Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
a. Mempelajari aplikasi dengan benar fungsi, peranan dan tanggung
jawab dokter hewan untuk mencapai kompetensi profesional medik
veteriner.
b. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman mahasiswa PPDH
Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya tentang
perkembangan peternakan unggas, menejemen peternakan unggas,
pembibitan (breeding), dan upaya-upaya pencegahan sejak dini
terhadap adanya penyakit, penanganan serta pengendalian penyakit
unggas di lokasi koasistensi industri.
c. Meningkatkan kerja sama antar perguruan tinggi dengan stake
holder atau perusahaan.
d. Mengetahui tugas dan fungsi dokter hewan di industri perunggasan.
2.2 Struktur Organisasi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Multibreeder unit
2
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar bagian
secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia
Tbk Multibreeder unit 2 dapat dilihat pada Gambar 2.1
8
Supervisor PGA(Personalia
General affair)
Driver
Operator Operator Operator Operator Op. Vaksin Op.
Kandang Tehnik Telur Tetas Posmortum & Grading
Sanitasi Loundry
Jantan
dan Nespad
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Multibreeder Unit 2
9
Keterangan:
Farm Manager : Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dalam
satu unit farm.
Poultry Health : Bertanggung jawab dalam pemantauan kesehatan,
pengobatan, pemberian vaksin, pemberian vitamin,
kepada ayam mulai dari DOC yang masuk sampai
dengan proses afkir ayam setelah habis masa
produksinya.
Supervisor : Bertugas memimpin para caretaker untuk
Kandang melaksanakan kegiatan pemeliharaan didampingi oleh
assistant supervisor.
PGA : Bertugas dalam bidang kepegawaian sekaligus diberi
wewenang dalam pengadaan sarana dan prasarana.
Recording : Bertugas mencatat dan menganalisis data-data
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan produksi
seperti pertumbuhan berat badan ayam, penggunaan
pakan, dan deplesi.
Tekhnisi : Bertugas memimpin para mekanik dalam kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di farm.
Jika terdapat kerusakan, para mekanik harus segera
melakukan perbaikan.
BAB 3 METODOLOGI
sumber air, lahan merupakan tanah lapang, tempat agak tinggi untuk
menghindari kelembaban dan memudahkan irigasi serta pembuangan
kotoran, selain itu lokasi yang dipilih mudah salam transportasi
(Tamalludin, 2012).
Gambar 4.1 Kandang closed house tampak depan PT. Japfa Unit 2 (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
Gambar 4.2 Tata letak kandang PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Multibreeder Unit 2
ini lebih tepat untuk area dengan suhu maksimal tidak lebih dari 300C.
Sistem kedua adalah evaporative cooling sistem (ECS). Sistem ini
memberikan keuntungan pada peternak seperti mengandalkan aliran
angin dan proses evaporasi dengan bantuan angin.
4.2.2 Konstruksi Atap
Atap kandang memiliki fungsi yaitu untuk melindungi ayam dari
suhu dan hujan, selain itu juga mempengaruhi suhu dan kelembaban
dalam kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Murni (2009) bahwa
atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya yaitu melindungi
bagunan beserta isinya dari hujan, panas matahari atau angin. Atap
kandang yang digunakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Multibreeder Unit 2 berbentuk segitiga. Atap kandang terbuat dari seng
bergelombang dan berwarna putih bagian luarnya berfungsi untuk
memantulkan sinar matahari. Atap bagian dalam dilapisi oleh foam
setebal 2 cm yang berfungsi sebagai penahan panas matahari supaya
suhu di dalam kandang tetap hangat di malam hari. Hal ini sesuai
dengan Rahmadi (2009) bahwa bahan atap yang dapat memantulkan
radiasi panas matahari adalah bahan yang cocok dijadikan sebagai atap
kandang.
4.2.3 Konstruksi Dinding
Dinding kandang juga berperan penting untuk melindungi ternak
dari gangguan luar seperti predator maupun vektor pembawa penyakit
seperti tikus dan lalat. Oleh karena itu, perlu dijaga keutuhan dinding
kandang. Dinding kandang di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Multibreeder Unit 2 merupakan kombinasi antara tembok batu dan
kawat monitor berukuran 3x3 cm pada bagian kanan dan kiri dinding.
