Sunteți pe pagina 1din 22

Landasan teori

“Hipertensi”
A. Konsep medis
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal yang dapat
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah norma
yang berfariasi sesuai usia manderita penyakit hipertensi jika tekanan darah >
140/90 mmhg .
(elisabeth corwin 2002)
Hipertensi adalah peningkatan darah dengan abnormal dengan sistolik lebih
dari 140 mmhg dan diastolik lebih dari 90 mmhg atau jika pasien memakai obat
anti hipertensi.
(kapita selekta kedokteran 2002)

2. Etiologi
Berdasarkan penyelidikan hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu:
- Hipertensi esensial (primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengarui seperti
genetika, lingkungan, susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, efek
dari ekspresi Na aborsitas merokok dan srtes.
- Dapat diakibatkan oleh penyakit parenkin renal/vaskuler penggunaan
kotrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dll.

3. Manifestasi klinis
- Peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmhg
- Sakit kepala
- Epitaksis
- Rasa berat diteguk
- Sukar tidur
- Mat berkunang-kunang
- Pusing
- Lemah dan muka pucat.

4. Patofisiologi
Idiopatik yang disebabkan oleh beberapa faktor pencetus antara lain:
Usia,jenis kelamin,Ras,Pola hidup,Stres,Lingkungan , sehingga terjadi rangsangan
saraf pusat yang merangsang nonepinefrin dan merangsang kelenjar adrenal yang
mengakibatkan peningkatan tekanan perifer yang menjadi hipertensi dan
peningkatan kerja jantung. Peningkatan kerja jantung ini mengakibatkan
peningkatan vaskuler serebral, merangsang TD intracranial, dan meningkatkan
tekanan darah sistemik. Dari peningkatan vaskuler serebral mengakibatkan
pemenuhan O2 intracerebral menurun yang mengakibatkan nyeri, kemudian
darimerangsang TD intracranial akn merangsang hipotalamus yang
mengakibatkan mual muntah dan terjadi kekurangan intake yang mengakibatkan

1
nutrisi berkurang dan dari peningkatan tekanan darah sistemik dari sirkulasi darah
ke miokardium menjadi menurun sehingga terjadi ketidak seimbangan suplai
darah, O2 kejaringan tubuh mengakibatkan kelemahan dan intolerasi aktivitas
sehingga merangsang sarap para simpatis dan terjadi penurunan peristaltic dan
mengakibatkan persepsi kenyang dan mengakibatkan nutrisi berkurang
(Tambayong,Patofisiologi.2000)

5. Klasifikasi sesuai WHO

Klasifikasi Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg)


Normal tensi < 140 < 90
Hipertensi ringan 140-160 90-105
Hipertensi pembatasan 140-180 90-95
Hipertensi sedang dan akut >180 > 105
Hipertensi diastolik terisolasi >140 < 90
Hipertensi sistolik pembatasan 140-160 > 90

6. Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler
menjadi normal. Mengurani mortalitas dan mobilitas yang berkaitan semaksimal
mungkin untuk menurunkan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan
difretik.Menurunkan aktifitas sesuai saraf simpatis dan respon kardiovaskuler
terhadap rangsangan adrenegic dan dari akibat golongan anti simpatis dan
menurunkan tekanan parietas dengan obat kasidilator.
(Brunner & suddarth 2001)

7. Komplikasi
- Stroke.
- Gagal jantung.
- Kerusakan vaskuler.
- Kebutaan.

8. Pencegahan
Perubahan gaya hidup bisa sembu, mengendalikan tekanan darah tinggi.
- Mengurangi konsumsi makanan tinggi garam
- Tidak merokok
- Olaraga

2
Patofisiologi dan penyimpangan KDM

faktor kebiasaan/pola hidup, diet

kepekaan baroreseptor

ekskresi Na dan H2° ginjal meningkat

sekresi renin meningkat

peningkatan tekanan darah

gangguan vaskular peningkatan tekanan vaskuler

metabolisme glukosa terganggu vasokontriksi pembuluh darah

suplai darah dan 02 menurun


energi berkurang

perfusi jaringan normal

kelemahan fisik

Nyeri
Intoleransi
aktifitas

3
B. KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat.

Perubahan irama jantung.

