Sunteți pe pagina 1din 11

PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATAPELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Siti Malikhah Towaf


Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang
e-mail: likah_tw@yahoo.co.id

Abstract: The Character Education in Social Studies. The rapid change of life promotes conflict and
degradation of values and character of the nation. Empowerment toward values and characters of the na-
tion is necessary through inculturation or education. This study describes the implementation of sosial
studies education for values and character empowerment. A qualitative approach is used in this study. The
researcher conducted documentary studies, observations, interviews, and discussions. The data were anal-
ized and checked by triangulation. The results show that Social Sudies teachers have a good understanding
and performance in teaching values and character education in Social Studies, supported by activities out-
side of the classroom such as Ma’had Madany, additional programs and a number of extracurricular activi-
ties. They need to strengthen their understandings, awareness, and performance. They are the role models
and living examples for students. The results constitute useful input for schools in implementing any curricula
emphasizing character education.

Keywords: character education, Social Studies Education, curricula

Abstrak: Pendidikan Karakter pada Matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Perubahan kehidupan
terjadi dengan cepat; muncul berbagai bentuk konflik dan degradasi nilai-nilai dan karakter bangsa. Diper-
lukan pemberdayaan kepemilikan nilai-nilai dan karakter bangsa melalui proses pembudayaan dan pendi-
dikan. Perlu diketahui bagaimana pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memerkuat nilai dan karakter
generasi penerus. Digunakan pendekatan kualitatif. dikumpulkan data melalui kajian dokumen, observasi,
wawancara, angket, dan diskusi. Dilakukan analisis data, uji keabsahan data dengan proses triangulasi.
Diketahui bahwa guru IPS telah memahami dan melaksanakan pendidikan nilai dan karakter dengan baik,
yang dikuatkan oleh berbagai kegiatan di lingkungan sekolah seperti Ma’had Madany, program pendidikan
tambahan dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Pemahaman, kesadaran dan kinerja pimpinan, guru dan
personel madrasah perlu terus ditingkatkan; mereka adalah role model atau living example bagi siswa da-
lam menumbuh kembangkan nilai-nilai dan karakter. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga
pendidikan setara dalam menerapkan kurikulum yang menekankan pentingnya pendidikan karakter.

Kata kunci: pendidikan karakter, matapelajaran IPS, kurikulum

Kemajuan teknologi telah menghilangkan sekat-sekat memasarkan produknya ke berbagai negara lain. Su-
geografis, perbedaan jarak dan waktu; interaksi antar- perioritas negara penguasa teknologi dan informasi
bangsa dengan segala konsekuensinya tak terbendung memunculkan dominasi baru terhadap negara lain yang
lagi. Perlu disadari bahwa interaksi antarbangsa tidak menjadi pangsa pasarnya. Bahkan, dalam istilah yang
lagi diwarnai oleh keinginan dominasi kekuasaan poli- lebih ekstrem, muncul semacam “penjajahan” model
tik tetapi sudah berdasarkan interaksi antarbangsa ka- baru yang disebut hegemoni. Penjajahan itu terjadi
rena adanya saling membutuhkan, komunikasi dalam ketika negara ataupun bangsa yang lebih maju, penguasa
kesetaraan, dan situasi saling ketergantungan. Namun kemajuan teknologi dan informasi, menghegemoni
yang terjadi tidak selalu seperti yang diharapkan itu. negara ataupun bangsa yang kurang maju.
Negara penguasa teknologi dan informasi seringkali Hegemoni bangsa penguasa kemajuan ilmu pe-
berada pada posisi superior, menjadi produsen ber- ngetahuan, teknologi, dan informasi membawa serta
bagai komoditas dengan model perdagangan bebas berbagai macam nilai-nilai dan pandangan hidup yang

75
76 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 20, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 75-85

sama sekali lain dengan nilai yang sudah dimiliki oleh olimpiade internasional. Disinyalir penyebab utama dan
suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Perbedaan permasalahan mendasar penyebab lemahnya karakter
nilai dan pandangan hidup itu telah melahirkan apa bangsa ialah budaya, khususnya karakter manusia ber-
yang disebut konflik nilai antarbangsa. Konflik nilai martabat yang terabaikan (Haryati, 2012).
antarbangsa bisa saja memicu konflik kepentingan dan Jawaban yang tepat terhadap krisis nilai adalah
konflik kehidupan antarbangsa. Dalam konflik nilai pemberdayaan terhadap kepemilikan nilai-nilai dan
dan pandangan hidup, ada saatnya nilai-nilai dan pan- karakter bangsa, baik melalui proses pembudayaan
dangan hidup pendatang dari negara superior juga maupun proses pendidikan. Muncul rekomendasi yang
dianggap superior oleh masyarakat ataupun bangsa meletakkan karakter bermartabat sebagai dasar ke-
yang didatangi. Ketika itu kepemilikan nilai-nilai dan pribadian yang utuh untuk berperilaku kuat dan ulet
pandangan hidup bangsa tuan rumah melemah dan dalam mencapai kehidupan yang lebih baik, bahagia
secara perlahan atau cepat jati diri bangsa juga luntur lahir batin di dunia dan akhirat. Unsur-unsur karakter
dan sebuah bangsa mengalami transformasi menjadi bermartabat tersebut adalah damai, mandiri, dan adil.
makhluk yang tercerabut dari akar budaya bangsanya Damai, perdamaian abadi, berarti rukun, luyu, akur
sendiri. laras dan tidak mau bertengkar; merupakan inti iman
Fenomena konflik nilai antarbangsa sebagai dam- yang bersumber dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
pak globalisasi sudah merupakan fenomena yang ter- Mandiri, mampu berdiri sendiri atas kekuatan, ke-
jadi saat ini dan semakin menguat di masa yang akan mampuan dan tanggung jawab sendiri; menghargai,
datang. Globalisasi adalah suatu keniscayaan, tidak mencintai dan membanggakan karya sendiri; mampu
bisa dibendung-bendung lagi. Di Indonesia fenomena mandiri dalam berbagai dimensi kehidupan bersumber
globalisasi sudah bisa dirasakan oleh banyak orang dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Per-
dari generasi tua, muda sampai anak-anak, dengan satuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
segala dampak positif ataupun negatif. Guncangan Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan
globalisasi telah menimbulkan berbagai macam krisis Perwakilan. Adil adalah hasil olah rasa kreatif, pri-
yang merusak citra dan rasa percaya diri bangsa. Ini badi terpuji, kompetitif yang sehat, bermakna indah
merupakan situasi yang tidak kondusif untuk pem- atau estetika dalam kebersamaan atas tanggung jawab
bangunan. Puncaknya adalah terjadinya krisis jati diri pribadi. Adil bersumber dari sila Keadilan Sosial bagi
bangsa (Soedarsono, 2002). Muncul berbagai bentuk Seluruh Rakyat Indonesia (Meirawan, 2010). Proses
degradasi nilai-nilai dan karakter bangsa: murid tawur- pembudayaan merupakan upaya informal, disebut juga
an, penangkapan pengguna narkoba peminum miras sebagai proses inkulturasi melalui sosialisasi ataupun
merambah ke usia belia, dan terjadinya prostitusi di pembiasaan. Adapun jalur formal adalah pendidikan
kalangan pelajar, pengeboman, baku tembak, penipu- yang berperan dalam pelestarian nilai-nilai dan pem-
an, penjarahan, korupsi besar-besaran yang dilakukan bentukan karakter bangsa melalui sekolah. Lembaga
public figure terjadi susul menyusul, konflik sosial pendidikan/sekolah keagamaan melaksanakan pendi-
banyak terjadi. Di lingkungan kehakiman, dikabarkan dikan secara holistik meramu pengetahuan umum dan
ada 10 hakim terancam pecat dan ribuan hakim ber- keagamaan dalam rangka mendidik generasi muda
masalah. Lebih ironis lagi terjadi ketidakjujuran di mencapai tujuan pendidikan nasional.
dunia pendidikan. Kasus contek masal pada ujian na- Keprihatinan terhadap pendidikan nilai dalam
sional di sebuah sekolah dasar di Surabaya adalah ka- konteks hubungan antarbangsa telah melahirkan Asia
sus yang tragis bagi dunia pendidikan yang mestinya Pacific Network for International Education and Val-
menjadi benteng moral bangsa. ues Education (APNIEVE). Dengan fasilitas UNES-
Krisis nilai yang berkelanjutan merupakan krisis CO, APNIEVE telah mengadakan pertemuan dengan
budaya bangsa. Kegalauan nasional terhadap lemahnya judul Learning to Live Together in Peace and Harmo-
karakter bangsa dicoba dicari penyebabnya. Berbagai ny di Bandung, 27-30 April 1997. Dalam pertemuan
hal dapat didiskusikan dan bisa mengundang perbe- tersebut diidentifikasi empat nilai inti (core values),
daan pendapat. Meirawan (2010), misalnya, memberi- yaitu demokrasi, hak azasi manusia, serta perdamaian
kan analisis bahwa agama tidak menjadi penyebabnya, dan pembangunan berkelanjutan (democracy, human
karena dakwah merebak di mana-mana. Uang juga rights, peace and sustainable development) yang di-
tidak menjadi penyebab; uang banyak, sekalipun ber- gambarkan di tengah-tengah lingkaran. Masing-masing
asal dari pinjaman. Politik juga bukan penyebab; pemi- nilai inti mempunyai nilai-nilai terkait yang berjumlah
lihan kepala daerah, pemilihan legislatif dan pemilihan 8, 9, sampai 10 butir, digambarkan sebagai ring yang
presiden berjalan marak. DPR bergairah dengan sistem melingkari nilai inti, semuanya bermuara pada learning
multipartai. Pendidikan dan pembelajaran juga bukan; to live together in peace and in harmony (UNESCO
banyak pelajar Indonesia menjadi juara dalam berbagai PROAP/APNIEVE, 1997). Pertemuan tersebut telah
Towaf, Pendidikan Karakter pada Matapelajaran … 77

