Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yangsaya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk rmk pada mata
ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwasaya menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nim : 1502115865
1
BAB 11
OTONOMI DAERAH
Konsep desentralisasi dan kekuasaan yang dikemukakan oleh B.S. Smith (1985)
yakni sebagai pola hubungan kekuasaan diberbagai tingkat Pemerintahan. Dengan kata lain
salah satu makna yang melekat dalam otonomi daerah adalah pembagian kekuasaan diantara
berbagai level Pemerintahan.
Reformulasi Desentralisasi
2
pada metode pelaksanaannya. Dimasa mendatang, peran utama dalam menentukan jumlah
maupun ruang lingkup wewenang harus sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
a. Kewenangan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, seperti kewenangan dalam
bidang pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan, dan perkebunan;
b. Kewenangan pemerintahan lainnya, yaitu perencanaan dan pengendalian
pembangunan regional secara makro, pelatihan bidang alokasi sumber daya manusia
potensial, penelitian yang mencakup wilayah provinsi, dan lain-lain;
c. Kewenangan kelautan, seperti eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan
kekayaan laut, dan lain-lain.
d. Kewenangan yang tidak atau belum dapat ditangani daerah kabupaten atau kota akan
diserahkan ke Pemerintahan Provinsi.
Amandemen UUD 1945 menjadi acuan konstitusi dalam penetapan konsep dasar
tentang kebijakan otonomi kepada daerah-daerah. Hal itu terlihat jelas dalam aturan
mengenai Pemerintahan Daerah sebagaimana dalam Undang-undang berikut:
3
5. UU No.18 Tahun 1965 – menitikberatkan pada desentralisasi dengan memberikan
otonomi yang seluas-luasnya pada daerah, dekonsentrasi hanya sebagai pelengkap
saja;
6. UU No.5 Tahun 1974 – pembangunan menjadi isu sentral dibanding politik;
7. UU No.22 Tahun 1999 – pemerintah daerah sebagai titik sentral dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;
8. UU No.32 Tahun 2004 (revisi UU No.22 Tahun 1999);
9. UU No.33 Tahun 2004 (revisi UU No.25 Tahun 1999).
3. Tugas pembantuan, adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa serta
dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu;
Pembagian Kewenangan
c) Kewenangan lainnya:
4
3) Kepegawaian daerah: kewenangan untuk melakukan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian, dan lainnya.
a) Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas batas kabupaten dan kota,
serta kewenangan dalam pemerintahan tertentu lainnya;
b) Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupaten atau
daerah kota;
d) Kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, secara lebih rinci diatur dalam PP No.25
Tahun 2000 yang dikenal dengan 20 kewenangan.
Legislatif
Beberapa hal penting menyangkut Perda dalam UU No.22 Tahun 1999 sebelum
direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004, antara lain:
3. Peraturan Daerah dapat memuat ketentuan tertentu tentang pembebanan biaya paksaan
penegakan hukum;
4. Peraturan Daerah dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,00 dengan atau tidak merampas barang tertentu
untuk daerah kecuali jika ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
Keuangan Daerah
5
Masalah yang sangat penting dalam kerangka otonomisasi daerah adalah
menyangkut pembagian atau perimbangan pusat atau daerah. Otonomi yang diberikan kepada
daerah meliputi empat aspek utama, yaitu: otonomi politik, otonomi hukum, otonomi
ekonomi, dan otonomi budaya. Pemerintah bertindak sebagai integrator dan stabilizer.
Jika proses ekonomi berjalan dengan baik, maka diharapkan akan berimplikasi
secara positif baik dibidang politik, hukum, dan ekonomi, sosial budaya. Antisipasi
pelaksanaan otonomi daeerah memerlukan berbagai kesiapan, seperti:
Beberapa indikator politik dan pelayanan publik yang dapat dipakai untuk
menentukan daerah otonom agar dapat melaksanakan desentralisasi adalah:
Kendala-kendala
6
1. Belum memadai dan belum mantapnya kelembagaan didaerah.
Rezim Orde Baru menggunakan paradigma kekuasaan yang “satu terpusat dan
seragam’ dalam tiga wujud berikut. Pertama, sentralisasi kekuasaan pada pusat, Eksekutif,
dan Presiden merupakan prakondisi bagi stabilitas politik, sedangkan stabilitas merupakan
condition qua non bagi kesuksesan pembangunan nasional. Kedua, pembantukan budaya
nasional oleh Negara sebagai pengganti budaya lokal (penyeragaman budaya) merupakan
prakondisi bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan ketiga, sentralisasi redistribusi kekayaan
nasional akan menjamin pemerataan dan keadilan sosial.otonomi daerah yang seluas-luasnya
dalam bidang politik, ekonomi dan budaya dipandang sebagai sumber disintegrasi nasional.
