Sunteți pe pagina 1din 4

Hiperhidrosis adalah kondisi di mana seseorang berkeringat secara berlebihan

yang terkadang tidak diakibatkan oleh suhu panas ataupun olahraga. Penderita
bisa berkeringat sangat banyak, sampai-sampai keringat menembus pakaian dan
menetes ke tangan.

Banyaknya keringat yang keluar tidak memengaruhi kesehatan secara serius,


namun bisa berpengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderita dan bisa
menimbulkan perasaan malu, stres, depresi, dan gelisah.

Jika tidak ditangani, penderita hiperhidrosis berisiko terkena beberapa komplikasi


seperti:

 Infeksi. Seseorang yang mengeluarkan keringat sangat banyak akan lebih


mudah terkena infeksi kulit.
 Efek psikologis. Pakaian dan tangan basah karena berkeringat bisa
menimbulkan rasa malu, hal ini bisa memengaruhi psikologis pada penderita.
 Bau badan tidak sedap. Tidak semua penderita hiperhidrosis akan
memiliki bau badan tidak sedap, namun jika bakteri mulai berkembang, maka
bau badan tidak sedap akan muncul.

Gejala Hiperhidrosis
Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Umumnya
beberapa faktor yang membuat seseorang banyak berkeringat adalah olahraga,
suhu lingkungan yang panas, gelisah, atau dalam kondisi tertekan.

Namun, banyaknya keringat yang dikeluarkan penderita hiperhidrosis jauh di atas


jumlah keringat yang biasanya dihasilkan oleh seseorang yang mengalami faktor-
faktor di atas. Seseorang bisa dianggap menderita hiperhidrosis jika:

 Banyaknya keringat bisa sampai mengganggu pekerjaannya, seperti


kesulitan menggunakan keyboard komputer.
 Mengalami gangguan saat menjalani aktivitas rutin seperti menyetir
kendaraan.

 Menghabiskan waktu cukup banyak untuk mengatasi masalah keringat,


seperti sering mandi dan mengganti pakaian.

 Menghindari kontak fisik seperti berjabat tangan, karena sadar dirinya


basah berkeringat.

 Menarik diri dari kegiatan sosial

 Tidak ikut serta dalam beberapa aktivitas seperti berdansa atau olahraga,
karena takut tubuhnya akan makin banyak mengeluarkan keringat.

Kadang banyak berkeringat merupakan tanda seseorang terkena kondisi medis


yang serius. Berkonsultasilah dengan dokter jika keringat mengganggu rutinitas
harian, tubuh menghasilkan keringat lebih banyak secara mendadak, dan
berkeringat pada malam hari tanpa sebab.

Jika tubuh juga mengalami beberapa hal berikut ketika menghasilkan banyak
keringat, segera temui dokter:

 Suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius.

 Sakit kepala atau kepala terasa ringan.

 Sakit pada dada.

 Mual.

 Menggigil.

Penyebab Hiperhidrosis
Jika dilihat berdasarkan penyebabnya, hiperhidrosis dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu:
 Hiperhidrosis primer. Hiperhidrosis yang tidak diketahui penyebabnya.
Meskipun tidak jelas, terjadinya hiperhidrosis primer umumnya dipengaruhi oleh
sistem saraf simpatik dan faktor genetik.
 Hiperhidrosis sekunder. Hiperhidrosis yang bisa diidentifikasi
penyebabnya. Beberapa penyebab hiperhidrosis adalah: obat-obatan, infeksi,
mengidap penyakit Parkinson, gangguan sel darah atau sumsum tulang,
kehamilan, menopause, gelisah, hipoglikemia, hipertiroid, obesitas, serangan
jantung, dan gangguan sistem saraf.

Diagnosis Hiperhidrosis
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau
kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien.
Beberapa tindakan yang umumnya dilakukan dokter untuk mendiagnosis
hiperhidrosis adalah:

 Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien serta


mempelajari catatan medisnya.
 Tes darah dan urine. Dokter akan meminta sampel darah atau urine
pasien untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
 Tes keringat. Beberapa jenis tes yang bisa dilakukan untuk menentukan
seberapa parah kondisi hiperhidrosis pada seseorang adalah tes iodine-starch,
tes thermoregulatory sweat, dan tes konduksi kulit.

Pengobatan Hiperhidrosis
Langkah penanganan yang biasanya dijalankan dokter untuk mengobati
hiperhidrosis terdapat dua jenis, yaitu:

Pemberian obat-obatan
 Antiperspirant. Dokter akan meresepkan antiperspirant lebih kuat untuk
mengontrol keluarnya keringat.
 Antikolinergik atau antimuskarinik. Obat jenis ini akan diberikan oleh
dokter untuk menghambat aktifnya kelenjar keringat.
 Antidepresan. Beberapa jenis obat untuk menangani depresi juga bisa
dikonsumsi karena memiliki efek mengurangi keringat.
 Botox (Botulinum toxin) juga bisa disuntikkan pada bagian kulit yang
menderita hiperhidrosis untuk mengurangi keringat.
Pembedahan dan tindakan lainnya
 Iontoforesis. Gelombang listrik lemah akan dialirkan pada bagian kulit
yang terkena hiperhidrosis melalui media air atau bantalan yang basah.
 Endoskopi simpatektomi dada. Ini adalah salah satu tindakan
pembedahan yang bertujuan untuk memotong atau menghambat saraf yang
mengontrol produksi keringat.
 Pengangkatan kelenjar keringat. Prosedur ini biasanya dilakukan dokter
untuk menangani hiperhidrosis di bagian bawah lengan atau ketiak.
Agar gejala hiperhidrosis tidak semakin parah, dokter juga akan menganjurkan
penderita untuk mengubah beberapa kebiasaan harian seperti:

 Menghindari konsumsi makanan dan minuman yang bisa memicu


keluarnya keringat penderita, seperti makanan pedas dan minuman keras.

 Jangan mengenakan pakaian ketat yang terbuat dari serat buatan.

 Menganjurkan penderita mengenakan pakaian berwarna putih dan hitam


agar bekas keringat tidak terlalu terlihat.

 Menggunakan antiperspirant secara rutin.

 Memakai pelindung ketiak yang bisa menyerap keringat berlebih dan


melindungi pakaian.

 Memakai kaus kaki yang menyerap kelembapan dan menggantinya


maksimal setiap dua hari sekali.

 Jika memungkinkan, kenakan sepatu kulit dan usahakan untuk


mengenakan pasangan sepatu yang berbeda tiap hari.

 Membersihkan tubuh secara rutin untuk menekan perkembangan bakteri


pada kulit.

S-ar putea să vă placă și