Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh :
KABUPATEN LAMONGAN
Disusun Oleh :
OKTOBER 2017
ii
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH DISAHKAN
iii
HALAMAN PUBLIKASI
Nomor Registrasi :
Pengelola Perpustakaan
Drs.H.Kamali Ns
NIP.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLOH Subhanahu wa Ta’ala selaku penguasa semesta alam. Sholawat
dan salam serta keberkahan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam, keluarganya dan para shohabatnya.
Dengan segala kemudahan yang telah ALLOH limpahkan kepada kami, sungguh kami benar-
benar berharap kepada ALLOH Subhanahu wa Ta’ala atas Ridho dan Keberkahannya atas
Karya Ilmiah yang telah kami susun ini. Karya Ilmiah ini kami beri judul : “ Pengaruh Sholat
Berupa Seni Mode Rambut Qoza’ Pada Peserta Didik SMP Negeri 2 Sugio Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2017 – 2018 “. Dengan tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini, kami juga
1.Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan yang memberi kesempatan penulis
KabupatenLamongan.
2.Bapak Ketua Pengurus Daerah Tingkat II PGRI Kabupaten Lamongan, atas segala bantuan
dan bimbingannya dalam penulisan dan penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.
3.Bapak Syafi’i, SPd, MPd. Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru dan karyawan SMP Negeri 2
Sugio Kabupaten Lamongan, serta semua pihak atas bantuan dan doa restunya.
Akhirnya jika ada kekurangan, penulis secara terbuka akan menerima kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga dapat bermanfaat
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
HALAMAN PUBLIKASI........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................. v
DAFTAR ISI......................................................................................................................... vi
ABSTRAKSI.......................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah............................................................................................. 19
C.Tujuan Penelitian.............................................................................................. 19
D.Pembatasan Penelitian..................................................................................... 20
E.Asumsi Penelitian.............................................................................................. 20
F.Penjelasan Istilah............................................................................................... 21
B.1.Definisi Kemungkaran.................................................................................. 30
C.Definisi Akhlaq.................................................................................................... 35
vi
C.3.Kesempurnaan Akhlaq Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam........................ 40
D.Perilaku Menyimpang......................................................................................... 41
A.Metode Penelitian........................................................................................... 65
B.Subyek Penelitian............................................................................................. 66
C.Variabel Penelitian.......................................................................................... 67
E.Instrumen Penelitian....................................................................................... 69
pada peserta didik SMP Negeri 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran
vii
2017 – 2018........................................................................................................ 72
didik SMP Negeri 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018........ 95
C.Deskripsi pengaruh sholat terhadap seni mode rambut qoza’ pada peserta
didik SMP Negeri 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 -2018........ 101
A.Simpulan........................................................................................................... 120
C.Saran................................................................................................................. 123
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
ABSTRAKSI
Oleh :
ix
2).bagaimanakah deskripsi pengaruh sholat terhadap penyimpangan perilaku pada peserta
didik SMP Negeri 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018 ? , 3).bagaimanakah
deskripsi pengaruh sholat terhadap seni mode rambut qoza’ pada peserta didik SMP Negeri
2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018 ?
x
kebanyakan – mayoritasnya para pengajar seni budaya khususnya dan para seniman pada
umumnya sangat minim dengan Ilmu Agama Islam, yang pada akhirnya akan sesat dan
menyesatkan orang lain terutama anak-anak didiknya. Selain itu, dengan tulisan ini sedikit
memperingatkan kita semua kaum muslimin bahwasannya semua perbuatan kita baik yang
terkait dengan dunia seni secara khusus maupun perbuatan di luar seni secara umum,
semua itu akan dimintai pertanggung jawaban oleh ALLOH Subhanahu wa Ta’ala nanti di
Hari Kiamat. Satu contoh : ketika ada seseorang melukis atau menggambar atau memotret
makhluq bernyawa (manusia atau hewan) dengan kamera HP atau yang lainnya, mampukah
dia nanti mempertanggung jawabkannya di hadapan ALLOH Robbul ‘aalamiin pada Hari
Kiamat ?
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis
Deskriptif Kualitatif yaitu dengan menganalisis data yang ada dan menyertakan bukti-bukti
yang menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh yang bersifat negatif terhadap karakter
atau akhlaq, terhadap penyimpangan perilaku dan terhadap seni mode rambut qoza’,
manakala sholat lima waktunya itu telah dilalaikan atau ditinggalkan karena mengikuti hawa
nafsunya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara subyek penelitian yang diteliti ternyata
menunjukkan ADA PENGARUH, maka kesimpulannya dirinci sesuai dengan rumusan
masalahnya :
1). Untuk rumusan masalah yang pertama, kesimpulannya : sholat dapat mempengaruhi
pembentukan karakter atau akhlaq manusia. Apabila sholat lima waktunya ditegakkan maka
karakter atau akhlaqnya akan menjadi baik. Sebaliknya, jika dilalaikan atau ditinggalkan
maka rusaklah karakternya atau akhlaqnya.
2). Untuk rumusan masalah yang kedua, kesimpulannya : ternyata sholat lima waktu yang
dilalaikan atau ditinggalkan akan menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku pada
manusia dengan berbagai macam bentuknya.
3). Untuk rumusan masalah yang ketiga, kesimpulannya : fakta telah menunjukkan adanya
pengaruh terhadap perilaku seni mode rambut qoza’, manakala mereka telah melalaikan
atau meninggalkan sholat lima waktunya, sehingga perilakunya menyimpang....., seperti
berbuat qoza’.
xi
{{ شا ٓ ِء َو ۡٱل ُمن َك ِر
َ ع ِن ۡٱلفَ ۡح
َ صلَ ٰوة َ ت َ ۡن َه ٰى
َّ }} ِإ َّن ٱل
“ Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar “. [Al-
Ankabut 45].
Peneliti
xii
َّ ٱلر ۡح ٰ َم ِن
ٱلر ِح ِيم َّ بِ ۡس ِم
َّ ِٱّلل
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi ALLOH selaku penguasa semesta alam. Sholawat dan salam serta
keberkahan ALLOH ‘Azza wa Jalla semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
persolan-peroalan yang baru. Di sini muncul begini, di sana muncul begitu. Utamanya terkait
dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku anak-anak didik, mulai dari tingkat; SD, SMP,
SMA, bahkan Perguruan Tinggi. Berbagai macam persoalan-persoalan moral atau akhlaq
yang sangat mengerikan apabila disebutkan satu persatu. Sedikit sebagai pengingat dan
bahan renungan bersama bagi para orang tua, para pendidik, atau pun tokoh-tokoh
pergaulan bebas anak-anak di bawah umur, anak-anak remaja, bahkan orang-orang dewasa
1
sekalipun. Ada yang menyangkut dengan minuman keras. Ada pula yang terkait dengan
mode pakaian, MODE RAMBUT dan GAYA HIDUP ORANG-ORANG KAFIR yang ditiru oleh
kaum muslimin yang dianggap sebagai sebuah kebanggaan. Sampai pula dalam persoalan
aqidah, ibadah, akhlaq, manhaj yang telah menyimpang dari jalan para Salafush Sholih Ahlus
Disadari atau tidak, sebenarnya kunci utama pendidikan ini adalah berpulang kepada
kedua orang tuanya, sebagaimana telah diajarkan dan dijelaskan oleh GURU BESAR SANG
TELADAN umat manusia hingga akhir zaman, yaitu Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana yang akan dijelaskan tentang perkara ini oleh seorang ustadz yang bernama
Ruwaifi bin Sulaimi dalam tulisan beliau yang berjudul “ Pendidikan Anak Tanggung Jawab
“ Setiap anak terlahir di atas fitroh yang suci. Kedua orang tuanya sebagai peletak
kehidupan yang baik atau pun yang buruk (dengan izin ALLOH Subhanahu wa Ta’ala).
ََكماَتُنت ُجَالبَهيمةَُبهيمةًَجمعاء،ََفأبواهَُيُهودانهَويُنصرانهَويُمجسانه،َمَاَمَنََمولُودٍَإَلَيُولدَُعلىَالفطرة
َ سونَفيهاَمنَجدعاءَ؟ ُ َهلَتُح،
“ Tidaklah seorang anak dilahirkan kecuali di atas fitroh yang suci. Hanya saja kedua orang
tuanya yang berperan menjadikannya seorang Yahudi, Nasroni, dan Majusi. Layaknya seekor
hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna fisiknya , apakah kalian
melihat pada tubuhnya bagian yang terputus ? “ ( HR. Al-Bukhori nomor 1358 dan Muslim
nomor 2658 dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘anhu).
Setiap orang tua bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anaknya baik yang
bersifat jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, di samping kebutuhan jasmani yang harus
2
dipenuhi secara optimal, demikian pula kebutuhan rohaninya ; aqidah, ibadah, akhlaq, dan
Anda (orang tua,-pen.) memenuhi kebutuhan anak-anak dalam hal pangan, sandang jasmani
terbilang telah menunaikan hak dan mendapatkan pahala karenanya, demikian pula –
bahkan lebih utama dari itu – manakala Anda memenuhi kebutuhan mereka dalam hal
pendidikan jiwa dan kerohanian dan memberikan ilmu yang bermanfaat, pengetahuan yang
benar, arahan kepada budi pekerti luhur, serta peringatan dari dekadensi moral.
Pembekalan anak-anak dengan adab-adab yang mulia tersebut sungguh lebih baik
bagi mereka dari pemberian emas, perak dan ragam fasilitas duniawi lainnya baik sekarang
maupun pada masa yang akan datang. Sebab, dengan adab-adab yang mulia itulah mereka
terkait dengan hak ALLOH Subhanahu wa Ta’ala maupun hak sesama, dapat menghindarkan
diri dari hal-hal yang merusak , dan lebih sempurna dalam mempersembahkan bakti kepada
kedua orang tua mereka “ (Bahjatu Qulub Al-Abror wa Qurrotu Uyuni Al-Ahyar fi Syarhi
Realita menunjukkan bahwa tidak sedikit dari orang tua yang hanya memperhatikan
kebutuhan jasmani si buah hatinya. Adapun kebutuhan rohaninya diabaikan begitu saja.
Padahal itulah bekal utamanya dalam mengarungi kehidupan dunia yang penuh dengan
Tak jarang pula orang tua yang siap menuruti segala permintaan buah hatinya
3
walaupun harus menabarak norma agama dan budi pekerti yang luhur. Menurutnya,
Al-Imam Ibnul Qoyyim Rohimahulloh berkata, “ Betapa banyak orang tua yang
menyengsarakan si buah hatinya di dunia dan di akhirot dengan menelantarkannya, tidak
mendidiknya, dan bahkan mendukungnya dalam mewujudkan berbagai keinginan hawa
nafsunya “.
Dia beranggapan bahwa itulah wujud pemuliaan terhadap si buah hati , padahal
hakekatnya menyengsarakannya. Dia beranggapan bahwa itulah wujud kasih sayang kepada
mengambil kemanfaatan dari si buah hatinya, sebagaimana pula (dengan itu,-pen.) dia telah
Jika Anda memperhatikan kerusakan yang menimpa anak-anak, sungguh Anda akan
melihat bahwa mayoritas sebabnya berasal dari pihak orang tua “. (Tuhfatul Maudud bi
kewajiban pertama yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anaknya adalah
menyelamatkan mereka dari api Neraka. Bahkan, inilah amalan termulia yang dapat
Termasuk hal aneh – dan yang aneh itu banyak – Anda dapat melihat sebagian orang
tua sangat gundah dan gulana manakala prestasi sekolah (rangking) putra putrinya
menurun. Suasana duka dan lara benar-benar menyelimutinya ! Namun, manakala IMAN
4
dan AKHLAQNYA yang menurun, HATINYA TIDAK TERGERAK SEDIKITPUN dan tak mau
peduli, kecuali para hamba ALLOH Subhanahu wa Ta’ala yang dirohmati-Nya, dan betapa
sedikitnya mereka ! Manakala si buah hati absen sekolah, Anda dapat melihat sebagian
orang tua stres karenanya. Namun, manakala si buah hati enggan pergi ke masjid, absen
sholat berjama’ah dan sholat jum’at – terkhusus anak-anak laki-laki – Anda dapat melihat
banyak orang tua yang hatinya tidak tergerak karenanya ! Hanya kepada ALLOH –lah
tempat mengadu “.(Huququl Aulad ‘Alal Abaa’ wal Ummahat, hal. 13 – 14). [Sumber : Asy
Kita bisa lihat kenyataannya sekarang, betapa berat dunia pendidikan secara umum
memikul beban yang sangat berat. Dimana fakta kedua orang tua dari anak-anak didik
sangat kurang perhatian dan kepeduliannya terhadap kebutuhan non materi yang sudah
dijelaskan di atas. Maka, tidak bisa tidak melainkan harus ada kerjasama – ta’awun ‘alal birri
wattaqwa - antara pihak lembaga pendidikan dengan para wali murid dalam segala sisi
dididik sedemikian rupa baiknya dengan kerja yang serius dan penuh tanggung jawab dari
para pendidiknya akan tetapi apabila mereka telah kembali ke rumah mereka masing-
masing, apa yang telah dididik di sekolah tidak diterapkan tidak diamalkan dengan
pengamalan yang baik ketika sudah sampai di rumah , dikarenakan tidak mendapat
dukungan yang baik dari pihak kedua orang tuanya atau pun keluarganya. Semisal perkara
sholat, ketika di sekolah mereka diajari dan diajak serta dikontrol sholatnya dengan cara
berjama’ah , sementara ketika mereka di rumah cenderung dibiarkan oleh kedua orang
tuanya atau pun keluarganya. Sholat lima waktunya tidak diperhatikan oleh kedua orang
tuanya atau pun keluarganya, ini mayoritasnya setelah kami meneliti waktu-waktu sholat
mereka. Yang justru kami heran, apakah kedua orang tuanya atau keluarganya tidak
5
sempurna lima waktunya ? Sebab, tidaklah masuk akal apabila kedua orang tuanya
sempurna lima waktunya lalu tega membiarkan anak-anaknya tidak sholat atau banyak
meninggalkan waktu-waktu sholat. Tentu hal yang demikian inilah yang tidak masuk akal.
Justru kebalikannya, yang masuk akal adalah apabila anak-anak ini tidak sempurna lima
waktunya atau banyak meninggalkan sholat waktunya , maka demikian pulalah kedua orang
Maka sudah mafhum,bahwasanya pangkal kerusakan dari semua perkara ini adalah
ketika mereka semua atau kebanyakan dari mereka telah rame-rame menyia-nyiakan
waktu sholatnya. Dan mayoritas anak didik di sekolah-sekolah umum mereka mayoritas
telah melalaikan sholatnya, dan sedikit sekali yang menegakkan sholat lima waktunya. Jika
ada satu anak saja di satu kelas yang sempurna lima waktunya, maka untuk masa ini sudah
sangat bagus. Dan anak ini menjadi aneh atau asing di kelasnya. Bagaimana tidak ? Dia
banyak waktu-waktu yang telah ditinggalkannya dengan tanpa beban dengan tanpa dosa
dengan tanpa merasa bersalah kepada ALLOH Subhanahu wa Ta’ala ketika melakukan dosa
besar ini, padahal mereka itu sudah baligh. Sehingga apa yang terjadisetelahnya........mereka
dzaalik !
Shollallohu ‘alaihi wa sallam bagi para pendidik bagi para orang tua yang peduli terhadap
pendidikan anak-anaknya. Nasehat ini ditulis oleh Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi dalam tulisan
beliau di judul bab “ Urgensi Memahami Lingkungan Pendidikan Si Buah Hati “,beliau
6
mengatakan : “ Hal penting yang harus diketahui dan diperhatikan oleh setiap orang tua
bahwa seorang anak tak selalu hidup bersamanya di rumah. Cepat atau lambat dia akan
berinteraksi dengan lingkungan di luar rumahnya dari radius yang terdekat hingga yang
Maka dari itu, setiap orang tua harus memahami dan peduli dengan lingkungan yang
mengitari buah hatinya. Sebab, lingkungan juga mempunyai pengaruh yang besar bagi
kehidupan seorang anak, baik ke arah positif maupun negatif. Ada kalanya seorang anak
tergolong baik dan taat, lantas menjadi rusak manakala berinteraksi dengan lingkungan
yang jelek. Adakalanya pula seorang anak tergolong kurang baik, lantas menjadi baik
manakala berinteraksi dengan lingkungan yang baik. Tentu saja, semua itu dengan ijin
Di antara lingkungan si buah hati yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua
Bentuk perhatiannya, dengan cara memilihkan lingkungan belajar yang tepat untuk
buah hatinya. Sekolah yang berkualitas dan berpijak di atas manhaj yang lurus. Demikian
pula para pengasuh guru-gurunya dari kalangan orang-orang sholih, berpijak di atas manhaj
yang lurus, dan berbudi pekerti yang luhur. Rajin mengontrolnya dan berkomunikasi secara
Tak kalah pentingnya, perhatian terhadap majelis-majelis ta’lim yang dihadiri oleh si
buah hati. Jangan sampai si buah hati terperangkap dalam majelis ta’lim yang mengajarkan
kesesatan atau kebid’ahan . Mengajak kepada paham terorisme (Khowarij), pluralisme, dan
7
paham sesat lainnya.
Bentuk perhatiannya, dengan cara memilihkan masjid yang tepat untuk buah
hatinya. Masjid yang dibangun dan dimakmurkan di atas Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan
pemahaman As-Salafush Sholih. Masjid yang jauh dari ritual ibadah yang tak ada contohnya
3).Lingkungan bermain
Bentuk perhatiannya, dengan cara memilihkan tempat bermain yang aman bagi
mental anak (bersih dari pelanggaran syariat), aman bagi fisiknya, dan rajin mengontrol
Bentuk perhatiannya, dengan cara memilihkan untuk si buah hati teman bergaul dan
lingkungan pertemanan yang baik secara aqidah, ibadah, akhlaq, dan manhaj, serta rajin
mengontrolnya.
Hati-hatilah ! Pergaulan bebas dapat merusak masa depan si buah hati , termasuk
pergaulannya di dunia maya (internet) yang sangat sulit pengontrolannya dan telah banyak
memakan korban.
8
memperhatikan siapa yang dijadikan sebagai teman akrab”.(HR.Abu Dawud dalam As-Sunan
2 / 293, At-Tirmidzi dalam As-Sunan 2 / 278, Al-Hakim dalam Al-Mustadrok 4 / 171 dan
Ahmad dalam Al-Musnad 2 / 303 dan 334 dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘anhu.Lihat
Silsilah Al-Ahadits As-Shohihah no. 927).
Al-Imam Ahmad bin Hanbal Rohimahulloh berkata, “ Jika engkau melihat seorang
pemuda di awal tumbuh kembangnya bersama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, optimislah akan
keadaannya (di kemudian hari). Jika engkau melihat di awal tumbuh kembangnya
bersama ahlul bid’ah, pesimislah akan keadaannya (di kemudian hari) “. (Al-Adab Asy-
Syar’iyyah 3/77, Al-Imam Ibnu Muflih). [Sumber : Asy Syariah; Urgensi Memahami
Lingkungan Pendidikan Si Buah Hati, edisi 104, vol.IX / 1436 H / 2014, hal. 10 – 11 ].
Ketahuilah, wahai kaum muslimin ! Bahwa, anak adalah termasuk ujian dari ALLOH
Subhanahu wa Ta’ala yang ditimpakan kepada kedua orang tuanya, demikian pula kepada
umum. Bentuk-bentuk penyimpangan perilaku remaja sekarang ini di masa ini sangat
banyak. Maka dituntut kesabaran yang sangat tinggi kepada kedua orang tuanya dan
Maka, nasehat demi nasehat perlu kita perhatikan dengan baik agar kita bisa
membimbing dan mengarahkan para remaja ke jalan yang lurus sebagaimana yang diajarkan
oleh Guru Besar Sang Teladan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam kepada kaum
muslimin hingga akhir zaman. Beliau adalah Guru Yang Terbaik, maka tidaklah pantas kita
kaum muslimin di seluruh dunia berguru kepada orang-orang kafir di manapun mereka
9
{{ ٱّللَ َو ۡٱليَ ۡو َم ۡٱل ٓ ِخ َر َوذَ َك َر َ ٱّللِ أ ُ ۡس َوة ٌ َح
َّ َْة ِل َمن َكانَ يَ ۡر ُجواٞ سن ُ لَّقَ ۡد َكانَ لَ ُك ۡم فِي َر
َّ سو ِل
٢١ ٱّللَ َكثِ ٗيرا
َّ }}
“ Sungguh, telah ada SURI TELADAN YANG BAIK pada diri Rosululloh bagimu, (yaitu) bagi
orang yang mengharap (Rohmat) ALLOH dan (kedatangan) Hari Kiamat dan yang banyak
kesabaran Beliau di dalam mendidik umat ini. Demikian pula kita belajar bersabar
Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin menasehati kita dalam tulisan beliau yang
berjudul : “ Perilaku Menyimpang Remaja “, beliau mengatakan : “ Sabar, satu sikap yang
sangat urgen kala mendidik remaja. Kesabaran mutlak diperlukan mengingat banyak onak
duri saat menyelami ritme kehidupannya. Sikap remaja yang syarat kelabilan menjadi pernik
masalah tersendiri. Lebih-lebih lingkungan yang begitu kuat menyeret sang remaja untuk
menyelisihi jalan kebenaran. Semua ini tentu bisa memperberat upaya orang tua atau
Sebuah hadits dari shohabat mulia Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘anhu kiranya bisa
menjadi peredam galau para pendidik atau orang tua. Kata Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam
:
َُ مَاَيَزَا
َ َل الَبَلَ َُءَبال ُمؤمنَوال ُمؤمنةَفيَنفسهَووَلدهَومالهَحتىَيلقىَهللاَتعالىَوماَعليهَخطيئة
“ Senantiasa mendapat cobaan pada seorang mukmin dan mukminah, baik dari dirinya,
anaknya, dan hartanya, hingga ia berjumpa ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan
tiada membawa dosa padanya “.(HR. At-Tirmidzi no. 2399)
10
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rohimahulloh menjelaskan hadits di atas, bahwa hadits
tersebut menjadi dalil manakala seseorang yang bersabar dan mengharap pahala di sisi
Apabila seorang individu ditimpa musibah pada diri, anak, atau harta, lalu ia bersabar hingga
tiada lagi dosa melekat padanya. Hadits ini pun menjadi dalil bahwa cobaan yang menimpa
pada diri, anak, dan hartanya menjadi kaffaroh (pemupus) bagi dosa-dosanya. (Syarhu
Yang jelas, dan sudah termaktub dalam Al-Qur’an, keberadaan anak bisa menjadi
ujian bagi orang tua atau pendidik. ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
َّ َة َوٞ }} ِإنَّ َما ٓ أَمۡ ٰ َولُ ُك ۡم َوأ َ ۡو ٰلَدُ ُك ۡم فِ ۡتن
ِ ٱّللُ ِعندَ ٓهۥُ أ َ ۡج ٌر َع
{{ ١٥ يمٞ ظ
“ Sesungguhnya harta dan anak-anakmu adalah cobaan (bagimu) dan di sisi ALLOH pahala
yang besar “.(At-Taghobun 15)
bisa dijadikan cermin untuk berkaca diri. Kesabaran untuk terus-menerus, tiada henti, tiada
lelah apalagi dihinggapi kejenuhan, dalam mengarahkan dan membimbing buah hati ke
Kesungguhan upaya terus ditunaikan walau saat kritis menerpa. Tiada batas akhir
guna memberikan arahan kepada sang anak kecuali saat ajal tiba.