menekankan pentingnya setiap bangsa untuk memer- dengan pendidikan nilai-nilai keagamaan dan karakter.
kuat diri sehingga bisa berinteraksi dengan bangsa lain Sebagai sebuah sekolah yang memangku pendidikan
dalam situasi demokratis, saling menghormati untuk tingkat dasar, SMP/MTs bertugas menanamkan nilai-
menuju perdamaian dan kemajuan. Pada era global nilai keagamaan dan menumbuhkembangkan karak-
sekarang ini interaksi antarbangsa menjadi kebutuhan, ter peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
namun perlu kewaspadaan agar interaksi tersebut tidak nasional. Telah disosialisasikan bahwa Kurikulum 2013
menjadi hegemoni dan menjadi interaksi yang positif, juga membawa misi untuk lebih memerkuat Pendi-
produktif dan saling menghormati dan menguntungkan. dikan Karakter. Oleh karena itu, pencermatan terhadap
Kesadaran tentang pentingnya penguatan nilai- pelaksanaan pendidikan karakter di tingkat SMP/MTS
nilai dan karakter bangsa telah memacu terjadinya per- menjadi penting untuk dilakukan. Hasil penelitian ini
baikan praktik pendidikan di Indonesia. Upaya perba- akan menjadi masukan bagi lembaga pendidikan lain
ikan kurikulum terus terjadi; Kurikulum 2013 memiliki yang sejenjang dalam menerapkan kurikulum yang
komitmen untuk memerkuat pendidikan nilai dan ka- menekankan pendidikan karakter.
rakter bangsa. Pesan utama Kurikulum 2013 tidak ha-
nya menyeimbangkan aspek-aspek kognitif, afektif METODE
dan keterampilan; tetapi lebih menguatkan pencapai-
an aspek afektif dalam rangka menghela pencapaian Sebagai upaya eksplorasi pendidikan nilai-nilai
aspek kognitif dan keterampilan. Posisi matapelajaran dan karakter pada matapelajaran IPS, penelitian ini
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih dikuatkan lagi menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. Desain
dengan pengembangan materi secara tematik terpadu penelitian menggunakan rancangan studi kasus dengan
dan pendekatan pembelajaran dengan kerangka pikir fokus pendidikan nilai dan karakter pada matapelaja-
yang lebih sederhana. Pembelajaran Kurikulum 2013 ran IPS dan bagaimana pendidikan nilai dan karakter
didasarkan pada kompetensi inti yang akan dicapai, tersebut bersinergi dengan pendidikan nilai dan karak-
yaitu sikap religius dan sikap sosial sebagai komponen ter yang dibangun dalam situasi informal di Sekolah.
afektif yang dicapai dengan proses pembelajaran tak- Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah
langsung (indirect teaching); pengetahuan dan pene- (MTs) Negeri Malang I. Sebagai lembaga keagamaan,
rapan sebagai komponen kognitif dan keterampilan yang MTs sarat dengan pendidikan nilai keagamaan dan
dicapai dengan proses pembelajaran langsung (direct pendidikan karakter. Selama 15 tahun terakhir sekolah
teaching) (Hasan, 2013). Kerangka pikir ini memang tersebut telah dipandang masyarakat sebagai MTs
gampang dibaca, tetapi bagaimana pelaksanaannya akan Negeri unggulan. Penelitian ini berusaha merekam
menjadi “pekerjaan rumah” praktisi pendidikan. bagaimana Pendidikan IPS ikut berperan dalam me-
Pada penelitian ini digali bagaimana pendidikan numbuhkembangkan karakter peserta didik, dengan
IPS di sekolah bisa memberi kontribusi dalam pen- harapan bisa menjadi contoh dan masukan lembaga
didikan nilai-nilai dan karakter bangsa. Pembelajaran pendidikan lain.
IPS memang diarahkan untuk mengembangkan po- Peneliti yang berperan sebagai instrumen utama
tensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial mengadakan pengamatan dan wawancara kepada in-
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental po- forman di lokasi penelitian. Kehadiran peneliti di lokasi
sitif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang ter- penelitian dilakukan secara bertahap. Kunjungan perta-
jadi, dan terampil mengatasi masalah yang menimpa ma sebagai perkenalan dan menyampaikan maksud
dirinya sendiri dan masyarakat (Badan Standar Na- kedatangan serta mohon izin mengakses dokumen-do-
sional Pendidikan, 2007). Pendidikan IPS di tingkat kumen yang dimiliki. Kunjungan berikutnya untuk
matapelajaran IPS diharapkan bisa mencapai tujuan observasi dan wawancara informal untuk mengawali
seperti digariskan di atas. Keberhasilan akan sangat pengumpulan data. Selanjutnya dilakukan kunjungan
bergantung kepada peran guru dan lingkungan sekolah. untuk observasi, wawancara/penyebaran angket un-
Keefektifan matapelajaran ini bergantung pada ting- tuk mengumpulkan data lebih mendalam. Frekuensi
kat penguasaan kurikulum, etos kerja dan kinerja guru kunjungan disesuaikan dengan kebutuhan pengum-
dalam mengelola pembelajaran IPS dan penciptaan pulan data, analisis data dan uji keabsahan data pene-
situasi kondusif di lingkungan sekolah. Meskipun tidak litian. Peneliti juga berperan sebagai pengumpul data
dimungkiri bahwa situasi keluarga dan masyarakat dalam Focus Group Discussion dan review sejawat
juga bisa berpengaruh pada pembentukan karakater, terhadap hasil penelitian.
penelitian ini terfokus pada matapelajaran IPS dan Ada beberapa sumber data penelitian ini. Ma-
situasi di lingkungan sekolah. drasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Malang 1 menjadi
Pendidikan nilai-nilai dan karakter bangsa pada lokasi penelitian. Sumber berikutnya adalah dokumen-
matapelajaran IPS di SMP/MTs pada umumnya sarat dokuman tentang profil MTs terkait dengan data guru-
78 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 20, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 75-85