Takipnea.

2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup

dan penyakit serebrovaskuler.

Episode palpitasi, perspirasi.

Tanda : Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah di

perlukan untuk menegakkan diagnose).

Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).

Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis; perbedaan

denyut, spt., denyut femoral melambatsebagai kompensasi denyutan

radialis atau brakialis; denyut popliteal, tibial posterior melambat,

pedalis tidak teraba atau lemah.

Denyut apical: PMI kemungkinan bergeser dan/atau sangat kuat.

Frekuensi/irama: Takikardia, berbagai disritmia.

Bunyi jantung: Terdengar S2 pada dasar; S3 (CHF dini); S4

(pengerasan ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri).

Murmur stenosis vulvar.

Desiran vascular terdengar di atas karotis, femoralis, atau


epigastrium

(stenosis arteri).

DVJ [distensi vena jugularis] (kongesti vena).

Ekstremitas: Perubahan warna kulit, suhu dingin, (vasokontriksi

4
perifer); pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda vasokontrisi.

Kulit-Pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia);

kemerahan (feokromositoma).

3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau

marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral).

Factor-faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan

dengan pekerjaan).

Tanda : Letupan suasana hti, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan

yang meledak.

Gerak tangan empati, oto muka tegang (khususnya sekitar mata),

gerakan fisik cepat, penapasan menghela, peningkatan pola bicara.

4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (spt., infeksi/obstruksi atau

riwayat penyakit gimjal masa yang lalu).

5. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang di sukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam,

tinggi lemak, tinggi kolesterol (spt., makanan yang digoreng, keju,

telur); gula-gula yang berwarna hitam; kandungan tinggi kalori.

Mual, muntah

Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun).

Riwayat penggunaan diuretic.

Tanda : Berat badan normal atau obesitas.

Adanya edema (mungkin umum atau tertentu); kongesti vena, DVJ;

glikosuria (hamper 10 % pasien hipertensi adalah diabetik).

5
6. Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/pusing.

Bedenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan

menghilang secara spontan setelah beberapa jam).

Episode kebas dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh.

Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur).

Episode epistaksis.

Tanda : Status mental; Perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara

proses pikir, atau memori (ingatan).

Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan/atau


reflex tendon dalam.

Perubahan-perubahan retinal optik: dari sclerosis/penyempitan arteri


ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau
papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya
hipertensi.

7. Nyeri/Ketidaknyaman
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).

Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi


arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah).

Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Nyeri abdomen/massa (feikromositoma).

8. Penapasan (Secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap


lanjut dari hipertensi menetap/berat).

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas kerja.

Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksimal.

Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.

Riwayat merokok.

Tanda : Distres respirasi/penggunaan aksesori pernapasan.

6
Bunyi napas tambahan (krakles/mengi).

Sianosis.

9. Keamanan
Keluhan/ Gangguan koordinasi/cara berjalan.

Gejala: Episode parestesia unilateral transien.

Hipotensi postural.

10. Pembelajaran/Penyuluhan.
Gejala : Faktor-faktor risiko keluarga: Hipertensi, aterosklerosis, penyakit

jantung, diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal.

Faktor-faktor resiko etnik, spt., orang Afrika-Amerika, Asia

Tenggara.

Penggunaan pil KB atau hormon lain; penggunaan obat/alkohol.

Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lamanya di rawat: 4,2 hari.

Rencana Pemulangan:

Bantuan dengan pemantauan-diri TD.

Perubahan dalam terapi obat.

(Marilynn E. Doenges,Rencana Asuhan Keperawatan.1999)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Diagnosa keperawatan : Nyeri, [akut], sakit kepala


Mungkin berhubungan dengan : Peningkatan tekanan vaskuler serebral

Kemungkinan dibuktikan oleh : Melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak

Pada region subok sipital, terjadi pada saat bangun,


dan

7
hilang secara spontan setelah beberapa waktu berdiri.

Segan untuk menggerakkan kepal, menggaruk kepala,

menghindari sinar terang dan keributan, mengerutkan

kening, menggenggam tangan. Melaporkan kekakuan

leher, pusing, penglihatan kabur, mual dan muntah.