Ketiga, menurut pasal 4 (2) UU No. 22/1999, daerah otonom nonhierarkis antara
propinsi dengan kabupaten/kota, berimplikasi menyusutnya pengaruh propinsi terhadap
kabupaten/kota.
7
yaitu PP tentang pedoman Organisasi Perangkat daerah, ketentuan pembatasan jumlah
perangkat daerah harus dilaksanakan.
8
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. (Pasal 1 ayat 2)
Pembinaan dalam konteks otonomi daerah adalah upaya yang dilakukan oleh
pemerintah pusat untuk memfasilitasi proses penyelenggaraan otonomi. Yaitu pemberdayaan
daerah otonom melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi.
Beberapa isu penting dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Permasalahan yang perlu dijawab dalam bidang pengawasan dan pembinaan adalah:
Birokrasi adalah sustu badan administratif tentang pejabat yang di angkat dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
o Para anggota staf secara pribadi bebas, hanya menjalankan tugas-tugas impersonal di
jabatan mereka.
o Ada hirarki jabatan yang jelas.
o Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara tegas.
o Para pejabat diangkat berdasarkan kontrak.
o Dipilih berdasarkan kualifikasi profesional, idealnya berdasarkan suatu diploma
(ijazah) yang diperoleh melalui ujian.
o Memiliki gaji dan hak-hak pensiun. Gaji menurut kedudukan dalam hirarki.
o Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja pokoknya.
o Terdapat suatu struktur karier, dan promosi dimungkinkan berdasarkan senioritas
maupun keahlian (merit)serta menurut pertimbangan unggulan.
o SDM yang sesuai dengan posnya maupun sumber-sumber yang tersedia di pos
tersebut.
o Tunduk pada sistem disipliner dan kontrol yang seragam.
9
karakteristik di daerah masing-masing yang dapat ditempuh melalui peningkatan hak dan
tanggung jawab pemerintah daerah untuk mengelola rumah tangganya sendiri.
Pada tingkat rendah, otonomi mengacu pada individu sebagai perwujudan dari free
will yang melekat pada diri-diri manusia sebagai salah satu anugerah paling berharga dari
Sang Pencipta . Individu yang otonom inilah yang membentuk komunitas yang otonom dan
akhirnya bangsa yang mandiri dan tunggal.
A. Terjaminnya pergerakan bebas dari seluruh faktor produksi, barang dan jasa di dalam
wilayah indonesia
B. Proses politik yang juga menjamin keotonomian masyarakat lokal dalam menentukan
dan memperjuangkan aspirasi melalui partisipasi
C. Tegaknya good governance, baik di pusat maupun di daerah, sehingga otonomi
daerah tidak menciptakan bentuk-bentuk KKN baru.
D. Keterbukaan daerah untuk bekerja sama dengan daerah-daerah lain tetangganya
E. Fleksibilitas sistem insentif.
F. Peran pemerintah daerah lebih sebagai regulator yang bertujuan untuk melindungi
kelompok minoritas dan lemah serta menjamin harmoni dengan alam sekitar
Otonomi yang hakiki hanya memiliki pijakan yang kuat dalam kerangka negara
federal. Keotonomian daerah memungkinkan daerah mengeksploitasikan keunikannya
semaksimal mungkin, sehingga keunggulan komparatif dan bahkan bisa menjadi keunggulan
absolut muncul di dalam kancah persaingan global.
Tugas pemerintah dalam hal ini adalah pengembangan daerah yang belum mampu
memenuhi prasyarat minimum untuk bisa berdiri sendiri. Dengan begitu, globalisasi akan
memberi dampak dampak yang lebih merata dengan expansion of wealth, bukan konsentrasi
kejayaan.
10
11
BAB 12
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-
orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Para memilih dalam pemilu juga disebut
konstituen. Di masa kampanye para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-
programnya kepada para konstituen tersebut.