guru khususnya guru IPS Kurikulum dan pembela- perhatian ( respect), tekun (dilligent) dan tanggung ja-
jaran, Kebijakan Pendidikan pengelolaan MTs yang wab (responsibility), yang bernuara pada peserta didik
diperoleh dari Kementerian Agama Kota dan Kabu- yang berakhlaq mulia.
paten Malang. Sumber data lainnya adalah sejumlah Guru-guru IPS menyatakan bahwa yang men-
guru terutama guru IPS dan staf terkait; kelas-kelas jadi dasar pendidikan nilai dan karakter adalah Al-
matapelajaran IPS; pimpinan sekolah lokasi peneli- Qur’an, Sunah Rasul dan ajaran para ulama, misalnya
tian; dan sejumlah siswa lokasi penelitian. Teknik pe- Allah akan mengangkat derajat bagi orang yang ber-
ngumpulan data meliputi telaah dokumen, observasi, iman, berilmu; keteladanan yang baik (uswah hasa-
wawancara, dan angket. Telaah dokumen dilakukan nah), pengamalan hal yang baik (amal soleh), tekad
untuk memeroleh informasi mengenai sejarah ma- agar hari ini lebih baik dari hari kemarin, berlomba-
drasah, profil guru, penilaian kinerja guru, kebijakan lomba dalam kebaikan/berkarya, menguasai ilmu ada-
pengembangan pembelajaran IPS di MTs. Observasi lah kuncinya. Kegiatan tersebut menyatu dengan proses
dilakukan terhadap lingkungan MTs lokasi peneli- pembelajaran dan sikap/perilaku harian siswa, karena
tian, sehingga diperoleh gambaran fisik dan aktivitas nilai karakter itu terwujud dalam kehidupan masing-
guru, lingkungan sekolah dan proses pembelajaran masing. Hasil pendidikan nilai dan karakter pada diri
IPS. Wawancara dan pengisian angket terbuka dilaku- siswa membentuk tatanan sikap perilaku tercermin dari
kan terhadap pimpinan madrasah, guru matapelajaran sikap rendah hati (tawadhu’) anak-anak kepada guru
IPS dan siswa. dan teman seperti tercermin dalam laporan/rapor.
Data dari telaah dokumen dianalisis secara in- Guru IPS juga menyatakan bahwa pendidikan
duktif'-komparatif. Data yang diperoleh dari angket IPS berperan dalam pendidikan nilai-nilai dan karakter
terbuka ditabulasi, dikelompokkan menurut variasi siswa dalam bentuk kerja sama, cinta tanah air, dan
jawaban, kemudian dibuat rangkuman. Data dari ob- gotong royong. Pada standar isi, IPS sangat kental
servasi dianalisis secara deskriptif dan berfungsi seba- dengan nilai-nilai yang merajut kebhinekaan, sejarah
gai pelengkap dari deskripsi tentang profil sekolah dan bangsa, rasa tanggung jawab, saling menghargai, dan
guru. Data dari Focus Group Discussion dirangkum sebagainya. Nilai-nilai dan karakter yang ditumbuh-
dan dipetakan sesuai dengan permasalahan penelitian kembangkan melalui pembelajaran IPS adalah kerja
yang menyangkut proses pembelajaran nilai pada mata- sama, gotong royong, cinta tanah air, tanggung jawab,
pelajaran IPS dan di lingkungan sekolah. Hasil wa- serta menghargai dan merespon masalah bangsa. Ada-
wancara informal dianalisis secara deskriptif kom- pun buku-buku yang digunakan untuk pembelajaran
paratif atau dibandingkan antarinforman dan ditarik IPS adalah Buku Paket IPS Terpadu (Penerbit “E”),
kesimpulan. Keabsahan data kualitatif dilakukan de- Buku Paket IPS Terpadu (Penerbit “IP”), Buku Ilmu
ngan proses triangulasi antara data yang dijaring me- Pengetahuan Sosial (Penerbit “P”), Modul yang dibuat
lalui telaah dokumen dan observasi dengan data yang per matapelajaran oleh guru IPS (Sejarah, Geo-Sosio-
diperoleh melalui angket terbuka, wawancara informal, logi, Ekonomi); Buku untuk kelas akselerasi yang
ataupun melalui diskusi. Kecukupan referensi diguna- dibuat oleh guru IPS, dan Buku BSE yang tersedia
kan untuk membandingkan data yang diperoleh; juga di perpustakaan.
dilakukan review dengan teman sejawat dalam rangka Faktor-faktor pendukung pendidikan nilai-nilai
mencermati keabsahan data. dan karakter siswa, menurut guru IPS, adalah pembe-
lajaran yang dilengkapi media, pemutaran film doku-
menter, pemasangan gambar/poster dan penulisan arti-
HASIL DAN PEMBAHASAN
kel. Selain itu, segenap sivitas memiliki kerelaan dan
Pemahaman Guru IPS kemauan untuk berubah dan berkarya, kerja sama orang
tua, siswa, guru, karyawan, dan jalinan dengan dunia
Pimpinan sekolah dan guru menjelaskan bahwa pendidikan, usaha, dan alumni. Adapun faktor-faktor
pendidikan nilai dan karakter adalah proses pemaham- penghambat pendidikan nilai-nilai dan karakter siswa
an, penghayatan dan diikuti pengamalan suatu nilai melalui pembelajaran IPS adalah ketika pendekatan
pendidikan atau karakter. Implementasi kurikulum pembelajaran didominasi keterampilan memecahkan
bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan masalah atau aspek kognitif saja. Pengaruh negatif
cara berpikir, berperilaku dan berakhlak yang baik dan lebih banyak datang dari luar sekolah, yaitu dari media
sesuai dengan nilai-nilai, norma dan moral agama dan massa yang kurang mendukung.
kehidupan dalam masyarakat pada diri siswa. Nilai Guru menyatakan setuju terhadap Kurikulum
dan karakter yang dikembangkan meliputi cinta tanah 2013 yang punya komitmen tinggi pada pendidikan
air, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, religius, toleran, nilai dan karakter siswa; pimpinan sekolah juga menya-
kreatif, mandiri, demokratis, komunikatif, hormat dan takan setuju. Perubahan kurikulum adalah kewajiban;
Towaf, Pendidikan Karakter pada Matapelajaran … 79