Hasil yang diharapkan Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol.

kriteria evaluasi-pasien akan Mengungkapkan metode yang memberikan

pengurangan. Mengikuti regiman farmakologi yang

diresepkan.

TINDAKAN/INTERVENSI

 Mandiri
1. Kaji persepsi klien terhadap nyeri, lokasi, intensitas, durasi, kualitas
 R: Nyeri merupakan suatu rasa sakit tidak nyaman karena, adanya stimulus baik
eksternal maupun internal, yang dihantarkan saraf.
2. Mengatur posisi klien sesuai dengan keinginan klien
 R: Posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
3. Meminimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala.
 R: Aktivi.tas yang dapat menyebabkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada
adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Memberikan tindakan untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin pada
dahi, memberikan perasaan tenang, dan teknik relaksasi, seperti distraksi.
 R: Tindakan yang dapat menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yangmemperlambat
respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakitkepala dan komplikasinya.
5. Memberikan cairan dan makanan lunak.
 R: Meningkatkan kenyamanan umum.

8
Diagnosa keperawatan : Intoleransi/aktivitas
Dapat dihubungkan dengan : Ketidakseimbangan antar suplai dan kebutuhan
oksigen.

Kelemahan umum. Kelelahan yang berhubungan


dengan

gangguan pola tidur yang berhubungan dengan

ketidaknyamanan, batuk berlebihan, dan dispnea.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Laporan verbal kelemahan, kelelahan, keletihan.


Dispnea

karena kerja, takipnea. Takikardia sebagai respons


terhadap

aktivitas. Terjadinya/memburuknya buruk/sianosis.

Hasil yang diharapkan/ Melaporkan/menunjukkan peningkatantoleransi


terhadap

kriteria evaluasi-pasien akan aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya disnea,

kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang


batas normal.

TINDAKAN/INTERVENSI

 Mandiri
1. Memotivasi klien untuk makan makanan yang tinggi karbohidrat.
 R: Memaksimalkan nutrisi tanpa mengeluarkan energi yang tidak perlu.
2. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung.
 R: Meningkatkan istirahat dan menurunkan stress dan rangsangan yang berlebihan.
3. Mengkaji respons klien terhadap aktivitas.
 R: Membantu dan mengkaji respons fisiologis terhadap stress dan juga merupakan
indicator yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
4. Bantu klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
 R: Pemenuhan kebutuhan perawatan diri, dapat membantu mengurangi kebutuhan akan
oksigen.

9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N.M DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER “HIPERTENSI” DI PAVILIUN ELISABETH
RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

A. Identitas klien
Nama : Ny. N.M
Agama : 53 tahun
Alamat : kr. Protestan
Jenis kelamin : Tombatu
Suku bangsa : Minahasa/indonesia
Pendidikan : S1 IKIP
Pekerjaan : Guru
Status : Kawin
Tanggal MRS : 15-10-2010 jam : 10:30
Tanggal pengkajian : 18-10-2010 jam : 13:00
No RM : 185456
No REG : 535029
Diagnosa medik : Hipertensi

B. Penanggung jawab
Nama : Ny. Y.L
Umur : 23 tahun
Alamat : tombatu
Pekerjaan :-
Pendidikan : mahasiswa
Hubungan dengan klien : anak klien

C. Keluhan utama : sakit kepala.

D. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan sudah kurang lebih 2 bulan mengkonsumsi captopril dan
biasanya minum 2x/hari. Pada tanggal 14 oktober 2010 klien merasa sakit dileher
bagian belakang dan pusing, saat itu juga klien minun obat captopril. Karena rasa
sakit itu juga tidak hilang, maka keluarga klien membawah klien ke RSU
Bethesda GMIM Tomohon, melalui UGD dokter mengistruksikan untuk rawat
inap. Dan sekarang klien di rawat di paviliun elisabeth.

Saat dikaji klien mengatakan badan terasa lemah, dan nyeri kepala dengan
skala nyeri 4-6 (Nyeri sedang), nyeri seperti di tusuk-tusuk, dan nyeri di rasakan
saat klien bangu dari tempat tidur.