Telisik kisah Nabiyulloh Nuh ‘Alaihissalam . Saat keadaan mencekam, Nabi Nuh
‘Alaihissalam masih menunaikan tugasnya sebagai orang tua. Air bah nan meluap tinggi
11
tiada menyusutkan langkah untuk menyeru sang anak agar kembali ke jalan yang benar.
ي ۡٱر َكبَّ َي ت َ ۡج ِري ِب ِه ۡم فِي َم ۡو ٖج َك ۡٱل ِجبَا ِل َونَادَ ٰى نُو ٌح ۡٱبنَ ۥهُ َو َكانَ فِي َمعۡ ِز ٖل ٰيَبُن َ َو ِه
ِ ص ُمنِي ِمنَ ۡٱل َما ٓ ِء قَا َل ََل َع
اص َم ِ ۡي ِإلَ ٰى َجبَ ٖل يَع ٓ سا ِوَ قَا َل٤٢ ََّم َعنَا َو ََل ت َ ُكن َّم َع ۡٱل ٰ َك ِف ِرين
٤٣ َٱّللِ ِإ ََّل َمن َّر ِح َم َو َحا َل بَ ۡينَ ُه َما ۡٱل َم ۡو ُج فَ َكانَ ِمنَ ۡٱل ُم ۡغ َرقِين
َّ ۡٱليَ ۡو َم ِم ۡن أ َ ۡم ِر
“ Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung.
Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “
Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang
kafir “. Dia (anaknya) menjawab, “ Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
menghindarkan aku dari air bah”. (Nuh) berkata , “ Tidak ada yang bisa melindungi dari
siksaan ALLOH pada hari ini selain ALLOH Yang Maha Penyayang “. Dan gelombang menjadi
penghalang antara keduanya, maka dia (anak itu) menjadi orang yang ditenggelamkan
“.(Hud 42 – 43)
Nabiyulloh Ya’qub ‘Alaihissalam. Saat maut akan menjemput, Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam
12
Kala kematian menjelang, tiada lantas menjadi penghalang untuk terus
bertauhid, yang mengenyahkan syirik. Begitu pula kisah Kholilulloh, Nabi Ibrohim
‘Alaihissalam. Doa senantiasa dipanjatkan sebagai bagian dari upaya membimbing anak
Doa menjadi bagian teramat penting. Sebab, betapa pun keras upaya manusia,
ada batasnya. Adapun ALLOH Subhanahu wa Ta’ala memiliki kekuasaan untuk membolak-
balikkan hati seorang hamba. Di sinilah peran doa, memohon kepada ALLOH Subhanahu wa
teladan tentang hal itu.(Sumber : Asy Syariah; Perilaku Menyimpang Remaja, edisi
Perlu diketahui bersama bahwa qoza’ atau jambul pada mode rambut generasi
umat ini di masa ini sudah demikian menjamur dimana-mana, sampai ke anak-anak sekolah
juga demikian, yang sulit untuk dipangkas. Namun, yang sangat disayangkan mereka para
pelaku qoza’ ini menganggapnya itu adalah bagian dari seni keindahan tata rambut sehingga
tampak keren dan bergaya. Bila seorang pemuda tidak mode qoza’ malu merasa tidak keren
dan tidak percaya diri. Tidak hanya cukup qoza’ saja akan tetapi dibarengi dengan menyemir
13
rambut dengan warna macam-macam. Mereka melakukannya di atas kejahilan dan hawa
Terlebih lagi amat disayangkan, bahwasannya peran orang tua dari mereka –
mereka yang masih remaja ini tidak begitu memperhatikan perkembangan perilaku, akhlaq
dan gaya hidup dari anak-anaknya. Mereka para orang tua lebih sibuk dengan urusan-
pula dalam perkara, menjaga mendidik dan menyelamatkan anak-anaknya dari jurang
kesengsaraan dunia akhirot. Mereka seakan tidak peduli bilamana anak-anak mereka
Islam yang lainnya. Hal ini wajar saja terjadi dikarenakan mayoritas para orang tua ini jahil
dari perkara ilmu agama. Lebih parah lagi mereka-mereka ini – para orang tua – lebih
mengutamakan sisi duniawiahnya dari pada akhirotnya. Bahkan, apabila mereka ini kuat
bekerja 24 jam tanpa istirahat, tanpa makan, tanpa minum.....akan mereka lakukan agar
Sungguh teramat jauh, bilamana kita bandingkan dengan para Nabi dan Rosul
ketika mereka-mereka ini para hamba ALLOH Subhanahu wa Ta’ala yang dimuliakan dengan
ke-Nabi-an, sungguh mereka ini bekerja keras untuk menyelamatkan keluarganya dari api
masing-masing. Contoh-contoh teladan yang luar biasa sudah kita sampaikan sebelumnya,
betapa indah perjuangan mereka ini para Nabi dan Rosul. Lalu, bagaimana pula dengan kita
di masa ini ketika kita menjumpai di antara anak-anak kita berperilaku menyimpang dari
jalan ALOH Subhanahu wa Ta’ala, sudahkah kita memperingatkan mereka dengan hikmah,
dengan sabar, dengan lemah lembut ? Sudahkah kita mencintai mereka dengan cinta yang
14
sebenar-benarnya ? Seringkali yang terjadi adalah sebaliknya, ketika para orang tua
bermaksud menunjukkan cintanya kepada anak-anaknya dengan perilaku yang nyata, tapi
sayang perbuatan itu bukan cinta yang sesungguhnya. Maksud orang tua memasukkannya
melakukan potong rambut mode qoza’, dengan dalih perkara ini adalah masuk dalam ruang
seni yang indah dan tidak mengapa, tidak melanggar aturan agama. Sungguh sangat picik
wacana ilmu keagamaan mereka, perkara yang dilarang oleh Rosululloh Shollallohu ‘laihi wa
sallam justru dijadikan ajang kebanggaan dan keindahan duniawi. Mereka tidak sadar dan
tidak mengetahui bahwa dunia seni bisa memasukkan seseorang – pelakunya – mendekam
dan tersiksa di dalam Neraka Jahannam. Wal ‘iadzubillahi min dzaalik ! Banyak riwayat dari
Nabi Shollallohu ‘alahi wa sallam yang meriwayatkan perkara yang demikian ini. Satu misal,
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari shohabat Ibnu
Cukup jelas Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam mengancam siapa saja orangnya
15
– kapan pun dan dimana pun dia berada – yang membuat gambar bernyawa (manusia dan
hewan) baik dengan pensil, bolpoin, pensil warna, atau pun kamera HP atau yang
lainnya....semua ini berada dalam ancaman yang sangat keras. Masih banyak dalil-dalil yang
Maka kami tuliskan di sini sebuah keterangan dari Asy-Syaikh Dr.Sholih bin Fauzan bin
yang bernama ‘AMR BIN LUHAY AL-KHUZA’I, seorang raja dari Hijaz, yang pada awalnya
menampakkan pengorbanan, ibadah dan kebaikan. Kemudian pada suatu hari ia pergi ke
Syam untuk berobat. Di sana ia mendapati penduduk Syam menyembah patung berhala,
dan dia menganggapnya itu adalah kebaikan. Selanjutnya ia pulang dari negeri Syam dengan
membawa patung berhala tersebut. Dia pun berusaha menggali patung berhala yang
terkubur di dalam tanah milik kaum Nabi Nuh. Patung tersebut merupakan jelmaan orang-
orang sholih pada masa kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam, seperti : Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq,
Nashr dan yang lainnya, yang telah diporak-porandakan oleh angin topan sehingga
patung berhala itu terkubur. Lalu ia menggali dan mengeluarkannya. Setelah itu dia
membagi dan menyebarkan patung berhala tersebut kepada kabilah-kabilah Arob. Dia
selain ALLOH. Maka mereka pun menerima seruan dan ajakan sesat dan menyesatkan itu.
Sehingga dengan ini, masuklah kesyirikan dan peribadatan kepada patung berhala ke negeri
Hijaz dan selainnya dari negeri-negeri Arob, dan ubahlah ajaran IBROHIM ‘Alaihissalam.
‘Amr telah membuat berbagai macam kekejian dengan membuat patung berhala dari
16
binatang ternak. Oleh karena itu, Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam telah melihatnya di
NERAKA JAHANNAM dalam keadaan USUSNYA TERBURAI.(di dalam sebuah hadits yang
Kita bisa ambil ibroh – pelajaran – dari kisah-kisah yang telah terdahulu bahwasannya
setiap zaman akan ada ujiannya masing-masing dengan berbagai macam bentuk
perkaranya. Semua itu dibutuhkan jalan keluar penyelesaiannya, dan hanya kepada ALLOH
kepada-Nya.
perilaku berupa seni mode rambut qoza’ pada peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil
tahun pelajaran 2017 – 2018. Hal ini didasarkan atas visi sekolah bahwasannya sekolah ini
bercita-cita ingin menjadikan anak-anak didik ini menjadi anak-anak yang sholih – sholihah
memiliki IPTEK yang berwawasan IMTAQ. Kami sandarkan cita-cita ini sebagaimana yang
17
ِ َّور ُك ۡم يَ ۡو َم ۡٱل ِق ٰيَ َم ۖ ِة فَ َمن ُز ۡح ِز َح َع ِن ٱلن
ار َوأ ُ ۡد ِخ َل َ ت َوإِنَّ َما ت ُ َوفَّ ۡونَ أ ُ ُج ِ ُكل ن َۡف ٖس ذَآئِقَةُ ۡٱل َم ۡو
١٨٥ ور ِ ۡٱل َجنَّةَ فَقَ ۡد فَازَ َو َما ۡٱل َحيَ ٰوة ُ ٱلد ۡنيَا ٓ إِ ََّل َم ٰت َ ُع ۡٱلغُ ُر
“ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada Hari Kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasannya. Siapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam
Surga, sungguh dia memperoleh kemenangan (kesuksesan). Kehidupan dunia hanyalah
kesenangan yang memperdaya “.(Ali Imron 185)
Maka sekolah ini bercita-cita yang tertuang di dalam visi sekolah yang bersandarkan
pada surat Ali Imron 185, bahwasannya sekolah ini SMP N 2 Sugio mengharapkan kepada
ALLOH Subhanahu wa Ta’ala agar mereka semua menjadi anak-anak yang sholih – sholihah,
dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, inilah kesuksesan hidup yang
sesungguhnya. Namun demikian, tidaklah mudah untuk meraih cita-cita besar itu. Tentu,
banyak sekali ujian yang harus dilewati. Kenyataannya, mayoritas anak-anak didik kita telah
potong rambut QOZA’ ), padahal perbuatan seperti ini adalah kebiasaan orang-orang
melarang kaum muslimin meniru perbuatan mereka. Sebagaimana sebuah hadits Shohih
18
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori dan Muslim :
َ .َََ ُمتفقَعليه.َسولَُهللاَصلىَهللاَُعليهَوَسلمَعنَالقزع
ُ َنهىَر:ََقال،َعمرَرضيَهللاَُعن ُهما
ُ ع ِن ا ْب ِن
َ
Dari Ibnu ‘Umarَ Rodhiyallohu 'anhuma , ia berkata : “ Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa
sallam melarang untuk membuat jambul “.(HR.Al-Bukhori dan Muslim no. 1646)
ُ َضَشَعَرََرَأسَهََوََت ُرَكََبَع
ََفَنهرا،َُضر َه َُ َحلَقََبَع َُ ََهللاَُعَلَيَهََوَسَلَمََصَبََيًاَقَدَ َلَهللاََصَلَى َُ سو
َُ ََرَأَىَر:َََقَال،َُوََعَنَ َه
ََيحٍَعَل رىَش ررَطَ َاودََبَإَس رنا ٍَدَص رحَُ ََرَوَاَهَُأَبُ روَد.َ))ََُأَوَاتَ َُر ُك روَهَُ َُكل ر َه،ََُ((َاحَلَقُ روَهَُ َُكل ر َه:َََوَق رال،ََُه رمََع رنََدَل رك
َ .َالََبُخَارَيََوََ َُمسَلَ ٍَم
Dari Ibnu ‘Umar ََRodhiyallohu ‘anhuma , ia berkata : “ Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa
sallam melihat seorang anak yang telah digundul sebagian rambutnya dan sebagian yang
lain dibiarkan , kemudian Beliau Shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang orang-orang berbuat
demikian serta bersabda : “ Cukurlah semuanya atau biarkanlah semuanya “.(HR.Abu
Dawud dengan sanad-sanad yang Shohih memenuhi syarat Al-Bukhori dan Muslim)َ
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang masalah di atas, maka peneliti menyusun rumusan
pada peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018 ?
3.Bagaimanakah deskripsi pengaruh sholat terhadap seni mode rambut qoza’ pada peserta
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
19
1.Untuk mendeskripsikan pengaruh sholat terhadap pembentukan karakter atau akhlaq
pada peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018.
3.Untuk mendeskripsikan pengaruh sholat terhadap seni mode rambut qoza’ pada peserta
D.Pembatasan Penelitian
1.Subyek penelitian adalah meliputi kelas 9 pada SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun
pelajaran 2017 – 2018, yang berjumlah 14 anak dengan rincian sebagai berikut :
- Kelas 9A (4), kelas 9B (4), kelas 9C (2), kelas 9F (3), kelas 9G (1).
2.Masalah yang diteliti adalah tentang pengaruh sholat terhadap pembentukan karakter
atau akhlaq, terhadap penyimpangan perilaku, serta terhadap seni mode rambut qoza’.
E.Asumsi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan asumsi sebagai berikut :
1.Siswa menjawab dengan jujur ketika diabsensi atau dikontrol sholat lima waktunya untuk
2.Siswa menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan berupa Tes Psikologi dan Kuisioner
terkait cinta dia kepada ALLOH dan Rosul-Nya, siap menerima perintah dan larangannya,
3.Siswa bisa menerima dan mengamalkan nasehat yang telah diberikan oleh guru
pembimbingnya (peneliti) di kelas seni budaya terkait dengan larangan mode rambut qoza’
atau jambul.
20
F.Penjelasan Istilah
Penelitian ini menitik beratkan kepada perkara “ Pengaruh Sholat “ terhadap
karakter atau akhlaq manusia. Dan sejauh mana “ Pengaruh Sholat “ ini terhadap yang
demikian itu, bisa kita lihat sebagaimana apa yang telah ALLOH Subhanahu wa Ta’ala
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
menyebut ayat ini sebagai ‘ AYATUL MIHNAH ‘ yaitu ayat ujian – untuk menguji kejujuran
Ayat yang mulia ini menjatuhkan hukuman kepada orang yang mengaku mencintai
ALLOH Subhanahu wa Ta’ala sedangkan dia tidak mengikuti jalan Nabi Muhammad
Shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang berdusta dalam pengakuannya itu sebelum
dia mengikuti syariat Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam seluruh
perbuatan dan perkataannya. Hal ini ditegaskan dalam hadits Shohih dari Rosululloh
Oleh karena itu, ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “ Jika kamu mencintai
ALLOH, ikutilah aku, niscaya ALLOH mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu “. Jadi, kamu
22
akan memperoleh suatu hasil yang ada di balik tuntutan terhadapmu supaya kamu
mencintai-Nya, yaitu kecintaan Dia kepadamu yang lebih besar dari pada cinta kamu
kepada-Nya. Para ahli hikmah mengatakan, “ Persoalannya bukan kamu mencintai, namun
kamu dicintai “. Kemudian ALLOH berfirman, “ ALLOH Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang “. Yakni, lantaran kamu mengikuti Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam maka
Kemudian ALLOH Subhanahu wa Ta’ala menyuruh setiap individu, baik dari kalangan
khusus maupun umum, dengan firman-Nya, “ Katakanlah, “ Taatilah ALLOH dan Rosul-Nya.
Jika kamu berpaling “, yakni kamu menyalahi perintah-Nya, “ Maka sesungguhnya ALLOH
tidak mencintai orang-orang yang kafir “. Ayat ini menunjukkan bahwa menyalahi jalan
Rosul adalah merupakan kekafiran; ALLOH tidak menyukai orang yang bersifat
menyimpang, walaupun dia mengaku dan beranggapan bahwa dirinya itu mencintai ALLOH
dan bertaqorrub kepada-Nya, sebelum dia mengikuti Rosul, Nabi yang ummi, penutup para
Rosul ALLOH, dan Rosul ALLOH untuk golongan Jin dan Manusia, walaupun manusia itu
sendiri sebagai Nabi dan Rosul, bahkan jika ada Rosul ‘Ulul ‘Azmi pada zaman Nabi
Shollallohu ‘alaihi wa sallam sekalipun niscaya mereka harus mengikutinya dan masuk ke
dalam tataran ketaatan kepadanya, mengikuti syariatnya, sebagaimana hal itu akan
dijelaskan dalam penafsiran firman ALLOH, “ Dan ingatlah, ketika ALLOH mengambil
Banyak di antara kaum muslimin yang tidak bisa menjawab dengan benar manakala
dia ditanya : “ Dimanakah ALLOH berada ? “. Maka, ketahuilah bahwa Rosululloh Shollallohu
سا ًء
َ صبَا ًحا َو َم
َ اء َ اء ؟ يَأْتِ ْينِ ْي َخبَ ُرال
ِ س َم َ أ َ ََل ت َأ ْ َمنُونِ ْي َوأ َنَا أ َ ِم ْي ُن َم ْن فِي ال
ِ س َم
23
“ Apakah engkau tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang ada di
langit ? Setiap pagi dan sore hari datang kepadaku khabar dari langit “.(Muttafaqun ‘alaih)
ALLOH Yang Maha Agung sebutan-Nya (berada) di atas ‘Arsy dan kami beriman pada sifat-
sekehendak-Nya “.
apakah Tuhan ku berada di langit atau bumi ? ‘ . Maka dia telah kafir “. Sebab ALLOH
‘Arsy ALLOH berada di atas tujuh langit. Jika seseorang berkata bahwasannya ALLOH
berada di atas ‘Arsy, tetapi ia berkata, “ Aku tidak tahu apakah ‘Arsy itu berada di atas langit
atau di bumi ? “. Maka dia telah kafir. Sebab dia mengingkari bahwa ‘Arsy berada di atas
langit. Barangsiapa mengingkari bahwa ‘Arsy berada di atas langit maka dia telah kafir,
karena sesungguhnya ALLOH adalah paling tinggi di atas segala sesuatu yang tinggi. Dia
dimohon dari tempat yang tertinggi , bukan dari tempat yang paling bawah .( Syarh Al-
24
Aqidah Ath-Thohawiyah, 322). [dinukil dari : Jalan Golongan Yang Selamat ; Asy-Syaikh
Untuk Amar Ma’ruf Nahi Mungkar “, kata beliau : ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman
memerintah anaknya untuk bertauhid yang merupakan kewajiban pertama bagi seorang
hamba yang diberi beban syariat, yang juga mengandung larangan berbuat syirik,
menegakkan sholat. Sholat adalah ibadah yang paling sempurna dalam ranah amalan
Ada tiga hal penting yang diwasiatkan oleh Luqman Al-Hakim kepada anaknya pada
ayat di atas.
25
َّ أَقِ ِم ٱل
َ صلَ ٰوة
“......dirikanlah sholat....”
merupakan ibadah jasmani yang paling agung. Sholat merupakan pembeda antara Muslim
dan Kafir. Ia juga merupakan amalan yang pertama kali dihisab oleh ALLOH ‘Azza wa Jalla
Jika sempurna, dicatat sempurna pula. Jika terdapat kekurangan padanya, ALLOH
Subhanahu wa Ta’ala berfirman , “ Perhatikanlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan
Sunnah ? “.
26
Dalam riwayat At-Tirmidzi , Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َ ت فَقَ ْد خ
َاب َ َ َو ِإ ْن ف، ت فَقَ ْد أَ ْفلَ َح َوأ َ ْن َج َح
ْ َسد ْ صلُ َح
َ فَُ ِ ْن، ُص َ تُه َ ب ِب ِه ْال َع ْبدُ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة ِم ْن
َ ع َم ِل ِه َ أ َ َو َل َمايُ َحا
ُ س
َو َخس َِر
“ Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab adalah sholatnya. Jika sholatnya baik,
sungguh dia telah beruntung dan sukses. Jika sholatnya rusak, sungguh dia telah merugi “.
dalam menegakkannya. Menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar adalah tanda keimanan,
27
ع ِن ۡٱل ُمن َك ِر ِ ة يَ ۡدعُونَ ِإلَى ۡٱلخ َۡي ِر َو َي ۡأ ُم ُرونَ ِب ۡٱل َمعۡ ُرٞ َو ۡلت َ ُكن ِمن ُك ۡم أ ُ َّم
َ َوف َو َي ۡن َه ۡون
ٓ
١٠٤ ََوأ ُ ْو ٰلَئِ َك هُ ُم ۡٱل ُم ۡف ِل ُحون
“ Dan hendaklah ada dia antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang
yang beruntung “.(Ali Imron 104)
adalah berilmu tentang apa yang dida’wahkannya. ALLOH ‘Azza wa Jalla berfirman :
َٱّللِ َو َما ٓ أَن َ۠ا ِمن ُ يرةٍ أَن َ۠ا َو َم ِن ٱتَّبَ َعنِ ۖي َو
َّ َس ۡب ٰ َحن َ ص َّ ع ٓواْ ِإلَى
ِ َٱّللِ َعلَ ٰى ب َ قُ ۡل ٰ َه ِذ ِهۦ
ُ سبِي ِل ٓي أ َ ۡد
١٠٨ َۡٱل ُم ۡش ِر ِكين
“ Katakanlah, “ Inilah jalan (agama) –ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada ALLOH dengan hujjah yang nyata. Maha Suci ALLOH, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik “.(Yusuf 108)
yang wajib atau melakukan yang diharomkan, agar tidak salah menyikapi seseorang yang
28
Misalnya, tatkala melihat ada seseorang yang mengerjakan sholat setelah sholat
buang air kecil di salah satu sudut masjid. Para shohabat pun hendak menghardiknya.
