjumlah 77 orang berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total
sampling.
Variabel dalam penelitian ini yaitu indeks massa tubuh dan linggkar perut
sebagai variabel bebas dan tekanan darah sebagai variabel terikat. instrumen pada
penelitian ini menggunakan mikrotoise dan timbangan injak untuk pengukuran
tinggi badan dan berat badan dalam memperoleh data indeks massa tubuh, untuk
data lingkar pinggang menggunakan pita pengukur dan untuk data hasil tekanan
darah menggunakan sfigmomanometer.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap berupa editing, coding, tabulating,
dan entry data. Lebih lanjut, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
program statistical product anf service solution (SPSS). Analisis data dilakukan
secara univariat, bivariat dengan uji chi-square (α=0,05) .

HASIL
1. Analisis Sampel
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden menurut jenis kelamin dalam penelitian ini adalah
laki-laki dan perempuan seperti tertera pada tabel 4.1
7

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Pegawai


SMA Negeri 5 Palu Tahun 2016

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-Laki 36 44.15
Perempuan 41 55.85
Total 77 100
Sumber : Data Primer.2016
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi responden
menurut jenis kelamin terbanyak adalah pada perempuan sebanyak 41
orang (55.85 %). Sedangkan yang terendah pada laki-laki 36 (44.15%).

B. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur


Distribusi responden menurut kelompok umur dalam penelitian ini
bervariasi antara 32 tahun sampai 59 tahun, seperti yang tertera pada tabel
4.2
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Pegawai
SMA Negeri 5 Palu Tahun 2016

Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)


32-36 10 12.98
37-41 18 23.37
42-46 14 18.18
47-51 24 31.16
52-56 10 12.98
≥57 1 1.29
Jumlah 77 100
Sumber : Data Primer.2016
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut kelompok
umur terbanyak adalah pada kelompok umur 47-51 tahun yaitu sebanyak
24 orang (31.16%) sedangkan yang terendah pada kelompok umur ≥57
tahun sebanyak 1 orang (1.29%).
8

2. Analisis Univariat
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Distribusi data indeks massa tubuh responden berdasarkan IMT yaitu
bervariasi mulai dari status gizi kurang,normal dan lebih, seperti yang
tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi indeks massa tubuh Responden Pada Pegawai
SMA Negeri 5 Palu

IMT Frekuensi Presentase


Normal 41 53.25
Abnormal 36 46.75
Total 77 100%
Sumber: Data Primer.2016
Berdasarkan dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 77 responden,
paling banyak responden mempunyai indeks massa tubuh dalam batas
normal yaitu berjumlah 41 responden atau 53.25%. Sedangkan untuk
distribusi yang paling sedikit yaitu kelompok responden dengan indeks
massa tubuh abnormal yaitu berjumlah 36 responden atau 46.75%.

B. Karakteristik Respondn Berdasarkan Data Lingkar Perut

Distribusi lingkar perut responden pada saat pengukuran di dapatkan


hasil yang bervariasi sesuai dengan yang tertera pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Lingkar Perut Responden Pada Pegawai SMA
Negeri 5 Palu

Lingkar Perut Frekuensi Presentase


Obesitas 41 53.25
Normal 36 46.75
Total 77 100%
Sumber: Data Primer.2016
Berdasarkan dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 77 responden,
paling banyak responden mempunyai lingkar perut abnormal yaitu
9

berjumlah 41 orang atau 53.25%, sedangkan untuk kelompok responde


lingkar perut yang berlebih atau obesitas yaitu berjumlah 36 orang atau
46.75%.

C. Karakteristik Responden Berdasarkan Data Tekana Darah


Distribusi data tekanan darah responden pada saat pengukuran di
dapatkan hasil yang bervariasi sesuai dengan yang tertera pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Distribusi Data tekanan darah Responden Pada Pegawai


SMA Negeri 5 Palu

Tekanan Darah Frekuensi Presentase


Normal 44 57.14
Abnormal 33 42.86
Total 77 100%
Sumber: Data Primer.2016
Berdasarkan dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 77 responden,
paling banyak responden memiliki tekanan darah normal yaitu berjumlah
44 orang atau 57.14%, sedangkan untuk responden yang memiliki tekanan
darah abnormal sebanyak 33 orang atau 42.86%.

