Sunteți pe pagina 1din 36

Waluyo Kesehatan

Welcome to my blog, you can find about health. I hope my blog can help you.

Minggu, 16 Oktober 2011

Askep TB Paru

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KASUS TB PARU

DOSEN PEMBIMBING:

AFIDAH SETYOWATI, S.kep.Ners


DISUSUN OLEH KELOMPOK 11:

1. M. BUDI WALUYO (1014032)

2. ZULFA ISTIQOMAH (1014064)

3. SEPTIAN FATIHUL ( - )

4. IMAM TAUFIQ (1014027)

PRODI S-1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES INSAN CENDEKIA HUSADA

BOJONEGORO
2011

LAPORAN PENDAHULUAN TB PARU

1. DEFINISI

TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa tipe humanus
( jarang oleh tipe M. Bovinus). TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran napas bagian bawah.
Basil mikobakterium tuberculosa tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet
infeksion) sampai alveoli, terjadilah infeksi primer (ghon). Selanjutnya menyebar ke kelenjar getah
bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). (ilmu penyakit paru, muhammad Amin).

Tb paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang
sangat bervariasi.

2. ETIOLOGI

Penyebabnya adalah kuman mycobacterium tuberculosa. Sejenis kuman yang berbentuk batang denagn
ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm. sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid).
Lipid ini adalah yang membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik

Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan-tahan dalam
lemari es)

3. Tanda dan Gejala:

1. Gejala respiratorik, meliputi:

a. Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.

Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah

ada kerusakan jaringan.

b. Batuk darah.
Darah yang dikeluarkan tampak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau

bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.

Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah

tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c. Sesak napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal

yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

d. Nyeri dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila

sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala sistemik, meliputi:

a. Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip

demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang

masa bebas serangan makin pendek.

b. Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta

malaise.

Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi

penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul

menyerupai gejala pneumonia..

Gejala klinis Haemoptoe:

Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciriciri

sebagai berikut :

1. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan

b. Darah berbuih bercampur udara

c. Darah segar berwarna merah muda

d. Darah bersifat alkalis

e. Anemia kadang-kadang terjadi

f. Benzidin test negatif

2. Muntah darah

a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual

b. Darah bercampur sisa makanan

c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung

d. Darah bersifat asam

e. Anemia seriang terjadi

f. Benzidin test positif

3. Epistaksis

a. Darah menetes dari hidung

b. Batuk pelan kadang keluar

c. Darah berwarna merah segar

d. Darah bersifat alkalis

e. Anemia jarang terjadi

4. KLASIFIKASI PENYAKIT TBC

Penyakit tuberkulosis ( TBC ) terdiri atas 2 golongan besar,yaitu :

1. TB paru ( TB pada organ patu-paru )

2. TB ekstra paru (TB pada organ tubuh selain paru )

a. Tuberkulosis milier
b. Tuberkulosis sistem saraf pusat ( TB neningitis )

c. Tuberkulosis empyem dan Bronchopleural fistula

d. Tuberkulosis Pericarditis

e. Tuberkulosis Skelet / Tulang

f. Tuberkulosis Benitourinary / Saluran Kemih

g. Tuberkulosis Peritonitis

h. Tuberkulosis Gastriontestinal (Organ Cerna)

i. Tuberkulosis Iymphadenitis

j. Tuberkulosis Catan / Kulit

k. Tuberkulosis Laringitis

l. Tuberkulosis Otitis

5. PATOFISIOLOGI

Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan
luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu melalui
inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu sampai tiga
gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus dan
tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atau
paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas lobus bawah. Basil
tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut
dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala
pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh denagn sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit.
Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.

