Sunteți pe pagina 1din 7

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN POLA PEMBERIAN

AIR SUSU IBU PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA


DI KELURAHAN MANGKANG KULON WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MANGKANG KOTA SEMARANG
Muhammad Ahsani Taqwim*, Anggorowati **

*Alumni PSIK STIKES Widya Husada Semarang, e-mail: ahsanitaqwim@gmail.com


** Staf Keperawatan Maternitas dan Anak Keperawatan Undip, aangham@gmail.com

ABSTRACT

Breast milk is the best food for babies, the milk composition in accordance with the physiological
condition of the baby. Data on Indonesia Health Profile 2012 showed that exclusive breastfeeding in
Indonesia is still low at 48.6%. This study was to determine the relationship of confidence with the
pattern of breast milk in nursing mothers who work at the West Mangkang Village in Work Area of
Mangkang Community Health Center in Semarang. Type of non-experimental quantitative research with
cross-sectional approach. Sampling technique using total sampling as many as 47 people. Data
collection was by questionnaire and analyzed using Kendall Tau test. Confidence levels showed that 20
(42.6%) are very confident, 16 people (34%) confident, 9 (19.1%) low self-confidence, and 2 (4.3%) was
not believed themselves. Patterns of breastfeeding in nursing mothers who work showed that 12 (25.5%)
had a pattern of exclusive breastfeeding, 10 people (21.3%) had a pattern of predominant breastfeeding,
and 25 people (53.2%) had a pattern of giving partial breastfeeding. Results of Kendall Tau test showed
p value of 0.001 or less than 0.05 (0.001 <0.05), H0 is rejected and Ha is accepted, the value of r = 0.445.
There is arelationshipConfidenceWithGivingPatternsMother's MilkOnBreastfeedingMothersWhoWork In
West MangkangVillageIn Work Area Of Mangkang Community Health Center InSemarang.

Keywords: Self-Confidence, Pattern Breastfeeding, Breastfeeding Mothers Who Work

ABSTRAK

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, komposisi ASI paling sesuai dengan
kondisi fisiologis bayi. Data pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan bahwa pemberian
ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, yaitu 48,6%. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan
kepercayaan diri dengan pola ASI pada ibu menyusui yang bekerja di Kelurahan Mangkang Kulon
Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang. Jenis penelitian kuantitatif non-eksperimental
dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak
47 orang. Pengambilan data dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Kendall Tau. Tingkat
kepercayaan diri menunjukkan bahwa 20 orang (42,6%) sangat percaya diri, 16 orang (34%) percaya diri,
9 orang (19,1%) percaya diri rendah, dan 2 orang (4,3%) sangat tidak percaya diri.Pola pemberian ASI
pada ibu menyusui yang bekerja menunjukkan bahwa 12 orang (25,5%) mempunyai pola pemberia ASI
eksklusif, 10 orang (21,3%) mempunyai pola pemberian ASI predominan, dan 25 orang (53,2%)
mempunyai pola pemberian ASI parsial. Hasil uji Kendall Tau menunjukkan p value sebesar 0,001 atau
lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), H0 ditolak dan Ha diterima, nilai r = 0,445. Berarti Ada Hubungan
Kepercayaan Diri Dengan Pola Pemberian Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui Yang Bekerja Di Kelurahan
Mangkang Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang.

Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Pola Pemberian ASI, Ibu Menyusui Yang Bekerja

Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Pola Pemberian Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui 77
Yang Bekerja di Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang
Muhammad Ahsani Taqwim, Anggorowati
PENDAHULUAN hisapan mulut bayi (sucking). Peningkatan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan prolaktin menyebabkan peningkatan
makanan yang terbaik bagi bayi, terutama produksi air susu, sementara oksitosin
diawal kehidupannya karena komposisi ASI menyebabkan kontraksi mammae yang
paling sesuai dengan kondisi fisiologis bayi membantu pengeluaran air susu. Produksi
pada masa awal kehidupannya. Pemberian ASI dirangsang melalui let down reflex
ASI harus dilakukan segera setelah bayi yaitu rangsang puting, hipofisis, prolaktin
lahir dalam waktu 1 jam pertama, kemudian dan kelenjar susu (Sulistyoningsih, 2011).
2-3 jam sampai bayi merasa puas dan Kegagalan dalam ibu menyusui
minimal 5 menit pada masing-masing sering terjadi, salah satunya ibu merasa tidak
payudara pada hari pertama setelah percaya diri dalam menyusui bayinya.
melahirkan selanjutnya 20 menit pada Sedikit saja ibu merasa ragu atau kurang
masing-masing payudara cukup untuk bayi percaya diri, dapat menyebabkan kerja
(Proverawati, 2010). Usia 0-6 bulan, bayi hormon oksitosin melambat. Akibatnya ASI
cukup mendapatkan asupan makanan dari yang keluar menjadi sedikit (Amalia, 2010).
ASI tanpa ditambah makanan atau minuman Berbagai komentar yang kurang/tidak ramah
lain karena ASI mengandung semua zat gizi tentang ASI eksklusif yang dilontarkan oleh
dan cairan yang dibutuhkan untuk berbagai pihak (entah itu keluarga, teman
memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi pada sekantor, ataupun tetangga), bisa membuat
6 bulan pertama kehidupannya, yang biasa ibu menjadi kurang atau bahkan tidak
dikenal dengan istilah ASI eksklusif. percaya diri, yang akhirnya malah jadi
ASI eksklusif adalah bayi yang demotivated untuk memberikan ASI
diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa eksklusif. Padahal percaya diri adalah salah
tambahan cairan lain seperti susu formula, satu kiat yang paling jitu untuk dapat
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta menyusui dengan sukses (Ibu dan Anak,
tanpa tambahan makanan padat seperti 2014).
pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan Menurut Encyclopedia of Children’s
nasi tim (Wulandari, 2011). Kemudian ASI Health, ibu bekerja adalah seorang ibu yang
parsial, bayi mendapatkan ASI dan sebagian bekerja di luar rumah untuk mendapatkan
lagi susu formula/buatan, sereal atau penghasilan di samping membesarkan dan
makanan lain. Seorang ibu tentu ingin mengurus anak di rumah. Lerner (2001), ibu
langsung lancar dalam menyusui bayinya bekerja adalah ibu yang memiliki anak dari
karena banyak keuntungan jika dilakukan umur 0-18 tahun dan menjadi tenaga kerja.
pemberian ASI eksklusif namun sangat Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya
sedikit ibu yang melakukannya. Manfaat seharian penuh sehingga ini menjadi alasan
pemberian ASI salah satunya adalah bayi ibu menggantikannya dengan susu formula.
lebih sehat dan mempunyai kekebalan Seorang ibu yang bekerja sebenarnya masih
terhadap penyakit (Sulistyoningsih, 2011). dapat memberikan ASI eksklusif dengan
Proses laktasi terjadi pada payudara, dukungan pengetahuan yang cukup dan
perkembangan embriologi mammae berasal benar dari ibu, perlengkapan memerah ASI,
dari Ectoderm Ridge, berkembang menjadi serta dukungan lingkungan keluarga dan
15-25 lobus yang terdiri dari alveoli. Laktasi juga lingkungan tempat kerja (Universitas
selama kehamilan tidak terjadi karena Sumatera Utara, 2011). Menurut Direktur
reseptor prolaktin diduduki oleh estrogen Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, Dedy
yang berasal dari plasenta. Setelah Izwardi, rendahnya cakupan ASI
persalinan terjadi penurunan kadar estrogen dipengaruhi fasilitas yang ada di lingkungan
yang bermakna, sehingga aktifitas prolaktin kerja para ibu. Seperti yang diketahui saat
yang juga sedang meningkat dapat ini kebanyakan ibu berstatus sebagai
mempengaruhi kelenjar mammae untuk pekerja. Kondisi lingkungan kerja tidak
menghasilkan air susu, dipicu oleh mendukung ibu untuk memerah ASI
meningkatnya produksi prolaktin dan maupun membawa bayinya. Akibatnya tidak
oksitosin sebagai respons terhadap stimulasi