3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk melihat kemaknaan antara variable
independent yaitu indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang (LP)
dengan variable dependen yaitu tekanan darah (TD). Uji statistik yang
digunakan adalah uji Chi-Square dengan hasil analisis sebagai berikut

A. Hubungan Indeks Massa Tubuh Terhadap Tekanan Darah


Responden dengan data tekanan darah yang memiliki indeks massa
tubuh yang normal dan abnormal, seperti yang tertera pada tabel 4.6
10

Tabel 4.6 Hubungan indeks massa tubuh Dengan tekanan darah

Indeks Tekanan Darah Nilai


Massa Abnormal Normal Total Nilai P Kekuatan
Tubuh (phi )
Abnormal 27 9 36
Normal 6 35 41
0,000 0,61
Total 33 44 77
Sumber: Data Primer.2016

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tekanan darah


normal lebih banyak pada responden yang memilik indeks massa tubuh
yang normal pula yaitu 35 orang dibandingkan dengan responden yang
memiliki indeks massa tubuh abnormal yaitu 9 orang. Responden yang
memiliki tekanan darah yang abnormal lebih banyak pada responden yang
memiliki indeks massa tubuh abnormal pula yaitu 27 orang dibandingkan
dengan responden yang memiliki indeks massa tubuh normal yaitu 6
orang. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan
tekanan darah.

B. Hubungan Lingkar Pinggang Terhadap Tekanan Darah


Responden dengan data tekanan darah yang memiliki indeks massa
tubuh yang normal dan abnormal, seperti yang tertera pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hubungan lingkar pinggang Dengan tekanan darah


Lingkar Tekanan Darah Total Nilai P Nilai Kekuatan
Pinggang Abnormal Normal (phi)
Obesitas 28 13 41
Normal 5 31 36
0,000 0,55
Total 33 44 77
Sumber: Data Primer.2016
11

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tekanan darah


normal lebih banyak pada responden yang memilik lingkar pinggang yang
normal juga yaitu 31 orang dibandingkan dengan responden yang memiliki
lingkar pinggang yang obesitas yaitu 13 orang. Responden yang memiliki
tekanan darah yang abnormal lebih banyak pada responden yang memiliki
lingkar pinggang obesitas yaitu 28 orang dibandingkan dengan responden
yang memiliki lingkar pinggang normal yaitu 5 orang. Dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah.

PEMBAHASAN
1. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah

Berdasarkan dari hasil analisis data menggunakan uji korelasi chi-square


terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah dengan
nilai p < nilai α yaitu p = 0,000. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5
Palu.

Dari hasil penelitian ini didapatkan pada responden dengan tekanan darah
abnormal lebih banyak disetai IMT berlebih. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa peningkatan indeks massa tubuh akan meningkatkan tekanan darah.
Menurut WHO5 orang yang gemuk, jantungnya lebih keras dalam memompa
darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang
yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini dapat mengakibatkan
naiknya tekanan darah. Adapun teori lain yang mendukung adanya hubungan
antara IMT berlebih dan peningkatan tekanan darah ialah mekanisme yang
mungkin terlibat berupa pengurangan sensitivitas insulin, dengan
perkembangan selanjutnya kompensasi hiperinsulinemia dan juga adanya
lemak intraabdominal diduga meningkatkan retensi sodium dan cairan yang
akan menstimulasi aktivitas simpatik, dan akhirnya meningkatkan tekanan
darah7.
12

Sedangkan responden dengan IMT normal namun tekanan darahnya


meningkat dapat terjadi dikarenakan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi tekanan darah itu sendiri seperti usia lanjut, faktor merokok,
dan adanya stress. Begitu pula pada responden dengan tekanan darahnya
normal namun dengan IMT berlebih hal ini dapat terjadi karena faktor umur
yang masih muda dalam hal ini mempertimbangkan proses hemostasisnya
yang cenderung optimal dibandingkan pada orang lanjut usia, genetika dan
aktivitas fisiknya.

Dari penelitian ini didapatkan responden dengan tekanan darah normal


sebagian besar dengan IMT normal. Penelitian ini didukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Aldhy Kurniawan8. Hasil uji statistic
menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan
tekanan darah pada usia 25-60 tahun dengan p value sebesar 0.023. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Yulyius, Alexander dan Shirley9 hasil uji
statistic menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi
(IMT/U) terhadap tekanan darah dengan nilai p yaitu 0.000. Dimana
responden dari penelitian yang dilakukan oleh yulyius berjumlah 100 orang
dengan responden yang masuk dalam kategori kurus berjumlah 5 orang
dimana 3 (60%) diantaranya mengalami prehipertensi. Responden yang masuk
dalam kategoru normal berjumlah 79 orang dimana 48 (60.8%) diantaranya
mengalami prehipertensi. Untuk responden yang masuk dalam kategori gemuk
berjumlah 12 orang dimana 9 (75%) diantaranya mengalami prehipertensi.
Dan untuk responden yang masuk dalam kategori obesitas berjumlah 4 orang
dan kesemua responden pada kategori ini mengalami prehipertensi.

