Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
berpasangan
2. Keluarga
berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda carsinoma
Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor
jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips
2. Gejala carsinoma
Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting
eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan
yaitu:
susu, mengkerut seperti kulit jeruk dan adanya ulkus pada payudara
e. Ada perubahan pada puting susu : gatal, dan rasa seperti terbakar, erosi
lain.
D. PATOFISIOLOGI
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
dikarenakan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita
karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui,
namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya
keganasan pada mammae, yaitu:
Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone
estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi
factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana
salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel
mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya
pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae,
tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang,
menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini
dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker
mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan
adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
Genetik
- Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena
adanya “linkage genetic” autosomal dominan
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi
kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya
transformasi malignan.
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien
dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin &
kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel
dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan
proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada
jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula
terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal
menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker
yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan
yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui
saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai
di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe
regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan
kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara
hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan
paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan
panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita
kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai
kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang
melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
E. PATHWAYS
Ulkus
Infiltrasi pleura
parietale
Gg pola nafas
F. PENTAHAPAN CA MAMMAE
Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan
pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting
karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan
pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa
pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan
penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada,
pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak
diberdayakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang
mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti
adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T)
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
- Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
- Metastas jauh (M) :
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
b. LED
2. Test diagnostik :
a. Non invasive
1) Mamografi
2) Ro thorak
3) USG
4) MRI
5) PET
b. Invasif
tindakan pembedahan
3) Dengan aspirasi jarum halus, sifat massa dibedakan antar kistik atau
padat
6) Incisi biopsy
7) Eksisi biopsy
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial.
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy.
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran
darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.
I. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian)
lelah, sakit kepala, penglihatan berkunang-kunang, berdebar-debar.
2) Riwayat kesehatan sekarang (Riwayat kesehatan yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit).
3) Riwayat kesehatan yang lalu (Riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita pasien) apakah nafsu makan
pasien turun, apakah pasien mempunyai penyakit dengan perdarahan
terus – menerus.
4) Riwayat kesehatan keluarga (Riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain baik bersifat genetik atau tidak).
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kedaan umum : terlihat lemah, pucat.
2) Kepala dan rambut : bentuk kepala bulat, simetris, kulit kepala
bersih/kotor, tidak terdapat luka, ketombe atau tidak berkutu, rambut
kering.
3) Pemeriksaan mata : pada anemia pernisiosa atau anemia hemolitika,
sklera ikterik.
4) Pemeriksaan telinga : apakah ada serumen atau tidak, tingkat
pendengaran berkuran atau tidak
5) Pemeriksaan hidung : apakah ada kelainan atau tidak
6) Pemeriksaan mulut : bibir kering, keadaan mukosa mulut lembab
atau tidak, ada sianosis atau tidak
7) Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar tyroid
8) Dada :
Jantung :
I : Ictus cordis tampak atau tidak ICS IV-V
P : Ictus cordis teraba atau tidak ICS IV-V
P : Pekak
A : Regular, Iregular
Paru – paru :
I : Pengembangan dada kanan kiri simetris atau tidak
P : fokal fremikus kanan kiri sama atau tidak
P : sonor, hypersonor
A : vesikuler, paru-paru ada wheezing atau tidak
9) Abdomen
I : Simetris atau tidak, tidak ada atau ada luka
A : bising usus terdengar atau tidak , mengalami
peningkatan/penurunan
P : adanya nyeri tekan/tidak
P : adanya suara tympani, hypertimpani
10) Pemeriksaan neurologis : parastesia perifer, ataksia, gangguan
koordinasi, dan kejang.
11) Ekstermitas : kulit pucat, kapilary refill lebih dari 3 detik.
d. Pola Fungsional
1. Aktifitas / Istirahat
- Keletihan, kelemahan, malaise umum.
- Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
- Toleransi terhadap latihan rendah.
- Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2. Sirkulasi
- Riwayat kehilangan darah kronis,
- Riwayat endokarditis infektif kronis.