Bagian bawah dinding kandang merupakan tembok batu setinggi 60cm.
Bagian tengah dinding kandang merupakan kawat monitor yang
dipasang setinggi 150 cm dari tembok batu dan di bagian luarnya
dilengkapi dengan tirai penutup yang berfungsi menghalangi udara luar
yang masuk ke dalam kandang. Bagian atas dinding kawat monitor
ditutup dengan seng plat setinggi 20 cm.
17
pad yang mempunyai ukuran tinggi 150 cm, lebar 30 cm dan tebal 15
cm.
Gambar 4.7 Nest box untuk ayam bertelur (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
64 4.140 5.130
65 4.160 5.160
Sumber : PT. Japfa Comfeed Tbk.
e. Fleshing(pengukuran ketebalan dada dengan jari)
f. Uniformity (keseragaman)
Penimbangan sampel BW (body weight) dilakukan setiap minggu sekali
untuk mengetahui tingkat uniformity atau disebut juga dengan tingkat
keseragaman BW. Penimbangan dilakukan dengan mengambil 20 sampai
30 ekor ayam di beberapa titik di dalam kandang. Jumlah BW total
kemudian dibagi dengan jumlah ayam. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengontorl BW supaya sesuai dengan standar. Jumlah sampel yang
diambil lebih kurang adalah 10% dari populasi. Uniformity dapat dihitung
dengan rumus:
Rata-rata BW = Total BW yang ditimbang
Banyak ayam
Rata-rata BW = ± 10%
Misal:
Rata-rata BW = 937.500 gram = 1.250 gram
750
10% x 1.250 gram = 125 gram
Rata-rata + 10% = 1.250 gram + 125 gram = 1.500 gram
Rata-rata – 10% = 1.250 gram – 125 gram = 1.000 gram
34
Gambar 4.15 Kegiatan toileting pada ayam pejantan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b. Daerah Bersih
1. Area Luar
Area yang meliputi gerbang depan, pos satpam, mess
karyawan, kantin, zona parkir kendaraan, dan lapangan
olahraga. Pada area ini kendaraan (motor) yang akan masuk
harus melewati genangan air yang mengandung desinfektan
benzalkonium chloride (BKC) dengan dosis 4 cc liter.
Sedangkan untuk para pekerja dan pengunjung harus melewati
spray yang mengandung desinfektan benzalkonium chloride
(BKC) dengan dosis 2 cc liter. Biosecurity pada tingkat 1 ini
berfungsi untuk membunuh bakteri atau virus yang dibawa oleh
kendaraan atau pekerja dan pengunjung.
Kotak fumigasi barang di pintu gerbang utama,
menggunakan paraformaldehide 10gr/m3 yang dibakar dengan
37
2. Area Intermediet
Zona yang meliputi ruang sanitasi I, kantor, gudang,
mushola, ruang genset, dan bengkel mesin. Pada area ini
kendaran (mobil) yang masuk harus disemprot terlebih dahulu
dan melewati genangan air yang mengandung desinfektan
benzalkonium chloride (BKC) dengan dosis 4 cc liter.
38
Gambar 4.20 Pakaian khusus karyawan dan tamu untuk zona II (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
3. Area Dalam
Area dalam adalah area terdapatnya kandang ayam, pada
area ini biosecurity sedikit lebih ketat bagi pekerja dan
pengunjung yang masuk area dalam. Pekerja dan pengunjung
yang masuk area dalam harus terlebih dahuli menyelam ke air
(dipping body) yang mengandung klorin 2-3 ppm dan mandi
serta keramas, kemudian berganti pakaian dan memakai sandal
khusus area dalam.