Namun, Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam melarang mereka. Tatkala dia telah selesai,
Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengambil satu tempat berisi air,
Dalam hadits ini disebutkan bahwa kemungkaran telah terjadi, yaitu perbuatan
buang air kecil di masjid. Tatkala para shohabat Rodhiyallohu ‘anhum hendak
mereka melarangnya suatu hal itu telah terjadi, akan menyebabkan kemungkaran yang lebih
besar, di antaranya :
-dapat memudhorotkan orang Badui tersebut ketika ia berusaha menahan air seninya.
-akan menyebabkan air seninya menyebar ke bagian masjid lainnya sehingga semakin sulit
dibersihkan.
صابَ ۖ َك
َ َ َوٱصۡ ِب ۡر َعلَ ٰى َما ٓ أ
29
“.....dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu “.
ma’ruf nahi mungkar, pasti akan menghadapi berbagai macam rintangan dan cobaan.
Karena itu, beliau memerintahkan anaknya untuk bersabar menghadapi gangguan dan
cobaan tersebut.(diringkas dari : Asy Syariah; Wasiat Untuk Amar Ma’ruf Nahi Mungkar,
B.1.Definisi Kemungkaran
Al-Ustadz Muhammad Afifuddin menjelaskan dalam tulisan beliau yang berjudul, “
diartikan dengan Al-Amru al-qobih (hal yang jelek). Demikian yang dijelaskan oleh Al-
Fayyumi dalam Al-Misbah Al-Munir (hal.625 cetakan I, Daar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1994 M /
Secara syariat, maka Al-Munkar dijelaskan oleh Asy Syaikh Al-‘Allamah Ubaid bin
سنَ ِة أ َ ْو إِجْ َماعِ ْال ُ َم ِة ِ ارتِ ِه فِي ْال ِكت َا
ُ ب َوال َ علَى نَ َك َ َع َو َما ق
َ ام الدَ ِلي ُل ِ َما أ َ ْن َك َرهُ الش: ْال ُم ْن َك ُر
ُ َار
“ Kemungkaran adalah sesuatu yang diingkari oleh Pembuat Syariat dan segala sesuatu yang
telah tegak dalil tentang kemungkarannya dalam Al-Kitab, As-Sunnah, atau Kesepakatan
umat “.(Ithof Ulil Bashor hal. 8, cetakan I, Dar Mirots An-Nabawi 2015 / 1436 H, Aljazair).
“ Al-Munkar adalah sesuatu yang diingkari dan dilarang / dicegah dalam syariat berupa
30
dll.(Syarh Riyadh Ash-Sholihin, hal. 406, cet. I, Muassasah Ar-Risalah 2013 M / 1434 H,
Damaskus – Siria ).
sebuah nama untuk segala sesuatu yang dikenal kejelekannya dalam syariat dan dilarang di
dalamnya. Beliau menegaskan bahwa sesuatu tidak dikatakan munkar hingga diharomkan
1).Mungkar adalah segala sesuatu yang diingkari, dilarang, dicegah, diharomkan, dicela,
a.keyakinan
b.perkataan
-penyimpangan dan kebid’ahan baik idiologi, pemikiran, paham, ritual, ucapan, atau yang
lainnya.
-kemaksiatan dan kefasikan dengan segala jenisnya, baik dosa besar maupun kecil
(Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, lihat Ithof Ulil Bashor, hal. 31)
2).Dasar penilaian sesuatu dianggap mungkar adalah syariat, bukan akal semata.
Akal yang sehat dan fitroh yang suci dapat menilai sesuatu sebagai kemungkaran
31
a.Kemungkarannya sangat jelas dan gamblang diketahui oleh semua pihak.
Akan tetapi, tetap saja patokan dan dasarnya adalah syariat, seperti yang dijelaskan oleh
Sesuatu yang dinyatakan sebagai kemungkaran oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shohih adalah kemungkaran. Apa pun dan siapa pun yang menyelisihinya, tidak akan
dianggap. Apabila ada perbedaan penilaian tentang sesuatu yang dianggap mungkar, yang
memutuskan adalah syariat dengan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan yang lain.
4).Kesepakatan umat Islam, terutama para ulamanya, termasuk dasar yang muktabar dalam
Hal yang disepakati oleh segenap umat Islam dan ulama mereka sebagai
kemungkaran akan dinilai sebagai kemungkaran, tidak diperbolehkan bagi siapa pun
menyelisihinya.(sumber : Asy Syariah; Apa itu kemungkaran ?, edisi 119.vol.X / 1438 / 2017.
hal. 12 – 14)
1.Mengingkarinya dalam hati dengan tidak meridhoinya, cemburu dan marah terhadap
32
kemungkaran tersebut.
Kondisi inilah yang disepakati oleh para ulama sebagai amalan fardhu kifayah. Di
antara ulama yang menukilkan ijma’ ini adlah An-Nawawi Rohimahulloh, Abu Bakar Al-
Hukum ini bisa berubah menjadi fardhu ‘ain dalam dua keadaan :
b.Tidak ada yang dapat mencegah dan mengubahnya, bahkan menghilangkannya, kecuali
dirinya.(Syarh Shohih Muslim karya An-Nawawi, hadits no. 48, 2 / 28 – 29, cet.ke I, Dar Al-
Faiha, 2010 M / 1431 H, Damaskus). [diringkas dari : Asy Syariah; Urgensi Nahi Mungkar,
kafir, munafiq, dan fasiq; tetapi juga akan memunculkan dampak negatif bagi individu dan
33
1).Tidak ditegakkannya nahi mungkar akan menjadi sebab turunnya laknat ALLOH, yakni
wal’iadzu billah (kita memohon perlindungan kepada ALLOH Subhanahu wa Ta’ala ). Laknat
akan diberikan kepada orang yang melakukan dosa besar. Demikian uraian Asy-Syaikh Ibnu
b.Mendiamkan kemungkaran adalah perbuatan yang paling buruk. Dalam pandangan Islam,
semakin banyak pelaku kemungkaran adalah sebab terjadinya kebinasaan, kehancuran, dan
34
orang-orang sholih.
Ummul Mukminin Ummul Hakam Zainab binti Jahsy Ridhiyallohu ‘anha pernah
Beliau menjawab :
3).Meninggalkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar adalah sebab datangnya hukuman dan
Saat itu doa yang dipanjatkan tidak akan dikabulkan oleh ALLOH Subhanahu wa
Ta’ala. Dari Hudzaifah Rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
علَ ْي ُك ْم ِعقَابًا ِم ْنهُ ث ُ َم َ َع ْن ْال ُم ْن َك ِر أ َ ْو لَيُو ِش َكنَ هللاُ أ َ ْن يَ ْبع
َ ث ِ َوالَ ِدي نَ ْفسِي بِيَ ِد ِه لَت َأ ْ ُم ُرنَ بِ ْال َم ْع ُر
َ َوف َولَت َ ْن َه ُون
اب لَ ُك ْم ُ عونَهُ فَ َ يُ ْست َ َجُ ت َ ْد
“ Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh hendaklah kalian ber-’amar ma’ruf
nahi munkar atau sungguh-sungguh hampir saja ALLOH Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan
hukuman kepada kalian. Kemudian kalian berdoa kepada-Nya , tetapi permohonan kalian
tidak lagi dikabulkan “.(HR. At-Tirmidzi no. 2169, dinyatakan Hasan li ghoirihi. Lihat Shohih
At-Tirmidzi no. 1762). [diringkas dari : Asy Syariah; Bila Nahi Munkar Diabaikan, edisi
119.vol.X / 1438 H / 2017 ]
C.Definisi Akhlaq
Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang definisi akhlaq
Akhlaq maknanya adalah perangai dan tabiat. Keduanya seperti yang dikatakan oleh
35
para ulama sebagai gambaran batin seorang manusia . Karena manusia itu memiliki dua
macam gambaran :
-Gambaran lahiriah yaitu bentuk penciptaannya yang ALLOH jadikan badan baginya.
Penampilan yang nampak ini ada yang indah dan bagus, ada pula yang buruk dan jelek serta
-Gambaran batiniah yaitu kondisi kejiwaan yang menancap kokoh yang darinya akan lahir
akhlaq yang baik. Ada yang buruk . Jika yang muncul darinya adalah akhlaq yang jelek. Inilah
yang disebut dengan istilah akhlaq. Dengan demikian akhlaq adalah gambaran batiniah yang
Yang wajib bagi setiap muslim adalah berakhlaq dengan akhlaq-akhlaq muslim,
maksudnya adalah yang terbaiknya. Yang disebut sesuatu yang mulia dari segala sesuatu itu
adalah yang paling baik dari hal tersebut, tentu sesuai dengan jenisnya.
Maka selayaknya bagi setiap manusia untuk menjadikan jiwanya sebagai jiwa yang
mulia, sehingga dia mencintai sifat kedermawanan, keberanian, kelembutan dan kesabaran.
Hendaknya dia menyambut orang lain dengan wajah yang berseri-seri, dada yang lapang
serta jiwa yang tenang. Semua ini termasuk akhlaq yang mulia.
36
C.1.Akhlaq Antara Tabiat Dan Usaha
Sebagaimana akhlaq itu terkadang merupakan tabiat, maka akhlaq itu bisa pula
diusahakan. Artinya, sebagaimana manusia diberi tabiat berupa akhlaq yang baik dan indah,
maka demikian juga memungkinkan baginya untuk berhias dengan akhlaq-akhlaq yang baik
dengan cara mengusahakannya dengan cara yang baik dan latihan secara terus-menerus.
Oleh karena itulah Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asyaj Abdul
Qois :
ْال ِح ْل ُم َوالَنَاة ُ ق، ُإِنَ فِ ْيكَ لَ ُخ ْلقَي ِْن ي ُِحبُ ُه َما هللا
“ Sungguh, pada dirimu terdapat dua akhlaq yang dicintai oleh ALLOH, yaitu akal yang cerdik
dan penuh kehati-hatian “.(Shohih, dikeluarkan oleh Muslim (17), Al-Bukhori di dalam Al-
Adab Al-Mufrod (586), Abu Dawud (5225), At-Tirmidzi (2011) serta Ahmad (3 / 22) , )
Dia bertanya : “ Wahai Rosululloh, apakah keduanya adalah akhlaq yang saya
usahakan ataukah memang tabiat yang telah ALLOH jadikan untukku ? “. Beliau menjawab :
علَ ْي ِه َما ق
َ ُبَ ْل َجبَلَكَ هللا
“ Bahkan keduanya akhlaq yang ALLOH jadikan sebagai tabiat untukmu “.
Maka dia berkata : “ Segala puji bagi ALLOH yang telah menciptakanku di atas dua
akhlaq yang dicintai oleh ALLOH dan Rosul-Nya “.(Shohih, dikeluarkan oleh Muslim (17), Al-
Bukhori di dalam Al-Adab Al-Mufrod (586), Abu Dawud (5225), At-Tirmidzi (2011) dan
Ahmad (3 / 22). [diringkas dari : Akhlaq-Akhlaq Mulia; Akhlaq antara tabiat dan usaha, Asy-
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin,2010, hal. 23 24]
37
Inilah tiga perkara yang berporos akhlaq mulia terhadap ALLOH Subhanahu wa
Ta’ala :
Contohnya adalah tentang berita-berita terkait dengan peristiwa yang akan terjadi
Sama saja apakah mil yang dimaksud di sini ukuran pensil celak atau ukuran jarak.
Karena jarak matahari dengan kepala makhluk adalah sangat dekat sekali. Meskipun
demikian manusia tidak sampai terbakar oleh panasnya, padahal seandainya matahari
sekarang ini didekatkan ke bumi sejarak beberapa ujung jari saja, niscaya bumi beserta
didekatkan ke kepala makhluk pada hari kiamat nanti dengan jarak seperti itu, kemudian
Kita katakan pada orang yang berkata seperti ini : “ Hendaklah engkau berakhlaq
mulia dalam menyikapi hadits ini “. Yang dinamakan berakhlaq mulia dalam hadits ini adalah
dengan kita menerima dan membenarkannya, serta tidak ada lagi rasa berat, sesak dan
keragu-raguan di dalam hati. Hendaknya kita juga mengetahui bahwa apa yang dikhabarkan
38
oleh Nabi Shollallohu alaihi wa sallam dalam masalah ini adalah benar. Akan tetapi memang
disana ada perbedaan yang sangat besar antara keadaan manusia di dunia dengan keadaan
mereka di akhirot, sehingga tidak mungkin bagi kita untuk mengqiaskan keadaan dunia
dengan keadaan akhirot karena adanya perbedaan yang sangat besar. Kita mengetahui
bahwa manusia pada hari kiamat nanti akan berdiri selama 50 ribu tahun. Kalau diqiaskan
dengan kehidupan dunia , apakah mungkin seorang manusia sanggup berdiri selama 50 ribu
tahun ?!! Atau mungkinkah seorang manusia berdiri selama 50 ribu detik saja (13 jam 53
*Kedua: Termasuk akhlaq mulia terhadap ALLOH ‘Azzaa wa Jalla yaitu seseorang menyikapi
Jadi dia tidak menolak sedikit pun dari hukum-hukum ALLOH. Karena ketika dia
menolak dari hukum-hukum ALLOH sedikit saja, itu termasuk akhlaq yang buruk terhadap
ALLOH ‘Azzaa wa Jalla. Sama saja apakah dia menolak karena mengingkari hukum-Nya
maupun menolak karena sombong, tidak mau mengamalkannya atau dia menolak karena
meremehkan untuk beramal dengannya. Semua hal itu termasuk sikap yang bertentangan
Tidak diragukan bahwa sholat itu terasa berat bagi sebagian manusia. Sholat adalah
sesuatu yang sangat berat bagi orang-orang munafik sebagaimana yang disabdakan oleh
39
*Ketiga : Termasuk baiknya akhlaq itu kepada ALLOH adalah menerima taqdir ALLOH
Setiap kita mengetahui bahwa taqdir yang ALLOH berlakukan pada makhluk-Nya
tidak semua menyenangkan. Artinya bahwa taqdir tersebut ada yang mencocoki
kesenangan hamba dan ada pula yang tidak. (diringkas dari : Akhlaq-Akhlaq Mulia; Ruang
lingkup akhlaq mulia. Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin. 2010, hal. 27 – 40 )
adalah orangnya.
Dalam Ash-Shohih diriwayatkan bahwa Hisyam bin Hakim bertanya kepada Ummul
Maka Hisyam bin Hakim mengatakan : “ Sungguh, saya berkeinginan kuat untuk
bangkit dan tidak bertanya sesuatu pun kepada seorang pun sampai saya mati “. (Shohih,
dikeluarkan oleh Muslim dan Abu Dawud (1342), Ibnu Majah (2333) dan Ahmad (6 / 54, 91,
dan 111)
Beliau Shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaqnya
40
dalam semua sisi akhlaq dan dalam semua perbuatan. Peristiwa dan kejadian yang terjadi di
masa Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam menunjukkan luhurnya akhlaq Beliau. Bahkan
Beliau sangat baik akhlaqnya terhadap anak-anak, Beliau bersikap lembut terhadap mereka
dan mengajak mereka bercanda. Beliau pernah mengatakan kepada salah seorang anak :
ُ يَا أ َبَا
ع َمي ٍْر َما فَعَ َل النُغَي ُْر ؟
Abu ‘Umair adalah kunyah anak kecil yang memiliki ‘ Nughoir ‘ yaitu burung kecil
seperti burung pipit. Suatu hari Nughoir ini mati, hingga anak ini sangat sedih sekali, maka
Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang menunjukkan keagungan akhlaq Rosululloh
173 – 174 ]
D.Perilaku Menyimpang
Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang yang terjadi di tengah-tengah kaum
muslimin di masa ini. Saking banyaknya bentuk-bentuk perilaku menyimpang itu sehingga
hampir-hampir sulit untuk diidentifikasi satu-persatu. Lalu, pertanyaannya : apa itu perilaku
menyimpang ?
41
manusia dari Jalan-Nya yang lurus. ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
ث ُ َّم َلٓتِ َينَّ ُهم ِم ۢن َب ۡي ِن أ َ ۡيدِي ِه ۡم َو ِم ۡن١٦ يم ۡ َ ص ٰ َر ِ قَا َل فَ ِب َما ٓ أ َ ۡغ َو ۡيت َ ِني َل َ ۡقعُدَ َّن لَ ُه ۡم
َ ط َك ٱل ُم ۡست َ ِق
١٧ َش ِك ِرين َ ٰ ش َمآئِ ِل ِه ۡۖم َو ََل ت َ ِجدُ أ َ ۡكث َ َر ُه ۡم َ خ َۡل ِف ِه ۡم َو َع ۡن أ َ ۡي ٰ َمنِ ِه ۡم َو
َ عن
Iblis menjawab : “ Karena Engkau telah menghukum saya telah sesat, pasti saya akan
selalu menghalangi mereka dari Jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti saya akan datangi
mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur ‘. (Al-A’rof 16 – 17)
Karena itu, setan menempuh banyak jalan untuk menyesatkan manusia. Sekian
penyimpangan : Saat manusia menyelisihi jalan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala yang lurus,
menempuh jalan-jalan setan.
Shollallohu ‘alaihi wa sallam menggurat sebuah garis bagi kami. Lantas, Beliau bersabda, ‘ Ini
Jalan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala ‘. Kemudian Beliau menggurat beberapa garis di sebelah
kanan dan kiri garis tadi. Setelah itu Beliau bersabda, ‘ Dan ini jalan, yang masing-masing
jalan tersebut, setan mengajak kepadanya ‘. Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam pun
membacakan ayat :
Maka dari itu, perilaku menyimpang bisa didefinisikan sebagai perilaku yang
42
menyelisihi Jalan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala yang Lurus dan menempuh jalan lain yang
syahwat maupun syubhat (pemikiran rancu), meninggalkan yang wajib, melakukan yang
diharomkan, dan berbuat bid’ah. (Inhirofu Asy-Syabab, Asbabuhu wa Wasailu ‘Ilajihi, Asy-
Syaikh Dr.Sulaiman Ar-Ruhaili, hal. 18 – 19). [Sumber : Asy Syariah; Apa itu perilaku
Lihatlah, obyek imitasi sebagian remaja muslim kepada figur-figur selebritis kafir.
Mereka meniru cara berpakaian, cara menata rambut, membuat tato di bagian tubuh
tertentu, menindik telinga, hidung, lidah, hingga meniru gaya hidup; seperti hura-hura,
pacaran, dsb.
2.Mengumbar Syahwat.
Selain faktor internal remaja, yang mulai tampak besar postur tubuhnya serta mulai
matang organ-organ seksualnya, perilaku menyukai lawan jenis atau perilaku seksual secara
Tak kalah dahsyat adalah berbagai media memompa budaya syahwat sehingga
banyak melahirkan perbuatan zina, aborsi, homo seksual, pelecehan seksual, porno aksi,
43
3.Membentuk Geng
Gaya hidup keluyuran ala anak jalanan ‘ Punk ‘ adalah contoh kasus remaja masa
kini. Hidup tak teratur , bahkan terkesan jorok, merupakan ciri khas mereka. Mereka
membentuk geng dilatari oleh keadaan keluarga yang tak bisa memberi perhatian, kasih
sayang dan kehangatan. Mereka lari dari kenyataan, bersikap anti kemapanan, tak peduli
norma yang ada di masyarakat, hidup suka-suka. Mereka bisa bersatu karena ada
4.Bullying atau Bully, perbuatan agresif kepada orang lain dalam rangka mempertunjukkan
Bullying bisa dalam bentuk verbal atau fisik. Beberapa contoh bentuk bullying,
seperti :
-Perilaku non verbal langsung, seperti ; melihat dengan sinis, menjulirkan lidah, dll.
-Perilaku non verbal tidak langsung, seperti ; mengucilkan seseorang, mengirim pesan
Kebanyakan remaja yang terjatuh dalam lembah miras dan narkoba disebabkan
oleh pergaulan yang salah, walaupun pemicunya bisa berawal dari suasana rumah yang
tekanan, dan kegalauan hatinya. Dalam suasana hati yang tak nyaman, teman sepergaulan
44
yang tidak baik akan menawarkan rokok, minuman keras bahkan narkoba. Berawal dari
coba-coba, sedikit demi sedikit, akhirnya ketagihan sehingga menjadi pecandu barang
harom.
6.Suka berbohong
tersebut dengan orang tua atau pendidiknya. Karena itu, tak sedikit orang tua atau pendidik
yang sangat terkejut saat sang remaja itu tertangkap basah melakukan perbuatan
menyimpang.
Mengapa ? Karena, selama ini yang dikenal dari sang remaja adalah sikapnya yang
manis saat berada di rumah atau di lembaga pendidikan. Orang tua atau pendidik tak
Perubahan perilaku tersebut contohnya ; sang remaja lebih suka menyendiri. Dia
tidak mau berkumpul dengan anggota keluarga lainnya atau teman-teman sebayanya yang
berakhlaq baik. Sang remaja pun suka menghindar dari tugas dan tanggung jawabnya.
Keseharian diisi dengan rasa malas , tak ada gairah mengisi kehidupan.
telah menarik ke lumpur yang membinasakan. Sang remaja sudah gelap mata hatinya. Dia
tidak lagi kenal kata dosa, tidak takut lagi balasan siksa bagi yang durhaka kepada Robb-nya.