10
2. Riwayat kesahatan lalu
Klien mengatakan sudah lama menderita penyakit hipertensi ± 1 tahun, klien
tidak rutin memeriksa tekanan darah tapi klien mengkonsumsi obat captopril kira-
kira sudah hampir 2 bulan.

3. Riwayat kesehatan keluarga


klien mengatakan di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit kronik
seperti hipertensi, diabetes melitus, dan gout artritis.

E. Riwayat psikososial
klien koopertif dalam menjawab pertanyaan dari perawat, hubungan klien
dengan keluarga, perawat, dan sesama baik.

F. Riwayat spiritual
Klien mengatakan klien meyakini agama yang dianut dan saat di kaji klien
mengatakan bahwa Tuhan pasti menolongnya.

G. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi dan cairan


- Nutrisi

Sebelum sakit : klien makan 3x /hari. Jenis: nasi, ikan, sayur, buah.

Saat dikaji : klien baru selesai makan. Jenis: nasi, ikan, sayur, buah
(porsi makan tidak di habiskan hanya 2 sendok nasi
yang di makan) nafsu makan kurang baik.
- Cairan

Sebalum sakit : klien minum air masak 5-6 gelas/ hari

Saat dikaji : klien sudah minum jenis : air putih 1 gelas (250cc)

2. Pola eliminasi
Sebalum sakit : BAB: 1x/hari, konsistensi lembek,warna kuning.
: BAK: 4x/hari, warna kuning.

Saat dikaji : BAB: klien belum BAB.

: BAK: klien BAK 3x, warna kuning.

11
3. Istirahat dan tidur

Sebelum sakit : klien tidur 8-9 jam/hari.


Saat dikaji : klien tidur 4-5 jam/hari. Keluhan : sakit kepala.

4. Personal hygiene

Sebalum sakit : klien mandi 2x/hari, pagi dan sore.


Saat dikaji : klien belum mandi sudah 3 hari.

5. Aktifitas

Sebelum sakit : klien setiap pagi jam 07:00 ke sekolah untuk mengajar
dan pulang jam 14:00 sore.
Saat dikaji : klien hanya tidur di tempat tidur. ADL klien di
bantu oleh keluarga dan perawat.

H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : klien tampak sakit sedang
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital : N:80x/menit TD:150/110 mmHg
R:20x/menit SB:36°C

4. Pemeriksaan head to toe


a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala bulat, distribusi rambut merata, tidal ada lezi.
Palpasi : tidak ada benjolan, ada nyeri tekan di bagian

b. Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis,

c. Hidung
Inspeksi : lubang hidung semetris kiri dan kanan, distribusi rambut
hidung merata.

d. Mulut
Inspeksi : bibir simetris atas dan bawah, mukosa bibir lembab, lidah bersih.

e. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen.

12
f. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran vena jugularis.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelejar tiroid, nyeri tekan bagian leher
belakang.

g. Dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : - jantung : terdengar bunyi jantung (s1 lub, s2 dup)
-paru-paru : tidak ada suara ronchi.

h. Abdomen
Inspeksi : terlihat datar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik usus.

i. Genetalia
Inspeksi : tidak dilakukan

j. Anus
Inspeksi : tidak dilakukan

k. Kulit
Inspeksi : warna kulit sawo matang.
Palpasi : turgor kulit baik.

l. Ekstremitas atas : ROM aktif

m. Ekstremitas bawah : ROM aktif

I. Data penunjang
16 oktober 2010 nilai normal

LED : 80 mm Wanita: -20 mm, pria: -15 mm


HB : 11 gr % 10-14 %
HT : 38 % 40-52%
Leukosit : 7500/mm3 5000-10000/mm3
N.segmen : 74 % 50-70%

13
Limfosit : 18 % 20-40%
Monosit :5%
Trobosit : 232.000mm3 150-400.000/mm3

J. Terapi medik
- Captopril : 3x1 (25 mg)
- HCT : 2x1/2 (25 mg)
- Allopurinol : 0-0 (30 mg)

Pengelompokan data

 Data subjektif
- Klien mengeluh pusing, leher begian belakang sakit.
- Klien mengatakan badan terasa lemah.
- Skala nyeri 5 (sedang)
 Data objektif
- Wajah tampak meringis
- TTV : TD : 150/110 mmHg
- Tampak lemah.
- ADL di bantu oleh keluarga dan perawat.

