Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
The frying pan thermal-kimia was a process that produces characteristic of food with the brown
colour of golden. One of the parameters of the decline in quality cooking oil is the number of
peroxide. During the frying pan, cooking oil will suffer at high temperatures warning 160-1800C in
long time. The main damage is the emergence of a rancid scent while damage other covering
elevated levels of free fatty acid, the peroxide, thickness the emergence of oil, the establishment of
foam and the dirt on seasoning of material that fried. Based on cooking oil used in a penyetan stall
is generally of cooking oil used repeatedly. The use of oil can improve the former repeatedly
peroxide in the cooking oil. Research objectives is to know the image of the peroxide on a former
oil in a penyetan stall areas Mancasan Yogyakarta. This research is descriptive research. Laboratory
test to research is iodometry method. A penyetan stall to research this a total of eight-penyetan stall
located in the Mancasan Yogyakarta. Research conducted on eight a penyetan stall areas Mancasan
in Yogyakarta obtained the number of the peroxide of 1,10 meq/kg until 5,74 meq/kg. From the
result of research conducted on a penyetan stall there are 62.5% penyetan stall peroksida number
exceeding the limit of standards and 37,5% still within the limits of cooking oil according to quality
standard SNI 7709:2012.
ditinjau dari komposisi kimianya, minyak makanan yang dijual di warung penyetan
jelantah mengandung senyawa-senyawa yang digoreng menggunakan minyak goreng yang
bersifat karsinogenik yang terjadi selama digunakan secara berulang-ulang.
proses penggorengan. Pemakaian minyak Berdasarkan uraian di atas peneliti berminat
jelantah tersebut dapat merusak kesehatan, untuk meneliti gambaran angka peroksida
menimbulkan penyakit kanker, dan dapat pada minyak jelantah di warung penyetan
mengurangi kecerdasan. Secara ekonomis wilayah Mancasan Yogyakarta.
minyak jelantah masih layak untuk
digunakan, sehingga banyak para konsumen METODE
minyak makan menggunakannya berulang Standarisasi larutan Natrium thiosulfat
kali (Nurul, 2004). dengan larutan kalium Iodat 0,0981 N. 25 ml
Warung penyetan merupakan suatu larutan KIO3 dimasukkan ke dalam labu
tempat penjualan makanan yang banyak erlenmeyer tutup asah. Ditambahkan 2,5 ml
diminati para konsumen terutama para larutan H2SO4 2N dan 10 ml larutan kalium
pembeli, karena ditinjau dari segi harga relatif iodida 10%. Iodium yang dibebaskan dititrasi
murah dan menu makanan yang tersedia dengan larutan Na2S2O3 menggunakan
bervariasi. Warung penyetan menyajikan indikator amilum. Saat titik akhir titrasi warna
menu makanan yang melalui proses biru tua akan hilang. Dihitung normalitas
penggorengan atau identik dengan makanan Na2S2O3.
yang selalu digoreng. Berdasarkan hasil Pemeriksaan Bilangan Peroksida.
survei minyak goreng yang digunakan di Ditimbang cuplikan minyak goreng sebanyak
warung penyetan pada umumnya adalah 5 gram ke dalam labu erlenmeyer tutup asah,
minyak goreng yang digunakan secara ditambahkan sebanyak 30 ml larutan asam
berulang-ulang. Penggunaan minyak jelantah asetat dan kloroform 3:2 kemudian digoyang.
secara berulang-ulang dapat meningkatkan Ditambahkan 1 gram kristal KI dan tutup
angka peroksida pada minyak goreng rapat, diamkan selama 30 menit dalam ruang
tersebut. Daerah Mancasan Condong Catur, gelap, ditambahkan 100 ml larutan akuades.
Sleman Yogyakarta merupakan daerah yang Ditambah indikator amilum sehingga warna
ramai pembeli karena berada di lingkungan larutan menjadi biru tua. Dititrasi dengan
perguruan tinggi seperti STIKes Guna larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna biru
Bangsa, UPN, Amikom dan Universitas Islam hilang.
