Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Welcome to my blog, you can find about health. I hope my blog can help you.
Askep TB Paru
DOSEN PEMBIMBING:
3. SEPTIAN FATIHUL ( - )
BOJONEGORO
2011
1. DEFINISI
TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa tipe humanus
( jarang oleh tipe M. Bovinus). TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran napas bagian bawah.
Basil mikobakterium tuberculosa tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infeksion) sampai alveoli, terjadilah infeksi primer (ghon). Selanjutnya menyebar ke kelenjar getah
bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). (ilmu penyakit paru, muhammad Amin).
Tb paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang
sangat bervariasi.
2. ETIOLOGI
Penyebabnya adalah kuman mycobacterium tuberculosa. Sejenis kuman yang berbentuk batang denagn
ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm. sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid).
Lipid ini adalah yang membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan-tahan dalam
lemari es)
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah
b. Batuk darah.
Darah yang dikeluarkan tampak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.
Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip
demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta
malaise.
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciriciri
sebagai berikut :
1. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
2. Muntah darah
3. Epistaksis
a. Tuberkulosis milier
b. Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )
d. Tuberkulosis Pericarditis
g. Tuberkulosis Peritonitis
i. Tuberkulosis Iymphadenitis
k. Tuberkulosis Laringitis
l. Tuberkulosis Otitis
5. PATOFISIOLOGI
Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan
luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui
inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu sampai tiga
gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan
tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau
paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil
tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut
dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit.
Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.
6. Pathway
7. MANIFESTASI KLINIS
d. Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun (Penyakit infeksi TB paru
dan ekstra paru, Misnadiarly)
8. KOMPLIKASI
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit
2. Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam)
3. Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa cincin : pada
klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb paru
10. PENATALAKSANAAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase Lanjutan (4-7
bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin
ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.
1. Dexter JR, Wilkins RL. Tuberculosis, In : Wilkins RL, Dexter JR, Gold PM, editors. Respiratory Disease
A Case Study Approach to Patient Care , 3rd edition. Philadelphia : F. A. Davis Company, 2007 : 442-440
2. LoBue PA, Iademarco MF, Castro KG. The Epidemiology, Prevention, and Control of Tuberculosis in
the United States, In : Fishman AP, editor. Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders, 4th edition. New
York : The McGraw-Hill Companies, 2008 : 2447-2457.
3. Hachem RR. Tuberculosis, In : Shifren A, Lin TL, Goodenberger DM, editors. Washington Manual
Pulmonary Medicine Subspecialty Consult, 1st edition. Washington : Lippincott Williams & Wilkins,
2006 : 91-97
4. Leitch AG. Tuberculosis : Pathogenesis, Epidemiology and Prevention, In : Seaton A, Seaton D, Leitch
AG, editors. Crofton and Douglas’s Respiratory Diseases, 5th edition, volume 1. London : Blackwell
Science Ltd, 2000 : 485-500
5. World Health Organization : Global tuberculosis control - surveilance, planning, financing. WHO
report 2006. Available from http://www.who.int/globalatlas/dataQuery/default.asp
6. World Health Organisation. Global Tuberculosis Control – Epidemiology, Strategy, Financing. Geneva :
WHO 2007.
ASUHAN KEPERAWATAN
“TB PARU”
Di Ruang : SAKURA
No RM : 533267
IDENTITAS
Pasien Penanggung Jawab Pasien
Umur : 34 th 42 th
Pendidikan : SD SMP
PENGKAJIAN
A.RIWAYAT KESEHATAN
2. Keluhan Utama .
Px mengatakan sesak.
Px mengatakan 3 bulan batuk disertai sesak dan pernah menjalani pengobatan di puskesmas jenu
kemudian di bawah ke rsud dr. Koesma dan sebelumnya sudah pernah menderita penyakit seperti yang
di deritanya saat ini.
Px mengatakan tidak ada keluaraga px yang menderita penyakit seperti yang di deritanya seperti
sekarang.