14
E. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : peningkatan tekanan vaskuler Nyeri
- Klien mengeluh pusing,
leher begian belakang
sakit. vasokontriksi pembuluh
- Skala nyeri 5 (sedang) darah
Do :
- Wajah tampak meringis
- TTV : TD : 150/110 suplai darah dan 02
mmHg menurun

perfusi jaringan normal

2. Ds : Gangguan vaskuler Intoleransi aktifitas


- Klien mengatakan badan
terasa lemah.
Do : Metabolime glucosa
- Tampak lemah. Terganggu
- ADL di bantu oleh
keluarga dan perawat.
Energi berkurang

Kelemahan fisik

15
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan vaskuler yang di tandai dengan :


Ds :
- Klien mengeluh pusing, leher begian belakang sakit.
- Skala nyeri 5 (sedang)
Do :
- Wajah tampak meringis
- TTV : TD : 150/110 mmHg

2. Intoleransi aktifitas b/d Kelemahan fisik yang di tandai dengan :


Ds :
- Klien mengatakan badan terasa lemah

Do :

- Klien tampak lemah


- ADL di bantu oleh keluarga dan perawat

16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N.M DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER “HIPERTENSI” DI PAVILIUN ELISABETH
RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Dx Keperawatan
1. Nyeri b/d Setelah di lakukan 18-10-2010 18-10-2010
peningkatan tekanan tindakan Jam 13.00 Wita Jam 20.00 Wita
18- vaskuler yang di keperawatan nyeri 1. Observasi nyeri 1. Observasi 1. Mengobservasi S : Klien
10- tandai dengan : berkurang samapi tingkat nyeri tingkat nyeri klien mengatakan rasa
2010 Ds : hilang. Dengan dapat Nyeri 4-6 (Nyeri pusing dan sakit
- Klien mengeluh kriteria hasil : membantu sedang kepala sudah
pusing, leher Klien tidak perawata berkurang
begian belakang menegluh pusing, untuk
leher dan bagian menentukan O : ekspersi
sakit.
belakang tidak sakit, intervensi wajah masih
- Skala nyeri 5 dan sakit kepala selanjutnya meringis
(sedang) hilang. Jam 15:30
Ekspersi wajah 2. Observasi tanda- 2. Untuk 2. Mengobservasi A : Masalah
Do : tampak tenang tanda vital. mengetahui TTV : teratasi sebagian
- Wajah tampak TD : 120/80 mmHg perkemabanga TD : 150/110
meringis n penyakit mmHg P : Lanjtkan
- TD : 150/110 klien R : 20x/m intervensi
mmHg N : 80x/m keperawatan
Sb : 36°C
Jam 16:00
3. Ajar teknik 3. Teknik 3. Mengajarkan klien
Relaksasi. relaksasi dapat teknik relaksasi
meminamalka yaitu menarik
n dan dapat nafas lewat hidung
mengontrol dan mengeluarkan
rasa nyeri. lewat mulut.

17
Jam 17:00
4. Kolaborasi 4. Tindakan 4. Kolaborasi dengan
dengan dokter kolaborasi dokter pemberian
untuk dengan dokter terapi obat :
pemeberian obat. merupakan Captopril 1 tablet
tindakan HCT ½ 25 mg
independen tablet.
perawat
dalam
mengatasi
masalah
keperawatan.