Gambar 4.23 Biosekuriti masuk kandang. Keterangan: (A) Cuci tangan, (B)
Celup kaki, (C) ganti boot
A B
C D
D
Gambar 4.24 Jenis-jenis pembasmi tikus. Keterangan (A) = Racun tikus temix,
(B) = Klerat, (C) = Shoker, (D) = Bumbung
b. Lalat
Lalat yang berada di kandang dari spesies musca domestica, lalat
kandang dan fania sp. Pemberantasan lalat di kandang yaitu
menggunakan lem lalat dan racun berupa agita. Lem lalat diletakkan
dipintu-pintu kandang (Gambar 4.24). Sedangkan agita diletakkan
di dalam area depo pakan sementara. Agita merupakan racun lalat
yang mempunyai bau khas untuk menarik lalat untuk mendekat
(Gambar 4.25).
43
c. Darkling beetle
Darkling beetle atau frengky merupakan golongan insekta yang
menempati celah-celah kandang. Keberadaan frengky didalam kandang
diberantas pada saat istirahat kandang. Cara pemberantasan
menggunakan fogging dari senyawa kalium permanganat.
4.5.3 Vaksin
Vaksinasi adalah tindakan memasukkan antigen berupa virus atau
agen penyakit yang telah dilemahkan ke dalam tubuh hewan sehat
dengan maksud untuk merangsang pembentukan kekebalan.
Kekebalan tersebut diharapkan dapat melindungi individu yang
bersangkutan terhadap infeksi penyakit di alam. Program vaksinasi
dilakukan dalam rangka mencegah terjangkitnya penyakit serta
bertujuan untuk menginduksi terbentuknya antibodi spesifik terhadap
antigen dari jenis vaksin tertentu. Vaksin harus disimpan pada suhu 2-
80C. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam vaksinasi yaitu ayam
harus dalam kondisi sehat, kondisi vaksin harus baik, pemberian vaksin
dilakukan pada saat udara sejuk, perlakuan harus cepat, botol vaksin
atau spuit harus dimusnahkan dan transportasi serta penyimpanan
vaksin harus baik (Tamalludin, 2012).
Pelaksanaan vaksin di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Multibreeder Unit 2 sudah dilakukan dengan baik karena perusahaan
sudah merencanakan terlebih dahulu program vaksinasi yang akan
dilakukan. Program vaksinasi yag dilakuka mulai dari DOC hingga
ayam berumur 58 minggu. Program vaksinasi di PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk Multibreeder Unit 2 dapat dilihat di lampiran 2 dan
aplikasi vaksinasi dapat di lihat di lampiran 3.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam vaksinasi ayam :
a) Lakukan semua proses persiapan vaksin di Feed-room, yaitu :
melarutkan vaksin, membagi vaksin, memasukkan ujung selang
infuse kedalam botol vaksin. Sebelum mempersiapkan/melarutkan
vaksin, tangan harus dicuci dengan sabun dan didesinfeksi dengan
alkohol.
b) Gantung vaksin ( vaksin killed ) setinggi diatas kepala vaksinator,
gunakan kabel single atau tempat botol yang sudah disiapkan.
47
setiap hari pada pagi dan siang hari oleh petugas kesehatan. Jumlah
ayam mati da culling dicatat kemudian dikumpulkan pada tempat
khusus berupa keranjang untuk dibawa ke tempat pembakaran ayam.
Sebelum ayam dibakar, dilakukan nekropsi untuk mengetahui
penyebab kematian ayam. Nekropsi dilakukan hanya pada beberapa
sampel ayam dari masing-masing kandang.
Penanganan ayam sakit yang diterapkan di PT. Japfa Comfeed
Indonesia Tbk. Multibreeder Unit 2 hanya dilakukan dengan cara
mengeluarkan ayam sakit dari kandang. Pengeluaran ayam sakit
bertujuan agar ayam yang tidak produktif tersebut tidak menyebabkan
kerugian ekonomis pada perusahaan. Apabila ayam yang sakit masih
berada di dalam kandang maka ayam tersebut akan menulari ayam
yang lain, sehingga dapat menurunkan tingkat produksi. Pengeluaran
ayam sakit dilakukan apabila jumlah ayam-ayam yang sakit masih
dalam batas sewajarnya, tetapi jika jumlah ayam yang sakit lebih
0,12% dari jumlah populasi ayam di kandang maka harus dilakukan
pengobatan. Pengobatan yang diberikan berupa obat-obatan ataupun
vitamin melalui pakan maupun air minum.