45
bisa lagi membedakan mana yang baik mana yang jelek,(seperti meninggalkan sholat,
8.Terjerat Syubhat
masalah agama. Usia remaja adalah usia mencari identitas diri. Faktor figur menjadi peran
penting dalam mengarahkan ke jalan yang benar. Namun, tak sedikit dari remaja yang salah
dalam memilih jalan. Lantaran masih sangat terbatas ilmu dan pengalaman, remaja bisa
Menelisik kasus terorisme, banyak di antaranya terbina di usia remaja. Atas nama
jihad, semangat anak muda dipompa hingga menggelembung lalu meledak tanpa arah.
Remaja menjadi korban syubhat sesat dalam memahami ajaran luhur jihad.
46
-Nilai rapot buruk atau turun secara drastis.
-Sering bolos.
-Suka berbohong.
-Suka mencuri.
-Kamar berantakan dan suka menggunakan pewangi ruangan (untuk memanipulasi bau
[diringkas dari : Asy Syariah ; Tanda-tanda penyimpangan perilaku, edisi 104.vol.IX / 1436 H
47
Perilaku Menyimpang Remaja “, antara lain :
Secara ringkas penyebabnya ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa masa remaja adalah masa transisi. Remaja
bukan lagi kanak-kanak. Namun, menginjak ke tangga dewasa pun belum bisa.
Kepribadiannya sedang tumbuh sehingga belum kokoh menjadi pribadi dewasa. Sehingga
Maka dari itu, tak mengherankan apabila masa remaja merupakan usia yang rentan
lemah, seorang remaja akan mudah dipengaruhi sesuatu yang berasal dari luar dirinya.
– sebagai satu tahapan usia – yang berpotensi untuk terjadinya penyimpangan (perilaku).
perilaku anak muda ialah sedikit ilmu dan jahil tentang hakekat serta keindahan Islam.
Akibat kedangkalan Ilmu Syar’i, remaja tak memiliki prinsip dalam menatap kehidupannya.
Maka dari itu, tak sedikit didapati fenomena di kalangan remaja yang sering kali
mengubah tampilannya karena mengikuti laju mode (termasuk pula mode rambut masa kini
48
remaja ini dijadikan lahan empuk oleh produsen aksesoris, kosmetik, pakaian, dll. Dengan
kepribadiannya yang lemah, karena tipisnya ilmu, remaja jadi obyek konsumerisme.
Berbeda halnya dengan para remaja yang terbimbing Ilmu Syar’i. Mereka akan
menatap perubahan yang ada dengan bimbingan Ilmu Syar’i yang tertanam padanya. Ia tak
mudah diombang-ambingkan oleh keadaan yang bergulir cepat. Tak mudah pula ia
Sebagai contoh, Ali bin abi Tholib Rodhiyallohu ‘anhu adalah sosok anak muda saat
penyebaran awal Islam di kota Makkah. Keteguhan jiwanya yang telah tercelup Islam
membentuk dirinya menjadi pejuang nan gigih dalam membela Islam dan kaum muslimin.
Kepribadiannya kokoh tak mudah berubah walau gempuran budaya syirik dan maksiat terus
menghantam. Perlawanan keras para pengusung kebathilan tak menggoyahkan Ali bin Abi
b.Adapun penyebab penyimpangan perilaku remaja yang berasal dari luar dirinya
(eksternal), yaitu :
1).Pengaruh teman.
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan pesan terkait hal ini. Hadits
dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallohu ‘anhu menyebutkan perumpamaan teman baik
ْك ِإ َما أ َ ْن يُحْ ِد َيكَ َو ِإ َما ِ ام ُل ْال ِمس ِ فَ َح، ْك َونَافِخِ ْال ِكي ِْر ِ ام ِل ْال ِمسِ وء َك َح
ِ س ُ صا ِلحِ َو َج ِلي ِس الَ يس ال ِ إِنَ َما َمث َ ُل ْال َج ِل
ِ َونَافِ ُخ ْال ِك، ًطيِبَة
ًير إِ َما أ َ ْن يَحْ ِرقَ ثِيَابَكَ َو ِإ َما أ َ ْن ت َِجدَ ِم ْنهُ ِر ْي ًحا ُم ْنتِنَة َ ع ِم ْنهُ َو ِإ َما أ َ ْن ت َِجدَ ِم ْنهُ ِر ْي ًحا
َ أ َ ْن ت َ ْبت َا
“ Sesungguhnya permisalan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang jelek seperti
pembawa misik dan pandai besi. Seorang pembawa misik, bisa jadi engkau akan peroleh
49
darinya (diberi) misik, bisa juga engkau membelinya, bisa juga sekedar mendapat aroma
wanginya. Adapun pandai besi, bisa jadi pakaianmu yang terbakar atau dirimu mendapat
aroma yang tidak sedap “. (Muttafaqun ‘alaihi)
ُ الَمَرَ َُءَعلىَدينَخليلهَفلين
َُ ظرَأح ُد ُكمَمنَيُخال
َل
“ Seseorang bergantung pada agama teman dekatnya. Maka dari itu, perhatikan siapa yang
menjadi teman dekatnya “. (Lihat Ash-Shohihah, no. 927)
Jika anda ingin mengetahui seberapa kualitas seorang remaja, lihatlah siapa yang
menjadi teman pergaulannya sehari-hari. Begitu pula apabila anda hendak mengetahui
corak ragam pemikiran, keyakinan, dan manhaj dalam beragama seseorang, telisiklah siapa
teman dekatnya.
Tayangan media, baik cetak maupun elektronik, mampu mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang. Perkembangan teknologi yang begitu cepat memberi dampak luar biasa
kepada remaja.
Bagi sebagian remaja, mengakses internet atau televisi bukan sesuatu yang sulit.
Bahkan, mereka memiliki keleluasaan untuk menerobos dunia maya tanpa kendali. Keadaan
inilah yang mengkhawatirkan tumbuh kembang remaja. Dari sudut kamar, sang remaja bisa
beranjang sana ke dunia pekat kelam. Dunia yang sebelumnya tak pernah dia pikir dan ia
ditemukan data yang mencengangkan. Ternyata 66 % dari anak yang diteliti pernah
50
mengakses media porno. Dari media apa mereka bisa mengakses ? Tak lain media massa;
seperti komik, game, situs, film TV, VCD, HP, majalah, dan koran.(Saat Anakku Remaja, Nurul
Salah satu sikap yang mulai tumbuh pada masa remaja, yaitu sikap menentang,
melawan, dan memberontak terhadap perlakuan yang dirasa tidak patut menurut dirinya.
Sikap menentang, melawan, atau memberontak bisa diwujudkan dalam bentuk protes
langsung, bisa pula dalam wujud dia (mogok). Hakekatnya ; melakukan pembangkangan,
Tekanan bisa dalam bentuk tindakan kekerasan, bisa pula dalam bentuk beban
belajar yang sedemikian banyak, monoton, menjenuhkan, dan tidak menarik minatnya.
Tekanan dalam tindak kekerasan bisa menumbuhkan rasa frustasi pada diri remaja. Saat
dirinya mencoba berbuat lebih baik, ternyata dinilai belum berbuat apa-apa. Ia justru
mendapat tindakan kekerasan verbal, seperti ; dikatakan tak becus, bodoh, jahil, atau kata
yang semakna. Dengan pemicu awal yang telah menjadikan dirinya ‘ Sakit “ , sehingga
Situasi keluarga yang tidak baik bisa memberikan pola asuh yang tidak sehat. Karena
keadaan keluarga yang demikian, anak tidak mendapat perhatian dan kasih sayang. Pada
remaja, suasana keluarga seperti itu akan mendorong dirinya keluar dari rumah. Remaja
akan mencari tempat lain yang sekiranya bisa memberi keteduhan bagi jiwanya.
51
Memberikan waktu yang cukup untuk berdialog dengan remaja merupakan upaya
untuk membentuk pola asuh yang baik. Berinteraksi dengan mereka secara hangat, terbuka,
dan penuh kedekatan, bisa meruntuhkan sekat antara orang tua atau pendidik dan anak-
anak asuhnya.
terjadi pada anak-anak disebabkan para ayah. Anak-anak ditelantarkannya. Mereka tidak
wa sallam bersabda :
tersebut mengandung dorongan untuk bersikap lembut dalam segala urusan. Lembut ketika
bergaul dengan keluarga ; saudara, teman, dan segenap manusia. Sebab, sesungguhnya
ALLOH Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Lembut dan menyukai kelembutan.
Pernik remaja selalu bertabur dengan segenap warna-warninya. Namun, hanya satu
maksud dan tujuan, saat membincangkannya, “ Menjadi remaja yang tumbuh dalam
52
َو َربَ ۡطنَا َعلَ ٰى قُلُوبِ ِه ۡم إِ ۡذ قَا ُمواْ فَقَالُواْ َربنَا١٣ إِنَّ ُه ۡم فِ ۡتيَةٌ َءا َمنُواْ بِ َربِ ِه ۡم َو ِز ۡد ٰنَ ُه ۡم هُدٗ ى
١٤ طا ً ط َ ش َ ع َواْ ِمن دُونِ ِ ٓهۦ إِ ٰلَ ٗه ۖا لَّقَ ۡد قُ ۡلنَا ٓ إِ ٗذا ِ ت َو ۡٱل َ ۡر
ُ ض لَن نَّ ۡد ِ س ٰ َم ٰ َو
َّ َرب ٱل
“ Sesungguhnya mereka adalah anak-anak muda yang beriman kepada Robb-mereka , dan
Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka
berdiri lalu berkata, “ Robb kami, Robb langit dan bumi. Kami tidaklah menyeru tuhan selain
Dia. Sungguh kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang
sangat jauh dari kebenaran “. (Al-Kahfi 13 – 14). [diringkas dari : Asy Syariah ; Penyebab
perilaku menyimpang remaja , edisi 104.vol.IX / 1436 / 2014 , hal. 20 – 24]
berjudul, “ Jangan Sia-Siakan Mereka “, di antara penjelasan beliau terkait dengan upaya
Keluarga yang kondusif, berjalan di atas rambu-rambu syariat, akan menjadi tempat
yang baik untuk menyemai pribadi sholih. Dari keadaan keluarga yang disinari oleh kemilau
Dengan demikian, rumah menjadi benteng nan kokoh yang menangkal setiap bentuk
penyimpangan. Di dalam rumah itu pula asupan nutrisi bagi jiwa penghuninya terus
disajikan. Setiap penghuni memiliki daya imun terhadap berbagai syubhat dan syahwat yang
merambat cepat.
Jadi, untuk menumbuhkan kepribadian yang baik pada remaja, hendaknya kondisi di
dalam rumah diperbagus. Demikian pula apabila penyimpangan itu telah menimpa sang
53
remaja, keadaan rumah tak bisa diremehkan perannya. Kebersamaan, dukungan untuk
memulihkan mental , doa, serta bantuan lainnya mnerupakan sumbangsih yang tiada
Oleh karena itu, memilih tempat untuk anak usia masih belia harus penuh
kecermatan. Tempatkan anak di lingkungan yang baik. Kisah pembunuh seratus jiwa yang
hendak bertobat bisa menjadi pelajaran berharga, betapa lingkungan berperan besar dalam
membentuk perilaku seseorang. Dalam hadits dari Abu Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan al-
kepribadian yang baik. Di antara bentuk memilih bi’ah (lingkungan ) yang baik adalah
54
memilih tempat belajar bagi sang anak yang menginjak belia. Banyak orang beranggapan
bahwa memasukkan anak ke tempat pendidikan berlabel Islam akan menjamin kebaikan
bagi anaknya.
Padahal, apabila ditelisik lebih cermat, justru lembaga pendidikan yang berlabel
Islam tersebut tak jauh berbeda dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Kalau pun
materi agama lebih banyak jam mata pelajarannya, belum tentu materi pelajarannya selaras
dengan pemahaman Islam yang benar sebagaimana yang diajarkan para ulama salaf. Apalagi
apabila dilihat para pengajarnya tidak mencerminkan sosok pengajar yang memberi teladan
Jika keadaannya seperti itu, tentu sangat berbahaya bagi pembentukan kepribadian
sang remaja. Lembaga pendidikan semacam itu hanya akan menanamkan syubhat yang
Tugas orang tua atau pendidik diantaranya membekali remaja dengan ilmu yang
bermanfaat. Pemahaman mereka tentang Islam harus tertanam kokoh. Ilmu yang
bermanfaat, yang telah diwariskan oleh para ulama salaf, akan menjadi petunjuk dalam
Dalam sebuah hadits dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘anhu disebutkan tujuh
golongan yang akan dinaungi oleh ALLOH Subhanahu wa Ta’ala pada satu naungan di Hari
Kiamat, yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Salah satu diantara ketujuh golongan
tersebut ;
55
َنشأَفيَعبادةَهللا ٌشاب
َ َو
“ Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada ALLOH Subhanahu wa Ta’ala “.(HR. Al-
Bukhori no. 1423 dan Muslim no. 91)
Termasuk yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Abdul Aziz biun Baz Rohimahulloh ,
terkait penyebab perilaku menyimpang pada anak muda, yaitu keterbatasan sumber daya
manusia yang mampu mendidik dan memberi penjelasan tentang hakekat dan keindahan
Islam.
Qoulu Al-Mufid ‘Ala Kitabi At-Tauhid menyebutkan bahwa seseorang yang menyampaikan
Islam, selain berilmu syar’i, hendaknya memiliki pula pengetahuan tentang orang yang
ke Yaman, Beliau berpesan bahwa kaum yang akan didatangi adalah dari kalangan ahli kitab.
Ini menunjukkan bahwa seorang pendidik harus mengetahui keadaan orang yang diajari.
Demikian pula sosok pendidik yang baik, hendaknya mengenal secara dekat setiap anak
didiknya.
Kedekatan pendidik – dalam batas tertentu – terhadap anak didiknya akan sangat
membantu dalam mengarahkan dan membimbing ke jalan yang benar. Terutama saat anak
didik menghadapi masalah. Kedekatan yang terjalin bisa membuka jalan komunikasi
yang baik akan menepis perilaku penyimpangan remaja, bi idznillah. Ini menjadi salah satu
solusi guna meredam laju penyimpangan perilaku remaja yang dari waktu ke waktu sangat
56
memprihatinkan.
Kisah seorang alim yang mengarahkan pembunuh seratus jiwa untuk bertobat
merupakan suatu kisah yang memberi inspirasi. Dengan bekal ilmu yang ada padanya,
seorang alim mampu menuntun seorang yang tengah menghadapi gejolak hidup.
َو َم ْن يَ ُحو ُل َب ْينَهُ َو َبيْنَ الت َْو َب ِة ؟، نَ َع ْم:َ ِإنَهُ قَت َ َل ِمئَةَ نَ ْف ٍس فَ َه ْل لَهُ ِم ْن ت َْو َب ٍة ؟ فَقَال: عالَ ٍم فَقَا َل
َ علَى َر ُج ٍل
َ فَدَ َل
Seorang penduduk mengarahkan (sang pembunuh) kepada seorang alim. Lantas
ditanyakan kepada seorang alim, “ Sungguh, ia telah melenyapkan nyawa seratus orang ,
apakah bagi dirinya masih ada kesempatan bertobat ? “. Seorang alim pun menjawab : “ Ya,
masih. Siapakah yang bisa menghalangi antara dirinya dengan tobat ? “.
senantiasa selaras dengan ilmu yang dimilikinya. Seorang alim , memutuskan sesuatu tidak
gegabah. Namun, ditimbang dari berbagai sudut atas dasar bashiroh (keilmuan) yang ada
Memilih teman adalah solusi untuk memupuk kebaikan. Teman yang baik akan
menularkan kebaikan, dan begitu pula sebaliknya. Seseorang yang ingin perilakunya baik,
Tradisikan mengunjungi orang-orang sholih. Ambil faedah ilmu darinya. Ambil pula
pelajaran adab dari perilaku kesehariannya. Apabila ingin baik, bersamalah teman yang baik.
Agama seseorang bisa dilihat dari teman dekatnya. Karena itu, lihatlah siapa yang dijadikan
teman dekatnya. Orang yang baik tentu bercengkrama bersama orang yang baik pula.
57
Sebab, sungguh kecenderungan hati tak mungkin diingkari. Seorang penyair berkata :
Telah banyak korban akibat bergumul dengan media. Akibat tak mampu
mengendalikan diri, banyak anak remaja terjatuh pada kemaksiatan. Waktu mereka
Akibat dari media, perilaku mereka pun berubah. Tak menunjukkan pada kebaikan.
Bagi jiwa muda yang belum mampu mengendalikan diri secara matang, pengaruh media
(cetak atau pun elektronik) sangat kuat. Banyak perilaku negatif anak remaja dipicu oleh
media.
Sudah menjadi tabiat remaja , senang pada aktivitas yang beraroma menantang.
kegiatan remaja.
Masih banyak lagi kegiatan positif yang bisa dijadikan wahana untuk
semacam itu apabila terbimbing akan memberikan manfaat yang besar bagi remaja.
58
Diantara manfaat yang bisa dipetik : memperkuat fisik, membangun mental pemberani,
wa sallam pernah melewati beberapa anak muda yang tengah memanah. Beliau Shollallohu
dan yang lainnya. Seiring tentunya dibekali pula bimbingan keagamaan yang kelak bisa
menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan. Semua itu berlangsung sebagai bagian
membimbing remaja ke arah yang benar. (sedikit ringkas dari : Asy Syariah ; Jangan Sia-
(5920). “ َ( حَدَثَنَيَ َُمحَمَدtelah bercerita kepada kami Muhammad) “, “ َ( قَالَ َأَخَبَرَنَيَمَخَلَدyang
mengatakan, telah mengkhabarkan kepada kami Makhlad) “, “ ٍج َ َجرَي
َُ َ نَُ َ( قَالَ َأَخَبَرَنَيَابyang
mengatakan, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Juroij) “, “ ص
َ ٍ َنَحَف َُ َعبَي َُدَهللاَب
َُ َقَالََأَخَبَرَنَي
(yang mengatakan, telah mengkhabarkan kepada kami Ubaidulloh ibnu Hafsin) “,
59
“ٍع
َ َعمَرَبَنَ َناف
َُ َ َ(أَنbahwasannya ‘Umar ibnu Nafi’) “, “ ( أَخَبَرََهُ َعَنَ َنافَ َعٍ َمَوَلَى َعَبَدَ َهللاtelah
mengkhabarkannya dari Nafi’ maula Abdulloh) “, “ هللاُ َعَنَ َُهمَا َُ َ أَن َهُ َسمع َابن
َ َ َعمَرَ رَضَي
(bahwasannya dia telah mendengar Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma)”, “ َ َُل َسَمَ َعت َُ يََقُو
هللاُ َعَلَيَهَ َوَ َسَلَم
َ َسولَ َهللاَصَلَى َُ َ( رdia mengatakan, aku telah mendengar Rosululloh Shollallohu
‘alaihi wa sallam) “, “ .َ َ( يَنَهَىَعَنَ َالَقَزَعBeliau melarang dari menggundul sebagian rambut
kepala) “, “ عبَيَ َُد َهللا َُ َ َ( قَالtelah berkata Ubaidulloh) “, “ َُ( َقُلَتَُ َوَمَاَالَقَزَعaku berkata : Apa itu
qoza’ ? ) “, “ عبَيَ َُدَهللا َُ َ( فَأَشَارََلَناmaka Ubaidulloh menerangkan kepada kami) “, “ ََقَالََإَدَاَحَلَق
( الصَبَىَ َوَتَرَكَهَا َ َُهنا َشَعَرََة ً َوَهَا َ َُهنا َوَهَا َ َُهناketika mencukur rambut anak kecil / bayi,
meninggalkan sebagian rambut demikian dan demikian) “, “ َ ََناصَيَتَه َ عبَيَ َُد َهللا َإَلَى
َُ َ فَأَشَارَ َلَنا
.َ َ( وَجَانَبَىَ َرَأَسَهmaka Ubaidulloh menerangkan kepada kami tentang jambulnya dan dua sisi
kepalanya) “. “( قَيلَ َلَ َعُبَيَدَ َهللا َفَالَجَارَيَ َةُ َوَالَ َغُلَ َُمdikatakan kepada Ubaidulloh tentang budak
perempuan dan anak muda) “, “ ( قَالَ ََلَأَدَرَىَهَكَدَاdia berkata : aku tak tahu yang demikian
itu) “, “ َ( قَالَ َالصَبَىdia berkata : anak kecil / bayi) “. “ ُعبَيَ َُد َهللا َوَعَاوَدََت ُ َه َُ َ َ( قَالberkata
Ubaidulloh : kembali kepada perkara semula) “, “ فَقَا َل أما َالقُصةُ َوالقفا َللغُلم َفل َبأس َبهما
(maka ia berkata : adapun kuncung dan kuncir / buntut bagi anak muda maka keduanya
tidak mengapa ) “, “ َوَلَكَنَ َالَقَزَعَ َأَنَ ََيُتَرَكَ َبَناصَيَتَهَ َشَعَر (akan tetapi qoza’ itu adalah
meninggalkan rambut kepala dari depan hingga belakang / tengkuk) “, “ َُرَه َُ َوَلَيَسََفَىَرَأَسَهََغَي
َُ َوَكَدَلَكََش
، (dan bukanlah meninggalkan rambut yang lain di kepalanya) “, “ .َقَرَأَسَ َهَُهَدَاَوَهَدَا
(yang demikian itu membelah atau memangkas rambut kepalanya demikian dan demikian)
“.
َُ َ( حَدَثَناَ َُمسَلَ َُم َبtelah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrohim) “, “
(5921). “ َن َإَبَرَاهَيَم
ٍَس َبَنَ َمَالَك َُ َ( حَدَثَناَعَبَ َُد َهللاَبtelah menceritakan kepada kami Abdulloh
َ ٍ ن َالَ َُمثََنىَبَنَ َعَبَدَ َهللاَبَنَ َأَن
ibnu Mutsanna ibnu Abdillah ibnu Anas ibnu Malik) “. “ َعمَر َُ َ َار َعَنَ َابَن َُ َحَدَثَناَعَبَ َُد َهللاَب
ٍَ ن َدَيَن
(telah bercerita kepada kami Abdulloh ibnu Dinar dari Ibnu ‘Umar) “, “ َُهللا َ َسولََهللاَصَلَى َُ َأَنََر
.ََ( عَلَيَهََوَسَلَمََنهَاَعَنََالَقَزَعbahwasannya Rosululoh Shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang dari
qoza’ – mencukur atau menggundul sebagian rambut kepala pada sisi kanan dan kirinya dan
membiarkan sebagian yang lainnya mulai dari depan hingga tengkuk - ) “.