6. Pathway
7. MANIFESTASI KLINIS

a. Batuk disertai dahak lebih dari 3 minggu

b. Sesak napas dan nyeri dada

c. Badan lemah, kurang enak badan

d. Berkeringat pada malam hari walau tanpa kegiatan berat badan menurun (Penyakit infeksi TB paru
dan ekstra paru, Misnadiarly)

8. KOMPLIKASI

1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial


2. Pleuritis tuberkulosa

3. Efusi pleura

4. Tuberkulosa milier

5. Meningitis tuberkulosa

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kultur Sputum adalah Mikobakterium Tuberkulosis Positif pada tahap akhir penyakit

2. Tes Tuberkalin adalah Mantolix test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam)

3. Poto Thorak adalah Infiltrasi lesi awal pada area paru atas : pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas : pada kavitas bayangan, berupa cincin : pada
klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

4. Bronchografi adalah untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena Tb paru

5. Darah adalah peningkatan leukosit dan laju Endap darah (LED)

6. Spirometri adalah Penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun

10. PENATALAKSANAAN

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase Lanjutan (4-7
bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin
ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.

11. DAFTAR PUSTAKA

1. Dexter JR, Wilkins RL. Tuberculosis, In : Wilkins RL, Dexter JR, Gold PM, editors. Respiratory Disease
A Case Study Approach to Patient Care , 3rd edition. Philadelphia : F. A. Davis Company, 2007 : 442-440

2. LoBue PA, Iademarco MF, Castro KG. The Epidemiology, Prevention, and Control of Tuberculosis in
the United States, In : Fishman AP, editor. Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders, 4th edition. New
York : The McGraw-Hill Companies, 2008 : 2447-2457.
3. Hachem RR. Tuberculosis, In : Shifren A, Lin TL, Goodenberger DM, editors. Washington Manual
Pulmonary Medicine Subspecialty Consult, 1st edition. Washington : Lippincott Williams & Wilkins,
2006 : 91-97

4. Leitch AG. Tuberculosis : Pathogenesis, Epidemiology and Prevention, In : Seaton A, Seaton D, Leitch
AG, editors. Crofton and Douglas’s Respiratory Diseases, 5th edition, volume 1. London : Blackwell
Science Ltd, 2000 : 485-500

5. World Health Organization : Global tuberculosis control - surveilance, planning, financing. WHO
report 2006. Available from http://www.who.int/globalatlas/dataQuery/default.asp

6. World Health Organisation. Global Tuberculosis Control – Epidemiology, Strategy, Financing. Geneva :
WHO 2007.

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN MASALAH

“TB PARU”

Di Ruang : SAKURA

Tgl Masuk : 27 April 2010

Jam : 09.00 WIB

No RM : 533267

IDENTITAS
Pasien Penanggung Jawab Pasien

Nama : Ny.S Tn. A

Umur : 34 th 42 th

Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SD SMP

Alamat : Desa Mentoso,Jenu,Tuban Ds. Mentoso,Jenu,Tuban

Status Pernikahan : Kawin Kawin

Diagnosis Medis : TB Paru

PENGKAJIAN

Tgl : 28 April 2010

Jam : 08.00 WIB

A.RIWAYAT KESEHATAN

1. Alasan Utama Datang Ke RS.

Px mengatakan batuk berdahak selama 3 bulan, sesak nafas.

2. Keluhan Utama .

Px mengatakan sesak.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang.


Px mengatakan sesak nafas, batuk disertai sputum, keluar keringat dingin pada malam hari, nafsu makan
menurun dan panas, kemudian pasien masuk ke rs di IRD pada tanggal 27-04-2010 dan di tempatkan di
ruangan dahlia dengan tangan sebelah kiri di pasang infus d 5 drip amiono 2 tetes.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu .

Px mengatakan 3 bulan batuk disertai sesak dan pernah menjalani pengobatan di puskesmas jenu
kemudian di bawah ke rsud dr. Koesma dan sebelumnya sudah pernah menderita penyakit seperti yang
di deritanya saat ini.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Px mengatakan tidak ada keluaraga px yang menderita penyakit seperti yang di deritanya seperti
sekarang.

Genogram :

Keterangan :

= Pasien

= Laki-laki
= Perempuan

= Garis Perkawinan

= Garis keturunan

= Tinggal serumah

B. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Riwayat psikologi dan spiritual

· Psikologi.