yang diperlukan adalah kreativitas dalam melaksana- Pembelajaran IPS membina siswa memiliki
kannya. Persiapan yang sudah dilakukan oleh guru IPS budi pekerti luhur (akhlaqul karimah); sikap sopan
untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 berupa kegiatan santun, taat dan patuh. Guru memberikan contoh-con-
workshop implementasi, mulai dari sosialisasi, diskusi, toh pada kehidupan nyata. Dalam proses pembelajaran
telaah, dan analisis potensi hingga ikut pelatihan-pe- guru memberikan arahan dan teladan bagi siswa. Misal-
latihan, aktif dalam MGMP, dan melakukan kegiatan nya, pada materi sosiologi dibahas tentang penyim-
mandiri atau diikutkan dalam forum ilmiah. Kesulitan pangan sosial dan adab berpakaian. Yang terjadi di
yang ditemui dalam rangka persiapan pelaksanaan pembelajaran IPS adalah siswa sopan sekali dengan
Kurikulum 2013 adalah pemahaman terhadap prosedur guru dalam perilaku dan dalam bersikap; misalnya,
penilaian dan bentuk pelaporannya, di samping perlu- saat bertemu dengan guru, siswa pasti selalu menyapa
nya membaharui pola pikir untuk selalu tumbuh dan dan mencium tangan gurunya, kemudian saat mema-
berkarya. Harapan pimpinan sekolah kepada pergu- suki ruangan selalu memberikan salam. Siswa mema-
ruan tinggi (PT) dalam rangka kelancaran pelaksanaan kai baju sesuai syariat Islam; siswa perempuan meng-
Kurikulum 2013 adalah PT perlu pelatihan dan pen- gunakan pakaian panjang dan berkerudung; guru selalu
dampingan. Untuk perbaikan dan peningkatan pen- memberi apresiasi kepada siswanya.
didikan nilai-nilai dan karakter yang dilakukan adalah Proses pembelajaran dengan menggunakan me-
upaya secara aktif dan kontinu untuk terus mening- tode atau model pembelajaran yang dapat mengem-
katkan kualitas pembelajaran. bangkan dan menumbuhkan karakter yang ingin dica-
Dalam memersiapkan tenaga pengajar untuk pe- pai, dengan cara mengedepankan pengalaman personal
laksanaan Kurikulum 2013, guru IPS sudah pernah melalui proses mengamati, bertanya dan menalar.
mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013, dan 1 orang Walaupun secara formal sekolah belum menerapkan
guru belum mengikuti tetapi kemudian pindah tugas. Kurikulum 2013, guru sudah cukup mengenal dan
Diakui oleh guru bahwa mereka belum sepenuhnya menerapkan langkah/kegiatan yang dianjurkan dalan
mengerti dan memahami Kurikulum 2013; hal terse- pendekatan ilmiah (scientific approach) seperti menga-
but wajar karena penerapan kebijakan baru juga me- mati, menanya, dan menalar. Aktivitas guru didukung
merlukan proses. Kebijakan Kementerian Agama untuk oleh sarana perpustakaan yang lengkap, lingkungan
mulai menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran belajar yang kondusif, laboratorium, LCD, WiFi dan
2014 dimaksudkan agar guru tidak terburu-buru. Yang koperasi. Selain itu, pembelajaran juga didukung oleh
perlu dipersiapkan selanjutnya adalah (1) pengetahuan, kebijakan sekolah atau madrasah, yang tidak hanya
pemahaman dan komitmen bersama dalam mengem- mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi (IP-
bangkan dan mencapai tujuan pembelajaran karakter Tek) tetapi juga iman dan taqwa (ImTaq).
yang diinginkan, (2) melakukan analisis terhadap KI, Proses pembelajaran cukup baik, didukung oleh
KD, silabus dan penulisan RPP yang sesuai dengan aturan sekolah/madrasah dan komitmen sivitas akade-
rambu-rambu Kurikulum 2013, (3) menambah sumber mika untuk pengembangan karakter. Hampir semua
penunjang pembelajaran, baik cetak maupun elektronik. matapelajaran melaksanakan pembelajaran yang ber-
guna dalam mewujudkan karakter siswa yang baik dan
Kinerja Guru IPS bermoral. Perpustakaan, masjid, laboratorium, lapang-
an, ruang IT, ruang OSIS, ruang kelas dengan sarana
Sebagai sekolah keagamaan unggulan, sudah dan prasarana yang lengkap seperti komputer, LCD,
sewajarnya sekolah melaksanakan tugas pendidikan WiFi, serta koperasi semuanya memberi dukungan
dan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Dalam pe- pada pendidikan nilai dan karakter. Guru berperan se-
laksanaan pembelajaran, guru setiap matapelajaran, bagai model untuk diteladani atau memberikan contoh,
termasuk IPS, sudah semestinya menekankan dan baik secara perkataan maupun perbuatan kepada siswa.
memerkuat ketaatan siswa kepada syariat Islam. Na- Peran siswa adalah sebagai pebelajar yang memelajari,
mun hal tersebut tidak selalu terlihat; sekali waktu memahami, dan mengamalkan karakter-karakter baik
guru menekankan siswa untuk bersikap/berkata jujur, dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar se-
walaupun kenyataannya tidak/belum memuaskan. Me- kolah.
nurut penuturan guru, materi yang diajarkan dalam Pendidikan karakter dalam matapelajaran IPS
matapelajaran IPS tidak selalu mendukung pembi- tidak terlepas dari karakter total sebagai tujuan dari
naan ketaatan siswa kepada syari’at Islam. Namun sekolah/madrasah; lingkungan sekolah menjadi pendu-
ditekankan tentang pentingnya kejujuran dalam kehi- kung kuat dalam menanamkan karakter dan imple-
dupan, bersikap jujur selalu diberlakukan dalam ujian mentasi karakter dalam matapelajaran IPS. Sebagai
dan kegiatan lainnya; ada juga siswa yang kecewa sekolah/madrasah yang mengedepankan pendidikan
ketika tahu ada temannya yang mencontek. ImTaq, didukung oleh lingkungan sekolah yang me-
80 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 20, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 75-85