60
“ ،َ ( هو َأن َيحلق َبعض َرأس َالصبي َويترك َبعضه َفيكون َقط َعًا َكقطع َالسحاب َفي َالسماءqoza’
adalah mencukur / mengundul sebagian rambut kepala anak kecil / bayi dan membiarkan
sebagian rambut yang lain dan menjadikannya potongan seperti potongan awan di langit) “,
“ ( وكل قطعة من السحاب في السماء تسمى قزعة ؛setiap potongan mendung di langit
dinamakan qoza’ / gumpalan awan) “, “ :َ( كماَقالَأنسَبنَمالكَرضيَهللاَعنهsebagaimana
ucapan Anas ibnu Malik Rodhiyallohu ‘anhu) “, “ .َ( وهللاَماَفيَالسماءَمنَسحابَوَلَقزعةdemi
ALLOH apa pun yang ada di langit berupa mendung dan tidak pula gumpalan awan) “.
“ ،َ أما َالقصة َالتي َنقص َمن َتقص َمن َأمام َفي َرأس َالصبي َفهده ََل َبأس َبها َوَل َحرج
(adapun kuncung yang dipangkas / digunting dari depan kepala anak kecil / bayi maka ini
tidak mengapa dan diperbolehkan) “, “ َوكدلكَلوَقصَمنَخلفهَمنَشعرهَالمسترسلَفلَحرج
ضا َ؛
ًَ ( أيyang demikian itu apabila menggunting rambut bagian belakang kepala yang
menguncir, maka diperbolehkan juga) “, “ ََأنَيؤخدَمنَهداَوهداَوهداَأوَأن:َلكنَالمنهيَعنه
.َ ( يبق َالناصية َوحدهاakan tetapi yang dilarang darinya adalah : bahwasannya mengambil
rambut yang ini atau yang itu dan agar membiarkan satu bagiannya yang lain) “.
61
ini) “.
َسولَُهللاَصلىَهللاَُعليهَوَسلمَعنَالقزع
ُ َنهىَر:ََقال،َعمرَرضيَهللاَُعن ُهما
ُ ََعنَابن. )1646 (
.ََ ُمتفقَعليه.
Dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata : ” Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa
sallam melarang untuk membuat jambul “. (HR.Al-Bukhori dan Muslim)
seni rupa merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan berkarya
seni rupa dalam bentuk dua dimensi maupun karya seni rupa tiga dimensi.
1.Faktor Unity (kesatuan) : kesatuan yang dimaksud di sini adalah kesatuan yang ditinjau
dari segi penataan / pengaturan / penerapan atau rangkaian hingga benda-benda yang
diatur dalam gambar satu sama lain saling mendukung , apabila dikurangi salah satu bagian
2.Balance (keseimbangan), yang dimaksud ialah cara mengatur beberapa benda atau bidang
dalam satu bidang kertas gambar agar hasilnya serasi dan harmonis. Ada beberapa macam
bidang yang sama bentuknya, atau jika gambar tersebut dibagi dua merupakan satu bentuk
beberapa bentuk / warna yang tidak sama ukuran besar kecilnya benda, atau tidak sama
63
posisinya cara meletakkannya “.
3.Irama. Irama dalam pengertian visual dapat dirasakan karena ada faktor pengulangan di
atas bidang atau dalam ruang, yang dapat menyebabkan timbulnya efek optik seperti
gerakan , getaran, ataupun perpindahan dari unsur yang satu ke unsur yang lainnya. Faktor
irama ini kerap kali dapat memandu mata manusia mengikuti arah gerakan dalam karya
desain.
4.Faktor Emphasis (Center of interist) : “ maksudnya adalah pusat perhatian dari seluruh
rangkaian gambar atau bagian dari gambar / lukisan yang dijadikan fokus pandangan, untuk
mewujudkan hal ini dapat dilakukan dengan jalan memberi warna yang mencolok (kontras)
atau membagi garis arah berlawanan, dan dapat pula dengan arsir yang intensitasnya tinggi.
5.Prinsip Keselarasan. Lazim disebut dengan prinsip Harmoni atau keserasian adalah timbul
dengan adanya kesamaan , keserasian, dan tidak adanya pertentangan. Dalam seni rupa
prinsip keselarasan dapat dibuat dengan cara menata unsur-unsur yang mungkin sama,
sesuai dan tidak ada yang berbeda secara mencolok. (sumber : LKS kelas VII; MGMP Seni
64
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan sistematika konsep , cara-cara kerja, langkah-
langkah kegiatan yang ditempatkan untuk mencapai tujuan menentukan jawaban atas
penelitian yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif
diteliti. Metode analisis deskriptif berupaya melukiskan gambaran yang tepat dan obyektif,
tanpa suatu maksud untuk mengambil simpulan-simpulan yang berlaku secara umum.
Dalam penggambaran data secara ilmiah, data yang dianalisis dalam penelitian kualitatif
tidak berupa angka-angka / koefisien-koefisien tentang hubungan antar variabel, tetapi data
yang terkumpul berupa kata-kata atau gambar. Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif
, artinya data yang dianalisis bentuknya deskriptif fenomena.
Metode deskriptif menurut Sudaryanto (dalam Atrik, 1998 : 12) adalah metode yang
hakekatnya didasarkan atas fakta (fenomena) yang ada yang memang secara empiris hidup
yang sebenarnya dari suatu obyek. Hasil yang diperoleh dari penelitian deskriptif kualitatif
65
adalah berupa perian (statement) bahan yang terjadi , seperti potret : paparan seperti apa
1).Lingkungan nyata sebagai sumber data langsung dan peneliti sendiri bisa bertindak
sebagai instrumen kunci, 2). Sifat deskripsi, 3). Lebih mengutamakan proses dari pada hasil,
Pada akhirnya, hasil yang akan diperoleh dalam penelitian bukan berupa angka-
angka, melainkan berupa kutipan kata-kata yang dikutip dari kumpulan data yang ada,
sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui adanya unsur keterpengaruhan , serta
hubungan apa yang terjadi antara ; sholat, pembentukan karakter atau akhlaq dan seni
mode rambut qoza’ pada peserta didik (kelas 9A – 9G) SMP Negeri 2 Sugio semester ganjil
B.Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu data penelitian dan sumber data.
Data-data dari penelitian ini adalah ketiga rumusan maslah seperti yang terpaparkan pada
BAB I, yaitu mendeskripsikan pengaruh sholat terhadap pembentukan karakter atau akhlaq,
deskripsi pengaruh sholat terhadap penyimpangan perilaku, dan deskripsi pengaruh sholat
terhadap seni mode rambut qoza’. Sedangkan sumber data penelitian ini adalah kuisioner
dan data absensi sholat, serta tes psikologi sebagai data penguat.
Selain itu juga diperlukan sumber-sumber data lainnya yaitu berupa kutipan-kutipan
66
dari suatu bahan pustaka dan juga fakta-fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Dat berupa fakta-fakta dan kutipan-kutipan yang diambil dari beberapa sumber tersebut
dimaksudkan sebagai bahan penguat (data pendukung) dan sebagai bukti bahwa ada
pengaruh sholat itu terhadap pembentukan karakter atau akhlaq hubungannya dengan
Anak-anak SMP Negeri 2 Sugio banyak yang melakukan qoza’ mulai dari kelas 7
sampai kelas 9. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi subyek penelitian pada kelas
9 saja, dengan rincian : 9A (4), 9B (4), 9C (2), 9F (3), 9G (1), totalnya 14 anak. Sebenarnya,
masih banyak lagi yang lainnya, namun ada yang tidak mau mengumpulkan kuisionernya
dan ada pula yang tidak bisa terjaring karena suka bolos sekolah. Di kelas 8 juga banyak,
namun kuisionernya hanya sebagai data penguat saja. Sementara di kelas 7 tidak diberi
C.Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :
2.Penyimpangan perilaku
Cinta menurut arti harfiahnya atau menurut kamus adalah : 1. suka sekali; sayang
benar : Orang tuaku cukup - - kepada kami semua ; - - kepada semua makhluk ; 2. kasih
67
sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan) : sebenarnya dia tidak - - kepada lelaki itu,
tetapi hanya menginginkan hartanya; 3. ingin sekali; berharap sekali; rindu : makin ditindas
makin terasa betapa - - nya akan kemerdekaan ; 4. Susah hati (khawatir) : tiada terperikan lagi
- - nya ditinggalkan ayahnya itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 168). Sedangkan
menurut arti istilah (seperti apa yang dikehendaki dalam penelitian ini) adalah : rasa sayang
yang luar biasa bagi seorang hamba kepada Sang Maha Pencipta ALLOH Subhanahu wa
Ta’ala dan berusaha mengikuti Rosul-Nya. Sebagimana yang ALLOH Subhanahu wa Ta’ala
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akahlaq atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain; tabiat; watak : ia mempunyai - - yang agak aneh dibandingkan
3).Penyimpangan Perilaku
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yag terwujud dalam gerakan (sikap), tidak
68
saja badan atau ucapan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 671).
Maka dari itu, perilaku menyimpang bisa didefinisikan sebagai perilaku yang
menyelisihi Jalan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala yang lurus dan menempuh jalan lain yang
syahwat maupun syubhat (pemikiran rancu), meninggalkan yang wajib, melakukan yang
diharomkan, dan berbuat bid’ah. (Inhirofu Asy-Syabab, Asbabuhu wa Wasailu ‘Ilajihi, Asy-
Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, dsb), seperti tari, lukis, ukir : seniman tari sering juga menciptakan - -
susastra yang bagus; - - susastra juga berbentuk sajak, prosa, dsb.(kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990 : 816). Mode adalah ragam (cara, bentuk) yang terbaru pada suatu waktu
tertentu (tentang pakaian, potongan rambut, corak hiasan, dsb) : ia selalu berpakaian
mengikuti - - ; atelir - -; tempat membuat pakaian yang dilengkapi dengan ruangan khusus
untuk mencoba pakaian, pengukuran pakaian serta perlengkapan lain. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990 : 589). Qoza’ ( ) القزعadalah menggundul atau mencukur sebagian rambut
kepala (dan membiarkan yang lain untuk membuat jambul), (Kamus Al-Munawwir, Arob –
E.Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk merekam data yang
69
1).Instrumen -1, Tes Psikologi, Kuisioner, dan Absensi Sholat (karakter atau
akhlaq).
Untuk mengetahui perkembangan karakter atau akhlaq anak didik yang dijadikan
sebagai subyek penelitian, maka peneliti menggunakan instrumen Tes Psikologi dan
Absensi Sholat. Tes Psikologi berupa 10 pertanyaan yang dijawab dengan singkat oleh
subyek penelitian walaupun bersifat uraian. Sedangkan Absensi Sholat adalah berupa data
yang dibuat oleh peneliti mulai dari awal masuk semester ganjil 2017 – 2018 ini untuk
mengecek sejauh mana pelaksanaan sholat lima waktu anak-anak didik (khususnya subyek
penelitian), walaupun pengecekannya hanya satu hari dalam satu pekan. Pengecekannya
mengukur dan memantau sejauh mana kadar cinta mereka – anak didik secara umum dan
anak didik secara khusus yang dijadian subyek penelitian – kepada ALLOH dan Rosul – Nya,
serta untuk mengetahui pula sejauh mana penyimpangan perilaku mereka yang timbul
akibat rendahnya kadar rasa cinta mereka kepada ALLOH dan Rosul – Nya.
Psikologi, Absensi Sholat, dan Kuisioner), serta interviu dengan responden (subyek
penelitian).
70
sesuai dengan rumusan masalah. Sumber dokumentasi bisa berupa catatan, transkripsi,
buku, surat keterangan, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda harian, dsb. (Zuhri,
2001 : 228)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif kualitataif . Teknik analisis dipakai pada saat penulis menganalisis data yang
sesuai dengan permasalahan . Metode analisis ini sendiri dibedakan menjadi dua yaitu
Analisis deskriptif dipakai oleh penulis untuk mendeskripsikan data-data yang telah
terkumpul. Sedangkan teknik analisis isi / makna dipakai untuk menjelaskan analisis
deskriptif dengan lebih menekankan pada analisis makna yang dikandung oleh data
penelitian.(Suryabrata, 1997 : 85)
Teknik analisis makna atau isi pada akhirnya membantu proses analisis data pada
hasil kesimpulan. Karena pada dasarnya analisis makna memuat hal-hal pokok, tema yang
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN TINDAKAN KELAS
peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018.
*HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang ditemukan oleh penulis terdapat pada hasil Tes Psikologi,
Kuisioner dan Absensi Sholat Lima Waktu. Untuk lebih mudahnya – Insya ALLOH –
akan kami paparkan data berupa jawaban terhadap Tes Psikologi semester ganjil 2017 –
2018, yang terkait dengan “ Pengaruh sholat terhadap pembentukan karakter atau
akhlaq “. Disini, ada tiga pertanyaan yaitu pertanyaan nomor 1, 6 dan 7, yang terkait
dengan rumusan masalah yang pertama ini.
-Kelompok pertama menyatakan : “ Di atas “ (Tegar Yuda P, 9G. Lampiran 14). “ Di atas “
Saputra, 9A. Lampiran 1), “ Di dalam hati nurani kita “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 2), “
Di dalam hati kita “ (M.Ali G, 9A. Lampiran 3), “ Di hati “ (Tantowi R, 9F. Lampiran 12).
-Kelompok ketiga menyatakan : “ ALLOH ada di mana-mana dan tidak membutuhkan tempat
“ (M.Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 4), “ Di mana pun seperti masjid dll “ (Adi Saputro, 9B.
72
(D.Ruseno, 9B. Lampiran 7), “ Di mana-mana bisa “ (M.Fatkur R, 9F. Lampiran 11).
-Kelompok keempat menyatakan : “ ALLOH ada di tempatnya “ (Riyan B.F, 9B. Lampiran 8), “
-Kelompok kelima menyatakan : “ Hanya ALLOH yang tau “ (M.Nurfaiz, 9C. Lampiran 10).
*Pertanyaan nomor 6 : “ Guru yang paling kalian idolakan sepanjang hidup kalian
itu siapa ? ? Boleh disebutkan lebih dari satu (baik sudah meninggal atau masih
hidup) bila ada !
Diantara jawabannya ada dua kelompok, sebagai berikut :
-Kelompok pertama : “ Nabi Muhammad SAW “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 13), “ Nabi
-Kelompok kedua : “ Bu Yaslik, Pak Andik, Pak Saptono “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran
1), “ Pak Andik dan Pak Hadi Siswandoyo “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 2), “ Pak
Liswiyanto, Pak Saptono, Pak Rudi, Pak Andik “ (M.Ali G, 9A. Lampiran 3), “ Bu Sukariyati dan
Pak Supriyadi “ (M.Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 4), “ .....” (Adi Saputro, 9B. Lampiran 5), “ Pak
Rudi, Pak Pri, Pak Saptono, Pak Martono “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 6), “ Pak Rudi, Pak
Pri, Pak Saptono, Pak Martono “ (D. Ruseno, 9B. Lampiran 7), “ Pak Pri “ (Riyan B.F, 9B.
Lampiran 8), “ Pak Asir, Pak Kamali “ (Firnandah, 9C. Lampiran 9), “ Bu Sholih “ (M.Nurfaiz,
9C. Lampiran 10), “....” (M.Fatkur R, 9F. Lampiran 11), “ Bu Rini, Pak Hadi “ (Tantowi Randa,
*Pertanyaan nomor 7 : “ Apa yang sudah kalian lakukan terhadap guru yang
paling kalian idolakan itu ? Sebutkan contohnya minimal satu (berupa perilaku /
perbuatan) !
Terkait dengan pertanyaan nomor 6, maka jawaban terbagi dua kelompok :
73
-Kelompok pertama : “ Mengikuti perintahnya meskipun belum maksimal “ (Teguh Yuda P,
-Kelompok kedua : “ Memberi perilaku yang baik di hadapannya “ (Agustin D. Saputra, 9A.
Lampiran 1), “ Diam saat guru menjelaskan “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 2), “ Lucu saat
bercerita “ (M.Ali G, 9A. Lampiran 3), “ Memperhatikan waktu pelajaran tidak ngomong
sendiri “ (M.Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 4), “ ..... “ (Adi Saputra, 9B. Lampiran 5), “ Pak Rudi
baik hati tidak mudah marah “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 6), “ Pak Rudi baik hati tidak
mudah marah “ (D. Ruseno, 9B. Lampiran 7), “....” (Riyan B.F, 9B. Lampiran 8), “ Sopan, baik
pada muridnya “ (Firnandah, 9C. Lampiran 9), “ Baik pada gurunya “ (M.Nurfaiz, 9C.
Lampiran 10), “ Pak Sap suka bercanda “ (M.Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 11), “.....”
Sedangkan hasil penelitian yang terdapat di dalam Kuisioner ada tiga pertanyaan
yang terkait dengan rumusan masalah yang pertama ini yaitu pertanyaan nomor 1, 2 dan 6.
Diantara jawabannya, sebagai berikut : “ Iyah karena itu Tuhan saya dan panutan
saya “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “ Iya “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20), “
Iya “ (M.Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “ Ya dan menyayangi “ (Adi Saputro, 9B. Lampiran
23), “ Iya karena Tuhan – ku “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 24), “ Iya karena ALLOH Tuhan –
ku “ (D. Ruseno, 9B. Lampiran 25), “ Ya karena saya iman kepada ALLOH dan Rosul “ (Riyan
B.F, 9B. Lampiran 26), “ Saya sangat menyayangi ALLOH dan Rosul “ (Firnandah, 9C.
Lampiran 27), ‘ Saya sangat mencintai ALLOH dan Rosul “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Ya
“ (M.Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Iyah “ (Tantowi Randa, 9F. Lampiran 30), “ Iya “
(Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Iya “ (Tegar Yuda P, 9G. Lampiran 32).
74
*Pertanyaan nomor 2 : “ Apabila mencintai keduanya, apa buktinya ? “
Diantara jawabannya, sebagai berikut : “ Saya lebih giat beribadah dan berusaha u
ntuk bisa menirunya “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “ Menjauhi larangannya yang
tidak disukainya “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20), “ Saya akan menjauhi larangannya “
(M.Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Saya, puasa dan sholat “ (M.Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “
Selalu bersholawat dan sholat dll “ (Adi Saputro, 9B. Lampiran 23), “ Melaksanakan
perintahnya “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 24), “ Melaksanakan perintahnya “ (D. Ruseno,
9B. Lampiran 25), “ Melaksanakan perhatiannya “ (Riyan B.F, 9B. Lampiran 26), “ Bersholat /
ta’at kepada keduanya “ (Firnandah, 9C. Lampiran 27), “ Aku akan sholat lima waktu “ (M.
Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Sholat “ (M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Sholat “
(Tantowi Randa, 9F. Lampiran 30), “ Demi-demi sedikit saya mau mengikuti perintahnya “
(Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Iya “ (Tegar Yuda P, 9G. Lampiran 32).
Diantara jawabannya, sebagai berikut : “ Niat saya tidak meninggalkan tapi selalu
ada halangan “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “ Untuk bermain “ (Awang Thyo H.W,
9A. Lampiran 20), “ Karena berat sekali melakukannya “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “
Ketiduran “ (M. Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “ Tidur dan bermain “ (Adi Saputro, 9B.
Lampiran 23), “ Karena sibuk di saka “ (Danda Saputra, (B. Lampiran 24), “ Lupa “ (D. Ruseno,
9B. Lampiran 25), “ Ketiduran “ (Riyan B.F, 9B. Lampiran 26), “ Terkadang lupa “ (Firnandah,
9C. Lampiran 27), “ Karena keasyikan bermain “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Karena tidur
“ (M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Karena tidur “ (Tantowi Randa, 9F. Lampiran 30), “
Capek “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Kecapekan kadang-kadang malas “ (Tegar Yuda
75
Kemudian data yang diperoleh dari Absensi Sholat Lima Waktu terhadap anak-
anak yang secara khusus diteliti atau pun secara umum, ternyata begitu mencengangkan.
Betapa tidak ? Padahal, mereka ini anak-anak yang sudah baligh yang tentunya tidak ada
alasan lagi untuk meninggalkannya. Rata-rata anak yang diteliti sholat lima waktunya tiap
hari hanya berkisar antara 1 – 3 waktu maksimalnya. Sebagai data penelitian, penulis hanya
memaparkan di sini dalam bentuk laporan gelobal saja dengan menunjuk pada nomor
lampiran yang berisi ; sholat lima waktu pada hari tertentu sepekan sekali yang dicek /
dikontrol, juga tanggal dan bulan pengecekan, serta nomor catatan (yang disingkat, misal :
C1, C2,.....dst).
diantaranya :
-Kelompok 9A :
-Kelompok 9B :
-Kelompok 9C :
-Kelompok 9F :
-Kelompok 9G :
76
*PEMBAHASAN
Pertanyaan -pertanyaan ini terdapat pada Tes Psikologi, meliputi nomor 1,6 dan 7.
“Dimana-mana “, bahkan ada yang mengatakan, “ Hanya ALLOH yang tahu “. Padahal, kalau
kita mau menilik kembali mempelajari kembali Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi Shollallohu
‘alaihi wa sallam, sudah sangat gamblang sudah sangat jelas seperti jelasnya antara siang
dan malam, bahwasannya ALLOH Subhanahu wa Ta’ala itu istiwa’ di atas ‘Arsy tinggi di atas
segala makhluq – Nya. Sebagaimana firman ALLOH Subhanahu wa Ta’ala di dalam surat
Thoha ayat 5 :
سا ًء
َ صبَا ًحا َو َم
َ اء َ اء ؟ يَأْتِ ْينِ ْي َخبَ ُر ال
ِ س َم َ أ َ ََل ت َأ ْ َمنُ ْونِ ْي َوأَنَا أ َ ِمي ُْن َم ْن فِ ْي ال
ِ س َم
“ Apakah engkau tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang ada di
langit ? Setiap pagi dan sore hari datang kepadaku kabar dari langit “. (Muttafaqun ‘alaih)
ALLOH Yang Maha Agung sebutan – Nya (berada) di atas ‘Arsy , dan kami beriman pada
sifat-sifat – Nya sebagaimana yang terdapat dalam Sunnah Rosululloh ‘ “. (HR. Al-Baihaqi
Imam Syafi’i berkata, “ Sesungguhnya ALLOH istiwa’ di atas ‘Arsy – Nya di langit , Ia
77
mendekati makhluk – Nya sekehendak – Nya dan ALLOH turun ke langit dunia sekehendak –
Nya “.