- Rumah : Hubungan px dengan keluarga, tetangga dan masyarakat sekitarnya baik.

- RS : Px berhubungan baik dengan keluarga yang mendampinginya Tetapi kurang tanggap


terhadap informasi yang di berikan.

· Spiritual

- Rumah : Px beragama islam, rutin menjalankan sholat 5 waktu.

- RS : Px tidak melaksanakn sholat 5 waktu karena badannya masih lemah dan hanya dapat
berdo’a agar cepat sembuh dari penyakit yang diderita sekarang.

2. Pola aktivitas sehari-hari.


· Pola Nutrisi

- Rumah : Px makan 3x sehari dan habis 1 porsi dengan menu sayur, nasi, dan lauk-pauk serta tidak
ada pantangan, pasien minum 5-6 gelas air dalam 24 jam/hari 1200 liter.

- RS : Px hnx menghabiskan ½ porsi makan dari jatah rumah sakit karena nafsu makan menurun
dan px merasa sesak, px minim habis 4 gelas/hari ± 800 liter dan mendapat terapi infus D5 drip amino 21
tetes.

· Aktifitas kerja dan Latihan

- Rumah : Px mengatakan pernah menjadi TKW dan pulang kerumah sebagai IRT, biasanya px di
rumah melakukan aktivitas seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah sebelum akhirnya
masuk rumah sakit.

- RS :

ADL

Keterangan

Makan/Minum

0 : mandiri

Toileting

1 : dengan alat Bantu

Berpakaian

2 : dibantu orang lain

Mobilisasi Dari Tempat Tidur

3 : dibantu orang lain dengan alat

Berpindah


4 : tergantung total

Ambulasi

· Pola Istirahat

- Rumah : Px tidur ± 7-8 jam/hari dari jam 21.00-05.00 WIB dan sebelum tidur px mempunyai
kebiasaan menonton TV dan minum susu.

- RS : Px tidur ± 5-6 jam/hari dari jam 23.00-05.00 WIB, terbangun jika px merasa haus dan
mendengar suara keluarga px lain.

· Pola Eliminasi

- Rumah : - Px mengatakan BAB 2x sehari, dan BAK 3-4x sehari.

- RS : - Px mengatakan BAB 1x sehari, BAK 3x sehari.

· Pola kebersihan diri

- Rumah : Px mandi gosok gigi 2x/hari dan kramas 3 hari sekali.

- RS : Px hanya disibin 1x/hari pagi mengganti pakaian 2 hari sekali, belum kramas dan gosok
gigi.

· Pola Seksualitas

- Rumah : Px biasanya melakukan hubungan seksual 2x dalam seminggu dan tidak pernah
mengalami gangguan seksual.

- RS : Px tidak pernah melakukan hubungan seksual, karena keadaan yang tidak memungkinkan.
9. Pola Nilai Keyakinan

Px dan keluarga mengatakan menganut agama islam dan mempunyai keyakinan bahwa penyakitnya
adalah cobaan dari tuhan.

10. Manajemen Koping

- Rumah : Px biasanya menyelesaikan masalah dengan anak & istrinya dengan musyawarah

- RS : masalah diselesaikan oleh keluarga.

11. Kognitif Perceptual

- Rumah : Px menganggap sembuh atau tidak nya penyakit sudah ada yang mengatur

- RS : Px cemas terhadap penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Umum

KU : Px tampak lemah, gelisah, tegang.

Kesadaran : Compos metis. GCS : 4-5-6

BB : 42 kg TB : 165 cm

TD : 110/60 mmhg. N : 110 x/mnt RR : 32 x/mnt t : 38,4o C

2. Kepala

Inspeksi : pertumbuhan rambut merata, bentuk kepala simetris, rambut tidak beruban, kulit kepala
kotor.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala.