laksanakan kegiatan keagamaan, setiap hari sekolah Menurut guru pengampu matapelajaran IPS,
telah membentuk siswa memiliki karakter religius. aspek-aspek pendidikan karakter tidak dimasukan se-
Karena matapelajaran IPS terdiri dari ekonomi, se- muanya dalam sebuah topik/tema; apabila dipaksakan
jarah dan geografi-sosiologi, guru selalu merancang memasukan semua nilai/karakter, terkesan memaksa
kegiatan ekstra kurikuler secara bersama. Misalnya, pembelajaran bisa melebar ke berbagai aspek lain.
melaksanakan bazar bersama di mana anak-anak be- Berdasarkan hasil observasi di kelas, penerapan pen-
lajar mengasah kreativitas dan kemandirian. didikan karakter terlihat dari cara menganalisis materi
Pembelajaran IPS melatih siswa bersikap toleran; dan metode mengajar guru di kelas. Dalam proses pe-
dalam tugas kelompok siswa bekerjasama dalam ke- nanaman nilai/karakter, guru lebih menekankannya
lompok dan saling tukar pendapat. Guru membolehkan melalui materi dan beberapa contoh yang dikaitkan
siswa minum dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan materi yang diajarkan. Dalam matapelajaran
karena guru menganggap dalam pembelajaran siswa IPS terdapat empat cabang ilmu, yaitu sejarah, geo-
juga mempunyai rasa jenuh; dalam proses pertukaran grafi, sosiologi, ekonomi, dan masing-masing cabang
pendapat ini siswa dilatih untuk toleran. Ada saatnya ilmu tersebut memiliki penekanan nilai/karakter masing-
guru menjelaskan letak-letak geografis di Indonesia masing.
yang di dalamnya terdapat masing-masing masyarakat
penghuninya dengan budaya masing-masing. Di sini- Penguatan & Dukungan Lingkungan Sekolah
lah pemahaman dan penerimaan pluralitas masyarakat
terjadi; dalam hal ini siswa diberi wawasan tentang Segenap warga bekerja sama untuk mencapai
ragam masyarakat di Indonesia sehingga tidak tercipta tujuan sekolah/madrasah, yaitu (1) mewujudkan tata
budaya diskriminasi dan menyinggung isu suku, aga- kelola madrasah berbasis Manajemen Peningkatan
ma, ras, dan antargolongan (SARA). Dalam pemilihan/ Mutu Berbasis Madrasah (MPMBM); (2) mengop-
pembentukan kepanitiaan apapun, pengambilan kepu- timalkan sumber daya madrasah; (3) mewujudkan
sistem PAKEM dan berbasis ICT; (4) menghasilkan
tusan, tidak boleh ada yang memaksakan kehendak.
lulusan kompetitif yang berakhlakul karimah; (5)
Pembelajaran IPS melatih siswa bergotong ro-
menjadikan madrasah sebagai pusat keunggulan dan
yong; guru membentuk kelompok belajar dalam proses
rujukan. Mereka memegang teguh sikap dan nilai
pembelajaran. Bila ada salah satu teman yang menga-
dasar ketaqwaan, yakni kejujuran, tanggung jawab, de-
lami musibah/sakit, teman sekelas bersama guru menje-
dikasi, percaya diri, kerja sama, rasa memiliki, toleransi
nguk teman yang sakit itu bersama-sama. Pembelajaran
dan keteladanan. Sekolah adalah “sumber pencerahan
IPS melatih siswa bersikap pemurah, saling menga- ilmu”, dengan program unggulan program akselerasi,
sihi sesama teman. Menurut pemaparan guru, materi program bilingual.
yang diajarkan tidak selalu mendukung untuk melatih Sistem pembelajaran sekolah secara umum di-
siswa pemurah. Namun pentingnya sikap peduli dan deskripsikan sebagai berikut. (1) Berpusat pada siswa
pemurah bisa disisipkan dalam proses pembelajaran. yang mengarah pada peningkatan berpikir kritis dan
Guru berusaha membiasakan pola pikir siswa untuk analitis dengan berbasis keteladanan. (2) Komunikasi
cinta lingkungan. Perubahan sikap dicontohkan oleh pembelajaran menggunakan kelas kecil bahasa Inggris
guru yang diikuti oleh siswa. Beberapa siswa mena- untuk matapelajaran MIPA dan TIK. (3) Pendekatan
nyakan berbagai hal kepada guru, pembelajaran IPS pembelajaran dengan PAKEM dan berbais ICT. (4)
melatih siswa gemar membaca. Pembelajaran IPS Fullday School dengan mengedepankan pendalaman
melatih siswa kreatif dan inovatif; guru melakukan dan bimbingan materi ajar, pembinaan keagamaan, ser-
game pada matapelajaran ekonomi, dengan topik ta pembinaan bakat dan minat. Target lulusan adalah
“pelaku ekonomi dan sistem ekonomi”. Game symbol (1) Keagungan Akhlak. (2) Kedalaman Spiritual dan
juga digunakan; guru menunjukkan dan meminta siswa nilai Keislaman, (3) Keluasan wawasan dengan ilmu,
mencari tahu dan menjelaskan berbagai macam simbol (4) Memiliki karakter kepribadian yang kuat, (5) Krea-
yang terdapat dalam peta. Pembelajaran IPS melatih tif, inovatif, kompetitif dan berjiwa interpreneur, (6)
siswa demokratis dan berkompetisi; guru memberikan Mengaji secara Tartil, dan (7) Menghafal Juz ke-30
kesempatan yang sama kepada setiap siswanya untuk dari Al-Qur’an (Juz’Amma).
beradu cepat dalam menjawab pertanyaan yang diaju- Pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas
kan oleh guru. Dalam pemilihan ketua kelas, biasa- dikuatkan oleh pembelajaran yang dipetik oleh siswa
nya ada 2 calon yang akan maju; pemilihan dilakukan dalam aktivitas sehari-hari di sekolah. Ketaatan kepada
melalui voting; apabila salah satu tidak terpilih maka aturan di kelas dikuatkan dengan ketaatan siswa kepa-
dia akan menerima kekalahan dengan ikhlas atau rela da syariat Islam; hal ini terlihat pada fakta bahwa siswa
hati (legawa). konsisten dalam beribadah, sholat berjamaah secara
Towaf, Pendidikan Karakter pada Matapelajaran … 81

bergantian, mengaji berdoa, dan dzikir. Sekolah sangat Kultur sekolah melatih siswa/santri toleran meng-
ketat dalam menciptakan ketaatan siswa kepada syariat hadapi siswa yang berasal dari beberapa daerah seperti
Islam. Sekolah membuat, melakukan dan mengawasi Kalimantan Barat, Bali, dan NTT. Dalam kegiatan
pelaksanaan jadwal aktivitas yang diikuti secara kon- sekolah sehari-hari, para siswa terlihat harmonis dan
sisten oleh siswa. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh mengembangkan rasa simpati; jika ada salah satu siswa
sekolah sangat ketat. Misalnya, apabila ada siswa yang yang sakit, teman-teman sekelasnya menjenguk ber-
memakai celana model pensil, maka celana akan di- sama-sama. Sikap toleran ditekankan tidak hanya
gunting oleh guru bimbingan & konseling (BK). dalam hubungan SARA tetapi juga antara yang kaya
Pembinaan siswa untuk memiliki akhlak mulia dan miskin. Kesenjangan sosial ekonomi diterima
(akhlaqul karimah) didukung oleh lingkungan siswa, sebagai kenyataan untuk hidup saling menghargai.
guru, sistem, dan peraturan yang sangat mendukung Dalam pertemanan antarsiswa, terkadang ada perbe-
terciptanya akhlaqul karimah, serta pemenuhan sarana daan pendapat; teman yang pendapatnya tidak diterima
dan prasarana yang diperlukan. Dalam pembelajaran harus bisa menerima keputusan yang terbaik untuk
di kelas terdapat matapelajaran Aqidah-Akhlak. Dalam teman-temannya.
matapelajaran ini siswa menumbuhkan kesadaran pen- Disadari bahwa esensi pembelajaran IPS adalah
tingnya memiliki akhlaqul karimah. Jika ada yang membawa siswa sadar akan berbagai aspek kehidupan
melanggar peraturan, siswa akan dipanggil ke unit Bim- sosial mereka sehingga bisa menjadi anggota masya-
bingan dan Konseling untuk mendapatkan pengarahan rakat yang efektif nantinya. Kegiatan sekolah dalam
dan bimbingan. Guru juga memberikan contoh kepada pembelajaran formal, kultur sekolah dan ma’had bisa
siswa, sehingga siswa sadar akan pentingnya akhlak saling menguatkan; melatih siswa/santri bergotong
yang baik. royong sangat menunjang tercapainya esensi IPS. Sis-
Untuk pengembangan diri, sekolah sangat me- wa dilatih untuk saling membantu dan diberi kebebasan
merhatikan bakat, minat, dan potensi siswa melalui untuk berkreasi dan berinovasi. Penanaman nilai kego-
wadah kegiatan ekstra-kurikuler, antara lain robotik, tongroyongan dilakukan oleh siswa secara sadar melalui
animasi, menyusun web blog, broad casting, musik, sikap peduli kepada teman; sekolah sering mengada-
musik terbang al-banjari, jurnalistik, seni baca Al- kan hal-hal yang positif untuk melatih siswa menjadi
Quran, teater, bina vokalia, melukis, karate, taekwon- pemurah, misalnya kegiatan kemah bakti, dan bagi-
do, tapak suci, bola basket, tenis meja, bulu tangkis, bagi daging pada waktu Idul Adha. Kegiatan ini se-
sepak bola/futsal, catur, kaligrafi, pramuka, PMR, PKS, cara tidak langsung berperan untuk mengembangkan
paskibraka, dan Karya Ilmiah Remaja (KIR). Bim- jiwa siswa menjadi pemurah dan membangun kepe-
bingan dan Konseling merupakan proses bantuan psi- dulian sosial.
kologis dari kemanusiaan secara ilmiah dan profe-
sional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang Pembahasan
dibimbing/peserta didik agar dapat berkembang secara
optimal. Dalam sikap terdapat tiga unsur yang dikenal
Pembelajaran melatih siswa untuk mandiri di- juga sebagai skema triadik atau tricomponent: (1)
dukung oleh keberadaan pesantren (ma’had) sebagai kognisi, yaitu segmen pendapat atau keyakinan, (2)
tempat tinggal dan belajar agama tambahan. Siswa afeksi, yang merupakan segmen emosional atau pera-
belajar mengorganisasi kegiatan dan konsisten dalam saan, dan (3) konasi, yaitu segmen perilaku sebagai
pembelajaran, tanggung jawab pada diri sendiri, teman wujud dari sikap. Bandingkan dengan yang disebut
dan organisasi. Lingkungan dan kegiatan pesantren Tri Nga dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yai-
melatih siswa rendah hati (tawadhu’). Terlihat para tu ngerti, ngrasa, nglakoni. Dalam sistim Among,
siswa konsisten melaksanakan jadwal yang telah di- pendidikan dan pembelajaran hendaknya membawa
tentukan, ada pendamping atau tidak, seperti sholat siswa untuk bisa ngerti (mengerti), memahami apa
berjamaah waktu sholat dhuha, zikir, dan mengaji. yang dipelajari; hal ini terkait dengan pengembangan
Kehidupan pesantren melatih siswa hidup sederhana. pengetahuan dan wawasan siswa. Kemudian pebelajar
Siswa tidak diperbolehkan bergaya hidup mewah; bisa ngrasa (merasakan) apa yang dipelajari, senang
meskipun para siswa mampu, siswa dilarang mem- atau tidak senang, dan kemanfaatannya bagi siswa
bawa berlebihan pada saat sekolah. Walaupun terka- ataupun orang lain. Bertolak dari pengertian dan pera-
dang ada siswa yang sulit untuk bersikap tawadhu’ saan siswa pada pengetahuan yang baru diperoleh,
dan sederhana, hal itu bisa dimengerti. Siswa termasuk pebelajar mengamalkan atau mewujudkannnya dalam
kategori Anak-anak Baru Gede (ABG) dalam perkem- tindakan atau perbuatan, nglakoni adalah menjalan-
bangan remaja; mereka terkadang juga ingin pamer kan apa yang diketahui dan disenangi karena man-
dan mencari perhatian dari orang lain. faatnya bagi kehidupan (Towaf, 2013a). Begitu kuat
82 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 20, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 75-85