Genogram :
Keterangan :
= Pasien
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis Perkawinan
= Garis keturunan
= Tinggal serumah
· Psikologi.
· Spiritual
- RS : Px tidak melaksanakn sholat 5 waktu karena badannya masih lemah dan hanya dapat
berdo’a agar cepat sembuh dari penyakit yang diderita sekarang.
- Rumah : Px makan 3x sehari dan habis 1 porsi dengan menu sayur, nasi, dan lauk-pauk serta tidak
ada pantangan, pasien minum 5-6 gelas air dalam 24 jam/hari 1200 liter.
- RS : Px hnx menghabiskan ½ porsi makan dari jatah rumah sakit karena nafsu makan menurun
dan px merasa sesak, px minim habis 4 gelas/hari ± 800 liter dan mendapat terapi infus D5 drip amino 21
tetes.
- Rumah : Px mengatakan pernah menjadi TKW dan pulang kerumah sebagai IRT, biasanya px di
rumah melakukan aktivitas seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah sebelum akhirnya
masuk rumah sakit.
- RS :
ADL
Keterangan
Makan/Minum
0 : mandiri
Toileting
√
Berpakaian
Berpindah
√
4 : tergantung total
Ambulasi
· Pola Istirahat
- Rumah : Px tidur ± 7-8 jam/hari dari jam 21.00-05.00 WIB dan sebelum tidur px mempunyai
kebiasaan menonton TV dan minum susu.
- RS : Px tidur ± 5-6 jam/hari dari jam 23.00-05.00 WIB, terbangun jika px merasa haus dan
mendengar suara keluarga px lain.
· Pola Eliminasi
- RS : Px hanya disibin 1x/hari pagi mengganti pakaian 2 hari sekali, belum kramas dan gosok
gigi.
· Pola Seksualitas
- Rumah : Px biasanya melakukan hubungan seksual 2x dalam seminggu dan tidak pernah
mengalami gangguan seksual.
- RS : Px tidak pernah melakukan hubungan seksual, karena keadaan yang tidak memungkinkan.
9. Pola Nilai Keyakinan
Px dan keluarga mengatakan menganut agama islam dan mempunyai keyakinan bahwa penyakitnya
adalah cobaan dari tuhan.
- Rumah : Px biasanya menyelesaikan masalah dengan anak & istrinya dengan musyawarah
- Rumah : Px menganggap sembuh atau tidak nya penyakit sudah ada yang mengatur
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Umum
BB : 42 kg TB : 165 cm
2. Kepala
Inspeksi : pertumbuhan rambut merata, bentuk kepala simetris, rambut tidak beruban, kulit kepala
kotor.
3. Mata
Inspeksi : kedua mata tampak simetris, konjungtiva merah muda, anemis(-), pupil dapat merangsang
cahaya, sklera putih jernih, kulit di sekitar mata kehitaman.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah mata, bulu mata bersih dan tidak mudah rontok.
4. Hidung
Inspeksi : kebersihan (+), tidak ada selaput lendir, terpasang O2 kanul sebanyak 2 liter/menit, tampak
simetris, mukosa hidung kemerahan, tidak ada tanda peradangan.
5. Telinga
6. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, ada gigi yang berlubang, tidak ada
pembesaran tonsil.
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tulang leher tampak simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak ada keluhan nyeri telan.
8. Thorax
Paru – Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, terdapat penariakan interkosta saat inspirasi, jumlah 32x/menit.
Palpasi : saat vocal fremitus teraba sama pada semua lapang paru,
+ +
+ +
Auskultasi : Terdengar suara tambahan seperti ronchi dan wheezing pada setiap lobus paru
+
+
+
Jantung
Inspeksi : teraba pulsas(denyutan) pada daerah iktus cordis pada ICS 4 dan 5.
Perkusi : batas jantung : kanan ICS II LS (dextra), jantung kiri atas intra klavikula sternum II LS (sinistra),
jantung kanan bawah ICS IV (sinistra), jantung kiri bawah ICS V midklavikula sinistra.
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, dinding perut lebih datar.