3. Mata

Inspeksi : kedua mata tampak simetris, konjungtiva merah muda, anemis(-), pupil dapat merangsang
cahaya, sklera putih jernih, kulit di sekitar mata kehitaman.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah mata, bulu mata bersih dan tidak mudah rontok.
4. Hidung

Inspeksi : kebersihan (+), tidak ada selaput lendir, terpasang O2 kanul sebanyak 2 liter/menit, tampak
simetris, mukosa hidung kemerahan, tidak ada tanda peradangan.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

5. Telinga

Inspeksi : tidak terdapat serumen, kedua telinga tampak simetris.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

6. Mulut

Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, ada gigi yang berlubang, tidak ada
pembesaran tonsil.

7. Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tulang leher tampak simetris.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher, tidak ada keluhan nyeri telan.

8. Thorax

Paru – Paru

Inspeksi : bentuk dada simetris, terdapat penariakan interkosta saat inspirasi, jumlah 32x/menit.

Palpasi : saat vocal fremitus teraba sama pada semua lapang paru,

Tidak ada nyeri tekan, + +

Tidak ada nyeri tekan + +

Perkusi : terdapat suara sonor

+ +

+ +

Auskultasi : Terdengar suara tambahan seperti ronchi dan wheezing pada setiap lobus paru
+

+
+

Jantung

Inspeksi : teraba pulsas(denyutan) pada daerah iktus cordis pada ICS 4 dan 5.

Palpasi : terasa getaran apke jantung dengan menggunakan 4 telapak jari.

Perkusi : batas jantung : kanan ICS II LS (dextra), jantung kiri atas intra klavikula sternum II LS (sinistra),
jantung kanan bawah ICS IV (sinistra), jantung kiri bawah ICS V midklavikula sinistra.

Auskultasi : terdengar suara lup dup

9. Abdomen

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, dinding perut lebih datar.

Auskultasi : terdengar peristaltik usus 15x/menit.

Perkusi : terdengar suara timpany.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor baik.

10. Integumen

Inspeksi : kulit tampak kotor, tidak ada lesi, tidak sianosis, ikteres.

Palpasi : turgor kulit baik, teraba panas.

11. Muskuloskeletal : tidak terdapat fraktur di bagian tubuh manapun 5 5

5 5

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

- Pada pemeriksaan mikroskopis dahak ditemukan BTA +.

2. Pemeriksaan Radiologi

- Ditemukan tanda-tanda lendir di bagian atas paru ( infiltrat ).


- Corakan vaskuler meningkat disekitar bronchus.

- Kadang-kadang ditemukan rongga pada alveolus paru ( cavitas ).

3. Terapi Medik

Dosis obat antituberkulosis

Obat

Dosis harian

(mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu

(mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu

(mg/kgbb/hari)

INH

5-15 (maks 300 mg)

15-40 (maks. 900 mg)

15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin

10-20 (maks. 600 mg)

10-20 (maks. 600 mg)

15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid

15-40 (maks. 2 g)

50-70 (maks. 4 g)

15-30 (maks. 3 g)

Etambutol

15-25 (maks. 2,5 g)


50 (maks. 2,5 g)

15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin

15-40 (maks. 1 g)

25-40 (maks. 1,5 g)

25-40 (maks. 1,5 g)

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 34 th

No RM : 533267

No

Data Subjektif/Data Objektif

Penyebab

Masalah

Ds : Pasien mengatakan sesak

Do : Terdengar suara tambahan whezing px tampak lemas terdapat penarikan intercosta.

TTV:

TD : 110/60 mmHg

RR : 32x/menit
S : 38,4oC

N : 120x/menit

Mycobacterium TB

Infeksi saluran nafas

Filtrasi sel radang

Penumpukan sputum pada saluran nafas

Penyempitan lumen indo bronkus

wheezing

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Ds : Pasien mengatakan badan terasa panas

Do : pasien tampak lemah, kulit teraba panas, mukosa kering.

TTV:

TD : 110/60 mmHg

RR : 32x/menit
S : 38,4oC

N : 120x/menit

Infeksi saluran nafas

Filtrasi sel radang

Gangguan termoregulasi

Panas

Peningkatan suhu tubuh

Ds : Pasien mengatakan nafsu makan menurun.