Jam 14.00 Wita Jam 20.00 Wita


Intoleransi aktifitas Setelah di lakukan 1. Beri posisi yang 1. Posisi yang 1. Memberikan S : Klien
b/d kelamahan fisik tindakan nyaman. nyaman dapat posisi yang mengatakan
2. yang di tandai keperawatan di memberi rasa nyaman kepada badan masih
dengan: harapkan klien nyaman klien klien yaitu posisi terasa lemah
Ds : dapat melakukan saat semi fowler
Klien mengatakan aktifitas dengan beritirahat. O : ADL di bantu
badan terasa lemah mandiri dengan Jam 14:30 keluarga dan
Do : kriteria hasil : 2. Batasi 2. Untuk 2. Membatasi perawat
- Klien tampak lemah - ADL tidak di pengunjung dan memberi pengunjung dan
- ADL di bantu bantu oleh keluarga ciptakan ketenagan menciptakan A : Masalah
dan perawat lingkungan klien saat lingkungan yang belum teratasi
- Klien tidak terlihat yang nyaman beristirahat tenang untuk klien
lemah dan tenang. beristirahat P : Lanjtkan
intervensi
3. Bantu aktifitas 3. Untuk 3. Membantu ADL keperawatan.
klien. mengurangi klien.
beban aktifitas
klien

18
Jam : 15: 00
4. Beri dorongan 4. Kemajuan 4. Memberi
klien untuk aktifitas dorongan klien
melakukan bertahap untuk melakukan
aktifitas atau mencegah aktifitas dengan
perawatan diri peningkatan bertahap secara
bertahap secara kerja jantung mandiri.
mandiri. tiba-tiba.

19
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl implementasi Evaluasi


19-10- Jam 07:30 Jam 14:00
2011
1. 1. Mengobservasi tingkat nyeri klien S: klien mengatakan nyeri
Nyeri 4-6 (Nyeri sedang) masih di rasakan.

Jam 10:00

2. Mengobservasi TTV : O: ekspresi wajah tampak


TD : 150/110 mmHg masih meringis.
R : 20x/m
N : 80x/m
Sb : 36°C
A: masalah belum teratasi
Jam 10:30

3. Mengajarkan klien teknik


P: lanjutkan intervensi
relaksasi yaitu menarik nafas
keperawatan.
lewat hidung dan mengeluarkan
lewat mulut.

Jam 12:00

4. Melayani terapi obat pada klien.


Captopril 1 tablet (25 mg)
2. Jam 08:00 Jam 14 : 00
1. Mengatur posisi yang nyaman S: klien mengatakan badan
masih terasa lemah.
kepada klien yaitu posisi semi
fowler. O: ADL dibantu

Jam 09 : 00 A: masalah belum teratasi.


2. Membatasi pengunjung dan
menciptakan lingkungan yang P: lanjutkan intervensi
keparawatan.
tenang untuk klien beristirahat.

Jam 09 : 30
3. Membantu ADL klien.

Jam 11 : 00
4. Memberi dorongan klien untuk
melakukan aktifitas dengan
bertahap secara mandiri.

20
20-10- Jam 07: 00 Jam 14:00
2010 1. Mengobservasi tingkat nyeri klien S: klien mengatakan nyeri
1. Nyeri 2-3 (Nyeri ringan). mulai berkurang.

Jam 10:00
2. Mengobservasi TTV : O: ekspresi wajah mulai ceria
TD : 140/80 mmHg
R : 20x/m
N : 88x/m
Sb : 36°2C A: masalah teratasi sebagian.

Jam 10:30 P: lanjutkan intevensi


3. Mengajarkan klien teknik keperawatan.
relaksasi yaitu menarik nafas
lewat hidung dan mengeluarkan
lewat mulut.
Jam

4. Melayani terapi obat pada klien.


Captopril 1 tablet (25 mg).

Jam 08:30 Jam 14:00


2. 1. Mengatur posisi yang nyaman S: klien mengeluh masih lemah.
kepada klien yaitu posisi semi
fowler. O: klien sudah bisa melakukan
aktivitas secara bertahap.
Jam 09:00
2. Membatasi pengunjung dan
A: masalah teratasi sebagian.
menciptakan lingkungan yang
tenang untuk klien beristirahat. P: lanjutkan intervensi
keparawatan.
Jam 09:30
3. Membantu ADL klien.

Jam 11:00
4. Memberi dorongan klien untuk
melakukan aktifitas dengan
bertahap secara mandiri.

21
DAFTAR PUSTAKA

 Muttaqin Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
 Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
 Corwin .E. Elizabeth.2002.Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
 Corwin .E. Elizabeth. 2000. Buku Saku Patofisiolgi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
 Tambayong Jan. 2000. Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
 Doengoes .E. Marylin. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

22

S-ar putea să vă placă și