Maka, atas dasar dalil inilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits - bahkan
di dalam Al-Qur’an tidak hanya satu ayat saja dalam surat Thoha ayat 5 di atas, melainkan
terdapat pula pada ayat-ayat di dalam surat-surat yang lain, misalnya : Al-A’rof 54, Yunus 3,
yang dianggap benar adalah jawaban “ Di atas “ (Tegar Yuda P, 9G. Lampiran 14) dan
(Firnandah, 9C. Lampiran 9), manakala yang dimaksudkan “ Di atas “ itu adalah di atas ‘Arsy
Ada juga diantara anak-anak yang tidak diteliti, jawabannya benar. Misalkan : “
ALLOH menetap tinggi di atas “ ARSY “ berada di atas langit di seluruh makhluk – Nya “
(Verra Ayu Fatmawati, 9A. Lampiran 15). “ ALLOH selalu berada di singgasana Arsy “
Perlu diketahui, kenapa hal ini perlu ditanyakan kepada para anak didik - baik yang
diteliti secara khusus maupun yang tidak diteliti secara umum - adalah karena ini masalah
Aqidah yang sangat penting bagi seorang yang mengaku dirinya beriman kepada ALLOH
Subhanahu wa Ta’ala. Alangkah anehnya mereka yang mengatakan beriman kepada ALLOH
Ta’ala berada. Dan inilah mayoritasnya bahwa mereka kaum muslimin secara umum tidak
78
seorang budak wanita menjadi merdeka disebabkan ia bisa menjawab dua pertanyaan dari
Maka dijawab oleh budak wanita itu : “ Di langit “. Jawaban ini dibenarkan oleh Rosululloh
Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Pertanyaan kedua : “ Siapakah aku ? “. Maka dijawab oleh
budak wanita itu : “ Engkau adalah Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam “. Dan jawaban
ini dibenarkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Maka serta merta Rosululloh
memerintahkan kepada majikan dari budak itu agar ia dimerdekakan, karena ia adalah
seorang wanita yang beriman kepada ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dan beriman pula kepada
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dengan keimanan yang jujur, Insya ALLOH.
Coba kita perhatikan ! Betapa banyaknya kaum muslimin di zaman ini yang
dimana ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berada. Betapa jauh kadar Iman dan Ilmu kita ini jika
dibandingkan dengan seorang budak wanita di masa Nabi itu, sehingga ia dimerdekakan dari
perbudakan disebabkan karena imannya kepada ALLOH ‘Azza wa Jalla dan kepada
*Pertanyaan nomor 6 : “ Guru yang paling kalian idolakan sepanjang hidup kalian
itu siapa ? “
Pertanyaan seperti ini kelihatannya mudah untuk dijawab. Akan tetapi, mayoritas
anak-anak didik - baik yang dijadikan subyek penelitian maupun yang tidak -
pandangannya sangat sempit, hanyalah melihat apa yang ada di depan matanya saja tanpa
didasari oleh ilmu yang benar sehingga bisa memandang dengan pandangan yang luas.
Sehingga apa yang terjadi, yang dipilih untuk jadi idola mereka adalah guru-gurunya sendiri,
baik guru SMP N 2 Sugio, maupun guru SD, MI, serta guru ngaji. Dan sedikit sekali yang
79
menjawab dengan jawaban yang benar, itu pun setelah dijelaskan dengan pertanyaan yang
Maka, diantara responden hanya ada dua anak yang benar jawabannya, yaitu
keduanya menjawab : “ Nabi Muhammad SAW “ (Teguh Yuda Prayoga, 9F. Lampiran 13) dan
(Tegar Yuda Prayogi, 9G. Lampiran 14). Selain anak yang diteliti juga ada yang benar
jawabannya, misalkan : “ Nabi Muhammad SAW “ (Abi Setiawan, 9B. Lampiran 17) dan ”
Mengapa hal ini perlu ditanyakan oleh penulis kepada anak-anak yang diteliti
maupun yang tidak diteliti, sebab kita ini kaum muslimin sangat membutuhkan figur yang
bisa dijadikan teladan dalam semua perkara kehidupan ini. Maka teladan umat yang terbaik
itu hanyalah Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang pantas dijadikan teladan oleh
Dalam sisi akhlaq atau karakter atau watak, ALLOH Subhanahu wa Ta’ala dengan
terang-terangan dan jelas memuji akhlaq Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang
80
memang pantas dijadikan teladan dalam sisi akhlaq atau karakter atau watak ini.
Oleh karena itulah, siapa pun orangnya yang berprofesi sebagai guru hendaknya ia
belajar kepada Guru Yang Terbaik umat ini yaitu Rosululloh Shollallohu alaihi wa
sallam , jangan mengambil teladan dari guru-guru yang kafir, karena tidak ada kebaikan
dalam diri mereka. Kenapa kita mesti mengambil teladan dari orang lain - apalagi yang kafir
- sementara ALLOH ‘Azza wa Jalla sendiri telah memerintahkan kepada kaum mukminin
agar mereka semua mengambil Beliau Shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai suri
teladan yang terbaik dalam segala sisi kehidupan manusia hingga datangnya Hari Kiamat
nanti.
Mari kita perhatikan baik-baik apa yang dijelaskan oleh Fu’ad bin Abdul Aziz Asy-
Dan barangkali hadits Abu Umamah Rodhiyallohu ‘anhu akan memperjelas bagi kita
sallam bersabda :
81
، َو َحت َى ْال ُح ْوتَ ِفي ْال َبحْ ِر، َحت َى النَ ْملَةَ ِف ْي ُح ْب ِر َها، ض
ِ ت َو ْال َ ْر َ َوأ َ ْه َل ال، ُو َم َ ِئ َكت َه،
ِ س َم َوا َ َِإنَ هللا
اس ْال َخ ْي َر ق َ َصلُ ْون
ِ َعلَى ُم َع ِل ِم الن َ ُلَي
“ Sesungguhnya ALLOH, para Malaikat, penduduk langit dan bumi, bahkan hingga semut di
lubangnya, dan bahkan hingga ikan di lautan, benar-benar memohonkan sholawat (pujian
dan rohmat) bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia “. (diriwayatkan oleh
Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayan Al-‘Ilmi wa Fadhlih, ringkasan hal. 42)
kepada para anak didik saja, bahkan ia merupakan tugas berat dan sulit - tetapi akan mudah
bagi siapa yang dimudahkan ALLOH - . Tugas tersebut menuntut dari seorang pengajar sifat
sabar, amanah, ketulusan, dan mengayomi yang di bawahnya. Seandainya kita hitung satu
persatu apa yang mesti ada pada seorang pengajar, tentu akan menghabiskan waktu yang
panjang. Dan sebelum kita masuk ke dalam pasal-pasal buku ini, perlu saya sebutkan sebuah
poin penting yang akan memperjelas tujuan buku ini, yaitu saya menjadikan perbuatan
pengajar dan metode-metode pengajaran yang beragam. Yang demikian itu saya
lakukan karena pada diri Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam terdapat suri teladan yang
Dan karena Beliau Shollallohu ‘alaihi wa sallam adalah Guru pertama yang mengajar dan
mendidik para shohabat Beliau sehingga mereka menjadi anak-anak didik terbaik. (ALLOH
82
َب َو ۡٱل ِح ۡك َمة
َ َ وَل ِمن ُك ۡم يَ ۡتلُواْ َعلَ ۡي ُك ۡم َءا ٰيَتِنَا َويُزَ ِكي ُك ۡم َويُعَ ِل ُم ُك ُم ۡٱل ِك ٰت ُ س ۡلنَا فِي ُك ۡم َر
ٗ س َ َك َما ٓ أ َ ۡر
١٥١ ََويُعَ ِل ُم ُكم َّما لَ ۡم ت َ ُكونُواْ ت َعۡ لَ ُمون
“ Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami pada kalian) Kami telah
mengutus kepada kalian Rosul diantara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada
kalian dan menyucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan Al-Hikmah , serta
mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui “. (Al-Baqoroh 151). [dinukil dari :
Begini Seharusnya Menjadi Guru ; Fu’ad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub. Darul Haq. 2016, hal. 1
– 3]
*Pertanyaan nomor 7 : “ Apa yang sudah kalian lakukan terhadap guru yang
paling kalian idolakan itu ? “
Seperti yang sudah penulis paparkan pada Hasil Penelitian, bahwa jawaban dari
pertanyaan ini terbagi menjadi dua kelompok. Pertanyaan nomor 7 ini ada kaitannya
mayoritas salah, sehingga terkait dengan perkara ini penulis hanya membahas jawaban yang
83
benar saja atas pertanyaan nomor 7.
Mari kita simak dengan baik jawaban dari dua anak kembar ini. Salah satunya
menjawab : “ Mengikuti perintahnya meskipun belum maksimal “ (Teguh Yuda Prayoga, 9F.
Lampiran 13), sedangkan yang lainnya menjawab : “ Ibadah “ (Tegar Yuda Prayogi, 9G.
Lampiran 14).
Jawaban dua anak kembar ini satu sama lain saling terkait, yang satu menguatkan
yang lainnya. Ya memang demikianlah tujuan diciptakannya makhluk jin dan Manusia.
Sebagaimana yang ALLOH ‘Azza wa Jalla firmankan pada surat Adz-Dzariat ayat 56 :
ALLOH ‘Azza wa Jalla juga berfirman dalam surat Ali Imron ayat 31 :
Ayat ini - Ali Imron 31 - adalah sebuah dalil yang sangat jelas memerintahkan kaum
mukminin yang mencintai ALLOH dan Rosul – Nya bahwa diwajibkan atas mereka untuk
mengikuti Rosul – Nya ‘Alaihishsholatu wassalam dalam seluruh perkara ibadah mereka, dan
tidaklah akan diterima dari perkara ibadah mereka manakala mereka itu membikin acara-
84
acara ibadah sendiri dengan anggapan bahwa apa yang mereka amalkan itu adalah
termasuk perkara ibadah yang akan mendapatkan pahalanya. Dalam hal ini, coba kita
sebagi Guru Yang Terbaik sebagai Suri Teladan Yang Terbaik, hendaknya mereka mau dan
ikhlas mengikuti dan mengambil perkara ibadah mereka dari apa-apa yang telah dikerjakan
akhlaq atau karakter yang jelek yang terjadi pada anak-anak didik di kelas 8, ketika mereka
suka melalaikan atau meninggalkan sholat lima waktu, dan apa yang telah mereka perbuat
terhadap guru yang mereka benci gara-gara menasehati mereka agar menegakkan sholat
dan jangan melakukan qoza’. Karena nggak sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka
muncullah ucapan-ucapan yang jelek dan kasar terhadap gurunya yang mencintai dan
memperhatikan mereka. Seperti ucapan : “ Tidak suka karena kalau waktu SBK
dipotong sebagian dan dia menyebut KOZAK “ (Viky Dwi P, 8G. Lampiran 33), “ Pak
Rudi terlalu banyak aturan termasuk rambut, yang lelaki pindah ke samping
kanan. Lalu rambutnya panjang dan tidak sama dengan sampingnya itu sering
dinamakan KOZAK “ (Arya Chandra M, 8G. Lampiran 34), “ Pak Rudi terlalu banyak
85
aturan termasuk RAMBUT. Yang laki-laki pindah ke samping kalau rambutnya
panjang sedikit dan tidak sama dengan rambut sampingnya dinyatakan KOZAK
“. (Rahul Yoga Aditya, 8G. Lampiran 35), “ Pak Rudi terlalu banyak aturan termasuk
RAMBUT. Yang laki-laki pindah ke samping, kalau rambut panjang sedikit dan
tidak sama dengan rambut samping dinyatakan KOZAK “. (Tulus, 8G. Lampiran 36),
“ Pak Rudi tak pernah menjelaskan tentang SBK . Dia terlalu banyak aturan.
Dan saya juga tidak suka kalau dipotong Pak Rudi bila potongannya (KHOZAK) “.
(Ahmad Romadhon, 8G. Lampiran 37). “ Pak Rudi terlalu banyak aturan termasuk
RAMBUT, yang laki-laki pindah ke samping. Kalau ada rambut panjang langsung
dipotong karena yang rambutnya nggak sama ama yang samping langsung
dinyatakan KOZAK “. (Afif M.U, 8G. Lampiran 38), “ Pak Rudi itu orangnya sabar tapi
kalau menjelaskan tentang seni budaya ya budaya saja, nggak usah agama “.
(Sutikah, 8G. Lampiran 39), “ Jangan menanya sholat “. (Ilham Aditya A, 8D. Lampiran
40).
Lihatlah, 6 anak laki-laki yang bersahabat di satu kelas , akhlaqnya / wataknya sama
persis, apa yang mereka ucapkan pun sama. Mereka adalah Viky Dwi P, Arya Chandra
pernah juga misuhi gurunya, seperti Pak Sutikno pernah dipisuhi sama Tulus ketika beliau
sedang mengajar di kelas. Dan Pak Rudi (penulis) sendiri juga pernah dipisuhi oleh tiga
muridnya ketika menasehati mereka. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan ketika
masih kelas 8, sekarang kelas 9. Dan satu lagi anak laki-laki sudah lulus. Dan kisah yang
86
lainnya.
yang lain. Itu pun juga sudah melalui beberapa proses nasehat dan peringatan tapi tetap
Pada hari pertama kali masuk di semester ganjil ini penulis sudah minta maaf / minta ijin /
kesepakatan dengan anak-anak dan sudah disetujui bahwa anak putri di belakang atau
anak laki-laki di samping kanan dan perempuan di samping kiri (ini khusus untuk pelajaran
SBK, selainnya boleh kembali semula). Hal ini diusulkan oleh penulis kepada anak-anak (dan
sudah disetujui), karena penulis malu kalau anak putri semua di depan (karena bukan
mahromnya penulis), sementara kebiasaan penulis jika sedang menjelaskan itu berada di
tengah-tengah dekat bangku terdepan. Sehingga diusulkan agar laki-laki di depan atau lelaki
di samping kanan dan putri samping kiri, sehingga penulis bisa dekat dengan bangku laki-laki
di samping kanan.
ganjil ini sudah dijelaskan materinya, kemudian berlanjut dengan praktik (dua kali praktek
menggambar) itu pun anak-anak bukan main molor waktunya. Mayoritasnya malas
87
mengerjakan, sedangkan anak-anak yang rajin sudah dua karya selesai lalu menginjak karya
ketiga, sementara yang lain masih banyak belum mengerjakan karya pertama dan kedua.
mengabsen sholat lima waktunya satu hari tertentu sepekan sekali , dan sedikit memberi
nasehat dan motivasi agar menegakkan sholat lima waktunya. Termasuk juga menasehati
agar tidak qoza’. Maka itu sebabnya mereka tidak suka diingatkan sholatnya dan
Di sisi yang lain, ALHAMDULILLAH, masih ada satu dua anak yang fitrohnya masih
bagus, sehingga merasa senang dan mau menerima nasehat gurunya. Misalnya, mereka
mengatakan : “ Paham dengan agama selalu menanyakan sholat “ (Winna Abel Sari,
8G. Lampiran 41), “ Sangat mengetahui tentang agama dan sangat paham. Selalu
menanyakan waktu sholat agar teringat tentang sholat. Benci dengan kemaksiatan “ (Sabilla
Intani Rosada, 8G. Lampiran 42), “ Pak Rudi harus lebih menggiatkan tentang sholat
Alhamdulillah, penulis berharap kepada ALLOH ‘Azza wa Jalla, semoga ALLOH ‘Azza
wa Jalla memberi hidayah dan keistiqomahan pada anak-anak yang masih bersemangat
untuk mau dinasehati oleh bapak ibu gurunya. Itu pertanda bahwa mereka masih ingin
menjadi baik, sementara itu yang mereka marah dan menolak......semoga ALLOH ‘Azza wa
88
Jalla beri hidayah kesadaran pada diri mereka, aamiin.
Pembahasan berikutnya adalah terkait dengan data yang ada di Kuisioner, dimana
ada tiga pertanyaan yaitu nomor 1, 2 dan 6 yang terkait dengan rumusan masalah yang
pertama ini.
mencintai ALLOH dan Rosul – Nya, meskipun dengan kata-kata yang berbeda. Misalkan, “
Iyah karena itu Tuhan saya dan panutan saya “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “
Saya sangat mencinta ALLOH dan Rosul “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28).
Cinta kepada ALLOH dan Rosul – Nya adalah kata kunci dari seluruh perkara
kehidupan ini apabila seluruh hamba ALLOH ‘Azza wa Jalla mengaku sebagai seorang hamba
yang beriman kepada ALLOH dan Rosul – Nya dengan keimanan yang sempurna dengan
keimanan yang sejujur – jujurnya. Adakah keimanan yang tidak jujur ? Jawabannya : “ ADA
“. Bilamana seorang mengaku beriman kepada ALLOH dan Rosul – Nya , mengaku mencintai
ALLOH dan Rosul – Nya , akan tetapi mereka enggan atau tidak mau mengikuti Sunnah
ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Ali Imron ayat 31 - para ulama
menyebut ayat ini sebagai ‘ AYATUL MIHNAH ‘ yaitu ayat ujian - untuk menguji kejujuran
89
َّ ٱّللُ َويَ ۡغ ِف ۡر لَ ُك ۡم ذُنُوبَ ُك ۡم َو
ٞ ُٱّللُ َغف
٣١ يمٞ ور َّر ِح َّ َقُ ۡل إِن ُكنت ُ ۡم ت ُ ِحبون
َّ ٱّللَ فَٱتَّبِعُونِي يُ ۡحبِ ۡب ُك ُم
Katakanlah, “ Jika kamu (benar-benar) mencintai ALLOH, ikutilah aku, niscaya ALLOH
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu “. ALLOH Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Ali Imron 31)
Ayat yang mulia ini menjatuhkan hukuman kepada orang yang mengaku mencintai
ALLOH Subhanahu wa Ta’ala sedangkan dia tidak mengikuti jalan Nabi Muhammad
Shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang berdusta dalam pengakuannya itu sebelum
dia mengikuti syariat Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam seluruh
perbuatan dan perkataannya. Hal ini ditegaskan dalam hadits Shohih dari Rosululloh
Oleh karena itu, ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman , “ Jika kamu mencintai
ALLOH , ikutilah aku, niscaya ALLOH mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu “. Jadi , kamu
akan memperoleh suatu hasil yang ada di balik tuntutan terhadapmu supaya kamu
mencintai – Nya , yaitu kecintaan Dia kepadamu yang lebih besar dari pada cinta kamu
kepada – Nya. Para ahli hikmah mengatakan , “ Persoalannya bukan kamu mencintai,
namun kamu dicintai “. Kemudian ALLOH berfirman , “ ALLOH Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang “. Yakni, lantaran kamu mengikuti Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam maka
90
kerosulannya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2006 : 504 – 505)
Diantara jawaban anak-anak , misalkan ada yang mengatakan : “ Saya lebih giat
beribadah dan berusaha untuk bisa menirunya “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “
Saya akan menjauhi larangannya “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Melaksanakan
perintahnya “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 24), “ Aku akan sholat lima waktu “ (M.
Pertanyaan ini juga sudah bisa dijawab dengan penjelasan pada pertanyaan
sebelumnya, yaitu : “ Apakah kalian mencintai ALLOH dan Rosul – Nya ? “. Maka,
dengan singkat penulis bisa jelaskan dengan menuliskan kembali firman ALLOH ‘Azza wa
Ayat ini sudah sangat jelas bahwa apabila seorang beriman mengaku benar-benar
sallam. Jika hal itu sudah dilakukan, maka ALLOH ‘Azza wa Jalla memberi dua jaminan, yang
91
*Pertanyaan nomor 6 : “ Kenapa kalian meninggalkan waktu-waktu sholat ? “
Jawaban atas pertanyaan ini cukup beragam, namun penulis hanya mengambil
untuk dibahas yang terpenting dari jawaban-jawaban itu - yang Insya ALLOH - cukup bisa
mewakili perkara-perkara yang lainnya. Diantara jawaban itu adalah : “ Niat saya tidak
meninggalkan tapi selalu ada halangan “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “
Karena berat sekali melakukannya “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Karena keasyikan
bermain “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Kecapekan kadang-kadang malas “ (Tegar
keringat setetes pun untuk menundukkannya. Coba kita lihat, kita perhatikan jawaban
Ternyata mereka mengaku mencintai ALLOH dan Rosul – Nya, mau berusaha
meniru dan mengikuti Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam serta menjauhi apa yang dilarangnya
dan melaksanakan apa yang diperintahkannya. Ternyata, mereka tidak konsekuen dan tidak
melaksanakan apa yang diucapkannya, baru sekedar di lisannya saja. Penulis sadar, bahwa
mereka ini masih sangat rapuh imannya. Jangankan dalam masalah qoza’, masalah perintah
sholat saja mereka belum mampu melaksanakan sholat lima waktunya dengan sempurna.
92
Masih banyak yang bolong, hari-harinya rata-rata 1 – 3 waktu paling banyaknya. Semua itu
terjadi lantaran mereka lebih memilih hawa nafsu dari pada taat kepada ALLOH ‘Azza wa
Jalla dan Rosul – Nya ‘Alaihishsholatu wassalam. Mereka meninggalkan sholat di atas
kejahilan dan hawa nafsu. Apabila mereka semua anak-anak dan kaum muslimin seluruhnya
mampu menegakkan sholat dan istiqomah di atasnya - Insya ALLOH - sholat yang mereka
tegakkan itu akan membekas pada akhlaq atau karakter atau watak dan perilakunya,
sehingga mereka tidak akan berbuat keji dan mungkar, bi ‘idznillah ! Insya ALLOH !
setelah melihat di lampiran tentang catatan sholat lima waktu – bahwa betapa
mencengangkan keadaan sholat lima waktunya anak-anak secara umum dan terutama anak-
anak yang dijadikan subyek penelitian. Betapa fakta ini telah menunjukkan kebenaran
Bahwa qoza’ itu dilarang oleh Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam , dan bahwasannya
siapa pun orangnya yang melakukan perbuatan qoza’ berarti dia telah berbuat
93
kemungkaran.