Do : pasien tampak lemah, bibir tampak kering.

Sesak

Perubahan status kesehatan

Ancaman kematian
Ansietas

Cemas

Peningkatan asam lambung

Mual/muntah

Anoreksia

Intake in adekuat

Gangguan pemenuhan nutrisi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.S

Umur : 34 th

No RM : 533267
No

Dx. Kep

Hari/tanggal

Diagnosa Keperawatan

.Rabu

28/04/2010

Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sputum yang ditandai dengan:

- Pasien mengatakan sesak.

- Terdengar suara tambahan wheezing.

- Pasien tampak lemas.

- Terdapat penarikan intercosta.

- Pasien terpasang kanul O2

- TTV : - TD = 110/60 mmHg

- RR = 32x/menit

- S = 38o C

- N = 120x/menit

II

Rabu
28/04/2010

Gangguan Peningkatan suhu tubuh b/d eksotoksin kuman pada saluran nafas dan paru yang ditandai
dengan:

- pasien mengatakan badan terasa panas

- pasien tampak lemas,

- kulit teraba panas

- mukosa kering

- TTV : - TD = 110/60 mmHg

- RR = 32x/menit

- S = 38,4o C

- N = 120x/menit

III

Rabu

28/04/2010

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake in adekuat yang ditandai dengan:

- pasien mengatakan nafsu makan menurun

- Pasien tampak lemah

- Bibir tampak kering

- Pasien habis ½ porsi makan

- TTV : - TD = 110/60 mmHg

- RR = 32x/menit

- S = 38,4o C

- N = 120x/menit
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 34 th

No RM : 533267

No

No Dx

Tujuan

Intervensi

Rasional

I
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ± 1-2 jam bersihan nafas pasien menjadi efektif.

KH :

- Tidak terpasang kanul O2

- Tidak terdapat otot intercosta

1. Observasi fungsi pernafasan pasien.

2. Atur posisi pasien dengan semi fowler.

3. Kaji suara nafas.

4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat :

- Bronkodilator

- Antitusif

- kostikosterid

5. Ajarkan pasien untuk batuk efektif dengan teknik clumbing.


1. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis.

2. Mengurangi penekanan pada difragma.

3. Wheezing menunjukan adanya penyempitan jalan nafas.

4. Untuk menentukan obat-obat sesuai dengan kondisi pasien.

5. Membantu untuk mengeluarkan sputum/sekret.

II

Selama dilakukan tindakan keperawatan ± 2 jam suhu tubuh dapat kembali normal.

KH :

- Pasien tampak segar.

- Kulit teraba hangat.

- Mukosa lembab.

- S : 36,5 – 37,5

1. Observasi TTV.

2. Anjurkan pasien banyak minum air putih.

3. Kurangi aktivitas fisik.

4. Kompres dingin pada daerah lipatan paha/ketiak.

5. Kolaborasi dengan tim medik pemberian antipiretik.

1. Mengetahui perkeembangan pasien.

2. Agar dapat berkeringat dan penguapan lebih cepat.

3. Aktivitas berlebih dapat meningkatkan suhu tubuh.

4. Pada daerah tersebut akan mempercepat penurunan suhu.

5. Membantu terapi yang tepat.

3
III

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ± 2x24 jam gangguan pemenuhan nutrisi tubuh dapat
terpenuhi.

KH :

- Pasien habis 1 porsi makan makanan yang disediakan RS.

- Pasien tampak segar.

- BB bertambah.

- Nafsu makan meningkat.