pengaruh Tri Ngo dalam pembelajaran karakter, se- kasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
hingga Akbar (2013) dengan penuh semangat telah yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
menindaklanjuti konsep tersebut dengan mengembang- Ruang lingkup materi matapelajaran IPS meliputi
kan Model Triprakoro dalam pembelajaran nilai dan aspek-aspek manusia, tempat, dan lingkungan; waktu,
karakter kepatuhan untuk sekolah dasar. Setelah diu- keberlanjutan, dan perubahan; sistem sosial dan bu-
jicobakan dalam skala luas, model tersebut sangat daya; perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
valid menurut ahli, pengguna, ataupun siswa. Materi yang diajarkan dalam matapelajaran IPS
Pada 2010 dirumuskan kembali apa yang disebut tidak selalu terkait langsung dengan pembinaan keta-
dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang atan siswa kepada syari’at Islam; dalam pembelajaran
memuat 18 karakter yang mestinya dimiliki oleh setiap ditekankan tentang pentingnya kejujuran dalam ke-
manusia Indonesia, yaitu religius, jujur, toleransi, di- hidupan; bersikap jujur selalu diberlakukan dalam ujian
siplin, kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, dan kegiatan lainnya. Misi utama IPS adalah memban-
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai tu siswa memelajari dunia sosial tempat mereka hidup,
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar menghadapi kenyataan sosial, mengembangkan penge-
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tang- tahuan, sikap dan nilai-nilai, dan berbagai keterampilan.
gung jawab (Badan Penelitian dan Pengembangan, Di situlah tercermin bahwa pendidikan IPS bukan
Pusat Kurikulum, 2010). Bahkan rumusan itu dapat hanya menambah wawasan dan mengasah kemampu-
dikembangkan menjadi 32 butir seperti dalam Pedo- an intelektual siswa tetapi juga keterampilan sosial,
man Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4), moral dan karakter siswa. Sejak dahulu sampai seka-
semuanya akan bermuara pada unsur-unsur karakter rang masih berlaku bahwa, dengan memelajari IPS,
bermartabat, yaitu damai, mandiri dan adil (Meirawan, siswa sebagai warga negara diharapkan mampu menge-
2010). nali masalah yang dihadapi manusia dan mampu men-
Pendidikan nilai-nilai dan karakter dilaksanakan cari solusi, menganalisis dan klarifikasi nilai-nilai,
dengan proses pendampingan, pengarahan, pembi- dan mampu membuat keputusan yang masuk akal.
naan dan pembiasaan. Guru menanamkan pengertian Melalui matapelajaran IPS, peserta didik diarah-
dan pemahaman nilai, pembiasaan pelaksanaan nilai kan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
ibadah dan bermasyarakat pada diri siswa. Hal ini yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga
bisa dibandingkan dengan pemikiran Ki Hadjar De- dunia yang cinta damai. Peserta didik akan mengha-
wantara tentang penerapan trilogi kepemimpinan da- dapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat
lam pembelajaran, yaitu ing ngarsa sung tuladha global selalu mengalami perubahan setiap saat. Mata-
(guru memberikan suri tauladan yang baik), ing madya pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehen-
mangun karsa (guru memberi semangat/motivasi agar sif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
anak bisa maju), dan tut wuri handayani (apa yang kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
dikerjakan anak, guru ikut memotivasi). Guru mema- masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
hami dan menerapkan prinsip asih, asah dan asuh. peserta didik akan memeroleh pemahaman yang lebih
Penerapan sistem Among di dalam proses pembela- luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan
jaran karakter adalah mengajar dengan kasih sayang (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007).
dan bijaksana (Towaf, 2013a). Kegiatan tersebut me- Pimpinan dan para guru khususnya guru IPS
nyatu dengan proses pembelajaran dan sikap/perilaku cukup memahami peran sekolah sebagai pembentuk
harian siswa; terbentuk karakter siswa yang menam- karakter siswa untuk menjadi manusia yang baik ber-
pilkan tatanan sikap perilaku tawadhu’, tunduk santun akhlak mulia. Hal ini sejalan dengan temuan Masrukhi
pada guru dan teman; pembelajaran kadangkala dila- (2010) yang menyatakan bahwa peran kepemimpinan
kukan dengan bermain, pemutaran film dokumenter, kepala sekolah adalah dalam hal keteladanan, mem-
pemasangan gambar/poster dan penulisan artikel. berikan motivasi, memberikan fasilitasi, serta dapat
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, kon- menciptakan dan menegakkan regulasi di lingkungan
sep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. sekolah. Oleh karena itu, memainkan peran kepala
Matapelajaran IPS bertujuan agar peserta didik (1) sekolah dapat dikatakan sebagai pendekatan struktur.
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan ke- Dasar pelaksanaan pendidikan nilai dan karakter di
hidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki sekolah/madrasah adalah Al-Qur’an dan Sunah Rasul
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa terkait dengan berbagai anjuran seperti Allah akan me-
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan kete- ngangkat derajat bagi orang yang beriman, berilmu;
rampilan dalam kehidupan social; (3) memiliki ko- keteladanan yang baik (uswah hasanah), pengamalan
mitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan hal yang baik (amal soleh), ada tekad agar hari ini
kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomuni- lebih baik dari hari kemarin, berlomba-lomba dalam
Towaf, Pendidikan Karakter pada Matapelajaran … 83