Menurut probosuseno10, dilihat dari beberapa frekuensi denyut jantung


faktor dominan penyebab hipertensi, faktor kelebihan berat badan dapat
meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit hipertensi. Semakin besar
massa tubuh, maka semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Berarti volume darah yang beredar
13

melalui pembuluh darah meningkat, sehingga akan memberikan tekanan lebih


besar ke dinding arteri.

Menurut nurmalina11, kegemukan merupakan suatu faktor utama (bersifat


fleksibel) yang mempengaruhi tekanan darah dan juga perkembangan
hipertensi. Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan 15%
berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 18
%. Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat badan normal, orang
yang overweight dengan kelebihan berat badan sebesar 20% mempunyai
resiko delapan kali lipat lebih besar terhadap hipertensi.

2. Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Tekanan Darah

Berdasarkan dari hasil analisis data menggunakan uji korelasi chi-square


diperoleh bahwa adanya hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan
darah. Hal ini didasarkan pada nilai p < nilai α yaitu p = 0,000, menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah
pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.

Dari hasil penelitian ini dapatkan pada responden dengan tekanan darah
abnormal sebagian besar terjadi pada responden dengan lingkar pinggang
berlebih/obesitas. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori ketika seseorang
memiliki lingkar pinggang berlebih akan memungkinkan terjadinya perubahan
metabolisme seperti terjadinya peningkatan produksi leptin mengakibatkan
perangsangan sistem simpatik untuk peningkatan absorpsi natrium di ginjal
sehingga akan meningkatankan cairan tubuh yang akan berpengaruh pada
peningkatan stroke volume dan akhirnya akan meningkatankan tekanan darah.
Disisi lain pada orang lanjut usia akan meningkatkan risiko untuk terjadinya
penumpukan lemak pada pembuluh darah yang akan mengakibatkan
peningkatan tekanan darah secara tidak langsung akibat bertambahnya tahanan
perifer pembuluh darah.
14

Sedangkan responden dengan lingkar pinggang normal dan tekanan


darahnya meningkat dapat terjadi dikarenakan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi tekanan darah itu sendiri seperti usia lanjut, faktor merokok,
dan adanya stress. Begitu pula dengan responden yang tekanan darahnya
normal dan lingkar pinggangnnya berlebih hal ini dapat terjadi karena faktor
umur yang masih muda dalam hal ini mempertimbangkan proses metabolisme
yang cenderung optimal dibandingkan pada orang lanjut usia, dan juga
aktivitas fisiknya.

Pada responden yang dengan tekanan darah normal sebagian besar dengan
lingkar pinggang normal. Penelitian ini didukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Bryan Rizaldi, Adjat S. Rasjad dan Tinni
Rusmartini12 dengan hasil uji statistic menunjukkan didapatkan korelasi
bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistole dengan nilai p
value 0.004.

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Irene Moudy Sumayku (2014)
dengan hasil uji statistik menunjukan terdapat korelasi yang signifikan antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
dengan nilai p sebesar 0,000 dan 0,002 (p<0,01). Diamana responden yang
digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Irene berjumlah 127 orang,
terdiri atas 45 orang laki-laki dan 85 orang perempuan. Usia subjek penelitian
dari 19-21 tahun dengan rerata 20 tahun.
Obesitas yang lebih berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah
obesitas sentral atau obesitas pusat. Obesitas pusat secara positif telah
dikorelasikan dengan hipertensi pada beberapa populasi. Beberapa kajian
menyebutkan bahwa adanya hubungan peningkatan atas insulin dengan
tekanan darah, baik pada populasi obesitas maupun pada populasi
nonobesitas7.
Obesitas sentral mungkin berhubungan dengan insensivitas insulin yang
disebabkan oleh tingginya asam lemak bebas pada sirkulasi, sebab sel lemak
intra-abdominal dapat melepas asam lemak dengan cepat. Selain itu, distribusi
15