Dari pembahasan awal sampai akhir yang bersumber dari Tes Psikologi,
Kuisioner dan Absen Sholat Lima Waktu yang terkait dengan rumusan masalah yang
akhlaq pada peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017
akhlaq manusia. Bila sholatnya bagus dan terjaga sesuai dengan syariat yang dibawa oleh
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka akhlaqnya pun akan bagus. Karena di
dalamnya meliputi akhlaq kepada ALLOH ‘Azza wa Jalla, akhlaq kepada Nabi ‘Alaihishsholatu
Al-Ustadz Askari bin Jamal menjelaskan dalam tulisannya yang berjudul, “ Wasiat
94
memerintah anaknya untuk bertauhid yang merupakan kewajiban pertama bagi seorang
hamba yang diberi beban syariat, yang juga mengandung larangan berbuat syirik,
untuk menegakkan sholat. Sholat adalah ibadah yang paling sempurn dalam
*HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang penulis temukan terkait dengan masalah penyimpangan
perilaku secara umum (misalkan ; merokok dan miras) dan secara khusus terkait dengan
qoza’ (yang dibahas pada rumusan masalah ketiga, Insya ALLOH). Data penyimpangan
*Pertanyaan nomor 5 dan 10 : “ Siapakah teman akrab kalian, dan apakah dia
seorang perokok ? Apakah kalian juga merokok ? “
-Jawaban nomor 5 : “ Iya, Firmansyah, SMA Darul Ulum “ (Agustin D. Saputra, 9A.
Lampiran 19), “ Hudan dan Jefri, SMA Kembangbahu “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20),
“ Bagas, tidak suka merokok “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Bernat, merokok, SMK 2
95
merokok, sudah bekerja “ (M. Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “ Tidak merokok Fajir “ (Adi
Saputra, 9B. Lampiran 23), “ Syaiful, SMP N 2 Sugio, tidak merokok “ (Danda Saputra, 9B.
Lampiran 24), “ Derby, tidak merokok “ (D.Ruseno, 9B. Lampiran 25), “ Tidak merokok SMP
N 2 Sugio “ (Riyan B.F, 9B. Lampioran 26), “ Abidah, dia bukan merokok “ (Firnandah, 9C.
Lampiran 27), “ Akmal, kerja dia merokok, sudah lulus sekolah “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran
28), “ Bagus, merokok “ (M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Zein tidak rokok, Adi tidak
rokok “ (Tantowi Randa, 9F. Lampiran 30), “ Si. P “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 9F. Lampiran
-Jawaban nomor 10 : “Tidak, tapi kalau mencoba tau “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran
19), “ Iya pernah “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20), “ Tidak “ (M. Ali G, 9A. Lampiran
21), “ Tidak “ (M. Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “ Tidak “ (Adi Saputra, 9B. Lampiran 23), “
Tdk “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 24), “ Merokok “ (D. Ruseno, 9B. Lampiran 25), “ Tidak “
(Riyan B. F, 9B. Lampiran 26), “ Tidak “ (Firnandah, 9C. Lampiran 27), “ Iya saya mrokok “ (M.
Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Tidak “ (M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Tidak “ (Tantowi
Randa, 9F. Lampiran 30), “ No “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Iya “ (Tegar Yuda P, 9G.
Lampiran 32).
pernah mencoba sekali-kali “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Tidak / tidak “ (M. Yusuf Ohello,
9A. Lampiran 22), “ Tidak / tidak pernah “ (Adi Saputra, 9B. Lampiran 23), “ Tidak / tidak
96
pernah “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 24) , “ Tidak / tidak pernah “ (D. Ruseno, 9B.
Lampiran 25), “ Tidak / tidak pernah “ (Riyan B. F, 9B. Lampiran 26), “ Tidak / “ (Firnandah,
9C. Lampiran 27), “ Tidak pernah / o “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Tidak pernah / tidak
pernah “ M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Tidak pernah / tidak pernah “ (Tantowi
Randa, 9F. Lampiran 30), “ Tidak / 0 kali “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Tidak pernah
*PEMBAHASAN
-Pertanyaan nomor 5 dan 10 : “ Siapakah teman akrab kalian, dan apakah dia
Pengaruh seorang teman memang sangat besar terhadap diri seseorang yang
menjadi sahabatnya, hingga menjadikan seseorang itu akan serupa atau mirip dengan orang
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan pesan terkait hal ini. Hadits
dari Abu Musa Al-Asy’ari Rodhiyallohu ‘anhu menyebutkan perumpamaan teman baik
97
ْك إِ َما أ َ ْن يُحْ ِديَكَ َوإِ َما ِ ام ُل ْال ِمس ِ فَ َح، ْك َونَافِخِ ْال ِكي ِْر ِ ام ِل ْال ِمس ِ وء َك َح
ِ س ُ يس ال ِ صا ِلحِ َو َج ِل
َ يس ال ِ إِنَ َما َمث َ ُل ْال َج ِل
ِ َونَافِ ُخ ْال ِك، ًطيِ َبة
ًير إِ َما أ َ ْن َيحْ ِرقَ ثِ َيا َبكَ َو ِإ َما أ َ ْن ت َِجدَ ِم ْنهُ ِر ْي ًحا ُم ْنتِنَة َ ع ِم ْنهُ َو ِإ َما أ َ ْن ت َِجدَ ِم ْنهُ ِر ْي ًحا
َ أ َ ْن ت َ ْبت َا
“ Sesungguhnya permisalan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang jelek seperti
pembawa misik dan pandai besi. Seorang pembawa misik, bisa jadi engkau akan peroleh
darinya (diberi) misik, bisa juga engkau membelinya, bisa juga sekedar mendapat aroma
wanginya. Adapun pandai besi, bisa jadi pakaianmu yang terbakar atau dirimu mendapat
aroma yang tidak sedap “. (Muttafaqun ‘alaihi)
ُ الَمَرَ َُءَعلىَدينَخليلهَفلين
َُ ظرَأح ُد ُكمَمنَيُخال
َل
“ Seseorang bergantung pada agama teman dekatnya. Maka dari itu, perhatikan siapa yang
menjadi teman dekatnya “. (Lihat Ash-Shohihah, no. 927)
Jika anda ingin mengetahui seberapa kualitas seorang remaja, lihatlah siapa yang
menjadi teman pergaulannya sehari-hari. Begitu pula apabila anda hendak mengetahui
corak ragam pemikiran, keyakinan, dan manhaj dalam beragama seseorang, telisiklah siapa
teman dekatnya. [dinukil dari : Asy Syariah ; Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja, edisi
Guru yang Terbaik Guru Teladan umat ini hingga akhir zaman telah mengkhabarkan
telah memperingatkan kepada kita kaum muslimin seluruhnya tidak dibatasi oleh firqo-
firqoh atau kelompok-kelompok yang ada, agar senantiasa berhati-hati ketika menjadikan
seseorang teman akrabnya. Karena demikian berbahayanya teman dekat itu, hingga
mengumpamakan sebagai seorang “ Pandai Besi “ , yang akan membahayakan siapa pun
juga yang berada di dekatnya, minimalnya saja akan terkena bau asapnya yang tidak sedap.
Belum lagi kebinasaan yang lebih dahsyat lagi nanti di Hari Kiamat akibat memiliki teman
dekat teman akrab yang jelek, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi ‘Alaihishsholatu
wassalam.
98
*KESIMPULANNYA (untuk rumusan masalah yang kedua)
ALLOH ‘Azza wa Jalla berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45 :
Dan sudah kita ketahui, bahwasannya keadaan anak-anak didik secara umum
perilaku mereka yang ujung-ujungnya semua itu disebabkan oleh pelanggaran dari
kewajiban utama mereka yaitu menegakkan sholat lima waktu. Bila perkara ini
sudah dilalaikan dan ditinggalkan, maka yang terjadi adalah kerusakan akhlaq atau karakter
atau watak dan perilaku hidup manusia. Mereka akan cenderung untuk mengikuti hawa
nafsu -hawa nafsu mereka yang menyebabkan mereka akan terjatuh ke dalam lubang
Maka sudah semestinya, seorang pendidik baik dari kalangan guru-guru pengajar di
pondok-pondok pesantren atau pun di sekolah-sekolah umum serta para orang tua dari
anak didik ini, wajib atas mereka semua untuk memperhatikan siapa yang dijadikan teman
akrab dari anak-anak didik ini, bila mereka semua menghendaki keselamatan dunia kahirot
Untuk tujuan itu semua, maka pangkal persoalannya terletak pada sholatnya. Jika
memang ingin anak-anak didik ini jadi anak-anak sholih dan cerdas sukses dunia
akhirotnya, maka awali semua itu dengan membangun sholatnya, tentu setelah
99
dikokohkan aqidahnya. Kita sadari bahwa anak-anak didik kita ini di berbagai tempat
SANGAT RAPUH AQIDAHNYA sehingga mereka ini sangat mudah digoyang oleh angin
dan gelombang zaman, tidak punya pendirian yang kokoh. Sangat mudah terjatuh pada
fitnah syubhat dan syahwat. Begitu pula sangat senang meniru perbuatan orang-orang
jahiliyah dan orang-orang kafir, dan mereka merasa bangga bilamana bisa dan mampu
meniru perbuatan mereka dengan tanpa disaring terlebih dahulu dengan dalih bahwa itu
adalah bagian dari seni dan bagus untuk diamalkan atau dikerjakan, seperti mode rambut
qoza’. Dan perbuatan-perbuatan lain juga dianggapnya baik, seperti ; merokok, minum-
Penulis khawatir, jangan-jangan inilah suatu generasi yang dikhabarkan oleh ALLOH
‘Azza wa Jalla akan terjadi di akhir-akhir zaman. ALLOH Subhanahu wa Ta’ala berfirman
Namun, kita berharap kepada ALLOH ‘Azza wa Jalla semoga ALLOH menyelamatkan
anak-anak didik kita dan siapa pun yang dikehendaki – Nya. ALLOH ‘Azza wa Jalla berfirman
100
Dari dalil-dalil dan fakta-fakta yang penulis paparkan pada rumusan masalah yang
pada peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018
“, bahwa ternyata fakta menunjukkan adanya pengaruh yang negatif terhadap perilaku
manusia manakala mereka telah melalaikan atau meninggalkan sholat lima waktunya.
C.Deskripsi pengaruh sholat terhadap seni mode rambut qoza’ pada peserta
*HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian tentang seni mode rambut qoza ‘ ini datanya terdapat di Kuisioner,
tiga bagian :
kalian dalam keadaan qoza’, lalu melarang kalian melakukannya, apakah kalian
“ Ternyata, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam sudah wafat dan Beliau telah
melarang kalian berbuat qoza’, kenapa kalian tidak mau mendengar dan mentaatinya
? “.
-Jawaban nomor 3 dan 4 : “ Bila ia berkata benar akan saya lakukan “, “ Karena itu
sunnah, sunnah itu tidak dikerjakan tak apa-apa “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “
101
Iya “, “ Karena sebelum melakukannya saya belum tahu “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran
20), “ Ya, Insya ALLOH saya akan menaatinya “, “ Karena jika saya potong gundul saya akan
malu “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Mau “, “ Karena, saya sudah pernah gundul “ (M. Yusuf
Ohello, 9A. Lampiran 22), “ “...”, “ Tidak tahu “ (Adi Saputra, 9B. Lampiran 23), “ Masi “, “
Tidak tahu “ (Danda Saputra, 9B. Lampiran 24) , “ Masih mencintai “, “ Tidak tahu “ (D.
Ruseno, 9B. Lampiran 25), “ Masi “ , “ Tidak tahu “ (Riyan B.F, 9B. Lampiran 26), “ Ya sangat
menyayanginya “, “ Karena sebelum diberitahu Pak Rudi saya tidak tahu “ (Firnandah, 9C.
Lampiran 27), “ Iya “, “ Saya mau mendengar dan mentaati perintah Rosululloh “ (M.
Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Mau “, “ ? “ (M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Mau “, “ ? “
(Tantowi Randa, 9F. Lampiran 30), “ ? “, “ Karena terlalu sukar larangannya “ (Teguh Yuda P,
9F. Lampiran 31), “ Iya “, “ Memotong rambut “ (Tegar Yuda P, 9G. Lampiran 32).
*Pertanyaan nomor 7 dan 8 : “ Kenapa kalian marah kepada P.Rudi yang telah
“ Apakah kalian juga marah kepada Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang
-Jawaban nomor 7 dan 8 : “ Saya tidak marah karena itu juga baik, tapi itu
hanyalah Sunnah Rosul “, “ Tidak “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “ Karena itu
dilarang oleh agama “, “ Tidak “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20), “ Saya tidak marah tapi
saya malu kalau tdk potong qoza’ “, “ Tdk “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Karena saya tidak
rela krn rambut saya sudah agak panjang “, “ Tidak “ (M. Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “
Tidak “, “ Tidak “ (Adi Saputra, 9B. Lampiran 23), “ Tidak “, “ Tidak “ (Danda Saputra, 9B.
Lampiran 24), “ Saya tidak marah “, “ Tidak “ (D. Ruseno, 9B. Lampiran 25), “ Tidak “, “ Tidak
102
“ ( Riyan B.F, 9B. Lampiran 26), “ Tidak “, “ Tidak “ (Firnandah, 9C. Lampiran 27), “ Saya tdk
marah “, “ Tidak marah “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Karena tidak mengajar agama
kok ngomong agama saja “, “ Nggak, kalau P.Rudi mara karena tidak mengajar
agama “ (M. Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Dikarenakan samean motong
rambut “, “ Nggak kalau, Pak Rudi mara karena tidak mengajar agama “ (Tantowi
Randa, 9F. Lampiran 30), “ Gk tau “, “ Tidak “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Karena
-Jawaban nomor 9 : “ Tidak meniru siapa-siapa itu hanyalah suara hati kecil
saya “ (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19), “ Gaya anak zaman sekarang “ Awang Thyo
H.W, (a. Lampiran 20), “ Tdk maniru siapa-siapa “ (M. Ali G, 9A. Lampiran 21), “ Teman “ (M.
Yusuf Ohello, 9A. Lampiran 22), “ Teman akrab “ (Adi Saputro, 9B. Lampiran 23), “ Teman “
(Danda Saputra, 9B. Lampiran 24), “ Meniru teman-teman “ (D. Ruseno, 9B. Lampiran 25), “
Teman akrab “ (Riyan B.F, 9B. Lampiran 26) , “ Tdk meniru siapa-siapa “ (Firnandah, 9C.
Lampiran 27), “ Meniru gaya hidup “ (M. Nurfaiz, 9C. Lampiran 28), “ Mengikuti zaman “ (M.
Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Orna gpondok santri “ (Tantowi Randa, 9F. Lampiran
30), “ Orang “ (Teguh Yuda P, 9F. Lampiran 31), “ Ikut jaman sekarang “ (Tegar Yuda P, 9G.
Lampiran 32).
*PEMBAHASAN
kalian dalam keadaan qoza’, lalu melarang kalian melakukannya, apakah kalian
103
mau mendengar nasehat Beliau dan mentaatinya ? “.
“ Ternyata, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam sudah wafat dan Beliau telah
melarang kalian berbuat qoza’, kenapa kalian tidak mau mendengar dan mentaatinya
? “.
Jawaban dari responden bermacam-macam, cuman ada dua jawaban yang sangat
mengejutkan bagi penulis, yang pertama : “ Bila ia berkata benar akan saya lakukan”,
yang kedua : “ Karena itu Sunnah, sunnah itu tidak dikerjakan tak apa-apa “.
Kedua jawaban itu adalah dari anak yang bernama Agustin D. Saputra kelas 9A.
Yang mengejutkan bagi penulis adalah Iman dan Ilmu si anak ini kepada Rosululloh
Shollallohu ‘alaihi wa sallam masih sangatlah rapuh. Betapa tidak ? Coba kita cermati
kembali, kalimat yang perlu kita garis bawahi adalah perkataan : “Bila ia berkata
benar..... “. SUBHANALLOH ! ALLOHU AKBAR ! Sangat tampak dari perkataan anak ini
bahwa ia ragu terhadap apa-apa yang diucapkan oleh Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam. Bagi
dia , ucapan Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam itu ada dua kemungkinan,
kemungkinan pertama bisa benar, kemungkinan kedua bisa salah. SUBHANALLOH !!!
Jadi, satu saat kalimat Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam bisa diterima, dan pada saat yang
lain bisa ditolak. SUBHANALLOH !!! Kalimat Agustin D. Saputra ini kelihatannya juga masih
belum selesai, bila dilanjutkan akan menjadi demikian, “ Bila ia berkata benar akan
Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam telah salah dalam perkataannya, atau itu hanya sunnah
104
Agustin D. Saputra - yang Insya ALLOH nanti akan dibahas berikutnya.
Selain itu, derajat Nabi diturunkan sama atau sederajat dengan kaum mukminin
pada umumnya, dimana kaum mukminin itu ucapannya adalah ada dua kemungkinan , bisa
diterima manakala sesuai dengan kebenaran , dan bisa ditolak bilamana menyelisihi
kebenaran.
Ketahuilah wahai kaum mukminin, ALLOH ‘Azza wa Jalla telah brfirman dalam surat
An-Najm ayat 3 – 4 :
سا ًء
َ صبَا ًحا َو َم
َ اء َ اء ؟ يَأ ْتِ ْينِ ْي َخبَ ُرال
ِ س َم َ أ َ ََل ت َأ ْ َمنُونِ ْي َوأ َنَا أ َ ِم ْي ُن َم ْن فِي ال
ِ س َم
“ Apakah engkau tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang
ada di langit ? Setiap pagi dan sore datang kepadaku khabar dari langit “. (Muttafaqun
‘alaih)
Akibat dari lemahnya iman ini - di samping juga lemahnya ilmu syar’i - maka mudah
sekali mendustakan atau meremehkan apa-apa yang dibawa oleh Nabi ‘Alaihishsholatu
wassalam. Termasuk juga perintah Nabi atau larangan Nabi mudah sekali untuk ditinggalkan
atau dengan kata lain ditolaknya dengan tanpa alasan yang benar.
Ketika ditanyakan oleh penulis kepada Agustin D. Saputra (9A) terkait dengan
105
ucapannya : “ Bila ia berkata benar akan saya lakukan “. Kurang lebihnya penulis
bertanya : “ Apa maksudnya kalimat ini ? “. Maka Agustin D. Saputra menjawab, kurang
ngaji saya tidak pernah ngajari seperti itu (maksudnya tentang larangan qoza’)
“. Penulis tanya : “ Jadi kalau kamu tidak bertemu langsung dengan Nabi , kamu
tidak percaya dengan hadits Nabi yang Shohih ? “. “ Ya, namanya orang Pak....”,
katanya, entheng. Penulis tanya lagi : “ Tinggi mana kedudukan Nabi dengan guru
ngajimu ? “. “ Tinggi Nabi “, katanya. “ Lalu kenapa kamu ngomong seperti itu ? “,
tanya penulis. Dia diam. Demikian ringkas ceritanya, meskipun masih ada pembicaraan yang
lain yang penulis tidak ingat semua perkataannya dengan detail (maaf, tidak direkam
pembicaraannya, karena dialog yang tiba-tiba dan tidak terduga terjadi pembicaraan yang
mengagetkan seperti ini). Maka cukuplah apa yang telah penulis tuliskan di atas sebagai
sebuah catatan.
Selanjutnya, dan telah terbukti sikap anak ini ketika disampaikan kepadanya tentang
larangan Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam terkait dengan larangan qoza’ , maka serta merta
anak ini menyombongkan diri dan meremehkannya, seperti ucapan dia : “ Karena itu
Sunnah, sunnah itu tidak dikerjakan tak apa-apa “. (Agustin D. Saputra, 9A. Lampiran 19).
SUBHANALLOH !
Dia telah meremehkan Sunnah di atas kesalah-fahaman dan kejahilan dia tanpa mau
bertanya dulu.....Sunnah itu apa ? Padahal, pada suatu kesempatan dan di kesempatan-
kesempatan yang lain sudah sering penulis sampaikan kepada seluruh anak didik yang diajar
106
oleh penulis bahwa perkara itu dilarang oleh Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam dalam Hadits
َسولَُهللاَصلىَهللاَُعليهَوَسلمَعنَالقزع
ُ َنهىَر:ََقال،َعمرَرضَيَهللاَُعن ُهما
ُ ََعنَابن. )1646 (
َ َ ُمتفق َعليه.
.
Dari Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata : ” Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa
sallam melarang untuk membuat jambul “. (HR.Al-Bukhori dan Muslim)
Dua hadits ini sangat gamblang dan jelas larangan terhadap qoza’,sementara Agustin
D. Saputra (9A) salah faham dalam memahami istilah sunnah dan menempatkannya pada
tempat yang salah. Sunnah yang dia maksudkan itu adalah jika diamalkan akan
mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan tidak mengapa. Padahal, Sunnah yang melekat
pada larangan terhadap qoza’ itu adalah perintah Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam
untuk meninggalkannya, sedangkan perintah Nabi ini bersifat wajib untuk ditaati
dan dikerjakan. Sedangkan hukum qoza’ itu sendiri adalah hukum asalnya makruh,
namun apabila diniati untuk meniru perbuatan orang-orang jahiliyah dan orang-
orang kafir, maka berubah menjadi harom. Demikian yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh
107
Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin Rohimahullohu Ta’ala dalam kitab Syarhul Mumti’.
Mari kita lihat komentar anak yang lainnya : “ Ya, Insya ALLOH saya akan
menaatinya “, “ Karena jika saya potong gundul saya akan malu “ (M. Ali G, 9A. Lampiran
21). Ternyata ucapan M. Ali Gufron ini hanya sekedar ucapan tanpa direalisasikan , artinya
sekian waktu telah berlalu...sekian hari dan pekan yang ada telah sirna...tidaklah
OLOK ‘ gurunya yang telah menasehati mereka dengan baik. Kalau ada alasan “ Jika saya
potong gundul saya akan malu “, sungguh dia ini tidak sadar bahwa potongan dia yang
qoza’ itu.......itu saja sudah gundul sebagian rambut kepalanya, tapi kenapa dia tidak malu ?