Indonesia. Berdasarkan hasil survei, terdapat
8 warung penyetan di wilayah Mancasan yang HASIL
selalu ramai dikunjungi para pembeli setiap Hasil dari penelitian ini tergambar pada
harinya. Sebagaimana telah diketahui tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Data angka peroksida minyak goreng bekas di Warung Penyetan Wilayah Mancasan Yogyakarta
No Massa minyak, g Angka peroksida, meq/kg
5,0003 5,34
1
5,4111 4,58
5,0981 1,42
2
5,2521 1,10
5,0165 5,07
3
5,4708 3,79
5,2352 1,49
4
5,3731 1,11
5,0272 1,19
5
5,0295 1,10
5,0002 5,74
6
5,6704 3,83
DIAN WURI ASTUTI dkk Biogenesis 98
5,0399 5,29
7
5,1279 4,00
5,1926 4,32
8
5,0759 4,17
penyakit kanker. Terjadinya penumpukan peroksida melebihi batas standar dan terdapat
lemak dan minyak dalam tubuh 37,5% warung penyetan yang bilangan
mengakibatkan kolesterol tinggi. peroksidanya masih dalam batas standar mutu
Penyumbatan pembuluh darah akan minyak goreng menurut SNI 7709:2012
mengganggu mekanisme kerja jantung dalam maksimal 2 meq/kg.
tubuh sehingga menyebabkan penyakit Setelah dilakukan evaluasi atas penelitian
jantung. yang dilakukan, perlu dilakukan penelitian
Penggunaan minyak goreng berulang tentang gambaran perbandingan angka
dalam penelitian ini menghasilkan bilangan peroksida dengan penggorengan bertingkat di
peroksida minyak jelantah sebagai radikal warung penyetan yang selalu ramai pembeli
bebas dapat memicu terjadinya kerusakan setiap hari. Selain itu, perlu dilakukan cara
oksidatif di dalam tubuh, maka konsumsi peningkatan mutu minyak goreng bekas yang
minyak jelantah dapat menimbulkan ekonomis dan ramah lingkungan.
kerusakan DNA, protein, peroksidasi lipid,
dan kerusakan membran sel. Kerusakan DAFTAR PUSTAKA
oksidatif yang berlangsung terus menerus Chatzilazarou A, Gartzi, Lalas S, Zoidis E,
dapat menyebabkan timbulnya penyakit- Tsaknis J. 2006. Physicochemical
penyakit yang bersifat kronis dan degeneratif Changes of Olive Oil and Selected Vage
(Herlina dan Ginting, 2002, Ketaren, 2008). Tabel Oil during Frying. Journal Food
Perbandingan dengan penelitian vol 13:27-35.
sebelumnya adalah “Penentuan bilangan Dharma YPI. 2012. Analisa Bilangan
peroksida dalam minyak nabati dengan cara Peroksida pada Minyak Goreng yang
titrasi”, diteliti oleh Wildan (2002). Hasil digunakan Pedagang Gorengan
penelitian menunjukkan bilangan peroksida Diwilayah Mulyosari Surabaya. [Karya
tinggi dan menyebabkan ketengikan pada Tulis Ilmiah]. Surabaya: Analis
minyak goreng. Hasil penelitian ini Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
menunjukkan kesamaan yaitu bilangan Galeone C, Talamini R, Levi F, Pelucchi C,
peroksida tinggi dan terjadinya ketengikan Negri E, Glacosa A, Montnella M,
pada minyak goreng yang digunakan. Franceschi S, Vecchic. 2006. Fried
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini Foods, olive oil and colorectal cancer.
terletak pada waktu dan tempat penelitian. Eur Soc Med Onc vol 13:689-92.
Begitu pula penelitian “Analisa bilangan Herlina N, Ginting MHS. 2002. Lemak dan
peroksida pada minyak goreng yang Minyak. Medan: Fakultas Teknik, Univ.
digunakan pedagang gorengan di wilayah Sumatera Utara.
Mulyosari Surabaya”, oleh Dharma (2012) Ketaren. S. 2008. Pengantar Teknologi
menunjukkan terdapat 6 sampel yang Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-
memenuhi syarat dengan persentase 17% dan Press.
30 sampel tidak memenuhi syarat dengan Nurul A. 2004. Pengolahan Minyak Jelantah
persentase 83% menurut SNI. Hasil penelitian sebagai Absorben. [Laporan Penelitian].
juga menunjukkan kesamaan yaitu bilangan Medan: Politeknik Negeri Lhokseumawe.
peroksida yang tinggi. Wildan F. 2002. Penentuan Bilangan
Peroksida Dalam Minyak Nabati Dengan
KESIMPULAN Cara Titrasi. Bogor: Temu teknis
Berdasarkan hasil penelitian dapat fungsional non peneliti, Balai Penelitian
disimpulkan 62,5% warung penyetan bilangan Ternak Ciawi. hal: 63-69.