Sunteți pe pagina 1din 24

Selasa, 19 Maret 2013

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. A. Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi
satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama.
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama
dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka
tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul,


atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan


gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif
masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan
yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan


masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup
mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek
dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat (Mubarak, 2005).

1. B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan


komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,


yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2005).

1. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

1. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

1. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
1. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek


keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien


2. Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
3. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat
pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

1. Masyarakat sebagai klien


Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu
yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan


kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang


berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan
kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan
(Mubarak, 2005).

1. Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan
kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial
atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan
pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community
development) (Elisabeth, 2007).

1. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri
terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat


digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal
ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan
keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).

1. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada


masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

1. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat
pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

1. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan.

1. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

1. PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF NURSING CARE)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

1. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)


Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

1. Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

1. Sebagai pembela (Client Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang
ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang
lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).

1. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

1. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

1. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)


Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

1. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

1. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2005).

1. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan
masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah,
menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji
sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing
klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan


menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

1. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And


Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

1. KONSEP MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS


A. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun
kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005),
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program


Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di
bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada
Agustus 2008.

Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan
pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:

1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.


2. Mencuci tangan pakai sabun.
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4. Mengelola sampah dengan benar.
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah),
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan
ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Penyehatan air dan udara


2. Pengamanan limbah padat atau sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
1. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi
(Wawan, 2010).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi
dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan
stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit,
sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori


(Wawan, 2010), yaitu:

1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar


2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi
kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau
tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).

1. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


A. 1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:

1. Sanders Interactional Framework


Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal sebagai
model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:

1) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)

2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)

3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)

1. Kliens interactional framework


1) Masyarakat sebagai system social

a) Pola komunikasi

b) Pengambilan keputusan

c) Hubungan dengan system lain

d) Batas wilayah

2) Penduduk dan lingkungannya

a) Karakter penduduk (demografi)

b) Faktor lingkungan, biologi dan social

c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)

1. Community assessment wheel (community as client model)


Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari
masyarakat itu sendiri (community core)

1) Community core (data inti)

Aspek yang dikaji:

a) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas


b) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan

c) Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan

d) Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama

2) Phisical environment pada komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan


metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitas

3) Pelayanan kesehatan dan social

Pelayanan kesehatan :

a) Hospital

b) Praktik swasta

c) Puskesmas

d) Rumah perawatan

e) Pelayanan kesehatan khusus

f) Perawatan di rumah

g) Counseling support services

h) Pelayanan khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:

a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)

b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)

c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)

d) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan

e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan

4) Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:

a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT

@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga

% pendapatan kelas bawah

% keluarga mendapat bantuan social

% keluarga dengan kepala keluarga wanita

@rata-2 pendapatan perorangan

b) Karakteristik pekerjaan

@ status ketergantungan

JUmlah populasi secara umum (umur > 18 th)

% yg menganggur

% yg bekerja

% yg menganggur terselubung

Jumlah kelompok khusus

@ kategori yang bekerja, jml dan %

5) Keamanan transportasi

a) Keamanan

- Protection service

- Kwalitas udara, air bersih

b) Transportasi (milik pribadi/umum)

6) Politik & Government

- Jenjang pemerintahan

- Kebijakan Dep.Kes
7) Komunikasi

- Formal

- In formal

8) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)

b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas

9) Recreation

Menyangkut tempat rekreasi

Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi)


Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang
pengkajian komunitas

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).

2) Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis,


perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).

3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang


diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan
dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi,
Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

1. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

1. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).

1. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)

1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak,
2005):

1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

6) Aspek politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

1) Sesuai dengan peran perawat komunitas

2) Jumlah yang beresiko

3) Besarnya resiko

4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5) Minat masyarakat

6) Kemungkinan untuk diatasi

7) Sesuai dengan program pemerintah

8) Sumber daya tempat

9) Sumber daya waktu

10) Sumber daya dana

11) Sumber daya peralatan

12) Sumber daya manusia

1. 2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang
status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan
demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).

1. 3. Rencana Asuhan Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi
perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain


sebagai berikut:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
1. 4. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah:

1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan
berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
1. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas
kemitraan (Mubarak, 2009).

1. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2009).

1. Mampu dan mandiri


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).

1. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

1. 5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan
yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah


ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap
Diposkan oleh Ridho Ananda di 11.07
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: keperawatan

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pages
 Beranda

google_translate

Powered by Translate

LCD Text Generator at TextSpace.net

follow me

Pages - Menu
 Beranda

Labels
 filsafat keperawatan (1)
 keperawatan (4)
 PJR (1)

About Me

Ridho Ananda
Lihat profil lengkapku

JAM / HOUR
twitter
Blog Archive
 2013 (7)
o Maret (7)
 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
 Macam -Macam Gerak Macam - Macam Gerak - Otot b...
 Filsafat Keperawatan
 A.Pengertian Filsafat Filsafat berasal dari bahas...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT
JANTU...
 Etika Keperawatan
 SISTEM RANGKA MANUSIA

Blogroll

My Blog List
Labels
 filsafat keperawatan (1)
 keperawatan (4)
 PJR (1)
Blogger news

Free Calendar

Popular Posts
 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS A. Konsep Komunitas dan


Kesehatan Masyarakat Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal da...

SISTEM RANGKA MANUSIA

Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja, berlari ,


berjalan, duduk dan berdiri. Untuk melakukan kegiat...

 Filsafat Keperawatan

A.Pengertian Filsafat Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos.
Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari k...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG


REMATIK (PJR)

TINJAUAN TEORI Defenisi Penyakit jantung rematik merupakan gejala sisa dari
Demam Rematik (DR) akut yang juga merupakan penyakit pe...

(tanpa judul)

Macam - Macam Gerak Macam - Macam Gerak - Otot bekerja secara berpasangan untuk
menghasilkan gerak. Ada dua macam pasangan yang te...

Etika Keperawatan

etika * Pengertian Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar
dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”....

 (tanpa judul)

A.Pengertian Filsafat Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos.
Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari k...

pasang iklan di sini

Template Simple. Gambar template oleh gaffera. Diberdayakan oleh Blogger.

S-ar putea să vă placă și