lemak sentral berhubungan dengan merokok dan asupan alkohol yang


memiliki kontribusi pada risiko kematian7.
Obesitas berhubungan dengan tekanan darah tinggi, meskipun
penyebabnya belum sepenuhnya diketahui. Salah satu mekanismenya
mungkin terlibat dalam pengaruh obesitas sentral pada tekanan darah
melibatkan pengurangan sensitivitas insulin, dengan perkembangan
selanjutnya kompensansi hiperinsulinemia. Sekresi insulin yang berlebihan,
yang telah diamati pada obesitas dan terlihat dihubungkan dengan adanya
lemak intraabdominal, diduga meningkatkan retensi sodium dan cairan yang
akan menstimulus aktivitas simpatik, dan akhirnya akan meningkatkan
tekanan darah7.
Leptin telah teridentifikasi sebagai komponen kunci yang menghubungkan
jaringan adiposa dan aktivitas simpatik. Tingginya simpanan lemak viseral
dalam tubuh meningkatkan produksi leptin dan leptin tersebut mampu
merangsang sistem simpatis. Peningkatan Sympathetic Nervous System (SNS)
memicu produksi renin demikian pula peningkatan sodium. Stimulasi simpatis
ginjal jangka panjang oleh leptin mengakibatkan peningkatan tekanan darah,
melalui aktivitas konstriksi dan peningkatan reabsorbsi natrium ditubulus
ginjal. Selain itu leptin akan menstimulasi sitokin profibriogenik di ginjal
yang diaugmentasi oleh angiotensin II. Hal tersebut berperan dalam
peningkatan tekanan darah13.

KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini didapatkan responden yang memiliki IMT normal sebanyak
53.25% dan untuk responden dengan IMT berlebih sebesar 46.75%
2. Pada penelitian ini didapatkan responden dengan LP normal berjumlah 46.75%
dan dengan LP berlebih 53.25%
3. Pada penelitian ini didapatkan responden dengan TD normal berjumlah 57.14%
dan abnormal sebesar 42.86%
4. Adanya hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah
pada pegawai SMA Negeri 5 Palu dengan p value 0,000.
16

5. Adanya hubungan bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah


pada pegawaiSMA Negeri 5 Palu dengan p value 0,000.

SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih aktif lagi dalam
menyampaikan informasi ke masyarakat tentang bagaimana efek status gizi
seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat yang umumnya berusia produktif hingga lanjut
harus mulai mengenal diri dan tubuhnya dalam hal ini tentang status gizi,
sehingga dapat menjaga berat badan agar dapat mengurangi dampak dari IMT
yang berlebih atau kurang terhadap tekanan darah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan variable yang berbeda
seperti membedakan antara tekanan darah sistolik dan diastolik dan subjek
yang berbeda dengan mempertimbangkan batas usia yang memiliki faktor
resiko tinggi menderita penyakit degeneratif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho, A. W., Santoso, N. (2011) Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Edisi
ke-2.;h. 246-247.Jakarta: EGC; 2011
2. Riskesdas. Infodatin – Hipertensi. Riset Kesehatan Dasar. Republik
Indonesia; 2017
3. Sihombing, M. Hubungan perilaku merokok konsumsi makanan/minuman
dan aktivitas fisik dengan penyakit hipertensi. Majalah kedokteran Indonesia,
Volume 60,2010. Dalam Sumayku I,M; 2014
4. Tanner, T. A and Rhoades, G. A. Medical Physiology 4th Edition.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2012
5. World Health Organization. Obesity And Public Health; 2010
17

6. Hanata dan Freitag. Dalam Syarifuddin Amad, Nurmaa E.e., 2015. Hubungan
Antara Lingkar Pinggang dan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada
Polisi Laki-laki di Purworejo, Jawa Tengah. Volume VI. Nomor 2. Hlm 178-
182. Jurnal Kesehatan; 2011
7. Syarifudin, Amad., Nurmala, N.E. Hubungan Antara Lingar Pinggang Dan
Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada Polisi Laki-Laki di Purworejo.
Volume 6. Nomor 2. Halaman 178-182. Jurnal Kesehatan. Diakses 1
Oktober; 2015
8. Adhy Kurniawan. Hubungan Lingkar Pinggang (LP) dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah Pada Usia 25-60 Tahun 2014.
Universitas Muhammadiah Surakarta; 2014
9. Yulyius. Hubungan antara status gizi dengan tekanan darah mahasiswa
program studi pendidikan dokter angkatan 2013 fakultas kedokteran
universitas sam ratulangi. Jurnal e-Biomedik.Vol 2(1). 2014
10. Probosuseno. Waspadai Hipertensi dalam http://republika.co.id/ korandetail.
asp?id=238060&kad.id=123&kat.idl=&kat.id2. Dikutip tanggal 14 maret
2017); 2006
11. Nurmalina, R. dan Velley, B. Pencegahan dan manajemen obesitas. Penerbit
PT Elex Media Komputindo: Jakarta; 2011
12. Rizaldi, Bryan. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu,
Tekanan Darah Sistol dan Diastol. Prosiding Penelitian Sivitas Akademik
Unisba 282-288; 2015
13. Oktavia, Lilyasari. Hipertensi Dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. J
Kardiol Ind; 28: 460-75; 2007

S-ar putea să vă placă și