78 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 77-83


semua ibu bisa menyusui anaknya (Kompas, saat ini ASI hanya diberikan kurang dari 6
2013) bulan.
Di Indonesia cakupan pemberian
ASI eksklusif berfluktuasi dan menunjukkan METODE
kecenderungan menurun selama 3 tahun Jenis penelitian kuantitatif non-
terakhir terlihat pada bayi 0-6 bulan turun eksperimental dengan pendekatan cross-
dari 60,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada sectional. Populasi dalam penelitian ini
tahun 2008. Cakupan pemberian ASI adalah semua ibu bekerja yang mempunyai
eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun bayi berumur 6-24 bulan di Kelurahan
dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,3% Mangkang Kulon Wilayah Kerja Puskesmas
pada tahun 2008. Kondisi lain yang Mangkang Kota Semarang sebanyak 47
memprihatinkan adalah 13% bayi di bawah orang. Sampel dalam penelitian ini diambil
usia dua bulan telah diberi susu formula dan secara total sampling atau sampel jenuh
satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi dengan jumlah 47 orang . Proses pengolahan
makanan tambahan (Prasetyawati, 2012). data pada penelitian ini adalah menggunakan
Data pada Profil Kesehatan program komputer SPSS versi 21, dan
Indonesia tahun 2012 juga menunjukkan analisis data menggunakan uji Kendall Tau.
bahwa pemberian ASI eksklusif di Indonesia HASIL DAN PEMBAHASAN
masih rendah, yaitu 48,6%. Persentase Penelitian telah dilakukan terhadap 47
pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat orang ibu bekerja yang memiliki bayi usia 6-
di Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84%, 24 bulan. Data karakteristik responden
diikuti oleh Gorontalo sebesar 67,01%, dan dalam penelitian ini meliputi umur ibu,
Bali sebesar 66,94%. Sedangkan persentase pendidikan, pekerjaan, dan umur bayi.
pemberian ASI eksklusif terendah terdapat Sebaran responden menurut karakteristiknya
di Provinsi Papua Barat sebesar 20,57%, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
diikuti oleh Sulawesi Tengah 30,41% dan 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur
Sumatera Utara sebesar 32,22%. Data yang ibu
diperoleh dari Kementerian Kesehatan RI Tabel 1
2012, Provinsi Jawa Tengah cakupan Distribusi Frekuensi Responden
pemberian ASI eksklusif hanya 34,38%. Berdasarkan Umur Ibu di Kelurahan
Di Semarang juga menunjukan angka yang Mangkang Kulon Wilayah Kerja
tidak lebih besar, yaitu pada tahun 2011 Puskesmas Mangkang Kota Semarang
pemberian ASI ekslusif sebesar 1.656 Bulan Agustus 2014
(24,2%) dari 6.833 bayi usia 0-6 bulan yang n = 47
ada (Dinas Kesehatan Kota Semarang, Umur (tahun) Frekuensi Persentase
2011). 21 – 30 33 70,2
Menurut studi pendahuluan oleh 31 – 40 14 29,8
peneliti di Kelurahan Mangkang Kulon, dari Total 47 100
hasil wawancara 6 ibu yang bekerja di
perusahaan dan instansi pemerintahan,
diperoleh data 4 ibu memberikan ASI
Parsial karena merasa kurang percaya diri
bisa memenuhi kebutuhan ASI bayinya
ketika bekerja, dan 2 ibu memberikan ASI
penuh selama 6 bulan karena dia merasa
memiliki keyakinan walaupun bekerja
mampu memberikan ASI penuh pada
bayinya dengan menyusui sebelum bekerja
dan menyimpan ASI di lemari pendingin
selama bekerja. Fenomena yang ada di
masyarakat saat ini, hal yang mempengaruhi
pemberian ASI tidak penuh salah satunya
ibu bekerja. Tren yang yang berkembang

Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Pola Pemberian Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui 79
Yang Bekerja di Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang
Muhammad Ahsani Taqwim, Anggorowati
2. Distribusi frekuensi berdasarkan 5. Hubungan Kepercayaan Diri dengan
pendidikan responden Pola Pemberian Air Susu Ibu pada Ibu
Tabel 2 Menyusui yang Bekerja di Kelurahan
Distribusi Frekuensi Responden Mangkang Kulon Wilayah Kerja
Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Puskesmas Mangkang Kota Semarang
Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah
Kerja Puskesmas Mangkang Kota Tabel 5
Semarang Bulan Agustus 2014 Hubungan Kepercayaan Diri dengan Pola
n = 47 Pemberian Air Susu Ibu pada Ibu
Pendidikan Frekuens Persentase Menyusui yang Bekerja di Kelurahan
i Mangkang Kulon Wilayah Kerja
SD 0 0 Puskesmas Mangkang Kota Semarang
SMP 3 6,4 Bulan Agustus 2014
SMA 31 66 n = 47
Perguruan 13 27,7 Pola Pemberian ASI
Tinggi Kepercayaan ASI ASI ASI Total
Total 47 100 Diri Eksklusif Predominan Parsial
F % F % F % F %
Sangat
3. Distribusi frekuensi berdasarkan percaya diri
10 50 4 20 6 30 20 100
pekerjaan Percaya diri 2 12.5 4 25 10 62.5 16 100
Tabel 3 Percaya diri
Distribusi Frekuensi Responden 0 0 2 22.2 7 77.8 9 100
rendah
Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Sangat tidak
0 0 0 0 2 100 2 100
Mangkang Kulon Wilayah Kerja percaya diri
Puskesmas Mangkang Kota Semarang Total 12 10 25 47
Bulan Agustus 2014 p value kendall tau = 0.001
n = 47 r =0,445
Pekerjaan Frekuen Persent
si ase Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
PNS 8 17 bahwa ibu yang sangat percaya diri dengan
Pegawai 39 83 pola pemberian ASI eksklusif sebanyak 10
swasta orang (50%), ibu yang sangat percaya diri
Total 47 100 dengan pola pemberian ASI predominan
sebanyak 4 orang (20%), ibu yang sangat
4. Distribusi frekuensi berdasarkan umur percaya diri dengan pola pemberian ASI
anak parsial sebanyak 6 orang (30%), ibu yang
Tabel 4 percaya diri dengan pola pemberian ASI
Distribusi Frekuensi Responden eksklusif sebanyak 2 orang (12.5%), ibu
Berdasarkan Umur Anak di Kelurahan yang percaya diri dengan pola pemberian
Mangkang Kulon Wilayah Kerja ASI predominan sebanyak 4 orang (25%),
Puskesmas Mangkang Kota Semarang ibu yang percaya diri dengan pola
Bulan Agustus 2014 pemberian ASI parsial sebanyak 10 orang,
n = 47 ibu yang percaya diri rendah dengan pola
Umur Anak Frekuensi Persentas pemberian ASI eksklusif sebanyak 0 orang
(bulan) e (0%), ibu yang percaya diri rendah dengan
6 – 12 12 25,5 pola pemberian ASI predominan sebanyak 2
13 – 19 20 42,6 orang (22.2%), ibu yang percaya diri rendah
20 – 24 15 31,9 dengan pola pemberian ASI parsial
Total 47 100 sebanyak 7 orang (77.8%), ibu yang sangat
tidak percaya diri dengan pola pemberian
ASI eksklusif sebanyak 0 orang (0%), ibu
yang sangat tidak percaya diri dengan pola