- TTV : - TD = 120/80 mmHg

- S = 36,5o C-37,5oC

- N = 80x/menit

1. Beri penjelasan pasien tentang kebutuhan nutrisi bagi tubuh.

2. Hidangkan makanan selagi hangat.

3. Dorong makan sedikit tapi sering.

4. Selidiki anoreksia/mual-muntah.

1. Agar pasien mengerti kebutuhan nutrisi bagi tubuh.

2. Merangsang nafsu makan.

3. Memaksimalkan masukan nutrisi bagi tubuh.

4. Dapat mempengaruhi pilihan diet.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 34 th
No RM : 533267

No

Hari/tanggal

Jam

Implementasi

Respon pasien

Rabu

28-04-2010

08.00

1. Mengobservasi fungsi pernafasan pasien

2. Mengatur posisi pasien dengan semi fowler

3. Mengkaji suara nafas

4. Memberikan hasil kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat :

- Bronkodilator

- Antitusif

- kortikosteroid

5. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman

Pasien kooperatif

Pasien kooperatif

Pasien kooperatif

Pasien mengerti jenis dan dosis obat


Pasien menerima dengan baik

Rabu

28-04-2010

08.00

1. Mengobservasi TTV

2. Menganjurkan pasien banyak minum air putih

3. Mengurangi aktivitas fisik

4. Mengkompres dingin pada lipatan paha dan ketiak

5. Memberikan hasil kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik

Pasien kooperatif

Pasien menerima dengan baik

Pasien menerima dengan baik

Pasien kooperatif

Pasien mengerti jenis dan dosis obat

Rabu

28-04-2010

08.00

1. Menjelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi bagi tubuh


2. Menghidangkan makanan selagi hangat

3. Mendorong makan sedikit tapi sering

4. Menyelidiki anoreksia atau mual-muntah

Pasien mengerti penjelasan perawat

Pasien menerima dengan baik

Pasien menerima dengan baik

Pasien

kooperatif

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 34 th

No RM : 533267

No

Dx. Kep

Hari/Tanggal

EVALUASI

Rabu

28-04-2010

S : pasien mengatakan sesak berkurang


O : batuk jarang dengan sputum encer

A : masalah belum teratasi

P : rencana dilakukan no. 1,3,4

II

Rabu

28-04-2010

S : pasien mengatakan suhu tubuh menurun.

O : suhu tubuh pasien 36,5O C

A : masalah teratasi sebagian

P : rencana dihentikan

III

Rabu

28-04-2010

S : pasien mengatakan nafsu makan bertambah, pasien masih tampak lemah, BB : 42 KG

O : pasien menghabiskan ¾ porsi makan

A : masalah teratasi sebagian

P : rencana dilanjutkan no. 2,3,4,6, dan 7

Kamis

29-04-2010

S : Pasien mengatakan sesak (-)

O : batuk jarang, tidak ada sputum


A : masalah teratasi sebagian

P : rencana dilanjutkan no, 1 dan 4

III

Kamis

29-04-2010

S : pasien mengatakan nafsu makan bertambah, pasien tampak lemas dan BB : 42 KG

O : pasien habis 1 porsi makan

A : masalah belum teratasi.

P : renncana dilanjutkan no 2,3,5,dan 7.

Kamis

29-04-2010

S : pasien mengatakan sudah tidak sesak

O : pasien sudah tidak batuk, tidak ada sputum

A : masalah teratasi

P : rencana dihentikan

III

Kamis

29-04-2010

S : pasien mengatakan nafsu makan bertambah, pasien tampak lemas dan BB : 42 Kg

O : pasien habis 1 porsi makan

A : masalah teratasi sebagian


P : rencana dilanjutkan

EVALUASI HASIL

Nama Pasien : Ny. S

Umur : 34 th

No RM : 533267

No

Dx. Kep

Hari/Tanggal

EVALUASI

Kamis

29-04-2010

Bersihan jalan nafas pasien menjadi efektif yang ditandai dengan tidak batuk, wheezing (-), sputum
(-),masalah teratasi, rencana dihentikan.

II

Kamis

29-04-2010

Peningkatan suhu tubuh sudah kembali normal yang ditandai dengan suhu tubuh pasien 36,5oC.
Masalah teratasi , rencana dihentikan.
3

II

Kamis

29-04-2010

Kebutuhan nutrisi pasien belum tercukupi ditandai dengan pasien tampak lemas, BB: 42 Kg. Masalah
teratasi sebagian, rencana di lanjutkan.

Waluyo Kesehatan di 14.48.00

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

S-ar putea să vă placă și