- Palpitasi
3. Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan,
misalnya: penolakan tranfusi darah.
4. Eliminasi
- Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal.
- Flatulen, sindrom malabsobsi.
- Hematemesi, melana.
- Diare atau konstipas
5. Kebutuhan nutrisi
- Nafsu makan menurun
- Mual/ muntah
- Berat badan menurun
6. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
7. Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8. Seksualitas
- Perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore
- Menurunnya fungsi seksual
- Impotent
9. Kebutuhan personal hygiene
Pada pasien anemia butuh bantuan dalam personal hygiene
10. Kebutuhan berpakaian
Kebutuhan berpakaian mungkin tidak terganggu kecuali terjadi
kelemahan fisik
11. Kebutuhan spiritual
Secara kodrati karena mengalami lemah lesu pasien akan cenderung
mulai mendekatkan diri kepada tuhan, misalnya dalam bentuk berdoa
dan sholat sesuai dengan kepercayaan
12. Kebutuhan bekerja
Kebutuhan bekerja pasien terganggu
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Kebutuhan bermain dan rekreasi pasien akan terganggu karena
keadaannya yang melemah
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
K. INTERVENSI
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
kulit berhubungan Skin and Mucous Management
dengan pengangkatan Membranes Anjurkan pasien untuk
bedah jaringan Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
v Integritas kulit yang yang longgar
baik bisa dipertahankan Hindari kerutan padaa
(sensasi, elastisitas, tempat tidur
temperatur, hidrasi, Jaga kebersihan kulit agar
pigmentasi) tetap bersih dan kering
v Tidak ada luka/lesi Mobilisasi pasien (ubah
pada kulit posisi pasien) setiap dua
v Perfusi jaringan baik jam sekali
v Menunjukkan Monitor kulit akan adanya
pemahaman dalam kemerahan
proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
dan mencegah minyak/baby oil pada
terjadinya sedera derah yang tertekan
berulang Monitor aktivitas dan
v Mampu melindungi mobilisasi pasien
kulit dan Monitor status nutrisi
mempertahankan pasien
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan v Coping (penurunan kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : · Gunakan
v Klien mampu pendekatan yang
mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala · Nyatakan dengan
cemas jelas harapan terhadap
v Mengidentifikasi, pelaku pasien
mengungkapkan dan · Jelaskan semua
menunjukkan tehnik prosedur dan apa yang
untuk mengontol dirasakan selama
cemas prosedur
v Vital sign dalam · Temani pasien
batas normal untuk memberikan
v Postur tubuh, keamanan dan
ekspresi wajah, bahasa mengurangi takut
tubuh dan tingkat · Berikan informasi
aktivitas menunjukkan faktual mengenai
berkurangnya diagnosis, tindakan
kecemasan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back /
neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, v Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan process - Kaji tingkat pengetahuan
kurang paparan v Kowledge : health klien dan keluarga
terhadap informasi Behavior tentang proses penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan tentang
v Pasien dan keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan tanda dan gejala serta
pemahaman tentang penyebabnya
penyakit, kondisi,-Sediakan informasi tentang
prognosis dan program kondisi klien
pengobatan -Berikan informasi tentang
v Pasien dan keluarga perkembangan klien
mampu melaksanakan-Diskusikan perubahan gaya
prosedur yang hidup yang mungkin
dijelaskan secara benar diperlukan untuk
v Pasien dan keluarga mencegah komplikasi di
mampu menjelaskan masa yang akan datang
kembali apa yang dan atau kontrol proses
dijelaskan perawat/tim penyakit
kesehatan lainnya -Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Gangguan body image 1) Klien tidak malu Diskusikan dengan klien
berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat
kehilangan bagian dan dirinya. respon klien terhadap
fungsi tubuh 2) Klien dapat penyakitnya.
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk memulai
proses pemecahan
masalah
Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.
Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.
Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2010), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih
Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC
Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA
Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC
Theodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med
Adji Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran
Jakarta, EGC
Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene
Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C