Sunteți pe pagina 1din 1

Analisis jurnal manajemen bencana “Nurse Perspectives on the Practical, Emotional, and Professional

Impacts of Living and Working in Post-earthquake Canterbury, New Zealand”

Problem

Sedikit yang diketahui tentang pengalaman profesional perawatan kesehatan selama proses pemulihan
bencana, dan penelitian ini menghasilkan wawasan tentang tantangan yang dihadapi.

Intervensi

Wawancara berlangsung dengan 11 perawat dari seluruh wilayah Christchurch dan termasuk perawat
dari layanan berbasis masyarakat, perawatan sekunder, dan rumah hunian. Kriterianya adalah Perawat
yang terdaftar bekerja di Christchurch antara September 2010 dan Februari 2011 (yaitu, selama periode
termasuk yang pertama dua gempa bumi yang besar dalam urutan). Wawancara dilakukan dalam
pengaturan pribadi yang nyaman untuk setiap perawat dan audio direkam dengan izin dari masing-
masing peserta. Panjang wawancara berkisar 39-70 menit.

Kualitatif wawancara semi terstruktur yang dilakukan dengan 11 perawat dari Christchurch (Selandia
Baru) daerah untuk mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh perawat selama dan setelah gempa
bumi. Wawancara berlangsung tiga tahun setelah dimulainya pengalaman gempa untuk memungkinkan
eksplorasi aspek jangka panjang dari proses pemulihan. Transkrip wawancara dianalisis dan kode
menggunakan pendekatan grounded theory.

Analisis data : bahwa perawat telah menghadapi sejumlah tantangan dan ini ditandai dengan praktis,
emosional, dan profesional. Sementara beberapa tantangan jangka pendek setelah terjadinya gempa
bumi, dan jangka panjang dari proses pemulihan. Berurusan dengan kerusakan rumah, negosiasi
asuransi, dan bekerja di lingkungan yang rusak memiliki dampak negatif pada perawat. Para perawat
mengalami berbagai emosi, baik negatif dan positif, setelah bencana, meskipun banyak yang
membutuhkan waktu untuk berlalu sebelum merasa mampu merefleksikan pengalaman mereka.
Diskusi:
Temuan-temuan menunjukkan bahwa stres sekunder memiliki dampak negatif pada proses pemulihan
psikososial. Para perawat mengakui bahwa mereka menerima dukungan dari orang lain dan juga diminta
untuk fokus pada orang lain. Menjaga sibuk tampaknya menjadi strategi penanggulangan yang paling
umum. Kurangnya refleksi atas pengalaman mereka mungkin telah mengakibatkan respon emosional
tertunda. Beberapa perawat berubah peran pekerjaan mereka, jam, dan tanggung jawab yang
menunjukkan bahwa bekerja di lingkungan ini memiliki dampak yang merugikan.
Kesimpulan:
Penelitian ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh perawat dalam dampak awal dari gempa bumi
dan selama proses pemulihan jangka panjang. Ada kebutuhan untuk mempertimbangkan dampak
psikososial dari bekerja dan hidup dalam konteks pasca bencana dan untuk mengembangkan paket
dukungan untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan perawat di lingkungan ini.

S-ar putea să vă placă și