Culling merupakan pengeluaran ayam-ayam yang tidak produktif
atau yang tidak diinginkan agar tidak memberikan dampak kerugian
pada perusahaan. Culling dilakukan dengan cara mengeluarkan ayam
yang sakit, bulu rontok, cacat, jengger dan pial yang tidak normal dan
tidak produktif serta kloaka kecil. Ayam yang sudah dimasukkan di
dalam kandang karantina tidak bisa berproduksi secara normal.
Menurut Tierzucht (2012) berpendapat bahwa tujuan culling adalah
untuk mengurangi kepadatan kandang sehingga ayam yang produktif
lebih nyaman hidup di kandang, mengurangi terjadinya penularan
penyakit, efisiensi dalam penggunaan ransum dan biaya pakan, dan
penambahan dari hasil penjualan ayam afkir.
51
b. Postmortem
52
Gambar 4.34 Pembengkakan pada Sendi Lutut dan Jari Kaki (Legarreta, 2010)
Gambar 4.35 Insisi jari kaki pada kasus leg problem (Legarreta, 2010)
nest box yang menyebabkan telur rusak dan terkontaminasi bakteri, sehingga
dapat menurunkan daya tetas telur dan kualitas DOC yang dihasilkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso (2004) yang menyatakan
bahwa pengambilan telur sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak 4 kali
dalam sehari, hal ini mengurangi kemungkinan telur pecah.
Setelah telur dikoleksi, kemudian dilakukan grading oleh petugas
kandang berdasarkan ukuran dan bentuk telur. Sebelum melakukan grading
petugas kandang harus mencuci tangan dan spray tangan dengan alkohol 70%,
hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi bakteri pada telur. Grading
dilakukan ditempat kerja petugas kandang yang terletak didekat kandang.
Grading telur bertujuan untuk menyeleksi telur yang masuk kedalam kategori
telur tetas untuk menghasilkan telur dengan daya tetas tinggi dan DOC
berkualitas.
Grading telur dilakukan dengan menyeleksi telur-telur normal yag
beratnya sesuai dengan berat telur tetas yang telah ditentukan dan telur
abnormal yang tidak sesuai dengan berat telur tetas. Selain berdasarkan berat
telur, kriteria lain yang digunakan untuk menyeleksi telur tetas yaitu bentuk
telur. Grading dilakukan dengan pengamatan langsung dan dikategorikan
menjadi beberapa kriteria yaitu telur kecil, jumbo, retak atau pecah, kotor,
kerabang terlalu tipis dan abnormal. Grading telur berdasarkan usia induk
dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7. Grading Telur Tetas Berdasarkan Usia Induk
Umur Grade Berat (gram)
25-29 minggu Silver <47
30-34 minggu Gold >47-56
35 minggu keatas Silver >56
Sumber : PT Japfa Comfeed Tbk.
Kebersihan telur tetas juga harus dijaga agar bersih, tidak kotor dan tidak
terkontaminasi.
Telur yang telah selesai dilakukan grading selanjutnya diletakkan
dalam egg tray yang berbeda antara telur normal dan tidak normal. Egg tray
telur konsumsi dari depo Farm dan Egg tray telur tetas dari cooling-room farm
atau dari hatchery (untuk farm yang ada hatcherynya) sebelum dikirim ke
kandang sudah dicuci dan didipping dengan larutan desinfectan dari tempat
asalnya. Telur kemudian diberi kode kandang dan tanggal koleksi agar mudah
dalam memonitoring jumlah produksi. Telur yang masuk kategori telur tetas
di fumiigasi dengan dosis tunggal 7g KMnO4 + 14 cc formalin per m3 selama
15 menit. Fumigasi dilakukan dengan tujuan agar telur tidak membawa bibit
penyakit yang dapat mempengaruhi daya tetas telur dan kualitas DOC.