Demokrasi merupakan sebuah sistem nilai dan sistem politik yang telah teruji dan
diakui sebagai yang paling realitis dan rasional untuk mewujudkan tatanan sosial, ekonomi,
dan politik yang adil, egaliter dan manusiawi . Pemahaman mengenai demokrasi diterapkan
dan kehidupan demokrasi diwujudkan tergantung pada bagaimana interpretasi terhadap
kehidupan demokrasi .
1. Adanya kompetisi yang berarti dan eksesif diantar individu-individu dan kelompok-
kelompok yang terorganisasi untuk memperebutkan posisi-posisi efektif dalam pemerintahan
yang di lakukan secara teratur dan tanpa paksaan atau tekanan.
2. Adanya tingkat inklusivitas partisipasi politik yang tinggi dalam rekrumen pemimpin dan
penentuan berbagai kebijakan, sehingga, melalui pemilihan umum yang teratur dan jujur, dan
tidak ada seorang pun atau kelompok tidak ikut serta.
3. Adanya tingkat kebebasan sipil dan politik seperti kebebasab berekspresi, kebebasan Pers,
dan kebebasan berorganisasi yang memadai untuk memastikan adanya partisipasi publik.
Istilah demokrasi yang menurut arti kata yang berarti rakyat berkuasa atau
“government or rule by the people” (kata Yunani demos berarti rakyat, kraktor atau kratein
berarti kekuasaan atau berkuasa). Ada dua kelompok aliran pemikiran yang penting, yaitu
demokrasi konstitusional dan demokrasi yang pada hakikat nya berdasarkan dirinya atas
komunisme. Kedua aliran demokrasi.itu awalnya berasal dari Eropa. Tetapi setelah perang
dunia kedua didukung oleh beberapa Negara seperti Asia yaitu India, Pakistan, Filipina, dan
Indonesia.
12
o Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hokum,bukan berdasarkan kekuasaan
belaka
o Sistem konstitusional pemerintah yang berdasarkan sisitem konstitusi, tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas )
Pada awalnya pertumbuhan demokrasi telah mencakum beberapa azas dan nilai yang
diwariskan dari masa yang lampau asas dan nilai tersebut, yaitu gagasan mengenai demokrasi
dari kebudayaan yunani kuno dan gagasan mengenai kebebasan agama, dihasilkan oleh aliran
demokrasi dan serta perang-perang agama yang menyusulkannya.
Sistem demokrasi yang terdapat di negara-negara (city-state) Yunani Kuno (abad ke-
6 sampai abad ke-3 sebelum Masehi) merupakan demokrasi langsung yaitu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat
langsung dari demokrasi Yunani dapat diselenggarakan secara efektif dalam kondisi yang
sederhana, wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya) serta jumlah
penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam suatu negara-kota).
Sesudah berakhirnya Perang Dunia II muncul beberapa negara di Asia dan Afrika.
Negara-negara baru itu banyak berbeda satu sama lain baik mengenai kebudayaannya,
keadaan geografisnya, maupun perkembangan sejarahnya. Pada hakikatnya semua negara itu
menghadapi satu persoalan yang sama, yaitu bagaimana mengubah suatu masyarakat agraris
yang banyak ciri-ciri tradisional, susunan masyarakat berlapis serta tingkat ekonominya
rendah, menjadi suatu negara yang modern yang tingkat ekonominya lebih tinggi sesuai
dengan rising expectations dari rakyatnya.
Jadi diperlukan suatu sistem politik yang stabil serta dinamis, aparatur administrasi
yang efisien, serta aparatur yang efektif. Pendek kata, persoalan yang dihadapi oleh negara-
negara baru berkisar pada masalah nation building dan pembangunan ekonomi secara
serentak.
Indonesia telah memasuki babak baru dalam perjalanan kenegaraannya, di mana hal
ini dapat dilihat dari acara demokrasi terbesar yaitu Pemilihan Umum 2004. Dalam pemilu
Umum 2004 ini, Indonesia memakai sistem campuran, yaitu
2. Sistem distrik untuk daerah pemilihan (walaupun bukan sistem distrik murni) Pada saat ini
Indonesia sedang memasuki masa pra transisi demokrasi, yaitu menuju ke suatu negara
13
demokrasi modern dan setelah negara modern, merumuskan kembali kedaulatannya menjadi
suatu yang sangat penting.
Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan Yudikatif
Pemilihan umum adalah cara untuk menentukan siapa yang akan menjalankan
kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif, sehingga pemilu sebagai cara untuk
menentukan bagaimana pelaksanaan kedaulatan rakyat dilaksanakan. Sangat diharapkan
dengan perpindahan kekuasaan, situasi dan kondisi negara akan bertambah baik sehingga
sistem demokratis dapat berjalan.
Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil
daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh
dukungan rakyat dalam mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.
Demikian tersurat jelas dalam penjelasan Undang-Undang No.12 tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. UU Pemilu harus membentuk badan pengawas pemilu
yang disebut Panitia Pengawas Pemilihan Umum. UU pemilu menetapkan tugas dan
wewenang pengawas pemilu, yakni :
Pemilu di tahun 2004 adalah pemilu yang menerapkan sistem proporsional terbuka
dan sistem distrik, dan juga sistem baru dalam Pemilihan Umum yang pernah dilalui oleh
sejarah Pemilihan Umum di Indonesia, yaitu Sistem Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
secara langsung merupakan sistem pemilihan Umum terbaru yang ada di Indonesia, ini
merupakan amanat dari perubahan ke-empat Undang-undang Dasar 1945, terutama pasal 6A.
Undang-undang yang menjelaskan tentang tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
secara langsung adalah UU No.23 tahun 2003
Tahapan Pemilu
14
Dalam pemilu 2004, terutama dalam kaitannya dengan pemilihan calon legislatif terbagi atas
9 tahapan, yaitu :
Dalam UU No.12 tahun 2003, pasal 120 dinyatakan bahwa untuk melakukan
pengawasan Pemilu, dibentuk Panitia Pengawasan Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu
Provinsi, Paniian Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas Pemilu
Kecamatan.
4. Meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan pada instansi yang
berwenang.
Mekanisme Pengawasan
1. Pengawasan
15
3. Penyelesaian sengketa
Pengawasan
2. Palanggaran Administratif
A. Memberikan sanksi
B. Menghentikan atau menunda kampanye
C. Menjadwal ulang atau memerintahkan Pemilu ulang
D. Mengharuskan saksi-saksi, wartawan dan partai yang dilaporkan untuk menghadiri
pertemuan dalam rangka member penjelasan.
E. Melakukan penyelidikan yang mendalam, yang merupakan fungsi dari kepolisian.
Bagian Penerimaan dan Tindak Lanjut Laporan merupakan bagian dari Panwas
Pemilu yang menerima laporan, membuat kajian laporan, dan menilai apakah perlu
ditindaklanjuti atau tidak. Para pihak yang melapor sesuai dengan hak dan kewajiban masing-
masing bedasarkan undang-undang adalah :
1. Satu atau beberapa warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih
2. Pemantau Pemilu
3. Peserta Pemilu.
16
3. Nama dan alamat pelanggar
5. Uraian kejadian.
1. Surat
2. E-mail
3. SMS
4. MMS
5. Faksimili
6. Telepon
2. Meminta pelapor dan saksi-saksi untuk datang dan memberikan penjelasan, bila
diperlukan.
3. Memberikan kesempatan kepada terlapor atau partai yang dilaporkan untuk memberikan
jawaban.
Mekanisme akhir dari laporan tergantung dari hasil tindak lanjut laporan. Jika
laporan perlu ditindaklanjuti, maka akan ada 2 jenis, yaitu yang mengandung unsure pidana
dan yang merupakan pelanggaran administratif. Jadi ada dua jenis laporan yang harus
ditindaklanjuti, yaitu :
1. Laporan yang mengandung unsur pidana akan diteruskan kepada penyidik yaitu Kepolisian
Republik Indonesia.
17
Pihak-pihak yang dapat terlibat dalam sengkea Pemilu adalah :
1. Penyelenggara Pemilu
6. Pemantauan Pemilu.
3. Keputusan
1. Permasalahan dana
2. Permasalahan SDM
Dasar hukumnya yakni UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 76,
78, dan 79.
18
1. Dilaksanakan oleh KPUD yang bertanggungjawab pada DPRD
7. Sumbangan pihak ketiga dibatasi maksimal Rp50juta (pribadi) dan maksimal Rp350juta
(badan hukum)
9. Sengketa pemilu diputus oleh MA, tidak seperti pilpres yang diputus oleh MK.
19
Daftar Pustaka
20