kebaikan karya, menguasai segala ilmu adalah kun- di lingkungan pesantren. Bahkan siswa/santri merasa
cinya. Aktivitas tersebut terintegrasi dengan proses bahwa pembelajaran di sekolah melalui IPS lebih ba-
budaya peserta didik secara nyata; guru juga konsisten nyak memerluas wawasan dan pengetahuan. Pemben-
(istiqomah) serta teguh dalam menjadi contoh/model; tukan karakter lebih banyak dirasakan dari kegiatan
keteladanan dari semua pendidik itu lebih dari sega- kepesantrenan, namun keduanya berhubungan sinergis/
lanya dalam mewujudkan akhlak mulia. Kebiasaan saling menguatkan. Hal ini sejalan dengan temuan
yang dilakukan berulang-ulang yang didahului oleh Masrukhi (2010) yang menyatakan bahwa menanam-
kesadaran dan pemahaman telah diyakini akan men- kan nilai dan membangun karakter tidak hanya terjadi
jadi karakter seseorang. di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Oleh karena
Kegiatan ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang itu, pendekatan struktur selalu memerlukan dukung-
dilakukan oleh para siswa di luar jam kurikulum stan- an dari kultur. Memang selalu terjadi sinergi antara
dar, dengan harapan siswa dapat mengembangkan keduanya.
minat dan bakatnya secara maksimal. Hal ini sejalan Dokumen kurikulum IPS telah mengadopsi pe-
dengan temuan Masrukhi (2010) bahwa memberda- mikiran Zevin (2007) yang memberi rekomendasi
yakan kultur sekolah dilakukan melalui aktivitas ekstra- pengorganisasian pembelajaran IPS secara terpadu
kurikuler yang dapat diciptakan dan dikembangkan untuk sekolah dasar ataupun tingkat SMP/MTs. Reko-
guru dan menarik peserta didik; hal ini disebut pen- mendasi tersebut akan sangat berguna bagi guru dalam
dekatan kultur. Kegiatan ekstra-kurikuler ini sangat penerapan Kurikulum 2013 dalam menggunakan sci-
banyak dan bervariasi sehingga siswa punya pilihan entific approach dengan aktivitas observing, question-
yang beragam pula dari 21 macam. Kegiatan tersebut ing, associating, experimenting dan networking. Pim-
adalah basket, sepak bola, voli, tenis meja, futsal, bu- pinan sekolah dan para guru setuju dengan perbaikan
lutangkis, tapak suci, taekwondo, robotik, animasi oleh Kurikulum 2013 yang menekankan pendidikan
komputer, pramuka, jurnalistik, Karya Ilmiah Remaja nilai dan karakter siswa. Mereka sangat sadar bahwa
(KIR), broadcasting, musik, paduan suara, seni lukis, tugas sekolah dan tenaga kependidikan di dalamnya
Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), qasidah Al- adalah untuk melaksanakannya. Persiapan dilakukan
Banjari, kaligrafi, dan Palang Merah Remaja (PMR). oleh guru IPS untuk pelaksanaan Kurikulum 2013
Kegiatan tersebut menanamkan nilai-nilai yang se- adalah mengikuti sosialisasi dan workshop implemen-
laras dengan nilai dasar dalam pendidikan karakter. tasi, ikut pelatihan-pelatihan, aktif dalam MGMP, dan
Sementara itu, nilai-nilai yang menghantarkan pada melakukan kegiatan mandiri dalam forum ilmiah. Sam-
pencapaian nilai-nilai dasar disebut sebagai nilai instru- pai saat penelitian ini dilakukan guru merasa masih
mental, yaitu nilai yang menjadi perantara ataupun belum memahami dan menguasai Kurikulum 2013
alat tercapainya nilai-nilai dasar. Hubungan nilai- sepenuhnya, terutama tentang prosedur penilaian dan
nilai, karakter dan moral sangat sinergis atau saling bentuk pelaporannya. Mereka mengharapkan pendam-
menguatkan; ketika nilai-nilai itu melekat erat pada pingan secara individual/kelompok, terstruktur, penda-
kepribadian seseorang, itu membentuk karakter; dan laman esensi matapelajaran tidak hanya pada konten
ketika karakter keluar dalam bentuk pemahaman ten- kognitif tapi ke proses pemberdayaan dalam bernalar.
tang apa yang dianggap baik/dianggap buruk yang Dalam menyongsong penerapan Kurikulum 2013,
dipakai pedoman perilaku, itu disebut moral. guru sangat setuju dengan penekanan tentang penting-
Keberadaan Ma’had Madany atau pesantren men- nya pendidikan karakter di sekolah. Guru sebenarnya
jadi tempat tinggal siswa dan memberi kesempatan sis- sudah akrab dengan rangkaian langkah/kegiatan yang
wa memeroleh pelajaran agama tambahan. Kegiatan dianjurkan dalan scientific approach seperti menga-
Ma’had tidak hanya menambah pengetahuan keaga- mati, menanya, menalar, dan seterusnya. Hanya saja,
maan, tetapi juga membangun ketaatan terhadap ajaran mereka tidak mengaitkannya dengan konsep scientific
agama, menanamkan kedisiplinan dan kemandirian, approach. Kinerja guru dalam pelaksanaan pembela-
mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan seperti jaran didukung oleh sarana perpustakaan yang leng-
khitobah (retorika), khutbah, ke-MC-an, tilawatil Qur’an kap, lingkungan belajar yang kondusif, laboratorium,
dan kesenian Islam. Siswa belajar berorganisasi dan LCD, WiFi dan koperasi. Hasil pembelajaran nilai
mengorganisasikan kegiatan secara konsisten dalam dan karakter dinyatakan oleh guru cukup baik. Pen-
pembelajaran tanggung jawab kepada diri sendiri, te- didikan karakter dalam matapelajaran IPS tidak ter-
man dan organisasi. Penelitian Towaf (2013b) menun- lepas dari totalitas karakter sebagai tujuan sekolah.
jukkan bahwa kegiatan kepesantrenan berperan kuat Lingkungan sekolah menjadi pendukung kuat dalam
dalam membangun karakter siswa dan menguatkan menanamkan karakter dan implementasi karakter
apa yang dilakukan dalam pembelajaran di perseko- dalam perilaku sehari-hari. Sebagai sekolah/madrasah
lahan termasuk pembelajaran IPS di MTs yang ada yang mengedepankan pendidikan ImTaq di samping
84 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 20, Nomor 1, Juni 2014, hlm. 75-85