10. Integumen
Inspeksi : kulit tampak kotor, tidak ada lesi, tidak sianosis, ikteres.
5 5
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Terapi Medik
Obat
Dosis harian
(mg/kgbb/hari)
Dosis 2x/minggu
(mg/kgbb/hari)
Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari)
INH
Rifampisin
Pirazinamid
15-40 (maks. 2 g)
50-70 (maks. 4 g)
15-30 (maks. 3 g)
Etambutol
Streptomisin
15-40 (maks. 1 g)
ANALISA DATA
Umur : 34 th
No RM : 533267
No
Penyebab
Masalah
TTV:
TD : 110/60 mmHg
RR : 32x/menit
S : 38,4oC
N : 120x/menit
Mycobacterium TB
wheezing
TTV:
TD : 110/60 mmHg
RR : 32x/menit
S : 38,4oC
N : 120x/menit
Gangguan termoregulasi
Panas
Sesak
Ancaman kematian
Ansietas
Cemas
Mual/muntah
Anoreksia
Intake in adekuat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Umur : 34 th
No RM : 533267
No
Dx. Kep
Hari/tanggal
Diagnosa Keperawatan
.Rabu
28/04/2010
Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sputum yang ditandai dengan:
- RR = 32x/menit
- S = 38o C
- N = 120x/menit
II
Rabu
28/04/2010
Gangguan Peningkatan suhu tubuh b/d eksotoksin kuman pada saluran nafas dan paru yang ditandai
dengan:
- mukosa kering
- RR = 32x/menit
- S = 38,4o C
- N = 120x/menit
III
Rabu
28/04/2010
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake in adekuat yang ditandai dengan:
- RR = 32x/menit
- S = 38,4o C
- N = 120x/menit
RENCANA KEPERAWATAN
Umur : 34 th
No RM : 533267
No
No Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
I
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 1-2 jam bersihan nafas pasien menjadi efektif.
KH :
- Bronkodilator
- Antitusif
- kostikosterid
II
Selama dilakukan tindakan keperawatan ± 2 jam suhu tubuh dapat kembali normal.
KH :
- Mukosa lembab.
- S : 36,5 – 37,5
1. Observasi TTV.
3
III
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ± 2x24 jam gangguan pemenuhan nutrisi tubuh dapat
terpenuhi.
KH :
- BB bertambah.
- S = 36,5o C-37,5oC
- N = 80x/menit
4. Selidiki anoreksia/mual-muntah.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Umur : 34 th
No RM : 533267
No
Hari/tanggal
Jam
Implementasi
Respon pasien
Rabu
28-04-2010
08.00
- Bronkodilator
- Antitusif
- kortikosteroid
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Rabu
28-04-2010
08.00
1. Mengobservasi TTV
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Rabu
28-04-2010
08.00
Pasien
kooperatif
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 34 th
No RM : 533267
No
Dx. Kep
Hari/Tanggal
EVALUASI
Rabu
28-04-2010
II
Rabu
28-04-2010
P : rencana dihentikan
III
Rabu
28-04-2010
Kamis
29-04-2010
III
Kamis
29-04-2010
Kamis
29-04-2010
A : masalah teratasi
P : rencana dihentikan
III
Kamis
29-04-2010
EVALUASI HASIL
Umur : 34 th
No RM : 533267
No
Dx. Kep
Hari/Tanggal
EVALUASI
Kamis
29-04-2010
Bersihan jalan nafas pasien menjadi efektif yang ditandai dengan tidak batuk, wheezing (-), sputum
(-),masalah teratasi, rencana dihentikan.
II
Kamis
29-04-2010
Peningkatan suhu tubuh sudah kembali normal yang ditandai dengan suhu tubuh pasien 36,5oC.
Masalah teratasi , rencana dihentikan.
3
II
Kamis
29-04-2010
Kebutuhan nutrisi pasien belum tercukupi ditandai dengan pasien tampak lemas, BB: 42 Kg. Masalah
teratasi sebagian, rencana di lanjutkan.
Berbagi
Posting Komentar
Beranda