Sangat mudah menjawabnya, karena dia dan mereka memperturutkan hawa nafsunya dan
merasa bangga dengan perbuatan yang demikian itu. Dan mereka yang beralasan tidak
tahu.....sesungguhnya mereka bohong, karena sudah sejak kelas 8 dulu sudah penulis
nasehati dan diingatkan tentang larangan qoza’ itu akan tetapi mereka terus ndablek hingga
*Pertanyaan nomor 7 dan 8 : “ Kenapa kalian marah kepada P.Rudi yang telah
“ Apakah kalian juga marah kepada Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang
Mari kita perhatikan baik-baik ucapan dua anak ini yang - Insya ALLOH - akan
penulis paparkan dan penulis bahas pada kesempatan ini. Ucapannya adalah untuk
108
menjawab pertanyaan nomor 7 dan 8 : “ Karena tidak mengajar agama kok ngomong
agama saja “, “ Nggak, kalau Pak Rudi mara karena tidak mengajar agama “ (M.
Fatkur Rohman, 9F. Lampiran 29), “ Dikarenakan samean motong rambut “, “ Nggak
kalau, Pak Rudi mara karena tidak mengajar agama “ (Tantowi Randa, 9F. Lampiran
30).
Sesungguhnya, mereka berdua ini (Fatkur dan Tantowi) tidak sadar - karena
mengikuti hawa nafsu - bahwa mereka ini telah MARAH kepada Rosululloh Shollallohu
‘alaihi wa sallam yang telah melarang mereka dari perbuatan qoza’ itu. Namun, kemarahan
Sebenarnya, nasehat itu tidak cukup satu hari dua hari , kurang lebih sudah dua tahun ini
nasehat itu diberikan , akan tetapi hawa nafsu mereka tidak bisa dihentikan. Ibaratnya, “
Mereka juga berani memberi julukan dan memanggil penulis dengan sebutan “ QOZA’
“.Itulah yang terjadi. Kenapa akhlaq mereka demikian rusaknya ? Amat disayangkan, mereka
melakukan yang demikian itu dengan anggapan bahwa itu adalah seni keindahan mode
Mari kita perhatikan baik-baik ucapan mereka : “ Karena tidak mengajar agama
kok ngomong agama saja “. SUBHANALLOH ! Dua anak ini (Fatkur dan Tantowi) tidak
sadar, mereka melakukannya di atas kejahilan atau kebodohan dan hawa nafsu. Bukankah
seorang guru itu selain sebagai seorang pengajar juga sebagai seorang pendidik dan
109
pembimbing anak-anak didiknya ? Walaupun mereka para guru itu bukan bidangnya
Pendidikan Agama Islam, namun tetap melekat pada diri-diri mereka itu sifat pendidik dan
pembimbing ke Jalan yang diridhoi oleh ALLOH Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga mau tidak
mau seorang guru wajib membekali dirinya - walaupun tidak mengajar Pendidikan Agama
Islam - dengan Ilmu Agama Islam yang lurus seperti yang dibawa oleh Rosululloh Shollalohu
‘alaihi wa sallam, agar mereka bisa menjauhkan anak-anak didiknya dari neraka dan
membimbing mereka ke Surga – Nya ALLOH Subhanahu wa Ta’ala. Inilah makna sukses yang
sesungguhnya.
Apabila dirunut kembali, kenapa sampai muncul statemen demikian ini ? Jawabnya
mudah. Lihat saja data absensi sholat lima waktu mereka berdua ini (pada lampiran nomor
47). Sesungguhnya mereka ini marah bila dinasehati agar mereka ini menegakkan sholat
lima waktu dan jangan melakukan qoza’. Hal ini dilakukan oleh penulis di awal pelajaran di
kelas sebelum masuk ke materi seni budaya, selalu disempatkan sebentar untuk mengecek
dan mencatat sholat lima waktu mereka dalam sehari sepekan sekali. Hal ini dilakukan oleh
penulis karena kondisi sholat lima waktu mereka ini SANGAT PARAH!!! . Bila ada
satu anak saja yang sempurna lima waktunya di kelas itu, hal ini sudah luar biasa bagusnya.
Kenapa ? Karena mayoritas anak-anak didik ini telah melalaikan dan meninggalkan sholat
lima waktunya. Sementara di sisi yang lain mayoritas para guru tidak peduli alias cuek atas
kondisi anak-anak yang demikian ini. Ketika penulis tanya pada mereka di kelas-kelas yang
diajar oleh penulis dengan pertanyaan, kurang lebihnya : “ Siapakah diantara guru-guru
kalian yang melakukan seperti apa yang dilakukan oleh P. Rudi, dengan
mengecek dan mencatat sholat lima waktu kalian ? “. Ternyata, tidak satu pun dari
mereka para guru yang melakukan seperti apa yang dilakukan oleh penulis. Kalau kondisinya
sudah seperti ini.....semua guru cuek saja, lantas anak-anak dibiarkan mencari jalannya
110
sendiri........apa kira-kira yang akan terjadi ? Inilah realitasnya !!! Maka, besar rasa cinta
penulis pada anak-anak didik sehingga penulis tanyakan kepada mereka. Bahkan cinta
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka kaum mukminin semuanya jauh
lebih besar dari pada cinta penulis kepada anak-anak didik ini. Sehingga Rosululloh
Kembali lagi pada ucapan anak-anak ini, apabila dibalikkan dan disandarkan pada diri
Rosululloh bisa jadi demikian ucapan mereka, kurang lebihnya : “ Rosululloh kan guru
agama, kenapa kok ngomong soal seni budaya ? Misalkan, melarang seni
ini, melarang itu dalam berkesenian “. Sungguh , anak-anak ini merasa sok pinter dari
pada Rosululloh ‘Alaihishsholatu wassalam. Padahal, telah jelas Rosululloh Shollallohu ‘alaihi
wa sallam melarang hal yang demikian itu dalam haditsnya yang shohih.
Dalam hadits shohih yang lain, Nabi ‘Alaihishsholatu wassalam juga bersabda :
111
bernyawa akan masuk Neraka, dimana setiap gambar bernyawa yang dahulu dia
buat diberi nyawa kemudian gambar ini menyiksanya di dalam Neraka
Jahannam “. Ibnu Abbas Rodhiyallohu ‘anhuma berkata : “ Apabila kamu harus
menggambar , maka gambarlah pohon atau sesuatu yang tidak bernyawa “. (HR. Al-Bukhori
dan Muslim)
Kedua hadits di atas sangat jelas bahwa SANG GURU TELADAN telah
memperingatkan murid-muridnya (yaitu para shohabat) secara khusus dan kaum muslimin
secara menyeluruh hingga hari kiamat agar mereka tidak menggambar makhluk bernyawa,
baik dengan menggunakan; pensil, ballpoin, pensil warna, kamera HP, atau yang lainnya.
Bukankah gambar itu bagian dari seni budaya ? Dan perlu diketahui bersama, bahwa
larangan Nabi itu ditujukan kepada kita semuanya, sebab tidaklah mungkin para shohabat
akan melanggar larangan Nabi dengan menggambar makhluk bernyawa. Sehingga, larangan
itu lebih pantas ditujukan kepada kita kaum muslimin semuanya yang masih suka melanggar
Apakah kedua anak itu (Fatkur dan Tantowi) akan mengatakan kepada Nabi
jangan ngomong tentang seni budaya dan jangan pula melarang kami
untuk potong seni mode rambut qoza’ karena itu tidak termasuk
Di antaranya ada yang menjawab; gaya anak jaman sekarang, teman akrab,
112
meniru gaya hidup, tidak meniru siapa-siapa. Diantara yang paling nyleneh, lagi-lagi
komentar Agustin D. Saputra , dia menjawab : “ Tidak meniru siapa-siapa itu hanyalah suara
hati kecil saya “ (lampiran 19). Sebelum membahas yang lain, penulis dahulukan ini karena
Perlu diketahui, bahwa ketika Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam masih hidup
- hari ini sudah 13 Shofar 1439 H / 2 Nopember 2017 M, ketika penulis membuat
pembahasan ini - Beliau ‘Alaihishsholatu wassalam telah menjumpai (kurang lebih 1400
tahun yang telah lalu ) seorang anak kecil telah dipotong qoza’ yaitu rambut kepala kanan
dan kiri digundul sedangkan yang tengahnya mulai dari depan hingga tengkuk / belakang
dibiarkan utuh. Lalu sekarang di masa ini kenapa muncul kembali ? Siapakah yang
membawa perilaku semacam itu ? Ketahuilah, perbuatan qoza’ itu adalah perbuatan orang-
orang jahiliyah dan orang-orang kafir, dan syaithonlah - dari jenis Jin dan Manusia - yang
Sehingga tidaklah benar apa yang diucapkan oleh Agustin D. Saputra dan teman-
teman yang lain bahwa perbuatan itu tidak meniru siapa-siapa, apalagi dari suara hati
kecilnya. Bila itu benar, maka syaithon telah membisikkan ke dalam hatinya. Sebelum anak-
anak sendiri, yang lain juga banyak yang sudah melakukannya, baik anak-anak sekolah yang
tua maupun yang muda, dibarengi pula dengan menyemir rambutnya. Jika alasannya
meniru “ Gaya anak jaman sekarang “ (Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20), apakah
diperbolehkan dengan alasan ini hanyalah karya seni budaya tidak ada hubungnnya dengan
syariat agama Islam ? Apakah seni mode rambut qoza’ bagian dari seni budaya ?
Dari paparan sebelumnya sudah jelas, bahwa seni mode tata rambut qoza’ itu
113
tidak bisa berdiri sendiri, namun ia dibatasi oleh aturan ALLOH Subhanahu wa Ta’ala agar
Sedangkan pertanyaan : “ Apakah seni mode rambut qoza’ bagian dari seni budaya?“.
Secara umum, mereka - para pelaku qoza’ - menganggap bahwa qoza’ itu termasuk bagian
dari seni budaya. Buktinya apa ? Coba kita perhatikan prinsip-prinsip seni yang diakui
sebagai tolak ukur untuk menimbang sesuatu itu masuk bagian seni budaya atau tidak.
1).Faktor Unity (kesatuan). Kesatuan yang dimaksud disini adalah kesatuan yang ditinjau
dari segi penataan / pengaturan / penerapan atau rangkaian hingga bend-benda yang diatur
dalam gambar satu sama lain saling mendukung.....dst. Nah, tata rambut qoza’ itu apabila
cara menata dan mengatur potongan-potongan rambutnya - terkait dengan panjang dan
pendeknya - antara bagian satu dengan yang lain maka akan muncul kesatuan di antara
tatanannya.
2).Balance (keseimbangan). Yang dimaksud adalah cara mengatur beberapa benda atau
bidang dalam satu bidang kertas gambar agar hasilnya serasi dan harmonis. Pada tata
rambut qoza’ ini sudah jelas mengandung unsur balance (keseimbangan) karena kedua sisi
kepala - kanan dan kiri - dicukur gundul sedangkan yang tengahnya ditinggalkan / disisakan
panjang mulai dari depan kepala hingga tengkuk. Karena memiliki sifat yang demikian ini -
ada keseimbangan kanan dan kiri digundul - maka disebutlah dengan qoza’. Tentang
pengertian qoza’, sudah lewat penjelasannya di Bab Kajian Pustaka. Potong qoza’ ini lebih
mencirikan ‘ Keseimbangan Simetris ‘ , yaitu seimbang antara kanan dan kiri. Walaupun ada
juga yang pakai keseimbangan asimetris. Contohnya, penulis pernah menjumpai seorang
114
pemuda yang separuh bagian kanan kepala digundul plonthos, sedangkan bagian kirinya
3).Irama. Irama dalam pengertian visual dapat dirasakan karena ada faktor pengulangan di
atas bidang atau dalam ruang....dst. Potong qoza’ dengan berbagai macam variasi-variasinya
yang bisa kita temukan di tengah-tengah masyarakat, maka kita bisa lihat bahwasanya qoza’
ini juga mengandung unsur irama karena ada bagian –bagian yang berulang di tempat yang
4).Faktor Emphasis (pusat daya tarik) maksudnya adalah pusat perhatian dari seluruh
rangkaian.....dst. Yang jelas, potong qoza’ ini ada bagian tertentu yang dijadikan pusat
perhatiannya, terutama pada bagian jambulnya yang dibikin lebih panjang dari pada yang
lainnya - ditambah lagi - pada bagian jambulnya disemir dengan warna yang mereka suka.
5).Prinsip Keselarasan (Harmoni). Keselarasan atau keserasian akan timbul dengan adanya
kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya pertentangan (ini menurut teori seni). Namun,
justru menurut mereka - para pelaku qoza’ - keserasiannya itu dibangun atas dasar
pertentangan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Artinya, sudah jelas
tampak pada ciri qoza’ ini bahwa pasti ada bagian yang paling panjang dan ada bagian yang
digundul plonthos. Sehingga menurut mereka keserasian seni mode rambut qoza’ itu
dibangun dengan adanya kontradiktif antara panjang dan pendeknya. Demikian itulah
jiwa mereka yang penuh pertentangan, penuh gejolak, dan inginnya merdeka –
bebas dari segala aturan. Dibarengi pula dengan gaya hidup yang suka-suka, ‘ apa
maunya gue ‘.
115
Ketahuilah, apa-apa yang dilarang oleh Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam
‘Alaihishsholatu wassalam telah bersabda (yang maknanya): Dari Ibnu Umar Rodhiyallohu
‘anhuma, ia berkata : “ Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam melihat seorang anak yang
telah digundul sebagian rambutnya dan sebagian yang lain dibiarkan, kemudian Beliau
Cukurlah semuanya atau biarkanlah semuanya “. (HR. Abu Dawud dengan sanad-sanad yang
yang ketiga ini yaitu “ Deskripsi pengaruh sholat terhadap seni mode rambut qoza’ pada
peserta didik SMP N 2 Sugio semester ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018 “, bahwa ternyata
fakta menunjukkan adanya pengaruh terhadap perilaku seni mode rambut qoza’, manakala
mereka telah melalaikan atau meninggalkan sholat lima waktunya, sehingga perilakunya
menyimpang seperti berbuat qoza’. Seni mode rambut qoza’ termasuk salah satu bentuk
dari bentuk- bentuk penyimpangan perilaku dan termasuk pula kemungkaran sehingga
wajib untuk dicegah atau dihilangkan kemungkaran itu. Karena termasuk kemungkaran,
116
*TINDAKAN KELAS
Untuk mengatasi kemungkaran ini, maka penulis menjalankan apa yang
1).Memberi nasehat
Hal ini selalu dilakukan oleh penulis setiap awal pelajaran ketika mengabsen
kehadiran, mengabsen sholat lima waktunya, dan mengontrol serta menasehati anak-anak
didik yang masih qoza’. Dilakukan oleh penulis sejak hari pertama masuk pada semester
ganjil tahun pelajaran 2017 – 2018. Bahkan, secara umum sudah dimulai oleh penulis sejak
mereka masih kelas 8 (menasehati tentang qoza’nya). Tapi, sampai hari ini belum bisa
mengubah keadaan secara umum, walaupun ada diantara mereka yang sudah sadar dan
qoza’ tidak mencatat tanggal pemotongannya. Ada diantara mereka yang mau dipotong
oleh penulis untuk sekedar dihilangkan sebagian qoza’nya dengan harapan mereka nanti di
rumah potong sendiri yang lebih baik, tidak qoza’ lagi. Namun ada juga yang kembali potong
qoza’ lagi. Ada juga yang rambutnya gondrong, dinasehati agar potong yang pendek dan
tidak qoza’, tapi justru ‘ NGECE ‘ malah dia potong qoza’. Ada juga yang lari tidak mau
3).Membuat perjanjian
117
Bentuk yang ketiga ini sedikit lebih tegas untuk menyikapi kemungkaran itu. Nasehat
dalam waktu lama sudah dilakukan oleh penulis. Memotong langsung sudah pula dilakukan.
Memberi kesempatan pada anak didik untk potong sendiri di rumah juga sudah dilakukan.
Namun, belum bisa memberi hasil yang optimal. Sebagian anak mau menurut, namun
qoza’ yang lebih ‘ SANGAR ‘. Bahkan, berani mengucapkan kalimat yang kasar terhadap
gurunya. Berani pula memanggil gurunya (penulis) dengan panggilan “ QOZA’ “, sebagai
Bentuk perjanjiannya dengan siswa yang qoza’ (yang dijadikan subyek penelitian)
bisa dilihat pada lembar KUISIONER masing-masing anak. Bentuk perjanjian itu dibuat
dengan maksud supaya mereka ada perhatian yang lebih serius tentang persoalan qoza’ itu,
pelajaran seni budaya untuk sekedar menasehati mereka agar tidak melakukan qoza’ karena
itu salah satu bentuk diantara bentuk-bentuk kemungkaran, dan itu termasuk dosa. Tapi
aneh, mayoritas anak didik justru menuduh penulis ngajar agama, disebabkan
Ketika mereka mau berjanji, tapi sayang mereka ingkar janji. Ada juga yang terang-
terangan ngomong tidak mau memotongnya karena sayang sama rambutnya. Diantara 14
anak yang diteliti, hanya ada 3 anak yang mau potong, yaitu : Danda Saputra (9B, sudah
potong, senin 23 Oktober 2017), D. Ruseno (9B, belum potong tapi qoza’nya nggak begitu
tampak karena sudah mulai panjang, masih ada sedikit bekas semirnya, senin 23 Oktober
2017. Namun pada kesempatan yang lain sempat dipotong oleh penulis), dan Firnandah
118
(9C, sebelumnya pernah dikeluarkan dari kelas karena belum potong, selasa 24 Oktober
119
BAB V
PENUTUP
A.SIMPULAN
Kelas, penulis mengambil kesimpulan terhadap penelitian karya ilmiah ini yang berjudul : “
Pengaruh Sholat Terhadap Pembentukan Karakter Atau Akhlaq Hubungannya Dengan
Penyimpangan Perilaku Berupa Seni Mode Rambut Qoza’ Pada Peserta Didik SMP N 2 Sugio
Apabila sholat lima waktunya ditegakkan maka karakter atau akhlaqnya akan
“ Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat atom rasa
sombong “.
Kemudian Beliau bersabda :
B.MANFAAT PENELITIAN
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan secara umum dan para pemerhati dunia seni secara
121
khusus, baik secara teoritis maupun praktis.
1).Manfaat Teoritis :
a.Menambah khazanah keilmuan seni budaya yang berpondasikan IMAN DAN TAQWA yang
bersumber dari AL-QUR’AN, AL-HADITS dan IJMA’ ULAMA, baik di lingkungan SMP N 2 Sugio
b.Mengembangkan literatur dan wacana seni budya yang terkait dengan masalah
pembentukan karakter atau akhlaq di tingkat SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi.
2.Manfaat Praktis
a.Sebagai bahan pertimbangan dan studi banding bagi pemerhati dunia pendidikan secara
umum maupun secara khusus bagi para pengajar seni budaya dan para seniman atau pun
terkait dengan karakter atau akhlaq sekaligus memperkaya wawasan keilmuan dalam
c.Untuk membuka wacana baru bagi para pengajar seni budaya dan para seniman secara
khusus dan kaum muslimin seluruhnya secara umum bahwasannya Syariat Islam punya
prinsipnya orang-orang kafir dalam berkesenian dimana prinsip mereka adalah “ ART FOR
ART (seni untuk seni) “. Prinsip ini sangat berbahaya bagi kaum muslimin karena
122
prinsip ini adalah menghalalkan segala cara yang penting hawa nafsunya
terpuaskan.
d.Secara lebih khusus lagi, para pengajar seni budaya harus membentengi dirinya dengan
Ilmu Agama Islam yang benar yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan
pemahaman para Salafush Sholih Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar dia bisa membentengi
dirinya sendiri dan anak-anak didiknya dari murka ALLOH Subhanahu wa Ta’ala. Sebab,
pengajar seni budaya khususnya dan para seniman pada umumnya sangat minim dengan
Ilmu Agama Islam yang pada akhirnya akan sesat dan menyesatkan orang lain terutama
anak-anak didiknya.
e.Dengan tulisan ini sedikit memperingatkan kita semua kaum muslimin bahwasannya
semua perbuatan kita baik yang terkait dengan dunia seni secara khusus maupun perbuatan
di luar seni secara umum semua itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh ALLOH
Subhanahu wa Ta’ala nanti di Hari Kiamat. Satu contoh : ketika ada seseorang melukis atau
menggambar atau memotret makhluq bernyawa (manusia atau hewan) dengan kamera HP
hadapan ALLOH Robbul ‘aalamiin pada Hari Kiamat (ketika dia diperintahkan oleh
ALLOH untuk memberi nyawa atau menghidupkan apa yang telah dia gambar / potret) ???
C.SARAN
1.Kepada para guru seni budaya dan para seniman, hendaknya Beriman dan Bertaqwa
123
2.Kepada para guru seni budaya dan para seniman, hendaknya mengikuti SANG GURU
berkesenian.
3.Kepada para guru seni budaya dan para seniman, hendaknya membekali dirinya dengan
ILMU AGAMA ISLAM yang benar yang bersumber dari AL-QUR’AN DAN AL-HADITS DAN
IJMA’ ULAMA dengan pemahaman para Salafush Sholih Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam
perkara berkesenian.
124
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhori.2008. Syarh Shohihul Bukhori. Pensyarh : Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-
‘Utsaimin. Mesir Al-Arobiyyah: Pustaka Ath-Thobari.
Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib.2006. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jilid I. Jakarta : Gema
Insani.
Askari.2017. “ Wasiat Untuk Amar Ma’ruf nahi Mungkar “, dalam Majalah Asy Syariah.edisi
119.vol.X / 1438 H / 2017.
125
Muhammad.2009. Jalan Golongan Yang Selamat. Penerjemah : Ainul Haris Umar Arifin, LC.
Jakarta : Darul Haq.
Syafruddin, Ayip.2014. “ Jangan Biarkan Dia Sendiri ‘, dalam Majalah Asy Syariah.edisi
104.vol.IX / 1436 H / 2014.
Syafruddin, Ayip.2014. “ Jangan Sia – Siakan Mereka “, dalam Majalah Asy Syariah.edisi
104.vol.IX / 1436 H / 2014.
Tohari, Amin dkk.2015. Modul Seni Budaya. MGMP Seni Budaya. Lamongan : CV. Wahana
Pustaka Mandiri.
126
LAMPIRAN - LAMPIRAN
127
20).Awang Thyo H.W, 9A. Lampiran 20
128
42).Sabilla Intan Rosada, 8G. Lampiran 42
129
BIODATA PENULIS
e.Jabatan : Guru
SURAT KETERANGAN
Nomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMP Negeri 2 Sugio Kabupaten
Lamongan, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
Jabatan : Guru
Demikian Surat Keterangan ini dibuat, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Kepala sekolah