80 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 77-83


pemberian ASI predominan sebanyak 0 kesimpulan bahwa ada hubungan
orang (0%), ibu yang sangat tidak percaya kepercayaan diri dengan pola pemberian air
diri dengan pola pemberian ASI parsial susu ibu pada ibu menyusui yang bekerja di
sebanyak 2 orang (100%). Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja
Berdasarkan hasil uji Kendall Tau Puskesmas Mangkang Kota Semarang.
yang dilakukan mengenai hubungan Menurut Rini (2010), kepercayaan
kepercayaan diri dengan pola pemberian air diri adalah sikap positif seorang individu
susu ibu pada ibu menyusui yang bekerja di yang memampukan dirinya untuk
Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja mengembangkan penilaian positif baik
Puskesmas Mangkang Kota Semarang terhadap diri sendiri maupun terhadap
didapatkan p value sebesar 0,001 atau lingkungan atau situasi yang dihadapinya.
kurang dari 0,05 (0,001 < 0,05), H0 ditolak Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh
dan Ha diterima, maka dapat ditarik beberapa faktor yang dapat digolongkan
kesimpulan bahwa ada hubungan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
kepercayaan diri dengan pola pemberian air eksternal. Faktor internal yaitu konsep diri,
susu ibu pada ibu menyusui yang bekerja di kondisi fisik, dan pengalaman hidup.
Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja Kemudian faktor eksternal yaitu pendidikan,
Puskesmas Mangkang kota Semarang. pekerjaan, lingkungan dan pengalaman
hidup (Anchok, 2000).
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Hasil penelitian yang didapatkan dari bahwa ketika tingkat kepercayaan diri
47 responden menunjukkan bahwa ibu yang seseorang sangat percaya diri maka orang
sangat percaya diri dengan pola pemberian tersebut akan memberikan pola pemberian
ASI eksklusif sebanyak 10 orang (50%), ibu ASI eksklusif saat dirinya juga bekerja.
yang sangat percaya diri dengan pola Dilihat dari hasil penelitian terdapat 10
pemberian ASI predominan sebanyak 4 responden yang saat percaya diri dengan
orang (20%), ibu yang sangat percaya diri pola pemberian ASI eksklusif. Dimana ASI
dengan pola pemberian ASI parsial eksklusif sesuai dengan kondisi fisiologis
sebanyak 6 orang (30%), ibu yang percaya bayi sampai usia 6 bulan pertama, sehingga
diri dengan pola pemberian ASI eksklusif diharapkan ibu-ibu yang menyusui tetapi
sebanyak 2 orang (12.5%), ibu yang percaya juga disibukkan dengan aktifitas kerjanya
diri dengan pola pemberian ASI predominan masih bisa mengusahakan tetap memberikan
sebanyak 4 orang (25%), ibu yang percaya ASI eksklusif kepada bayinya. Cara yang
diri dengan pola pemberian ASI parsial tepat yaitu menyusui bayinya sebelum
sebanyak 10 orang, ibu yang percaya diri berangkat kerja, ASI yang berlebihan dapat
rendah dengan pola pemberian ASI eksklusif diperas atau dipompa kemudian disimpan di
sebanyak 0 orang (0%), ibu yang percaya lemari pendingin untuk diberikan pada bayi
diri rendah dengan pola pemberian ASI saat ibu bekerja. Setelah ibu di rumah,
predominan sebanyak 2 orang (22.2%), ibu perbanyak menyusui termasuk malam hari.
yang percaya diri rendah dengan pola Disarankan juga ibu banyak beristirahat,
pemberian ASI parsial sebanyak 7 orang minum cukup, makan gizi cukup, untuk
(77.8%), ibu yang sangat tidak percaya diri menambah produksi ASI (Sulistyoningsih,
dengan pola pemberian ASI eksklusif 2011). Sebanyak 6 responden yang sangat
sebanyak 0 orang (0%), ibu yang sangat percaya diri akan tetapi memilih
tidak percaya diri dengan pola pemberian memberikan ASI parsial. Dikarenakan masih
ASI predominan sebanyak 0 orang (0%), ibu minimnya pengalaman ibu dan kurang
yang sangat tidak percaya diri dengan pola informasi tentang bagaimana mengatur
pemberian ASI parsial sebanyak 2 orang kegiatan antara bekerja sekaligus menyusui
(100%). bayinya. Usia ibu yang masih dalam tahap
Berdasarkan hasil uji Kendall Tau perkembangan dewasa awal juga menjadi
didapatkan p value sebesar 0,001 atau lebih alasannya.
kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga H0 Kemudian masih ada beberapa
ditolak dan Ha diterima, maka dapat ditarik responden yang percaya diri sebesar 62,5%

Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Pola Pemberian Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui 81
Yang Bekerja di Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang
Muhammad Ahsani Taqwim, Anggorowati
tetapi memiliki pola pemberian ASI yang Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2013).
lebih condong ke pola ASI parsial, hal ini Profil Kesehatan Kota
dikarenakan ada beberapa hal yang Semarang2010, 2011 dan 2012.
mempengaruhi kepercayaan diri ibu saat Semarang
pemberian ASI kepada bayinya, beberapa Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
ibu beralasan pengetahuan manajemen (2013). Profil Kesehatan Provinsi
laktasinya yang kurang, kurangnya Jawa Tengah 2011 dan 2012.
dukungan suami, kurangnya sumber Semarang
informasi yang biasanya dikarenakan sang Febrianto, Bayu dkk. (2014). Skripsi:
ibu kurang aktif dalam kegiatan posyandu Hubungan Kepercayaan Diri
karena aktivitias kerja yang padat. Dengan Kemampuan Hubungan
Kemudian kondisi psikologis ibu juga bisa Interpersonal Pada Anggota UB
menyebabkan pola pemberian ASI ibu lebih (Universitas Brawijaya). Universitas
condong ke ASI parsial, semakin tinggi Brawijaya
tingkat stress ibu, semakin berkurang pula Hermawanto, Hery. (2010). Menyiapkan
produksi ASI-nya (Amalia, 2010). Jika Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Trans
kondisi kesehatan ibu menurun karena Info Media
stress, maka hormon oksitosin yang Hidayat, A.A.A. (2003). Riset Keperawatan
memproduksi ASI juga ikut berkurang. dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Sejalan dengan hasil penelitian yang Jakarta : Salemba Medika
dilakukan oleh Pratiwi, dkk (2011), adanya Indonesian Pediatric Society. (2013).
hubungan kondisi permasalahan kesehatan Kendala Pemberian ASI Eksklusif.
ibu selama menyusui dengan pemberian ASI Sumber: http://idai.or.id/public-
ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di articles/klinik/asi/kendala-
Kelurahan Kemayoran Kecamatan pemberian-asi-eksklusif.html, (21
Krembangan Surabaya. April 2014)
Ibu dan Anak. (2014). Susahnya ASI
KESIMPULAN Eksklusif. Sumber:
Ada hubungan kepercayaan diri dengan pola www.ibudananak.com/index.php?op
pemberian air susu ibu pada ibu menyusui tion=com_content&task=view&id=1
yang bekerja di Kelurahan Mangkang Kulon 27&Itemid=9, (18 April 2014)
Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang kota International Breastfeeding Centre. (2014).
Semarang Menyusui – Mengawali dengan
DAFTAR PUSTAKA Benar. Sumber:
Alimul H., Aziz. (2003). Riset Keperawatan http://nbci.ca/index.php?option=com
& Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : _content&view=article&id=353:bre
Salemba Medika astfeeding-starting-out-right-
Amalia. (2010). Orang Tua Bekerja pun indo&catid=29:information-
Bisa Sukses Memberi ASI Ekslusif. indonesian&Itemid=67, (18 April
Sumber: 2014)
http://www.wishingbaby.com/orang- Jamaludin, Anchok. (2000). Outbound
tua-bekerja-pun-bisa-sukses- Manajemen Training. Yogyakarta:
memberi-asi-eksklusif/, (1 Mei UII Press
2014) Kementerian Kesehatan RI. (2013). Profil
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta
Penelitian Suatu Pendekatan Kompas. (2013). Pers: Ibu Menyusui Butuh
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Dukungan. Sumber:
Basri, Seta. (2012). Uji Validitas dan http://health.kompas.com/read/2013/
Reliabilitas Instrumen Penelitian 12/21/0917496/Cakupan.ASI.42.Per
dengan SPSS. Sumber: sen.Ibu.Menyusui.Butuh.Dukungan,
http://setabasri01.blogspot.com/201 (18 April 2014)
2/04/uji-validitas-dan-reliabilitas-
item.html, (9 Juni 2014)