memerkuat IPTek, pendidikan di sekolah didukung keagamaan serta penghargaan pada kebudayaan. Disa-
oleh pelaksanaan berbagai program pendidikan, kegi- dari oleh guru bahwa misi utama IPS adalah mem-
atan ekstra kurikuler, lingkungan sekolah dan pelak- bantu siswa memelajari dunia sosial tempat mereka
sanaan kegiatan keagamaan setiap hari. Berbagai ke- hidup, menghadapi kenyataan sosial, mengembangkan
giatan tersebut membentuk siswa memiliki karakter pengetahuan, sikap dan nilai-nilai, dan berbagai ke-
religius dan berilmu. Sekolah telah melaksanakan pem- terampilan yang dibutuhkan untuk mencerahkan ke-
belajaran IPS dan matapelajaran lain secara optimal, manusiaan. Pendidikan IPS bukan hanya menambah
merancang berbagai program pendidikan dan kegiatan wawasan dan mengasah intelektual siswa tetapi juga
ekstra-kurikuler yang tidak hanya memerkuat sisi aka- keterampilan sosial, moral dan karakter siswa.
demik tetapi juga religiusitas siswa; sebagaimana yang Peserta didik akan menghadapi tantangan berat
telah terjadi di sekolah unggulan yang diteliti oleh karena kehidupan masyarakat global selalu menga-
Hadiana dan kawan-kawan (2013) di Bandung yang lami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, matapela-
menunjukkan bahwa berbagai program pendidikan yang jaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengeta-
dirancang di sebuah sekolah bisa memerkuat tumbuh huan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kembangnya religiusitas siswa. kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis. Matapelajaran IPS disu-
SIMPULAN sun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keber-
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau hasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pen-
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang dekatan tersebut diharapkan peserta didik memeroleh
lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai wa- pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang
tak, mempunyai kepribadian. Karakter menjadi sebuah ilmu yang berkaitan. Penerapan pendidikan karakter
pola, baik itu pikiran, sikap maupun tindakan, yang bisa terlihat dari cara menganalisis materi dan metode
melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan mengajar guru di kelas. Guru menekankan pendidikan
sulit dihilangkan. Hubungan nilai-nilai, karakter dan karakter melalui materi dan beberapa contoh dari
moral sangat sinergis atau saling menguatkan; ketika empat cabang ilmu, yaitu sejarah, geografi, sosiologi,
nilai-nilai itu melekat erat pada kepribadian seseorang ekonomi, yang memiliki penekanan nilai/karakter ma-
membentuk karakter, dan ketika karakter keluar dalam sing-masing.
bentuk pemahaman tentang apa yang dianggap baik/di- Langkah-langkah scientific approach yang dire-
anggap buruk yang dipakai pedoman perilaku. Des- komendasikan dalam Kurikulum 2013 (observing, qu-
kripsi karakter bisa berbagai macam, menjadi 10 butir estioning, associating, experimenting dan networking)
seperti yang ada pada tujuan pendidikan nasional, atau sudah cukup dikenal dan diterapkan secara parsial oleh
18 butir seperti yang dirinci naskah Pengembangan guru. Kinerja guru didukung oleh sarana perpustakaan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman yang lengkap, lingkungan belajar yang kondusif, labo-
Sekolah Pusat Kurikulum Depdiknas, atau bahkan 32 ratorium, LCD, WiFi dan koperasi. Wawasan holistik
butir seperti yang pernah dirumuskan dalam Pedoman lintas disiplin dalam IPS menjadi modal dasar bagi
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4); semua- siswa sebagai warga negara untuk memahami masalah
nya bermuara pada unsur-unsur karakter bermartabat, dari berbagai sisi, membuat keputusan ataupun me-
yaitu damai, mandiri dan adil. mecahkan masalah yang dihadapi secara cerdas dan
Matapelajaran IPS bertujuan agar peserta didik konsisten dengan nilai-nilai yang dipegang teguh; in-
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan ke- ternalisasi nilai-nilai secara terus-menerus membentuk
hidupan masyarakat dan lingkungannya; memiliki ke- dan menguatkan karakter. Proses ilmiah memberi ke-
mampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa sempatan berpikir reflektif, menyintesiskan informasi
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keteram- untuk sampai pada pengambilan keputusan yang tepat.
pilan dalam kehidupan social; memiliki komitmen dan Pendampingan penerapan kurikulum 2013 diperlukan.
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; Pendidikan karakter dalam matapelajaran IPS
dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama tidak terlepas dari totalitas karakter sebagai tujuan se-
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, kolah. Lingkungan sekolah menjadi pendukung kuat
di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang lingkup dalam menanamkan karakter dan implementasi karak-
materi matapelajaran IPS meliputi aspek-aspek ma- ter dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter di-
nusia, tempat, dan lingkungan; waktu, keberlanjutan, dukung oleh pelaksanaan berbagai program pendidikan
dan perubahan; sistem sosial dan budaya; perilaku seperti adanya Ma’had Madany yang sarat dengan ke-
ekonomi dan kesejahteraan. Dalam pembelajaran di- giatan keagamaan, program bilingual dan akselerasi
tekankan pentingnya nilai-nilai universal, kebangsaan, yang membangun keunggulan, berbagai kegiatan ekstra-
Towaf, Pendidikan Karakter pada Matapelajaran … 85

kurikuler telah mengembangkan wawasan, keteram- sekolah, peran guru dalam melaksanakan matapelaja-
pilan dan rasa percaya diri siswa; dan lingkungan seko- ran IPS dan matapelajaran lain, berbagai program
lah menyediakan situasi yang kondusif untuk tumbuh pendidikan dan kegiatan ekstra kurikuler tidak hanya
kembangnya karakter siswa. Pendekatan struktur telah memerkuat sisi akademik tetapi juga memerkuat ka-
bersinergi dengan pendekatan kultur: leadership kepala rakter siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Akbar, S. 2013. Model Triprakoro dalam Pembelajaran Meirawan, D. 2010. Trilogi Karakter Manusia Bermarta-
Nilai dan Karakter Kepatuhan untuk Sekolah Da- bat dan Implikasinya pada Pendidikan. Jurnal Ilmu
sar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 19 (1): 106-112. Pendidikan, 17 (3): 189-194.
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum. Soedarsono, S. 2002. Character Building: Membentuk
2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Ka- Watak. Jakarta: Elex Media Komputindo.
rakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta: Pusat Towaf, S.M. 2013a. Eksplorasi Kekayaan Pendidikan Na-
Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan sional: Pembelajaran dalam Sistem Among untuk
Kemendiknas. Memerkuat Nilai-nilai dan Karakter Bangsa pada
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Isi Tingkat Pendidikan Dasar/Taman Muda di Pergu-
PIPS SD/MI & SMP/MTs dan Standar Proses. Ja- ruan Taman Siswa. Laporan Penelitian tidak diter-
karta: Badan Standar Nasional Pendidikan. bitkan. Malang: LP2M UM.
Hadiana, Hidayat, & Abdulhak, I. 2013. The Develop- Towaf, S.M. 2013b. Sinergi Pendidikan Nilai dan Karak-
ment for School Program in Order to Encourage ter di Lingkungan Pesantren dengan Pendidikan
Student Spiritual Intelligent. Atikan, Jurnal Kajian Nilai dan Karakter pada Matapelajaran IPS MTs
Pendidikan, 3 (2): 151-159. di Pesantren. Laporan Penelitian tidak diterbitkan.
Haryati, S. 2012. Pengembangan Pendidikan Karakter Malang: Fakultas Ilmu Sosial & LP2M UM.
Menuju Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa UNESCO PROAP/APNIEVE. 1997. Learning to Live
di Era Global. PKn Progresif, 7 (2): 169-176. Together in Peace and Harmony. Bandung: IKIP
Hasan, S.H. 2013. Pendidikan Sejarah dalam Kurikulum Bandung & UNESCO PROAP/APNIEVE.
2013. Presentasi pada Konggres Assosiasi Pendidik Zevin, J. 2007. Social Studies for the Twenthy-First Cen-
dan Peneliti Sejarah (APPS), Jakarta, 17-19 Mei. tury: Methods and Materials for Teaching in Mid-
Masrukhi. 2010. Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan Ke- dle and Secondary School (Third Edition). New
warganegaraan sebagai Pembangun Karakter me- York: Routledge Tyalor & Francis Group.
lalui Pemberdayaan Kultur Sekolah. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 17 (1): 15-21.

S-ar putea să vă placă și