Prosedur transportasi dan sanitasi telur tetas dan telur konsumsi,
sebagai berikut :
a. Pengiriman telur dari kandang
Koleksi telur di kandang menggunakan egg tray khusus kandang yaitu
egg tray berwarna putih, Egg tray tersebut tidak boleh dipakai untuk
mengirim telur keluar kandang. Setelah selesai koleksi telur, kemudian
dilakukan grading telur dan untuk telur tetas menggunakan egg tray
hatchery sedangkan telur abnormal (konsumsi) menggunakan egg tray
kertas. Telur hasil grading difumigasi selama 20 menit menggunakan
kombinasi forcent dan formaldehid dengan perbandingan 1:2 (Gambar
4.36). Telur tetas dikirim ke cooling room farm untuk selanjutnya dikirim
ke hatchery (Gambar 4.38), sedangkan telur konsumsi dikirim ke depo
farm.
62
untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan ditambah bak air untuk
menjaga kelembaban ruangan.
5.2 Saran
Pengontrolan tempat air minum (bell drinker dan nipple drinker) supaya
lebih diperhatikan, karena apabila bell drinker tumpah atau nipple drinker
menetes secara terus menerus, maka akan mengakibatkan slat menjadi
basah. Hal ini akan menyebabkan faktor predisposisi dari leg problem.
Pembasmian hama seperti tikus, lalat, dan frengky juga harus lebih
ditingkatkan, karena masih terlihat adanya tikus dalam beberapa kandang
yang dapat membawa agen penyakit ke dalam kandang.
66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
69
Usia (%)
24 <5
25 5,6
26 22,1
27 52,7
28 74,4
29 83,6
30 87,4
31 88,3
32 87,7
33 86,5
34 85,4
35 84,3
36 83,3
37 82,2
38 81,0
39 80,0
40 79,0
41 77,9
42 76,8
43 75,7
44 74,7
45 73,6
46 72,6
47 71,4
48 70,4
49 69,2
50 68,2
70
51 67,0
52 66,0
53 64,9
54 63,9
55 62,7
56 61,6
57 60,6
58 59,5
59 58,4
60 57,3
61 56,2
62 55,2
63 54,0
64 53,0
65 52,0
Sumber : PT. Japfa Comfeed Tbk.
71
- Pada ayam usia 2 minggu keatas sudah ada yang membantu memegang
ayam.
- Tangan memegang badan ayam, posisi ayam tegak menghadap kearah
tangan kanan vaksinator.
- Telunjuk jari kanan vaksinator berfungsi untuk membuka mulut,
sedangkan ibu jari dan telunjuk jari tangan kiri menahan mulut supaya
tetap membuka.
- Masukkan ujung injektor yang sudah dipasang pentil kedalam rongga
mulut, posisi ujung pentil pada kerongkongan, tidak hanya dicekokkan
dimulut.
5. Vaksin wing-web ( Fowl Pox ) :
Cara melarutkan vaksin sebagai berikut :
- Ambil diluent vaksin secukupnya ( +/- 2 cc ) dengan menggunakan spuit
plastik 5 cc yang steril, masukkan jarum melalui tutup karet pada botol
vaksin, kemudian tekan supaya diluent masuk ke dalam botol vaksin,
dan digoyang-goyang sampai vaksin larut.
- Kemudian buka tutup botol vaksin yang sudah dilarutkan dengan
diluent.
- Bilas botol vaksin dengan diluent, sampai vaksinnya habis.
- Lakukan penggoyangan botol supaya larutan menjadi sempurna. Jangan
melakukan pengocokan terlalu keras karena akan merusak vaksin.
- Vaksin yang sudah dilarutkan harus sudah habis dalam waktu 30 menit.
- Untuk melakukan aplikasi vaksin gunakan botol vaksin, jangan
menggunakan botol diluent karena diameternya lebih besar sehingga
alat aplikasi tidak bisa tercelup dengan sempurna.
Pada waktu melakukan vaksinasi supaya ada yang membantu memegang
ayamnya, sehingga vaksinasi bisa tepat.
Level vaksin didalam botol selalu dimonitor, usahakan lubang alat tusuk
selalu tercelup larutan vaksin.