82 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 77-83


Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusui Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Laktasi. Jakarta: Trans Info Media Ilmu
Marmi. (2013). Gizi dalam Kesehatan Seto, Mario. (2011). Positive Thinking vs
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Positive Attitude. Yogyakarta: Locus
Pelajar.
Nasir, Abd, dkk. (2011). Metodologi Shobar. (2014). Membangun Percaya Diri
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ketika Menyusui. Sumber:
Medical Book http://mrschaerulshobar.wordpress.c
Nugroho, Taufan. (2011). ASI dan Tumor om/2014/02/19/membangun-
Payudara. Yogyakarta: Nuha Media percaya-diri-ketika-menyusui/, (19
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan April 2014)
Metodologi Penelitian Ilmu Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Tesis, dan Instrument Penelitian Yogyakarta: Graha Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Medika Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Bandung: Alfabeta
Penelitian Kesehatan. Jakarta: ________. (2014). Metode Penelitian
Rineka Cipta Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
Proverawati, Atika. (2010). Kapita Selekta dan R&D. Bandung: Alfabeta
ASI Dan Menyusui. Yogyakarta: Suciptawati, Ni Luh Putu. (2010). Metode
Nuha Medika Statistik Nonparametrik. Bali:
Riwidikdo, Handoko. (2007). Statistik Udayana Unversity Press
Kesehatan Belajar mudah teknik Sunyoto, Danang dan Setiawan, Ari. (2013).
data dalam Penelitian Kesehatan. Buku Ajar: STATISTIK
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press KESEHATAN Parametrik, Non
Rini, Jacinta, R. (2010). Memupuk Rasa Parametrik, Validitas dan
Percaya Diri. Sumber: Sumber : Reliabilitas. Yogyakarta: Haikhi
http://www.e- Taylor, Ros. (2011). Kiat-Kiat Pede untuk
psikologi.com/dewasa/161002.htm, Meningkatkan Rasa Percaya Diri.
(1 September 2014) Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rohmad. (2013). Test Sederhana untuk Universitas Sumatera Utara. (2011). Oleh:
Mengukur Rasa Percaya Diri. U. Purnama:Ibu Bekerja. Sumber:
Sumber: www.repository.usu.ac.id/bitstream/
http://rohmad.net/2013/12/23/test- 123456789/32433/4/Chapter%20II.p
sederhana-untuk-mengukur-rasa- df, (21 Mei 2014)
percaya-diri/ Widodo. (2012). 10 Cara Untuk
Ruth S. Y. Aso, Agnes Madianung, dkk. Meningkatkan Jumlah ASI. Sumber:
(2014). Skripsi: Faktor-Faktor Yang http://growupclinic.com/2012/08/28/
Berhubungan Dengan Pemberian 10-cara-untuk-meningkatkan-
Asi Eksklusif Pada Bayi (0-6 Bulan) jumlah-asi/, (1 Mei 2014)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wori Wikipedia Indonesia. (2014). Tenaga Kerja.
Kabupaten Minahasa Utara. Sumber:
Manado: Universitas Sam Ratulangi http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_
Sarwono, Jonathan. (2014). Korelasi. kerja, (5 Juli 2014)
Sumber: Wulandari, Setyo Retno. (2011). Asuhan
http://www.jonathansarwono.info/ko Kebidanan Ibu Masa Nifas.
relasi/korelasi.htm, (14 September Yogyakarta: Gosyen Publishing
2014)

Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Pola Pemberian Air Susu Ibu Pada Ibu Menyusui 83
Yang Bekerja di Kelurahan Mangkang Kulon Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang
Muhammad Ahsani Taqwim, Anggorowati

S-ar putea să vă placă și