6. Vaksin MG :
Cara melarutkan vaksin MG :
- Siapkan baskom yang berisi +/- 5 liter air dengan temperatur ± 35°
76
1. Vaksin live
Lebarkan permukaan tutup pada botol diluent dengan cara mengambil
lapisan dalam tutup alluminiumnya dengan menggunakan pinset. Jepit
alluminium dengan pinset dan gulung perlahan-lahan sampai permukaan
tutup karet kelihatan lebar.
Ambil diluent vaksin secukupnya dengan menggunakan spuit plastik 5 cc,
masukkan jarum melalui tutup karet pada botol vaksin, kemudian tekan
supaya diluent masuk ke dalam botol vaksin, dan digoyang-goyang sampai
vaksin larut.
Vaksin yang sudah larut diambil dengan spuit plastik dan dipindahkan
kedalam diluent. Bilas botol vaksin dengan diluent vaksin yang diambil
dengan spuit plastik beberapa kali sampai vaksin sudah larut semuanya.
Bekas botol vaksin dibuang kedalam ember yang berisi larutan kimia.
Lakukan pengocokan seperti angka delapan botol supaya larutan menjadi
sempurna. Jangan melakukan pengocokan terlalu keras karena akan
merusak vaksin.
Jarum spuit plastik tidak boleh dipegang-pegang pada waktu melakukan
pengenceran vaksin, karena akan tercemar. Setelah selesai pencampuran,
jarum spuit ditutup kembali dan disimpan pada kotak stenlis steel.
Botol diluent yang sudah berisi vaksin dimasukkan kedalam penggantung
botol vaksin.
Ujung selang infuse siap dimasukkan, satu botol vaksin menggunakan 2
injektor (2 selang infuse)
2. Mempersiapkan vaksin Killed :
Ambil vaksin dari dalam cooler box.
Buka tutup botol ( alluminium ) bagian luar sehingga tutup botol yang
terbuat dari karet kelihatan.
Masukkan kedalam tempat penggantung botol vaksin atau kaitkan
penggantung vaksin yang terdapat pada bagian bawah botol vaksin dengan
78
kabel single.
Bersihkan tutup karet dengan kapas dan alkohol, sebelum ujung selang
infuse dimasukkan.
Satu botol vaksin killed menggunakan satu injektor (1 selang infuse).
Jangan menggunakan 2 injektor, karena akan terlalu sering mengganti botol
vaksin yang mengakibatkan kontaminasi pada ujung selang infuse.
3. Mempersiapkan injektor dan selang infuse :
Selang infuse dikeluarkan dari dalam bungkusnya setelah vaksin killed
dikeluarkan dari dalam cooler box atau vaksin Live (Reo) selesai dilarutkan.
Lepaskan jarum yang terpasang pada selang infuse dengan cara menarik
jarum dari pentilnya atau memotong pentil dengan gunting steril, tergantung
dari jenis selang infusnya, sehingga pentil bisa untuk memasukkan konektor
injektor.
Jangan memotong pentil dengan cutter atau pisau yang tidak steril.
Keluarkan injektor dari dalam pembungkusnya (alluminium foil),
masukkan konektor injektor kedalam pentil infuse.
Masukkan ujung infuse yang lainnya pada botol vaksin yang sebelumnya
tutupnya sudah dibersihkan dengan kapas dan alkohol.
79
16. Keluarkan gas yang masih ada di dalam presto dengan cara menarik tutup
pressure-control.
17. Buka segera tutup panci, ambil spuit dan diletakkan kedalam tray stainles
steel atau tray plastik, kemudian diletakkan diatas almari kaca.
18. Setelah dingin, masukkan kedalam almari kaca.
19. Tempat jarum-bekas dicuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air
dingin, dikeringkan dengan kain bersih, dispray dengan alkohol , kemudian
disimpan di dalam almari.
20. Thermos, cooler-box, box plastik, penggantung botol dan peralatan lainnya
supaya dicuci dengan sabun, dibilas dengan air, dikeringkan dengan kain
bersih, dispray dengan alkohol, kemudian disimpan dalam rak peralatan
vaksin.
81
43 V V V V V
mingg
u
48 GP GP
mingg
u
53 V GP V V
mingg
u
58 GP GP
mingg
u
63 V V
mingg
u